kab/kota: Gunung

  • Asal Adam dan Hawa Bukan di Arab, Peneliti Amerika Tunjuk Lokasinya

    Asal Adam dan Hawa Bukan di Arab, Peneliti Amerika Tunjuk Lokasinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang ilmuwan bernama Mahmood Jawaid mengklaim bahwa lokasi asli Taman Eden, bukan berada di Timur Tengah, melainkan di Afrika, tepatnya di Bahir Dar, Ethiopia.

    Taman Eden adalah sebuah tempat yang disebut dalam Alkitab dan Al-Qur’an sebagai kediaman pertama Adam dan Hawa.

    Jawaid mendasarkan penelitiannya pada pembacaan cermat terhadap Alkitab dan Al-Qur’an, dengan menganalisis deskripsi tentang Adam dan Hawa, sungai-sungai, serta taman itu sendiri.

    Dalam penelitian yang diterbitkan tahun ini, namun belum melalui proses peer review, Jawaid menyatakan bahwa wilayah Bahir Dar, yang terletak di ujung selatan Danau Tana dan menjadi sumber Sungai Nil Biru, memiliki ciri-ciri geografis yang sesuai dengan deskripsi Taman Eden dalam kitab suci.

    Menurut Alkitab, Taman Eden adalah surga di bumi tempat Tuhan menempatkan Adam dan Hawa. Di taman itu mengalir sebuah sungai yang bercabang menjadi empat, yakni Gihon, Efrat, Tigris, dan Pishon.

    Selama ini banyak ilmuwan meyakini Eden berada di sekitar Irak modern karena dua sungai, Tigris dan Eufrat, melintasi wilayah tersebut.

    Namun insinyur kimia yang berbasis di Texas itu berpendapat lain. Jawaid mengatakan bahwa Gihon yang disebut dalam Alkitab sebenarnya merujuk pada Sungai Nil Biru, yang berhulu di Danau Tana.

    Sementara aliran keluar danau yang bercabang menjadi beberapa sungai bisa jadi menggambarkan empat sungai yang disebut dalam Kitab Kejadian.

    “Semua petunjuk mengarah ke Bahir Dar, dekat Danau Tana, wilayah dengan keindahan luar biasa, vegetasi yang melimpah, dan sumber Sungai Nil Biru, yang sesuai dengan deskripsi kuno tentang sungai-sungai Eden,” tulis Jawaid dalam penelitiannya, dikutip dari Daily Mail, Jumat (10/10/2025).

    Ia juga menyoroti istilah kuno “tanah Kush” yang disebut dalam Alkitab sebagai wilayah yang dikelilingi Sungai Gihon. Menurutnya, istilah Kush secara historis dikaitkan dengan Ethiopia, sehingga memperkuat hipotesis bahwa Eden berada di Afrika.

    “Danau Tana sangat cocok dengan deskripsi Eden,” kata dia. “Pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran tinggi di sekitarnya menjadi sumber bagi banyak sistem sungai.”

    Menurut dia, Danau Tana dianggap sebagai representasi Eden itu sendiri, sementara Taman Eden berada di bagian selatan, sekitar Bahir Dar, atau “di sebelah timur Eden” seperti disebut dalam Alkitab, tempat sungai keluar dari danau.

    Jawaid juga mencoba menafsirkan “pedang menyala-nyala” yang disebut dalam Kitab Kejadian, alat yang ditempatkan Tuhan di pintu masuk taman untuk mencegah manusia mengakses Pohon Kehidupan setelah Adam dan Hawa diusir.

    Ia menilai simbol itu bisa jadi merujuk pada aktivitas gunung berapi yang mengelilingi Danau Tana.

    “Mengingat lembah tersebut dikelilingi gunung berapi aktif secara historis, sangat mungkin bahwa gunung-gunung berapi inilah yang membentuk ‘pedang menyala’ yang disebut dalam Alkitab,” tulisnya.

    Penelitian tersebut menggabungkan deskripsi dari Alkitab dan Al-Qur’an, yang keduanya menggambarkan taman di bumi yang berbeda dari surga abadi bagi orang saleh.

    Menurut Jawaid, iklim sedang, tanah yang subur, serta sumber air yang berlimpah di Bahir Dar sesuai dengan deskripsi kitab suci tentang tempat yang bebas dari lapar, haus, dan panas terik.

    Ia juga mengutip hasil penjelajahan penulis sains Virginia Morell di wilayah tersebut. Morell menggambarkan Bahir Dar sebagai tempat yang dipenuhi bunga bugenvil berwarna-warni, bunga sepatu menjulang, dan semak kamboja harum.

    “Burung penyanyi, pengisap madu, penenun kerbau, dan finch merah muda beterbangan dari bunga ke bunga. Tumbuhan papirus tumbuh rapat di sepanjang tepian Danau Tana,” tulis Morell, menggambarkan suasana yang disebutnya nyaris seperti surga di bumi.

    Menurut Jawaid, gambaran itu memperkuat klaim bahwa Bahir Dar bisa jadi lokasi paling mendekati deskripsi surga dunia dalam kitab suci.

    “Karena menurut Al-Qur’an, Adam dan Hawa terlindung dari panas matahari, maka Bahir Dar adalah tempat yang ideal, di mana mereka bisa menikmati berbagai buah-buahan, mendengar kicauan burung, dan menghirup udara beraroma harum,” tulis Jawaid menutup penelitiannya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pesona Telaga Dringo, Perairan Indah di Daratan Tinggi Dieng

    Pesona Telaga Dringo, Perairan Indah di Daratan Tinggi Dieng

    JAKARTA – Di daratan tinggi Dieng terdapat perairan indah yang bisa dikunjungi, yakni Telaga Dringo. Dikutip dari Instagram @pesona_indonesia, telaga ini sering dijuluki sebagai “Ranu Kumbolo-nya Jawa Tengah”.

    Diketahui bahwa Telaga Dringo merupakan danau kawah yang terentuk dari letusan eksplosif Gunung Dringo pada masa purba. Letusan itu menciptakan cekungan vulkanik yang kini terisi oleh air.

    Telaga ini terletak di ketinggian sekitar 2.022 hingga 2.265 mdpl, tepatnya di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Telaga ini berada di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Batang.

    Telaga Dringo menawarkan suasana sepi dan alami. Ini membuat Telaga Dringo cocok untuk pecinta wisata petualangan dan alam.

    Tak hanya itu, telaga Dringo dikelilingi oleh perbuktian dan hutan yang lebat. Dengan itu, pemandangan alam yang indah, bebas polusi, dan tenang menjadi daya tarik dari telaga tersebut.

    Lokasi telaga Dringo juga populer sebagai area berkemah atau camping site. Harga tiket masuknya juga masih terjangkau, dan bagi wisatawan yang ingin berkemah dikenai biaya tambahan.

    Namun, perlu diingat bahwa akses menuju Telaga Dringo cukup menantang. Untuk ke telaga tersebut, pengunjung harus trekking atau lintas alam karena jalannya yang masih sempit, berbatu, dan curam.

