kab/kota: Gunung

  • Gaduh Sumber Air Aqua, Ahli Geologi UGM: Air Pegunungan Tak Harus di Gunung

    Gaduh Sumber Air Aqua, Ahli Geologi UGM: Air Pegunungan Tak Harus di Gunung

    Jakarta

    Polemik tentang sumber air yang dipakai oleh Aqua belakangan disorot publik setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunjungi salah satu lokasi pengolahan air mineral. Kunjungan tersebut ditayangkan di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel (KDM).

    Dalam tayangan tersebut, KDM menanyakan sumber air yang digunakan. Salah seorang staf perusahaan menjawab, air yang digunakan berasal dari bawah tanah yang diambil melalui proses pengeboran.

    Penjelasan itu kemudian memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Tak sedikit yang menuding bahwa sumber air tersebut tidak sesuai dengan klaim ‘air pegunungan’ yang digunakan dalam branding Aqua, karena dianggap berasal dari air bor, bukan dari mata air pegunungan.

    Menanggapi hal tersebut, Danone selaku produsen Aqua memberikan klarifikasi. Perusahaan menegaskan bahwa sumber air yang digunakan bukan berasal dari air permukaan maupun air tanah dangkal. Sumber air Aqua diambil dari akuifer dengan kedalaman 60-140 meter yang terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air, sehingga bebas dari kontaminasi aktivitas manusia dan tidak mengganggu penggunaan air masyarakat.

    “Aqua menggunakan air dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan,” tegas pernyataan tersebut.

    “Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber juga bersifat self-flowing (mengalir alami),” lanjutnya.

    Guru Besar Teknologi Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Ir Heru Hendrayana juga turut menanggapi istilah air pegunungan. Menurutnya, Air tanah dalam bisa disebut air pegunungan jika memang asalnya dari wilayah pegunungan.

    Namun, ia menegaskan air pegunungan tidak selalu harus diambil langsung dari lokasi di puncak atau tubuh gunung. Untuk membuktikan hal tersebut diperlukan penelitian ilmiah yang cukup panjang, meliputi analisis kimia, isotop, serta kajian bawah permukaan.

    “Jadi sekali lagi tidak harus di pegunungan sumbernya. misalnya saya ngebor di lereng Merapi atau lereng gunung, boleh gak, bisa gak itu saya katakan air pegunungan? belum tentu, harus di cek dulu tadi,” ucapnya lagi.

    “Terus di ngebor di datarannya, ini dari gunung, belum tentu, harus dicek dulu asal usulnya. nah gitu ya, jadi air pegunungan itu harus melalui sebuah penelitian. ya, sekarang intinya itu tadi, air pegunungan tidak harus di gunung, gitu ya,” lanjutnya lagi.

    Hal serupa juga berlaku pada mata air pegunungan. Menurut Prof Heru, tidak semua mata air yang muncul di wilayah pegunungan otomatis tergolong air pegunungan. Ada mata air yang terbentuk dari air hujan yang langsung meresap dan keluar kembali di batuan sekitar lereng, sehingga termasuk kategori air tanah dangkal.

    “Jadi air pegunungan itu harus diidentifikasi dengan metode, tidak harus di gunung, tidak harus di datar, di gunung pun belum tentu air pegunungan, ini secara ilmiahnya begitu,” tuturnya.

    Prof Heru juga menambahkan perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) berskala besar yang mencantumkan label air pegunungan umumnya telah melakukan uji ilmiah untuk membuktikan klaim tersebut.

    Kalau perusahaan-perusahaan besar yang melakukan apa, mencantumkan dari pegunungan itu, pasti sudah mempunyai itu,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Memiliki Body Goals di Usia 46 Tahun, Ini Tips Asri Welas “
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • Aqua Disebut Ambil Air dari Sumur Bor, Ini Kata Ahli Geologi UGM soal ‘Akuifer Dalam’

    Aqua Disebut Ambil Air dari Sumur Bor, Ini Kata Ahli Geologi UGM soal ‘Akuifer Dalam’

    Jakarta

    Belakangan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aqua tengah disorot setelah dituding sumber air digunakan berasal dari air sumur bor atau air tanah dangkal. Terkait hal ini, pihak Danone juga menegaskan bahwa sumber air yang digunakan bukan berasal dari sumur bor biasa atau air tanah dangkal, melainkan dari akuifer dalam lapisan air tanah alami

    “Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber bahkan bersifat self-flowing atau mengalir secara alami,” jelas Aqua dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (23/10/2025).

    Apa yang dimaksud akuifer?

    Guru Besar Teknologi Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Ir Heru Hendrayana mengatakan pada dasarnya air itu ada yang namanya air permukaan dan air tanah. Air permukaan adalah air yang terlihat di atas permukaan bumi, seperti sungai, danau, atau kolam.

    Sementara itu, lanjutnya, air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan bumi, yang tidak dapat kita lihat langsung, karena tersimpan di dalam batuan. Batuan yang menyimpan air inilah yang disebut akuifer. Jadi, akuifer adalah batuan yang mengandung air di bawah permukaan bumi.

