kab/kota: Gunung

  • Gunung Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Letusan capai 800 Meter

    Gunung Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Letusan capai 800 Meter

    Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru yang mempunyai ketinggian  3676 meter di atas permukaan laut (mdpl) kembali erupsi,  dengan tinggi letusan mencapai 800 meter di atas puncak pada Jumat malam (6/12/2024)

    ” Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 20.29 Wib dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl),’’ ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru , Ghufron Alwi Sabtu (7/12/2024)

    Kata dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan. Erupsi terekam di Seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 116 detik.

    Sebelumnya gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang itu, pukul 19.44 Wib dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak.

    “Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 21 mm dan durasi 109 detik,’’tambahnya

    Berdasarkan catatan petugas, Gunung Semeru  mengalami 10 kali erupsi sejak pukul 01.00 Wib hingga 20.49 Wib, namun erupsi tersebut tidak berdampak signifikan menggagu aktivitas warga setempat.

    Ia menjelaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak erupsi.

    Selanjutnya di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

    “Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya.

     

    Detik-Detik Kepanikan Warga Saat Gempa Bantul M6,4

  • Korban Bencana di Sukabumi Akan Disewakan Rumah Rp 600 Ribu per Bulan

    Korban Bencana di Sukabumi Akan Disewakan Rumah Rp 600 Ribu per Bulan

    Sukabumi: Para korban bencana pergerakan tanah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akan mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa anggaran sewa rumah sebesar Rp 600 ribu per bulan. Skema ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto sebagai solusi sementara sambil menunggu proses relokasi ke hunian tetap (hutap).

    “Mereka yang memang rumahnya rusak bisa tinggal di hunian sementara atau mereka mau tinggal di rumah saudaranya, atau ngontrak, dan itu pun diberikan anggaran oleh pemerintah Rp 600.000 x 6 bulan satu KK,” ujar Suharyanto saat meninjau lokasi bencana di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Sukabumi, Jumat 6 Desember 2024.

    Baca juga: Kepala BNPB Pastikan Pengungsi Gunung Lewotobi Tertangani dengan Baik

    Suharyanto menambahkan, opsi ini diambil karena pembangunan hunian tetap membutuhkan waktu cukup lama. Selain sewa rumah, pemerintah juga mempertimbangkan pembangunan hunian sementara (huntara) atau membantu korban yang memilih tinggal di rumah kerabat.
    Pengungsi Diperbolehkan Tinggal di Posko Darurat
    Saat ini, sebagian besar korban bencana masih tinggal di tenda pengungsian di posko darurat. BNPB memastikan bahwa mereka boleh tetap tinggal di posko hingga kondisi kembali normal tanpa batasan waktu.

    “Untuk posko (darurat) dibuka sampai kondisi kembali mormal, jadi tidak ada batasan kalau nanti masyarkat ingin di sini terus boleh,” jelas Suharyanto.
    Tantangan Cuaca dan Trauma
    Hujan yang terus mengguyur kawasan Sukabumi menjadi tantangan tersendiri bagi para penyintas bencana. Selain memenuhi kebutuhan tempat tinggal, BNPB juga telah mengadakan trauma healing bagi para korban untuk membantu mereka pulih secara psikologis.

    Hingga kini, proses relokasi ke hunian tetap masih membutuhkan waktu panjang. Pemerintah terus berupaya mempercepat proses tersebut agar para korban dapat kembali hidup dengan layak di tempat yang aman.

    Sukabumi: Para korban bencana pergerakan tanah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akan mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa anggaran sewa rumah sebesar Rp 600 ribu per bulan. Skema ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto sebagai solusi sementara sambil menunggu proses relokasi ke hunian tetap (hutap).
     
    “Mereka yang memang rumahnya rusak bisa tinggal di hunian sementara atau mereka mau tinggal di rumah saudaranya, atau ngontrak, dan itu pun diberikan anggaran oleh pemerintah Rp 600.000 x 6 bulan satu KK,” ujar Suharyanto saat meninjau lokasi bencana di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Sukabumi, Jumat 6 Desember 2024.
     
    Baca juga: Kepala BNPB Pastikan Pengungsi Gunung Lewotobi Tertangani dengan Baik
    Suharyanto menambahkan, opsi ini diambil karena pembangunan hunian tetap membutuhkan waktu cukup lama. Selain sewa rumah, pemerintah juga mempertimbangkan pembangunan hunian sementara (huntara) atau membantu korban yang memilih tinggal di rumah kerabat.

    Pengungsi Diperbolehkan Tinggal di Posko Darurat

    Saat ini, sebagian besar korban bencana masih tinggal di tenda pengungsian di posko darurat. BNPB memastikan bahwa mereka boleh tetap tinggal di posko hingga kondisi kembali normal tanpa batasan waktu.
     
    “Untuk posko (darurat) dibuka sampai kondisi kembali mormal, jadi tidak ada batasan kalau nanti masyarkat ingin di sini terus boleh,” jelas Suharyanto.

    Tantangan Cuaca dan Trauma

    Hujan yang terus mengguyur kawasan Sukabumi menjadi tantangan tersendiri bagi para penyintas bencana. Selain memenuhi kebutuhan tempat tinggal, BNPB juga telah mengadakan trauma healing bagi para korban untuk membantu mereka pulih secara psikologis.
     
