Khofifah Sebut Perlu Jalur Penyelamatan di Akses Menuju Bromo
Tim Redaksi
JEMBER, KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut, akses ke Gunung Bromo perlu dibuat jalur penyelamatan.
Hal ini disampaikan Khofifah merespons kecelakaan bus di akses menuju Bromo yang menewaskan delapan orang.
Khofifah mengaku sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) menanyakan kemungkinan pemberian jalur penyelamatan di jalan menuju tempat wisata Gunung Bromo.
Biasanya, kata dia, tanjakan atau turunan terdapat opsi jalur penyelamatan ketika ada hal yang tak dinginkan terjadi, seperti rem blong.
“Maka mobil diarahkan ke jalur penyelamatan itu,” kata Khofifah saat menjenguk para korban kecelakaan di Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember, Senin (15/9/2025).
Jalan yang menjadi TKP kecelakaan itu adalah jalur umum yang biasa dilalui wisatawan dan untuk mobilitas warga setempat.
Namun, kata dia, semuanya masih menunggu hasil investigasi tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Ia memastikan tim KNKT segera memeriksa kondisi bus yang kecelakaan di lereng Bromo.
“Kami menunggu hasil KNKT besok atau lusa yang akan turun,” katanya.
Menurutnya, hasil investigasi KNKT juga akan menjadi dasar untuk mengungkap penyebab kecelakaan maut itu.
Kecelakaan lalu lintas bus pariwisata itu terjadi di jalan turunan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Minggu (14/9/2025) siang.
Rombongan bus tersebut pulang rekreasi dari Taman Nasional Gunung Bromo dalam rangka tasyakuran kelulusan S1 Keperawatan.
Dari 53 korban dalam peristiwa nahas tersebut, 29 orang adalah karyawan RSBS.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Gunung
-
/data/photo/2025/09/15/68c7fbd139ae5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Khofifah Sebut Perlu Jalur Penyelamatan di Akses Menuju Bromo Surabaya 15 September 2025
-

Tragedi Bus Maut di Bromo, Senator Lia Istifhama Ingatkan Keselamatan Penumpang dan Disiplin Ramp Check
Jakarta (beritajatim.com) – Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama menyampaikan duka cita yang mendalam atas kecelakaan bus pariwisata di jalur Gunung Bromo, Minggu (14/9/2025), yang menewaskan delapan orang penumpang. Korban termasuk tenaga kesehatan RS Bina Sehat (RSBS) Jember.
“Saya turut berduka cita sedalam-dalamnya untuk para korban, khususnya keluarga besar RS Bina Sehat Jember,” ujar Ning Lia, sapaannya, Senin (15/9/2025).
Dia pun menegaskan, pentingnya pengawasan ketat terhadap operasional bus pariwisata. Menurutnya, tragedi ini menjadi pengingat bahwa keselamatan penumpang harus menjadi prioritas utama dalam setiap perjalanan wisata.
“Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama. Tragedi di Bromo harus menjadi momentum untuk memperkuat langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang,” katanya.
Ning Lia juga mendorong, pengelola transportasi wajib disiplin. Selain itu, Pemerintah daerah, pemilik bus, hingga masyarakat harus bekerja sama memastikan angkutan umum, terutama bus pariwisata, dalam kondisi layak jalan.
Doktoral Ekonomi Islam UINSA Surabaya juga mengungkap langkah Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur yang telah mengeluarkan imbauan ramp check bus pariwisata. Namun ia menekankan, aturan tersebut harus benar-benar dipatuhi.
“Dishub Jatim sebenarnya sudah proaktif dengan imbauan ramp check. Tapi pemilik bus dan pengelola wisata harus disiplin memeriksakan kendaraan, terutama sistem rem, sebelum beroperasi. Jangan sampai ada bus yang berangkat tanpa jaminan keamanan,” jelas putri KH Maskur Hasyim itu.
