kab/kota: Gunung

  • Belum Seminggu Ayahnya Meninggal, Arty Perawat RSBS Jember Tewas Kecelakaan Bus di Probolinggo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        14 September 2025

    Belum Seminggu Ayahnya Meninggal, Arty Perawat RSBS Jember Tewas Kecelakaan Bus di Probolinggo Surabaya 14 September 2025

    Belum Seminggu Ayahnya Meninggal, Arty Perawat RSBS Jember Tewas Kecelakaan Bus di Probolinggo
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com –
    Arty merupakan satu dari delapan korban tewas kecelakaan bus rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Kabupaten Jember, Jawa Timur, di jalur wisata Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Minggu (14/9/2025).
    Arty merupakan perawat di rumah sakit tersebut.
    “Menurut kesaksian, Arty ini terlempar keluar bus,” ujar Direktur RSBS Jember, Faida, lewat pesan tertulis.
    Mantan Bupati Jember itu juga mengungkapkan bahwa belum sepekan ayah Arty juga meninggal.
    “Arty ini baru beberapa hari yang lalu bapaknya meninggal di RSBS dan dimakamkan di Ngawi, belum seminggu,” ujar Faida.
    Ambulans Merah Putih yang membawa jenazah Arty berpisah dengan rombongan di Tol Probolinggo menuju Ngawi.
    Faida memimpin langsung proses evakuasi dan pemulangan para korban.
    Sebanyak 23 ambulans dikerahkan, sebagian besar dibawa dari Jember.
    Hingga saat ini, ambulans masih dalam perjalanan menuju RSBS Jember, baik untuk korban meninggal maupun yang selamat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rem Blong Diduga Jadi Penyebab Kecelakaan Bus yang Tewaskan 8 Orang di Bromo

    Rem Blong Diduga Jadi Penyebab Kecelakaan Bus yang Tewaskan 8 Orang di Bromo

     

    Liputan6.com, Probolinggo – Kecelakaan maut melibatkan bus pariwisata terjadi di lereng Gunung Bromo, tepatnya di Kabupaten Probolinggo, Jatim, Minggu (14/9/2025). Akibatnya sebanyak 8 penumpang dilaporkan meninggal dunia. Semua korban meninggal dunia merupakan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember

    Direktur RS Bina Sehat Faida membenarkan kejadian tersebut, korban kecelakaan itu merupakan rombongan karyawan RSBS yang liburan di Gunung Bromo.

    “Mereka infonya turun dari Gunung Bromo setelah tasyakuran kelulusan S1,” kata Faida.

    Belasan penumpang yang mengalami luka-luka telah dievakuasi ke berbagai fasilitas kesehatan, seperti Rumah Sakit dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo hingga RS Arrozi Probolinggo.

    “Beberapa orang kritis. Kami sedang di Probolinggo membawa 18 ambulans dengan patwal untuk mengevakuasi korban yang mengalami luka-luka),” ucap mantan Bupati Jember itu.

    Faida mengatakan pihaknya sudah tiba di Rumah Sakit Umum Daerah M Saleh Kota Probolinggo dan mengidentifikasi jenazah korban.

     

    Sementara itu Kasatlantas Polres Probolinggo AKP Safiq Jundhira kepada wartawan, Minggu (14/9/2025) mengatakan, penyebab kecelakaan diduga karena rem blong. 

    “Jadi informasi sementara, kecelakaan terkait bus rem blong, itu masih perkiraan, dari penumpang dari driver. Untuk kepastiannya kami masih menunggu usai evakuasi,” katanya. 

    Safiq menyebut, dari informasi yang didapatnya berdasarkan data manifes, ada 50 penumpang dalam bus nahas tersebut, yang kebanyakan berasal dari rombongan nakes yang sedang wisata ke Bromo. 

    Safiq juga mengatakan, kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 11.45 WIB. Bus pariwisata Inds88Trans warna merah itu melaju dengan tidak berturan di jalan raya. Kemudian menabrak pembatas jalan dan terus melaju hingga menabrak rumah yang ada di seberang jalur. 

    “Sopir sudah diamankan di kantor Satlantas, mengalami luka di tangan,” katanya. 