    Hingga kini, proses relokasi ke hunian tetap masih membutuhkan waktu panjang. Pemerintah terus berupaya mempercepat proses tersebut agar para korban dapat kembali hidup dengan layak di tempat yang aman.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Mengenal Rumah Anak SIGAP Sokawera, Pusat Pengasuhan untuk Cegah Stunting di Lereng Gunung Slamet – Halaman all

    Mengenal Rumah Anak SIGAP Sokawera, Pusat Pengasuhan untuk Cegah Stunting di Lereng Gunung Slamet – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati dan Facundo Chrysnha P

    TRIBUNNEWS.COM – Jarum jam hendak menuju angka 10 saat Daryati tengah bersiap pergi ke Rumah Anak SIGAP Sokawera, Selasa (19/11/2024).

    Ia pun mengajak sang anak, Moh Candra untuk ikut bersiap-siap. “Mayuh (Ayo), Dek, siap-siap. Hari ini ketemu lagi sama teman-teman dan bunda-bunda,” ujarnya.

    Candra, bocah berusia 2 tahun 8 bulan itu langsung berseru gembira. Melupakan sejenak mobil-mobilan yang sedari tadi dimainkan, lalu mengikuti langkah sang ibu.

    Tak lama, keduanya sudah berada di atas sepeda motor yang kini membelah jalanan di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

    Butuh waktu sekira 5 menit bagi warga Dusun Semingkir itu untuk sampai di Rumah Anak SIGAP Sokawera. Suasana di sana pun telah ramai dengan celotehan anak-anak.

    “Ayo, ayo, salim dulu sama bunda-bunda, terus nanti mainan di dalam ya,” ujar Parsini, salah satu fasilitator Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Bergegas, Candra bersalaman dan mencium tangan bunda satu per satu, sebelum akhirnya bergabung dan bermain bola dengan teman-temannya.

    Begitu juga dengan Daryati yang ikut masuk dan duduk bersama para ibu yang datang membersamai anak-anak mereka.

    Ya, Daryati dan 64 warga lainnya adalah para penerima manfaat Rumah Anak SIGAP Sokawera. Begitu juga dengan anak-anak mereka yang berusia 0 hingga 36 bulan.

    Rumah Anak SIGAP Sokawera adalah bagian dari program Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP) yang didirikan Tanoto Foundation.

    Sesuai namanya, Rumah Anak SIGAP Sokawera adalah tempat bertumbuh anak-anak usia dini di Desa Sokawera, sebuah desa yang berada di lereng Gunung Slamet.

    Di Rumah Anak SIGAP Sokawera , anak-anak tak hanya bermain, tetapi juga belajar agar mereka bisa berkembang sesuai dengan tahapan usianya serta siap menempuh pendidikan dasar.

    Jika bagi anak-anak tempat ini adalah rumah, maka bagi orang tua, Rumah Anak SIGAP Sokawera adalah sekolah. 

    Mereka belajar kembali tentang pola pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak, langsung dari narasumber serta fasilitator yang berkompeten.

    Rumah Anak SIGAP Sokawera juga menjadi ruang bagi mereka untuk berbagi pengalaman tentang pengasuhan anak atau meluruskan informasi yang selama ini beredar di media sosial.

    “Selama ini kami mendapat banyak informasi tentang pengasuhan salah satunya dari media sosial. Lewat kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera, kami tanyakan langsung, bener nggak sih tentang informasi parenting dari medsos.”

    “Misalnya lagi ramai tentang minuman-minuman dengan pemanis buatan, saya tanyakan di sini sehingga bisa dapat info yang lebih meyakinkan,” ujar Daryati kepada Tribunnews.com.

    Hal serupa juga disampaikan Efi Muslimah. Melalui sejumlah kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera, ia dapat lebih mengerti tentang bagaimana cara mengasuh anak yang benar.

    “Banyak banget hal baru yang didapat di Rumah Anak SIGAP Sokawera. Yang awalnya nggak tahu ilmu-ilmu parenting zaman sekarang gimana, jadi lebih banyak tahu,” kata dia.

    Bahkan, lanjut Efi, kegiatan di Rumah Anak SIGAP juga menjadi sarana me time-nya di tengah kesibukan mengurus keluarga di rumah.

    “Rumah Anak SIGAP juga bisa jadi sarana buat me time ibu-ibu biar nggak di rumah terus. Bisa ketemu teman, sharing pengalaman atau pendapat, sambil momong juga tetap dapet ilmu,” ucapnya.

    Desa dengan Kasus Stunting Tertinggi

    Antusias anak-anak saat menjalani pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan di Rumah Anak SIGAP Sokawera, Selasa (19/11/2024).

    Secara geografis, Desa Sokawera berada di ujung utara Kabupaten Banyumas dengan ketinggian 1099 mdpl sekaligus menjadi desa tertinggi di Kecamatan Cilongok. 

    Desa Sokawera berbatasan langsung dengan wilayah kehutanan milik Perhutani di sebelah utara. Sementara di sisi timur dan selatan, berbatasan langsung dengan Desa Sunyalangu dan Desa Singasari, Kecamatan Karanglewas. Batas desa di sebelah barat adalah Desa Gununglurah.