    Oleh karena itu, untuk menuju Telaga Dringo sebaiknya dengan berjalan kaki. Namun, jika tidak ingin berjalan kaki, dianjurkan untuk menyewa supir atau mobil yang sudah terbiasa berkendari di jalanan off-road.

    Selain itu, bagi yang ingin berwisata ke Telaga Dringo disarankan untuk berhati-hati dan selalu mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan, demi menghindari hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kelestarian telaga tersebut.

  • Dari Bayi Rapuh Jadi Petualang Hutan: Kisah Popi Akhirnya Pulang ke Rimba Kalimantan

    Dari Bayi Rapuh Jadi Petualang Hutan: Kisah Popi Akhirnya Pulang ke Rimba Kalimantan

    Tanggal 10 Agustus 2025, bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional, Popi dilepasliarkan ke Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat di bawah pengelolaan KPHP Kelinjau. Proses pelepasan dilakukan bersama tim dari BKSDA Kaltim, Dinas Kehutanan Kaltim, dan Centre for Orangutan Protection (COP).

    Kepala BKSDA Kaltim Ari Wibawanto menjelaskan, keberhasilan Popi merupakan buah dari kerja panjang rehabilitasi yang berfokus pada kemampuan bertahan hidup.

    “Dalam proses rehabilitasi, Popi menunjukkan bahwa ia sudah bisa hidup sendiri di alam. Ia sudah mampu menunjukkan sifat liarnya, bisa survive di alam. Itu persyaratan utama sebelum dilepasliarkan,” ujar Ari.

    Ia menambahkan, keberhasilan semacam ini bukan hal baru, melainkan bagian dari sistem panjang konservasi orangutan di Indonesia.

    “Ada banyak orang utan yang sejak bayi direhabilitasi, lalu dilepas pada usia sembilan sampai sepuluh tahun, bahkan bisa berkembang biak di alam. Tapi tidak semua sama. Kami tidak memaksakan waktu; yang penting mereka siap secara fisik dan mental,” tegasnya. 

    Sejak dilepasliarkan, tim APE Guardian COP melakukan monitoring pasca-rilis selama tiga bulan untuk memastikan Popi beradaptasi baik. Dalam dua hari pertama, Popi masih di sekitar titik rilis. Namun di hari ketiga, ia menyeberangi sungai lewat kanopi hutan dan bertemu Bonti, orangutan betina lain yang lebih dulu dilepas pada Januari 2025.

    “Popi sempat menghilang beberapa hari, lalu muncul lagi di minggu ketiga Agustus. Terakhir terlihat di pohon dekat sungai dalam kondisi sehat. Setelah itu, ia tidak lagi terlihat, tapi kami yakin ia telah mampu bertahan hidup di habitat barunya,” kata Wahyuni, Manajer Komunikasi COP.

    Dari catatan tim monitoring, Popi sudah memanfaatkan sumber pakan alami hutan Mesangat seperti daun muda, bunga, kulit liana, dan buah-buahan seperti balangkasua (Lepisanthes alata) serta sengkuang/dahu (Dracontomelon dao). Kekayaan pakan ini menjadi modal penting bagi Popi untuk benar-benar mandiri di alam.

    Wahyuni mengenang, Popi pernah dikenal manja di sekolah hutan. “Nilai rapornya naik turun. Kadang seharian di atas pohon, kadang malah bermain dengan keeper. Tapi kami tidak pernah menyerah. Kami ingin Popi belajar sesuai ritmenya sendiri,” ujarnya.

    Ia menambahkan, kekhawatiran terbesar tim saat pintu kandang Popi dibuka adalah kemungkinan ia akan mendekati manusia, mengingat sifat manjanya dulu. “Namun begitu pintu kandang dibuka, Popi langsung memanjat pohon dan menjauh. Itu momen paling melegakan bagi kami,” kata Wahyuni.

    Menurutnya, perjalanan Popi adalah bukti nyata bahwa proses panjang rehabilitasi orangutan tak pernah mengkhianati hasil.

    “Dari bayi mungil dengan pusar masih basah, hingga kini mampu hidup liar di hutan sesungguhnya, itu perjalanan luar biasa. Seberapa sulit dan panjang prosesnya, alam tetap punya panggilan kuat bagi mereka. Selamat bertualang di hutan sesungguhnya, bertahan dan berkembanglah di habitat baru mu, Popi,” tutup Wahyuni.

     

  • Jumlah Turis Asing Naik Kereta Api Makin Meningkat, Tembus 546.989 Orang

    Jumlah Turis Asing Naik Kereta Api Makin Meningkat, Tembus 546.989 Orang

    Bisnis.com, JAKARTA — Wisatawan mancanegara alias wisman terpantau memilih menyusuri Indonesia, khususnya Pulau Jawa, menggunakan moda transportasi umum kereta api (KA) jarak jauh.

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat adanya peningkatan jumlah wisman yang menggunakan layanan kereta api jarak jauh. Sepanjang Januari hingga September 2025, sebanyak 546.989 warga negara asing (WNA) menikmati perjalanan bersama KAI, naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 517.528 WNA.

    Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan bahwa tren positif ini menunjukkan semakin kuatnya kepercayaan wisatawan internasional terhadap transportasi berbasis rel di Indonesia. 

    “Peningkatan ini membuktikan bahwa kereta api jarak jauh kini semakin dipercaya wisatawan asing sebagai moda transportasi yang aman, nyaman, efisien, dan ramah lingkungan untuk menjelajahi keindahan Indonesia,” ujar Anne dalam keterangan resmi, Kamis (9/10/2025). 

    Capaian ini turut menandai posisi KAI sebagai wajah baru transportasi modern Indonesia yang berperan aktif dalam mendorong sektor pariwisata dan ekonomi daerah. 

    Berdasarkan data KAI, Stasiun Yogyakarta menjadi titik keberangkatan tertinggi dengan 103.620 WNA, disusul Stasiun Gambir (90.102 WNA) dan Stasiun Bandung (55.459 WNA). 

    Ketiga stasiun tersebut merupakan gerbang utama menuju destinasi wisata unggulan seperti Candi Borobudur, Malioboro, dan kawasan wisata Lembang.

    Sebaran data tersebut menunjukkan bahwa jaringan rel KAI selain menghubungkan kota besar, juga menjadi penggerak konektivitas wisata antarwilayah. Stasiun Probolinggo, misalnya kini menjadi salah satu titik paling diminati wisatawan asing dengan 17.449 WNA berangkat dari stasiun ini, menjadi gerbang efisien menuju Gunung Bromo, ikon wisata alam utama Jawa Timur. 

    “Banyak wisatawan asing memilih kereta api dari dan menuju Bromo karena perjalanan lebih nyaman, bebas macet, dan terintegrasi dengan transportasi lanjutan,” jelas Anne.

    Selain Probolinggo, stasiun-stasiun seperti Surabaya Gubeng, Malang, Semarang Tawang, dan Solo Balapan juga ramai dikunjungi wisatawan asing yang ingin menikmati pesona heritage, kuliner, dan budaya khas daerah. 

