kab/kota: Gunung

  • Polisi Dipukuli Tukang Parkir di Sawah Besar, Pelaku Ternyata Idap Skizofrenia Berat – Page 3

    Polisi Dipukuli Tukang Parkir di Sawah Besar, Pelaku Ternyata Idap Skizofrenia Berat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Polisi mengamankan AA (29), seorang tukang parkir yang melakukan pemukulan terhadap anggota kepolisian di depan Pos Lalu Lintas Gunung Sahari Raya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2025).

    Belakangan diketahui, AA menderita gangguan jiwa berat atau skizofrenia.

    Kapolsek Sawah Besar, Kompol Rahmat Himawan, membenarkan pelaku sempat diamankan ke Polsek, namun kemudian dipulangkan untuk menjalani perawatan medis dengan pengawasan keluarganya.

    “Dari dokumen medis berupa hasil visum RS Polri Kramat Jati dan surat pulang rawat RS Jiwa Soeharto Heerdjan, terungkap AA menderita skizofrenia berat. Kami ingin semua pihak merasa aman. Bukan hanya korban, tapi juga pelaku yang dalam kondisi tidak stabil secara psikologis. Dalam kondisi seperti ini, empati dan komunikasi dengan keluarga menjadi kunci,” ujar Rahmat, Sabtu (13/9/2025).

    Meski demikian, ia menegaskan proses penyelidikan tetap berjalan sembari menunggu hasil resmi pemeriksaan medis pelaku.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menambahkan bahwa hukum tetap ditegakkan, namun aspek kemanusiaan tidak boleh diabaikan.

    “Kami sangat menghargai pengabdian anggota kami yang sedang bertugas, dan kami prihatin atas kejadian ini. Namun, kami juga memahami bahwa pelaku ini sedang berjuang dengan kondisi kesehatan mentalnya yang berat. Dalam penegakan hukum, kami tidak hanya mencari keadilan, tapi juga berusaha menempatkan manusia di atas segalanya,” katanya.

     

    Beberapa jam sebelumnya pada Kamis sore, massa yang menguasai jalan Pejompongan Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, dipukul mundur polisi hingga radius 1 kilometer setelah sempat terlibat bentrokan.

  • Top 3 News: Ledakan Keras Terjadi di Pamulang Tangsel, 3 Rumah Hancur – Page 3

    Top 3 News: Ledakan Keras Terjadi di Pamulang Tangsel, 3 Rumah Hancur – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ledakan besar terjadi di permukiman padat Jalan Talas 2, RT 03 RW 01, Kelurahan Pondok cabe Hilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat 12 September 2025. Itulah top 3 news hari ini.

    Suara dentuman dan ledakan besar mengagetkan warga sekira pukul 05.15 WIB. Saat itu warga tengah bersiap beraktivitas berangkat kerja, sekolah, ataupun menyiapkan sarapan. Hal tersebut seperti disampaikan Ketua RT setempat Masturoh.

    Masturoh mengatakan, ledakan tersebut berasal dari rumah seorang warga bernama Agus, yang ditempatinya bersama istri dan anak-anaknya. Rumah warga tersebut pun hancur lebur, begitu juga dengan rumah yang berada di kiri dan kanannya, juga ikutan hancur tak bisa ditempati.

    Sementara itu, seorang anggota polisi dipukuli oleh pemotor saat bertugas di depan Pos Lalu Lintas Gunung Sahari Raya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis 11 September 2025.

    Insiden ini mengakibatkan wajah korban babak belur. Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak menerangkan, insiden itu terjadi sekitar pukul 17.20 WIB.

    Ketika itu korban, Bripda R, bersama rekannya, NH, tengah mengatur lalu lintas di perempatan Golden Trully. Dari arah Senen menuju Ancol, muncul dua pemuda yang menunggang sepeda motor tanpa menggunakan helm, hanya mengenakan topi.

    Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait seorang anggota TNI berinisial Kopda FH ditetapkan sebagai tersangka kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang bank BUMN berinisial MIP.

    Komandan Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto membenarkan ada seorang prajurit TNI yang ditetapkan tersangka.

    Saat penculikan terjadi, Kopda FH justru tengah dicari dari kesatuannya karena mangkir tanpa izin dinas.

    Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Jumat 12 September 2025:

    Ledakan keras mengguncang kawasan Jalan Talas 2, Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat pagi. Akibatnya, empat rumah mengalami kerusakan parah dan sejumlah warga terluka.

  • Gubernur dan Anggota Dewan di Jawa Ramai Kumpul Kebo, Ini Namanya

    Gubernur dan Anggota Dewan di Jawa Ramai Kumpul Kebo, Ini Namanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam konstruksi sosial di Indonesia, institusi pernikahan dibutuhkan bagi pasangan pria dan perempuan untuk dapat hidup bersama. 

    Namun, pada kenyataannya, beberapa orang tak mengamini norma tersebut. Tak sedikit yang memilih tinggal bersama pasangan tanpa menikah atau diistilahkan ‘kumpul kebo’.

    Praktik kumpul kebo bahkan sudah berlangsung sejak zaman kolonial, terutama di kalangan pejabat Belanda yang tinggal di Hindia Belanda.

    Pada masa itu, banyak pejabat tinggi dan warga Belanda yang menjalani hidup bersama perempuan lokal tanpa ikatan pernikahan resmi.

    Hal ini terjadi karena membawa istri dari Eropa ke Hindia Belanda memerlukan biaya yang besar dan mengandung risiko yang tinggi. Sebagai gantinya mereka membangun hubungan rumah tanggal dengan perempuan lokal, yang sebagian besar berasal dari kalangan budak.

    Gubernur Jenderal VOC Gustaaf Willem Baron van Imhoff (1743-1750), salah satunya. Dalam buku Tempat-Tempat Bersejarah di Jakarta (2016) diceritakan, van Imhoff yang tercatat punya istri pernah menerima budak cantik dari Ratu Bone sebagai hadiah.

    Budak itu dibaptis dengan nama Helena Pieters untuk tinggal di rumah bersama sebagai “teman hidup.” Dari hubungan itu, mereka kemudian memiliki anak-anak.

    Contoh lain adalah Gubernur Jenderal VOC Reinier de Klerk (1777-1780). Saat tiba di Jawa, de Klerk hidup bersama budak perempuan. Dari hubungan ini keduanya punya banyak anak yang kemudian dikirim ke Belanda.

    Tak cuma Gubernur Jenderal, kalangan elit lain juga melakukan hal serupa. Penasihat Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811-1816) dan anggota Dewan Hindia, yakni Herman Warner Muntinghe, tercatat tinggal bersama tiga budak perempuan meski telah beristri perempuan Indo-Belanda.

    Raffles sendiri dikenal tak mempermasalahkan hubungan tak sah bawahannya dengan para budak. Atas dasar ini, di masa kekuasaannya, praktik kumpul kebo lazim dilakukan.

    Teman Raffles lain, yakni Alexander Hare, punya “teman hidup” perempuan dari berbagai wilayah. Dalam bukunya Raffles and the British Invasion of Java (2012), Tim Hannigan mencatat Hare memanfaatkan posisi dan kekuasaannya untuk mengeksploitasi perempuan lokal sebagai “teman hidup”.

    Sebenarnya, tindakan para elit hanyalah puncak gunung es. Di level bawah, para pegawai, prajurit, hingga pedagang Eropa juga kerap menjalani kehidupan serupa, yakni tinggal bersama perempuan lokal tanpa ikatan nikah.

    Masyarakat lantas menyebut praktik ini sebagai “kumpul Gerbouw”. Dalam bahasa Belanda, Gerbouw berarti “bangunan” atau “rumah”. Dengan demikian, sebutan itu dimaksudkan sebagai sindiran untuk mereka yang hidup berbagi atap.

