kab/kota: Gunung

  • "Turun Gunung" di Pilkada Jakarta, Anies Bantah Ingin Ambil Panggung Pramono-Rano
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2024

    "Turun Gunung" di Pilkada Jakarta, Anies Bantah Ingin Ambil Panggung Pramono-Rano Megapolitan 29 November 2024

    “Turun Gunung” di Pilkada Jakarta, Anies Bantah Ingin Ambil Panggung Pramono-Rano
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan gubernur Jakarta
    Anies Baswedan
    menegaskan, keikutsertaannya dalam
    Pilkada Jakarta 2024
    bukanlah untuk merebut panggung dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.
    “Sama sekali tidak (ingin ambil panggung
    Pramono-Rano
    ). Ini adalah tentang pemilihan figur gubernur dan wakil gubernur Jakarta,” ujar Anies dalam program Rosi di Kompas TV, dikutip Jumat (29/11/2024).
    Anies bersyukur dengan hasil sementara pada Pilkada Jakarta 2024 yang menunjukan pasangan Pramono-Rano memperoleh suara terbanyak.
    Dia merasa memiliki tujuan yang sama dengan para warga, yaitu membuat Jakarta lebih baik lagi di tangan Pramono-Rano.
    “Saya bersyukur sekali bahwa ternyata yang saya pilih, itu juga dipilih rakyat Jakarta,” kata dia.
    Selain itu, Kemenangan sementara yang diraih pasangan Pramono-Rano bukan dikarenakan dirinya
    Melainkan, karena sosok keduanya yang dinilai sesuai untuk Jakarta dibandingkan paslon lainnya.
    “Hasil
    polling
    -nya sudah ada di situ. Sudah jelas bahwa yang menang adalah Pramono dan Rano Karno, itulah pemenang Pilkada,” ucap Anies.
    Berdasarkan hitung cepat (
    quick count
    ) Litbang Kompas pasangan Pramono-Rano meraih 49,49 persen.
     
    Sementara itu, pasangan Ridwan Kamil-Suswono, mendapatkan 40,02 persen suara.
    Sedangkan, pasangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana mendapatkan 10,49 persen suara.
    Perolehan suara tersebut diperoleh dari penghitungan yang masuk dari total 400 TPS sampel di Jakarta.
    Hitung cepat Litbang Kompas dalam Pilkada Jakarta 2024 menggunakan metode sistematik
    random sampling
    dan memiliki
    margin of error
    kurang lebih 1 persen.
    Hitung cepat ini dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).
    Hasil hitung cepat ini bukanlah hasil resmi. Hasil resmi akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis hingga Senin (16/12/2024).
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Gunung Terlihat Jelas, Bagaimana Kualitas Udara di Jakarta Pagi Ini?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2024

    Dua Gunung Terlihat Jelas, Bagaimana Kualitas Udara di Jakarta Pagi Ini? Megapolitan 29 November 2024

