kab/kota: Gunung

  • Uji KIR Bus Maut di Jalur Bromo Masih Berlaku, Kok Bisa Rem Blong?

    Uji KIR Bus Maut di Jalur Bromo Masih Berlaku, Kok Bisa Rem Blong?

    Jakarta

    Kecelakaan maut diduga akibat bus mengalami rem blong lagi-lagi terjadi. Bus pariwisata menabrak rumah di jalur wisata Gunung Bromo, di Probolinggo, Jawa Timur. Kecelakaan ini mengakibatkan 8 orang meninggal dunia.

    Dikutip detikJatim, sopir bus bernama Albahri, warga Jember mengatakan bahwa rem bus sempat tidak berfungsi sebelum insiden itu terjadi. Ada dugaan rem bus itu blong hingga sopir tidak bisa mengendalikan kemudi.

    “Pada saat turunan, rem sudah blong. Saya banting setir ke kanan, bus menabrak pembatas jalan, meluncur ke bawah hingga menghantam pagar rumah dan motor kurir. Saya sempat membunyikan klakson dan menyalakan lampu karena lalu lintas padat,” ujar Albahri.

    Bus yang mengalami kecelakaan adalah bus pariwisata Inds 88 Trans bernopol P 7221 UG yang muat rombongan nakes dari RS Bakti Sehat Jember. Dikutip dari situs resmi Mitra Darat Kementerian Perhubungan, bus dengan pelat nomor P 7221 UG itu terdaftar atas nama PT INDRA JAYA BERSAMA. Bus tersebut masih memiliki izin untuk beroperasional.

    Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, izin angkutan bus tersebut masih berlaku sampai 3 Oktober 2025.

    Uji berkala juga lulus. Bus ini terakhir kali diuji berkala di Dishub Kabupaten Jember dengan status lulus. Masa berlaku uji berkala masih panjang, sampai dengan 4 Maret 2026. Kalau uji KIR berlaku 6 bulan, artinya bus ini baru dilakukan uji berkala pada September ini. Tapi kenapa bus itu bisa mengalami rem blong?

    Penyebab Kecelakaan Bus Rem Blong

    Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan maut kendaraan besar seperti bus.

    Menurut Wildan, yang pertama kecelakaan rem blong terjadi pada jalan menurun dan memiliki pola yang sama. Beberapa kecelakaan maut dipicu oleh kesalahan pengemudi dalam berkendara di jalan menurun. Banyak dari sopir yang menggunakan gigi tinggi saat melalui jalan menurun, melakukan pengereman berulang, sehingga mengakibatkan rem tidak berfungsi, memindahkan gigi di jalan menurun saat rem tidak berfungsi sehingga menyebabkan gigi masuk ke posisi netral dan berakhir dengan tabrakan hebat karena kecepatan kendaraan bisa mencapai 100 km/jam bahkan lebih karena melaju pada jalan menurun dalam posisi gigi netral.

    “Kedua, kecelakaan rem blong yang dipicu rem tidak berfungsi karena mengalami malfunction pada sistem rem. Hal ini disebabkan karena pengemudi tidak melakukan pemeriksaan kendaraan sebelum beroperasi (pre-trip inspection),” kata Wildan beberapa waktu lalu.

    Ketiga, lanjutnya, kecelakaan masuk jurang atau terguling akibat pengemudi tidak memahami jalan yang disebabkan minimnya informasi terkait kondisi jalan dan lingkungannya. Keempat, kecelakaan yang disebabkan pengemudi mengalami microsleep (tidur saat mengemudi) yang dipicu akibat mengemudi lebih dari 12 jam tanpa istirahat atau mengemudi dalam kondisi sakit dan mengkonsumsi obat.

    Cara Nyetir di Turunan

    Wildan menerangkan, seharusnya pada saat memasuki jalan menurun panjang sopir sudah menggunakan gigi rendah. Penggunaan gigi rendah akan menghindari penggunaan rem pedal secara berulang-ulang.