Sebelumnya, tragedi ini bermula saat Bus Hino IND’S 88 bernopol P-7221-UG yang mengangkut 52 penumpang karyawan RSBS Jember mengalami gagal rem di jalan menurun Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Bus oleng menabrak pembatas jalan dan sebuah sepeda motor. Akibatnya, delapan orang meninggal dunia, termasuk satu keluarga, yakni Hendra Pratama bersama istri dan anaknya. Puluhan penumpang lainnya luka berat dan ringan, kini dirawat di beberapa rumah sakit Probolinggo.
Beberapa waktu lalu, Kepala Dishub Jatim, Nyono, menjelaskan pengawasan bus pariwisata non-trayek menjadi tantangan tersendiri karena banyak tidak berangkat dari terminal resmi. Karena itu, pihaknya mendorong agar pemilik bus melakukan pemeriksaan kendaraan di Dishub Kabupaten/Kota sebelum keberangkatan.
Berdasarkan data Dishub Jatim, sepanjang Januari–Agustus 2024 terjadi 14.530 kecelakaan lalu lintas di Jawa Timur. Dari jumlah itu, 1.097 orang meninggal dunia, 762 luka berat, dan 20.812 luka ringan. Jawa Timur menjadi provinsi dengan angka kecelakaan tertinggi kedua setelah Jawa Tengah. [hen/suf]
-
/data/photo/2025/09/15/68c7bd6f7693b.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wisatawan Main Paralayang di Bromo, Khofifah: Tak Ada Toleransi Surabaya 15 September 2025
Wisatawan Main Paralayang di Bromo, Khofifah: Tak Ada Toleransi
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan tanggapan atas video viral aktivitas paralayang di kawasan Gunung Bromo.
Menurutnya, seluruh aktivitas wisata di kawasan Gunung Bromo wajib mengikuti regulasi yang berlaku, termasuk aturan konservasi dan perizinan resmi.
“Tidak boleh ada toleransi terhadap kegiatan yang merusak lingkungan, mengabaikan keselamatan, atau mengganggu nilai-nilai budaya,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (15/9/2025).
Gunung Bromo, menurut dia, bukan sekadar destinasi wisata, melainkan juga kawasan konservasi dan warisan budaya masyarakat Tengger yang sakral.
“Bromo juga bagian dari Cagar Biosfer Bromo Tengger Semeru – Arjuno yang telah ditetapkan UNESCO sejak 2015 lalu,” ujarnya.
Khofifah menekankan pentingnya edukasi kepada para wisatawan di kawasan Gunung Bromo agar pengunjung lebih memahami kewajiban menjaga kelestarian alam sekaligus menghormati kearifan lokal masyarakat Tengger.
“Kita juga akan memperkuat edukasi kepada pengunjung mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam dan menghormati kearifan lokal, agar Bromo tetap lestari, sakral, dan dihormati generasi kini maupun yang akan datang,” ucapnya.
Unggahan video yang memperlihatkan seorang oknum paraglider melakukan aktivitas penerbangan paralayang di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) viral di media sosial.
Video itu diunggah oleh pemilik akun Instagram @indonesian_mountains pada Rabu (10/9/2025).
Terlihat dalam video itu seorang pria dengan kostum dan helem putih melakukan aktivitas penerbangan paralayang dari Kawasan Penanjakan, terbang ke arah Gunung Batok, dengan parasut utama berwarna jingga.
Balai Besar TNBTS menyayangkan aktivitas ilegal yang dilakukan oknum tersebut. Sebab, penerbangan paralayang dilarang di dalam kawasan TNBTS.
Namun, hingga hampir dua bulan berselang, pihak TNBTS belum juga menemukan identitas wisatawan yang melanggar norma setempat itu.
“Sampai sekarang, kami juga belum mengetahui identitas pelaku wisatawan yang menerbangkan paralayang,” ujar Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, saat dihubungi
Kompas.com
pada Senin (15/9/2025).
Rudijanta juga menegaskan kawasan Bromo merupakan kawasan sakral yang dilindungi , sesuai dalam Surat Paruman Dukun Pandita Kawasan Tengger Nomor 295/Perm/PDP-Tengger/X/2024 tanggal 24 Oktober 2024.