    Setiap stasiun kini bertransformasi menjadi simbiosis antara mobilitas modern dan pengalaman budaya lokal, yang sekaligus memperkuat pemerataan ekonomi daerah dan pemberdayaan masyarakat.

    Peningkatan kunjungan tertinggi terjadi pada Juli 2025 dengan 89.526 WNA menggunakan KA JJ, bertepatan dengan musim liburan global serta berbagai agenda pariwisata nasional seperti festival budaya dan musik yang semakin mempopulerkan perjalanan dengan kereta api.

    Tren positif ini konsisten meningkat dalam 3 tahun terakhir. Pada 2022, KA jarak jauh mengangkut 300.708 wisman, kemudian pada 2023 sebanyak 580.995 wisman, dan pada tahun lalu mencapai 669.226 wisman. 

    Anne menuturkan bahwa KAI menjadi salah satu katalis utama peningkatan daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global. 

    Sementara itu, Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menegaskan bahwa meningkatnya kepercayaan wisatawan mancanegara terhadap layanan KAI menjadi simbol bahwa transportasi rel Indonesia telah diakui dunia sebagai sistem transportasi publik yang andal, modern, dan berkelas internasional.

    “Kepercayaan wisatawan global menjadi salah satu modal reputasi yang sangat berharga. Ini menunjukkan bahwa standar pelayanan, keselamatan, dan efisiensi KAI sudah berada di level yang diakui dunia,” ujar Bobby.

    “Ke depan, melalui sinergi dengan sektor pariwisata, investasi, dan industri kreatif, KAI siap berperan sebagai duta kemajuan Indonesia di dunia transportasi global,” lanjutnya.

    Ia menegaskan bahwa transformasi KAI selain pada pengembangan digitalisasi dan infrastruktur, juga menghadirkan pengalaman mobilitas yang merepresentasikan kualitas bangsa yang bersih, disiplin, ramah, dan berdaya saing.

    Berikut 10 stasiun dengan keberangkatan tertinggi wisman periode Januari–September 2025

    1. Stasiun Yogyakarta: 103.620 WNA

    2. Stasiun Gambir: 90.102 WNA

    3. Stasiun Bandung: 55.459 WNA

    4. Stasiun Pasar Senen: 30.420 WNA

    5. Stasiun Surabaya Gubeng: 24.164 WNA

    6. Stasiun Malang: 21.403 WNA

    7. Stasiun Semarang Tawang: 17.941 WNA

    8. Stasiun Probolinggo: 17.449 WNA

    9. Stasiun Surabaya Pasar Turi: 10.974 WNA

    10. Stasiun Solo Balapan: 10.297 WNA

  • TKD Surabaya 2026 Dipangkas Rp730 Miliar, Wali Kota Beber Strategi Tak Bebani Warga

    TKD Surabaya 2026 Dipangkas Rp730 Miliar, Wali Kota Beber Strategi Tak Bebani Warga

    Surabaya (beritajatim.com) – ​Kabar pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat untuk Kota Surabaya pada tahun 2026 diperkirakan mencapai angka Rp730 miliar, Kamis (9/10/2025).

    Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, membenarkan telah menerima kabar pemangkasan TKD dengan jumlah yang tidak sedikit tersebut. Meskipun demikian, ia segera memastikan bahwa pengurangan dana transfer ini tidak akan mempengaruhi kualitas layanan pemerintah kota terhadap seluruh warga masyarakat Surabaya, termasuk bantuan sosial ekonomi.

    “Pemangkasan TKD dari pemerintah pusat tersebut tidak akan berdampak kepada sejumlah sektor bantuan sosial ekonomi, seperti Beasiswa Pemuda Tangguh,” kata Eri Cahyadi, Kamis (9/10/2025).

    ​Untuk mengatasi defisit anggaran akibat pemangkasan, Eri dengan pemerintahannya berencana melakukan inovasi dalam hal pembiayaan. Strategi utama yang diusung adalah melalui skema pembiayaan pembangunan jangka panjang.

    ​Eri Cahyadi menjelaskan skema ini dengan membandingkan pekerjaan yang dilakukan secara bertahap versus pekerjaan yang diselesaikan lebih cepat di 2026 dengan skema cicilan.

    Menurut perhitungannya, mengerjakan proyek lebih awal di tahun 2026 dan dicicil hingga 2029 ternyata lebih murah dan mampu menghasilkan selisih penghematan sekitar Rp50 miliar, dari pada dikerjakan bertahap setiap tahun.

    “Ketika ada pekerjaan yang di tahun sampai dengan 2029, kami bandingkan dengan kita kerjakan di tahun 2026. Setelah itu kita cicil dan bandingkan dengan yang dikerjakan di tahun 2026, 2027, 2028, 2029. Ini selisihnya Rp50 miliar. Lebih murah yang kita kerjakan di tahun 2026 dengan dicicil,” jelasnya.

    ​Lebih lanjut, langkah inovasi pembiayaan ini juga akan didorong oleh rencana pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah kota. ​Wali Kota mencontohkan bahwa pengerjaan jalan di wilayah Wiyung, Gunung Sari, dan Banyu Urip yang dimulai pada tahun 2026 secara otomatis akan memicu kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang diperkirakan akan mencapai sekitar Rp500 miliar pada tahun 2028.

    “Ketika tahun 2026 sudah dikerjakan, otomatis ketika ada pekerjaan jalan seperti Wiyung, diversi Gunungsari, di Banyu Urip, maka NJOP-nya akan naik. Maka, tahun 2028 ada lonjakan sekitar Rp500 miliar untuk perubahan NJOP,” urainya.

    ​Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga menyiapkan strategi optimalisasi pendapatan lainnya. Strategi tersebut meliputi pemanfaatan sewa aset daerah dan upaya pengoptimalan penerimaan dari sektor pajak.

    “Seperti juga opsen [pajak] kan juga ada rumusan sendiri. Jadi meskipun kita ini diberikan 66 persen, sejatinya tidak jauh dari 30 persen. Kalau dihitung cuma 35 persen, karena ada lagi peraturan yang mengatur bagaimana untuk pemerataan. Sehingga walaupun 66 persen, dapatnya seperti tahun lalu, hanya naik Rp200 miliar. Sehingga ini yang harus kita tutup,” tutup Eri. (rma/kun)

  • Lebakharjo, Desa Tua di Malang yang Mendunia dan Kini Jadi Lokasi TMMD 126

    Lebakharjo, Desa Tua di Malang yang Mendunia dan Kini Jadi Lokasi TMMD 126

    Malang (beritajatim.com) – Desa Lebakharjo adalah sebuah desa terpencil yang terletak di wilayah Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

    Desa tersebut, berjarak lebih dari 2 jam perjalanan darat dari ibukota Kabupaten Malang di Kepanjen. Lebakharjo, pernah menjadi pusat perkemahan tingkat dunia. Atau Community Development Camp (Comdeca) pada tahun 1993 silam. Ketika itu, Presiden Repubilik Indonesia ke 2 HM Soeharto, hadir langsung di desa terpencil yang dulunya kawasan hutan belantara Malang bagian selatan.