    Secara umum, kualitas air tanah lebih baik dibandingkan air permukaan. Menurutnya, hal ini karena air tanah mengalami proses penyaringan alami saat melewati pori-pori batuan, sehingga terjadi purifikasi alami. Air tanah sendiri juga dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam.

    “Air tanah dangkal itu adalah air tanah yang di dalam bumi tadi tapi relatif dangkal, kira-kira ya 30-20 meter atau 10 meter yang diambil sumur-sumur penduduk itu yang kita ambil, nah itu disebut air tanah dangkal,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (24/10/2025).

    “Nah itu juga masih rawan terhadap kualitas polutan atau polusi dari permukaan, karena relatif dangkal masih banyak dipengaruhi oleh limbah dari air sungai, dari semua aktivitas manusia, itu banyak mempengaruhi oleh air tanah dangkal yang tadi 20 meter, 30 meter. nah itu kualitasnya buruk gitu ya,” lanjutnya.

    Sementara itu, air tanah dalam terdapat pada kedalaman sekitar 70 hingga 200 meter atau lebih. Air ini relatif terlindungi dari pengaruh aktivitas manusia sehingga kualitasnya jauh lebih baik. Air tanah dalam biasanya diperoleh melalui proses pengeboran dan umumnya digunakan oleh industri atau perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK).

    “Nah air tanah dalam ini biasanya diambil dengan pengeboran, pengeboran dalam, airnya pasti bagus ya, dengan kualitas yang bagus tadi,” ucapnya lagi.

    Prof Heru juga menjelaskan istilah air pegunungan yang diklaim oleh sejumlah produsen AMDK. Menurutnya, air tanah dalam bisa disebut air pegunungan jika memang asalnya dari wilayah pegunungan. Untuk membuktikan hal tersebut diperlukan penelitian ilmiah yang cukup panjang, meliputi analisis kimia, isotop, serta kajian bawah permukaan.

    “Jadi air pegunungan itu adalah air yang berasal dari pegunungan, pasti ya, jelas ya. nah pertanyaannya, apakah air pegunungan itu harus di gunung? tidak. tidak harus di gunung, bisa di lerengnya, bisa di datarannya, bisa di puncaknya, di tubuh gunung, itu bisa asal bisa dibuktikan asal usul air tanah tadi,” kata Prof Heru.

    “Air tanah itu kayak manusia, punya DNA. kalau DNA kita tau ini anaknya siapa, air tanah itu begitu. jadi air tanah itu bisa dideteksi asal usulnya dari mana, itu biasanya dengan isotop. nah, jadi misalnya dia di lereng gunung A, bisa gak dibuktikan dia dari gunung A? bisa, tapi dengan cara metode tadi,” lanjutnya.

    Terkait mata air pegunungan, Prof Heru mengatakan istilah ini mengacu pada lokasi keluarnya air, yaitu di kawasan pegunungan. Menurutnya, tidak semua mata air pegunungan otomatis berasal dari air pegunungan. Bisa saja itu adalah air hujan yang langsung meresap ke tanah dan keluar kembali di sekitar lereng, sehingga termasuk air tanah dangkal.

    “Jadi sekali lagi tidak harus di pegunungan sumbernya. misalnya saya ngebor di lereng Merapi atau lereng gunung, boleh gak, bisa gak itu saya katakan air pegunungan? belum tentu, harus di cek dulu tadi. terus di ngebor di datarannya, ini dari gunung, belum tentu, harus dicek dulu asal usulnya. nah gitu ya, jadi air pegunungan itu harus melalui sebuah penelitian,” tuturnya lagi.

    “jadi air pegunungan itu harus diidentifikasi dengan metode, tidak harus di gunung, tidak harus di datar, di gunung pun belum tentu air pegunungan, ini secara ilmiahnya begitu,” lanjutnya.

    Di sisi lain, Prof Heru mengatakan perusahaan besar yang mencantumkan label air pegunungan pada produknya umumnya telah melalui proses penelitian dan pembuktian ilmiah yang ketat. Label tersebut tidak bisa digunakan sembarangan karena harus disertai data pendukung yang menunjukkan asal-usul airnya benar-benar dari kawasan pegunungan.

    “Jadi perindustrian atau yang labeling itu ya, kalau menyebutkan air pegunungan itu harus ada supportingnya, supporting bahwa dia air pegunungan, itu harus ada. nah, jadi kalau perusahaan-perusahaan besar yang melakukan apa, mencantumkan dari pegunungan itu, pasti sudah mempunyai itu,” lanjutnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Aturan BPA di Indonesia, Jadi Tanggung Jawab Siapa?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • Rebutan Tempat Tidur, Gelandangan Diduga ODGJ Tebas Jukir di Makassar

    Rebutan Tempat Tidur, Gelandangan Diduga ODGJ Tebas Jukir di Makassar

    Jakarta

    Polisi menangkap gelandangan diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berinisial OM yang menebas juru parkir (jukir) berinisial BA di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pelaku menyerang korban karena kesal tempat tidurnya dipakai.