Berdasarkan surat tersebut, akan ada ancaman sanksi adat yang akan diberikan bagi pelanggar aturan masyarakat Tengger. Sanksi yang diberikan bergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/15/68c7e6569855d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Bus di Lereng Bromo, Pasrah Sambil Peluk Anak dan Istri Surabaya 15 September 2025
Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Bus di Lereng Bromo, Pasrah Sambil Peluk Anak dan Istri
Tim Redaksi
JEMBER, KOMPAS.com
– Ada yang janggal pada bus berpenumpang 52 orang yang mengalami kecelakaan maut di lereng Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025) siang.
Sebelum bus lepas kendali, Muhammad Zainuri (46), penumpang bus yang selamat ini sempat merasa ada yang tak beres.
Kepanikan mulai menyentaknya ketika beberapa menit bertolak dari Bromo. Bus sempat gagal nanjak dua kali hingga bau gosong menyengat tercium dari bagian belakang.
Sopir mengemudikan bus pelan, sekira 20 kilometer per jam, tapi ia yakin bus harus berhenti sejenak.
Zainuri sontak memperingatkan sopir untuk memeriksa kampas rem. Namun, peringatan itu tak diindahkan.
Sekira 10 menit kemudian, bus meluncur tak terkendali di jalan menurun dan menikung.
Bus mencoba menghindari sejumlah kendaraan di depannya, hingga menyeruduk seorang pemotor di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
“Saya pejamkan mata, pasrah. Saya pikir saya akan mati bersama istri dan anak-anak,” kata Zainuri lirih di Jember, Senin (15/9/2025).
Zainuri mendengar seluruh penumpang bus menjerit, yang mulanya tidur sontak ikut berteriak, kepanikan makin menjadi ketika kernet dan pemandu wisata lari ke belakang.
Pria asal Desa Mojosari, Kecamatan Puger, itu tak berani membuka mata sembari mendekap istrinya Evalia Sari dan dua anaknya Zahir serta Azka dari belakang yang berada tepat di belakang kursi sopir.
Sisi kanan bus menghantam pagar besi pembatas jalan lalu kembali menabrak pagar rumah warga dan berhenti.
Pelipis kanannya terkena pecahan kaca jendela.
Istrinya terlempar ke depan bagian kemudi, tubuh anak-anaknya terjepit di antara bangku yang terlipat.
Ia berupaya tenang, mencoba mengevakuasi istri serta kedua anaknya.
“Saya bilang gini, ya Allah dik,
tangane sampeyan kok suwek to dik
(tangannya lamu kok robek),” ucapnya mengehela napas.
Di tengah upaya mengevakuasi anaknya yang terjepit, ia mencoba berdiri dan melihat kondisi para penumpang lainnya.
“Tapi ketika saya berdiri, Masya Allah, ya Allah, kok ada yang mati.
Tadi kan tak bilangi semisal
(tadi saya bilang berhenti dulu) berhenti cek kampas, kopling kan enak, enggak seperti sekarang enggak ada yang mati,” kata Zainuri mengungkapkan kepiluannya siang itu.
Dari yang awalnya tenang saat akan mengevakuasi anaknya, Zainuri menjadi histeris ketika melihat seorang anak bernama Bella.
Wajah yang menurutnya sudah tak berbentuk dan korban lain yang terluka parah. Banyak korban yang terlempar hingga keluar bus.
Masyarakat berdatangan mendekati bus yang ringsek bagian kanannya, beberapa dari mereka membantu evakuasi korban di dalam bus.
Ada yang sengaja memecahkan kaca bus untuk memudahkan mengevakuasi korban.
Sebab, kondisinya pada saat itu kursi berhamburan dan terdorong ke depan, banyak yang terjepit.
Zainuri dibantu warga setempat mengeluarkan Eva, Zahir, dan Azka. Ia ingin membawa mereka menjauh dari bus karena takut meledak.
Ponselnya hilang. Ia meminjam milik sopir ambulans yang mulai berdatangan dan mengabarkan kondisinya kepada kakaknya di Jember.
