kab/kota: Gunung

  • PBB Desak IDF Angkat Kaki dari Dataran Tinggi Golan, Sebut Tindakan Israel Ilegal – Halaman all

    PBB Desak IDF Angkat Kaki dari Dataran Tinggi Golan, Sebut Tindakan Israel Ilegal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Majelis Umum PBB secara resmi menuntut PM Israel Benjamin Netanyahu menarik pasukan pertahanan IDF dari Dataran Tinggi Golan, Suriah.

    Desakan itu dilayangkan lewat resolusi atau naskah formal yang diadopsi oleh PBB, pada Kamis (5/12/2024).

    Isi resolusi tersebut menegaskan kembali perlunya Israel untuk mematuhi hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan.

    Serta menekankan bahwa keputusannya untuk memaksakan hukum dan yurisdiksinya di Dataran Tinggi Golan adalah “batal demi hukum dan tidak memiliki keabsahan apa pun.”

    Lebih lanjut, pasukan Israel juga dituntut untuk menarik diri dari seluruh Golan, Suriah hingga ke garis batas 4 Juni 1967.

    Resolusi itu juga menekankan legalitas pembangunan pemukiman serta kegiatan lain di wilayah tersebut.

    “Pendudukan berkelanjutan atas Golan Suriah dan aneksasi de facto merupakan batu sandungan dalam upaya mencapai perdamaian yang adil, komprehensif, dan abadi di wilayah tersebut,” jelas resolusi tersebut, dikutip dari Anadolu Agency.

    PBB tak sendiri untuk menekan resolusi tersebut sekelompok negara turut mendukung upaya ini diantaranya ada Bolivia, Kuba, Korea Utara, Mesir, Irak, Yordania, Lebanon.

    Disusul Oman, Qatar, Arab Saudi, Afrika Selatan, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, Venezuela, dan Yaman.

    Dataran Tinggi Golan sejak dulu menjadi medan tempur antara Israel dan Hizbullah. 

    Penara berbatu yang menjulang hingga ketinggian 2.800 meter di barat daya Suriah itu telah lama diperebutkan lantaran letaknya yang strategis.

    Golan sendiri membelah Israel, Lebanon, Suriah dan Yordania, antara Danau Galilea di barat, Sungai Yarmouk di selatan, Wadi Raqqad di timur dan Gunung Hermon di utara.

    Meski dipenuhi berbatu, Golan menyisakan lahan pertanian yang luas yang kini digunakan untuk perkebunan anggur atau lahan rumput untuk sapi dan domba.

    Elevasi ini yang membuat Golan bernilai strategis bagi militer Israel, terutama untuk mencegah serangan dari Suriah dan Lebanon.

    Karena dengan menduduki Golan, militer Israel memaksa Suriah tidak berkutik karena punya alat perang yang hanya berjarak 60 kilometer dari ibu kota Damaskus. 

    Selain itu, dengan menduduki Golan Israel dapat mengamankan sumber air minum bagi populasinya.

    Alasan ini yang membuat Israel mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1981, sebuah tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
     
    Suriah mengatakan wilayah tersebut selalu menjadi miliknya dan telah berjanji untuk merebut kembali wilayah tersebut, sementara Israel mengatakan bahwa ketinggian tersebut sangat penting untuk pertahanannya dan akan tetap berada di tangannya selamanya.

    Pasca perebutan itu, sekitar 20.000 pemukim Yahudi dilaporkan tinggal secara ilegal di Dataran Tinggi Golan.

    Permukiman tersebut dianggap ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.
     
     (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Rumah Anak SIGAP Sokawera: Membentuk Generasi Emas dari Desa – Halaman all

    Rumah Anak SIGAP Sokawera: Membentuk Generasi Emas dari Desa – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati dan Facundo Chrysna P

    TRIBUNNEWS.COM – Celotehan riang anak-anak terdengar dari sebuah bangunan di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Selasa (19/11/2024) siang. Suara-suara tersebut beriringan dengan derik serangga khas hutan di kaki Gunung Slamet.

    Saat menengok ke dalam, beberapa dari anak-anak tampak berlari, saling mengejar. Sementara yang lain, ada yang bermain bola, sedotan, dan menaiki kuda karet atau kuda-kudaan.

    Begitu juga dengan Bagas Ibrahim. Bocah berusia 3 tahun 4 bulan itu tampak asyik bermain. Namun, begitu mendengar namanya dipanggil sang ibu, Efi Muslimah, bocah tersebut langsung mendekat dan duduk di pangkuan.

    Sementara di hadapan Bagas, duduk seorang wanita bernama Ani yang membawa lima buah sedotan warna-warni.

    “Mas Bagas, Bunda punya lima sedotan. Coba Bagas tunjuk mana sedotan warna merah?” pinta Ani.

    Bagas langsung menunjuk sedotan merah.

    “Sekarang, coba tunjuk sedotan hijau,” ujar Ani lagi. Dengan sigap, Bagas menunjuk dan mengambil sedotan hijau dari tangan Ani.

    “Ini, ini,” serunya hingga ia berhasil menebak seluruh warna sedotan itu.

    “Selanjutnya, Bunda bawa 5 kartu, coba tunjuk mana angka 1,” kata dia.

