kab/kota: Gunung

  • Kembali Erupsi, Gunung Ruang Manado Naik Level IV atau Status ‘Awas’

    Kembali Erupsi, Gunung Ruang Manado Naik Level IV atau Status ‘Awas’

    Jakarta (beritajatim.com) – Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menaikkan status Gunungapi Ruang  Manado menjadi level IV atau ‘Awas’ per hari ini, Selasa (30/4) pukul 01.30 WITA.

    Menurutnya, peningkatan status tersebut dilakukan setelah gunungapi berjenis stratovolcano itu kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak yang disertai suara gemuruh dan gempa yang dirasakan secara terus menerus.

    Di samping itu, lanjut Muhari, peningkatan status Gunungapi Ruang juga didasari oleh hasil evaluasi pengamatan secara instrumental yang mana jumlah kejadian gempa vulkanik dalam (VTA) dan dangkal (VTB) meningkat secara signifikan pada 29 April 2024 yang disertai visual hembusan asap kawah.

    “Hingga saat ini hasil pengamatan masih menunjukkan terjadinya proses peretakan batuan disertai migrasi magma dari reservoir magma dalam ke permukaan,” ujarnya.

    Pada tanggal 29 April 2024 periode 00.00-24.00 WITA tercatat 15 kali gempa guguran, 237 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 425 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 15 kali gempa tektonik lokal, dan 6 kali gempa tektonik jauh. Pada periode ini terjadi kembali peningkatan kegempaan di Gunungapi Ruang terutama pada jumlah gempa vulkanik dalam.

    Kenaikan aktivitas ini kemudian berpotensi berkembang menjadi erupsi eksplosif berselingan dengan erupsi efusif (aliran lava).

    “Gempa terasa intens turut terjadi sejak pukul 00.15 WITA sampai terjadinya erupsi pukul 01.15 WITA dan terus berlangsung secara intens hingga akhirnya PVMBG kemudian menaikkan status,” kata Muhari. [hen/aje]

  • Dampak Gempa Garut, Pakar UGM Prediksi Ancaman Bencana di Indonesia Masih Tinggi

    Dampak Gempa Garut, Pakar UGM Prediksi Ancaman Bencana di Indonesia Masih Tinggi

    Yogyakarta (beritajatim.com) – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (27/4) malam. Peristiwa ini menambah daftar panjang kejadian bencana alam di Indonesia, menyusul gempa bumi di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

    Pakar gempa bumi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Gayatri Indah Marliyani, Ph.D., menjelaskan bahwa Indonesia memang rawan gempa bumi karena terletak di Cincin Api Pasifik yang menyebabkan pergeseran lempeng tektonik.

    Meskipun pemerintah memiliki Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), kewaspadaan dan kesiapsiagaan semua pihak sangatlah penting untuk menghadapi risiko bencana.

    Menurut Gayatri, sumber gempa bumi dapat berasal dari daratan maupun lautan. Beruntung, selama ini, kebanyakan gempa terjadi di tengah laut, karena gempa di darat umumnya lebih merusak. “Semakin dekat dengan sumber gempa, semakin besar guncangannya,” ujar Gayatri dalam Diskusi Pojok Bulaksumur UGM bertajuk “Meningkatkan Kesiapsiagaan Pemerintah dan Kesadaran Masyarakat terhadap Ancaman Risiko Bencana di Tanah Air” di UGM, Jumat (26/4).

    Gempa bumi dapat berulang karena mengikuti pergeseran lempeng tektonik. Bencana ini sulit diprediksi, namun data geologi dan catatan sejarah gempa bumi dapat menjadi acuan untuk mengetahui wilayah rawan gempa. “Penting bagi kita untuk mengenali dan mengetahui potensi bencana alam,” tuturnya.

    Berbeda dengan gempa bumi, tanda-tanda erupsi gunung api dapat dikenali melalui tanda alam dan alat deteksi. “Tanda-tandanya dapat berupa peningkatan suhu di danau, air yang menjadi hangat, serta kematian binatang,” jelasnya.