     

  • Beberapa Hari Setelah Ayahnya Wafat, Perawat Bina Sehat Jember Meninggal dalam Kecelakaan

    Beberapa Hari Setelah Ayahnya Wafat, Perawat Bina Sehat Jember Meninggal dalam Kecelakaan

    Jember (beritajatim.com) – HD Arty, perawat Rumah Sakit Bina Sehat Kabupaten Jember, adalah satu dari delapan orang korban meninggal dunia dalam kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025).

    “Dia ini baru beberapa hari yang lalu bapaknya meninggal di Rumah Sakit Bina Sehat dan dimakamkan di Ngawi. Belum seminggu,” kata Faida. Menurut kesaksian yang diterima Faida, Arty terlempar keluar bus saat kejadian.

    Rombongan karyawan RS Bina Sehat ini berakhir pekan di Gunung Bromo untuk merayakan kelulusan karyawan yang menempuh pendidikan D3. “Kebanyakan yang pergi berpasangan. Mereka ingin rekreasi bersama keluarga namun musibah terjadi,” kata Faida.

    Informasi yang diperoleh Beritajatim.com, bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, itu membawa sekitar 55 penumpang. Bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, sehingga menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

    Benturan keras membuat badan bus ringsek parah. Jeritan penumpang bercampur kepanikan warga menggema di lokasi. Kejadian tragis itu diperkirakan berlangsung sekitar pukul 11.45 WIB.

    “Saya lihat di lapangan bus pariwisata menghantam pagar besi hingga roboh. Polda Jatim sudah langsung olah tempat kejadian saat kami tiba,” kata Faida.

    Jenazah Arty semula sempat hendak dibawa ke Ngawi. Namun rencana dibatalkan. “Arty tdk jadi dimakamkan di Ngawi, diputuskan dimakamkan di Jember,” kata Faida. [wir]

  • Kecelakaan Itu Mengakhiri Kisah Hidup Satu Keluarga Cleaning Service RS Bina Sehat Jember

    Kecelakaan Itu Mengakhiri Kisah Hidup Satu Keluarga Cleaning Service RS Bina Sehat Jember

    Jember (beritajatim.com) – Faida, Direktur Rumah Sakit Bina Sehat, Kabupaten Jember, terpukul saat mengetahui delapan orang karyawannya meninggal dunia, dalam kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025).

    Di antara korban itu, ada karyawan yang berprofesi sebagai petugas kebersihan yang menjemput ajal bersama anak dan istrinya. “Sangat berat menjemput jenazah Hendra, cleaning service RS Bina Sehat, yang meninggal sekeluarga bersama istri dan anaknya,” kata Faida.

    Rombongan karyawan RS Bina Sehat ini berakhir pekan di Gunung Bromo untuk merayakan kelulusan karyawan yang menempuh pendidikan D3. “Kebanyakan yang pergi berpasangan. Mereka ingin rekreasi bersama keluarga namun musibah terjadi,” kata Faida.

    Informasi yang diperoleh Beritajatim.com, bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, itu membawa sekitar 55 penumpang. Bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, sehingga menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

    Benturan keras membuat badan bus ringsek parah. Jeritan penumpang bercampur kepanikan warga menggema di lokasi. Kejadian tragis itu diperkirakan berlangsung sekitar pukul 11.45 WIB.

    “Saya lihat di lapangan bus pariwisata menghantam pagar besi hingga roboh. Polda Jatim sudah langsung olah tempat kejadian saat kami tiba,” kata Faida.

    Delapan orang ,meninggal dunia dalam kejadian tersebut. “Tujuh jenasah di Rumah Sakit Mohamad Saleh sudah disucikan dan sudah di atas ambulance Merah Putih. Satu jenazah berangkat dari Rumah Sakit Daerah Tongas,” kata Faida.

