kab/kota: Gunung

  • Menolak Jompo, Kakek di Jepang Catat Rekor Taklukkan Gunung Fuji di Usia 102

    Menolak Jompo, Kakek di Jepang Catat Rekor Taklukkan Gunung Fuji di Usia 102

    Jakarta

    Kokichi Akuzawa hampir menyerah saat mendaki untuk menjadi orang tertua yang mencapai puncak Gunung Fuji pada usia 102 tahun, sebuah pencapaian yang diakui oleh Guinness World Records setelah ia mencapai puncaknya pada awal Agustus.

    “Saya benar-benar tergoda untuk menyerah di tengah perjalanan,” kata Akuzawa kepada APNews.

    “Mencapai puncak itu sulit, tetapi teman-teman saya menyemangati saya, dan hasilnya baik. Saya berhasil melewatinya karena begitu banyak orang yang mendukung saya.”

    Akuzawa mendaki bersama putrinya yang berusia 70 tahun, Motoe, cucunya, suami Motoe, dan empat teman dari klub panjat gunung setempat.

    Rombongan pendaki berkemah selama dua malam di jalur pendakian sebelum pendakian mereka pada tanggal 5 Agustus ke puncak gunung tertinggi di Jepang, yang tingginya mencapai 3.776 meter.

    Akuzawa menambahkan bahwa ia tidak menganggap remeh gunung apa pun di usianya. “Lebih baik mendaki selagi masih bisa,” tambahnya.

    Bukan pendakian pertama

    Pendakian ini bukanlah pendakian Gunung Fuji pertama yang memecahkan rekor bagi Akuzawa. Ia berusia 96 tahun saat pertama kali menjadi orang tertua yang mendaki gunung paling terkenal di negara ini. Dalam enam tahun setelahnya, ia telah mengatasi masalah jantung, herpes zoster, dan jahitan akibat jatuh saat mendaki.

    Akuzawa menghabiskan tiga bulan berlatih sebelum pendakian Gunung Fuji, bangun pukul 5 pagi untuk berjalan kaki selama satu jam dan menaklukkan sekitar satu gunung setiap minggu, sebagian besar di sekitar Prefektur Nagano di sebelah barat Gunma di Jepang tengah.

    Dikelilingi oleh kerabat dan lukisan-lukisan pegunungan berbingkai di rumahnya di Maebashi, sekitar 240 km (150 mil) barat laut Tokyo, Akuzawa mengenang apa yang pertama kali menariknya ke pegunungan 88 tahun yang lalu. Meskipun keajaiban mencapai puncak tak terbantahkan, orang-oranglah yang membuatnya terus kembali.

    “Saya mendaki karena saya menyukainya,” katanya. “Mudah untuk berteman di gunung.”

    Lampaui batas fisik

    Akuzawa dulu menikmati pendakian solo, tetapi seiring menurunnya kekuatannya selama bertahun-tahun, ia lebih mengandalkan bantuan orang lain. Pendakian rekornya bulan lalu adalah ujian lain yang ia lalui dengan bantuan.

    “Gunung Fuji bukanlah gunung yang sulit, tetapi kali ini lebih sulit daripada enam tahun yang lalu. Lebih sulit daripada gunung mana pun sebelumnya,” katanya.

    “Saya belum pernah merasa selemah ini. Saya tidak merasakan sakit, tetapi saya terus bertanya-tanya mengapa saya begitu lambat, mengapa saya tidak punya stamina. Saya sudah lama melampaui batas fisik saya, dan hanya berkat kekuatan semua orang saya berhasil.”

    Akuzawa ditanya apakah ia akan mencoba mendaki Gunung Fuji lagi.

    “Saya ingin sekali terus mendaki selamanya, tetapi saya rasa saya tidak bisa lagi. Sekarang saya sudah setinggi Gunung Akagi,” katanya, merujuk pada puncak di dekatnya yang tingginya sekitar setengah dari Gunung Fuji dengan puncak 1.828 meter.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Alat Pantau Aktivitas Vulkanik Gunung Kelud Senilai Rp 1,5 Miliar Dicuri, Ini Dampaknya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        10 September 2025

    Alat Pantau Aktivitas Vulkanik Gunung Kelud Senilai Rp 1,5 Miliar Dicuri, Ini Dampaknya Surabaya 10 September 2025