    Gayatri juga mengingatkan potensi gempa di Ibu Kota Nusantara (IKN). Wilayah Kalimantan memiliki sesar tua yang tidak terlalu aktif, tetapi berpotensi reaktif. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan pembangunan yang mempertimbangkan potensi maksimum magnitudo gempa bumi di IKN.

    Sementara itu, Dr. Muhammad Anggri Setiawan, M.Si, Plt. Ketua Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM, mengatakan bahwa di musim penghujan seperti sekarang ini, risiko bencana seperti banjir dan tanah longsor dapat terjadi kapan saja.

    PSBA terus melakukan studi kebencanaan di berbagai wilayah di Indonesia dan mengembangkan alat deteksi dini longsor bernama SipendiL (Sistem Peringatan Dini Longsor) yang bekerja berdasarkan pembacaan total hujan. “Kami terus mengkaji sistemnya, baik secara meteorologi maupun geologi. Harapannya untuk meminimalisir risiko destruktif yang ditimbulkan,” ujarnya.

    Amin Susiatmojo, S.Pt., M.Sc., perwakilan Tim Disaster Response Unit (DERU) UGM, menambahkan bahwa UGM tidak hanya berkontribusi pada kegiatan mitigasi dan studi penanggulangan bencana, tetapi juga memberikan kepedulian kepada korban bencana.

    DERU dibentuk untuk membantu penanganan cepat, tepat, dan efektif di lokasi bencana. Tim DERU dan mahasiswa KKN-PPM UGM yang tergabung dalam tim ini memiliki kompetensi dari berbagai fakultas. “Mereka diarahkan oleh DPL sesuai tugasnya, seperti tim trauma healing dari Fakultas Psikologi dan pembuatan jamban darurat oleh mahasiswa Fakultas Teknik,” paparnya.

    Amin juga menjelaskan peran KAGAMA (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) dalam membantu pengiriman dan penyediaan bantuan logistik. Upaya untuk meningkatkan kapasitas relawan terus dilakukan agar mereka tidak hanya menguasai persoalan yang bersifat responsif, tetapi juga mampu menjaga keselamatan diri saat menyelamatkan korban. [aje]

  • Emil Elestianto Dardak, Pendorong Konektivitas Wilayah di Jatim

    Emil Elestianto Dardak, Pendorong Konektivitas Wilayah di Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Emil Elestianto Dardak mengungkapkan, bahwa keterhubungan antara kawasan Selingkar Wilis sisi timur dan barat bisa menjawab tantangan di seputar pemerataan pembangunan di Jatim.

    Emil menyebutkan, sisi Timur dan Barat Gunung Wilis memiliki keterkaitan. Dan, sebagaimana ditekankan dalam Perpres No. 80 tahun 2019, strategi perkembangan selingkar wilis memang ditujukan untuk akselerasi.

    “Gunung Wilis ini kawasan yang punya potensi. Inilah yang kemudian kita harap dapat menciptakan konektivitas dan akses lebih mudah di atas dan di bawah lereng,” sebutnya ketika memberikan Keynote Speech dalam Jagongan Madiun Raya yang diselenggerakan secara virtual di Ruang Kerja Wagub Jatim.

    Orang nomor dua di Jatim ini memaparkan, jalur yang terkoneksi antara sisi timur dan barat Selingkar Wilis ini akan membuka akses terhadap industri padat karya yang potensial di daerah sekitarnya. Salah satunya, wilayah Ngawi dan Kertosono.

    “Strategi percepatan pembangunan ini difokuskan pada peningkatan nilai tambah hasil agroindustri dan agrowisata melalui penyediaan infrastruktur pendukung yang menghubungkan lokasi potensial dengan pusat pertumbuhan,” ungkapnya.

    Ia pun melanjutkan, bahwa Jatim bagian barat memerlulan adanya akselerasi yang lebih cepat. Selain akses dan konektivitas yang terus digenjot, Wagub Jatim ini berharap agar kerjasama antar pemerintah daerah terkait pembangunan dapat terwujud demi kesejahteraan masyarakat.