    Meski sempat terlihat bingung, Bagas lantas mengambil kartu dengan tulisan 1. Begitu juga saat Ani memintanya menunjuk kartu angka 2, 3, 4, dan 5. 

    Selesai dengan Bagas, Ani beralih pada bocah lainnya. Satu per satu hingga semua selesai diajaknya bermain sambil belajar.

    Ya, beginilah suasana kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera. Rumah Anak SIGAP adalah pusat layanan pengasuhan dan pembelajaran dini untuk anak usia 0-3 tahun di Desa Sokawera.

    Rumah Anak SIGAP merupakan inisiatif lembaga filantropi, Tanoto Foundation dengan harapan kualitas pola pengasuhan anak usia dini dapat meningkat.

    Sudah satu tahun ini, Rumah Anak SIGAP menjadi saksi bertumbuh dan berkembangnya anak-anak usia dini di Desa Sokawera, sebuah desa yang berada di kaki Gunung Slamet.

    Ani yang menjadi koordinator mengatakan, ada 65 anak usia 0-3 tahun serta para orang tua yang menjadi penerima manfaat dari keberadaan Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Mereka terbagi ke dalam empat kelompok usia, yaitu: usia 0-6 bulan; usia 7-12 bulan; usia 13-24 bulan; dan usia 25-36 bulan.

    Sepekan sekali, mereka berkegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Setiap kegiatan akan didampingi koordinator dan fasilitator.

    “Tim pengurus Rumah Anak SIGAP terdiri dari satu koordinator dan empat fasilitator yang sebelumnya telah menjalani seleksi dan pelatihan dari Tanoto Foundation,” ujarnya kepada Tribunnews.com.

    Pemberian Stimulasi dan Peningkatan Pengasuhan

    Ani menjelaskan, kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera menitikberatkan pada pemberian stimulasi yang cukup bagi anak usia 0-3 tahun serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh anak.

    Seperti dalam kegiatan hari itu. Para fasilitator atau yang disapa bunda menggelar Kelas Bermain Bersama (KBB) dengan tema mencocokkan angka dan warna dengan alat peraga berupa sedotan warna-warni.

    Di hari lain, giliran para ibu yang mendapatkan materi terkait ilmu parenting. Sebut saja tentang tata cara pengasuhan dasar, pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), peran gender dalam pengasuhan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan materi lain yang berkaitan dengan pengasuhan anak.

    Materi tentang pengasuhan bisa didapatkan dari tim pengurus Rumah Anak SIGAP yang setiap bulannya mengikuti coaching dari pihak Tanoto Foundation serta tokoh berkompeten yang diundang sebagai pembicara. Misalnya bidan, dokter, ahli gizi, tokoh agama, hingga akademisi.

    “Jadi tidak hanya anaknya yang belajar, orang tua yang mendampingi pun ikut sekolah. Mereka mendapatkan pengetahuan keterampilan agar dapat melakukan pengasuhan yang positif dan responsif,” ucap Ani.

    Ani mengatakan, keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan Rumah Anak SIGAP masih bersifat sukarela. Siapapun yang memiliki anak dengan usia di bawah 3 tahun boleh ikut.

    Mereka tidak perlu membayar iuran. “Untuk saat ini, kami belum mengutip apapun dari orang tua karena semua kegiatan operasional masih didanai oleh Tanoto Foundation,” tambahnya. 

    Tantangan yang Dihadapi

    Selain memberikan dampak positif, keberadaan Rumah Anak SIGAP juga menghadapi beberapa tantangan

    Ani mengatakan, dalam menjalankan Rumah Anak SIGAP Sokawera tak semudah yang dibayangkan. Hal ini diamini oleh seorang fasilator, Ana Rosalina.

    Di awal kehadirannya, yaitu pada Agustus 2023, masyarakat Desa Sokawera banyak yang belum memahami apa itu Rumah Anak SIGAP.

    Mereka masih bingung akan seperti apa kegiatan dan aktivitas di Rumah Anak SIGAP. Untuk menjaring peserta, tim pengurus rajin bersosialisasi melalui kegiatan posyandu, PKK, hingga media sosial.

    Hingga akhirnya, ada 80an anak usia dini yang terdaftar sebagai peserta layanan Rumah Anak SIGAP sejak diresmikan.

    “Dari 80 anak itu, yang sudah lulus ada 15 anak. Lulusnya karena usia mereka sudah di atas 3 tahun dan sisanya 65 anak masih menjadi penerima manfaat hingga sekarang,” kata Ana.

    Kendala lain yang dihadapi Ana dkk adalah mengubah pola asuh orang tua. Menurutnya, ini adalah bagian tersulit. Namun dengan pendekatan yang dilakukan, perlahan mulai ada perubahan pengasuhan.

    “Dulu pengasuhan anak dilakukan secara asal-asalan, misalnya masih banyak ibu yang anaknya belum 6 bulan sudah dikasih makan atau MPASI dini. Sekarang sudah tidak ada lagi,” tutur Ana.

    Ana menuturkan, mayoritas orangtua yang menjadi penerima manfaat Rumah Anak SIGAP adalah ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP dan SMA.

    Tingkat partisipasi juga menjadi satu tantangan yang dihadapi saat menjalankan Rumah Anak SIGAP Sokawera. 