    Dalam literatur sejarahnya, Desa Lebakharjo awalnya di persiapkan sebagai lahan pertanian oleh sang pembabat alas pertama yang bernama Soleh. Padahal, kawasan tersebut saat itu masih berupa hutan belantara.

    Soleh berhasil menyulap hutan tersebut menjadi lahan untuk bercocok tanam. Lahan itu kemudian tertanami jagung dan ubi-ubian.

    Karena hasil panen dari lahan pertanian melimpah-ruah, Soleh dan kelompoknya mendiami kawasan tersebut. Hal itu pula yang kemudian menjadi daya tarik bagi orang-orang untuk datang dan ikut mendirikan rumah-rumah sederhana. Seiring waktu, tempat tersebut berubah menjadi sebuah perkampungan.

    Setelah banyak pendatang, kisaran tahun 1922 terdapat lahan baru yang lebih terbuka. Mereka menyebutnya lahan Tengon. Karena tempat itu banyak ditemukan hewan sejenis kutu, yang dalam Bahasa Jawa terkenal dengan nama ‘tengu’. Pada tahun 1923, datang pula warga dari Sekarlindu, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang bagian selatan yang juga turut membuka lahan.

    Sebelum resmi menjadi desa sendiri, Lebakharjo dulunya masuk wilayah Dukuh Sumbertangkil. Banyaknya penduduk yang datang ke sana, maka berdirilah Desa Lebakharjo. Peresmian desa itu dilakukan langsung oleh pemerintah kolonial Belanda pada tanggal 20 Agustus 1924 ketika itu. Soleh, kemudian terpilih sebagai Kepala Desa Lebakharjo pertama.

    Meski berada cukup jauh dari pusat ibukota Kabupaten Malang, Desa Lebakharjo pernah dinobatkan sebagai Desa Pramuka tingkat Dunia. Berawal dari Lebakharjo menjadi tuan rumah Perkemahan Wirakarya tingkat Asia Pacific atau PW Aspac pada tahun 1978. Para peserta perkemahan dari berbagai negara saat itu, menetap 3 bulan di Lebakharjo.

    Seusai gelaran itu, di Tahun 1993, Desa Lebakharjo kembali mendunia. Mendiang Presiden Republik Indonesia ke-2 HM Soeharto, membuka langsung kegiatan sejenis bernama Community Development Camp (Comdeca) tingkat Dunia. Perkemahan tingkat Dunia di Lebakharjo saat itu, menjadi ruh bagi penduduk disana akan arti pentingnya menumbuhkan jiwa jiwa kepanduan.

    Atribut Dasa Dharma Pramuka dan Trisatya, tidak hanya terpasang pada bagian depan rumah warganya. Namun tumbuh dalam nafas dan jiwa warga Desa Lebakharjo yang terkenal setia kawan, cinta lingkungan, dan memiliki semangat gotong royong nan tinggi.

    Tak salah jika hari ini, Desa Lebakharjo, menjadi pusat program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang ke 126 Tahun 2025. Program TMMD, digagas langsung Markas Besar TNI Angkatan Darat. Komandan Satuan Tugas TMMD di Lebakharjo, dikendalikan oleh Dandim 0818 Malang-Batu Letkol CZI Bayu Nugroho.

    Desa Tertua di Malang yang Rawan Bencana Banjir :
    Menjadi program TMMD ke-126 tahun ini, Kepala Desa Lebakharjo Sumarno mengaku senang. “Alhamdulillah desa kami masuk program TMMD 126, karena sejauh ini butuh banyak pembangunan infrastruktur guna meningkatkan potensi perekonomian masyarakat dari sektor pertanian,” tegas Sumarno, Kamis (9/10/2025) saat berbincang dengan beritajatim.com.

    Sumarno bangga dengan Lebakharjo. Desa yang sudah mendunia sejak jadi bumi Perkemahan Dunia hingga terkenal jadi Bumi Pramuka. “Tahun 1993 Presiden Suharto pernah ke Lebakharjo. Saat itu saya baru saja pindah dari Lumajang ke Lebakharjo. Kalau kegiatan tingkat Nasional banyak sekali kegiatan digelar di Lebakharjo mas. Pramuka Nasional tahun 2018 dulu juga digelar disini,” tuturnya.

    Sumarno bilang, dulunya Lebakharjo memang hutan belantara yang memiliki 6 sungai besar. Satu sungai bahkan hulunya langsung dari Gunung Semeru, yakni sungai Kalimanjing namanya. Sehingga, Desa Lebakharjo juga menjadi daerah rawan terjadinya bencana banjir. “Ada 6 sungai besar di desa kami. 5 sungai itu berasal dari hutan dan satu dari aliran gunung Semeru. Tahun 2022 lalu banjir besar terjadi hingga menggenangi 642 rumah warga kami,” bebernya.

    Kata Sumarno, sungai glidik dan sungai Kalimanjing, hulunya berada di Gunung Semeru. Jika hujan deras dikawasan Semeru, membawa gelontoran banjir lahar dingin dan bertemu dengan aliran sungai kedungondo dan sungai Kalisat dikawasan hutan Lebakharjo.

    Selain sungai Kalisat dan kedungondo, sungai dari hutan seperti sungai sengkaringan, kondangkutuk, sungai antrokan juga membelah Desa Lebakharjo. Menjadikan kawasan berpenduduk 7.800 jiwa lebih ini, rawan bencana banjir.

    “Desa kami cukup rawan banjir. Karena memang dialiri banyak sungai. Bahkan jika aliran lahar dingin Semeru bertemu sungai di desa kami, selalu meluap. Ini yang kami usulkan pada pak Dandim, pak Bupati Malang, pak Danrem agar ada upaya penyudetan sungai. Nanti akan disampaikan ke Gubernur Jatim. Karena penyudetan sungai ini kalau tidak dilakukan tingkat Propinsi kami rasa tidak maksimal. Karena potensi pengerjaannya besar,” tegasnya.

    Dari 378 desa se Kabupaten Malang, Desa Lebakharjo adalah satu satunya Desa yang berusia cukup tua. “Desa ini usianya sudah 101 tahun. Ini desa tua, asli sudah berbentuk desa sejak jaman pemerintahan Belanda. Hari Jadi Desa kami yakni tanggal 20 Agustus 1920, setelah Pak Soleh sebagai Kepala Desa yang pertama ditunjuk langsung pemerintah Belanda ketika itu,” tuturnya.

    Infrastruktur yang Dibangun Dalam TMMD 126 :
    Dengan jumlah kepala keluarga (KK) mencapai 2.300, mata pencaharian utama warga Desa Lebakharjo adalah bertani. Hanya 64 orang saja yang bergelut sebagai nelayan. “Mayoritas warga kami hidup dari pertanian. Ada juga yang nelayan, hanya 64 orang saja,” ucap Sumarno, Kepala Desa Lebakharjo.