Ia dan keluarganya seolah mendapatkan keajaiban dari Tuhan.
Korban meninggal mayoritas duduk di sisi kanan, namun Zainuri dan keluarga masih bisa selamat.
Zainuri cedera ringan dan bagian pelipis mata kanan terluka dan harus dijahit. Ia bahkan cukup rawat jalan.
Evalia (37) yang merupakan perawat ICCU di RSBS sejak 2009 mengalami patah tulang tubuh bagian kanan dan telah dioperasi.
Sedangkan Zahir (13) mengalami patah tulang di bagian kaki serta Azka (11) di bagian tangan. Mereka menjalani operasi.
Zainuri adalah karyawan swasta yang sangat paham urusan mengemudi dan permasalahan mesin kendaraan.
Ia berlibur ke Bromo merayakan kelulusan S1 Keperawatan Eva, mereka memutuskan mengajak anak-anaknya.
“Umpamanya ada kejadian ini saya enggak ikut, saya lebih syok. Allah ngasih kesempatan saya selamat,” ungkapnya menangis.
Rombongan bus berangkat dari Jember pada Sabtu (13/9/2025) pukul 22.00 WIB.
Sampai di Bromo menyewa jip menuju Seruni Point menikmati keindahan Bromo saat sunrise, lalu ke Pasir Berbisik, makan bersama, ke Bukit Teletubbies, berswafoto, lalu memutuskan pulang sekira pukul 09.30 WIB hingga akhirnya kecelakaan maut menimpanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3566014/original/052735600_1631159138-20210909-melihat-lahan-pertanian-di-kawasan-Bromo-yang-sepi-dari-wisatawan-ARBAS-7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Waspada Potensi Letusan Freatik, Badan Geologi Beberkan Bahaya Aktivitas Vulkanik Gunung Bromo
Sikap yang sama juga diutarakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah meminta masyarakat menjaga kelestarian serta kesakralan Gunung Bromo karena kawasan itu merupakan kawasan konservasi, warisan budaya Tengger, dan bagian Cagar Biosfer UNESCO.
Khofifah dalam keterangannya Minggu (14/9/2025), menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) yang menegaskan bahwa kegiatan paralayang di kawasan Bromo tidak berizin resmi dan dilarang. Menurut dia, sikap tersebut menunjukkan komitmen menjaga Bromo sebagai kawasan konservasi.
“Saya menghargai perhatian yang telah ditunjukkan BB TNBTS atas viralnya aktivitas paralayang di Gunung Bromo. Sebagai Gubernur Jawa Timur, saya ingin menegaskan bahwa kita harus menjaga Bromo tidak hanya sebagai destinasi wisata tetapi juga sebagai kawasan konservasi, warisan budaya masyarakat Tengger yang sakral, serta bagian dari Cagar Biosfer UNESCO,” ujar Khofifah.
Dirinya juga menegaskan, seluruh aktivitas wisata di Bromo wajib mengikuti regulasi yang berlaku, termasuk aturan konservasi dan perizinan resmi.
Baginya, tidak boleh ada toleransi terhadap kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan, mengabaikan keselamatan wisatawan, atau mengganggu nilai budaya setempat.
“Saya meminta semua pihak mulai dari pemerintah, BB TNBTS, aparat keamanan, penyedia jasa wisata, dan masyarakat untuk bersinergi memperkuat pengawasan serta penegakan hukum. Turis asing maupun lokal yang melanggar akan ditertibkan sesuai peraturan,” katanya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4828358/original/092209900_1715392652-Gunung_Awu.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Gunung di Sulut Berstatus Waspada, Warga Diminta Patuhi Radius Bahaya
Badan Geologi ESDM juga merekam sebanyak 307 kali gempa vulkanik dangkal Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut, pada periode pengamatan 16-31 Agustus 2025.
Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku menyebutkan, selain gempa vulkanik dangkal juga terekam tiga kali gempa ‘Low Freguency’, tujuh kali gempa vulkanik dalam, empat kali gempa tektonik lokal, dan 286 kali gempa tektonik jauh.