    Satu korban tidak bawa ke Jember dan masih dirawat di RS Tongas karena kondisinya belum stabil. “Dua korban dirawat di Rumag Sakit Mohamad Saleh,” kata Faida. [wir]

  • Belum Seminggu Ayahnya Meninggal, Arty Perawat RSBS Jember Tewas Kecelakaan Bus di Probolinggo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        14 September 2025

    5 Detik-detik Bus Rem Blong Kecelakaan Tewaskan 8 Karyawan RSBS di Bromo Probolinggo Surabaya

    Detik-detik Bus Rem Blong Kecelakaan Tewaskan 8 Karyawan RSBS di Bromo Probolinggo
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com –
    Delapan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat Kabupaten Jember, Jawa Timur, meninggal dunia dalam kecelakaan bus saat pulang berlibur dari Gunung Bromo, Minggu (14/9/2025).
    Bus pariwisata bernomor polisi P 7221 UG yang mengangkut 55 penumpang itu mengalami rem blong saat melaju di jalan turunan Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
    Direktur RS Bina Sehat, Faida, mengatakan, kecelakaan lalu lintas itu terjadi sekitar pukul 11.45 WIB.
    “Mereka infonya turun dari Gunung Bromo setelah tasyakuran kelulusan S1,” ungkap mantan Bupati Jember itu.
    Saat melewati tikungan jalan turunan, bus tiba-tiba lepas kendali lantas menubruk pagar rumah warga hingga badan bus ringsek. Ia menduga bus mengalami rem blong.
    Faida menyebutkan, tujuh orang tewas di tempat dan satu orang meninggal di rumah sakit.
    Sementara, 47 korban lainnya kritis dan dalam perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan.
    “23 orang dirawat di Rumah Sakit M Saleh, 5 orang di RS Arrosi, 8 orang di Puskesmas Sukapura, 5 orang di Puskesmas Wonomerto,” bebernya.
    Beberapa karyawan RS Bina Sehat yang meninggal dan berhasil diidentifikasi yaitu.
    1. Hesty, ahli gizi
    2. Arti, perawat HD
    3. Hendra, Customer Service
    4. Istri Hendra
    5. anak Hendra
    6. anak perawat Maria.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 September 2025

    Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com Megapolitan 14 September 2025

    Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Matahari mulai beranjak tegak. Kami berkumpul di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tirta Jaya Depok, Jawa Barat.
    Semua berbaju hitam, berdiri mengelilingi sebuah makam.
    “Seneng banget
    die
    hari ini,” kata Nur Aprinawati (45), perempuan yang satu-satunya berbaju pink itu.
    Akrab disapa Ina, ia adalah istri dari almarhum Muhammad Latief (43), wartawan
    Kompas.com
    yang berpulang pada 28 Desember 2019. 
    Pagi itu, Sabtu (13/9/2025), kami berziarah ke makam Latief, sahabat dan keluarga kami di
    Kompas.com
    . Di kantor, ia sering disapa Kong Latiep. Kami datang, Kong.
    Ada Kadek, Obet, Ambar, Bestari, Jessi, Dea, dan Dita. Oh iya, Kong. Dita itu keluarga baru kita di
    Kompas.com
    . Sekarang,
    handle
    rubrik Nasional.
    Kalau yang lain, aman
    ye
    Kong. Muka-muka lama semua di
    Kompas.com. 
    Terakhir kali sebelum “pergi”, yang kami ingat, Kong Latiep bikin nasi liwetan bareng tim Latip Ads, pelesetan dari tim
    native ad
    s alias nama lain divisi 
    content marketing
    .