    Dua Gunung Terlihat Jelas, Bagaimana Kualitas Udara di Jakarta Pagi Ini?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemandangan Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat bisa terlihat dari wilayah Jakarta pada Jumat (29/11/2024) pagi.
    Momen ini sempat diabadikan Bian (35), dari sebuah apartemen di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
    “Kaget banget pas lihat jendela ternyata gunung kelihatan jelas. Bagus banget,” ujar Bian kepada Kompas.com.
    Bagi Bian, bisa melihat pemandangan Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango dari Jakarta merupakan peristiwa yang langka.
    “Ini jarang-jarang nih kayak begini. Biasanya ketutup sama polusi udara. Bahkan bisa dihitung dengan jari,” kata Bian.
    Namun, berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 07.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta dalam kategori sedang atau berada di angka 64.
    Angka ini menunjukkan bahwa udara di Jakarta pagi ini tidak sehat untuk kelompok sensitif, meskipun masih dalam batas wajar untuk mayoritas masyarakat.
    Konsentrasi polutan tertinggi yang terdeteksi adalah PM 2.5 dengan nilai 16 mikrogram per meter kubik atau 3,2 kali lipat dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
    Sementara itu, kota paling berpolusi di Indonesia pagi ini adalah Tangerang, Banten, dengan indeks kualitas udara mencapai 162, masuk kategori tidak sehat.
    Sebaliknya, kota dengan kualitas udara terbaik di Indonesia adalah Mamuju, Sulawesi Barat, dengan AQI 21 yang masuk kategori baik.
    Secara global, Indonesia berada di peringkat 14 negara dengan kualitas udara terburuk.
    Bagi masyarakat Jakarta, terutama kelompok sensitif beberapa langkah disarankan untuk mengurangi dampak buruk polusi udara, yakni sebagai berikut:
    1. Mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama saat kualitas udara memburuk.
    2. Menutup jendela untuk mencegah masuknya udara kotor ke dalam rumah.
    3. Menggunakan masker saat berada di luar ruangan.
    4. Mempertimbangkan penggunaan alat pembersih udara di dalam ruangan untuk menjaga kualitas udara.
    Langkah-langkah ini penting untuk melindungi kesehatan, khususnya bagi individu yang rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hasto Sebut PDIP Menang Pilkada 2024 di 14 Provinsi

    Hasto Sebut PDIP Menang Pilkada 2024 di 14 Provinsi

    Jakarta (beritajatim.com) – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, berdasarkan rekapitulasi sementara, partainya memenangi 14 provinsi yang 9 diantaranya merupakan kader partai. Menurutnya, pada pilkada lalu PDIP hanya menang di 6 gubernur dan yang berasal dari kader hanya sekitar 5.

    “Secara total berdasarkan rekapitulasi sementara, kalau sebelumnya PDIP hanya menang di 6 gubernur, maka sekarang kami memenangi 14 provinsi dan kemudian yang berasal dari kader itu sebelumnya juga hanya sekitar 5, kemudian sekarang menjadi 9,” ujar Hasto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (28/11/2024).

    Hasto mencontohkan bagaimana di Kota Depok yang secara kultural menjadi basis PKS, kini dimenangkan oleh PDI Perjuangan. Kemudian, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Gunung Kidul yang di dalam sejarah selalu dimenangkan oleh Partai Golkar.

    “Tetapi kali ini, justru oleh calon dari saudari Indah Subekti, yang ketika Pilpres dia yang melakukan perlawanan secara terbuka terhadap intervensi dari Jokowi, ternyata rakyat Gunungkidul memberikan dukungan terhadap siapa yang berani melawan berbagai intimidasi dengan memenangkan saudari Indah Subekti,” ungkap Hasto.

    Lalu, Kota Tebing Tinggi yang dalam sejarahnya tidak pernah dimenangkan oleh PDIP, kini Ketua DPC PDIP Imam Irdian Saragih terpilih sebagai wali kota. Hasto pun merinci daerah-daerah yang dimenangi oleh PDIP diantaranya Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, serta Bali.

    Kemudian, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat. Hasto juga menyebut, kemenangan PDIP di Provinsi Riau. Dimana, PDIP pertama kali memenangkan pemilu legislatif dan pemilihan gubernur.

    Dia pun memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada rakyat Indonesia yang telah berpartisipasi dalam Pilkada serentak 2024. Apalagi, rakyat Indonesia masih memberikan kepercayaan kepada PDI Perjuangan. “Ini mencerminkan besarnya dukungan rakyat bahkan basis PDI Perjuangan pun mengalami perluasan,” kata Hasto. [hen/suf]

  • Wotawati, Transformasi Kampung Tersembunyi di Gunungkidul Jadi Destinasi Wisata Sejarah

    Wotawati, Transformasi Kampung Tersembunyi di Gunungkidul Jadi Destinasi Wisata Sejarah

    Liputan6.com, Gunungkidul – Dusun Wotawati di Gunungkidul, Yogyakarta, memulai transformasi signifikan menjadi destinasi wisata sejarah pada Juni 2024. Proyek senilai Rp 5 miliar dari Dana Keistimewaan mengubah wajah kampung dengan merenovasi fasad rumah menggunakan bata merah yang menyerupai arsitektur Majapahit dan Mataram Kuno.