    Terdapat 6 Dusun di Desa Lebakharjo. Yakni Dusun Krajan 1B, Dusun Krajan 1A, Dusun Krajan 2B, Dusun Krajan 2A, Dusun Sukomaju A, Dusun Sukomaju B, dan Dusun Lebkasari. Dusun terakhir ini, berada di tepi kawasan Pantai Licin. Daerah pinggir Samudera Indonesia dengan pemandangan laut yang elok.

    Selama program TMMD 126 dengan waktu 1 bulan penuh, sejumlah infrastruktur pembangunan yang akan diwujudkan yakni berupa normalisasi saluran air di Dusun Lebkasari. Kemudian pipanisasi oleh Dinas Cipta Karya bersama TNI AD sepanjang 2,5 kilometer di Dusun Sukomaju B.

    Pembuatan Bronjong dari Dinas Sumber Air bersama TNI AD di Dusun Sukomaju B RT 40. Sebanyak 30 Bronjong disiapkan sebagai antisipasi terjadinya luapan sungai dan banjir.

    Pengerjaan berikutnya, sambung Sumarno, yakni pembuatan Jalan Usaha Tani dari Dinas Pertanian bersama TNI AD di Dusun Sukomaju B yang ada di RT 39. “Panjang jalan usahan Tani 315 meter dengan lebar kurang lebih sekitar 3 meter. Lalu ada rabat beton ada di beberapa titik. Juga pembuatan drainase dari Binarmarga bersama TNI AD di Dusun Krajan 1B, ada di RT 15. Panjang Drainase 240 meter,” bebernya.

    Pembangunan infrastruktur berikutnya di Desa Lebakharjo yakni perbaikan saluran irigasi di Dusun Krajan 2 yang ada di RT26. Adapun pekerjaan yang kini sudah mulai bisa dirasakan manfaatnya bagi warga dan mulai selesai adalah hotmix jalan sepanjang 415 meter.

    “Jalan hotmix desa kami sudah selesai, panjangnya 415 meter. Terimakasih pak Dandim, pak Bupati Malang, pak Danrem. Semoga seluruh pengerjaan ini berkah dan bermanfaat buat warga desa kami,” ujar Sumarno.

    Terpisah Komandan Kodim 0818/Malang-Batu Letkol Czi Bayu Nugroho sebagai Pelaksana Tugas di TMMD 126 mengungkapkan, melalui TMMD ini, kami ingin menunjukkan bahwa TNI hadir bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga berkontribusi langsung dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    Bayu menekankan, pentingnya kerja sama antara TNI dan masyarakat dalam menyukseskan kegiatan TMMD. “Kebersamaan dan gotong royong menjadi kunci utama. Dengan semangat itu, kita bisa menyelesaikan setiap sasaran fisik tepat waktu dan hasilnya dapat langsung dirasakan warga,” tegasnya.

    Letkol Bayu bilang, bahwa TMMD ke-126 tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pembinaan mental dan peningkatan wawasan masyarakat. “Kami bersama pemerintah daerah akan bekerja keras agar hasil TMMD benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga,” tuturnya.

    Program TMMD ke-126 Kodim 0818/Malang-Batu ini akan berlangsung selama satu bulan, dengan berbagai kegiatan fisik seperti pembangunan jalan, jembatan, dan renovasi rumah tidak layak huni, serta kegiatan non-fisik berupa penyuluhan kebangsaan, kesehatan, dan pertanian.

    Penandatanganan naskah kerja sama ini menandai komitmen kuat antara TNI dan Pemerintah Kabupaten Malang dalam mempercepat pembangunan daerah serta mempererat kemanunggalan TNI dan rakyat demi terwujudnya masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera.

    Sementara itu, Bupati Malang HM Sanusi menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kegiatan TMMD yang dinilai memiliki dampak besar bagi masyarakat. “Melalui TMMD, kita bisa melihat sinergi nyata antara TNI, pemerintah, dan masyarakat dalam mempercepat pembangunan, terutama di wilayah yang sulit dijangkau,” ujar Sanusi.

    Usai penandatanganan naskah kerjasama, Sanusi menegaskan, mendukung kelancaran agenda TMMD. Pemerintah daerah juga telah mempersiapkan anggaran sebesar Rp. 1.736.000.000.

    Anggaran tersebut ditujukan guna merealisasikan 10 kegiatan fisik pada pelaksanaan TMMD ke-126 yang diselenggarakan di Desa Lebakharjo. Antara lain meliputi pembangunan jalan rabat beton di Dusun Krajan, pengaspalan jalan di Dusun Krajan, pembangunan drainase di Dusun Krajan.

    Kemudian pembangunan pipanisasi, peningkatan saluran irigasi, normalisasi saluran irigasi, pemasangan kawat bronjong, hingga pembangunan jalan usaha tani di Dusun Sukamaju. “Program TMMD merupakan wujud nyata sinergitas antara TNI dengan Pemerintah Daerah dalam mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan,” tegas Sanusi.

    Apa yang disampaikan Sanusi tersebut sebagaimana tema yang diusung dalam HUT ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI). Yakni: TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju. Di mana, makna dari tema tersebut menitikberatkan pada TNI yang lahir dari rakyat, bersama rakyat dan berjuang demi rakyat sebagaimana yang ditekankan oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

    “Hal ini lah yang menjadi simbol kedekatan, kebersamaan, dan sinergitas TNI dengan seluruh komponen bangsa untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, adil dan makmur,” beber Sanusi.

    Sanusi juga berharap kepada seluruh jajaran TNI, perangkat daerah, pemerintah desa, hingga seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama turut menyukseskan program TMMD ke-126.

    “Program TMMD menjadi bukti bahwa pembangunan tidak bisa dikerjakan sendiri oleh Pemerintah Kabupaten Malang. Namun, juga dibutuhkan kekuatan TNI yang dekat dengan rakyat, serta didukung dengan aparat desa dan partisipasi aktif dari masyarakat,” imbuhnya.

    Sanusi menyebut, darma bakti TMMD dalam mewujudkan percepatan pembangunan desa yang maju dan mandiri tersebut, juga sejalan dengan semangat Pemerintah Kabupaten Malang. Terutama dalam membangun Kabupaten Malang menuju kesejahteraan yang merata.

    “TMMD bukan hanya sebagai jembatan pembangunan infrastruktur fisik, akan tetapi juga pembangunan mental dan spiritual masyarakat. Sehingga dapat tercipta desa yang maju, mandiri, dan sejahtera,” ucapnya.

    Sanusi menambahkan, dalam konteks nasional, Presiden dan Wakil Presiden RI juga telah menekankan pentingnya sinergitas antara TNI dan Pemerintah Daerah untuk mendukung pembangunan hingga menjaga stabilitas bangsa.

    “TMMD ini menjadi momentum di mana kekuatan bangsa Indonesia utamanya TNI dan rakyat bersatu, serta pemerintah juga turut hadir di tengah masyarakat,” ujarnya.