    Berdasarkan data per 31 Desember 2023, Desa Sokawera dihuni 8.957 jiwa dan tersebar di 64 RT. Mayoritas warganya berprofesi sebagai petani dan penderes kelapa.

    Di balik damai dan tenangnya daerah tersebut, ada satu masalah besar di Desa Sokawera yang mendesak untuk segera diatasi.

    Masalah tersebut erat kaitannya dengan masa depan anak-anak yaitu tingginya jumlah kasus anak stunting. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. 

    Jumlah balita stunting per Desember 2023 mencapai 84 anak dari 388 balita. Jumlah ini menjadikan Desa Sokawera sebagai salah satu desa ‘penyumbang’ angka stunting tertinggi di Banyumas.

    Berangkat dari hal tersebut, Tanoto Foundation mendirikan Rumah Anak SIGAP sebagai bentuk komitmen dan dukungan kepada Pemerintah Banyumas dalam program pencegahan stunting serta memajukan sumber daya manusia melalui peningkatan pola pengasuhan anak usia dini.

    “Sebenarnya ada tiga desa di Banyumas yang saat itu diasesmen oleh pihak Tanoto Foundation. Yang dipilih adalah Sokawera karena kasus stuntingnya paling tinggi,” kata Ani, koordinator Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Pada Mei 2023, terjalinlah kesepakatan antara Tanoto Foundation, Pemkab Banyumas, dan Pemerintah Desa Sokawera untuk mendirikan Rumah Anak SIGAP. Lokasinya dipilih di samping Balai Desa Sokawera, menggunakan bangunan Pusat Kesehatan Desa (PKD). 

    Hingga akhirnya pada 10 Agustus 2023, Rumah Anak SIGAP Sokawera diresmikan secara langsung oleh Bupati Banyumas saat itu, Ir Achmad Husein bersama Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry.

    Saat Tribunnews.com berkunjung ke sana, suasana nyaman dan ceria langsung terasa di bangunan yang didominasi warna putih ini.

    Ada tiga ruangan di Rumah Anak SIGAP Sokawera yang berfungsi sebagai akses dan fasilitas stimulasi bagi anak usia 0-3 tahun.

    Ruangan pertama adalah ruang utama yang menjadi pusat segala kegiatan Rumah Anak SIGAP Sokawera. Di sini, terdapat kolam bola serta sejumlah mainan edukasi yang menjadi favorit anak-anak.

    Di setiap sudut ruangan ini juga terdapat headboard atau bantalan dinding yang berfungsi melindungi anak-anak dari cedera saat terantuk di dinding.

    Kemudian ada ruangan stimulasi satu dan dua. Sesuai namanya, ruangan ini dikhususkan bagi anak-anak yang mendapat stimulasi tambahan untuk mengejar tumbuh kembangnya.

    Semua kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera dijalankan oleh seorang koordinator dan dibantu empat fasilitator setiap Senin hingga Jumat mulai pukul 09.00 hingga 10.00 WIB.

    Mereka adalah kader Posyandu Desa Sokawera yang terpilih mengikuti pelatihan terkait modul dan manajemen operasional Rumah Anak SIGAP dari Tanoto Foundation. 

    “Setiap bulan, kami juga selalu mengikuti coaching terkait tema dan modul pembelajaran yang akan disampaikan,” ujar Ani.

    Ani menjelaskan, ada 65 anak usia dini di Desa Sokawera yang menjadi penerima manfaat atau binaan Rumah Anak SIGAP.

    Mereka terbagi menjadi empat kelompok berdasarkan usia sesuai dengan sasaran Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Kelompok pertama adalah Bintang Kecil untuk anak usia 0-6 bulan dengan jumlah peserta 3 anak. 

    Kelompok kedua adalah Bintang Ceria yang diikuti 10 anak berusia 7-12 bulan.

    Kelompok ketiga yaitu Bintang Pijar untuk anak usia 13-24 bulan. Ada 22 anak yang masuk dalam kelompok Bintang Pijar sekaligus yang terbanyak di Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Terakhir, ada Bintang Terang untuk anak usia 25-36 bulan. Jumlah pesertanya 19 anak.

    “Kemudian ada kelas tambahan dari usia 12-36 sebanyak 19 peserta. Setiap kelompok memiliki kegiatan seminggu sekali sesuai dengan jadwal masing-masing dan didampingi oleh seorang fasilitator,” tutur Ani.

    Ada lima kegiatan utama yang dilakukan di Rumah Anak SIGAP yaitu Kelas Tematik; Kelompok Bermain Bersama; Kuliah Umum; Kunjungan Rumah; dan Pendampingan Individu.

    Pada Kelas Tematik dan Kuliah Umum, sasarannya adalah para orang tua. Mereka akan mendapatkan materi tentang tata cara pengasuhan serta pola asuh.

    “Termasuk saat kuliah umum, kami menghadirkan sejumlah narasumber seperti dari Puskesmas atau tokoh agama untuk memberikan materi tentang hak-hak anak, perlindungan anak, hari pertama kelahiran, peran gender dalam pengasuhan, atau materi lain yang berkaitan tentang pengasuhan anak,” jelasnya.