    “Risiko rem blong berkurang. Apa pun yang terjadi jangan memindahkan gigi (di jalan menurun). Memindahkan gigi di jalan menanjak atau menurun berisiko masuk ke gigi netral,” ujar Wildan.

    Jika pengemudi melakukan pengereman berulang maka kampas rem berisiko over heat (kelebihan panas) dan menyebabkan rem blong. Selain itu, juga bisa menyebabkan penurunan tekanan angin secara drastis dan berakibat rem blong.

    “Prosedur mengemudi di jalan menurun, gunakan gigi rendah sebelum memasuki jalan menurun. Aktifkan exhaust brake saat RPM mulai mendekati zona merah. Jika RPM tetap naik hingga zona merah, injak pedal rem dan nonaktifkan exhaust brake hingga RPM turun. Lepas pedal rem saat RPM sudah turun. Jika RPM kembali naik, aktifkan kembali exhaust brake. Ulangi langkah ini sesuai kebutuhan,” sebutnya.

    (rgr/din)

  • Seorang Polisi Dipukul Pengendara Motor di Gunung Sahari: Tak Terima Diberhentikan Lantaran Ugal-ugalan – Page 3

    Seorang Polisi Dipukul Pengendara Motor di Gunung Sahari: Tak Terima Diberhentikan Lantaran Ugal-ugalan – Page 3

    Selanjutnya, NH pun berusaha untuk menghentikan kendaraan terduga pelaku. Namun, terlapor dan temannya dapat berkelit hingga berhasil melarikan diri ke arah Ancol.

    “Setelah melarikan diri, terlapor kembali dengan berjalan kaki menghampiri pelapor yang saat itu berdiri di depan pos lalu lintas, setelah dekat dengan posisi berhadapan tiba-tiba terlapor langsung menyerang pelapor dengan cara memukul wajah pelapor beberapa kali,” paparnya.

     

  • Isak Tangis Iringi Pemakaman 7 Korban Kecelakaan Maut Bus di Bromo

    Isak Tangis Iringi Pemakaman 7 Korban Kecelakaan Maut Bus di Bromo

    Saat ditanya terkait dengan kegiatan wisata sejumlah karyawan RSBS dan keluarganya di Gunung Bromo, Faida mengaku tidak tahu, karena kegiatan itu murni inisiatif karyawan RSBS secara mandiri yang merayakan kelulusan setelah wisuda S1 bersama keluarga masing-masing.

    “Jadi, memang dari pihak RSBS tidak tahu keberangkatan mereka ke Gunung Bromo sampai terdengar musibah kecelakaan yang terjadi itu,” katanya.

    Dari delapan korban kecelakaan maut yang meninggal tersebut, ada satu keluarga yang menjadi korban, yakni Hendra Pratama bersama istri dan anaknya.

    Kecelakaan Maut

    Sebelumnya kecelakaan maut kendaraan bus Hino IND’S 88 Nopol P-7221-UG yang membawa rombongan keluarga karyawan RSBS Jember dikemudikan Al Bahri dengan kernet Mergi membawa penumpang 52 orang turun dari Gunung Bromo.

    Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, pada saat kondisi jalan menurun dan menikung ke kiri, kendaraan itu mengalami gagal fungsi rem, sehingga laju kendaraan tetap ke kanan menabrak pembatas jalan sebelah kanan, kemudian menabrak sepeda motor nomor polisi N-2856-OE pada Minggu (14/9) sekitar pukul 11.45 WIB.

    Akibat dari kecelakaan tersebut sebanyak delapan orang meninggal dunia, sedangkan sisanya mengalami luka berat dan ringan yang dirawat di RSUD Dr Saleh, RSU Ar-Rozy, RSU Tongas, Puskesmas Sukapura, Lumbang, dan Wonomerto.

  • Bus Rem Blong Tewaskan 8 Orang di Jalur Bromo, Begini Status Uji KIR-nya

    Bus Rem Blong Tewaskan 8 Orang di Jalur Bromo, Begini Status Uji KIR-nya

    Jakarta

    Kecelakaan maut akibat bus yang diduga mengalami rem blong kembali terjadi. Sebuah bus pariwisata menabrak pagar rumah warga dan sepeda motor di jalur wisata Gunung Bromo, di Jalan Raya Boto, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Probolinggo, Jawa Timur.