    Sanusi menekankan, bahwa pembangunan desa harus sejalan dengan program prioritas nasional. Di antaranya mulai dari penguatan ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi desa. “Sehingga, dalam hal ini TMMD juga berperan penting untuk memperkuat fondasi desa agar mampu berdaya saing dan berkontribusi pada pencapaian Indonesia Emas 2045,” Sanusi mengakhiri. (yog/kun)

  • Mendes Bakal Temui Jaksa Agung dan Menkeu Cari Solusi Desa yang Dilelang
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 Oktober 2025

    Mendes Bakal Temui Jaksa Agung dan Menkeu Cari Solusi Desa yang Dilelang Nasional 9 Oktober 2025

    Mendes Bakal Temui Jaksa Agung dan Menkeu Cari Solusi Desa yang Dilelang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto akan menemui Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk mencari solusi terkait dua desa di Bogor, Jawa Barat, yang dilelang karena menjadi jaminan utang.
    Adapun dua desa yang dimaksud adalah Desa Sukamulya dan Desa Sukaharja, yang berlokasi di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
    “Insyaallah, dalam waktu dekat kami akan ke Kejagung, mungkin minggu depan, sudah diatur oleh Pak Irjen, dan kami juga akan ke Kementerian Keuangan,” kata Yandri di Gedung MA, Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2025).
    Yandri akan menjadwalkan pertemuan dengan Burhanuddin dan Purbaya usai berkonsultasi dengan Ketua Mahkamah Agung (MA) Sunarto pada 9 Oktober.
    Sebab, Yandri menekankan bahwa polemik yang menimpa dua desa itu merupakan prioritas di kementeriannya.
    “Mungkin minggu depan, Rabu atau Kamis ya katanya, insyaallah sudah terjadwal. Dan ini menjadi prioritas Kementerian Desa untuk kami selesaikan,” tambahnya.
    Menurut Yandri, rencana pertemuannya dengan Jaksa Agung dan Menkeu adalah dalam rangka koordinasi dan konsultasi.
    Yandri baru akan mengambil langkah lanjutan setelah melakukan konsultasi lebih dahulu atas permasalahan tersebut.
    “Kami mau konsultasi dulu, kami temui dulu Pak Jaksa Agung, kami akan sampaikan duduk persoalannya, dan kita cari solusi terbaik, termasuk dengan Kemenkeu, karena ini dalam, asetnya dalam kewenangan Kemenkeu, kekayaan negara. Jadi ya, sesama negara sejatinya tidak sulit untuk menyelesaikannya. Itu yang kita uruskan untuk rakyat,” jelasnya.
    Politikus PAN ini pun menargetkan masalah yang terkait Desa Sukamulya dan Desa Sukaharja dapat segera selesai dalam waktu dekat.
    Bahkan, ia berharap solusi dari masalah ini bisa menjadi kado satu tahun Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
    “Ya, kalau kami mungkin dalam bulan Oktober ini, kalau bisa selesai. Itu juga buat kado terbaik kepada masyarakat di setahun Pemerintah Pak Prabowo,” ucap Yandri.
    Adapun permasalahan bermula dari sengketa lahan sitaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang terkait dengan terpidana Lee Darmawan K H alias Lee Chin Kiat.
    Berdasarkan dokumen Desa Sukaharja, pada 1983, Lee Darmawan yang menjabat Direktur PT Bank Perkembangan Asia memberikan pinjaman Rp 850 juta kepada PT Perkebunan dan Peternakan Nasional Gunung Batu.
    Pinjaman itu dijaminkan dengan jaminan tanah adat seluas 406 hektar yang berada di Desa Sukaharja, berbatasan langsung dengan Desa Sukawangi.
    Tahun 1991, terdapat Putusan Mahkamah Agung dalam Perkara No. 1622 K/PID/1991, turunan dari Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat dalam [NOMOR_PLACEHOLDER]56 Pid/B/1990/PN.JKT.BAR tentang Pidana Korupsi dengan tersangka Lee Darmawan dan menyita lahan agunan PT Perkebunan dan Peternakan Nasional Gunung Batu.
    “Tetapi luas tanah yang disita bertambah dari semula 406 ha menjadi 445 ha,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMDesa) Jabar, Ade Afriandi, pada September lalu.
    Tiga tahun berselang, eksekusi dilakukan oleh Satgas Gabungan BI dan Kejagung.
    Hasil verifikasi pada saat itu hanya menemukan sekitar 80 hektar, karena warga setempat tidak pernah benar-benar menjual tanahnya.
    “Warga baru menerima tanda jadi, sementara nama penjual pun tidak dikenal,” terangnya.
    Pada 2019 hingga 2022, Satgas BLBI bersama BPN kembali mengeklaim 445 hektar tanah sitaan Lee Darmawan.
    Semua proses pemindahan hak atas tanah, sertifikasi hasil jual beli, hingga pajak bumi dan bangunan diblokir tanpa mengindahkan hasil verifikasi tahun 1994 yang dilaporkan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fashionable, Akurat, dan Tahan hingga 21 Hari

    Fashionable, Akurat, dan Tahan hingga 21 Hari

    Jakarta

    Antara rapat pagi dan sesi berlari, dari akhir pekan di alam terbuka hingga malam elegan di tengah kota, gaya hidup modern menuntut perangkat yang bisa mengikuti ritme tanpa kompromi dengan presisi yang akurat di setiap langkah. HUAWEI WATCH GT 6 Series hadir menjawab kebutuhan tersebut dengan memadukan desain fashion dan teknologi olahraga presisi, serta daya tahan baterai hingga 21 hari.

    Dirancang bagi pengguna yang ingin tampil stylish tanpa mengorbankan performa, seri terbaru ini menggabungkan estetika premium, material tangguh, serta teknologi olahraga profesional. Ditenagai sistem pelacakan presisi tinggi, smartwatch ini mampu memantau berbagai aktivitas, mulai dari lari, bersepeda, hingga latihan di gym dengan data real-time yang akurat untuk membantu pengguna mencapai performa terbaiknya.

    Dari padel court hingga ruang rapat, dari gunung hingga laut, HUAWEI WATCH GT 6 Series menjadi simbol keseimbangan antara gaya, daya tahan, dan inovasi. Seri ini kini tersedia dengan harga mulai Rp 3.499.000.

    Versatile for Every Moment of Your Day

    HUAWEI WATCH GT 6 Pro Brown (46mm) hadir dengan strap woven yang breathable sehingga cocok untuk aktivitas outdoor seperti golf atau hiking. Varian Pro Black dilengkapi rubber strap yang ringan dan tahan lama, ideal untuk latihan di gym maupun padel court. Sementara Pro Silver tampil elegan dengan titanium strap yang cocok digunakan di ruang rapat maupun acara formal.

    Seluruh varian WATCH GT 6 Pro Series mengusung Triple Protection, mencakup kombinasi ultra-hard metallic coating, aerospace-grade titanium alloy, sapphire glass, dan nanocrystal ceramic rear case. Material ini membuat smartwatch lebih tangguh, premium, dan siap menemani gaya hidup aktif dari pagi hingga malam.