    Terlebih pada kategori anak usia 0-6 bulan di mana mereka menjadi peserta paling sedikit di antara kelompok usia yang lain. Hanya ada 3 anak.

    Menurut Parsini, fasilitator lainnya, hal ini erat berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat yang mana bayi yang belum berusia 40 hari, tidak boleh dibawa keluar rumah.

    “Pamali katanya kalau belum 40 hari sudah dibawa keluar rumah. Biasanya dilarang oleh simbah-simbah mereka,” kata dia.

    Mengetahui hal tersebut, pendekatan yang dilakukan Parsini lebih berfokus pada edukasi tentang hal positif seperti daya tahan tubuh.

    Tantangan lainnya ada pada tingkat kehadiran yang cenderung tak bisa sampai 100 persen untuk kelompok 0-6 bulan dan 6-12 bulan.

    “Tingkat kehadiran di dua kelas ini, rata-rata di angka 80 persen. Kalau yang kelompok usia atas, seringnya 100 persen karena mereka paling semangat saat berkegiatan di sini,” ujar Parsini.

    Dampak Nyata

    Parsini mengungkapkan, kehadiran Rumah Anak SIGAP di tengah Desa Sokawera telah memberikan dampak baik serta manfaat nyata bagi penerima layanannya.

    Anak-anak yang semula malu dan hanya mau dipangku sang ibu saat pertama kali datang, mereka kini lebih berani dan mudah berteman.

    Selain itu, tumbuh kembang anak-anak juga sesuai dengan tahapan. Jika masih ada anak yang mengalami keterlambatan, tim pengurus akan melakukan sejumlah langkah intervensi stimulasi demi mengejar ketertinggalan tersebut.

    Orang tua pun terlihat sepenuhnya dalam pengasuhan anak. “Nggak cuma momong aja, tapi mereka benar-benar memahami pola pengasuhan yang benar,” ujar Parsini.

    Dampak baik ini juga dirasakan oleh seorang ibu muda bernama Daryati. Ia mengatakan, ada banyak perubahan pada sang anak, Muhammad Candra (32 bulan) setelah mengikuti kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    “Candra sekarang lebih mudah bersosialisasi karena dulu sebelum bergabung di Rumah Anak SIGAP Sokawera, kegiatannya hanya bermain dengan saya di dalam rumah,” ungkapnya.

    Manfaat lainnya, kemampuan dasar seperti motorik kasar, motorik halus, sensorik, hingga bahasa dapat terstimulasi dengan baik.

    “Sekarang dia sudah bisa makan sendiri, pegang gunting walaupun hasil mengguntingnya belum rapi, pegang pulpen,” ujar warga  Dusun Semingkir tersebut.

    Meski demikian, Daryati tidak lepas tangan begitu saja. Ia mahfum, para bunda di Rumah Anak SIGAP Sokawera hanyalah sebagai fasilitator.

    Sehingga ketika kegiatan di Rumah Anak SIGAP usai, ia akan kembali melanjutkan atau mengulang materi tersebut versi dirinya.

    Daryati berharap dengan segala aktivitas stimulasi yang diberikan, sang anak akan lebih siap ketika melanjutkan pendidikan ke PAUD atau TK.

    “Setidaknya Candra sudah memiliki bekal kemampuan dasar sebelum nanti masuk PAUD atau TK,” kata Daryati.

    Sementara itu, Program Manager SIGAP Tanoto Foundation, Irwan Gunawan menjelaskan, Rumah Anak SIGAP adalah sebuah model inovasi hasil kolaborasi Tanoto Foundation dengan pemerintah di tingkat nasional, regional, lokal, dan desa.

    Rumah Anak SIGAP memberikan akses kepada orang tua yang memiliki anak usia di bawah tiga tahun untuk mendapatkan layanan pengasuhan dan stimulasi yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak.

    “Rumah Anak SIGAP merupakan pusat layanan pengasuhan dan pembelajaran dini untuk anak usia 0-3 tahun,” jelas Irwan.

    Selain di Banyumas, Rumah Anak SIGAP berada di sejumlah kota lain di Indonesia. Totalnya ada 29 Rumah Anak SIGAP yang tersebar di Provinsi Jakarta, Banten, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, dan Riau.

    Khusus di Jawa Tengah, Rumah Anak SIGAP juga didirikan di Tegal, Brebes, dan Semarang.

    Selain anak-anak usia dini, para orang tua juga menjadi penerima manfaat melalui edukasi tentang pola pengasuhan yang baik. Targetnya adalah meningkatkan kualitas pola asuh anak usia dini.

    Irwan menambahkan, perhatian besar terhadap pengembangan anak usia dini berkaitan dengan usia emas atau golden age yang merupakan tahapan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

    Penelitian menunjukkan bahwa usia 0-5 tahun merupakan periode terbaik untuk pembentukan dasar fisik dan perkembangan otak anak. Jika tahapan ini berjalan dengan baik, anak berpotensi sukses di sekolah, dunia kerja, dan masyarakat di masa depan.

    “Sebagai lembaga filantropi yang berfokus pada pendidikan, upaya ini adalah investasi terbaik untuk anak usia dini,” tutur Irwan.

    Kehadiran Rumah Anak SIGAP di Sokawera juga mendapat apreasiasi dari Kepala Bidang KKB Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Diah Pancasila Ningrum.