    Sementara kegiatan Kelompok Bermain Bersama diikuti oleh anak-anak lewat sejumlah aktivitas sebagai sarana stimulasi sesuai usia masing-masing.

    Di antaranya tengkurap, merangkak, mengambil benda, menempel, mencoret-coret, menendang, berlatih mengenal warna, berhitung, atau melompat.

    “Ada modul tersendiri untuk kegiatan Kelompok Bermain Bersama dan disesuaikan dengan usia,” kata dia.

    Selanjutnya ada Kunjungan Rumah yang dilakukan oleh Ani dkk sebulan sekali. Mereka akan mengetuk satu per satu pintu rumah para penerima manfaat untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka.

    “Sekaligus kami mengulas kembali materi apakah sudah dilakukan di rumah atau belum,” tambahnya.

    Jika dirasa masih kurang atau belum sesuai, maka dilakukanlah Pendampingan Individu. 

    “Tujuannya supaya tumbuh kembang anak bisa terkejar sesuai dengan usianya. Misal anak usia 12 bulan seharusnya sudah bisa mengambil benda-benda kecil. Jika ternyata belum bisa, kami bantu terus untuk stimulasinya,” kata Ani.

    Selain itu, untuk mempersiapkan anak menuju usia pra-sekolah atau menuju PAUD.

    Keberadaan Rumah Anak SIGAP Sokawera pun menuai apresiasi dari sejumlah kalangan. Satu di antaranya Kepala Bidang Kesehatan Masyarat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr Novita Sabjan.

    Novita mengaku salut dengan langkah-langkah yang dilakukan Rumah Anak SIGAP Sokawera. Terlebih pendampingan yang diberikan terfokus pada anak-anak dengan masalah gizi.

    “Permasalahan gizi atau stunting erat kaitannya dengan pola asuh, sehingga intervensi ini lebih tepat karena akan ada investasi jangka panjang. Tidak hanya satu atau dua bulan, tapi implementasinya pun akan long lasting melalui sejumlah program yang dilakukan,” katanya.

    Akan Jadi Rumah Anak SIGAP Mandiri

    Sementara itu, SIGAP Program Manager at Tanoto Foundation, Irwan Gunawan menjelaskan, untuk saat ini, seluruh kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera masih dibiayai sepenuhnya oleh Tanoto Foundation.

    Namun mulai tahun depan, Rumah Anak SIGAP Sokawera akan berstatus mandiri. Sebagai bentuk keberlanjutan, operasional Sokawera Rumah Anak SIGAP Sokawera akan mendapat dukungan oleh pemerintah desa.

    “Mandiri di sini berarti Rumah Anak SIGAP akan menjadi aset desa dan dapat dibiayai melalui APBDes atau sumber dana lainnya,” jelas Irwan. (*)

  • Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Keluarga Guru di Ngancar Kediri, Ternyata Adik Korban Sendiri

    Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Keluarga Guru di Ngancar Kediri, Ternyata Adik Korban Sendiri

    ERA.id – Polisi berhasil menangkap YS, pelaku perampokan dan pembunuhan sadis yang menewaskan satu keluarga di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kediri, pada Kamis (5/12/2024) lalu.

    Pelaku YS merupakan adik korban, K (34), yang tewas bersama suaminya, AK (38), dan anak pertama mereka, C (9). Anak kedua, S (8), selamat meski kritis dan kini dalam perawatan di RS Bhayangkara.

    Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto menyebut pelaku bernisial YS ditangkap di Lamongan. 

    “Iya, sudah tertangkap di Lamongan,” ujarnya, Jumat (6/12/2024).

    Diketahui, satu keluarga di lereng Gunung Kelud ditemukan tewas mengenaskan. Anak kedua dari pasangan guru tersebut selamat, tetapi dalam kondisi kritis.

    Sang suami AK diketahui berprofesi sebagai guru di SDN 1 Babadan Ngancar. Sementara istrinya, K merupakan seorang pendidik di Tulungagung. Dia baru saja diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sana.

    Sebelumnya, Kapolsek Ngancar AKP Chardi Kukuh menjelaskan peristiwa mengenaskan ini pertama kali terungkap ketika tiga rekan kerja korban AK sesama guru, yakni Sumaji, Supriono, dan Ilham, mendatangi rumahnya setelah AK tidak hadir mengajar di SDN 1 Babatan. 

    Meskipun sebelumnya hanya izin satu hari, kondisi rumah yang tertutup rapat membuat mereka khawatir. 

    “Saat mencoba masuk melalui jendela, salah satu saksi mendapati bercak darah di dalam rumah, yang memicu keharusan untuk melaporkan kejadian ini,” ujar AKP Kukuh melalui keterangan resminya.

    Kemudian, Kepala Dusun Gondanglegi Roesmani menerima laporan tersebut dan segera menyampaikan kepada pihak kepolisian yang langsung terjun ke lokasi kejadian.

    “Ketika kami tiba, rumah dalam keadaan tertutup dan tidak ada respons dari dalam. Kami harus membuka jendela kamar untuk memeriksa lebih lanjut,” ungkap AKP Kukuh. 