    Pasalnya, setelah masalah infrastruktur terjawab, tantangan seputar aspek sosial dan ekonomi masyarakat akan terjawab pula.

    “Realisasi akselerasi dengan Selingkar Wilis akan menjawab tantangan kita, untuk makin menyukseskannya, kami harap pemerintah daerah dapat saling berkolaborasi dan membangun kerjasama yang baik juga,” tegasnya.

    “Diperlukan strategi dengan pendekatan melalui aspek sosial dan ekonomi juga, mengikuti tantangan infrastruktur yang sudah terjawab,” imbuhnya. [tok/beq]

  • Pencari Rumput Hilang di Magetan Ditemukan Lemas di Jurang

    Pencari Rumput Hilang di Magetan Ditemukan Lemas di Jurang

    Magetan (beritajatim.com) – Lansia pencari rumput, Tukimun (63), warga Desa Sundul, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan yang sebelumnya dilaporkan hilang akhirnya ditemukan pada Sabtu (27/4/2024) pagi. Tukimun dalam kondisi lemas dan duduk di dasar jurang saat ditemukan Khoirun (50) saat mencari rumput.

    “Pada saat saya cari rumput terdengar suara pergerakan dari jurang. Krusak-krusuk, sempat saya kira binatang. Ketika saya periksa ternyata Pak Tukimun yang katanya dilaporkan hilang,” kata Khoirun.

    Menurut dia, Tukimun dalam kondisi sadar. Khoirun kemudian membawa Tukimun ke rumah keponakannya, Nasori.

    Kapolsek Parang AKP Joko Hari Prayitno membenarkan jika orang yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan pagi ini.

    “Korban telah ditemukan oleh pencari rumput lain di Jurang Gantung dalam kondisi lemas akibat tidak makan selama tiga hari,” kata Joko.

    Selanjutanya, Bhabinkamtibmas, Babinsa, perangkat desa, BPBD, dan petugas kesehatan (PMI) kemudian menuju ke rumah Nasori untuk melakukan pengecekan pada Tukimun.

    “Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, Pak Tukimun masih dalam kondisi lemas karena tidak makan selama tiga hari namun secara keseluruhan dalam keadaan sehat dan sadar. Sudah dijemput pihak keluarga,” pungkasnya.

    Sebelumnya, seorang lansia pencari rumput, Tukimun (63), warga Desa Sundul, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur dilaporkan hilang di hutan Gunung Bancak. Korban tidak pulang sejak Kamis (25/4/2024) pagi.

    Menurut Yahmi (50), kakak ipar korban, Tukimun tidak pernah mencari rumput di hutan Gunung Bancak. Biasanya korban mencari rumput di dekat rumah.

    “Biasanya cari rumput hanya di sawah sekitar rumah saja. Ini malah sampai ke gunung hingga akhirnya tidak pulang hingga siang,” kata Yahmi saat ditemui di rumahnya, Jumat (26/4/2024).

    Upaya pencarian yang dilakukan warga hingga malam hari tidak membuahkan hasil. Pihak keluarga pun melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Polsek Parang.

    Kapolsek Parang, AKP Hari Joko Prayitno membenarkan kabar orang hilang tersebut. Saat ini, pihaknya bersama TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, dan warga bersama-sama melakukan pencarian dan penyisiran di lokasi terakhir korban ketemu warga.

    “Sekitar orang dalam tim gabungan kami libatkan untuk menyisir sejumlah lokasi. Rumput dan karung milik korban ditemukan. Kita periksa juga di semak dan jurang-jurang ya,” terangnya.

    Sayangnya, proses pencarian terkendala medan terjal, hutan lebat, dan hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.

    “Jika hujan tidak reda, proses pencarian akan kita lanjutkan besok pagi. Bila kita paksakan justru membahayakan tim, ancaman pohon tumbang, longsor dan petir bisa saja terjadi sewaktu-waktu,” pungkas Hari.

    Hingga sore ini, proses pencarian belum membuahkan hasil. Tim gabungan belum dapat menemukan keberadaan korban. Pencarian akan dilanjutkan besok pagi, mengingat hujan turun lebat serta medan terjal dan gelap.

