kab/kota: Gunung

  • Gunung Semeru di Lumajang Sudah Meletus 4 Kali

    Gunung Semeru di Lumajang Sudah Meletus 4 Kali

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung semeru di Lumajang Jawa Timur telah meletus sebanyak empat kali pada Selasa 9 April 2024 dari pagi hingga malam.

    Laporan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementrian ESDM menyebutkan

    1. Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Selasa, 09 April 2024, pukul 06:17 WIB.

    Tinggi kolom letusan teramati ± 1000 m di atas puncak (± 4676 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara dan timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 98 detik.

    2. Kemudian pada pukul 07:51 WIB terjadi erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati ± 1000 m di atas puncak (± 4676 m di atas permukaan laut).

    Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut.

    Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik.

    3. Padapukul 10:34 WIB. Tinggi kolom erupsi tidak teramati.

    Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 114 detik.

    4. Kemudian terjadi erupsi G Semeru pada hari Selasa, 09 April 2024, pukul 19:12 WIB.

    Tinggi kolom letusan teramati ± 800 m di atas puncak (± 4476 m di atas permukaan laut).

    Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 92 detik.

    Rekomendasi untuk Warga

    Ghufron Alwi dari pos pengamatan Gunung Semeru menjelaskan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

    Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

    “Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” kata Gufron.

    Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(ted)

  • Terduga Pelaku Pembunuhan di Gunung Katu Malang Pasangan Suami Istri

    Terduga Pelaku Pembunuhan di Gunung Katu Malang Pasangan Suami Istri

    Malang (beritajatim.com)- Tim Satuan Reserse Kriminal Polres Malang berhasil meringkus terduga pelaku pembunuhan jasad pria di Gunung Katu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Senin (8/4/2024).

    Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat membenarkan penangkapan ini. Kedua terduga pelaku diketahui berstatus pasangan suami istri.

    “Benar. Hari ini dua orang kami tangkap, keduanya pasangan suami istri,” terang Gandha, Senin (8/4/2024).

    Menurut Gandha, beberapa barang bukti sudah diamankan. Selanjutnya, masih dalam proses penyidikan terkait sebab sebab peristiwa itu terjadi.

    “Suami istri masing masing berinisial P dan I. Kemudian dari hasil pemeriksaan kami, suami atau P kami tetapkan sebagai tersangka dan melakukan penahanan terhadap P,” tegas Gandha.

    “Besok insya Allah kita akan rilis ya,” tambah Gandha.

    Diberitakan sebelumnya, ditemukan jasad atas nama Abdul Azis Sofi’I (36), warga Kelurahan Bakalan Krajan, Kecamatan Sukun, Kota Malang, ditemukan sudah tak bernyawa di area Gunung Katu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Senin (1/4/2023) sekitar pukul 11.00 WIB lalu.

    Dari hasil penyidikan panjang Satuan Reserse Kriminal Polres Malang, terindikasi jasad Abdul Azis yang sudah membusuk ketika ditemukan, menjadi korban pembunuhan.

    Polisi berupaya keras mengumpulkan bukti bukti. Melakukan pemeriksaan sejumlah saksi dalam mengungkap peristiwa tersebut. Ada 12 saksi diperiksa. Hasil otopsi juga menyatakan korban tewas dibunuh.

    Jasad korban ditemukan di Gunung Katu pada hari Senin 1 April 2024 lalu. Korban sempat viral dilaporkan keluarganya hilang ke Polsek Sukun, Kota Malang.

    Saat itu, korban Abdul Azis ketika dinyatakan hilang, pergi meninggalkan rumah dengan mengunakan kendaraan Suzuki Shogun 125 warna Silver bernomor polisi N 4802 ACL.

    Abdul Azis berpamitan dan diketahui adik kandungnya, akan membuang sesaji ke Gunung Katu untuk ritual demi kesembuhan ibunya yang tengah sakit. Saat pergi ke lokasi yang dituju, korban ditemani dengan salah satunya temannya bernama Fendik Lestari.

    Namun, Fendik tidak menemani urusan korban hingga tuntas. Dirinya diminta korban untuk meninggalkanya saja, lantaran istri Fendik menghubungi korban dan menanyakan keberadaam Fendik.