    Sementara itu, saat ini kondisi korban S yang masih berusia 4 tahun terus membaik dan masih dalam observasi tim medis.

    “Saya sempat di Bhayangkara untuk melihat korban yang masih selamat dan alhamdulillah korban kondisinya stabil. Namun, butuh observasi dari dokter,” ungkap Kapolres AKBP Bimo.

  • Kisah Miris Warga Pedalaman Mamuju Tandu Pasien Sejauh 28 Km ke Puskesmas

    Kisah Miris Warga Pedalaman Mamuju Tandu Pasien Sejauh 28 Km ke Puskesmas

    Mamuju, Beritasatu.com – Nasib warga di Desa Salumakki, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sungguh memprihatinkan. Akibat akses jalan rusak parah, mereka harus menandu orang sakit hingga 28 kilometer (km) untuk sampai ke Puskesmas Karataun agar bisa dirawat.

    Warga Salumakki membawa pasien bernama Juanda (36) dengan tandu sambil berjalan kaki melewati jalan rusak yang tidak bisa dilewati mobil. Demi menyelamatkan nyawa saudara yang lagi kritis, mereka rela menghabiskan waktu 10 jam menandu Juanda ke Puskesmas Karataun.

    Sudah puluhan tahun jalan dari Desa Salumakki menuju pusat Kecamatan Kalumpang rusak berat. Jalan tidak dapat dilalui mobil. Hanya sepeda motor yang bisa melintasinya, itu pun harus ekstra hati-hati. Saat musim hujan, kondisi jalan berkubang, sama sekali tidak dapat dilalui kendaraan.

    Pasien Juanda ditandu sejauh 28 km menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan. Warga bergantian menandunya menggunakan bambu yang dirakit sedemikan rupa agar pasien dapat dievakuasi.

    Warga harus berjuang keras jalan kaki sambil membawa pasien, melewati hutan belantara, naik turun gunung, dan menyeberang beberapa sungai agar sampai di puskesmas. Jalanan yang mereka lintasi sama sekali tidak beraspal. Kondisinya hanya tanah yang kiri kanannya penuh semak belukar.

    Usai tiba di puskesma, Juanda yang menderita muntah darah langsung menjalani perawatan intensif. Untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut, pasien tersebut harus dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju.

    Kepala Desa Salumakki Sopater Y Masinda mengatakan, warganya terpaksa menandu orang sakit sampai 28 km ke puskesmas lantaran kondisi jalan  sangat rusak dan tidak dapat dilalui ambulans.

    “Jadi warga kami atas nama Juanda berumur 36 tahun ditandu oleh warga karena memang kondisinya memang sangat kritis. Sebelum saya ke Mamuju, saya sempat menjenguknya dan dia muntah darah,” kata Sopater kepada wartawan.

    “Memang satu-satunya cara yang kami lakukan jika ada masyarakat kami yang kritis dengan cara ditandu, karena akses jalan desa kami belum bisa dilalui oleh kendaraan roda empat, termasuk ambulans masuk,” tambah dia.

    Menurutnya, puluhan warga terlibat dalam menandu Juanda ke puskesmas sejauh 28 kilometer. Mereka membawanya secara bergantian.

    “Kami menandu selama satu hari full, karena kami berangkat pukul 06.00 Wita dan tiba di puskesmas sekitar pukul 15.00 Wita,” ujar Sopater.

    Ia menjelaskan, jalan menuju ke Desa Salumakki sudah lama tidak diperhatikan oleh pemerintah, sehingga setiap ada warga yang sakit maupun ingin melahirkan, warga terpaksa menandunya ke Puskesmas.

    “Sejak terbentuknya desa itu, kondisi jalannya tidak pernah diperbaiki. Warga selalu kami tandu jika ada yang sakit. Hanya ada pustu (puskesmas pembantu) di desa kami,” jelasnya.

    Warga Salumakki sangat berharap pemerintah memperbaiki jalan desa mereka. Hal ini penting dilakukan agar warga lebih mudah mengakses sarana kesehatan, pendidikan, dan mobilitas ekonomi bagi warga pedalaman Mamuju tersebut.

    “Kami mewakili seluruh masyarakat, agar pemerintah yang punya peranan di situ mulai dari pemerintah daerah, provinsi dan pusat agar dapat memperhatikan kami, karena kami juga rindu akan kemerdekaan dalam hal akses jalan. Penduduk desa kami ada 1.592 jiwa. Ada tiga desa yang terisolasi yaitu Desa Masa, Sidang dan Salumakking,” harapnya agar tidak ada lagi warga yang menandu pasien sejauh 28 km.
     

  • Penting! Ini 4 Tanda-tanda saat akan Terjadi Tsunami

    Penting! Ini 4 Tanda-tanda saat akan Terjadi Tsunami

    Jakarta: Tanda-tanda peringatan tsunami sangat penting untuk diketahui demi keselamatan dan persiapan diri. Terutama bagi masyarakat pesisir yang berisiko tinggi mengalaminya.
     