    Kawasan seluas 12 hektare yang dihuni 500 penduduk ini akan dikembangkan menjadi area wisata komprehensif dengan membangun berbagai fasilitas. Pengembangan mencakup pembangunan homestay, area perkemahan, serta konsep wisata terpadu berbasis pertanian dan peternakan.

    Lokasi strategis dusun ini terletak di Ngreyung, Pucung, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat ini dikelilingi dua gunung karst dan bekas aliran Sungai Bengawan Solo Purba.

    Pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama pengembangan kawasan wisata ini. Akses jalan sepanjang 1,7 kilometer yang belum sepenuhnya diperbaiki akan menjadi prioritas perbaikan untuk mendukung rencana pariwisata.

    Keberadaan dusun di bekas aliran Sungai Bengawan Solo Purba menambah nilai historis yang menarik. Lokasi ini berpotensi menjadi daya tarik bagi peneliti dan pengunjung yang tertarik dengan sejarah geologi dan budaya setempat.

    Konsep wisata terpadu yang dikembangkan bertujuan mengoptimalkan potensi alam dan budaya Dusun Wota Wati. Masyarakat setempat berperan aktif dalam mendukung transformasi dusun menjadi destinasi wisata bersejarah.

    Mengutip dari berbagai sumber, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan kawasan ini. Dana Keistimewaan dialokasikan untuk memelihara identitas budaya sambil mengembangkan potensi pariwisata.

    Dusun Wotawati mempersiapkan diri menjadi destinasi wisata yang menawarkan pengalaman unik. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam, arsitektur bersejarah, serta kehidupan tradisional masyarakat setempat.

    (Ade Yofi Faidzun)

  • Akhir Cerita Pemancing di Kebumen, Tewas Tenggelam di Sungai Lukulo

    Akhir Cerita Pemancing di Kebumen, Tewas Tenggelam di Sungai Lukulo

    Liputan6.com, Kebumen – Mugiyanto (32) adalah pria biasa dari Desa Clapar di Kecamatan Karangganyam, Kebumen, Jawa Tengah. Namanya melambung setelah peristiwa tragis yang menimpanya, tenggelam di Sungai Lukulo saat menekuni hobinya, memancing.

    Musim hujan membuat Lukulo lebih deras dari biasanya. Ketika itu, Minggu (24/11/2024), Mugi yang mancing mania tak ingin melewatkan hari libur untuk memancing.

    Semua baik-baik saja sampai sungai yang berkelok bak ular itu tetiba meluap. Mugi tentu saja bergegas menepi, menjauh dari bibir sungai yang permukaanya naik drastis.

    Namun nahas, ia terpeleset, lalu jatuh tercebur ke sungai yang makin deras. Meski akrab dengan sungai, namun amukan arus yang liar tak kuasa ia lawan. Ia tenggelam di sungai dan menghilang di kedalaman Lukulo yang keruh.

    Tak lama kemudian kejadian ini sampai ke Basarnas dan pihak kepolisian. Operasi pencarian dan penyelamatan digelar.

    Basarnas Cilacap membagi tim menjadi tiga unit pencari. Masing-masing menelusuri area pencarian yang berbeda. Unit 1 menyisir permukaan air menggunakan LCR, unit 2 menyisir permukaan air menggunakan rafting boat, dan unit 3 menyisir melalui bantaran sungai.

    Namun upaya itu tak kunjung membuahkan hasil. Hingga hari kelima, Jumat pagi (28/11/2024) Mugi menampakkan diri di muara Sungai Lukulo, di Desa Tegalretno, Kebumen. Ia mengapung namun sudah tak bernyawa.