    Sebelum pergi, Fendik juga sempat menanyakan siapa orang yang akan bertemu dengan korban menggunakan motor Vario. Namun oleh korban tidak dijelaskan dengan meminta agar Fendik segera pulang. Sejak saat itu, korban sudah tidak bisa dihubungi lagi sebelum akhirnya, ditemukan sudah tidak bernyawa. [yog/aje]

  • Mbok Yem Ceritakan Pengalaman Bertahan di Kebakaran Gunung Lawu

    Mbok Yem Ceritakan Pengalaman Bertahan di Kebakaran Gunung Lawu

    Magetan (beritajatim.com) – Mbok Yem, legenda Gunung Lawu, turun gunung pada Sabtu (6/4/2024) untuk merayakan Lebaran bersama keluarganya di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Mbok Yem (65) mengaku terakhir kali turun gunung adalah setelah Lebaran tahun 2023.

    Saat sampai di basecamp Cemoro Sewu, wanita bernama asli Wakiyem itu menceritakan pengalamannya saat Gunung Lawu dilanda kebakaran hutan pada Oktober 2023. Saat itu, warungnya masih berdiri kokoh dan tidak tersentuh api sama sekali, sementara lima warung lain di kawasan Hargo Dalem hangus terbakar.

    Meskipun api berkobar di sekitar Gunung Lawu, Mbok Yem memilih untuk bertahan di warungnya bersama dua orang penjaga, Pak Muis dan Klik. Beruntung, mereka semua selamat dan kebutuhan pangan di warungnya tercukupi hingga jalur pendakian Cemoro Sewu dan sekitarnya dibuka kembali pada awal tahun 2024.

    “Alhamdulillah. Diparingi seger kewarasan, slamet,” katanya.

    Pada momen Lebaran kali ini, Mbok Yem ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya di Magetan setelah hampir setahun penuh berada di warungnya di kawasan Hargo Dalem Gunung Lawu.

    Dia berharap bisa menikmati waktu bersama anak cucunya di rumah hingga Lebaran usai.Setelah Lebaran, Mbok Yem berencana kembali naik gunung setelah kondisi cuaca dan segala persiapannya selesai.

    Diketahui, Mbok Yem turun gunung pada Sabtu (6/4/2024) dengan menggunakan tandu. Dia berangkat dari kawasan Hargo Dalem diantar rombongan dan sampai di basecamp Cemoro Sewu sekitar pukul 11.00 siang.

    Setelah sempat beristirahat di basecamp, Mbok Yem dan keluarga menuju Pasar Plaosan dan kemudian pulang ke kampung halamannya di Desa Gonggang.

    Diketahui, Mbok Yem adalah seorang penjual makanan dan minuman di kawasan Hargo Dalem, Gunung Lawu. Dia sudah berjualan di Gunung Lawu selama lebih dari 30 tahun.

    Mbok Yem dikenal sebagai sosok yang ramah dan baik hati kepada para pendaki dan jadi salah satu ikon Gunung Lawu yang menarik perhatian para pendaki. [fiq/but]

  • Sekeluarga Nekat Ngecamp di Cemoro Sewu Saksikan Mbok Yem Turun Gunung Lawu

    Sekeluarga Nekat Ngecamp di Cemoro Sewu Saksikan Mbok Yem Turun Gunung Lawu

    Magetan (beritajatim.com) – Satu keluarga asal Majalengka nekat mendaki Gunung Lawu dan ngecamp di Cemoro Sewu hanya untuk menyaksikan momen Mbok Yem turun gunung.

    Bersama istri dan anaknya, Muklas rela mendaki Gunung Lawu untuk menyaksikan momen sang legenda pemilik warung di puncak setinggi 3.265 MDPL itu mudik ke kampung halaman.

    Muklas sekeluarga sangat menantikan momen penting tersebut, senang bertemu Mbok Yem hingga mengajak foto bersama.

    “Senang banget saya akhirnya bisa ketemu Mbok Yem. Ini momen yang langka. Saya minta foto-foto,” kata Muklas ketika dijumpai Beritajatim.com, Sabtu (7/4/2024).

    Sosok Mbok Yem memang menginspirasi banyak pendaki. Hidup sebatang kara di atas gunung, membuka warung, hingga lolos dari kobaran api yang melahap Lawu beberapa tempo lalu.

    Muklas pun mendoakan Mbok Yem agar diberi panjang umur dan kesehatan sehingga mampu menginspirasi lebih banyak orang. “Mudahan Mbok Yem sehat selalu,” doa Muklas.