    Tsunami adalah bencana alam yang dapat mendatangkan malapetaka bagi pesisir pantai. Gelombang raksasa ini dipicu oleh pergeseran tiba-tiba di dasar laut, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, atau longsor bawah laut.
     
    Bencana alam ini ditandai dengan gelombang yang terjadi karena perpindahan air tiba-tiba yang menciptakan gangguan di kolom air. Gangguan ini merambat ke permukaan laut, kemudian berubah menjadi gelombang tsunami saat mendekati pantai.

     

     

    Tanda Peringatan Tsunami
    Mengenali tanda peringatan tsunami sangat penting untuk keselamatan dan persiapan diri. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
     
    1. Air Laut Surut Secara Tiba-tiba
    Salah satu tanda awal yang dapat mengindikasikan tsunami adalah surutnya air laut secara tiba-tiba dan drastis dari garis pantai. Hal ini terjadi karena air ditarik kembali ke arah laut sebelum tsunami datang.
     
    2. Gelombang Tinggi dan Tidak Biasa
    Jika Sobat Medcom melihat gelombang yang sangat tinggi dan tidak biasa mendekati pantai, segera cari tempat yang lebih tinggi. Gelombang ini bisa jadi merupakan tanda tsunami yang akan datang.
     
    3. Getaran Bumi
    Getaran tanah yang kuat dari gempa bumi di dekat laut bisa jadi merupakan tanda peringatan tsunami. Apabila Sobat Medcom merasakan gempa bumi, segera menjauh dari pantai dan cari tempat yang lebih tinggi.

     

     

    4. Peringatan Resmi
    Sistem peringatan tsunami biasanya dikeluarkan oleh otoritas setempat ketika potensi tsunami terdeteksi. Segera ikuti instruksi yang diberikan dan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi ketika peringatan tersebut diberikan.
     
    Tsunami adalah fenomena alam yang tidak dapat diprediksi, tetapi dengan memahami penyebab dan tanda-tandanya, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keselamatan.
     
    Melalui sistem peringatan dini, rencana evakuasi, dan pendidikan masyarakat, seseorang dapat menghadapi tsunami dengan lebih siap. Dampak dari tsunami pun bisa diminimalkan.

     

    Jakarta: Tanda-tanda peringatan tsunami sangat penting untuk diketahui demi keselamatan dan persiapan diri. Terutama bagi masyarakat pesisir yang berisiko tinggi mengalaminya.
     
    Tsunami adalah bencana alam yang dapat mendatangkan malapetaka bagi pesisir pantai. Gelombang raksasa ini dipicu oleh pergeseran tiba-tiba di dasar laut, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, atau longsor bawah laut.
     
    Bencana alam ini ditandai dengan gelombang yang terjadi karena perpindahan air tiba-tiba yang menciptakan gangguan di kolom air. Gangguan ini merambat ke permukaan laut, kemudian berubah menjadi gelombang tsunami saat mendekati pantai.
     
     

     

    Tanda Peringatan Tsunami
    Mengenali tanda peringatan tsunami sangat penting untuk keselamatan dan persiapan diri. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
     

    1. Air Laut Surut Secara Tiba-tiba

    Salah satu tanda awal yang dapat mengindikasikan tsunami adalah surutnya air laut secara tiba-tiba dan drastis dari garis pantai. Hal ini terjadi karena air ditarik kembali ke arah laut sebelum tsunami datang.
     

    2. Gelombang Tinggi dan Tidak Biasa

    Jika Sobat Medcom melihat gelombang yang sangat tinggi dan tidak biasa mendekati pantai, segera cari tempat yang lebih tinggi. Gelombang ini bisa jadi merupakan tanda tsunami yang akan datang.
     

    3. Getaran Bumi

    Getaran tanah yang kuat dari gempa bumi di dekat laut bisa jadi merupakan tanda peringatan tsunami. Apabila Sobat Medcom merasakan gempa bumi, segera menjauh dari pantai dan cari tempat yang lebih tinggi.
     
     

     

    4. Peringatan Resmi

    Sistem peringatan tsunami biasanya dikeluarkan oleh otoritas setempat ketika potensi tsunami terdeteksi. Segera ikuti instruksi yang diberikan dan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi ketika peringatan tersebut diberikan.
     
    Tsunami adalah fenomena alam yang tidak dapat diprediksi, tetapi dengan memahami penyebab dan tanda-tandanya, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keselamatan.
     
    Melalui sistem peringatan dini, rencana evakuasi, dan pendidikan masyarakat, seseorang dapat menghadapi tsunami dengan lebih siap. Dampak dari tsunami pun bisa diminimalkan.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WAN)

  • Eks Kadis LH Kota Tangerang Jadi Tersangka Kasus Kebakaran TPA Rawa Kucing, Diancam Penjara 10 Tahun – Halaman all

    Eks Kadis LH Kota Tangerang Jadi Tersangka Kasus Kebakaran TPA Rawa Kucing, Diancam Penjara 10 Tahun – Halaman all

    Laporan Wartawan Wartakotalive Gilbert Sem Sandro 

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG –  Tihar Sopian, Kepala Dinas Lingkungan Hidup  Kota Tangerang periode 2021 hingga Juni 2024 tertetapkan sebagai  tersangka atas kasus kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing pada Jumat (20/10/2023).