“Dalam periode tersebut kegempaan Gunung Awu didominasi gempa vulkanik dangkal dan gempa tektonik jauh,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN pada, Minggu (14/9/2025).
Dia mengungkapkan, energi gempa-gempa vulkanik secara keseluruhan, yang berdasarkan nilai perataan amplitudo rekaman gempa ‘Real Time Seismic Amplitude Measurement’ (RSAM) menunjukkan nilai fluktuatif. Grafik RSAM secara umum masih mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan kegempaan.
“Kondisi kegempaan saat ini mengalami sedikit penurunan pada gempa vulkanik dangkal dimana rata rata kejadian menurun dari 23 kejadian per hari menjadi 19 kejadian per hari,” ujarnya.
Pengamatan visual kawah Gunung Awu tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak awal bulan Juli 2024, sementara pada periode 16-31 Agustus 2025 embusan asap kawah berfluktuasi berkisar antara 10-150 meter (dominan di bawah 50 meter) di atas kubah lava.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas hembusan asap kawah masih berfluktuasi dan tidak terjadi peningkatan yang menerus dan signifikan.
“Gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal pada periode tersebut mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode sebelumnya, dengan jumlah rata-rata per hari yang masih di atas normal,” tuturnya.
Rentetan gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal (Spasmodic Burst) pada periode ini tidak terekam, sedangkan adanya gempa ‘Low Freguency’ menunjukkan proses aliran fluida (gas/magma) di dalam tubuh gunung api.
Dengan jumlah gempa vulkanik dangkal yang masih tinggi mengindikasikan proses magmatik masih terus berlangsung di kedalaman dangkal yang menyebabkan terjadinya retakan dan tekanan pada batuan di dekat permukaan.
“Kami meminta warga untuk tetap waspada mengantisipasi setiap kemungkinan yang terjadi akibat aktivitas gunung tersebut,” ujarnya.
Badan Geologi Kementerian ESDM masih menetapkan status Level II (Waspada) untuk Gunung Awu sejak statusnya diturunkan dari Level III (Siaga) pada 2 Februari 2025.
-

Jangan Bingung Lagi, Ini Jenis-jenis Peta yang Perlu Diketahui
YOGYAKARTA – Peta adalah gambaran mengenai letak wilayah di bumi yang digambarkan pada sebuah bidang datar. Peta bermanfaat untuk memahami sifat dari permukaan bumi, keadaan penduduk di suatu daerah, dan batas daerah. Dalam ilmu geografi, ada beberapa jenis peta. Jenis-jenis peta dapat kita bedakan berdasarkan isi, skala, dan bentuknya.
Lantas apa saja jenis-jenis peta yang tersedia? Sebelum memahami jenis-jenis peta, sebaiknya kita pahami pengertian dari peta terlebih dahulu. Untuk selengkapnya, simak penjelasannya di bawah ini.
Apa Itu Peta?
Dikutip dari buku berjudul Geografi yang ditulis oleh Wirastuti Widyatmanti (2008), peta adalah bentuk muka bumi yang digambarkan melalui bidang datar, dan diperkecil dengan menggunakan sistem proyeksi peta. Peta digambar berdasarkan teknik dan aturan-aturan yang khusus.
Teknik dan aturan inilah yang disebut sebagai kartografi. Kartografi adalah sebuah ilmu, teknik, dan seni dalam penggambaran peta dengan melibatkan geodesi, fotogrametri, kompilasi, dan reproduksi peta. Seorang ahli yang mahir dalam membuat peta disebut kartografer.
Pada umumnya, peta mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi. Peta dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan informasi tentang kondisi di suatu wilayah secara sederhana. Peta juga mempunyai fungsi yang lain, antara lain:
Menggambarkan bentuk muka bumi seperti pesisir, kota, dan bentuk sungaiMenunjukkan luas dan jarakMenunjukkan letak dan posisiUntuk media informasi dalam berbagai kebutuhan.