    Dia mengatakan, inisiatif Tanoto Foundation melalui Rumah Anak SIGAP menjadi salah satu langkah untuk mempersiapkan generasi emas dan berkualitas.

    “Cita-cita kita supaya generasi yang akan datang betul-betul siap dengan generasi unggul atau emas,” kata dia.

    Terlebih Rumah Anak SIGAP juga selaras dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dibuat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

    BKB merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam mendidik anak balita. 

    “Nanti di tahun 2025, kita akan coba kolaborasikan Rumah Anak SIGAP dengan konsep BKB Holistik Integratif Unggulan (BKB HIU) karena ada keterpaduan dalam hal peningkatan pola asuh,” kata dia.

    Selain Diah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr Novita Sabjan juga ikut memberikan apreasiasinya terhadap Rumah Anak SIGAP.

    Novita mengaku salut dengan langkah-langkah yang dilakukan Rumah Anak SIGAP Sokawera. Menurutnya, intervensi ini lebih tepat karena ada investasi jangka panjang yang dilakukan melalui peningkatan pola asuh. 

    “Tidak hanya satu atau dua bulan, tapi implementasinya pun akan long lasting melalui sejumlah program yang dilakukan,” katanya. (*)

  • AI Temukan Makam Plato – Regional Liputan6.com

    AI Temukan Makam Plato – Regional Liputan6.com

    Liputan6.com, Yogyakarta – Sebuah penemuan mendalam oleh tim peneliti mengungkapkan detail baru tentang kematian Plato melalui teknologi analisis canggih pada gulungan papirus kuno. Penelitian tersebut berhasil membaca fragmen teks yang sebelumnya dianggap tidak terbaca, memberikan wawasan unik tentang momen-momen terakhir kehidupan filsuf besar tersebut.

    Mengutip berbagai sumber, para ilmuwan dari Universitas of Pisa di Italia berhasil membaca isi gulungan papirus yang hangus akibat letusan Gunung Vesuvius hampir 2.000 tahun lalu. Gulungan papirus yang ditemukan di Herculaneum, kota Romawi kuno yang tertimbun letusan Gunung Vesuvius. Peristiwa ini mengandung informasi rinci tentang kehidupan Plato hingga akhir hayatnya.

    Teknologi inframerah dan algoritma AI memungkinkan para peneliti untuk menggabungkan dan membaca fragmen-fragmen teks yang rusak. Teknologi ini menghasilkan temuan yang memberikan perspektif baru tentang salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah filsafat.

    Dokumen bersejarah tersebut mengungkapkan bahwa Plato wafat pada usia 81 tahun di dekat Akademinya (Platonic Acadeemy), dalam suasana yang dikelilingi musik seruling dari seorang budak wanita asal Thracia. Bahkan dalam kondisi sekarat, catatan tersebut menunjukkan bahwa Plato masih memperlihatkan ketelitiannya dengan menegur musikus muda tersebut karena ketidakakuratan ritme musiknya.

    Teknologi AI yang digunakan dalam penelitian ini, seperti algoritma Itacha dari Deep Mind, telah meningkatkan kemampuan penelusuran dan rekonstruksi teks kuno dari sebelumnya yang hanya 25% menjadi 72% akurasi. Metode ini membuka kemungkinan baru dalam mengeksplorasi dan memahami dokumen sejarah yang sebelumnya dianggap tidak dapat diselamatkan.

    Penemuan ini tidak hanya memberikan gambaran mendalam tentang momen terakhir Plato, tetapi juga menunjukkan potensi luar biasa teknologi dalam membongkar misteri sejarah. Kemampuan AI untuk menganalisis dan merekonstruksi fragmen-fragmen kuno memberikan para peneliti alat baru untuk memahami peradaban masa lalu dengan cara yang sebelumnya tidak terbayangkan.

     

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Permainan Tradisional di Era Digital: Kenangan yang Terbuang dan Terlupakan

    Permainan Tradisional di Era Digital: Kenangan yang Terbuang dan Terlupakan

    Liputan6.com, Jakarta – Orangtua bocah Raden Tri Sakti kala itu hanya bisa pasrah. Anaknya yang baru berusia 12 tahun didiagnosa mengalami gangguan syaraf. Bukan tanpa sebab, saban hari, siang dan malam Raden hanya menghabiskan waktu bermain game online di telepon seluler, sampai akhirnya dia kecanduan.

    Bocah warga Kecamatan Pabuaran, Subang, kerap mengigau setiap tidur, dan mengeluhkan sakit kepala hingga nyaris lumpuh tak bisa bergerak. Pihak keluarga lalu membawanya ke rumah sakit dan dirawat selama 16 hari. Sempat pulang ke rumah, Raden kemudian masuk lagi ke rumah sakit karena kondisinya yang mengkhawatirkan. Selang tiga hari, Raden akhirnya meninggal dunia.

    Peristiwa beberapa tahun silam itu menjadi puncak gunung es kasus kecanduan game online yang memapar anak-anak Indonesia. Tak heran jika banyak negara maju yang mulai khawatir dengan paparan game online, khususnya bagi anak-anak. Tiongkok misalnya, negeri tirai bambu itu berani membuat aturan revolusioner dengan melarang anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun bermain game online lebih dari 3 jam dalam sepekan. Aturan baru tersebut diterbitkan Administrasi Pers dan Publikasi Nasional China (NPPA) pada Senin, 30 Agustus 2021.