    “Motifnya itu, jadi OM ini merasa bahwasanya tempat tidurnya yang setiap hari digunakan untuk beristirahat, digunakan istirahat oleh lelaki BA, korban ini,” kata Kanit Reskrim Polsek Ujung Pandang Iptu Andi Ilham Anwar kepada wartawan, dilansir detikSulsel, Kamis (23/10/2025).

    Peristiwa itu terjadi di Jalan Gunung Bawakaraeng, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar, Rabu (22/10) malam. Berdasarkan video rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, pelaku menebas korban yang saat itu sedang tertidur di depan ruko.

    Iptu Andi Ilham menyebut akibat tebasan itu korban mengalami luka di bagian leher, kepala samping, dan lengan. Korban yang mengalami luka berat kini tengah menjalani perawatan di RS Bhayangkara.

    Polisi menduga pelaku merupakan ODGJ. Dari hasil pendalaman, pelaku juga diketahui sudah tiga kali terlibat masalah hukum di wilayah Polsek Ujung Pandang.

    Simak selengkapnya di sini.

    (fas/rfs)

  • Sidang Korupsi Jalan: Dicecar Jaksa, Kirun Benarkan Eks Kadis PUPR Sumut Mulyono Terima Rp 1,1 Miliar
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        23 Oktober 2025

    Sidang Korupsi Jalan: Dicecar Jaksa, Kirun Benarkan Eks Kadis PUPR Sumut Mulyono Terima Rp 1,1 Miliar Medan 23 Oktober 2025

    Sidang Korupsi Jalan: Dicecar Jaksa, Kirun Benarkan Eks Kadis PUPR Sumut Mulyono Terima Rp 1,1 Miliar
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rudi Dwi Prastyono, mencecar Akhirun Piliang, terdakwa kasus korupsi jalan, terkait jumlah uang yang diterima Mulyono.
    Mulyono, eks Kadis PUPR Sumut 2023-2025, yang diperiksa sebagai saksi, Rabu (22/10/2025), mengaku hanya menerima uang Rp 200 juta dari Kirun.
    Kirun juga mengatakan uang yang diterima Mulyono tidak sampai miliaran rupiah.
    Namun, saat Kirun diperiksa sebagai terdakwa, Kamis (23/10/2025), terungkap bahwa uang yang diberikan kepada Mulyono selama 2023-2025 mencapai Rp 1,1 miliar.
    “Tidak,” jawab Kirun di ruang Cakra 9 Pengadilan Negeri (PN) Medan.
    “Saya baru mengingat setelah membaca kembali tadi malam,” ucap Kirun.
    “Berarti kebenarannya ada Rp 900 juta lebih,” tanya Rudi.
    “Benar Yang Mulia,” ucap Kirun.
    Rudi menjabarkan beberapa proyek PT Dalihan Natolu Grup dan PT Rona Mora di Provinsi Sumatera Utara saat Mulyono jadi Kadis PUPR Sumut. Dua perusahaan itu merupakan milik Kirun.
    Dia mengatakan, ada proyek penanganan segmen dengan nilai Rp 21 miliar.
    Dari sana, Kirun memberikan 3 persen atau Rp 600 juta kepada Mulyono, pemberian uang tunai satu tahap.
    Lalu, proyek peningkatan struktur jalan provinsi Padangsidimpuan-Hutaimbaru, jalan
    ringroad
    tahun 2024 dengan nilai proyek Rp 8 miliar.
    Dari proyek ini, Kirun memberi 3 persen, atau Rp 240 juta tunai kepada Mulyono.
    Kemudian, pemberian komitmen
    fee
    lainnya sebesar Rp 200 juta dan Rp 350 juta.
    JPU KPK, Eko Wahyu Prayitno, mengatakan sesuai dengan fakta persidangan, Mulyono mengaku Rp 200 juta.
    “Sesuai fakta yang hari ini ternyata lebih dari Rp 200 juta. Ini nanti akan kami pelajari. Catatan kami Rp 1,1 miliar, mulai 2023-2025,” kata Eko usai sidang.
    Selain Kirun, terdakwa lain yang diperiksa ialah Direktur Utama PT Rona Mora, Reyhan Dulsani.
    Kasus ini bermula ketika KPK menetapkan lima orang tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangunan jalan di Sumatera Utara pada 28 Juni 2025.
    Mereka adalah Topan Obaja Putra Ginting, Kepala UPTD Gunung Tua Dinas PUPR Sumut yang juga merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
    Rasuli Efendi Siregar, Pejabat Pembuat Komitmen di Satker PJN Wilayah I Sumut; Heliyanto; serta dua pihak swasta, Direktur Utama PT DNG M Akhirun Efendi Siregar alias Kirun dan Direktur PT RN M Rayhan Dulasmi Pilang.
    Mereka ditangkap dalam dua operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait proyek jalan di Sumut dengan total nilai proyek mencapai Rp 231,8 miliar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • QUADRA Gallery Signature Resmi Dibuka di Bali, Hadirkan Pengalaman Sintered Stone Memukau

    QUADRA Gallery Signature Resmi Dibuka di Bali, Hadirkan Pengalaman Sintered Stone Memukau

    Jakarta: QUADRA, pelopor sintered stone di Indonesia baru saja meresmikan QUADRA Gallery Signature di Kuta, Bali. Galeri yang memiliki luas 1.500 m2 ini menjadi galeri terbaru, terbesar, dan terlengkap.