Jenis-jenis Peta
Jenis-jenis peta dibagi menjadi 3, yaitu berdasarkan isinya, bentuknya, dan skalanya. Dilansir dari buku berjudul Ilmu Pengetahuan Sosial 3 yang ditulis oleh Mamat Ruhimat (2018), di bawah ini adalah jenis-jenis peta:
Jenis Peta Berdasarkan Isinya
Jenis peta berdasarkan isinya terbagi menjadi dua kategori, yaitu peta umum dan peta khusus.
Peta Umum
Peta umum yaitu peta yang dimanfaatkan untuk menggambarkan seluruh ketampakan yang ada di permukaan bumi, entah itu fenomena alam ataupun budaya. Fenomena alam dalam peta umum dapat berupa danau, sungai, gunung, pegunungan, laut, dan juga rawa.
Adapun fenomena budayanya yaitu batas wilayah, perkebunan, pemukiman, persawahan, bandara udara, pelabuhan, jalan kereta api, dan jalan raya. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis, antara lain:
Peta dunia yaitu jenis peta umum yang menggambarkan cakupan wilayah luas meliputi bentuk dan letaknya dalam skala kecil.
Peta korografi adalah jenis peta umum yang menjelaskan seluruh atau sebagian dari permukaan bumi dalam skala sedang. Jenis peta ini dapat kita lihat dalam contoh atlas.
Peta topografi yaitu jenis peta umum yang menggambarkan permukaan bumi beserta dengan reliefnya. Penggambaran relief dalam peta dibuat dalam bentuk garis kontur.
Peta Khusus
Peta khusus yaitu jenis peta yang hanya menggambarkan satu atau beberapa aspek fenomena yang ada di permukaan bumi. Simbol pada peta khusus digunakan dengan penyesuaian tema pada judul peta. Misalnya:
Peta persebaran objek wisataPeta persebaran gunung berapi di IndonesiaPeta kepadatan pendudukPeta cuaca dan iklimPeta jalur penerbanganPeta penggunaan lahan.
Demikianlah ulasan tentang jenis-jenis peta beserta contohnya. Semoga informasi ini bermanfaat! Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5349005/original/037811000_1757909192-Barang_Bukti.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Motor Mahasiswa Raib di Kos, Polisi Tangkap Dua Pelaku di Samarinda
Indra menyebut, sebelum ada portal, akses masuk wilayah itu terbuka tanpa pengawasan. Kini, portal hanya dapat diakses warga yang telah mendaftarkan sidik jarinya. Kamera pengawas juga terpasang di sejumlah titik strategis.
“Ini bisa dicontoh oleh lingkungan lain. Jika diterapkan luas, angka curanmor bisa turun drastis,” ucap dia.
Lurah Gunung Sari, Uun SW, menyebut inovasi tersebut merupakan penyempurnaan dari program keamanan yang sudah ada sebelumnya. Dia bilang, keterlibatan mahasiswa KKN Unila membuat sistem lebih modern dan efektif.
“Awalnya portal digembok, lalu ditingkatkan dengan fingerprint agar lebih praktis dan aman,” kata Uun.
Ketua RT 011, Edi Herwanto, menjelaskan ide portal sidik jari berawal dari keresahan warga setelah beberapa kali kehilangan sepeda motor.
Warga kemudian bergotong royong mengumpulkan biaya. Dari empat akses jalan, tiga sudah dipasangi portal digital, satu lainnya dalam tahap perencanaan.
Mahasiswa KKN Unila, Satriawan mengatakan ide itu muncul setelah mendengar keluhan warga yang pernah kehilangan dua motor sekaligus dalam satu malam.
“Kami berkolaborasi dengan warga untuk menyempurnakan sistem ini,” katanya.
Marsidi, salah satu warga, menyambut baik langkah tersebut.
“Sistem fingerprint ini menambah rasa aman. Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus pencurian,” jelas Marsidi.
-

8 Nyawa Melayang, Puluhan Terluka
JEMBER – Tujuh dari delapan jenazah korban kecelakaan maut di Jalan Raya Bromo, Kabupaten Probolinggo, yang merupakan rombongan keluarga tenaga kesehatan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember dimakamkan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu 14 September malam.