    Tihar jadi tersangka atas dugaan tindak pidana ‘Tidak Melaksanakan Kewajiban Sanksi Administratif Paksaan Pemerintah’ terkait Pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Rawa Kucing.

    Ini disampaikan Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup, Rasio Ridho Sani, saat dikonfirmasi TribunTangerang.com, Jumat (6/12/2024).

    “Penyidik Gakkum LH menetapkan TS yang berusia 51 tahun, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang periode 2021 hingga Juni 2024 sebagai tersangka,” kata Rasio. 

    Yang bersangkutan, kata Rasio  disangkakan melanggar Pasal 114 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan ancaman hukuman penjara paling lama satu tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar.

    Selain itu penyidik Gakkum LH juga diperintahkan untuk mendalami dugaan pelanggaran lainnya, yaitu pencemaran dan atau perusakan lingkungan, termasuk pihak lain yang ikut terkait. 

    Pasalnya, hukuman terhadap para pelaku pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup sangat berat. 

     “Apabila dalam pendalaman ditemukan pelanggaran terkait dengan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan sesuai dengan Pasal 98 ayat (1) UUPLH tersangka diancam hukuman penjara 10 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar,” ujar Rasio.

    Menurut Rasio, saat ini masih banyak TPA dikelola tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. 

    Oleh karena itu, kepada penanggung jawab pengelolaan diminta agar segera memperbaiki dan meningkatkan kinerja pengelolaan TPA yang menjadi tanggung jawabnya dalam seluruh aspek.

    Mulai dari pengelolaan air lindi, pembakaran sampah secara terbuka guna mencegah terjadi kebakaran sebagaimana yang terjadi di beberapa TPA pada tahun 2023, termasuk kebakaran TPA Rawa Kucing. 

    “Penindakan yang kami lakukan ini harus menjadi pembelajaran bagi para penanggung jawab pengelolaan TPA lainnya dan sekali lagi kami peringatkan akan menindak tegas siapapun yang tidak mentaati ketentuannya,” tuturnya.

    “Memaknai efek jera sebagai pengingat bahwa perbaikan manajemen lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah, sangatlah penting dengan demikian, dukungan pemerintah daerah dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan,” papar Rasio.

    Seperti diketahui bahwa satu tahun lalu kebakaran hebat melanda TPA yang berlokasi di Jalan Iskandar Muda, Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten.

    Peristiwa yang merupakan bencana nasional itu berhasil dipadamkan setelah dilakukan proses pemadaman selama selama 13 hari.

    Teratasinya kebakaran gunung sampah tersebut usai BPBD Kota Tangerang mengeluarkan status darurat tanggap bencana.

    Sebanyak 750 personel gabungan dari OPD, TNI-Polri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, hingga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dikerahkan untuk memadamkan kebakaran yang mencapai 27 hektar tersebut.

    Luasnya area yang terbakar itu membuat proses pemadaman dilakukan dengan menggunakan metode, yakni melalui jalur darat dan jalur udara.

    Untuk pemadaman jalur darat dilakukan dengan membelah gunung sampah agar dapat menuju titik api.

    Sementara untuk jalur udara menggunakan satu helikopter water bombing PK-DBM/ AS350B3e milik BNPB hingga hari ke-11. (m28)

  • Remaja Wanita Hilang Terseret Arus saat Mendaki Gunung Bekel di Mojokerto

    Remaja Wanita Hilang Terseret Arus saat Mendaki Gunung Bekel di Mojokerto

    Jakarta

    Remaja asal Desa Sumengko, Kecamatan Jatirejo, Whiscyka Zafira Islamay Agustin alias Cika (17) hilang terseret arus saat mendaki Gunung Bekel di Mojokerto, Jawa Timur. Cika mendaki bersama temannya, Mutiara.

    Dilansir detikJatim, Sabtu (7/12/2024) Cika hilang di kawasan Watu Talang. Melalui jalur Jolotundo, Trawas, Mojokerto, mereka menuju puncak Gunung Bekel, anak Gunung Penanggungan yang tingginya sekitar 1.238 mdpl.

    “Mereka berdua berangkat dari pos Jolotundo sekitar jam 12 siang. Kejadian sekitar jam 4 sore,” terang Pengurus LMDH Seloliman, Suwarno kepada detikJatim, Jumat (6/12/2024).

    Suwarno mengungkapkan penuturan Mutiara yang menjelaskan awalnya Cika berjalan di depan. Ketika sampai di Watu Talang sekitar pukul 16.00 WIB, Cika meminta Mutiara jalan di depan. Mutiara pun jalan di depan menyeberangi Sungai Talang. Saat itu, hujan mengguyur wilayah Trawas.

    “Mutiara sudah menyeberang, Cika kena terjangan banjir. Arus air dari arah puncak, Watu Talang kalau hujan menjadi jalurnya air turun ke arah Jolotundo. Kalau tidak hujan, kering,” jelasnya.

    Mutiara sempat mengejar Cika saat terbawa arus. Namun Cika hilang terseret ke kawasan yang curam. Sehingga Mutiara memutuskan turun mencari pertolongan.