    Alat Pantau Aktivitas Vulkanik Gunung Kelud Senilai Rp 1,5 Miliar Dicuri, Ini Dampaknya
    Tim Redaksi
    BLITAR, KOMPAS.com
    – Seperangkat alat pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Kelud yang ada di Stasiun Jura, stasiun pemantauan yang terletak di sisi selatan Kelud di wilayah Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, hilang dicuri.
    Petugas pemantauan Gunung Kelud, Budi Prianto mengatakan bahwa setidaknya terdapat 12 item peralatan yang terpasang di Stasiun Jura yang terletak di lereng Gunung Kelud sisi selatan hilang.
    “Beberapa hari lalu kita lihat alat di Stasiun Jura mati. Biasanya karena aki ngedrop atau panel tertimpa pohon tumbang. Setelah kita datangi, ternyata sudah dibobol maling,” kata Budi saat dikonfirmasi, Rabu (10/9/2025).
    Barang-barang yang dicuri tersebut, kata Budi, antara lain GNSS Leica GR30,
    seismic broadband certimus
    , kabel
    grounding tower
    , perangkat penangkal petir, kabel solar panel, 6 unit accu merek Panasonic, dan
    switch hub moxa.
    Budi mengatakan bahwa peralatan yang hilang tersebut bernilai sekitar Rp 1,5 miliar.
    Menurut Budi, pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Kelud secara umum masih dapat dilakukan karena masih ada sejumlah stasiun pemantauan lainnya.
    Namun, hilangnya peralatan di Stasiun Jura, kata dia, akan mengurangi akurasi analisis aktivitas vulkanik Gunung Kelud karena tidak melibatkan data yang dideteksi dari lereng sisi selatan.
    “Dapat dikatakan ini akan menghambat kemampuan pengamat dalam mendapatkan gambaran utuh aktivitas Gunung Kelud. Analisis menjadi kurang komprehensif,” ujarnya.
    Stasiun Jura yang letaknya tidak jauh dari jalur pendakian Gunung Kelud dari sisi selatan merupakan bagian dari sistem pemantauan vulkanik Gunung Kelud.
    Data dari sejumlah stasiun pemantauan, kata Budi, dikumpulkan untuk dianalisis dengan pengiriman melalui transmisi radio.
    Kaki Gunung Kelud di sisi selatan berada di wilayah utara Kabupaten Blitar, sedangkan sisi barat berada di wilayah Kabupaten Kediri.
    Gunung Kelud merupakan gunung berapi aktif meskipun sudah lebih dari 10 tahun tidak terjadi peningkatan aktivitas vulkanik hingga erupsi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Alat Deteksi Gunung Kelud Blitar Senilai 1,5 M yang Dicuri Belum 1 Tahun Terpasang

    Alat Deteksi Gunung Kelud Blitar Senilai 1,5 M yang Dicuri Belum 1 Tahun Terpasang

    Blitar (beritajatim.com) – Peralatan vital pendeteksi aktivitas vulkanik Gunung Kelud yang berada di Stasiun Jura, Blitar, kini tinggal kenangan. Alat canggih senilai Rp1,5 miliar itu telah raib digondol maling. Peristiwa ini makin ironis lantaran peralatan tersebut ternyata baru dipasang sekitar satu tahun lalu.

    Menurut Budi Prianto, Petugas Jaga Pos Pantau Gunung Kelud menyebut bahwa alat ini tergolong baru karena belum 1 tahun terpasang di lokasi tersebut. Awalnya pemasangan alat ini bertujuan untuk mengumpulkan data tambahan mengenai aktivitas Gunung Kelud dari sisi selatan.

    Namun belum setahun digunakan untuk mengumpulkan data, kini alat tersebut telah raib digondol maling. Jelas dengan kondisi ini analisis data aktivitas Gunung Kelud dari sisi selatan yakni Blitar terganggu.

    “Alat ini baru satu tahun belum genap setahun malahan terpasang disitu, karena awal-awalnya kan lebih konsentrasi di Gunung Keludnya saja terus kita geser ke selatan,” ucap Budi Prianto, Petugas Jaga Pos Pantau Gunung Kelud, Rabu (10/9/2025).

    Stasiun Jura merupakan bagian penting dari sistem pemantauan Gunung Kelud, khususnya untuk mengumpulkan data dari sisi selatan. Data yang terkumpul di stasiun ini dikirimkan ke pos pemantau melalui transmisi radio. Meskipun alat yang dicuri berfungsi sebagai cadangan data, keberadaannya sangat krusial untuk analisis yang lebih akurat.