    Momen turun gunung Mbok Yem untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman juga menarik, karena kini dilakukan hanya satu tahun sekali.

    Usia Mbok Yem yang tak lagi muda membuatnya tak berjalan kaki menuruni gunung untuk melakukan mudik lebaran, melainkan dengan tandu yang terbuat dari kayu.

    Perempuan bernama asli Wakiyem berada di atas tandu, sementara Maryono dan Jarwo memikulnya setapak demi tapak dari lokasi warung Mbok Yem hingga Pos Cemoro Sewu.

    “Saya tadi turun dari atas sekitar jam 7.00 pagi. Setiap malam 27 Ramadhan, saya turun harus ditandu. Sudah tidak kuat berjalan kaki, sudah tua,” tutur Mbok Yem.

    Sempat beberapa kali berhenti istirahat, Mbok Yem di atas tandu akhirnya sampai pada pos di mana keluarga telah menunggunya.

    Kilas balik, Mbok Yem sebelumnya setahun bisa tiga kali turun dari atas Gunung Lawu untuk menemui keluarganya di Dusun Bedagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan.

    Namun, karena alasan usia yang sudah lanjut, sudah lima tahun ini Mbok Yem hanya pulang sekali dalam setahun menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri. [ian]

  • Jasad Pria di Gunung Katu Malang Terindikasi Korban Pembunuhan

    Jasad Pria di Gunung Katu Malang Terindikasi Korban Pembunuhan

    Malang (beritajatim.com) – Sempat dilaporkan hilang oleh pihak keluarga, jasad Abdul Azis Sofi’I (36), warga Kelurahan Bakalan Krajan, Kecamatan Sukun, Kota Malang, ditemukan sudah tak bernyawa di area Gunung Katu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Senin (1/4/2023) sekitar pukul 11.00 WIB lalu.

    Dari hasil penyidikan panjang Satuan Reserse Kriminal Polres Malang, terindikasi jasad Abdul Azis yang sudah membusuk ketika ditemukan, menjadi korban pembunuhan. “Terkait penemuan mayat di gunung katu beberapa waktu lalu, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter ternyata Korban pembunuhan,” ungkap Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat, Sabtu (6/4/2024).

    Menurut Gandha, pihaknya sudah berupaya keras mengumpulkan bukti bukti. Melakukan pemeriksaan sejumlah saksi dalam mengungkap peristiwa tersebut. “Ada 12 saksi yang sudah kami periksa. Termasuk orang orang yang terakhir kali bersama korban juga kami mintai keterangan,” tegas Gandha.

    Gandha menegaskan, jasad korban ditemukan di Gunung Katu pada hari Senin 1 April 2024 lalu. Korban sempat viral dilaporkan keluarganya hilang ke Polsek Sukun, Kota Malang. “Indikasi pelaku masih dalam pengejaran. Dari hasil otopsi terdapat luka bacok senjata tajam di bagian leher depan dan belakang,” beber Gandha.

    Sebagai informasi, korban Abdul Azis ketika dinyatakan hilang, pergi meninggalkan rumah dengan mengunakan kendaraan Suzuki Shogun 125 warna Silver bernomor polisi N 4802 ACL.

    Abdul Azis saat itu berpamitan dan diketahui adil kandungnya, akan membuang sesaji ke Gunung Katu untuk ritual demi kesembuhan ibunya yang tengah sakit. Saat pergi ke lokasi yang dituju, korban ditemani dengan salah satunya temannya bernama Fendik Lestari.

    Namun, Fendik tidak menemani urusan korban hingga tuntas. Dirinya diminta korban untuk meninggalkanya saja, lantaran istri Fendik menghubungi korban dan menanyakan keberadaam Fendik.

    Sebelum pergi, Fendik juga sempat menanyakan siapa orang yang akan bertemu dengan korban menggunakan motor Vario. Namun oleh korban tidak dijelaskan dengan meminta agar Fendik segera pulang. Sejak saat itu, korban sudah tidak bisa dihubungi lagi sebelum akhirnya, ditemukan sudah tidak bernyawa. (yog/kun)

  • Mbok Yem Legenda Lawu Turun Gunung Rayakan Lebaran

    Mbok Yem Legenda Lawu Turun Gunung Rayakan Lebaran

    Magetan (beritajatim.com) – Mbok Yem, sang pemilik warung legendaris di puncak Gunung Lawu, kembali turun gunung. Dia hendak berlebaran, merayakan Idulfitri bersama keluarga.

