kab/kota: Gunung

  • Keraton Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan di Gunung Lawu untuk HUT Sultan HB X

    Keraton Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan di Gunung Lawu untuk HUT Sultan HB X

    TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR – Keraton Yogyakarta akan menggelar tradisi labuhan di Gunung Lawu pada Kamis (30/1/2025) malam.

    Sebelum pendakian menuju puncak gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu, utusan keraton terlebih dahulu melakukan prosesi serah terima uborampe atau kelengkapan labuhan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar.

    Rombongan dari Keraton Yogyakarta diterima langsung oleh Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi.

    Pengageng II Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Rintaiswara, menyampaikan bahwa tradisi labuhan juga digelar di Pantai Parangkusumo dan Gunung Merapi.

    “Labuhan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kenaikan Tahta Sri Sultan Hamengkubuwana X,” katanya usai prosesi serah terima di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Kamis siang.

    Sebanyak 11 orang akan melakukan pendakian hingga puncak Gunung Lawu untuk membawa uborampe sebagai bagian dari ritual.

    KRT Rintaiswara menjelaskan bahwa tradisi ini merupakan bentuk syukur dan permohonan kepada Sang Pencipta, sekaligus napak tilas sejarah.

    Meskipun cuaca sedang memasuki musim penghujan, hal itu tidak menjadi penghalang bagi rombongan untuk tetap menjalankan ritual.

    Sementara itu, Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi, menilai kegiatan ini sebagai bentuk kerja sama berkelanjutan antara Pemkab Karanganyar dan Keraton Yogyakarta.

    Selain memiliki hubungan sejarah dengan Perjanjian Giyanti, Kabupaten Karanganyar juga memiliki keterkaitan erat dengan Keraton Yogyakarta.

    “Labuhan ini merupakan bagian dari upaya memayu hayuning bawana, menjaga keseimbangan dan kelestarian budaya. Kita ingin generasi penerus tetap membumi, menghargai, dan memahami sejarah yang ada,” tuturnya. (*)

  • Dongeng Anak Sebelum Tidur, Kisah Kurcaci Tua dan Anak-anaknya

    Dongeng Anak Sebelum Tidur, Kisah Kurcaci Tua dan Anak-anaknya

    Dongeng Anak Sebelum Tidur, Kisah Kurcaci Tua dan Anak-anaknya

    TRIBUNJATENG.COM – Dahulu kala, di sebuah desa kurcaci, tinggallah kurcaci tua yang sederhana.

    Ia biasa dipanggil Kek Rokoko.

    Kurcaci tua ini mempunyai tiga putra bernama Rakaka, Rikiki, dan Rekeke.

    Pada suatu hari, Kek Rokoko merasa tubuhnya semakin lemah. Ia tak bisa lagi hidup sendirian.

    “Aku akan melewati masa tuaku di antara anak-anakku,” pikirnya.
    Jadi, Kek Rokoko lalu tinggal dengan putra tertuanya, Rakaka. Mula-mula, Rakaka memperlakukan ayahnya dengan baik.

    Setiap ada tamu yang datang ke rumahnya, Rakaka selalu memperkenalkan ayahnya.

    “Aku selalu memberi ayahku makan dan minum yang sehat. Aku juga memperhatikan perlengkapan pakaiannya.

    Bulan depan, ada Festival Keluarga Kurcaci. Aku akan belikan pakaian baru untuk Ayah,” kata Rakaka pada teman-temannya.

    “Kamu memang kurcaci baik, Rakaka. Kamu sangat berbakti pada orang tuamu,” puji teman-teman Rakaka.

    Selama beberapa bulan, Rakaka sangat memerhatikan Kek Rokoko, terutama pada saat teman-temannya berkunjung ke rumah.

    Kek Rokoko terharu dan berpikir Rakaka adalah anaknya yang paling baik.

    Akan tetapi, setelah beberapa waktu kemudian, Rakaka mulai bosan bersikap ramah pada ayahnya.

    Ternyata selama ini ia hanya berpura-pura agar dianggap sebagai kurcaci baik oleh teman-temannya.

    Kini, Rakaka kadang berteriak kasar pada ayahnya. Ia juga mulai malas menyiapkan makanan untuk Kek Rokoko. Apalagi menyuapi Kek Rokoko di saat kurcaci tua itu sakit.