    Nasi liwet bikinan Mpoknya itu. Sebelum natalan,
    die
    bilang mau liwetan sama temen-temen kantornye,” kata Ina dengan logat betawinya yang kental. 
    Saat itu, Kong Latiep sama timnya gelar nasi liwet di atas daun pisang.
    Ngariung.
    Semua tampak lahap. Ada 15 orang yang masing-masing duduk berhadapan di dalam ruangan kantor.
    Kita-kita kalau cerita urusan makanan pasti semangat. Semua juga pasti semangat. Termasuk Kadek, salah satu Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com.
    Kadek mengenang kala itu Kong Latiep mengusulkan masak semur jengkol buat tambahan lauk nasi tumpeng.
    Kok bisa?
    Iya, saat itu, 
    Kompas.com
    lagi ikutan lomba masak lintas unit di Kompas Gramedia. Ya, walaupun kalah juga sama saudara yang memang niat
    banget 
    masaknya.
    “Waktu itu kita mau bikin nasi kuning. Semur jengkol idenya Kong Latiep. Eh ternyata pas jadi yang antre panjang banget mau nyobain semur jengkol,” kata Kadek sambil tertawa mengingat kenangan itu.
    “Grup Santika yang menang akhirnya. Memang niat masaknya, chef semua,” tambah dia.
    Oh iya, 5C adalah nilai-nilai keutamaan Kompas Gramedia yang terdiri dari
    Caring
    (peduli),
    Credible
    (dapat dipercaya),
    Competent
    (kompeten),
    Competitive
    (kompetitif), dan
    Customer Delight
    (kepuasan pelanggan).
    Nilai-nilai ini berfungsi sebagai pedoman perilaku bagi seluruh karyawan Kompas Gramedia dalam berpikir, bersikap, dan bertindak, yang bertujuan untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat sesuai dengan filosofi perusahaan.
    Obet nih misalnya. Ia cerita bahwa suatu saat Kong Latiep pernah membimbing liputannya terkait properti yang mangkrak. Obet mengenang, Kong Latiep memanggilnya untuk berdiskusi.
    “Waktu itu gue ke rumahnya, diskusi. Sempet diseduhin teh juga. Nah kita ngobrol-ngobrol soal liputan,” kata Obet.
    Obet saat itu bertugas sebagai reporter desk megapolitan. Sementara itu, Kong Latiep sebagai editor desk properti.
    Tentu, dengan pengalamannya meliput soal properti, Kong Latiep punya segudang solusi soal peliputan tentang properti.
    Bagi saya, Kong Latiep adalah mentor. Mentor lengkap. Urusan upgrade ilmu pengetahuan, diskusi pekerjaan sampai urusan hidup.
    Kong Latiep selain satu atap untuk mencari nafkah, ia juga satu seragam pencinta alam di kampus dengan saya di Universitas Indonesia. Begitu tahu sekantor, saya dan Kong Latiep seringkali pulang bareng ke rumah di Depok naik kereta rel listrik (KRL).
    Saya masih ingat soal nasihatnya soal riset sebelum menulis itu penting.
    Soal cicil rumah pakai skema KPR, maaf Kong. Saya belum nyicil. Mending nabung. Sabarin aja,
    hehe
    .
    Kalau lagi di kantor, setiap ada Kong Latiep pasti suasana gembira. Apalagi ada tandemnya, almarhum Ervan Hardoko yang akrab disapa Mas Koko.
    Di sofa deket kaca ruang redaksi
    Kompas.com
     gedung lama, Kong Latiep pasti main gitar. 
    Ingatan saya mungkin sedikit bagi yang rekan-rekan yang sudah lebih lama bersentuhan dengan Kong Latiep.
    Namun, solutif dan peduli adalah dua kata yang melekat dengan Kong Latiep semasa hidup dan kini untuk bisa dikenang.
    Saya dan Kong Latiep sempat mendaki Gunung Gede untuk Jambore 50 Tahun Mapala UI pada tahun 2014.
    Ia mendaki bersama rekan-rekan seangkatannya, sedangkan saya juga bersama rekan-rekan seangkatannya. 
    Di tengah pendakian, beberapa kali saya berpapasan dengan Kong Latiep. Waktu itu, saya belum satu kantor di
    Kompas.com.
    “Boy,
    fotoin dong,” kata Kong Latiep.
    Saya kemudian ambil foto Kong Latiep dan angkatannya. Di sana, salah satu persimpangan saya di gunung.
    Sesampainya di Suryakencana, kami pun berkumpul pada pagi hari yang dingin dan berkabut. Upacara bendera kami lakukan di tengah Lembah Suryakencana.
    Jelang kematiannya, Kong Latiep juga terakhir kali mendaki Gunung Pangrango.
    Ia waktu itu terlibat dalam acara penaburan abu tokoh jurnalis senior dan anggota Mapala UI, Aristides Katoppo pada Jumat (15/11/2019) di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango.
    Abu jenazah Aristides ditaburkan oleh rekan-rekannya, yakni para pendaki dan pencinta alam Mapala UI termasuk Kong Latiep, Wanadri, Yepe (Young Pioneers) dan Aranyacala Trisakti.
    Mendaki gunung adalah salah satu hobi Kong Latiep selain memancing.
    Kalau memancing, belakangan semasa hidupnya memang biasa dilakukan di akhir pekan. Sering banget Kong Latiep pamer kebahagiaannya menang lomba mancing di Facebook.
    Pada saat ziarah, anak almarhum Latief, Nadhif Azzam (17) juga ikut mengenang ayahnya.
    Beberapa minggu lalu, Azzam naik Gunung Pangrango bersama rekan-rekan sekolahnya.
    “Karena dimimpiin bapaknye disuruh nengok Pangrango. Pulang sekolah ke rumah, barang-barang naik gunung punya bapaknye udah bersih, dia naek gunung sama temen-temennya,” kata Ina.
    Azzam bilang, sang ayah mampir ke mimpinya. Saat itu, Kong Latiep ada di gerbang pintu pendakian Gunung Gede Pangrango jalur Cibodas.
    “Dimimpiian ayah, dia ada di pintu gerbang pendakian. Ayah bilang Azzam masih kecil terus bilang nanti kalo udah gede, kamu bisa naik gunung,” kata Azzam.
    Sebelum mendaki, tepat di kaki Gunung Gede Pangrango, Kong Latiep kembali hadir di mimpi Azzam.
    “Di
    basecamp
    sempat tidur, dimimpiin lagi, tapi ayah cuma senyum,” kenang Azzam.
    Ia pun naik Gunung Pangrango pada dini hari. Berbekal alat-alat gunung milik almarhum ayahnya, Azzam mendaki sampai Puncak Gunung Pangrango dan kembali dengan selamat sampai di rumah.
    Setidaknya, Azzam bisa mulai mengikuti hobi ayahnya mendaki gunung.
    Ziarah kubur adalah tradisi tahunan menyambut HUT
    Kompas.com.
    Kami berziarah ke makam para pendiri Kompas Gramedia dan rekan-rekan kerja yang mendahului untuk menghadap Sang Pencipta.
    Ziarah waktu itu diawali dengan gerakan bersepeda, berziarah, dan berbagi sejak 2020, ketika
    Kompas.com
    berulang tahun ke-25.
    Artinya, sudah lima tahun kami berziarah ke tempat para pendiri dan pendahulu kami.
    Kadek mewakili jajaran redaksi
    Kompas.com
    mengatakan, rekan-rekan sangat gembira bisa berziarah bersama istri dan Azzam.
    “Mas Latiep bukan sekedar rekan kerja ya, tapi
    part of family,” 
    ujar Kadek.
    Kami menaburkan bunga dan membersihkan nisan Kong Latiep.
    Makamnya kini dipenuhi taburan bunga. Warnya cerah, secerah langit pada pagi itu. 
    Ina berterima kasih kepada rekan-rekan
    Kompas.com
    yang terus mengingat dan berziarah ke makam
     