    Kecelakaan yang diduga akibat bus pariwisata rem blong itu mengakibatkan 8 orang meninggal dunia. Bus yang mengalami kecelakaan adalah bus pariwisata Inds 88 Trans bernopol P 7221 UG yang muat rombongan nakes dari RS Bakti Sehat Jember.

    Dikutip detikJatim, sopir bus bernama Albahri, warga Jember mengatakan bahwa rem bus sempat tidak berfungsi sebelum insiden itu terjadi. Ada dugaan rem bus itu blong hingga sopir tidak bisa mengendalikan kemudi.

    “Pada saat turunan, rem sudah blong. Saya banting setir ke kanan, bus menabrak pembatas jalan, meluncur ke bawah hingga menghantam pagar rumah dan motor kurir. Saya sempat membunyikan klakson dan menyalakan lampu karena lalu lintas padat,” ujar Albahri.

    Kecelakaan ini menewaskan 8 orang penumpang, termasuk seorang anak berusia 7 tahun. Puluhan korban lainnya mengalami luka ringan hingga luka berat.

    Dikutip dari situs resmi Mitra Darat Kementerian Perhubungan, bus dengan pelat nomor P 7221 UG itu terdaftar atas nama PT INDRA JAYA BERSAMA. Bus tersebut masih memiliki izin untuk beroperasional.

    Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, izin angkutan bus tersebut masih berlaku sampai 3 Oktober 2025.

    Uji berkala juga lulus. Bus ini terakhir kali diuji berkala di Dishub Kabupaten Jember dengan status lulus. Masa berlaku uji berkala masih panjang, sampai dengan 4 Maret 2026. Kalau uji KIR berlaku 6 bulan, artinya bus ini baru dilakukan uji berkala pada September ini.

    (rgr/din)

  • Kondisi Dua Orang Anggota Rombongan Wisata RS Bina Sehat Masih Kritis

    Kondisi Dua Orang Anggota Rombongan Wisata RS Bina Sehat Masih Kritis

    Jember (beritajatim.com) – Dua orang anggota rombongan wisata Rumah Sakit Bina Sehat Kabupaten Jember yang menjadi korban kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025), masih dalam kondisi kritis.

    Mereka masih dirawat di Probolinggo. “Kondisinya enggak memungkinkan, belum stabil dan masih kritis. Mudah-mudahan bertahan dan ada jalan untuk sembuh,” kata Faida, pemimpin Rumah Sakit Bina Sehat.

    Dari 52 orang anggota rombongan, delapan orang meninggal dunia dan 17 orang mengalami luka sedang dan berat.

    “Kebanyakan korban meninggal dan luka berat ini terluka di bagian kepala. Benturan yang hebat di kepala. Korban-korban yang meninggal itu kebanyakan karena terlempar keluar dari bus,” kata Faida.

    Rombongan karyawan Bina Sehat berlibur ke Gunung Bromo untuk merayakan wisuda sejumlah perawat menjadi sarjana. Tidak semua anggota rombongan yang berangkat adalah perawat. Ada juga petugas layanan kebersihan atau cleaning service.

    Mereka naik bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember. Pulang dari plesir ke Gunung Bromo, bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong.

    Bus kemudian menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

    Benturan keras membuat badan bus ringsek parah. Jeritan penumpang bercampur kepanikan warga menggema di lokasi. Kejadian tragis itu diperkirakan berlangsung sekitar pukul 11.45 WIB.

    “Saya lihat di lapangan bus pariwisata menghantam pagar besi hingga roboh. Polda Jatim sudah langsung olah tempat kejadian saat kami tiba,” kata Faida. [wir]

  • Penjelasan Resmi RS Bina Sehat Jember tentang Kecelakaan di Probolinggo yang Tewaskan 8 Orang

    Penjelasan Resmi RS Bina Sehat Jember tentang Kecelakaan di Probolinggo yang Tewaskan 8 Orang

    Jember (beritajatim.com) – Faida, mantan Bupati Jember dan pemimpin Rumah Sakit Bina Sehat, menahan tangis, saat melepas keberangkatan tujuh jenazah korban kecelakaan di Probolinggo, Jawa Timur, ke pemakaman masing-masing, Minggu (14/9/2025) malam.