    Flagship showroom ini dirancang untuk menjadi pusat pengalaman premium untuk menjadi pusat pengalaman premium bagi arsitek, desainer, dan pelanggan untuk berinteraksi langsung dengan material berkualitas tinggi dari QUADRA.

    “Peresmian QUADRA Gallery Signature di Bali adalah tonggak penting yang menandai sewindu perjalanan kami sebagai pelopor sintered stone di Indonesia,” ujar Chief Operating Officer QUADRA, Willie Low.

    “Dengan teknologi eksklusif dari Italia, kami telah mengubah lanskap industri material bangunan melalui inovasi dan solusi berkelanjutan, tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga melalui ekspor ke beberapa negara. Sebagai wujud komitmen untuk terus memperkuat posisi terdepan, flagship showroom seluas 1.500 m2 ini kami hadirkan dengan konsep yang secara indah menggabungkan nilai estetika, kekayaan alam, dan interaksi manusia.”

    Galeri ini merupakan hasil kolaborasi dengan 2M Design Lab, sebuah studio arsitek lokal asal Bali yang telah meraih berbagai penghargaan baik Nasional maupun Internasional. Menggabungkan arsitektur modern kontemporer dengan sentuhan budaya Bali yang kental, desain galeri ini menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional, tetapi juga artistik dan inspiratif.
    Pengalaman Desain yang menarik dan interaktif

    QUADRA Gallery Signature dirancang untuk memberikan pengalaman holistik, terbagi dalam lima area utama yang menyoroti keindahan dan fleksibilitas material:

    Fasad: Menampilkan permainan cahaya dan bayangan pada permukaan material, menyoroti keindahan dan tekstur unik dari sintered stone.

    Museum: Area ini menampilkan setiap lempengan (slab) material dengan narasi latar belakang, menciptakan pengalaman lebih dari sekadar pameran produk.

    Implementation: Pengunjung dapat melihat aplikasi nyata QUADRA pada ruang-ruang seperti kamar tidur, dapur, dan ruangan lain memberikan inspirasi desain yang konkret.

    Representative of a Villa: Area pengaplikasian Quadra dalam bentuk Villa, membantu pengunjung melihat visualisasi Quadra pada kamar mandi hingga kolam renang.

    Quadra Architect Studio: Ruang kolaboratif ini memfasilitasi diskusi antara desainer, klien, dan tim QUADRA untuk bertukar ide dan membahas detail teknis.

    Untuk melengkapi pengalaman ini, galeri berkolaborasi dengan merek internasional. Area dapur dilengkapi teknologi Invisible Cooker dari Hafele dan pintu geser Estica dengan lapisan QUADRA slab. Sementara area kamar mandi menawarkan pengalaman mewah layaknya hotel bintang enam dengan sanitary ware dari Roca. Selain itu, tersedia Selection Corner dengan lebih dari 200 motif, 7 tampilan desain, 5 ukuran, dan 8 jenis finishing.
    Peluncuran Produk Baru, Inovasi Ketebalan, Finishing Baru
    Bertepatan dengan momentum peresmian galeri, QUADRA tidak hanya menghadirkan showroom baru, tetapi juga meluncurkan serangkaian inovasi produk.

    Inovasi pertama adalah ketebalan baru 6mm. Varian yang lebih ringan dan fleksibel ini melengkapi ketebalan 12 mm dan 9 mm yang sudah tersedia, sehingga memungkinkan aplikasi material yang lebih luas dan beragam—mulai dari meja, lantai, pintu kabinet, hingga pintu tersembunyi (camouflage door).

    Selain itu, QUADRA memperkenalkan finishing terbaru: Grit Matte. Finishing ini memiliki fitur anti-slip superior dengan nilai uji R Rating 12. Uniknya, meskipun memiliki daya cengkeram tinggi (ideal untuk area basah seperti kamar mandi dan dapur), permukaan Grit Matte tetap terasa halus, sehingga tidak mengorbankan estetika desain.

    Melengkapi peluncuran ini, QUADRA juga meluncurkan koleksi terbaru “Dewata 2.0”, sebuah kolaborasi istimewa dengan 2M Design Lab. Koleksi ini secara khusus terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya Bali, merefleksikan elemen-elemen ikonik seperti pesisir Amed, motif ukiran Batik Bali, lanskap vulkanik Gunung Batur, sawah terasering Jatiluwih, pasir hitam di Canggu, dan keindahan laut Nusa Lembongan.