    Latief.
    Ia pun berterima kasih kepada rekan-rekan
    Kompas.com
    yang telah peduli dengan keluarganya.
    Puncak acara HUT
    Kompas.com
    dilakukan pada Senin, 15 September 2025 yakni dengan gelaran Festival HUT berupa Obrolan Newsroom On Stage dan LiteraTalk yang merupakan bagian dari Jagat Literasi, serta Awarding Kolumnis.
    Acara pamungkas, Bersuka Ria, menjadi kemeriahan pada Senin malam. Keseluruhan rangkaian perayaan HUT
    Kompas.com
    ini merupakan hasil kerja sama bersama Riady Foundation, ParagonCorp, dan Blibli. Juga didukung oleh Kita Bisa dan Gramedia.
    Sementara itu, misi Jagat Literasi di Perbatasan Ekspedisi dari Kata ke Nyata
    Kompas.com
    hadir melalui inisiatif Jagat Literasi untuk merayakan HUT ke-30 Kompas.com.
    Relawan mengajarkan literasi media dan literasi baca di 20 sekolah yang tersebar di Banten, Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan DKI Jakarta.
    Selain mengajar, mereka menyalurkan donasi buku anak dengan target 10.000 eksemplar agar siswa di berbagai daerah bisa mendapatkan bacaan yang layak.
    Ekspedisi Kata ke Nyata didukung gerakan STEM Indonesia Cerdas dari Riady Foundation, serta ParagonCorp, dan Gramedia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        8 Orang Tewas Kecelakaan Bus di Lereng Gunung Bromo Probolinggo
                        Surabaya