    Bukan hanya aturan di mulut, tepat pada 1 September 2021, aturan tersebut pun langsung berlaku, dan pemerintah punya kuasa memaksa perusahaan penyedia game online untuk mau tidak mau harus membatasi layanannya. Pembatasan itu berlaku pada semua perangkat, termasuk ponsel. Seperti yang dikutip dari kantor berita Xinhua, pemerintah Tiongkok hanya mengizinkan anak di bawah 18 tahun bermain game online selama 1 jam dalam sehari, yaitu pukul 20.00-21.00 pada Jumat, Sabtu, dan Minggu, total hanya 3 jam dalam sepekan.

    Dampak buruk kecanduan game online jauh-jauh hari sudah diingatkan banyak pakar dan peneliti. Secara ilmiah dapat dibuktikan, game online yang kebanyakan dimainkan dalam keadaan statis membuat anak menjadi pasif sehingga interaksi sosial anak menjadi terganggu. Belum lagi gangguan syaraf yang diterima anak-anak saat sudah di taraf kecanduan.

    Pada titik inilah globalisasi ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, kemajuan teknologi digital membawa kemudahan dalam segala urusan. Tapi di sisi lain, jika tidak terkontrol, akan malah membawa kemudaratan. Perlu ada filter atau paling tidak penyeimbang agar anak-anak tidak hanya fokus bermain game online: kembali ke tradisi. Mengingat kita (orang Indonesia) sebenarnya punya segudang permainan tradisional yang seru dan unik, yang lahir murni dari akar kebudayaan bangsa. Selain seru, bagi anak-anak generasi 90an yang kini telah menjadi orangtua, bermain lagi permainan tradisional jadi momen bernostalgia sambil memperkenalkannya kepada anak-anak.   

    Secara asal kata, permainan tradisional dapat diartikan segala perbuatan baik dan menyenangkan yang dilakukan menggunakan alat dan tanpa alat, diwariskan secara turun temurun sebagai hiburan. Atik Soepandi, seorang peneliti kebudayaan Nusantara mengkategorikan permainan tradisional menjadi tiga, yaitu bersifat rekreatif, artinya permainan tersebut dilakukan untuk mengisi waktu luang. Kedua, bersifat kompetitif, yaitu permainan yang dimainkan sedikitnya dua orang secara terorganisir, ada kriteria untuk menentukan siapa yang menang dan kalah sesuai aturan yang sudah disepakati. Ketiga, bersifat edukatif, artinya permainan tradisional yang dimiliki tiap-tiap masyarakat di Indonesia membawa semangat kearifan lokal dan nilai-nilai edukasi.

    Memainkan permainan tradisional sendiri punya banyak manfaat bagi perkembangan karakter anak. Permainan yang bersifat edukatif, cenderung bisa mengembangkan konsep diri dan komunikasi, mengembangkan aspek fisik, motorik, dan sosial pada anak. Tak hanya itu, permainan tradisional juga dipercaya mampu meningkatkan kecerdasan emosional anak, mengasah ketajaman penginderaan, dan mengembangkan keterampilan gerak, seperti olahraga dan menari.

    Peneliti Misbach dalam bukunya Peran Permainan Tradisional dalam Pembentukan Karakter dan Identitas Bangsa (2006) menyebut, semua permainan tradisional yang ada di Nusantara mempunyai nilai-nilai yang bisa menstimulasi berbagai perkembangan anak, antara lain aspek motorik, melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik kasar, dan motorik halus. Aspek kognitif, mengembangkan imajinasi, daya kreativitas, pemecahan masalah, melatih daya strategi dan antisipasi, serta pemahaman kontekstual. Aspek bahasa, mengembangkan konsep-konsep nilai.

    Aspek emosi, mengembangkan kecerdasan emosional, mengasah empati dan pengendalian diri. Aspek sosial, menjalin relasi, melatih kerjasama dan kematangan sosial dengan teman sebaya, meletakkan pondasi interaksi sosial dengan masyarakat atau orang yang lebih dewasa. Aspek spiritual, menyadari adanya hubungan dengan sesuatu yang agung. Aspek ekologis, memahami pemanfaatan alam sekitar secara bijaksana. Aspek moral, menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya. Permainan tradisional mengandung pesan-pesan moral dengan muatan kearifan lokal (local wisdom) yang luhur.

    Semua nilai-nilai tersebut menjadi penting sebagai pondasi pembentuk karakter anak. Awal pembentukan karakter anak bukan tanggung jawab sekolah atau institusi lain, tapi dari lingkungan terkecil terlebih dahulu, yaitu keluarga. Unsur-unsur yang ada dalam sebuah keluarga mempengaruhi terbentuknya karaktek anak.

     

  • Akibat Tanah Longsor, Jaln Menuju Wisata Negeri di Atas Awan di Lebak Terputus

    Akibat Tanah Longsor, Jaln Menuju Wisata Negeri di Atas Awan di Lebak Terputus

    ERA.id – Ruas jalan Cipanas – Citorek menuju kawasan wisata Negeri di Atas Awan di Kabupaten Lebak, Banten terputus akibat tanah longsor sepanjang 150 meter.