    Jenazahnya ditemukan nelayan yang pulang melaut. Pada pukul 06.30 WIB informasi ini sampai ke Tim SAR Gabungan. Nurul Fauzan, Komandan Tim SAR Gabungan segera menggerakan personil untuk ke lokasi penemuan jenazah di muara Sungai Lukulo.

    Pukul 08.50 WIB korban berhasil dievakuasi Tim SAR Gabungan dengan jarak sekitar 38 Km dari lokasi kejadian. Jenazah selanjutnya dibawa ke RSUD Soedirman Kebumen untuk otopsi.

    Dari hasil otopsi, tim medis menyatakan tidak ada tanda penganiayaan. Dengan demikian pihak keepolisian menyimpulkan jenazah merupakan korban kecelakaan. Selanjutnya jenazah dibawa ke rumah duka untuk diserahkan kepada keluarga.

    Kapolres Kebumen, AKBP Recky, menegaskan bahwa kasus ini tidak mengindikasikan adanya unsur kriminalitas.

    “Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan medis, ini adalah murni kecelakaan. Tidak ada indikasi tindak pidana,” tegasnya.

     

    Menengok Pembiakan Ikan Dewa di kaki Gunung Slamet, Banyumas

  • Kandang Banteng Meluas, PDIP Klaim Menang Pilkada di 14 Provinsi

    Kandang Banteng Meluas, PDIP Klaim Menang Pilkada di 14 Provinsi

    Bisnis.com, JAKARTA – PDI Perjuangan (PDIP) mengeklaim telah memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di 14 provinsi berdasarkan rekapitulasi sementara.

    Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan apresiasi kepada rakyat Indonesia yang telah berpartisipasi pada Pilkada Serentak 2024.

    “Ini mencerminkan besarnya dukungan rakyat bahkan basis PDI Perjuangan pun mengalami perluasan,” kata Hasto saat konferensi pers, dilansir dari Antara, Kamis (28/11/2024).

    Dia memerinci daerah-daerah yang dimenangi oleh PDIP, antara lain Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Jakarta, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat.

    Hasto menambahkan Kota Depok yang secara kultural menjadi basis PKS, kini partai berlambang banteng moncong putih itu mampu menang. Kemudian, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Gunung Kidul yang selama ini selalu dimenangkan Partai Golkar.

    “Kali ini justru oleh calon dari [PDIP] Indah Subekti, yang ketika pilpres dia yang melakukan perlawanan secara terbuka terhadap intervensi dari penguasa. Ternyata rakyat Gunung Kidul memberikan dukungan kepada siapa yang berani melawan berbagai intimidasi dengan memenangkan saudari Indah Subekti,” katanya.

    Hasto yang merupakan politikus asal Yogyakarta ini juga mengulas kemenangan kader PDIP Masinton Pasaribu di Tapanuli Tengah. Masinton menjadi simbol perlawanan sangat kritis terhadap pemerintahan sebelumnya dan rakyat memberikan dukungan.

    Lalu, Kota Tebing Tinggi yang dalam sejarahnya tidak pernah dimenangkan PDIP, kini Ketua DPC PDIP Imam Irdian Saragih terpilih sebagai wali kota.

    “Demikian pula di daerah-daerah, seperti Papua Induk, kita berhadapan dengan melawan mantan kapolda yang ternyata juga, bagaimana Papua Induk itu mereka telah merasakan berbagai bentuk intimidasi dan kemudian mereka memberikan perlawanan dengan memenangkan kader PDI Perjuangan,” ujar Hasto.

    Dia berpendapat PDIP mampu menang di sejumlah wilayah Papua karena pulau tersebut menjadi simbol eksploitasi.

    Berbagai upaya-upaya untuk membangun infrastruktur jalan, mereka itu menjadi bagian dari kepentingan oligarki untuk memperluas eksploitasi sumber daya alam yang ada di Papua.