    Kek Rokoko sangat sedih. Akhirnya, ia pun pindah ke rumah putra keduanya. Ia berpikir Rikiki mungkin lebih baik. Namun, ternyata sikap Rikiki tidak bebeda dengan kakaknya.

    “Huh, dulu aku bisa sering pergi dengan teman-temanku. Mendaki gunung, memancing, atau berburu di hutan. Sekarang, waktuku habis di rumah karena harus mengurusi Ayah!” keluh Rikiki dengan wajah masam.

    Kek Rokoko sangat sedih. Ia meneteskan airmata dan keluar diam-diam dari rumah itu. Ia tak tahan lagi tinggal di rumah Rikiki.

    Akhirnya ia pergi ke rumah putra ketiganya, Rekeke. Namun, Rekeke pun sama saja. Mereka semua bersikap kasar pada Kek Rokoko.

    Kepala desa di desa kurcaci itu akhirnya tahu sikap ketiga kurcaci itu. Ia memanggil Rakaka, Rikiki, dan Rekeke.

    “Kalian bertiga harus memutuskan, siapa yang harus mengurusi ayah kalian yang sudah tua itu. Kek Rokoko tak mungkin tinggal sendirian,” kata Kepala Desa.

    Ketiga kurcaci itu lalu pulang. Di tengah jalan, mereka berhenti di taman dan berunding. Mereka saling melempar tanggung jawab.

    Mereka bertengkar tentang siapa yang wajib menjaga Ayah dan siapa yang tidak wajib menjaga Ayah. Masing-masing mencari alasan.

    “Kau anak tertua. Kau yang harus menjaga ayah, Rakaka!” kata Rikiki dan Rekeke.

    “Aku terlalu miskin dan rumahku kecil,” kata Rekeke.

    “Aku juga sakit-sakitan. Mana mungkin menjaga Ayah,” kata Rikiki.

    “Aku ini nelayan. Aku pergi malam dan pulang pagi. Percuma saja Ayah di rumahku karena aku tak bisa menjaganya!” kata Rakaka.

    Ketiga anak itu akhirnya menemui Kek Rokoko.

    “Ayah, pergilah ke mana pun Ayah ingin pergi. Asalkan tidak tinggal dengan kami,” kata mereka.

    Kek Rokoko sangat sedih dan menangis.

    “Ayah tidak tahu harus pergi ke mana,” katanya.

    Ketiga kurcaci itu akhirnya berunding lagi. Mereka akhirnya membuat keputusan.

    “Di tepi hutan, ada sebuah pondok bekas milik kurcaci pemburu. Pondok itu sekarang sudah kosong. Ayah tinggal saja di sana. Nanti kami bergantian mengantarkan makanan untuk Ayah ke sana,” kata mereka.

    Kek Rokoko menangis sedih. Ia tak bisa membayangkan tinggal sendirian di tepi hutan.

    Bagaimana kalau anak-anaknya lupa membawakan makanan dan minuman untuknya?

    Ia sudah terlalu tua untuk pergi berburu. Kakinya juga tak kuat untuk pergi ke sungai mengambil air.

    Namun, keputusan ketiga anaknya itu sudah bulat. Kek Rokoko pasrah dibawa ke tepi hutan.

    Pakaian dan perlengkapannya dibawa juga ke dalam pondok kecil bekas milik pemburu. Ia lalu ditinggal disana dengan makanan dan minuman secukupnya.

    Ketika hari menjelang sore, Kek Rokoko merasa sangat kesepian. Ia berjalan pelan di jalan setapak tepi hutan.

    Pada saat itu, ia berpapasan dengan sebuah kereta kuda mewah milik kurcaci bangsawan. Kek Rokoko membuka topinya dan membungkuk memberi hormat.

    Tak disangka, kereta kuda itu berhenti. Lalu, keluarlah kurcaci bangsawan dari gerobak itu.

    Pakaian kurcaci itu sangat mewah. Kek Rokoko tahu, itu adalah kurcaci Lebonbon yang terkenal kaya dan bijak.

    “Kakek Tua, apa yang kau lakukan di tepi hutan begini? Mengapa kau sendirian?”

    Kek Rokoko terharu karena bangsawan Lebonbon memerhatikannya. Ia lalu menceritakan kesedihannya.