    Diperkirakan alat deteksi ini sudah dicuri 3 hari sebelum ketahuan. Pasalnya selama 3 hari berturut-turut alat deteksi aktivitas Gunung Kelud tersebut sudah tidak mengirimkan data.

    “Ya, mudah-mudahan dikembalikan dengan tersiarnya berita ini,” Imbauannya.

    Kondisi Stasiun Jura sendiri memang tidak dijaga. Namun bangunan yang berukuran 3 kali 5 meter tersebut dikunci dengan gembok. Namun hal itu tidak menghalangi para maling untuk membobol bangunan tersebut.

    “Kebetulan itu lokasinya juga di dekat jalur pendakian, tapi saya pikir kalau yang mengambil pendaki enggak mungkin ya karena mereka jalan aja sudah kecapekan,” tegasnya.

    Kini kasus pencurian alat deteksi Gunung Kelud tersebut akan segera dilaporkan ke polisi. Namun pihak pos jaga Gunung Kelud berharap ada itikad baik dari pencuri untuk mengembalikan alat-alat penting itu. [owi/aje]

  • Pemprov DKI tetapkan 9 objek cagar budaya pada 2025

    Pemprov DKI tetapkan 9 objek cagar budaya pada 2025

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menetapkan sebanyak sembilan objek yang tersebar di wilayah ibu kota sebagai cagar budaya sepanjang 2025.

    Kepala Bidang Pelindungan Kebudayaan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Linda Enriany saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan objek yang ditetapkan sebagai cagar budaya itu terdiri dari bangunan, struktur, dan benda.

    Sejauh ini, Pemprov DKI telah menetapkan tujuh bangunan cagar budaya, satu struktur cagar budaya dan satu benda cagar budaya di lokasi yang berbeda-beda di Jakarta.

    Tujuh bangunan cagar budaya itu, antara lain Gereja Katolik Santa Theresia, gedung Kantor Pusat Konservasi Cagar Budaya, Sekolah Dasar Negeri Gunung 05 Pagi, dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Jakarta.

    Kemudian, ada pula Gedung Nusantara, Pantjoran Tea House, dan Menara Air Balai Yasa Manggarai.

    Sementara itu, satu objek yang ditetapkan sebagai struktur cagar budaya, yakni Makam Mohammad Husni Thamrin. Sedangkan satu objek lainnya yang ditetapkan sebagai benda cagar budaya, yaitu Patung Chairil Anwar di Perguruan Taman Siswa Cabang Jakarta.

    Menara Air Balai Yasa Manggarai yang berlokasi di Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, merupakan cagar budaya yang baru ditetapkan oleh Pemprov DKI pada Mei 2025.

    Menurut Linda, penetapan menara milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) tersebut sebagai bangunan cagar budaya dilakukan mengingat usianya yang sudah mencapai lebih dari 50 tahun.

    Menara tersebut didirikan pada 1920-an dengan model bangunan yang dipengaruhi gaya arsitektur nieuwe kunt atau arsitektur Hindia Baru pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

    “Menara Air Balai Yasa Manggarai memiliki bentuk yang unik, struktur bak airnya ditumpu oleh tembok bata dan hanya satu-satunya di Jakarta,” ujar Linda.

    Lebih lanjut, dia memaparkan menara tersebut menyimpan sejarah tersendiri, yaitu sebagai bagian dari perkembangan infrastruktur transportasi kereta api modern di Indonesia. Menara itu juga mewakili pembelajaran teknologi modern terkait infrastruktur dan air.

    Seperti diketahui, Pemprov DKI konsisten melakukan penetapan warisan budaya kebendaan menjadi cagar budaya sejak terbentuknya Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) pada 2014. Penetapan tersebut dilakukan sebagai bagian dari komitmen Pemprov DKI dalam melestarikan warisan sejarah dan budaya Jakarta.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 5
                    
                        Denpasar Lumpuh akibat Banjir di Bali, Balita dan Lansia Dievakuasi
                        Denpasar