    “Watu Talang sekitar 1.000 mdpl. Pengendali pencarian oleh basecamp Jolotundo,” terangnya.

    Baca selengkapnya di sini.

    (dek/dek)

  • Lima Hari Hilang di Gunung Selandia Baru, Tiga Pendaki Diyakini Tewas Terjatuh

    Lima Hari Hilang di Gunung Selandia Baru, Tiga Pendaki Diyakini Tewas Terjatuh

    ERA.id – Tiga pendaki yang sempat dilaporkan hilang di Selandia Baru diyakini telah tewas. Ketiganya dilaporkan hilang lima hari lalu.

    Kepolisian Selandia Baru mengatakan bahwa ketiga pendaki itu dilaporkan hilang lima hari lalu. Ketiganya gagal kembali dari pendakian Gunung Cook, setinggi 3.700 meter di Pulau Selatan.

    “Kami tidak yakin orang-orang itu selamat. Kami yakin mereka terjatuh,” kata inspektur polisi Vicki Walker, dikutip AFP, Jumat (6/12/2024).

    Ketiga pendaki itu diidentifikasi sebagai orang Amerika Kurt Blair (56), Carlos Rumero (50), serta seorang warga Kanada yang identitasnya dirahasiakan.

    Lalu, kata Walker, proses pencarian yang sudah dilakukan selama tiga hari terpaksa dihentikan karena cuaca buruk. Namun pada Jumat (6/12) tim penyelamat melanjutkan proses pencarian dengan menggunakan helikoper dan drone.

    Dari hasil pencarian sebelumnya, kru pencari menemukan jaket dan kapak es di antara barang-barang lainnya yang diyakini polisi milik para pendaki.

    “Setelah meninjau berapa hari para pendaki hilang, tidak ada komunikasi, barang-barang yang kami ambil, dan pengintaian kami hari ini, kami tidak yakin para pendaki itu selamat,” jelasnya.

    Selaian itu, rekaman drone pada hari Jumat juga mengungkapkan jejak kaki yang diyakini polisi bahwa ketiganya telah melintasi lereng di bawah Zurbriggen Ridge di gunung tersebut.

    “Ini jelas bukan berita yang ingin kami sampaikan hari ini,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Walker mengatakan polisi akan memulai kembali pencarian mereka jika ada informasi baru atau penampakan yang dapat dipercaya.

  • Cuaca Jatim Sabtu 7 Desember 2024, Sedia Payung Sebelum Hujan, ada yang Hujan Petir

    Cuaca Jatim Sabtu 7 Desember 2024, Sedia Payung Sebelum Hujan, ada yang Hujan Petir

    TRIBUNJATIM.COM – Simak prediksi cuaca Jawa Timur (Jatim) untuk Sabtu, 7 Desember 2024.

    Kebanyakan wilayah di Jawa Timur diprediksi akan turun hujan.

    Meski hujan tersebut diprediksi tak berlangsung seharian.

    Namun, hanya beberapa daerah saja yang tak mengalami hujan namun cenderung berawan.

    Hal itu dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Juanda Sidoarjo.

    Namun beberapa daerah juga mengalami hujan petir.

    Untuk itu, sebaiknya Tribunners sedia payung atau jas hujan saat akan hendak keluar rumah.

    Berikut beberapa doa ketika hujan yang bisa diamalkan, dilansir dari Tribunnews.

    1. Doa ketika Turun Hujan

     اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا

    Allahumma shayyiban haniyya wa sayyiban nafi‘a.

    Artinya: 

    Wahai Tuhanku, jadikan ini hujan terpuji kesudahannya dan menjadi aliran air yang bermanfaat.

    2. Doa ketika Hujan Versi Singkat

    اللَّهُمَّصَيِّباًنَافِعاً

    Allahumma shoyyiban naafi’an

    Artinya:

    Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.

    3. Doa ketika Hujan Deras atau Lebat

    اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

    Allahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa. Allahumma ‘alal akaami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.

    Artinya: 

    Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.

    4. Doa ketika Hujan Disertai Petir

     اَلًلهُمَ لا تقتلنا بغضبك ولا تهلكنا بعذابك وعافنا قبل ذلك

    Allahumma laa taqtulna bighadhabika walaa tuhliknaa bi’adzaabika wa ‘afinaa qabla dzalika.

    Artinya:

    Ya Allah, janganlah kau bunuh diriku dengan kemarahan-Mu, dan janganlah kau rusak diriku dengan siksa-Mu, dan maafkanlah aku sebelum semua itu.

    5. Doa ketika Hujan Disertai Angin Kencang

    اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ خَيْرَهَا وَ خَيْرَ مَا فِيْهَا وَ خَيْرَمَا أُرْسِلَتْ بِهِ، وَ أَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَ شَرِّمَا فِيْهَا وَ شَرِّمَا أُرْسِلَتْ بِهِ

    Allahumma innii as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih. Wa-a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa syarri maa ursilat bih.

    Artinya: 

    Ya Allah, saya memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang Engkau kirim bersamanya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan angin ini, kejahatan yang ada di dalamnya, dan kejahatan yang Engkau kirim bersamanya.

    Berita Jatim lainnya