    “Mungkin sudah begini nasibku, Tuan Lebonbon. Aku sendirian di hari tuaku karena ketiga anakku tak mau menerima aku. Mereka punya rumah sendiri-sendiri, tapi tega mengirimku ke pondok pemburu di tepi hutan ini…”

    Kurcaci Lebonbon mendengar cerita Kek Rokoko dengan tekun. Ia merasa iba pada orangtua itu. Ia tampak terdiam, berpikir beberapa saat.

    “Kakek tua, terlalu bahaya kau tinggal sendirian di tepi hutan ini. Kembalilah ke rumahmu sendiri. Aku yakin, anak-anakmu tak akan mengirimmu ke pondok pemburu lagi. Jangan menangis dan jangan takut lagi. Aku punya rencana untukmu,” katanya.

    Dengan telaten, kurcaci Lebonbon lalu menjelaskan rencananya.

    “Kakek harus lakukan semua yang aku katakan tadi. Percayalah, semua akan beres,” katanya.

    Kek Rokoko sangat gembira mendengar rencana bangsawan Lebonbon.

    Bangsawan Lebonbon lalu mengeluarkan dompetnya yang terbuat dari tenunan benang emas indah.

    Kek Rokoko mengagumi keindahan dompet itu. Itu adalah dompet mahal yang hanya bisa dimiliki kurcaci bangsawan kaya.

    “Dompet yang indah sekali…” puji Kek Rokoko kagum.

    Bangsawan Rokoko mulai mengisi dompet itu dengan beberapa helai uang besar. Ketika dompet itu sudah tebal sekali, ia memberikannya pada Kek Rokoko.

    “Ambillah dompet serta uang di dalamnya ini untukmu. Pulanglah ke rumahmu,” kata kurcaci Lebonbon.

    “Setiba di rumahmu, panggillah ketiga anakmu dan ceritakanlah apa yang kukatakan tadi. Rencana kita pasti berhasil,” katanya lagi.

    Bangsawan Lebonbon memberikan salah satu kudanya yang terbaik untuk Kek Rokoko. Kuda itu membawa Kek Rokoko kembali ke rumahnya di desa.

    Sesuai rencana bangsawan Lebonbon, Kek Rokoko mengumpulkan ketiga anaknya di rumahnya.

    “Anak-anakku, dahulu, ketika Ayah masih muda, Ayah menabung uang cukup banyak. Ayah tidak menghabiskan harta karena Ayah menabung untuk hari tua. Tadi pagi, setelah kalian pergi, Ayah pergi ke hutan dan menggali lubang di bawah pohon ek. Di situlah Ayah menyimpan tabungan Ayah.

    “Ayah tidak terlalu memerhatikan uang itu lagi, karena Ayah punya anak-anak yang baik. Namun, waktu kalian mengirim Ayah untuk tinggal di pondok di tepi hutan itu, Ayah terpaksa menggali tabungan di pohon ek itu.

    “Ayah pikir, jangan-jangan peti berisi uang perak milik Ayah itu sudah hilang. Ayah menggali tanah di bawah pohon ek itu, dan ternyata peti itu masih ada. Peti itu nantinya akan Ayah wariskan pada kalian.

    “Ayah akan menyimpannya sampai Ayah meninggal. Setelah Ayah meninggal nanti, silakan kalian berembuk.

    “Siapa saja yang paling menyayangi Ayah, yang sering menjaga Ayah, tidak menggerutu saat menyiapkan makanan, dan memberikan pakaian bersih untuk Ayah, maka anak itulah yang akan mendapatkan separuh dari uang perak di peti harta Ayah. Sisanya yang separuh, dibagi dua lagi untuk dua anak lain.

    “Jadi sekarang, anak-anakku, Ayah akan kembali ke rumah Ayah. Lalu sesekali menginap di rumah kalian. Ayah tidak akan tinggal di pondok di tepi hutan lagi. Sebagian uang sudah Ayah ambil dan akan membiayai makan dan pakaian Ayah selama Ayah hidup.”

    Kek Rokoko lalu memerlihatkan uang di dalam dompet indahnya. Ketiga putranya itu mendelik melihat uang yang banyak di dalam dompet indah ayah mereka.