    3 8 Orang Tewas Kecelakaan Bus di Lereng Gunung Bromo Probolinggo Surabaya

    8 Orang Tewas Kecelakaan Bus di Lereng Gunung Bromo Probolinggo
    Editor
    KOMPAS.com –
    Sebanyak delapan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember meninggal dunia saat rombongan yang menaiki bus mengalami kecelakaan lalu lintas di lereng Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025).
    Direktur RS Bina Sehat Faida membenarkan bahwa korban kecelakaan merupakan rombongan karyawan RSBS yang sedang liburan di Gunung Bromo.
    “Mereka infonya turun dari Gunung Bromo setelah tasyakuran kelulusan S1,” katanya dalam pesan singkat, dikutip dari
    Antara
    .
    Belasan penumpang yang mengalami luka-luka telah dievakuasi ke berbagai fasilitas kesehatan, seperti Rumah Sakit dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo dan RS Arrozi Probolinggo.
    “Beberapa orang kritis. Kami sedang di Probolinggo membawa 18 ambulans dengan patwal untuk mengevakuasi korban yang mengalami luka-luka,” ucap mantan Bupati Jember itu.
    Faida mengatakan pihaknya sudah tiba di Rumah Sakit Umum Daerah M Saleh Kota Probolinggo dan mengidentifikasi jenazah korban.
    Hasil sementara identifikasi korban yang meninggal dunia yakni:

    1. Hesty P ahli gizi RSBS

    2. Arti perawat HD RSBS

    3. Hendra CS RSBS

    4. Istri Hendra CS RSBS

    5. Anak Hendra CS RSBS

    6. Anak perawat Maria
    “Ada tujuh orang yang meninggal di lokasi kejadian, namun satu jenazah belum berhasil kami identifikasi,” katanya.
    Satu korban lainnya meninggal di rumah sakit juga belum diketahui identitasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Khofifah Murka Ada yang Main Paralayang di Gunung Bromo: Itu Kawasan Sakral

    Khofifah Murka Ada yang Main Paralayang di Gunung Bromo: Itu Kawasan Sakral

    Liputan6.com, Surabaya – Video aktivitas paralayang wisatawan di Gunung Bromo berdurasi 24 detik viral di media sosial. Dalam video tersebut tampak seorang berjaket putih terekam mengambil ancang-ancang dari ketinggian sebelum terbang solo dengan paralayangnya, menuju kawah Gunung Bathok, yang lokasinya berdekatan dengan Gunung Bromo.

    Video itu langsung mendapat sorotan dari berbagai pihak, lantaran pengelola Gunung Bromo melarang aktivitas paralayang di gunung tersebut. 

    Belakangan diketahui, penerbang paralayang itu merupakan wisman asal Korea Selatan. Wisman tersebut diketahui sengaja membawa parasut paralayang dan mendarat di laut pasir sekitar Gunung Batok.

     

    Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani, menyayangkan terjadinya aktivitas dalam video viral tersebut. Septi Ekameminta masyarakat yang mengetahui berbagai informasi menyangkut penerbangan paralayang dalam rekaman video tersebut agar segera menyampaikan kepada pihak Balai Besar TNBTS. Pihaknya menyayangkan aktivitas tersebut karena paralayang dilarang diterbangkan di dalam kawasan taman nasional tersebut.

    “Kami tidak mengizinkan, apalagi kawasan Bromo adalah wilayah yang sakral bagi masyarakat Tengger,” katanya.

    Sikap yang sama juga diutarakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah meminta masyarakat menjaga kelestarian serta kesakralan Gunung Bromo karena kawasan itu merupakan kawasan konservasi, warisan budaya Tengger, dan bagian Cagar Biosfer UNESCO.