    Jakarta: QUADRA, pelopor sintered stone di Indonesia baru saja meresmikan QUADRA Gallery Signature di Kuta, Bali. Galeri yang memiliki luas 1.500 m2 ini menjadi galeri terbaru, terbesar, dan terlengkap.
     
    Flagship showroom ini dirancang untuk menjadi pusat pengalaman premium untuk menjadi pusat pengalaman premium bagi arsitek, desainer, dan pelanggan untuk berinteraksi langsung dengan material berkualitas tinggi dari QUADRA.
     
    “Peresmian QUADRA Gallery Signature di Bali adalah tonggak penting yang menandai sewindu perjalanan kami sebagai pelopor sintered stone di Indonesia,” ujar Chief Operating Officer QUADRA, Willie Low.

    “Dengan teknologi eksklusif dari Italia, kami telah mengubah lanskap industri material bangunan melalui inovasi dan solusi berkelanjutan, tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga melalui ekspor ke beberapa negara. Sebagai wujud komitmen untuk terus memperkuat posisi terdepan, flagship showroom seluas 1.500 m2 ini kami hadirkan dengan konsep yang secara indah menggabungkan nilai estetika, kekayaan alam, dan interaksi manusia.”
     
    Galeri ini merupakan hasil kolaborasi dengan 2M Design Lab, sebuah studio arsitek lokal asal Bali yang telah meraih berbagai penghargaan baik Nasional maupun Internasional. Menggabungkan arsitektur modern kontemporer dengan sentuhan budaya Bali yang kental, desain galeri ini menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional, tetapi juga artistik dan inspiratif.

    Pengalaman Desain yang menarik dan interaktif

    QUADRA Gallery Signature dirancang untuk memberikan pengalaman holistik, terbagi dalam lima area utama yang menyoroti keindahan dan fleksibilitas material:
     
    Fasad: Menampilkan permainan cahaya dan bayangan pada permukaan material, menyoroti keindahan dan tekstur unik dari sintered stone.
     
    Museum: Area ini menampilkan setiap lempengan (slab) material dengan narasi latar belakang, menciptakan pengalaman lebih dari sekadar pameran produk.
     
    Implementation: Pengunjung dapat melihat aplikasi nyata QUADRA pada ruang-ruang seperti kamar tidur, dapur, dan ruangan lain memberikan inspirasi desain yang konkret.
     
    Representative of a Villa: Area pengaplikasian Quadra dalam bentuk Villa, membantu pengunjung melihat visualisasi Quadra pada kamar mandi hingga kolam renang.
     
    Quadra Architect Studio: Ruang kolaboratif ini memfasilitasi diskusi antara desainer, klien, dan tim QUADRA untuk bertukar ide dan membahas detail teknis.
     
    Untuk melengkapi pengalaman ini, galeri berkolaborasi dengan merek internasional. Area dapur dilengkapi teknologi Invisible Cooker dari Hafele dan pintu geser Estica dengan lapisan QUADRA slab. Sementara area kamar mandi menawarkan pengalaman mewah layaknya hotel bintang enam dengan sanitary ware dari Roca. Selain itu, tersedia Selection Corner dengan lebih dari 200 motif, 7 tampilan desain, 5 ukuran, dan 8 jenis finishing.
    Peluncuran Produk Baru, Inovasi Ketebalan, Finishing Baru
    Bertepatan dengan momentum peresmian galeri, QUADRA tidak hanya menghadirkan showroom baru, tetapi juga meluncurkan serangkaian inovasi produk.
     
    Inovasi pertama adalah ketebalan baru 6mm. Varian yang lebih ringan dan fleksibel ini melengkapi ketebalan 12 mm dan 9 mm yang sudah tersedia, sehingga memungkinkan aplikasi material yang lebih luas dan beragam—mulai dari meja, lantai, pintu kabinet, hingga pintu tersembunyi (camouflage door).
     
    Selain itu, QUADRA memperkenalkan finishing terbaru: Grit Matte. Finishing ini memiliki fitur anti-slip superior dengan nilai uji R Rating 12. Uniknya, meskipun memiliki daya cengkeram tinggi (ideal untuk area basah seperti kamar mandi dan dapur), permukaan Grit Matte tetap terasa halus, sehingga tidak mengorbankan estetika desain.
     
    Melengkapi peluncuran ini, QUADRA juga meluncurkan koleksi terbaru “Dewata 2.0”, sebuah kolaborasi istimewa dengan 2M Design Lab. Koleksi ini secara khusus terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya Bali, merefleksikan elemen-elemen ikonik seperti pesisir Amed, motif ukiran Batik Bali, lanskap vulkanik Gunung Batur, sawah terasering Jatiluwih, pasir hitam di Canggu, dan keindahan laut Nusa Lembongan.
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Bumi Makin Gelap, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat Sudah Dekat

    Bumi Makin Gelap, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat Sudah Dekat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ilmuwan menemukan sinyal mengkhawatirkan dari hasil pemantauan satelit selama hampir 20 tahun terakhir. Berdasarkan data tersebut, Bumi, terutama di wilayah belahan utara, terlihat makin gelap akibat turunnya kemampuan planet ini memantulkan cahaya matahari ke luar angkasa.