    Sementara itu, HUAWEI WATCH GT 6 hadir lebih ringan dan modis dalam dua ukuran, yakni 46 mm dan 41 mm. Varian Green tampil sporty dengan composite woven strap yang breathable, sedangkan Black Edition hadir tangguh untuk aktivitas harian. Untuk pergelangan yang lebih ramping, varian 41 mm Purple menghadirkan desain pivoting loop lugs yang modern, sementara White Edition tampil elegan dan feminin.

    Presisi Setiap Langkah dengan All-New Sunflower dan All-New TruSense Positioning System

    HUAWEI WATCH GT 6 Series membawa kombinasi sistem terbaru, yaitu All-New Sunflower Positioning System dan All-New TruSense System, yang menghadirkan akurasi tinggi dalam pelacakan olahraga.

    Dengan sistem baru ini, akurasi rute meningkat hingga 20%, dengan deviasi posisi kurang dari 8 meter. Real-time grade stability juga berada di kisaran ±2 derajat, memastikan data yang tampil di layar benar-benar merepresentasikan performa di lapangan.

    Saat berlari, pengguna dapat memantau metrik penting seperti pace, heart rate zone, cadence, stride, dan recovery time secara real-time. Sebelum memulai, pengguna juga bisa mengunduh peta rute dan mengikuti panduan pemanasan langsung dari jam tangan. Semua hasil latihan tersimpan otomatis di aplikasi Huawei Health untuk analisis performa jangka panjang.

    Perangkat ini bukan sekadar alat pelacak, tapi pelatih pribadi yang cerdas dan akurat, siap mendampingi mulai dari jogging santai hingga trail run di pegunungan tanpa perlu perangkat tambahan.

    Foto: Huawei

    Industry’s First Cycling Virtual Power

    Huawei juga memperkenalkan fitur baru Industry’s First Cycling Virtual Power yang membantu pesepeda memantau performa tanpa alat tambahan. Dengan algoritma canggih, daya kayuh (power) dihitung secara real-time dengan akurasi hingga ±15 watt, setara perangkat profesional.

    Untuk mengembangkan teknologi ini, Huawei bekerja sama dengan wind tunnel lab dan melakukan lebih dari 1.100 simulasi, mencakup berbagai tipe tubuh, sepeda, dan kondisi angin.

    Fitur ini juga mendukung One Tap Route Import, memungkinkan pengguna mengimpor rute bersepeda dari aplikasi pihak ketiga langsung ke smartwatch hanya dengan sekali sentuh.

    Ditambah dukungan Heart Rate Broadcasting serta Speed Tracking, perangkat ini mampu menggantikan fungsi power meter, heart rate strap, hingga speedometer dalam satu bentuk yang ringkas. Hasilnya, pengalaman bersepeda menjadi lebih praktis, cerdas, dan setara dengan standar profesional.

    Seluruh teknologi ini terintegrasi dengan All-New TruSense System untuk pemantauan detak jantung dan All-New Sunflower Positioning Technology untuk pelacakan rute berpresisi tinggi. Dari jalan raya hingga jalur pegunungan, HUAWEI WATCH GT 6 Series tidak sekadar merekam performa, tetapi juga membantu pengguna memahami tubuh, menyusun strategi latihan yang lebih cerdas, dan terus meningkatkan kemampuan dari waktu ke waktu.

    Olahraga Lebih Cerdas, Akurat, dan Profesional

    HUAWEI WATCH GT 6 Series menghadirkan lebih dari 100 mode olahraga, mulai dari padel, lari, golf, hingga free diving dengan kedalaman hingga 40 meter.

    Untuk penggemar trail running, seri GT 6 Pro kini bisa menyimpan hingga 50 rute navigasi, meningkat signifikan dari 10 rute pada generasi sebelumnya. Sedangkan bagi pecinta golf, pengguna bisa mengakses lebih dari 15.000 lapangan golf dunia, termasuk 160 lapangan di Indonesia. Tersedia juga peta 3D interaktif dan analisis ayunan (swing analysis) untuk meningkatkan presisi pukulan.

    Dari jalan raya hingga gunung, dari kantor ke lapangan, HUAWEI WATCH GT 6 Series bukan hanya smartwatch, tapi juga sahabat olahraga sejati untuk gaya hidup aktif.

    Ketahanan Baterai 21 Hari: Terobosan Baru di Industri Smartwatch

    Daya tahan menjadi keunggulan lain dari HUAWEI WATCH GT 6 Series. Dengan high-silicon stacked battery dan sistem manajemen daya cerdas, efisiensi meningkat hingga 37%, menghasilkan ketahanan baterai hingga 21 hari.

    Varian GT 6 Pro & 46 mm dilengkapi kapasitas baterai 867 mAh, sementara varian 41 mm memiliki kapasitas 540 mAh. Sekali isi daya penuh cukup untuk penggunaan hingga tiga minggu – jauh di atas kebanyakan smartwatch lain yang hanya bertahan 1-2 hari.

    Dengan daya tahan ini, pengguna bisa tetap menikmati pelacakan olahraga, navigasi GPS, dan pemantauan kesehatan tanpa khawatir kehabisan daya.

    Harga dan Ketersediaan

    Foto: Huawei

    Huawei resmi mengumumkan harga dan promo peluncuran HUAWEI WATCH GT 6 Series di Indonesia, berlaku mulai 9 Oktober hingga 11 November 2025.

    Adapun harga resminya adalah sebagai berikut:

    HUAWEI WATCH GT 6 Pro 46 mm Titanium: Rp 6.599.000HUAWEI WATCH GT 6 Pro 46 mm Brown Woven: Rp 4.999.000HUAWEI WATCH GT 6 Pro 46 mm Black Fluororubber: Rp 4.599.000HUAWEI WATCH GT 6 46 mm Green Woven: Rp 3.599.000HUAWEI WATCH GT 6 46 mm Black Fluororubber: Rp 3.499.000HUAWEI WATCH GT 6 41 mm Purple Fluororubber: Rp 3.499.000HUAWEI WATCH GT 6 41 mm White Vegan Leather: Rp 3.599.000Foto: Huawei

    Selama periode promo, konsumen akan menerima bundling HUAWEI FreeBuds 6i senilai Rp1,1 juta dan langganan HUAWEI Health+ selama 3 bulan senilai Rp200 ribu, dengan total nilai promo Rp1,3 juta.

    Smartwatch baru ini tersedia secara online melalui Huawei Store, Shopee, TikTok Shop, Tokopedia, Blibli, Lazada, Erafone.com, Eraspace, dan Datascripmall.id. Penjualan offline juga tersedia melalui jaringan Huawei Authorized Experience Store, Erafone, Urban Republic, Blibli, Digiplus, dan berbagai mitra ritel lainnya di seluruh Indonesia.

    Tunggu apalagi? Dengan desain premium, fitur olahraga dan kesehatan profesional, serta daya tahan baterai terdepan di kelasnya, HUAWEI WATCH GT 6 Series siap mendukung performa, kesehatan, dan gaya hidup aktif dalam satu perangkat andal.