    “Dan demikian termasuk di Sumatra Barat itu menunjukkan perluasan basis dari PDIP,” imbuhnya.

    Hasto pun secara khusus mengulas kemenangan PDIP di Provinsi Riau karena untuk pertama kali PDIP memenangkan pemilu legislatif dan pemilihan gubernur.

  • Benua Hilang yang Jadi Kepulauan Asia Tenggara

    Benua Hilang yang Jadi Kepulauan Asia Tenggara

    Jakarta

    Sekitar 155 juta tahun lalu, sebuah daratan sepanjang 5.000 kilometer yang dikenal sebagai Argoland terlepas dari Australia Barat. Hingga kini, nasib benua tersebut telah menjadi teka-teki yang akhirnya mulai terungkap.

    Seperti halnya benua lain di Bumi, Argoland tidaklah tetap. Pergerakan lempeng tektonik selama jutaan tahun memungkinkan daratan besar bersatu membentuk ‘benua super’ atau terpecah menjadi pulau-pulau kecil.

    Ahli geologi telah lama menduga bahwa Argoland adalah salah satu mikrokontinen yang terpisah, namun keberadaannya nyaris tak meninggalkan jejak hingga kini. Melalui penelitian di wilayah Asia Tenggara, para ahli menemukan bahwa Argoland bukanlah satu daratan utuh.

    Benua ini mulai pecah menjadi fragmen-fragmen sekitar 300 juta tahun lalu, menciptakan apa yang oleh para ilmuwan disebut sebagai ‘Argopelago’. Struktur dasar laut di kawasan Argo Abyssal, cekungan laut dalam di utara Australia, memberikan petunjuk bahwa Argoland perlahan bergerak ke barat laut.

    Fragmen-fragmen daratan ini kemudian tersebar di wilayah yang kini mencakup sebagian besar Indonesia, Kepulauan Andaman, dan Myanmar. Menurut Eldert Advokaat, penulis studi dari Universitas Utrecht, situasi di Asia Tenggara berbeda dari perpecahan benua seperti di Afrika atau Amerika Selatan, yang biasanya hanya terbelah menjadi dua bagian.

    “Argoland pecah menjadi banyak fragmen berbeda,” jelas Advokaat seperti dikutip detikINET dari IFL Science.

    Proses fragmentasi ini semakin cepat sekitar 215 juta tahun lalu. Hal inilah yang membuat daratan tersebut sangat terpecah-pecah, menjadikannya tantangan besar bagi para ilmuwan untuk melacak jejaknya.

    “Kami benar-benar berhadapan dengan ‘pulau-pulau informasi’, itulah mengapa penelitian ini memakan waktu sangat lama. Kami butuh tujuh tahun untuk menyusun teka-teki ini,” tambah Advokaat.

    Memahami sejarah benua yang hilang seperti Argoland memiliki manfaat lebih dari sekadar memuaskan rasa ingin tahu. Douwe van Hinsbergen, salah satu rekan penulis studi, menjelaskan bahwa rekonstruksi ini penting untuk menjawab berbagai pertanyaan besar, mulai dari evolusi keanekaragaman hayati hingga perubahan iklim.

    “Rekonstruksi semacam ini sangat penting untuk memahami proses seperti evolusi keanekaragaman hayati, iklim, atau pencarian bahan mentah. Lebih jauh, rekonstruksi ini membantu kita memahami bagaimana gunung terbentuk dan apa yang menggerakkan lempeng tektonik,” ungkap van Hinsbergen.

    Argoland hanyalah salah satu dari beberapa benua yang sebelumnya hilang dan kini ditemukan kembali. Sebelumnya, ilmuwan juga telah mengidentifikasi Zealandia dan Balkanatolia, benua purba dengan sejarah unik masing-masing.