    “Kami menerima laporan bahwa ruas jalan itu sudah ditangani oleh Dinas PUPR Banten dengan mengerahkan alat berat,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Pratama Rizky di Lebak, Kamis (5/12/2024).

    Ruas jalan Cipanas – Citorek – Warungbanten, tepatnya di Desa Sukamaju, Kecamatan, Sobang, Kabupaten Lebak, Banten, mengalami longsor pada Kamis (5/12) pukul 08.00 WIB.

    Selain ruas jalan Cipanas -Citorek menuju wisata Negeri di Atas Awan, longsor juga terjadi di empat titik lain di Lebak yakni di Jalan Desa Darmasari Bayah, Jalan Cidikit Bayah, Pasir Gobong Bayah dak Jalan Ciseel-Muncang.

    Penyebab longsornya ruas jalan tersebut, karena curah hujan di daerah itu relatif tinggi sejak Senin (2/12) sampai sekarang masih berlangsung mulai intensitas lebat, sedang dan ringan.

    Saat ini, ruas jalan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) masih belum bisa dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.

    “Kami berharap malam ini ruas jalan itu bisa dilintasi kendaraan, karena arus lalu lintas di daerah itu cukup tinggi,” katanya menjelaskan.

    Menurut dia, ruas jalan menuju wisata Negeri di Atas Awan di Gunung Gede diperkirakan longsor sepanjang kurang lebih 150 meter.

    Beruntung, longsor di atas tebing itu tidak ada korban jiwa, karena curah hujan terjadi sejak Rabu (4/12) malam hingga Kamis pagi.

    “Kami minta pengemudi kendaraan jika cuaca buruk agar tidak melintasi kawasan jalan TNGHS, karena rawan longsor itu,” kata Febby.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Arlan Marzan, mengatakan pihaknya saat ini telah membuka akses jalan darurat untuk digunakan oleh kendaraan agar bisa melintas di ruas jalan Cipanas – Citorek – Warungbanten yang mengalami longsor.

    Pihaknya hingga kini belum mengetahui tenggat waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki jalan tersebut karena masih menunggu hasil kajian tim di lapangan.

    Namun, pihaknya berkoordinasi dengan kepala desa setempat untuk membuka jalan darurat agar lalu lintas bisa berjalan untuk sementara waktu.

    “Kami bekerja keras agar ruas jalan yang terdampak longsoran itu bisa kembali normal dilintasi kendaraan,” katanya. (Ant)

  • Prediksi BMKG, Banten-Jabar Potensi Hujan Lebat Akhir Pekan Ini

    Prediksi BMKG, Banten-Jabar Potensi Hujan Lebat Akhir Pekan Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, hingga Lampung diprediksi akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat dalam periode tiga hari ke depan, mulai Jumat (6/12) hingga Minggu (8/12). Simak prediksinya.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan potensi cuaca tersebut akibat dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah Indonesia. Salah satunya adalah dampak bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia sebelah barat daya Banten.

    “Khusus untuk dampak berupa ujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Bahkan diprediksi dapat mencapai sangat lebat disertai angin kencang ini diprediksi akan terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Barat hampir merata dan di Jabodetabek,” kata Dwikorita dalam konferensi pers, Kamis (5/12).

    Merujuk laporan BMKG, bibit siklon tropis 91S terpantau berada di Samudera Hindia sebelah selatan Banten, tepatnya di sekitar 9,5 derajat Lintas Selatan dan 105,0 derajat Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum 15 knot (28 km/jam) dan tekanan udara minimum 1006 hPa.

    Kendati begitu, menurut BMKG secara umum potensi bibit siklon tropis 91S menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan cukup rendah. Begitu juga untuk periode 48 hingga 72 jam ke depan.

    Selain itu, fenomena itu juga bisa menimbulkan angin kencang disertai dengan kilat dan petir.

    “Serta dampak langsung berupa gelombang tinggi di wilayah Indonesia,” ucapnya.

    Dwikorita menyebut ketinggian gelombang laut hingga 1,25 hingga 2,5 meter yang berpotensi terjadi di Samudra Hindia Selatan Bali hingga NTT.

    Sebelumnya Dwikorita juga telah mengingatkan potensi banjir bandang seperti yang pernah terjadi di empat tahun lalu.

    Kondisi itu karena musim hujan saat ini turut disertai fenomena La Nina meningkatkan curah hujan hingga 20 persen dari normalnya yang akan terjadi akhir tahun hingga awal 2025.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan, dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah tersebut mengalami puncak musim hujan di bulan Januari,” kata Dwikorita kemarin.
    “Artinya selama mudik Nataru ini kebetulan berada atau menuju puncak musim hujan,” ucapnya kemudian.

    Faktor pemicu

    BMKG, dalam Prospek ‘Cuaca Mingguan Periode 3-9 Desember 2024’ memprediksi dalam beberapa hari ke depan, cuaca ekstrem diperkirakan akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia seiring dengan puncak musim hujan.

    BMKG melaporkan berbagai fenomena atmosfer yang aktif akan mempengaruhi pola cuaca, memicu potensi hujan dengan intensitas tinggi yang dapat menimbulkan dampak serius seperti banjir, tanah longsor, hingga banjir lahar di sekitar gunung berapi aktif.