    Catatan:

    Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu. Lewat kisah seperti ini, CNBC Insight juga menghadirkan nilai-nilai kehidupan dari masa lampau yang masih bisa dijadikan pelajaran di hari ini.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ulah Pemotor Ugal-ugalan di Jakpus, Dihentikan Malah Pukuli Polantas

    Ulah Pemotor Ugal-ugalan di Jakpus, Dihentikan Malah Pukuli Polantas

    Jakarta

    Seorang anggota polisi lalu lintas (Polantas) berinisial R dianiaya oleh pengendara motor (pemotor) di Jalan Gunung Sahari Raya, Sawah Besar, Jakarta Pusat (Jakpus). Korban dianiaya usai mencoba menghentikan pelaku yang berkendara ugal-ugalan.

    “Pelapor melihat terlapor mengendarai sepeda motor bersama dengan seorang laki-laki temanya tanpa menggunakan helm hanya mengenakan topi dari arah Senen mengarah ke Ancol,” kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak dalam keterangannya, Sabtu (13/9/2025).

    Reonald mengatakan peristiwa terjadi pada Kamis (11/9) pukul 17.30 WIB. Saat hendak dihentikan petugas karena melakukan pelanggaran, pemotor itu justru melarikan diri.

    “Terlapor dan temannya tersebut mengendarai sepeda motornya dengan sedikit ugal-ugalan hingga saksi berusaha menghentikannya, namun terlapor dan temannya dapat berkelit hingga berhasil melarikan diri ke arah Ancol,” jelasnya.

    Namun, pelaku yang diketahui berinisial AA kembali lagi ke tempat korban mengatur lalu lintas lalu dan melakukan penganiayaan. Pelaku berhasil diamankan untuk diproses lebih lanjut.

    “Setelah melarikan diri, terlapor kembali dengan berjalan kaki menghampiri pelapor yang saat itu berdiri di depan pos lalu lintas. Setelah dekat dengan posisi berhadapan tiba-tiba terlapor langsung menyerang pelapor dengan cara memukul wajah pelapor beberapa kali,” kata dia.

    “Setelah melakukan hal tersebut terlapor berusaha melarikan diri, namun berhasil tertangkap oleh saksi,” imbuhnya.

    (wnv/wnv)

  • Rekam Jejak Duo Maling Motor Bersenpi di Pringsewu: Bolak-Balik Penjara Sejak 2014

    Rekam Jejak Duo Maling Motor Bersenpi di Pringsewu: Bolak-Balik Penjara Sejak 2014

    Kapolres bilang, meski para pelaku kini dijerat dengan pasal berlapis dan ancaman hukuman berat, kepolisian akan tetap mengawal proses hukum hingga tuntas.

    “Kami berharap putusan pengadilan nanti dapat memberi efek jera, tidak hanya bagi pelaku, tetapi juga bagi pelaku kriminal lain di wilayah Pringsewu,” tegas dia.

    Dia mengingatkan masyarakat agar tidak main hakim sendiri saat menangkap pelaku kejahatan. “Kami memahami emosi warga, namun kami berharap masyarakat menyerahkan pelaku ke aparat penegak hukum untuk diproses secara hukum,” jelasnya.

    Sebelumnya, aksi pencurian sepeda motor (curanmor) di Kabupaten Pringsewu, Lampung, berakhir ricuh setelah dua pelaku berhasil ditangkap warga. Salah satu dari mereka bahkan sempat melepaskan tembakan menggunakan senjata api rakitan saat berusaha kabur, Kamis (11/9/2025) siang.

    AKBP M. Yunnus Saputra, mengungkap identitas kedua pelaku yakni Perli Saputra (33), warga Kecamatan Pengebuan, Lampung Tengah, dan Samsi Apero (28), warga Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah.