    Pada usianya ke-65 tahun, Mbok Yem ditandu turun gunung karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan untuk berjalan kaki. Sudah tiga tahun ini, Mbom Yem mudik dengan ditandu.

    Perjalanan turun gunung dimulai pada Sabtu (6/4/2024) pagi pukul 07.00 WIB. Dibutuhkan waktu 3 jam bagi rombogan untuk mencapai Basecamp Pos Cemoro Sewu.

    Keluarga wanita bernama asli Wakiyem itu telah menunggu dengan mobil. Mereka akan mengantar Mbok Yem ke kampung halaman di Dusun Bedagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan.

    “Saya tadi turun dari atas sekitar jam 7.00 pagi. Setiap malam 27 Ramadhan, saya turun harus ditandu. Sudah tidak kuat berjalan kaki, sudah tua,” ungkap Mbok Yem.

    Maryono dan Jarwo, dua orang yang mengusung tandu Mbok Yem bercerita, mereka harus berhati-hati selama perjalanan lantaran medan yang terjal dan berbahaya. Mereka juga sempat berhenti empat kali untuk beristirahat.

    Maryono menambahkan, Mbok Yem sudah 5 tahun ini hanya pulang setahun sekali karena usianya yang sudah lanjut.

    “Mbok Yem sebelumnya memang sering turun gunung, ya, setahun bisa tiga kali lebih. Tapi, karena Mbok Yem sudah sepuh, ya, sekarang tinggal setahun sekali saja (pulang) pas waktu mau lebaran begini,” kata Maryono.

    Momen Mbok Yem turun gunung untuk rayakan Lebaran ini tidak hanya ditunggu keluarga. Banyak pendaki yang mengenalnya juga menanti momen ini, salah satunya Muklas sekeluarga asal Majalengka yang ingin mudik ke Ngawi.

    Muklas mengaku senang bisa bertemu Mbok Yem. Ia dan anak istrinya bahkan ngecamp di Cemorosewu untuk menunggu momen ini.

    “Senang banget saya akhirnya bisa ketemu Mbok Yem. Ini momen yang langka. Saya minta foto-foto. Mudahan Mbok Yem sehat selalu,” kata Muklas.

    Kisah Mbok Yem dan semangatnya dalam menjalani hidup menjadi inspirasi bagi banyak orang. Momen turun gunungnya untuk merayakan Lebaran bersama keluarga menjadi bukti bahwa kasih sayang dan kebersamaan adalah hal yang paling berharga. [fiq/beq]

  • Pos Pengamatan Gunung Semeru Lumajang: 24 Jam 38 Letusan

    Pos Pengamatan Gunung Semeru Lumajang: 24 Jam 38 Letusan

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Semeru terpantau keluarkan letusan erupsi sedikitnya 38 kali dalam 24 jam terakhir pada, Jumat (5/4/2024).

    Selain itu, Gunung Semeru (3676 mdpl) yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang tersebut juga terpantau keluarkan letusan erupsi setinggi 800 meter di atas puncak, Jumat pada jam 22.52 WIB. Periode waktu letusan 24 jam terakhir mulai dari 00.00-24.00 WIB.

    Saat diamati, secara visual Gunung Semeru terlihat jelas keluarkan asap putih kelabu setinggi 800 meter condong ke arah timur laut di atas puncak kawah. Gempa letusan juga terekam seismograf sebesar 10-22 milimeter dengan durasi 170 detik.

    Di sisi lain, cuaca di sekitar Gunung Semeru cenderung cerah beserta suhu udara yang berkisar 23-30 °C dengan angin bertiup lemah ke arah tenggara hingga selatan.

    Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Ghufron Alwi mengatakan, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas langsung di sepanjang sempadan sungai Besuk Kobokan dan sungai lainnya sejauh 13 kilometer.

    “Tidak beraktivitas langsung di area Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dan berlaku untuk area sungai yang lain” terang Ghufron.

    Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai jarak 500 meter dari area sungai Besuk Sat, Besuk Bang dan Besuk Kembar serta sungai kecil lainnya yang berpotensi terkena imbas perluasan awan panas guguran, guguran lava, dan lahar langsung dari hulu di Puncak Gunung Semeru.