    Faida berpidato setelah tujuh dari delapan jenazah korban kecelakaan tersebut disalati di lapangan parkir rumah sakit. “Selamat jalan pahlawan-pahlawan Bina Sehat,” katanya, dengan suara parau dan tersendat.

    Usai acara salat jenazah, Faida memberikan keterangan pers mengenai kecelakaan lalu lintas yang menimpa rombongan karyawan RS Bina Sehat di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, sepulang dari Gunung Bromo tersebut.

    “Kawan-kawan. karyawan dan keluarganya yang berekreasi ke Bromo berjumlah 52 orang. Sebagian karyawan, sebagian adalah keluarganya. Dan ini memang murni acara keluarga mereka. Jadi memang memang dari Rumah Sakit tidak tahu keberangkatan mereka sampai terdengar musibah ini,” kata Faida.

    Mereka berekreasi ke Bromo untuk merayakan wisuda sejumlah perawat menjadi sarjana. Tidak semua anggota rombongan yang berangkat adalah perawat. Ada juga petugas layanan kebersihan atau cleaning service. “Namanya juga kalau sudah satu unit itu kan mesti akrab, sudah kayak keluarga, akhirnya juga ikut,” kata Faida.

    Mereka naik bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember. Pulang dari plesir ke Gunung Bromo, bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong pada pukul 11.45 WIB.

    Bus kemudian menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura. Benturan keras membuat badan bus ringsek parah.

    “Saya lihat di lapangan bus pariwisata menghantam pagar besi hingga roboh. Polda Jatim sudah langsung olah tempat kejadian saat kami tiba,” kata Faida.

    Dari 52 orang anggota rombongan, tujuh orang meninggal di lokasi kecelakaan dan satu orang meninggal di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Tongas. Tiga orang yang meninggal di antaranya adalah anak-anak.

    “Sedih sekali. Ada suami, istri, anak meninggal. Ini termasuk yang meninggal di tempat. Korban-korban yang meninggal itu kebanyakan karena terlempar keluar dari bus,” kata Faida.

    “Kebanyakan korban meninggal dan luka berat ini terluka di bagian kepala. Benturan yang hebat di kepala dan sangat beratlah keadaannya. Maka kami putuskan tadi jenazah dimandikan di Probolinggo, karena enggak memungkinkan untuk dimandikan di Jember,” kata Faida.

    Tujuh belas orang mengalami cedera sedang dan berat. “Dari 17 orang itu, 15 orang bisa kami bawa balik ke Rumah Sakit Bina Sehat untuk ditangani di sini,” kata Faida. Rumah Sakit Bina Sehat mempersiapkan operasi untuk beberapa korban malam itu juga.

    Sebagian dari mereka yang menjalani operasi mengalami patah tulang. “Kalau biaya, mereka semua sudah punya BPJS Kesehatan dan karena ini kecelakaan lalu lintas, sudah kita koordinasi dengan Jasa Raharja. Bahkan tadi Pak Kakanwil Jasa Raharja hadir di Probolinggo dan kami dibantu berkoordinasi dengan Jasa Raharja Probolinggo,” kata Faida.

    Tidak semua korban bisa dibawa kembali ke Jember. Menurut Faida, dua orang masih dirawat di Probolinggo. “Kondisinya enggak memungkinkan, belum stabil dan masih kritis. Mudah-mudahan bertahan dan ada jalan untuk sembuh,” katanya.

    Faida memimpin penjemputan seluruh korban kecelakaan itu dengan membawa 23 ambulance dan sejumlah kendaraan pribadi dari Jember. “Kami tadi menjemputnya tersebar-sebar. Alhamdulillah juga untuk ambulancee sangat banyak yang membantu dari 119 di Probolinggo, dari Kapolres, dari Bupati, semua membantu,” katanya.