    5 Denpasar Lumpuh akibat Banjir di Bali, Balita dan Lansia Dievakuasi Denpasar

    Denpasar Lumpuh akibat Banjir di Bali, Balita dan Lansia Dievakuasi
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Petugas siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar telah menerima laporan permintaan bantuan evakuasi korban banjir sejak Rabu (10/9/2025) dini hari.
    Sebagian besar wilayah Denpasar lumpuh terendam banjir akibat intensitas hujan tinggi yang mulai terjadi pada Selasa (9/9/2025).
    Di Perumahan Wiraraja, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara, tim melakukan evakuasi warga yang memerlukan penanganan medis.
    Daerah lainnya yang tergenang banjir, di antaranya area Laksamana, Nuansa Kori, Lembusora, Ahmad Yani Utara, Bedahulu, Kampung Jawa, Kebo Iwa, Sutomo, Gunung Agung, Pulau Biak I, dan Angantaka.
    “Awal pergerakan personel sempat menemui kendala karena banyak akses jalan yang tergenang banjir hingga tidak bisa dilintasi
    rescue truck.
    Tapi saat ini sudah ada di lokasi,” ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
    Sampai saat ini, tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar menyebar di lokasi yang terdampak parah.
    Area tersebut di antaranya Pulau Misol, Pulau Biak 1, Pura Demak, dan wilayah Teuku Umar.
    Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar dan unsur SAR lainnya dari BPBD serta PMI yang berada di Pulau Misol, hingga pukul 11.00 Wita, telah mengevakuasi dua balita, dua lansia, dan tiga orang dewasa.
    “Informasi lain dari klian di Pulau Biak 1, seluruh warganya telah berada di posisi aman di Balai Banjar. Kami mengalami keterbatasan jumlah personel dan rubber boat untuk bisa meng-cover seluruh daerah banjir. Upaya koordinasi dengan unsur SAR juga sudah dilakukan,” kata Sidakarya.
    Sementara itu, Kepala Kasi Operasi dan Kesiapsiagaan SAR Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Juni Antara, bersama tim melaksanakan upaya evakuasi di Teuku Umar.
    “Sampai dengan saat ini kami masih terus meng-
    update
    data dengan BPBD, terkait permintaan evakuasi atau pun data korban yang sudah terevakuasi, sehingga keseluruhannya bisa tersisir dan data pun tidak simpang siur,” ucap Juni Antara.
    Hingga siang hari ini, hujan deras masih mengguyur sebagian wilayah di Bali. Sejumlah akses jalan di Denpasar juga ditutup.
    Juni Antara meminta kepada warga yang berada di wilayah rawan banjir agar tetap berada di tempat aman.
    Apabila sudah ada tanda-tanda bahaya, agar segera evakuasi mandiri sebelum kondisi semakin parah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Alat Deteksi Gunung Kelud Blitar Rp1,5 Miliar Raib, Analisis Data Terganggu

    Alat Deteksi Gunung Kelud Blitar Rp1,5 Miliar Raib, Analisis Data Terganggu

    Blitar (beritajatim.com) – Alat pemantauan aktivitas Gunung Kelud yang dipasang di sisi selatan dan masuk wilayah Kabupaten Blitar hilang dicuri orang. Alat deteksi Gunung Kelud senilai Rp.1,5 miliar tersebut kini sudah raib digondol maling.

    Adapun peralatan yang hilang adalah GNSS Leica GR30, seismik broadband certimus, kabel grounding tower, penangkal petir, kabel solar panel, 6 unit accu panasonic, siwtch hub moxa. Akibat hilangnya pelataran tersebut aktivitas pemantauan Gunung Kelud menjadi terganggu.

    “Kita pantau sebelum kejadian, alat yg kita pasang mati, Biasanya kendala, aki ngedrop, panel ketutupan pohon, tidak nyangka, pas didatangi itu ternyata sudah dibobol maling,” Ungkap Budi, petugas pengamat Gunung Kelud, Rabu (10/9/2025).

    Sebuah stasiun pemantauan gunung api di sisi selatan Gunung Kelud ini, dikenal juga sebagai Stasiun Jura. Pencurian ini pertama kali diketahui setelah tim pengamat melihat adanya kejanggalan pada data transmisi.

    Setelah diperiksa ternyata alat pemantauan aktivitas gunung yang terpasang telah raib dicuri. Akibat pencurian itu kini pemantauan aktivitas gunung Kelud menjadi terganggu dan hanya mengandalkan manual.

    “Belum (laporan polisi), rencana siang ini Polsek mau kesana,” tegasnya.

    Stasiun Jura merupakan bagian penting dari sistem pemantauan Gunung Kelud, khususnya untuk mengumpulkan data dari sisi selatan. Data yang terkumpul di stasiun ini dikirimkan ke pos pemantau melalui transmisi radio. Meskipun alat yang dicuri berfungsi sebagai cadangan data, keberadaannya sangat krusial untuk analisis yang lebih akurat.