    Salah satu faktor yang memicu kondisi ini adalah keberadaan sirkulasi siklonik di Laut Natuna dan Samudra Hindia barat daya Banten. Fenomena ini memperkuat pengangkatan massa udara, sehingga mempercepat pembentukan awan hujan dengan intensitas lebat di wilayah sekitarnya.

    Selain itu, kombinasi beberapa dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, gelombang Kelvin, serta Low Frequency juga turut memperbesar peluang curah hujan lebat di wilayah barat dan tengah Indonesia.

    “Kondisi ini berpotensi memicu hujan dengan durasi yang lebih panjang dan intensitas yang lebih tinggi,” tulis BMKG dalam keterangan resminya.

    Seiring dengan periode puncak musim hujan, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi memiliki risiko lebih besar terhadap curah hujan yang tinggi dan dapat menyebabkan banjir, genangan air, atau tanah longsor di daerah rawan.

    Hal lain yang perlu diperhatikan adalah potensi hujan lebat yang terjadi pada daerah-daerah aliran sungai di sekitar gunung berapi yang saat ini sedang aktif, karena potensi banjir lahar hujan yang dapat ditimbulkan.

    “BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem ini dan terus memantau informasi cuaca terkini,” ujar lembaga.

    (mnf/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kondisi Terkini Anak Guru di Kediri Selamat dari Tragedi Berdarah Lereng Kelud

    Kondisi Terkini Anak Guru di Kediri Selamat dari Tragedi Berdarah Lereng Kelud

    Kediri (beritajatim.com) – Samuel Putra Yordaniel (8) selamat dari tragedi perampokan dan pembunuhan yang menyasar keluarganya. Putra bungsu Agus Komarudin (38) guru SD asal Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngacar, Kabupaten Kediri itu tengah dirawat di RS Bhayangkara Kediri.

    Menurut Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto, kondisi korban selamat tersebut semakin membaik. Tetapi sampai saat ini masih dalam observasi tim medis.

    “Tadi saya sempat di Bhayangkara untuk melihat korban yang masih selamat dan alhamdulillah korban kondisinya stabil namun butuh observasi dari dokter,” ungkap AKBP Bimo Ariyanto, pada Kamis (5/12/2024).

    Saat tragedi berdarah di lereng Gunung Kelud itu, Samuel tak luput dari sasaran pelaku. Dia mengalami luka di bagian kepalanya.

    Bocah kelas 4 SD ini ditemukan di kamar rumahnya. Sementara ayah dan ibunya, Agus Komarudin (38) – Kristina (34) serta kakaknya Christian Agusta Wiratmaja Putra (9) meninggal dunia.

    AKBP Bimo mensinyalir para korban mengalami pukulan benda tumpul. Untuk memastikan, pihaknya menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara Kediri.

    Untuk diketahui, Agus Komarudin berprofesi sebagai guru di SDN 1 Babadan Ngancar. Sedangkan istrinya, Kristina juga seorang pendidik di Tulungagung.

    Mereka menjadi korban perampokan sekaligus pembunuhan sadis. Sebuah mobil serta sejumlah barang milik korban raib. [nm/ian]

  • Keren, Desa Kalianyar Bondowoso Ciptakan Aplikasi KANDIDAT

    Keren, Desa Kalianyar Bondowoso Ciptakan Aplikasi KANDIDAT

    Bondowoso (beritajatim.com)– Menyambut era revolusi digital 5.0, Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, berhasil menghadirkan inovasi teknologi terintegrasi melalui aplikasi Kalianyar Digital Data (KANDIDAT). Aplikasi ini menjadi bukti transformasi layanan publik di tingkat desa, dengan fitur-fitur canggih yang memudahkan masyarakat mengakses berbagai kebutuhan administrasi dan layanan lainnya.

    Dibangun sejak 2023, KANDIDAT diklaim lebih maju dibanding aplikasi yang dimiliki Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat. Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Desa Kalianyar, Muhamad Faozi, dalam rapat koordinasi yang melibatkan KPK, DPRD, Pemkab, OPD, dan para kepala desa se-Bondowoso, Kamis (5/12/2024).

    “Kami memang masyarakat gunung. Tapi kami ingin maju. Bukti bahwa kami mampu adalah dengan membuat inovasi pelayanan digital bagi masyarakat,” ujar Faozi.

    Aplikasi KANDIDAT dilengkapi beragam fitur yang mencakup pelayanan administrasi, kependudukan, kesehatan, kebencanaan, pariwisata, dan ekonomi. Beberapa keunggulan yang ditawarkan antara lain:

    Administrasi Cepat dan Gratis: Warga dapat mengurus surat menyurat melalui kepala dusun tanpa harus bertemu langsung dengan kepala desa. Surat digital ini kemudian diteruskan secara otomatis untuk tanda tangan digital menggunakan barcode.
    Data Kependudukan Lengkap: Semua identitas warga, mulai dari bayi hingga lansia, tersimpan dengan lengkap dan valid, termasuk foto.
    Integrasi Kebencanaan dengan Google Earth: Aplikasi ini terhubung langsung ke satelit untuk memantau titik koordinat bencana secara real-time.
    Akses Internet Cepat dan Murah: Dengan menggunakan teknologi Starlink, desa ini menawarkan akses internet gratis di ruang pelayanan publik dan opsi berlangganan hanya Rp20 ribu per bulan untuk sambungan pribadi.