    Faida memastikan Bina Sehat fidak akan meninggalkan keluarga almarhum karyawan. “Selama ini kalau ada karyawan yang meninggal, kita tidak putus hubungan dan mendampingi anak-anak karyawan sampai mereka di perguruan tinggi, kita kelola beasiswanya,” katanya. [wir]

  • 6
                    
                        Dirut RSBS Jember Mengaku Tak Tahu Keberangkatan Karyawannya Berwisata ke Bromo
                        Surabaya

    6 Dirut RSBS Jember Mengaku Tak Tahu Keberangkatan Karyawannya Berwisata ke Bromo Surabaya

    Dirut RSBS Jember Mengaku Tak Tahu Keberangkatan Karyawannya Berwisata ke Bromo
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Direktur Utama sekaligus pemilik Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember dr Faida mengaku tak tahu sejumlah pegawainya berlibur ke Gunung Bromo, Jawa Timur.
    Faida menegaskan, rekreasi berujung maut di lereng Gunung Bromo pada Minggu (14/9/2025) siang itu bukanlah agenda perusahaan.
    Liburan itu, kata dia, murni inisiatif sejumlah karyawannya secara mandiri dan mengajak keluarga.
    “Jadi memang dari rumah sakit juga tidak tahu keberangkatan mereka sampai terdengar musibah ini,” ungkapnya kepada wartawan, Minggu (14/9/2025) malam.
    Ia mengaku baru tahu ketika mendengar kabar duka kecelakaan maut tersebut.
    Sesaat setelah mendapatkan kabar, ia kemudian bergegas ke Probolinggo, lokasi kecelakaan, tanpa mengantongi data identitas ataupun jumlah karyawannya yang menjadi korban.
    “Jadi saya tidak tahu siapa saja yang ada di sana, kami cari dan identifikasi identitasnya di Probolinggo (faskes),” terang Faida.
    Mantan Bupati Jember itu menuturkan, para pegawainya rekreasi ketika hari libur dan itu merupakan hak mereka.
    Sebagian dari para korban adalah perawat RSBS yang sebelumnya D3 lalu lanjut kuliah dan baru wisuda menempuh S1.
    Atas pencapaian itu, mereka ingin berlibur sebagai bentuk syukuran dengan mengajak sesama karyawan RSBS juga keluarga.
    “Sedih sekali ada yang suami, istri, anak meninggal,” ungkap Faida.
    Sebelumnya, kecelakaan maut bus Hino milik PO Ind’s 88 Nopol P7221UG di lereng Gunung Bromo itu terjadi pada Minggu (14/9/2025) sekira pukul 11.45 WIB.
    Bus dalam kondisi ringsek parah di bagian kanan setelah menabrak pengendara motor lantas menghantam pagar pembatas besi di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
    Bus berawak 52 penumpang tersebut lepas kendali akibat rem blong saat berada di jalan turunan dan menikung.
    Sebanyak 8 orang di antaranya tewas dan sebagian besar korban telah dipulangkan ke Jember menggunakan ambulans.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ‘Papan Catur’ Raksasa Kelilingi Sungai Terlihat dari Luar Angkasa

    ‘Papan Catur’ Raksasa Kelilingi Sungai Terlihat dari Luar Angkasa

    Jakarta

    Sebuah foto menarik yang diambil dari luar angkasa memperlihatkan sebidang tanah di Idaho, Amerika Serikat yang tampak sangat mirip papan catur raksasa. Pola aneh ini berasal dari sebuah inisiatif lingkungan yang telah ada sejak sekitar 200 tahun lalu.

    Foto udara menunjukkan sebidang tanah di sepanjang Sungai Priest di pegunungan Idaho utara, sekitar 65 kilometer di selatan perbatasan Kanada. Titik terdekat yang menarik adalah Whitetail Butte, sebuah titik pengamatan kebakaran hutan, terletak di tikungan besar sungai, kira-kira di tengah jalur air seperti terlihat di dalam foto.