    “Untuk pemantauan secara umum belum terganggu, namun untuk analisis data sisi selatan agak terganggu,” jelas Budi.

    Meskipun sistem pemantauan utama masih berjalan, hilangnya alat cadangan ini menghambat kemampuan pengamat dalam mendapatkan gambaran utuh tentang aktivitas gunung.

    Saat ini, pihak pengamat gunung api belum membuat laporan resmi kepada polisi. Namun, rencananya, petugas pengamat akan melaporkan aksi pencurian ini ke Polsek Garum Kabupaten Blitar.

    “Alat yang hilang ini sebagai backup data sisi selatan, untuk pemantauan secara umum belum terganggu, untuk analisa data sisi selatan agak terganggu,” tandasnya. (Owi/ted)

  • Polisi Selidiki soal Video Viral Pria Tewas Usai Dibegal di Bogor

    Polisi Selidiki soal Video Viral Pria Tewas Usai Dibegal di Bogor

    Bogor

    Video seorang pria dibegal di kawasan Desa Rawakalong, Kecamatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, beredar di media sosial. Korban terlihat dibegal oleh tiga orang.

    Dalam video yang dilihat, Rabu (10/8/2025), korban mulanya seorang diri mengendarai sepeda motor. Peristiwa itu disebut terjadi pada Selasa (9/9).

    Kemudian korban dipepet oleh tiga orang berboncengan satu motor. Korban lalu diberhentikan oleh para terduga pelaku itu.

    Terlihat kedua penumpang segera turun dan seperti hendak mengambil barang milik korban. Terdengar korban berteriak meminta tolong.

    Namun tak ada warga yang ke luar rumah. Kondisi di sekitar lokasi kejadian juga sepi, tak ada satu pun orang selain terduga pelaku dan korban.

    Korban berusaha melarikan diri, tapi sempat terlihat diserang oleh terduga pelaku. Korban kemudian menyelamatkan motornya dan terjatuh.

    Sementara itu, ketiga pelaku terlihat segera melarikan diri tanpa mengambil motor korban. Dinarasikan korban sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong.

    Dikonfirmasi, Kapolsek Gunung Sindur Kompol Budi Santoso membenarkan kejadian tersebut. Dia telah menerima informasi kejadian begal yang terjadi di wilayahnya.

    “Info tadi malam begitu (kejadian begal),” kata Budi.

    Dia belum menjelaskan terkait kronologi kejadiannya serta barang apa saja dari korban yang hilang. Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait begal tersebut.

    “Masih lidik (penyelidikan) ini,” ungkapnya.

    (rdh/zap)

  • Pemkab Sumenep Awasi Pembelian Tembakau Petani oleh Gudang dan Pabrikan

    Pemkab Sumenep Awasi Pembelian Tembakau Petani oleh Gudang dan Pabrikan

    Sumenep (beritajatim.com) – Sejumlah gudang tembakau dan pabrikan di Sumenep mulai melakukan pembelian tembakau petani Sumenep. Karena itu, untuk memastikan pembelian tembakau berjalan sesuai aturan, Pemkab Sumenep mulai turun ke lapangan, melihat langsung proses pembelian tembakau petani.

    Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Sumenep, Moh. Ramli mengatakan, pengawasan tersebut melibatkan tim gabungan dari berbagai instansi. Selain DKUPP, juga Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), kemudian Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), serta instansi terkait lainnya.

    “Selama seminggu ini, kami mulai menyisir ke gudang dan pabrikan yang melakukan pembelian tembakau. Kami melakukan pengawasan secara langsung,” katanya, Selasa (09/09/2025).

    Ia menjelaskan, pengawasan tersebut merupakan amanat dari Peraturan Bupati (Perbup) tentang penatausahaan pembelian tembakau.

    “Jangan sampai petani kita ini dirugikan. Karena itu, kami melakukan pengawasan, apakah yang membeli tembakau itu sudah sesuai aturan main sesuai Perbup penatausahaan pembelian tembakau,” paparnya.

    Pengawasan tersebut juga mencatat tentang harga pembelian tembakau petani. Untuk tahun 2025, titik impas harga tembakau (TIHT) yang telah ditetapkan untuk tembakau gunung Rp67.929 per kilogram, naik Rp946 atau 1,41 persen dari tahun sebelumnya. TIHT tembakau tegal mencapai Rp63.117 per kilogram, naik Rp1.513 atau 2,46 persen. Sementara TIHT tembakau sawah sebesar Rp46.142 per kilogram, naik Rp46 atau 0,10 persen.