Ketujuh jenazah korban yang dibawa ke Jember, yakni Bela Puteri Kayila Nurjati (10), Hendra Pratama (37), Arti Wibowati (34), Wardatus Soleha (35), Aiza Fahrani Agustin (7), Desi Eka Agustini (33), dan Nasha Azkiya Naygara (14), sedangkan jenazah korban Hesti Purba Wredhamaya (39) dimakamkan di Madiun sesuai permintaan keluarga.
“Ada delapan korban yang meninggal dunia. Mereka karyawan RSBS dan keluarganya, tiga diantar nya masih anak-anak,” kata Pemilik RSBS Jember Faida dikutip ANTARA, Senin 15 September.
Tujuh jenazah korban kecelakaan itu dibawa ke halaman parkir RSBS untuk dishalati puluhan karyawan dan keluarga, serta kerabat yang sudah memenuhi rumah sakit milik mantan Bupati Jember Faida itu sejak Minggu (14/9) sore setelah mendengar kabar rombongan karyawan RSBS mengalami kecelakaan di Bromo.
Setelah dishalati, tujuh jenazah tersebut diserahkan kepada keluarganya masing-masing untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) yang berada di sekitar rumah duka korban.
“Untuk korban yang mengalami luka sedang hingga berat sebanyak 17 orang, namun hanya 15 korban yang bisa dibawa untuk dirawat di RSBS, karena dua korban lainnya terpaksa dirawat, karena kondsinya belum stabil dan masih kritis,” tuturnya.
Faida menjelaskan sebagian korban yang mengalami luka berat harus menjalani operasi, sehingga pihak RSBS langsung melakukan tindakan operasi dan melakukan perawatan intensif secara maksimal.
“Kami berharap dua korban yang kritis dirawat di RSUD Tongas dan RSUD dr Moh. Saleh Kota Probolinggo dapat membaik dan bisa dibawa ke RSBS untuk perawatan intensif,” ujarnya.
Saat ditanya terkait dengan kegiatan wisata sejumlah karyawan RSBS dan keluarganya di Gunung Bromo, Faida mengaku tidak tahu, karena kegiatan itu murni inisiatif karyawan RSBS secara mandiri yang merayakan kelulusan setelah wisuda S-1 bersama keluarga masing-masing.
“Jadi, memang dari pihak RSBS tidak tahu keberangkatan mereka ke Gunung Bromo sampai terdengar musibah kecelakaan yang terjadi itu,” katanya.
Dari delapan korban kecelakaan maut yang meninggal tersebut, ada satu keluarga yang menjadi korban, yakni Hendra Pratama bersama istri dan anaknya.
Sebelumnya kecelakaan maut kendaraan bus Hino IND’S 88 Nopol P-7221-UG yang membawa rombongan keluarga karyawan RSBS Jember dikemudikan Al Bahri dengan kernet Mergi membawa penumpang 52 orang turun dari Gunung Bromo.
Tujuh dari delapan jenazah korban kecelakaan maut di Jalan Raya Bromo, Kabupaten Probolinggo, yang merupakan rombongan keluarga tenaga kesehatan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember dimakamkan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu 14 September malam.
Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, pada saat kondisi jalan menurun dan menikung ke kiri, kendaraan itu mengalami gagal fungsi rem, sehingga laju kendaraan tetap ke kanan menabrak pembatas jalan sebelah kanan, kemudian menabrak sepeda motor nomor polisi N-2856-OE pada Minggu (14/9) sekitar pukul 11.45 WIB.
Akibat dari kecelakaan tersebut sebanyak delapan orang meninggal dunia, sedangkan sisanya mengalami luka berat dan ringan yang dirawat di RSUD Dr Saleh, RSU Ar-Rozy, RSU Tongas, Puskesmas Sukapura, Lumbang, dan Wonomerto.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5349010/original/021557900_1757909312-peta_jalur_sesar_baribis.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)