    “Waspada terhadap potensi perluasan awan panas guguran, guguran lava, dan lahar yang mengalir langsung di area Besuk Kembar, Besuk Bang, dan Besuk Sat serta sungai-sungai kecil lainnya” pungkasnya. (ted)

  • 2 Hari, Gunung Semeru di Lumajang Sudah 5 Kali Meletus

    2 Hari, Gunung Semeru di Lumajang Sudah 5 Kali Meletus

    Lumajang (beritajatim.com) – Selama dua hari mulai tanggal 5 -6 April 2024, gunung semeru di kabupaten Lumajang sudah meletus selama 5 kali.

    Informasi dari sumber beritajatim.com letusan terjadi pada pukul 03.03 WIB pada tanggal 5 April dengan tinggi letusan mencapai 800 meter dfi puncak. Erupsi kedua terjadi pada 08. 15 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 600 meter.

    Kemudian pada pukul 22.52 WIB Gunung Semeru kembali meletus dengan ketinggian kolom abu mencapai 800 meter di atas puncak.

    Hari ini Sabtu 6 April 2024 jam 05.11 Semeru kembali erupsi, tinggi kolom letusan mencapai 400 meter. Dan disusul letusan pada pukul 06.10 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 500 meter di atas puncak.

    Liswanto, A.P. dari magma ESDM menyebutkan 10 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 100-140 detik, 2 kali gempa Guguran dengan amplitudo 4-5 mm dan lama gempa 46-50 detik, 5 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 3-7 mm, dan lama gempa 40-50 detik, dan 1 kali Harmonik dengan amplitudo 7 mm, dan lama gempa 221 detik.

    Rekomendasi

    Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

    “Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” kata Liswanto, Sabtu (6/4/2024).

    Kemudian Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (ted)

    https://www.youtube.com/watch?v=5PY9SvCskWc&t=53s

  • Lebaran, Cak Ji Pastikan RS dan Puskesmas Surabaya Siaga

    Lebaran, Cak Ji Pastikan RS dan Puskesmas Surabaya Siaga

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji atau Cak Ji memastikan layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) maupun puskesmas siaga jelang libur Lebaran Idulfitri 1445 Hijriah. Saat meninjau layanan kesehatan di RSUD Soewandhie, dia menegaskan layanan kesehatan akan menjadi perhatian utama jelang libur Lebaran.

    “Layanan kegawatdaruratan RSUD di bawah Pemerintah Kota Surabaya maupun puskesmas rawat inap akan disiagakan untuk melayani masyarakat,” kata Armuji, Kamis (4/4/2024).

    Armuji mengatakan, di IGD Soewandhie terjadi peningkatan pasien sehingga petugas medis cukup kewalahan. Bahkan, ada sejumlah pasien yang terinfeksi Demam Berdarah (DBD).

    “Saya berharap warga Surabaya sehat semua untuk menyambut datangnya Hari Raya Idulfitri. Terima kasih juga pada segenap dokter, perawat, maupun tenaga medis yang bertugas di lapangan selama Ramadhan,” ungkap Cak Ji, sapaan akrab Armuji.

    Sejak bulan November, sebanyak 63 puskesmas di Kota Surabaya melayani pasien 24 jam. Kebijakan itu berlaku baik untuk puskesmas dengan rawat inap maupun rawat jalan.

    “23 puskesmas melayani rawat inap 24 jam, dan 40 puskesmas lainnya melayani rawat jalan 24 jam,” ujar mantan Ketua DPRD Surabaya ini.

    Berikut daftar puskesmas yang melayani rawat inap 24 jam:

    * Puskesmas Balongsari

    * Banyu Urip

    * Bulak Banteng

    * Dukuh Kupang

    * Dupak

    * Gunung Anyar

    * Jagir

    * Kebonsari

    * Kedurus

    * Keputih

    * Krembangan Selatan

    * Manukan Kulon

    * Medokan Ayu

    * Mulyorejo

    * Pakis

    * Sememi

    * Sidotopo Wetan

    * Simomulyo

    * Siwalankerto

    * Tanah Kali Kedinding

    * Tanjungsari

    * Tenggilis

    * Wiyung

    Berikut daftar puskesmas yang melayani rawat jalan 24 jam:

    * Puskesmas Asemrowo

    * Balas Klumprik

    * Bangkingan

    * Benowo

    * Dr. Soetomo

    * Gading

    * Gayungan

    * Gundih

    * Jemursari

    * Jeruk

    * Kalijudan

    * Kalirungkut

    * Kedungdoro

    * Kenjeran

    * Ketabang

    * Klampis Ngasem

    * Lidah Kulon

    * Lontar

    * Made

    * Menur

    * Mojo

    * Morokrembangan

    * Ngagelrejo

    * Pacar Keling

    * Pegirian

    * Peneleh

    * Perak Timur

    * Pucang Sewu

    * Putat Jaya

    * Rangkah

    * Sawah Pulo

    * Sawahan

    * Sidosermo

    * Sidotopo

    * Simolawang

    * Tambak Wedi

    * Tambakrejo

    * Tembok Dukuh

    * Wonokromo

    * Wonokusumo

    Armuji mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan selama libur lebaran. Jika mengalami sakit, masyarakat dapat segera mengunjungi puskesmas atau RSUD terdekat.

    “Semoga masyarakat Surabaya selalu sehat dan dapat menikmati libur lebaran dengan penuh kebahagiaan,” pungkas politisi kawakan ini. [asg/beq]

  • Mensos Risma Berikan Harapan Baru untuk Anak-Anak Yatim di Sinjai

    Mensos Risma Berikan Harapan Baru untuk Anak-Anak Yatim di Sinjai

    Sinjai (beritajatim.com) –  Menteri Sosial (Mensos) Risma berinisiatif memberikan harapan baru bagi lima bersaudara yatim yang tinggal dalam kondisi prasejahtera di Desa Gunung Perak, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai.

    Pada Senin (1/4), Mensos Risma melakukan kunjungan ke rumah sederhana berdinding kayu dan beratap seng yang menjadi tempat tinggal lima bersaudara tersebut. Dalam kunjungannya, Mensos Risma menawarkan kesempatan bagi mereka untuk merasakan kehidupan yang lebih baik di Makassar.

    Mensos Risma mengajak Nadia, kakak tertua dari lima bersaudara tersebut, untuk bekerja di tempatnya dan mengajak adik-adiknya untuk pindah sekolah ke Makassar. “Kamu mau ikut saya ke Makassar ya? Kakak (Nadia) kerja di tempat saya. Nanti adik-adik pindah sekolah ya? Di sana banyak teman, bisa belajar apa saja,” ujar Mensos Risma.

    Lima bersaudara tersebut tinggal bersama nenek mereka yang sudah sakit-sakitan. Nadia (20) merantau di Makassar sebagai penjaga toko sedangkan ibu mereka saat ini bekerja di Kalimantan dan telah memiliki keluarga baru. Meski Nadia dan ibu mereka kerap mengirimkan hasil kerjanya, namun kadang uang kiriman tersebut tidak mencukupi karena pekerjaan Nadia pun tidak menentu.

    Mensos Risma terus memberikan semangat kepada anak-anak tersebut agar mereka bisa meraih kesuksesan di masa depan. “Saat ibu seusia kamu, ibu tinggal dengan banyak anak yatim. Kini mereka ada yang jadi dokter, jadi kepala dinas PU, kepala kantor agama. Jadi bisa. Tidak ada yang ga bisa. Dah, ayo bisa ya, harus semangat,” ujar Mensos Risma.

    Tidak hanya lima bersaudara tersebut, Mensos Risma juga menemui Ardi (23) dan Rezky (13), kakak beradik yang hidup sebatang kara di Desa Saotengah, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai. Mensos Risma membujuk Ardi agar mau bekerja di balai Kemensos yang ada di Makassar dan akan menanggung biaya hidupnya.

    Namun, Ardi awalnya ragu menerima tawaran tersebut karena takut akan tinggal jauh dari adiknya. Mensos Risma pun meyakinkan keduanya akan dibawa ke Makassar, terlebih lagi Rezky yang belum pernah merasakan bangku sekolah formal.

    Dengan bantuan pihak desa, akhirnya Rezky pun setuju untuk turut serta ke Makassar. Mendengar persetujuan Rezky, Mensos Risma pun tersenyum lega. “Saya nggak bisa tidur kalau mereka masih tinggal di sini, kepikiran,” ungkap Mensos Risma. [ian]