    Kenaikan harga tersebut mempertimbangkan biaya riil yang dikeluarkan petani mulai dari pembelian bibit, pupuk, pestisida, hingga perlengkapan seperti tikar dan tali. Biaya tenaga kerja untuk pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pascapanen juga menjadi komponen penting dalam penghitungan TIHT. (tem/ian)

  • Teror di Kaki Gunung Halimun, Domba-Domba Mati dengan Leher Tercekik

    Teror di Kaki Gunung Halimun, Domba-Domba Mati dengan Leher Tercekik

     

    Liputan6.com, Sukabumi – Teror menyerang ternak milik warga di kaki Gunung Halimun, tepatnya di Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, masih terus berlanjut. Jumlah domba yang dimangsa bertambah banyak, totalnya kini mencapai 25 ekor, dengan estimasi kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

    Kepala Desa Gunungmalang, Ajang Rahmat, membenarkan bertambahnya ternak milik warga yang mati dengan leher terkoyak.

    “Betul, sekarang jadi 25 domba. Hari ini ada serangan dua kali, cuma permasalahannya belum ada yang bisa memastikan apakah itu macan tutul atau hewan buas lainnya,” ungkap Ajang dikonfirmasi, Selasa (9/9/2025).

    Dugaan sementara, pelaku serangan mengarah pada macan tutul Jawa. Dugaan ini didasarkan pada jejak kaki yang ditemukan di lokasi serta ciri-ciri luka pada ternak. 

    Menurut Ajang, ada kejanggalan yang membuat warga bingung. Biasanya, macan akan membawa atau memakan sebagian tubuh mangsanya.

    “Ini cuma dicekik saja. Hanya ada satu yang lehernya dimakan, sebagian besar cuma dicekik, tulang leher patah, remuk,” ujarnya. 

    Kejanggalan lain adalah ditemukannya jejak kaki yang bervariasi, besar dan kecil. “Kemungkinan besar kalau memang macan, itu macan lagi beranak, jadi sama anaknya,” tambah dia.

    Menanggapi kejadian ini, pemerintah desa telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Camat Cikidang. 

    Sebagai langkah antisipasi, warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama karena posisi kandang domba berada di belakang rumah.

    “Kita arahkan masyarakat untuk ronda malam dan mengevakuasi ternak. Misalkan ada 10 kandang, kita jadikan 5 supaya pengawasannya lebih efisien,” ungkapnya.

     

  • Kemenpar ajak masyarakat dan wisatawan ramaikan Bintan Trekking 2025

    Kemenpar ajak masyarakat dan wisatawan ramaikan Bintan Trekking 2025

    Tanjungpinang (ANTARA) – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI mengajak seluruh masyarakat pecinta olahraga dan wisatawan menghadiri sekaligus meramaikan agenda Bintan Trekking dan Fun Trail Run di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

    Ajang yang digelar pada tanggal 12-13 September 2025 itu, memadukan kegiatan olahraga sembari menikmati keindahan alam Bintan yang memukau.

    “Inilah wujud sport tourism yang menghadirkan pengalaman sehat, seru dan berkesan bagi peserta,” kata Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa melalui video testimoni mendukung Bintan Trekking dan Fun Trail Run 2025 yang diterima di Bintan, Selasa.

    Ni Luh Puspa pada kesempatan itu turut menegaskan bahwa Bintan dan Indonesia, aman dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan asing.

    Pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan terkait terus berkomitmen menjaga keamanan, kenyamanan dan kualitas destinasi wisata di tanah air.

    “Mari jadikan Bintan Trekking dan Fun Trail Run ini sebagai momentum mendorong pariwisata berkelanjutan, lalu meningkatkan semangat hidup sehat dan mempromosikan sport tourism Indonesia,” ujar Wakil Menteri Pariwisata.

    Sementara, Bupati Bintan Roby Kurniawan menyampaikan Bintan Trekking merupakan acara tahunan yang menggabungkan kegiatan pendakian, fun trail run, perkemahan, dan atraksi wisata lainnya di sekitar Gunung Bintan, tepatnya di lokasi agrowisata Poyotomo dan Waduk Bintan Enau yang belakangan ini cukup viral di media sosial.

    Acara ini bertujuan mempromosikan keindahan alam Bintan, mendorong gaya hidup sehat, dan memperkenalkan destinasi wisata sekaligus mendukung ekonomi lokal.

    Pewarta: Ogen
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.