    Khofifah dalam keterangannya Minggu (14/9/2025), menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) yang menegaskan bahwa kegiatan paralayang di kawasan Bromo tidak berizin resmi dan dilarang. Menurut dia, sikap tersebut menunjukkan komitmen menjaga Bromo sebagai kawasan konservasi.

    “Saya menghargai perhatian yang telah ditunjukkan BB TNBTS atas viralnya aktivitas paralayang di Gunung Bromo. Sebagai Gubernur Jawa Timur, saya ingin menegaskan bahwa kita harus menjaga Bromo tidak hanya sebagai destinasi wisata tetapi juga sebagai kawasan konservasi, warisan budaya masyarakat Tengger yang sakral, serta bagian dari Cagar Biosfer UNESCO,” ujar Khofifah.

    Dirinya juga menegaskan, seluruh aktivitas wisata di Bromo wajib mengikuti regulasi yang berlaku, termasuk aturan konservasi dan perizinan resmi.

    Baginya, tidak boleh ada toleransi terhadap kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan, mengabaikan keselamatan wisatawan, atau mengganggu nilai budaya setempat.

    “Saya meminta semua pihak mulai dari pemerintah, BB TNBTS, aparat keamanan, penyedia jasa wisata, dan masyarakat untuk bersinergi memperkuat pengawasan serta penegakan hukum. Turis asing maupun lokal yang melanggar akan ditertibkan sesuai peraturan,” katanya.

     

  • Khofifah Murka Ada yang Main Paralayang di Gunung Bromo: Itu Kawasan Sakral

    Khofifah Murka Ada yang Main Paralayang di Gunung Bromo: Itu Kawasan Sakral

    Liputan6.com, Surabaya – Video aktivitas paralayang wisatawan di Gunung Bromo berdurasi 24 detik viral di media sosial. Dalam video tersebut tampak seorang berjaket putih terekam mengambil ancang-ancang dari ketinggian sebelum terbang solo dengan paralayangnya, menuju kawah Gunung Bathok, yang lokasinya berdekatan dengan Gunung Bromo.

    Video itu langsung mendapat sorotan dari berbagai pihak, lantaran pengelola Gunung Bromo melarang aktivitas paralayang di gunung tersebut. 

    Belakangan diketahui, penerbang paralayang itu merupakan wisman asal Korea Selatan. Wisman tersebut diketahui sengaja membawa parasut paralayang dan mendarat di laut pasir sekitar Gunung Batok.

     

    Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani, menyayangkan terjadinya aktivitas dalam video viral tersebut. Septi Ekameminta masyarakat yang mengetahui berbagai informasi menyangkut penerbangan paralayang dalam rekaman video tersebut agar segera menyampaikan kepada pihak Balai Besar TNBTS. Pihaknya menyayangkan aktivitas tersebut karena paralayang dilarang diterbangkan di dalam kawasan taman nasional tersebut.

    “Kami tidak mengizinkan, apalagi kawasan Bromo adalah wilayah yang sakral bagi masyarakat Tengger,” katanya.

    Sikap yang sama juga diutarakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah meminta masyarakat menjaga kelestarian serta kesakralan Gunung Bromo karena kawasan itu merupakan kawasan konservasi, warisan budaya Tengger, dan bagian Cagar Biosfer UNESCO.

    Khofifah dalam keterangannya Minggu (14/9/2025), menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) yang menegaskan bahwa kegiatan paralayang di kawasan Bromo tidak berizin resmi dan dilarang. Menurut dia, sikap tersebut menunjukkan komitmen menjaga Bromo sebagai kawasan konservasi.

    “Saya menghargai perhatian yang telah ditunjukkan BB TNBTS atas viralnya aktivitas paralayang di Gunung Bromo. Sebagai Gubernur Jawa Timur, saya ingin menegaskan bahwa kita harus menjaga Bromo tidak hanya sebagai destinasi wisata tetapi juga sebagai kawasan konservasi, warisan budaya masyarakat Tengger yang sakral, serta bagian dari Cagar Biosfer UNESCO,” ujar Khofifah.