    ‘Papan catur’ ini memiliki lebar sekitar 8 km pada titik terlebarnya dan terdiri dari sekitar 185 kotak, meskipun tidak semuanya terlihat dalam foto ini. Setiap kotak mencakup sekitar 130 ribu meter persegi, kira-kira sama luasnya dengan 24 lapangan sepak bola.

    Menurut NASA Earth Observatory, pola ini merupakan hasil inisiatif pengelolaan hutan berbasis grid yang dibentuk pada 1800-an. Lahan-lahan berselang-seling telah ditebang untuk diambil kayunya, menyisakan cukup pohon untuk menopang ekosistem hutan, sementara pohon-pohon baru tumbuh.

    Pohon-pohon baru kemudian ditanam di lahan-lahan kosong tersebut. Ketika pohon-pohon tersebut telah dewasa sepenuhnya, pohon-pohon di lahan berselang-seling tersebut dipanen, dan siklusnya dimulai lagi. Foto ini kemungkinan diambil hanya beberapa tahun setelah panen terakhir.

    Pola ini dipertegas oleh salju, yang menumpuk di atas pohon-pohon muda di lahan-lahan putih yang ‘kosong’. Pola kotak-kotak ini juga terlihat selama musim panas. Namun, terdapat perbedaan yang jauh lebih sedikit antara beberapa lahan terang dan gelap, yang tampak sebagai berbagai corak hijau.

    Foto ini diambil tepat sebelum Matahari terbenam, sehingga beberapa lereng gunung tampak bercahaya sementara yang lainnya tertutup bayangan panjang karena sudut Matahari rendah.

    Pemandangan Unik

    Sungai Priest, yang merupakan bagian dari cekungan Sungai Columbia, sebelumnya digunakan untuk mengangkut kayu dari wilayah ini ke tempat penggergajian kayu di wilayah lain di Idaho dan sekitarnya.

    Pengangkutan kayu secara tradisional dilakukan dengan ‘pengangkutan kayu’, yaitu rakit-rakit kayu yang mengapung di permukaan sungai, seringkali dengan orang-orang berdiri di atasnya dan menggunakan tiang-tiang panjang untuk mengarahkan rakit dan mencegahnya macet.

    Namun, praktik ini dihentikan pada 1990-an untuk memungkinkan pemanfaatan sungai yang lebih bertujuan rekreasi. Batang-batang kayu tersebut kini diangkut melalui jalan darat, dan jika diperhatikan dengan saksama, kalian dapat melihat garis samar jalan truk yang dibangun khusus melintasi secara diagonal beberapa petak hutan kotak-kotak tersebut.

    (rns/hps)

  • Masjid Kembar Ini Dibangun dari 12 Ton Sampah Plastik 
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        14 September 2025