    Sejak Kek Rokoko berkata begitu, ketiga putranya setiap hari berebutan meminta ayah mereka untuk menginap di rumah mereka. Rakaka, Rikiki, dan Rekeke memperlakukan ayah mereka dengan sangat baik.

    Apalagi setelah Kek Rokoko meminta bantuan ketiga anaknya itu untuk menggali tanah di bawah pohon ek di tepi hutan.

    Mereka menemukan sebuah peti harta karun. Namun, Kek Rokoko melarang peti itu dibuka sebelum ia meninggal.

    Ketiga anaknya itu menggotong peti itu ke rumah Kek Rokoko. Peti itu berat sehingga ketiga anak itu mengira uang perak di dalamnya pasti banyak sekali.

    “Rumahku rasanya sepi tanpa Ayah. Menginaplah di rumahku!” kata Rakaka.

    “Rumahku kecil, tapi menjadi ceria kalau Ayah tinggal di rumahku,” kata Rikiki.

    Rekeke juga meminta ayahnya tinggal bersamanya.

    Ke mana pun Kek Rokoko menginap, ia selalu membawa peti harta karunnya. Saat tidur, tangannya selalu ada di atas peti sehingga anak-anaknya tak bisa membuka dan melihat isinya.

    Suatu hari, ketika mereka mencoba membuka petinya, Kek Rokoko terbangun dari tidurnya. Ia hanya tersenyum dan berkata pada ketiga anaknya,

    “Setelah kematian Ayah, kalian akan memiliki isi peti ini, tapi tidak sekarang.”

    Jadi, ketiga bersaudara itu merawat ayah mereka dengan baik. Masing-masing berusaha melakukan yang terbaik.

    Kek Rokoko membiayai makanan dan pakaiannya sendiri dengan uang dari bangsawan Lebonbon. Tentu saja ia menyuruh ketiga anaknya untuk membelikan keperluannya.

    Ketiga anaknya itu memperlakukannya dengan baik sekarang. Kek Rokoko tinggal di rumah mereka bagai raja. Semua yang diperintahkannya dituruti.

    Namun, tidak lama kemudian, Kek Rokoko meninggal dunia. Sisa uang di dompetnya digunakan oleh ketiga anaknya untuk membeli banyak bunga.

    Di pemakaman, bunga-bunga indah menghiasi makamnya sehingga warga desa mengira ketiga anak itu sangat mencintai ayah mereka.

    Bangsawan Lebonbon juga hadir di pemakaman dan meneteskan air mata sedih.

    Apalagi pada saat melihat ketiga putra Kek Rokoko yang buru buru pulang karena ingin membuka peti harta karun.

    Mereka mengguncang peti itu. Terdengar bunyi gemerincing sehingga mereka mengira uang di dalamnya pasti banyak. Mereka pun membukanya.

    Betapa terkejutnya mereka karena di dalamnya ternyata hanya pecahan kaca! Mereka tidak mempercayai mata mereka. Mereka menggeledah di antara kaca, tetapi tidak ada uang sekali.

    “Kenapa!” teriak ketiga anak itu. “Kenapa Ayah membohongi kita? Kenapa ia hanya mewariskan pecahan kaca pada kita?!”

    Tiba-tiba muncul bangsawan Lebonbon. Ia berkata,

    “Sejak muda, ayah kalian sudah merawat kalian dengan baik. Setelah tua, harusnya giliran kalian yang merawatnya.

    “Dia cuma ingin tinggal bersama anak-anaknya di akhir usianya yang tak lama. Kalau saja dia tak punya anak, pasti sudah aku ajak pulang bersamaku dan akan kurawat dia dengan baik.

    “Namun, aku tak ada artinya buat dia. Dia hanya mau anak anaknya. Sayang, kalian tidak mau mengurusi ayah kalian.

    “Itu sebabnya, aku mengajarinya rencana ini! Rencana pura-pura punya harta karun. Dan ternyata berhasil. Kalian mengurusinya dengan baik setelah tahu dia punya harta karun!”

    Ketiga saudara itu sangat malu karena sifat mereka diketahui oleh bangawan Lebonbon yang dihormati di desa itu.

    “Akulah yang membohongi kalian, bukan ayah kalian! Dia hanya orang tua yang sedang sedih karena dibuang ke tepi hutan…”

    Bangsawan Lebonbon lalu pergi meninggalkan mereka.