     

  • Polantas Babak Belur Dipukuli Pemotor di Jakpus – Page 3

    Polantas Babak Belur Dipukuli Pemotor di Jakpus – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang anggota polisi dipukuli oleh pemotor saat bertugas di depan Pos Lalu Lintas Gunung Sahari Raya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2025). Insiden ini mengakibatkan wajah korban babak belur.

    Kasubdit Penmas Polda Metro, AKBP Reonald Simanjuntak menerangkan, insiden itu terjadi sekitar pukul 17.20 WIB.

    Ketika itu korban, Bripda R, bersama rekannya, NH, tengah mengatur lalu lintas di perempatan Golden Trully.

    Dari arah Senen menuju Ancol, muncul dua pemuda yang menunggang sepeda motor tanpa menggunakan helm, hanya mengenakan topi.

    “Saat sampai di perempatan jalan tempat korban dan rekannya mengatur lalu lintas mencoba menghentikan karena mereka mengendarai sepeda motornya sedikit ugal-ugalan,” kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (12/9/2025).

    Namun, pelaku dan temannya malah melarikan diri ke arah Ancol. Tak lama, salah satu pelaku berinisial AA kembali lagi. Pria ini mendekati polisi yang berdiri di depan pos. Tiba-tiba, AA melayangkan bogem mentah ke wajah Bripda R beberapa kali.

    “Setelah posisi berhadapan tiba-tiba pelaku langsung menyerang korban dengan cara memukul wajah pelapor beberapa kali,” ucap dia.

     

  • Hibah AWS dan ARG dari Pemerintah Swiss untuk Pemkab Lumajang, Berikut Fungsinya

    Hibah AWS dan ARG dari Pemerintah Swiss untuk Pemkab Lumajang, Berikut Fungsinya

    Lumajang (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur menerima hibah alat Automatic Weather Station (AWS) dan Automatic Rain Gauge (ARG) dari Pemerintah Swiss melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Sejumlah alat ini digunakan untuk memantau cuaca dan curah hujan yang terjadi di sekitar kawasan Gunung Semeru.

    Fungsi lain dari alat ini diketahui juga sebagai sistem peringatan dini bagi warga yang bermukim di sekitar kawasan rawan terdampak banjir lahar Gunung Semeru.

    Sejumlah alat AWS dan ARG sebelumnya telah dipasang langsung oleh tim gabungan dari PVMBG Bandung, BMKG Juanda, BNPB, BPBD Lumajang, serta perwakilan Kedutaan Swiss.

    Plt Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Rohmat Setiawan menjelaskan, sedikitnya di wilayah Lumajang sudah ada empat unit ARG dan satu unit AWS yang sudah terpasang.

    Rinciannya, dua unit ARG telah terpasang di wilayah Besukbang dan Tawon Songo di Kecamatan.

    Kemudian, satu unit ARG terletak di wilayah pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

    Diakui, terdapat juga satu ARG yang sudah terpasang tepat di kawasan Ranu Kumbolo yang termasuk dalam jalur pendakian Gunung Semeru.

    “Untuk satu unit AWS itu letaknya di Argosuko, Malang. Nah ini fungsi AWS lebih canggih karena sebagai stasiun yang merecord data curah hujan, suhu, kelembapan, kecepatan arah angin, tekanan udara, hingga radiasi matahari,” terang Rohmat, Kamis (11/9/2025).

    Menurutnya, fungsi sejumlah alat AWS dan ARG cukup krusial untuk antisipasi terhadap potensi bencana Gunung Semeru.

    “Dengan kondisi geografis Lumajang yang ada di sekitar Gunung Semeru tentu rawan terjadi lahar dingin. Adanya sistem ini, data yang terekam bisa menjadi peringatan dini bagi masyarakat,” tambahnya.