    Dirinya juga menegaskan, seluruh aktivitas wisata di Bromo wajib mengikuti regulasi yang berlaku, termasuk aturan konservasi dan perizinan resmi.

    Baginya, tidak boleh ada toleransi terhadap kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan, mengabaikan keselamatan wisatawan, atau mengganggu nilai budaya setempat.

    “Saya meminta semua pihak mulai dari pemerintah, BB TNBTS, aparat keamanan, penyedia jasa wisata, dan masyarakat untuk bersinergi memperkuat pengawasan serta penegakan hukum. Turis asing maupun lokal yang melanggar akan ditertibkan sesuai peraturan,” katanya.

     

  • Seleksi Perumda Sari Gunung Ponorogo, Bupati Kang Giri: Pionir Harus yang Terbaik

    Seleksi Perumda Sari Gunung Ponorogo, Bupati Kang Giri: Pionir Harus yang Terbaik

    Ponorogo (beritajatim.com) – Bupati Sugiri Sancoko menegaskan, proses seleksi calon pimpinan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Sari Gunung bukanlah sekadar formalitas. Dia menaruh harapan besar agar figur yang terpilih nanti, mampu menjadi pionir kebangkitan perusahaan daerah yang sempat mati suri sejak 2022 tersebut.

    “Pionirnya (Perumda Sari Gunung, Red) haruslah yang terbaik,” tegas Kang Giri, sapaan akrab Bupati Ponorogo, ditulis Minggu (14/9/2025).

    Ucapan itu menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah daerah tak ingin main-main. Perumda Sari Gunung digadang sebagai tulang punggung baru Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena itu, sosok pemimpin yang akan duduk di kursi direktur maupun dewan pengawas (dewas) dituntut bekerja nyata, bukan sekadar berteori.

    Proses uji kelayakan dan kepatutan (UKK) berlangsung 2 hari di Ruang Bantarangin, 12–13 September 2025. Sebanyak 8 kandidat menjalani seleksi, terdiri dari 3 calon Dewas dan 5 calon Direktur.

    Untuk Dewan Pengawas, ada tiga nama yang bersaing: Judha Slamet Sarwo Edi, Ringga Dwi Heri Irawan, dan Bambang Suhendro. Sementara kursi Direktur diperebutkan oleh Sakti Satoto Utomo, Junjung Dwiya Cita Ningrum, Kokoh Prio Utomo, Henry Setyawan, serta Mudrikah Hanik.

    Kabag Administrasi Perekonomian dan SDA Setda Ponorogo, Rizky Wahyu Nugroho, mengungkapkan seleksi tahap akhir berupa wawancara langsung dengan bupati. Seleksi ditarget rampung akhir September. Para kandidat pun telah mengikuti dan menyelesaikan tahapan UKK.

    “Wawancara akhir dilakukan Pak Bupati terhadap calon, sebelum diputuskan siapa terbaik yang memimpin Perumda Sari Gunung,” jelas Rizky.

    Rizky menambahkan, seleksi ini bukanlah persoalan suka atau tidak suka. Kandidat dituntut punya strategi konkret untuk menghidupkan kembali Sari Gunung. Perusahaan yang semula bergerak di bidang pertambangan itu kini dituntut memperluas core business ke sektor lain, seiring perubahan regulasi dan kebutuhan daerah.

    “Tantangan pengembangan BUMD itu sangat kompleks, harapannya yang terpilih adalah betul-betul yang terbaik,” tegasnya.

    Perusahaan ini berdiri sejak 1971 dengan basis usaha pertambangan di Kecamatan Sampung. Namun setelah izin tambang habis pada 2022, aktivitasnya praktis terhenti. Transformasi menjadi BUMD dilakukan setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54 Tahun 2017 tentang BUMD, yang kemudian diturunkan dalam Perda Nomor 6 Tahun 2020.

    Meski secara hukum sudah berstatus BUMD, nyatanya Sari Gunung masih vakum. Kini, melalui seleksi ketat ini, Pemkab Ponorogo berupaya melahirkan figur terbaik yang bisa mengembalikan marwah sekaligus menjadikan Sari Gunung sebagai mesin penggerak ekonomi daerah. [end/suf]