    Rakaka, Rikiki dan Rekeke sangat malu dan sedih. Ayah mereka sampai melakukan hal itu karena mereka tak mau mengurusinya.

    Ketiga saudara itu merasa sangat menyesal telah tidak peduli pada ayah mereka. Sayangnya, ayah mereka telah meninggal. Penyesalan mereka sungguh terlambat…

    (*)

  • PMII Blitar Desak Penertiban Tambang Pasir

    PMII Blitar Desak Penertiban Tambang Pasir

    Blitar (beritajatim.com) – Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk tegas dalam menegakkan aturan terkait pemanfaatan tambang. Hal itu disampaikan PMII Blitar saat menggelar Forum Reboan dengan tema “Bagaimana Peran APH dalam Pengawasan Eksploitasi Tambang di Blitar?” di Sekretariat PC PMII Blitar, Rabu, (29/01/2025), malam.

    Dalam Forum Reboan itu, PC PMII Blitar mendesak aparat penegak hukum (APH) di Blitar untuk tegas dalam menegakkan aturan terkait pemanfaatan tambang. Karena dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat Bumi Penataran.

    PMII mendesak APH melakukan patroli dan inspeksi secara berkala di kawasan wilayah lahar (KWL). APH juga didesak melakukan penertiban aktivitas pertambangan yang tidak memiliki izin sesuai peraturan yang berlaku.

    “Blitar dilewati oleh sungai yang jadi aliran lahar Gunung Kelud, seperti Kali Putih dan Kali Bladak. Namun, pemanfaatan yang asal-asalan hanya akan memberi banyak mudharat daripada manfaatnya,” kata Ketua PC PMII Blitar, Muhammad Thoha Ma’ruf.

    Dalam kesempatan itu, juga ditampilkan potret di lapangan terkait kerusakan akibat eksploitasi tambang. Tanah longsor, kerusakan sawah petani, kerusakan jalan, polusi udara, jadi beberapa dampak buruk eksploitasi tambang.

    “Bahkan, beberapa waktu lalu sampai ada orang yang meregang nyawa di lokasi pertambangan di Blitar. Kalau tidak diawasi secara ketat, bukan tidak mungkin ada nyawa manusia lagi yang melayang,” ujar pria jebolan Fakultas Pertanian Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar ini.

    Oleh karena itu, PC PMII Blitar mendesak aparat penegak hukum (APH) di Blitar untuk tegas dalam menegakkan aturan terkait pemanfaatan tambang. Karena dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat Bumi Penataran.

    “Apabila aktivitas tambang yang menyalahi aturan tetap berjalan, maka aparat penegak hukum telah gagal dalam menjalankan tugasnya. Lebih baik mundur saja dari jabatannya,” ucapnya.

    PMII Blitar memiliki pandangan, harusnya keberadaan tambang ini benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Pertambangan menggunakan alat manual dinilai lebih meminimalisir dampak buruk dibandingkan menggunakan alat berat, seperti eskavator.

    “Jangan sampai yang mendapatkan untung malah masyarakat luar Blitar. Karena setelah kami tracking, ada beberapa perusahaan yang beralamat di luar Blitar. Sedangkan yang terkena imbas buruk, seperti jalan rusak dan debu kita (masyarakat Blitar),” pungkasnya. [owi/beq]

  • 6
                    
                        Pendaki Berbobot 100 Kg Jatuh di Gunung Lawu, Ditandu 20 Relawan Bergantian
                        Regional