    Untuk cara kerja sistem ARG diakui akan langsung terhubung kepada BPBD Lumajang. Sehingga, analisis potensi bencana bisa lebih cepat dilakukan.

    Hal ini menjadi penting sebagai langkah mitigasi hingga penanganan terhadap proses evakuasi warga jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

    “Jadi, alat-alat ini akan menjadi sistem peringatan dini yang efektif, terutama untuk mengantisipasi banjir lahar Gunung Semeru,” ungkap Rohmad. [has/aje]

  • Tiga Pejabat Eselon II Bersaing Rebut Kursi Dewas Perumda Sari Gunung Ponorogo

    Tiga Pejabat Eselon II Bersaing Rebut Kursi Dewas Perumda Sari Gunung Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Persaingan jabatan strategis kembali menghangat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo. Tiga pejabat eselon II resmi lolos seleksi administrasi untuk memperebutkan kursi Dewan Pengawas (Dewas) Perumda Sari Gunung.

    Ketiganya yakni Judha Slamet Sarwo Edi, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga; Ringga Dwi Heri Irawan, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM; serta Bambang Suhendro, Asisten I Setda Pemkab Ponorogo.

    Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Ponorogo, Rizky Wahyu Nugroho, membenarkan bahwa ketiga nama tersebut sudah memenuhi syarat awal.

    “Ketiganya sudah lolos administrasi. Selanjutnya akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan (UKK) pada 12–13 September 2025 dengan melibatkan Universitas Airlangga,” kata Rizky, Kamis (11/9/2025).

    Dari tiga kandidat tersebut, hanya satu orang yang akan dipilih menjadi Dewas. Rizky menjelaskan, jumlah dewan pengawas memang disesuaikan dengan jumlah direktur, yakni satu orang.

    Menurutnya, syarat utama pelamar Dewas adalah pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkup Pemkab Ponorogo. “Persyaratan ini penting karena Dewas harus punya pengalaman birokrasi, kemampuan manajerial, koordinasi lintas sektor, serta jam terbang tinggi. Harapannya, Dewas terpilih bisa mendampingi direktur Perumda Sari Gunung dalam mengembangkan BUMD ke depan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menegaskan, seleksi direktur maupun Dewas Perumda Sari Gunung harus dilakukan secara ketat agar perusahaan daerah tidak kembali mengalami stagnasi.

    “Calon pioner yang memimpin BUMD harus cakap, inovatif, jujur, dan berintegritas. Standarnya harus tinggi, supaya tidak terulang mati suri,” tegas Kang Sugiri. [end/beq]

  • Motif Cucu Bakar Kios Tewaskan Nenek dan Paman di Bogor: Sakit Hati

    Motif Cucu Bakar Kios Tewaskan Nenek dan Paman di Bogor: Sakit Hati

    Bogor

    Polisi mengungkap kebakaran kios pecel lele di Gunungputri, Bogor yang menewaskan ibu SU (58) dan putranya, RA (28) ternyata sengaja dibakar cucunya yang masih berusia 16 tahun. Pelaku mengaku sakit hati.

    “Sakit hati (motifnya), karena sering dimarahin,” kata Kapolsek Gunung Putri Kompol Aulia Robby, Kamis (11/9/2025).

    Robby menjelaskan pelaku membakar kios korban menggunakan bensin lalu menyulut api. Pelaku mengambil bensin dari yang ada di motornya.

    “Pakai bensin (bakarnya), yang diambil dari motornya,” ungkapnya.

    Usai membakar kios, pelaku sempat melarikan diri ke kawasan Citeureup. Di Citeureup, dia sembunyi di sebuah kontrakan.

    “Itu dia sudah sewa kontrakan (di Citeureup),” bebernya.

    Pelaku sendiri sempat bekerja di kios pecel lele milik neneknya tersebut. Saat ini, polisi telah menahan pelaku.

    “Yang bersangkutan, terakhir sekolah SD, nah sekarang itu kemarin itu ikut bantu neneknya jual pecel lele,” imbuhnya.