    Keluarga korban berharap Tukimun dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat beraktivitas di kawasan hutan, terutama saat cuaca buruk. [fiq/beq]

  • Lansia Pencari Rumput Hilang di Gunung Bancak Magetan

    Lansia Pencari Rumput Hilang di Gunung Bancak Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang lansia pencari rumput, Tukimun (63), warga Desa Sundul, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur dilaporkan hilang di hutan Gunung Bancak. Korban tidak pulang sejak Kamis (25/4/2024) pagi.

    Menurut Yahmi (50), kakak ipar korban, Tukimun tidak pernah mencari rumput di hutan Gunung Bancak. Biasanya korban mencari rumput di dekat rumah.

    “Biasanya cari rumput hanya di sawah sekitar rumah saja. Ini malah sampai ke gunung hingga akhirnya tidak pulang hingga siang,” kata Yahmi saat ditemui di rumahnya, Jumat (26/4/2024).

    Upaya pencarian yang dilakukan warga hingga malam hari tidak membuahkan hasil. Pihak keluarga pun melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Polsek Parang.

    Kapolsek Parang, AKP Hari Joko Prayitno membenarkan kabar orang hilang tersebut. Saat ini, pihaknya bersama TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Magetan, dan warga bersama-sama melakukan pencarian dan penyisiran di lokasi terakhir korban ketemu warga.

    “Sekitar orang dalam tim gabungan kami libatkan untuk menyisir sejumlah lokasi. Rumput dan karung milik korban ditemukan. Kita periksa juga di semak dan jurang-jurang ya,” terangnya.

    Sayangnya, proses pencarian terkendala medan terjal, hutan lebat, dan hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.

    “Jika hujan tidak reda, proses pencarian akan kita lanjutkan besok pagi. Bila kita paksakan justru membahayakan tim, ancaman pohon tumbang, longsor dan petir bisa saja terjadi sewaktu-waktu,” pungkas Hari.

    Hingga sore ini, proses pencarian belum membuahkan hasil. Tim gabungan belum dapat menemukan keberadaan korban. Pencarian akan dilanjutkan besok pagi, mengingat hujan turun lebat serta medan terjal dan gelap.

    Keluarga korban berharap Tukimun dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat beraktivitas di kawasan hutan, terutama saat cuaca buruk. [fiq/beq]

  • Cargill Kolaborasi dengan Petani Lokal Pantau Konservasi 10.000 Pohon di Hutan Desa

    Cargill Kolaborasi dengan Petani Lokal Pantau Konservasi 10.000 Pohon di Hutan Desa

    Pasuruan (beritajatim.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi, PT Sorini Agro Asia Corporindo, anak perusahaan Cargill, bersama 30 petani hutan dan lebih dari 35 karyawan, melakukan pendataan dan verifikasi kondisi tanaman serta tutupan hutan di Hutan Desa Dayurejo Blok Curah Tangkil, Kabupaten Pasuruan.

    Lokasi ini merupakan bagian dari Gunung Arjuna yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi program konservasi yang sebelumnya telah dijalankan oleh Cargill di Gunung Arjuna.

    Program tersebut melibatkan penanaman 10.000 pohon selama periode 2022-2023 di lahan seluas 16 hektar. Pendataan dilakukan menggunakan aplikasi digital Bumi Baik untuk mengevaluasi jenis pohon, perkembangan, dan sebaran pohon yang telah ditanam dengan menggunakan geotag.

    Cargill memiliki komitmen untuk mendukung ketersediaan akses masyarakat terhadap air bersih. Gunung Arjuna merupakan daerah resapan air yang kritis untuk wilayah Pasuruan.

    Sejak tahun 2014 hingga Desember 2023, Cargill telah menanam 71.500 pohon dari 15 spesies tanaman di lahan seluas 201 hektar di Gunung Arjuna.