    Masjid Kembar Ini Dibangun dari 12 Ton Sampah Plastik Bandung 14 September 2025

    Masjid Kembar Ini Dibangun dari 12 Ton Sampah Plastik
    Editor
    KOMPAS.com
     – Pesantren Welas Asih di Desa Sukarasa, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tengah membangun masjid ramah lingkungan dengan memanfaatkan 12 ton sampah plastik yang diolah menjadi bahan bangunan.
    Pembangunan Masjid Kembar Ar-Rahman dan Ar-Rahim yang digadang-gadang menjadi ikon baru di Garut ini diresmikan oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Wakil Bupati Garut Putri Karlina, Minggu (14/9/2025) sore.
    “Hari ini kami melancarkan sesuatu yang mudah-mudahan jadi inspirasi bagi Indonesia dalam pengelolaan sampah,” ujar Pimpinan Ponpes Welas Asih, Irfan Amali.
    Ia menuturkan, dalam enam tahun terakhir, satu rukun warga yang meliputi kawasan pesantren sudah tidak lagi membuang sampah ke tempat pembuangan umum (TPU).
    Sampah dari 200 kepala keluarga di lingkungan itu didaur ulang, mulai dijadikan pupuk hingga produk lain.
    “Jadi ada sampah hari ini bisa selesai hari ini sebelum siang, beres shala dzuhur, sampah itu sudah terkelola dengan baik,” ungkapnya.
    Irfan menjelaskan, sampah plastik yang dikumpulkan diolah menjadi bahan bangunan untuk membangun masjid.
    Plastik tersebut akan diproses menjadi palet-palet yang kemudian dijadikan dinding masjid.
    “Upaya ini tidak hanya menyelamatkan ribuan pohon, tapi juga semoga menjadi amal ibadah bagi kita semua,” ucapnya.
    Putri Karlina turut memberikan apresiasi atas langkah yang dilakukan Pondok Pesantren Welas Asih.
    Menurutnya, inisiatif tersebut patut dicontoh oleh ribuan pesantren lain di Garut.
    “Saya juga ingin sedikit menyampaikan curahan hati, pekerjaan rumah kita soal sumber daya manusia di Garut masih luar biasa,” ujarnya.
    Banyak gunung, kata dia, yang kini gundul dan berubah menjadi kebun hortikultura.
    Putri berharap Pesantren Welas Asih mampu menanamkan nilai-nilai kelestarian lingkungan kepada para santri.
    “Selamat sudah mendidik, semoga ke depan Garut bisa menjaga kelestarian alamnya. Terima kasih sudah menginspirasi,” katanya.
    Sedangkan Raja Juli Antoni menekankan bahwa persoalan sampah seharusnya tidak hanya dipahami dalam tataran teori maupun ayat, tetapi benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
    “Allah menyayangi orang-orang yang bertobat dan menyayangi orang-orang yang suka menjaga kebersihan. Sayangnya, ajaran itu sering tidak kita terapkan,” katanya.
    Menurutnya, yang dilakukan Pesantren Welas Asih menjadi bukti, sesuatu yang selama ini dianggap tidak bermanfaat bahkan mengganggu, bisa disulap menjadi karya besar berupa rumah ibadah.
    “Ini inspirasi, tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga dunia. Kalau kita masuk ke suatu tempat, lihatlah pengelolaan sampahnya. Di situlah ukuran peradaban kita,” ucapnya. 
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul KEREN, Pesantren Welas Asih Garut Bangun Masjid dengan Bahan Sampah Plastik 12 Ton
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kecelakaan Bromo: Hendra, "Cleaning Service" RSBS Jember, Tewas Bersama Istri dan Anak
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        14 September 2025

    Kecelakaan Bromo: Hendra, "Cleaning Service" RSBS Jember, Tewas Bersama Istri dan Anak Surabaya 14 September 2025

    Kecelakaan Bromo: Hendra, “Cleaning Service” RSBS Jember, Tewas Bersama Istri dan Anak
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com –
    Hendra merupakan satu dari delapan korban tewas kecelakaan bus yang membawa rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember di jalur wisata Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025).
     
    Hendra yang sehari-hari bekerja sebagai 
    cleaning service
    di RSBS Jember, tewas bersama anak dan istrinya.
    “Sangat berat menjemput jenazah Hendra,
    cleaning service
    RSBS yang meninggal sekeluarga bersama istri dan anaknya,” ungkap Faida, Direktur RSBS Jember, saat memimpin langsung proses evakuasi dan pemulangan para korban.
    Faida mengatakan, kebanyakan karyawan yang berwisata tersebut membawa pasangan atau anggota keluarga lainnya.
    “Mereka ingin rekreasi bersama keluarga, namun musibah terjadi,” katanya.
    Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, Hendra merupakan warga Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Jember.
    Anak perempuan yang turut bersamanya merupakan anak kedua yang masih duduk di bangku kelas 1 SD.
    Anak pertamanya laki-laki kelas 4 SD berada di rumah dan tidak diajak.
    Pantauan Kompas.com di RSBS Jember malam ini, pihak keluarga tengah menunggu kedatangan jenazah Hendra.
    Salah satunya adalah mertua Hendra bersama dua anggota keluarganya.
    Sejumlah anggota keluarga korban lainnya juga tengah menanti kedatangan ambulans yang masih dalam perjalanan dari Probolinggo menuju RSBS Jember.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.