    Penemuan tersebut berasal dari penelitian NASA yang memanfaatkan data sistem Clouds and the Earth’s Radiant Energy System (CERES).

    Sistem ini melacak seberapa banyak energi matahari yang diserap Bumi, yang disebut absorbed solar radiation (ASR), serta seberapa banyak energi yang dipancarkan kembali ke luar angkasa, atau dikenal sebagai outgoing longwave radiation (OLR). Hasilnya menunjukkan adanya ketidakseimbangan energi antara dua belahan Bumi.

    Belahan utara kini menerima lebih banyak energi matahari dibandingkan sebelumnya, dengan peningkatan sekitar 0,34 watt per meter persegi setiap dekade dibandingkan belahan selatan. Meski terlihat kecil, perbedaan ini dinilai signifikan dan berpotensi mengganggu keseimbangan energi global.

    “Perubahannya terlihat jelas. Kedua belahan memang memantulkan lebih sedikit sinar matahari, tetapi efeknya lebih kuat di belahan utara,” kata Norman G. Loeb, ilmuwan iklim di NASA Langley Research Center yang memimpin studi tersebut, dikutip Senin (20/10/2025).

    Fenomena penggelapan di belahan utara dipicu oleh berbagai faktor. Hilangnya es laut dan salju di wilayah Arktik mengungkap permukaan darat dan laut yang lebih gelap, sehingga menyerap lebih banyak panas. Selain itu, berkurangnya partikel aerosol di atmosfer akibat regulasi polusi udara di negara-negara industri juga mengurangi daya pantul awan.

    Sementara itu, peristiwa alam seperti kebakaran hutan besar di Australia dan letusan gunung berapi Hunga Tonga sempat meningkatkan kadar aerosol di belahan selatan. Namun, dampaknya tidak cukup besar untuk menyeimbangkan perubahan global yang terjadi.

    Mengutip Brighter Side of News, para ilmuwan memperingatkan bahwa ketidakseimbangan ini dapat mengubah pola angin, arus laut, dan distribusi panas global.

    Jika dibiarkan, “kiamat” perubahan iklim tersebut berpotensi mempercepat pemanasan di wilayah-wilayah utara seperti Eropa, Amerika Utara, dan Asia, yang menjadi pusat populasi dan industri dunia.

    Secara global, Bumi kini menyerap tambahan 0,83 watt per meter persegi energi per dekade sejak 2001. Sebagian memang terdistribusi melalui atmosfer dan lautan, namun sisanya tetap terperangkap dan memperkuat tren pemanasan global.

    “Hasil ini menegaskan perlunya meninjau kembali bagaimana model iklim memperhitungkan kompensasi antarbelahan,” tulis para peneliti.

    “Bahkan perbedaan kecil dalam keseimbangan energi dapat memiliki dampak besar,” kata mereka.

    Loeb dan timnya berencana untuk memperpanjang catatan satelit dan memasukkan observasi baru ke dalam model iklim.

    Pemantauan jangka panjang diharapkan dapat mengungkap apakah ketidakseimbangan ini hanya bersifat sementara atau merupakan penyesuaian jangka panjang dalam sistem energi Bumi.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Air Sumur Bor, Kena Prank Kita Cuy

    Air Sumur Bor, Kena Prank Kita Cuy

    GELORA.CO – Terungkapnya sumber air Aqua ternyata bukan dari mata air pegunungan menjadikan akun media sosial Instagram perusahaan air mineral itu menjadi bulan-bulanan warganet.

    Cibiran hingga hinaan terus memenuhi kolom komentar akun Instagram @sehataqua. Ini merupakan buntut dari adanya laporan masyarakat setempat yang ditindaklanjuti oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

    Dalam inspeksi mendadak (sidak) nya ke PT. Tirta Investama Subang, Dedi Mulyadi mengaku terkejut setelah mengetahui air Aqua berasal dari sumur bor atau pipa bertekanan tinggi, bukan dari mata air pegunungan seperti yang ditampilkan di iklan.

    Komentar pedas muncul sejak Rabu (22/10/2025) di antaranya,

    “AIR AQUA SUMUR BOR??? aduh,” tulis @andra.novriadi.

    “Sumur bor, kirain gunung asli,” tulis @_darul.

    “Selama ini Aqua bilang dari air pegunungan…ternyata dari sumur,” tulis @mrrachman77.

    “Kena prank kita cuy,” tulis @moneterlydia.

    “Untungnya banyak banget,” tulis @ale_manz_ale.

    Sebelumnya, Gubernur Dedi Mulyadi melakukan sidak ke PT. Tirta Investama Subang, Senin (20/10/2025) dan mendapati air yang dihasilkan oleh Pabrik Aqua tersebut bersumber dari sumur bor sedalam 100-130 meter.

    Akibatnya, muncul kekhawatiran potensi dampak lingkungan dari pengambilan air tanah secara besar-besaran. Karena bisa berujung pada risiko penurunan muka tanah, longsor, hingga krisis air.