    *Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

    (fyk/fyk)

  • Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki Menurun, Ini Radius Aman Terbaru

    Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki Menurun, Ini Radius Aman Terbaru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan radius aman Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) dari sebelumnya 7 km sektoral hingga 8 km ke arah Barat Daya – Barat Laut, kini berubah menjadi radius 7 km dari pusat erupsi.

    Masyarakat diimbau tetap waspada karena meskipun aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki menurun, masih terdapat hembusan sedang hingga kuat yang disertai suara gemuruh.

    “Terhitung mulai 26 November 2024 pukul 15.00 WITA, PVMBG menurunkan radius aman Gunung Lewotobi Laki-Laki menjadi 7 km dari kawah atau pusat erupsi. Kami mengimbau masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung/ wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius tersebut,” ujar Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, Kamis (28/11/2024).

    Penurunan radius aman ini didasarkan pada data kegempaan periode 16-25 November 2024, yang menunjukkan tren penurunan aktivitas erupsi. Namun demikian, hembusan sedang hingga kuat serta suara gemuruh masih teramati.

    Wafid menjelaskan bahwa Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki masih mencatat gempa vulkanik dalam dan dangkal, meskipun jumlahnya sedikit menurun dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini mengindikasikan masih adanya suplai magma dari kedalaman ke permukaan yang lebih dangkal.

    “Gempa tektonik lokal dan jauh juga mengalami penurunan jumlah. Namun, masyarakat perlu mewaspadai peningkatan mendadak gempa tektonik lokal, karena hal ini dapat memengaruhi intensitas letusan atau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki,” tambahnya.

    PVMBG kembali merekomendasikan agar masyarakat, terutama di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki, serta wisatawan, tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 km dari pusat erupsi. Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengikuti arahan pemerintah daerah dan tidak mudah percaya pada isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai perkembangan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki, masyarakat dapat memantau melalui aplikasi atau situs web Magma Indonesia, media sosial resmi @pvmbg_ , serta situs web Badan Geologi.

    (wia)

  • Kadispenad sebut TNI AD komitmen jaga netralitas sampai akhir pilkada

    Kadispenad sebut TNI AD komitmen jaga netralitas sampai akhir pilkada

    TNI AD akan terus bersinergi dengan instansi terkait dan menjunjung tinggi netralitas untuk memastikan Pilkada 2024 berlangsung dengan tertib, aman, dan lancar di seluruh Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menyebut bahwa TNI AD berkomitmen untuk menjaga netralitas penyelenggaraan pilkada hingga tahapan akhir selesai.

    Ia membeberkan, salah satu matra TNI itu akan menjunjung tinggi netralitas, mulai dari sebelum pemungutan suara, hari pemungutan suara, hingga semua tahapan selesai dilakukan, guna mendorong situasi kondusif dalam pesta demokrasi lima tahun sekali yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu.

    “TNI AD akan terus bersinergi dengan instansi terkait dan menjunjung tinggi netralitas untuk memastikan Pilkada 2024 berlangsung dengan tertib, aman, dan lancar di seluruh Indonesia,” kata Wahyu kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Lebih lanjut dia membeberkan, segala bentuk dukungan TNI untuk menyukseskan agenda nasional itu telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, yakni terkait tugas TNI mencakup operasi militer selain perang.

    Salah satunya adalah mendukung pemerintah dalam menangani situasi nasional yang membutuhkan dukungan logistik dan pengamanan dari awal hingga setelah hari pemungutan suara, serta semua tahapan selesai dilakukan.

    Kadispenad menambahkan, TNI AD memiliki lima prioritas yang selalu dilakukan dalam kontestasi politik seperti pilpres maupun pemilu.

    Lima hal yang dimaksud, yakni menjaga netralitas, melaksanakan pendampingan untuk penertiban alat peraga kampanye (APK), memberikan dukungan keamanan, membantu dan mengawasi proses distribusi logistik, serta bersama-sama bersiaga untuk mencegah potensi konflik dan provokasi selama proses dari awal sampai akhir.

    Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 yang diselenggarakan pada Rabu (27/11), berjalan dengan lancar.

    Pernyataan itu disampaikan oleh Menko Budi usai mengikuti Rapat Koordinasi, Monitoring, Pengamanan Pilkada 2024 di Gedung Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat.

    “Sebagaimana yang kami monitor secara bersama bahwa pilkada serentak hari ini, semua berjalan sebagian besar lancar dengan aman dan damai,” kata dia.

    Kendati demikian, dari hasil monitoring ditemukan beberapa titik yang diperlukan pemungutan suara susulan.

    “Ada beberapa titik wilayah yang memang perlu dilakukan pemungutan susulan karena ada eskalasi terkait dengan bencana alam, baik itu karena gunung merapi, longsor ataupun karena banjir,” kata dia.

    Selain itu, kata Budi, ditemukan pula gangguan keamanan, akan tetapi aparat TNI dan Polri bisa menuntaskannya.

    Pewarta: Donny Aditra
    Editor: Chandra Hamdani Noor
    Copyright © ANTARA 2024

  • "Hangover" Politik Pasca-Pilkada
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 November 2024

    "Hangover" Politik Pasca-Pilkada Nasional 28 November 2024

    “Hangover” Politik Pasca-Pilkada
    Pengajar pada Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Gunung Djati Bandung
    SEMUA
    konstestan
    Pilkada
    , baik yang menang maupun kalah, sama-sama menyampaikan dalam kampanyenya bahwa pemilihan
    kepala daerah
    adalah pesta rakyat.
    Betul Pilkada itu pesta, mirip prasmanan di mana semua orang berjuang mendapatkan makanan terbaik.
    Namun tunggu dulu, apa yang terjadi setelah pesta Pilkada? Jawabannya,
    hangover
    politik, yaitu fenomena “jlimet” dan memusingkan yang bisa membuat stabilitas masa depan tergelincir ke jurang ketidakpastian.
    Hangover
    politik adalah kondisi di mana ekspektasi masyarakat, karena sebelumnya dirayu dengan janji-janji kampanye yang sangat manis, bertemu dengan kenyataan pahit.
    Mereka yang kemarin bersorak-sorai akan mulai bertanya-tanya, “Mana perubahan yang dijanjikan?”
    Sementara itu, para pendukung kandidat yang kalah masih menyimpan rasa kesal dan dendam.
    Jika tidak diantisipasi, maka gejala
    hangover
    politik bisa berubah menjadi energi destruktif, membuat masyarakat sulit diajak berkolaborasi membangun masa depan. Dalam situasi seperti ini, stabilitas menjadi taruhannya.
    Ketika masyarakat kecewa karena kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan “khayalan”, mereka cenderung mencari kambing hitam. Kalau bukan pemimpin terpilih, mungkin tim suksesnya.
    Kekecewaan ini sering kali sangat mudah diorganisir menjadi gerakan yang membuat suasana menjadi keruh dan gaduh.
    Pemimpin terpilih yang dihadapkan pada
    hangover
    politik sering kali tergoda untuk mengambil langkah populis.
    Program-program instan yang sekilas terlihat menjanjikan, seperti bantuan langsung tunai sementara, jadi pilihan. Padahal justru membuat anggaran terkuras tanpa hasil jangka panjang.
    Perlu ada langkah taktis dan politis untuk mengatasi
    hangover
    sebelum menjadi krisis akut.
    Pertama, pemimpin yang baru terpilih belajar berkata jujur, walaupun lebih sulit daripada memenangkan Pilkada. Mengakui secara terbuka bahwa tidak semua janji bisa segera ditepati memang langkah tidak populer, tetapi sangat diperlukan.
    Kedua, masyarakat perlu diberi “obat” berupa program nyata dan masuk akal. Misalnya, perbaiki jalan berlubang sekalipun dengan jarak terbatas. Keberhasilan kecil ini bisa menjadi bukti bahwa pemerintah daerah mulai bekerja, meski perlahan.