    Peristiwa nahas tersebut terjadi pada hari Minggu (7/9) sekitar pukul 05.20 WIB. Pelaku sempat menghilang sebelum akhirnya ditemukan.

    (rdh/mea)

  • Ini Kronologi Hilangnya Alat Deteksi Gunung Kelud di Blitar Versi Polisi

    Ini Kronologi Hilangnya Alat Deteksi Gunung Kelud di Blitar Versi Polisi

    Blitar (beritajatim.com) – Aksi nekat pencuri menyasar peralatan vital pemantau aktivitas Gunung Kelud. Sejumlah perangkat canggih milik Badan Geologi yang terpasang di Stasiun Jura, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, raib digondol maling. Tak tanggung-tanggung, kerugian akibat peristiwa ini ditaksir mencapai Rp650 juta.

    Satreskrim Polres Blitar kini tengah bergerak cepat melakukan penyelidikan setelah menerima laporan resmi dari petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Gunung Kelud, Budi Prianto, pada Rabu (10/9/2025) malam.

    “Benar, kami telah menerima laporan resmi terkait kasus pencurian dengan pemberatan ini. Tim kami sedang melakukan penyelidikan di lapangan,” ujar Kasi Humas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi, saat dikonfirmasi pada Kamis (11/9/2025).

    Berawal dari Sambaran Petir

    Ipda Putut menjelaskan, kronologi peristiwa ini bermula dari insiden alam. Pada 7 Juli 2025, sensor kegempaan di Stasiun Jura yang berada di tengah kawasan hutan lindung Perhutani, dilaporkan mati total akibat tersambar petir.

    “Sejak saat itu, peralatan di stasiun tersebut tidak berfungsi. Pihak pelapor kemudian menunggu instruksi dari kantor pusat Badan Geologi di Bandung untuk penanganan lebih lanjut,” terang Putut.

    Setelah menunggu arahan, tim pusat menginstruksikan agar seluruh peralatan dievakuasi untuk diperiksa dan diperbaiki. Rencana evakuasi sempat dijadwalkan pada 16 Agustus 2025, namun karena satu dan lain hal, rencana tersebut terpaksa ditunda.

    Pintu Dibobol, Peralatan Senilai Ratusan Juta Lenyap

    Tim dari pos pengamatan akhirnya kembali mendatangi lokasi pada Senin (8/9/2025) untuk melaksanakan evakuasi. Namun, mereka dikejutkan dengan kondisi rumah tempat penyimpanan alat yang sudah dalam keadaan terbongkar.

    “Saat tim tiba di lokasi, mereka mendapati pintu rumah alat sudah terbuka dengan kondisi engsel rusak. Setelah dicek, sejumlah peralatan penting di dalamnya telah hilang,” lanjut Putut.

    Para pelaku diduga membobol paksa bangunan dan memotong kabel-kabel untuk mengambil perangkat berharga tersebut. Total kerugian yang dilaporkan mencapai angka fantastis.

    “Kerugian akibat pencurian tersebut diperkirakan mencapai Rp650 juta,” tegasnya.

    Adapun rincian peralatan vital yang dicuri antara lain:

    1 unit Logger Gnss Leica GR 30
    1 unit sensor kegempaan Guralph Certimus CERT-7768
    6 unit aki Panasonic
    1 unit Switch hub moxa
    1 unit DC-DC Voltage Converter
    Satu set kabel grounding, penangkal petir, dan panel surya

    Kepolisian kini tengah memburu pelaku dan mengimbau masyarakat yang memiliki informasi sekecil apa pun terkait kasus ini untuk segera melapor. Pencurian ini tidak hanya menyebabkan kerugian materiil, tetapi juga berpotensi mengganggu fungsi pemantauan salah satu gunung api paling aktif di Jawa Timur. [owi/beq]