    Direktur PT Sorini Agro Asia Corporindo, Fanny Hosea menjelaskan, keberhasilan program ini terlihat dari pemulihan fungsi 5 mata air, yaitu Lajer, Dawuhan, Watu Pereng, Banyu Kuning, dan Curah Tangkil.

    Selain itu, Cargill berharap kerjasama dengan masyarakat setempat dapat mengembalikan fungsi lebih banyak mata air untuk mendukung aksesibilitas masyarakat terhadap air bersih dan membantu perkembangan bisnis lokal.

    “Ke depannya kami berharap agar program konservasi bersama antara Cargill dan masyarakat setempat dapat mengembalikan fungsi lebih banyak mata air untuk mendukung aksesibilitas masyarakat ke air bersih serta untuk membantu bisnis lokal untuk berkembang lebih jauh,” beber Fanny Hosea.

    Di antara produk-produk lokal yang telah berjalan saat ini adalah produksi kopi Sukmojati, keripik pisang, minuman herbal, dan kerajinan tusuk sate.

    Kegiatan ini melibatkan kolaborasi antara Cargill, Yayasan Cempaka, dan pihak pemerintah, termasuk Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, Lembaga Pengelola Hutan Desa Loka Jaya Binangun, serta Pemerintah Desa Dayurejo. Acara ini juga disaksikan oleh 25 peserta dari berbagai dinas terkait.

    Sekretaris Daerah Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidaya Sasongko, mengapresiasi upaya nyata dalam menjaga dan merawat bumi untuk kemaslahatan umat manusia.

    Ia menegaskan bahwa momentum peringatan Hari Bumi dapat dioptimalkan melalui kerja sama aktif dari berbagai pihak, termasuk dunia usaha, pegiat lingkungan, dan akademisi.

    “Momentum Peringatan Hari Bumi sedunia dapat dioptimalkan melalui gerakan-gerakan nyata penyelamatan bumi yang salah satunya adalah sebagaimana yang dilaksanakan oleh Cargill pada hari,” kata Yudha.

    Cargill, yang terdaftar atas nama PT Sorini Agro Asia Corporindo, juga mengakuisisi fasilitas produksi di Pandaan pada tahun 2011. Saat ini, fasilitas tersebut memproduksi pati jagung dan pemanis sebagai bahan baku industri makanan, minuman, dan produk perawatan pribadi. [rea/ian]

  • Pemkab Lumajang akan Bangun Bronjong 200 Meter Cegah Banjir Lahar Susulan Semeru

    Pemkab Lumajang akan Bangun Bronjong 200 Meter Cegah Banjir Lahar Susulan Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Guna mencegah terjadinya banjir lahar susulan Gunung Semeru yang lebih besar, Pemkab Lumajang segera membangun bronjong sepanjang 200 meter di sekitar DAS Kali Mujur.

    Normalisasi material banjir lahar susulan dan aliran DAS Kali Mujur menjadi penanganan awal Pemkab Lumajang sebagai upaya Tanggap Darurat Bencana yang berlaku sejak Jumat, 19 April hingga 2 Mei mendatang. Dengan bantuan 2 alat berat, normalisasi berjalan tanpa gangguan.

    “Penanganan awal dulu, kita normalisasi yang sebelah sini. Karena dekat dengan pemukiman warga. Kita pindah alirannya ke tengah” ungkap PJ Bupati Lumajang Indah Wahyuni beserta jajaran Pemkab saat kunjungi lokasi terdampak banjir lahar susulan, Rabu (25/4/2024) pukul 12.20 WIB di Dusun Rojobalen, Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro.

    Pemkab Lumajang bersama UPT Pengelolaan Sumber Daya Air berencana akan memasang bronjong sepanjang 200 meter. Namun, sebelum itu pondasi bangunan tanggul harus diperkuat agar tidak mudah rusak saat kembali diterjang banjir lahar.

    “Rencannya akan segera dibuat bronjong mulai besok. Tapi karena ini baru, bagian bawahnya harus diperkuat agar nanti ada terjangan air lagi itu tidak gampang rusak” lanjutnya.