    Inovasi digital ini dibiayai melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dari BUMDes Kalianyar yang telah meraup keuntungan dari usaha kafe dan kios desa. Hasilnya, desa ini mampu menyediakan layanan digital yang terjangkau bagi masyarakat tanpa membebani anggaran.

    “BUMDes Kalianyar kan sudah untung dari usaha. CSR-nya kita salurkan untuk masyarakat berupa pelayanan digital ini,” tambah Faozi.

    Sebagai bentuk pengakuan atas keberhasilan digitalisasi, Desa Kalianyar dinobatkan sebagai Juara I Lomba Website Desa tahun 2024. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Penjabat Bupati Bondowoso pada Rabu (4/12/2024).

    Faozi berharap inovasi ini dapat diadopsi oleh desa-desa lain maupun OPD di Bondowoso untuk mewujudkan layanan digital terintegrasi di seluruh kabupaten. [awi/beq]

  • Tanah Datar siap sajikan wisata unggulan pascabencana lahar dingin

    Tanah Datar siap sajikan wisata unggulan pascabencana lahar dingin

    Kabupaten Tanah Datar sudah bangkit, dan kami telah menata kembali berbagai objek pariwisata untuk menyambut wisatawan

    Kabupaten Tanah Datar (ANTARA) – Bupati Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Eka Putra menyatakan, daerah tersebut siap menyajikan berbagai kegiatan pariwisata unggulan pascabencana lahar dingin Gunung Marapi yang melanda wilayah itu.

    “Kabupaten Tanah Datar sudah bangkit, dan kami telah menata kembali berbagai objek pariwisata untuk menyambut wisatawan,” kata Bupati Kabupaten Tanah Datar, Eka Putra pada pembukaan Festival Pesona Minangkabau 2024 di Kabupaten Tanah Datar, Kamis.

    Bupati Eka mengatakan, salah satu agenda pariwisata unggulan yang dilaksanakan pascabencana lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi medio Mei 2023 yaitu Festival Pesona Minangkabau 2024.

    Menurut dia, kegiatan yang dipusatkan di Istano Basa Pagaruyuang tersebut berhasil menarik wisatawan dari berbagai negara di antaranya Malaysia, Thailand hingga Australia.

    Selain Festival Pesona Minangkabau 2024 daerah tersebut juga siap menyambut wisatawan asing untuk mengunjungi objek wisata religius, wisata sejarah, wisata alam, wisata kuliner hingga atraksi budaya lainnya.

    “Tanah Datar sudah siap. Kami siap menyambut turis pada 2025,” kata dia optimistis.

    Sementara itu, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Fahmi Akmal menyambut baik kesiapan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar mengemas sektor pariwisata setelah dihantam bencana alam.

    Pelaksanaan Festival Pesona Minangkabau 2024 menandakan daerah itu sudah bangkit dan bersiap menyambut wisatawan dari berbagai negara. Langkah positif ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain untuk memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif.

    Terkait agenda Festival Pesona Minangkabau 2024, Fahmi menilai hal tersebut tidak hanya bertujuan memelihara atau melestarikan adat istiadat masyarakat Minangkabau, namun juga membuka ruang kreativitas yang lebih luas.

    Pewarta: Muhammad Zulfikar
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2024

  • Industri baja nasional dukung akselerasi ekonomi hijau

    Industri baja nasional dukung akselerasi ekonomi hijau

    Jakarta (ANTARA) – PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP), produsen baja di Indonesia, menyatakan komitmen perusahaan dalam mendukung agenda keberlanjutan nasional akselerasi Transformasi Ekonomi Hijau.

    Sebagai bentuk dukungan terhadap agenda ini, Presiden Direktur GRP, Fedaus memaparkan berbagai langkah inovatif yang dilakukan GRP untuk mendukung pembangunan rendah karbon.

    “Sebagai salah satu perusahaan baja di Indonesia, kami percaya bahwa transisi menuju ekonomi hijau harus menjadi prioritas,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Dengan strategi keberlanjutan komprehensif yang dimiliki perusahaan seperti ESG Strategy Handbook dan Net Zero Roadmap, tambahnya, pihaknya berkomitmen untuk menjadi penggerak perubahan menuju masa depan yang lebih hijau, khususnya bagi industri baja tanah air.

    Dalam paparannya di ajang Dialog Nasional Akselerasi Transformasi Ekonomi Hijau yang merupakan bagian dari program United Nations Partnership for Action on Green Economy (PAGE), Fedaus menyoroti beberapa inisiatif penting yakni penggunaan energi terbarukan yang mana GRP telah mengoperasikan salah satu rooftop solar power plant terbesar di Jawa Barat dengan total kapasitas 9,3 MWp.

    Sebelumnya Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard, menyatakan bahwa pergeseran struktur ekonomi menuju sektor yang lebih produktif harus diiringi dengan investasi pada infrastruktur hijau dan pekerjaan ramah lingkungan.

    “Strategi ekonomi hijau diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan, sekaligus memastikan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

    Pada kesempatan tersebut GRP menerima penghargaan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/BAPPENAS atas kontribusinya dalam mendukung transformasi ekonomi hijau.

    Pewarta: Subagyo
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2024