    Bahkan setiap harinya, Aqua menyedot air sebanyak 2,8 juta liter secara gratis. “Itu diperoleh secara gratis. Kalau pabrik semen, kain, otomotif, mereka harus beli bahan baku. Kalau perusahaan ini, bahan bakunya enggak beli,” ucap Dedi.

    Mantan Bupati Purwakarta itu menyayangkan apa yang telah dilakukan pabrik air mineral tersebut karena efeknya sangat mengkhawatirkan masyarakat.

    “Jangan sampai air dari sini diangkut dan dijual mahal, sementara masyarakat sekitar kekurangan air bersih,” lanjutnya.

    Dirinya meminta pihak terkait agar izin pengambilan air tanah serta operasional perusahaan Aqua di wilayah tersebut ditinjau ulang. Ia menjelaskan setiap perusahaan wajib memperhatikan izin terkait pengambilan air, pelestarian lingkungan, dan tanggung jaab sosial kepada warga sekitar.

  • Viral! KDM Sidak Pabrik Aqua, Ini Kata Pakar soal Aturan Sumber Air

    Viral! KDM Sidak Pabrik Aqua, Ini Kata Pakar soal Aturan Sumber Air

    Bisnis.com, JAKARTA — Konten video di kanal media sosial Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melalui akun Kang Dedi Mulyadi Channel mengunggah video sidak ke pabrik Aqua yang memperlihatkan sumber air minum berasal dari empat sumur dengan kedalaman lebih dari 100 meter. Temuan itu memicu perhatian publik terkait asal-usul sumber air minum dalam kemasan (AMDK).

    Menanggapi hal tersebut, Pakar Tata Kelola Air Universitas Indonesia (UI) Firdaus Ali menegaskan bahwa tidak ada aturan yang secara spesifik mengatur asal sumber air minum. Namun, perusahaan wajib transparan mengenai asalnya.

    “Sumber atau asalnya tidak diatur. Hanya perusahaan AMDK harus jujur menyatakan dari mana asalnya,” kata Firdaus kepada Bisnis, Kamis (23/10/2025). 

    Apakah air yang dijual tersebut berasal dari air permukaan, air tanah (terutama air tanah dalam) atau bersumber dari mata air yang biasanya dari pegunungan sebagaimana klaim yang diberikan oleh sejumlah perusahaan. 

    Berbeda dengan air itu sendiri, yang telah diatur soal kualitas dan keamanannya melalui Bandar Standardisasi Nasional (BSN) untuk air minum dalam kemasan (AMDK), yakni SNI 3553:2015:Air Mineral. Termasuk ketentuan soal aspek kualitas fisika, kimia, dan mikrobiologi yang terkandung dalam AMDK. 

    Senada, Tenaga Ahli Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Muhammad Sirod pun menyampaikan saat ini tidak ada aturan khusus untuk syarat sumber air minum. Hal yang penting, kata Sirod, air yang akan menjadi AMDK wajib lolos SNI, BPOM, dan sertifikasi halal. 

    Selain SNI air mineral, Badan Standardisasi Nasional (BSN) juga telah menetapkan SNI yang termasuk dalam kategori AMDK yaitu SNI 6242:2015 Air mineral alami; SNI 6241:2015 Air demineral; SNI 7812:2013 Air minum embun.

    Sirod menekankan bahwa pada dasarnya air sumur yang terhubung dengan pegunungan, memiliki kualitas yang sama dengan air pegunungan. 

    “Sebenarnya beberapa air sumur dan air tanah yang terkoneksi ke gunung, itu kurang lebih kualitas dan mutunya sama. Namun, memang perlu diriset kandungannya [aspek fisika, kimia, dan mikrobiologi]” ungkapnya. 

    Ketentuan SNI Air Mineral 

    Mengutip laman resmi BSN, ruang lingkup SNI 3553:2015 menetapkan istilah dan definisi, klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara uji air mineral. Dalam SNI, yang dimaksud air minum dalam kemasan yaitu air yang telah diproses, tanpa bahan pangan lainnya, dan bahan tambahan pangan, dikemas, serta aman untuk diminum.

    Sementara, air mineral yakni air minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral, dengan atau tanpa penambahan oksigen (O2) atau karbon dioksida (CO2).

    Syarat mutu SNI air mineral, lanjut Wahyu, terdapat 27 kriteria uji. Di antaranya, dari kriteria keadaan: tidak berbau, rasa normal, dan warna maksimal 5 Unit Pt-Co; serta kekeruhan maksimal 1,5 NTU.

    Apabila dalam persyaratan mutu yakni kriteria uji dalam produk tersebut melebihi ambang batas yang ditentukan dalam SNI, dipastikan tidak lolos uji. 

    Sebagai contoh, kandungan Besi (Fe) ditentukan maksimal 0,1 mg/L dan Timbal (Pb) maksimal 0,005 mg/L. Namun, jika diperiksa ternyata melebihi dari angka tersebut, produk air mineral tidak memenuhi uji SNI. 