    (akd/akd)

  • Warga Tiga Desa di Prigen Tolak Proyek Real Estate PT SSP, DPRD Pasuruan Siap Kawal Isu Lingkungan Lereng Arjuno

    Warga Tiga Desa di Prigen Tolak Proyek Real Estate PT SSP, DPRD Pasuruan Siap Kawal Isu Lingkungan Lereng Arjuno

    Pasuruan (beritajatim.com) – Rencana pembangunan kawasan real estate milik PT Stasionkota Sarana Permai (SSP) di lereng Gunung Arjuno-Welirang kembali menuai gelombang penolakan. Warga dari tiga desa di Kecamatan Prigen, yakni Pecalukan, Ledug, dan Dayurejo, kompak menentang proyek tersebut karena khawatir akan mengancam kelestarian lingkungan.

    Warga menilai proyek tersebut berpotensi merusak ekosistem hutan yang selama ini berfungsi sebagai penyangga air dan penahan longsor. Mereka juga menyoroti dampak sosial ekonomi yang bisa timbul, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada lahan pertanian dan sumber air di wilayah tersebut.

    Wakil Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Hutan (AMPH), Hadi Sucipto, mengungkapkan bahwa PT SSP sempat mengajukan public hearing dalam rangka penyusunan AMDAL. Namun masyarakat belum memberikan persetujuan karena menilai perlu kajian lebih mendalam terkait risiko ekologis.

    “Secara topografi saja, wilayah itu tidak ideal untuk perumahan karena berada di lereng curam. Kami menilai manfaatnya jauh lebih kecil dibanding potensi kerusakannya,” ujar Hadi Sucipto.

    Hadi menjelaskan bahwa area yang direncanakan untuk pembangunan masih memiliki tegakan pohon yang rapat dan berfungsi menahan erosi. Jika pohon-pohon itu ditebang, dikhawatirkan bisa menyebabkan bencana tanah longsor dan kekeringan di musim kemarau.

    Selain itu, kawasan tersebut juga menjadi jalur pipa air bersih yang menyalurkan air ke beberapa desa di bawahnya, termasuk Ledug dan Pecalukan. Warga khawatir proyek tersebut akan mengganggu aliran air yang menjadi kebutuhan utama masyarakat setempat.

    “Di sana juga banyak pesanggem kopi yang sudah lama mengelola lahan dengan sistem tumpang sari. Artinya, selain fungsi ekologis, lahan itu juga punya nilai ekonomi yang besar,” tambahnya.

    AMPH juga menemukan bahwa lahan seluas 22,5 hektare itu sebelumnya milik PT Kusuma Raya Utama sebelum akhirnya dibeli PT SSP pada 2021. Hadi menilai perubahan tata ruang yang mengubah zona hijau menjadi zona perumahan perlu dikaji ulang agar tidak bertentangan dengan kepentingan konservasi.

    Sementara itu, perwakilan Perum Perhutani, Yayik, menjelaskan bahwa izin awal penggunaan lahan tersebut sudah ada sejak tahun 1984 dengan sistem tukar-menukar lahan. “Lahan 22,5 hektare di Prigen diganti dengan 225 hektare di wilayah Malang dan Blitar agar keseimbangan ekologinya tetap terjaga,” jelasnya.

    Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat, menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti aduan masyarakat secara serius. “Kami akan mengawal persoalan ini sampai tuntas dan memastikan tidak ada keputusan yang merugikan lingkungan maupun warga sekitar,” tegas Samsul. (ada/ian)

  • Matius Fakhiri: Kami Akan Jadikan Papua Induk Sebagai Contoh Pembangunan

    Matius Fakhiri: Kami Akan Jadikan Papua Induk Sebagai Contoh Pembangunan

    Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Papua Matius Fakhiri menegaskan komitmennya untuk menjadikan Provinsi Papua sebagai barometer percepatan pembangunan di seluruh Tanah Papua.

    Matius mengaku siap bekerja bersama Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen untuk melanjutkan pembangunan dan menyatukan kembali masyarakat pasca-pilkada yang berlangsung panjang dan melelahkan. 

    “Pertama tentunya saya bersama Pak Aryoko mengucapkan syukur, Alhamdulillah, karena proses panjang Pilkada Provinsi Papua ini akhirnya berakhir. Kami berharap seluruh masyarakat bisa kembali bersatu membangun Papua. Kami ini Gubernur seluruh masyarakat Papua, tidak ada lagi pasangan-pasangan calon,” ujar Matius di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

    Matius menegaskan, pelantikannya bersama Aryoko menjadi momentum baru bagi Papua sebagai provinsi induk untuk memimpin percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia itu.

    “Kami tahu Provinsi Papua ini provinsi induk, sehingga harus bisa menjadi barometer untuk percepatan pembangunan semua provinsi di Tanah Papua karena kami lengkap infrastrukturnya,” katanya.

    Fokus 100 Hari Pertama: Pendidikan dan Kesehatan

    Menjawab pertanyaan mengenai program prioritas 100 hari pertama, Matius menekankan fokus utamanya adalah peningkatan sumber daya manusia Papua, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.

    “Prioritas utama kami dalam kampanye adalah sumber daya manusia Papua. Bicara sumber daya manusia berarti sektor kesehatan dan pendidikan harus jalan dulu. Walaupun ada penghematan anggaran, untuk masyarakat tidak boleh kita kurangi,” tegasnya.

    Matius mengaku telah menyiapkan langkah konsolidasi bersama DPRD Papua dan kementerian terkait untuk mengoptimalkan anggaran pembangunan. Dia menilai, meski terjadi pengurangan anggaran pada 2026, hal tersebut tidak akan menghambat kerja pemerintah daerah.

    “Kami tahu Provinsi Papua yang tadinya anggarannya cukup besar, sekarang tinggal sekitar Rp2,7 triliun. Tapi kami akan berkoordinasi dengan DPRD, kementerian, dan lembaga lain. Kalau tidak mampu di tingkat provinsi, kami akan menghadap Presiden untuk mencari solusi agar Papua bisa cepat jalan,” ujarnya.

    Matius juga menyambut baik pembentukan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua yang baru dilantik Presiden pada hari yang sama. Dia menyebut keberadaan lembaga tersebut akan memperkuat koordinasi lintas sektor dalam mewujudkan percepatan pembangunan di Papua.

    “Ya, tentunya kami akan bergandeng tangan. Komite ini pasti akan membantu Provinsi Papua untuk menjadi contoh bagi semua provinsi di Tanah Papua. Kami akan melakukan langkah-langkah koordinatif dengan komite dan para menteri terkait,” jelasnya.

    Dia menegaskan, sinergi antarprovinsi di Tanah Papua harus dibangun dengan semangat kebersamaan dan kepercayaan.

    Matius juga menekankan pentingnya membangun kembali rasa percaya masyarakat terhadap pemerintah sebagai bagian dari proses percepatan pembangunan.

    “Kami ingin semua masyarakat, dari pantai, gunung, pedalaman, hingga rawa-rawa, merasakan kehadiran negara. Itu makna besar dari otonomi khusus yang akan kami jalankan,” tandasnya.