    Ketiga, para pendukung kandidat yang kalah harus diberi ruang untuk ikut serta. Jika tidak, maka mereka akan terus merongrong dari luar sistem.
    Pastikan ada langkah politis untuk memastikan semua pihak merasa diakui dan memiliki masa depan yang sedang dibangun.
    Bagi para pemenang Pilkada tahun ini,
    hangover
    politik mungkin akan lebih nyata daripada biasanya. Sebab, mereka tidak hanya menghadapi ekspektasi masyarakat yang “menggunung”, tetapi juga realitas global yang suram dan kurang bersahabat.
    Di hampir semua belahan dunia “angin kencang ketidakpastian” sedang berhembus. Perlambatan ekonomi global, perang di beberapa kawasan, dan inflasi membumbung, termasuk dampak perubahan iklim yang semakin nyata adalah realitas pahit yang harus dihadapi semua pemimpin, termasuk para pemimpin lokal.
    Janji kampanye yang dirangkai dengan optimisme, seperti “lapangan kerja baru untuk semua” atau “pembangunan infrastruktur yang cepat,” atau “gratis ini gratis itu” mungkin akan terasa seperti bom waktu yang siap meledak di meja wali kota, bupati, dan gubernur yang memenangkan kontestasi.
    Para pemenang harus sadar bahwa janji kampanye, yang dijadikan “gombalan” untuk merayu pemilih, sekarang bisa menjadi jebakan mematikan.
    Ketika masyarakat menuntut bukti nyata atas janji tersebut, para pemenang harus berhadapan dengan fakta bahwa alur administrasinya yang berbelit, anggaran terkikis oleh lonjakan harga pangan dan energi, sementara dana transfer dari pemerintah pusat mungkin tersendat karena alokasi prioritas untuk program strategis dan politis nasional.
    Realitas ini membuat
    hangover
    politik bukan lagi sekadar ancaman, melainkan kepastian yang harus diantisipasi.
    Jika masyarakat mulai menyadari bahwa pemimpin lokal mereka tidak mampu memenuhi janji, rasa kecewa akan menyebar seperti virus.
    Polarisasi yang semula terkubur oleh euforia kemenangan bisa bangkit kembali, memperburuk situasi sosial dan mempersempit ruang dialog.
    Kegagalan atau keterlambatan memenuhi janji kampanye di tengah tantangan global bisa menjadi bahan bakar bagi kelompok-kelompok lawan “yang masih kesal” untuk menyerang.
    Tanpa langkah cepat dan bijak, para pemimpin daerah terpilih berisiko kehilangan legitimasi mereka di awal masa jabatan.
    Para pemenang Pilkada sebaiknya tidak terbuai oleh selebrasi kemenangan yang berlebihan. Mereka harus segera siap-siap bertransformasi dari politisi menjadi negarawan yang pragmatis tapi bijak, mengakui keterbatasan realitas, dan membangun kepercayaan masyarakat melalui transparansi dan komunikasi yang jujur.
    Alih-alih mencoba memenuhi semua janji secara instan, hendaknya mereka menyusun prioritas yang realistis.
    Mereka agar fokus pada kebutuhan mendesak seperti pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dan penguatan ketahanan sosial di tengah gejolak global.
    Gejolak dunia internasional memang berada di luar kendali para pemenang Pilkada, tetapi respons mereka terhadap tantangan ini sepenuhnya dalam kendali mereka.
    Hangover
    politik adalah ujian sesungguhnya bagi setiap pemimpin terpilih, apakah mereka mampu mengelola rasa kecewa masyarakat tanpa kehilangan arah, atau justru terjebak dalam pusaran konflik yang menggerus kepercayaan.
    Bagi para pemenang Pilkada, kemenangan adalah awal dari perjalanan yang penuh jebakan.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.