    Sementara, rumah warga yang saat ini mengalami kerusakan akibat banjir lahar maupun tanah longsor, masih menunggu proses assesment. “Nanti kita assesment dulu, melihat sosiologi warga setempat, biasanya bertahun-tahun tinggal lama di desa susah untuk direlokasi. Kita lihat dulu, apa memang perlu direlokasi atau memang bangunan didirikan di bantaran sungai” terangnya.

    Selain itu, sejumlah lahan pertanian terutama tanaman pangan juga terkena dampak banjir lahar. Sementara itu, saat ini memasuki musim panen, sehingga menimbulkan banyak kerugian bagi para petani. Tercatat, ada 9,4 hektare lahan padi milik warga di Dusun Rojobalen terdampak hingga gagal panen.

    Sejauh ini, total sementara ada 75,35 hektare lahan padi dan jagung milik warga di Kecamatan Pasirian, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Sukodono, dan Kecamatan Lumajang yang terdampak banjir lahar maupun banjir luapan. Dan, sebanyak 31,35 hektare lahan tanaman holtikultura seperti cabai, tomat dan lainnya juga ikut terdampak. [ian]

  • Imbas Letusan Semeru, Lahan Pertanian di Lumajang gagal Panen Tertimbun Pasir Banjir Lahar

    Imbas Letusan Semeru, Lahan Pertanian di Lumajang gagal Panen Tertimbun Pasir Banjir Lahar

    Lumajang (beritajatim.com) – Banjir lahar Gunung Semeru membawa material pasir dan bebatuan menimbun sejumlah lahan pertanian milik warga di Dusun Glendang Petung, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Lumajang pada Selasa (23/4/2024) semalaman memberikan dampak bagi sejumlah pertanian, hingga gagal panen.

    Sucipto (52) mengaku, banjir lahar susulan membuat tanaman padi 1 petak miliknya mengalami gagal panen karena tertimbun pasir banjir lahar Gunung Semeru, Rabu (24/4/2024).

    “Lahan padi punya saya di seberang tertimbun pasir banjor lahar. Ya gagal panen, keluar modal lagi nanti” ungkap Sucipto.

    Curah hujan tinggi membuat Sucipto khawatir, bahkan ia berencana mencari lahan lain agar tidak terdampak banjir lahan lagi dan biayanya juga tidak murah. Selain itu, Sucipto juga mengalami kerugian sedikitnya Rp3,5 juta rupiah untuk biaya pupuk. Itu pun belum termasuk biaya perawatan lainnya per musim.

    “Ya rugi Rp3,5 juta itu pupuk saja, belum yang lain. Kalau terus seperti ini rencananya cari lahan lain yang jauh dari sekitar aliran banjir, tapi biayanya tidak murah” lanjutnya Sucipto.

    Berdasarkan laporan Penilaian dan Kerugian pasca Bencana Alam Hidrometeorologi di Kabupaten Lumajang tahun 2024 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, terdapat sedikitnya 28 hektare lahan pertanian padi milik warga di Desa Gondoruso yang terdampak banjir lahar Gunung Semeru. Selain itu, kerugian yang ditaksir mencapai Rp300 juta rupiah.

    “Hasil dari inventarisasi teman-teman di lapangan sampai dengan kemarin sore tanaman pangan padi dan jagung terdampak lebih dari 75,35 hektare lahan. Sementara, tanaman holtikultura seperti cabai, tomat dan lainnya terdampak lebih dari 31,35 hektare” jelas Hairil Diani, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang. [ian]

  • Aksi Heroik Penghulu Lumajang Seberangi Banjir Lahar, Nikahkan 2 Calon Pengantin

    Aksi Heroik Penghulu Lumajang Seberangi Banjir Lahar, Nikahkan 2 Calon Pengantin

    Lumajang (beritajatim.com) – Aksi heroik seorang penghulu di Lumajang yang nekat menyeberangi arus deras banjir lahar Gunung Semeru viral di media sosial hingga tuai respons positif, Kamis (25/4/2024).

    Ia tidak gentar dengan kuatnya arus banjir lahar setinggi paha orang dewasa, meskipun telah berpakaian rapi. Selain itu, warga juga membawakan sejumlah dokumen pernikahan.