    Sementara terkait pengemasannya dalam SNI 3553:2015, disebut produk dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan.

  • Pengembang Ini Gandeng Jepang Kembangkan Hunian Seharga Rp 3,6 Miliar di Sawangan, Mau? – Page 3

    Pengembang Ini Gandeng Jepang Kembangkan Hunian Seharga Rp 3,6 Miliar di Sawangan, Mau? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Vasanta Group bersama PT MC Urban Development Indonesia (MCUDI), anak perusahaan Mitsubishi Corporation mengembangkan kawasan hunian elit dengan kisaran harga mulai dari Rp 3,6 miliar per unit di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Kali ini,

    Kerja sama pengembang lokal dengan perusahaan asal Jepang ini mengembangkan konsep hunian menyatu dengan alam. Konsep hunian modern, minimalis yang menggabungkan dengan kemewahan bertaraf internasional. Keberanian Vasanta menjual hunian dengan harga miliaran ini setelah melihat permintaan rumah premium di perbatasan Jakarta meningkat pesat.

    Pengembang ini mengembangkan cluster Lake Vista, bagian dari Lake Series Collection di kawasan Shila at Sawangan.

    “Permintaan antara hunian yang mengusung tema bukan hanya modern tetapi juga ketenangan alam, tengah diminati. Makanya, kali ini bukan hanya menawarkan area hijau, tapi juga akses langsung ke anak danau,”ungkap Vice President Director Vasanta Group Mario Susanto dikutip Kamis (23/10/2025).

    Lalu, tipe Portico Creek ini dirancang dengan tata ruang yang memperlihatkan kondisi hunian kekinian, sehingga memberikan kesempatan bagi konsumen untuk merasakan langsung kualitas dan suasana eksklusif tinggal di kawasan elit.

    “Saat datang, mereka dapat melihat secara langsung bagaimana konsep hunian tepi danau yang modern dan harmonis. Serta rooftop pribadi yang memungkinkan penghuni menikmati panorama danau dan lanskap hijau dari ketinggian,”katanya.

    Mario juga mengungkapkan, lingkungan hijau yang mencakup 55% dari total kawasan, berpadu dengan panorama alami Gunung Salak yang menambah nilai keindahan dan ketenangan.

    “Dengan konfigurasi 4 kamar tidur, 4 kamar mandi, dan 2 carport, serta harga mulai dari Rp 3,6 miliar, Portico Creek merepresentasikan keseimbangan antara fungsi, kenyamanan, dan nilai prestisius bagi keluarga modern,”ujarnya.

  • Kejati Jakarta Geledah 3 Lokasi Terkait Kasus Pembiayaan Ekspor LPEI ke Tebo Indah

    Kejati Jakarta Geledah 3 Lokasi Terkait Kasus Pembiayaan Ekspor LPEI ke Tebo Indah

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jakarta telah menggeledah tiga lokasi terkait kasus dugaan korupsi penyelenggaraan pembiayaan ekspor terkait PT Tebo Indah oleh LPEI periode 2011-2023.

    Aspidsus Kejati Jakarta, Haryoko Ari Prabowo alias Bowo mengatakan tiga lokasi penggeledahan itu dilakukan di wilayah Tangerang hingga Jakarta.

    “Saat ini juga kami sedang secara simultan melakukan penggeledahan di beberapa tempat,” ujar Bowo di Kejati Jakarta, dikutip Kamis (23/10/2025).

    Namun, Bowo tidak menjelaskan secara detail terkait kepemilikan tiga lokasi yang digeledah penyidik Kejati Jakarta. Dia hanya mengatakan objek penggeledahan itu adalah rumah hingga apartemen.

    “Lokasi yang di geledah, perumahan Green Lake Kota Tangerang, ⁠Apartemen St. Moritz Presidential Town Jakarta Barat dan Jalan Gunung Himalaya Karawaci Kota Tangerang,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, Kejati Jakarta telah menetapkan tiga tersangka dalam perkara ini. Mereka yakni LR selaku Direktur PT Tebo Indah; DW selaku Direktur Pelaksana 1 membawahi Unit Bisnis LPEI 2009-2018; dan RW selaku Relationship Manager pembiayaan Syariah 1 LPEI.

    Pada intinya, perkara ini berkaitan dengan penyimpangan program ekspor nasional. Misalnya, dalam proses pemberian kredit ada manipulasi kondisi keuangan dari KJPP atas aset dengan tujuan agar bisa menutupi nilai pinjaman yang diajukan kepada LPEI.

    Kemudian, meski dalam kajian analis PT Tebo Indah telah dinyatakan default atau gagal bayar, namun kredit dari LPEI tetap dicairkan ke PT Tebo Indah. Selain itu, LPEl juga dinilai tidak menerapkan prinsip kehati-hatian atau antisipasi.

    Atas perbuatan itu, negara telah dirugikan sebesar Rp919 miliar akibat dari dugaan praktik penyimpangan pembiayaan ekspor nasional terkait PT Tebo Indah ini.