    Momen Ali Komarifan (35) penghulu asal Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang dibantu 2 warga menyebrangi banjir lahar DAS Kali Regoyo, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Lumajang diabadikan oleh warga.

    Pasalnya, jembatan limpas Gondoruso yang menjadi satu-satunya akses terdekat untuk mobilitas warga, terputus saat diterjang banjir lahar Gunung Semeru yang terjadi pada, Kamis (18/4/2024) lalu.

    Setelah sampai di tepi, Ali ditunggu rombongan mempelai pria di seberang sungai dan langsung bergegas menuju tempat akad nikah dan mengakadkan 2 pasangan yaitu, Angga Dwi Asmara (23) dan Misriati (21) yang berada di Dusun Liwek, Desa Gondoruso.

    “Memang pernikahan yang telah rmdirencanakan sebelumnya tidak dapat ditunda. Sehingga penghulu wajib hadir apapun keadaannya” ungkap Muhammad Muslim Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lumajang.

    Muslim juga mengapresiasi kinerja dan tanggung jawab Ali Komarifan sebagai penghulu yang berani menghadapi bahaya banjir lahar Gunung Semeru.

    “Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan penghulu tersebut, menerjang arus deras banjir lahar” pungkasnya

    Selain itu, sejauh ini dampak banjir lahar Gunung Semeru telah merusak sedikitnya 22 jembatan yang memutus akses kecamatan dan desa di Lumajang berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Lumajang. [ian]

  • Banjir Lahar Susulan Gunung Semeru Rusak 7 Rumah Warga di Lumajang

    Banjir Lahar Susulan Gunung Semeru Rusak 7 Rumah Warga di Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Ada sedikitnya 7 rumah warga di Dusun Rojobalen, Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Lumajang rusak diterjang banjir lahar susulan Gunung Semeru akibat hujan deras yang mengguyur selama Selasa (22/4/2024) semalam.

    Astro (57) mengatakan, pada Kamis (18/4/2024) sebelumnya terjadi banjir lahar pertama yang menggerus sebagian tanggul, namun derasnya aliran DAS Kali Mujur membuat hanya sebagian rumah terdampak.

    “Sebelumnya banjir hari Kamis sebelumnya merusak di sebelah sini. Kerusakan tidak begitu parah, karena masih ada tanggul” ungkap Astro, Kamis (25/4/2024) siang.

    Sejumlah rumah warga terdampak dengan kerusakan sedang hingga parah akibat banjir lahar susulan pada Selasa (23/4/2024) kemarin sekitar pukul 19.00 WIB. Rumah warga terdampak setelah tanggul sepanjang 50 meter yang meminimalisir arus deras DAS Kali Mujur jebol.

    “Kemarin malam itu lebih parah. Ada 7 rumah yang terdampak” lanjutnya.

    Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun beberapa hewan ternak milik warga ikut terseret arus banjir lahar karena tidak sempat diselamatkan warga. Sumarno mengatakan, ia beruntung karena masih sempat mengungsi sebelumnya.

    Bahkan, saat banjir lahar datang ia bersama rekan-rekannya menyelamatkan ternak milik warga. Ada sedikitnya 11 hewan kambing yang selamat, 2 di antaranya terseret banjir lahar susulan.

    “Banjir lahar menyeret kambing milik warga. 11 ekor berhasil ditolong, 2 ekor hilang” ungkap Sumarno.

    Tampak di lokasi, 2 alat berat dikerahkan untuk menormalisasi dampak banjir lahar seperti bebatuan besar dan pasir yang menutupi jalan yang menghubungkan Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pasirian.

    Selain itu, aliran banjir lahar DAS Kali Mujur saat ini berkurang, karena arus dipindah ke sisi selatan, menjauh dari area pemukiman. Selain itu, pemkab Lumajang masih menetapkan kondisi saat ini sebagai Status Tanggap Darurat Bencana sejak Jumat (19/4/2024) lalu sampai 2 Mei 2024 nanti. [ian]