    6 Pendaki Berbobot 100 Kg Jatuh di Gunung Lawu, Ditandu 20 Relawan Bergantian Regional

    Pendaki Berbobot 100 Kg Jatuh di Gunung Lawu, Ditandu 20 Relawan Bergantian
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com –
    Seorang pendaki asal Jakarta terpaksa ditandu dari
    Gunung Lawu
    via Cetho, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), karena jatuh keseleo.
    Relawan Gunung Lawu, Eko, menjelaskan, pendaki berinisial R itu jatuh saat turung
    gunung Lawu
    pada Rabu (29/1/2025).
    R berhasil turun gunung setelah ditandu bergantian oleh 20 orang.
    R mulai mendaki Gunung Lawu pada Minggu (26/1/2025) bersama rombongannya yang berjumlah 20 orang.
    Saat hendak turun gunung dan berada di Pos 3, R jatuh karena jalur tersebut licin.
    “Engkelnya bengkak. Karena berat badannya sekitar 100 kilogram, besar, tidak bisa memaksakan turun,” kata Eko dihubungi melalui telepon, Kamis (30/1/2025).
    Proses evakuasi berlangsung sekitar lima jam dengan menggunakan tandu. R ditandu secara bergantian oleh 20 relawan.
    “(Kendala), karena kondisi jalur dan cuaca. Sekitar 20 personel relawan bergantian karena capek. Sekali jalan, ada empat orang,” jelasnya.
    Eko menekankan agar peristiwa ini tidak terjadi kembali, diharapkan pendaki untuk lebih berhati-hati.
    Sebab, saat ini cuaca Gunung Lawu sering hujan, yang mengakibatkan jalur pendakian licin dan berlumpur.
    Data dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), evakuasi telah dilakukan empat kali terhadap
    pendaki Gunung Lawu
    yang mengalami cedera selama momen libur panjang kali ini.
    Meskipun demikian, pada libur panjang Imlek 2025, jalur pendakian mengalami jumlah kenaikan signifikan dibandingkan dengan kondisi normal.
    Terdata pada Minggu (26/1/2025), lebih dari 1.400 orang melakukan pendakian ke Gunung Lawu via Candi Cetho.
    “Normalnya 700-an pendaki, karena libur panjang ini totalnya belum tahu, mungkin 3.000-an pendaki. Dibandingkan jalur lain, (jalur via Candi Cetho) jadi favorit pendaki karena ada sabananya,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Meksiko Kirim Surat Protes ke Google soal Perubahan Nama ‘Teluk Amerika’

    Meksiko Kirim Surat Protes ke Google soal Perubahan Nama ‘Teluk Amerika’

    Jakarta

    Meksiko akan menulis surat kepada Google untuk menolak keputusannya mengganti nama Teluk Meksiko menjadi “Teluk Amerika” di petanya. Perubahan itu muncul menyusul perintah Donald Trump.

    Dilansir AFP Kamis (30/1/2024), Google mengatakan perubahan tersebut selaras dengan kebijakannya dalam mengikuti sebutan geografis resmi pemerintah AS melalui Sistem Informasi Nama Geografis.

    “Kami sedang menyusun surat kepada Google,” kata Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum pada hari Rabu (29/1).

    Dia menambahkan bahwa pesan tersebut akan menekankan bahwa hanya organisasi internasional yang dapat mengubah nama, bukan satu negara pun.

    Diketahui, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mengganti nama Teluk Meksiko dan mengembalikan nama puncak tertinggi di Amerika Utara, Denali, kembali menjadi Gunung McKinley segera setelah pelantikannya pada 20 Januari.

    Sheinbaum dengan cuek menyarankan pada awal bulan ini untuk menyebut Amerika Serikat sebagai “Amerika Meksiko,” sambil menunjuk pada peta sebelum melampirkan negaranya direbut oleh Amerika Serikat pada tahun 1848.

    (aik/aik)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 7
                    
                        Tiket Curug Nangka Rp 54.400, Disbudpar Kabupaten Bogor: Memang Harga Resmi
                        Bandung

    7 Tiket Curug Nangka Rp 54.400, Disbudpar Kabupaten Bogor: Memang Harga Resmi Bandung

    Tiket Curug Nangka Rp 54.400, Disbudpar Kabupaten Bogor: Memang Harga Resmi
    Editor
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor menegaskan bahwa tarif masuk
    Curug Nangka
    sebesar Rp 54.400 per orang merupakan harga resmi yang telah ditetapkan.
    Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor, Yudi Santoso, menjelaskan bahwa kenaikan tarif mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2024 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
    “Seperti yang terlihat dalam video, ada daftar harga tiket yang berlaku, artinya memang harga tiketnya resmi sejumlah itu,” ujar Yudi kepada
    Kompas.com
    , Rabu (29/1/2025).
    Ia menyebutkan bahwa tiket masuk Curug Nangka naik dari Rp 32.000 menjadi Rp 54.500 pada akhir pekan atau hari libur, sementara untuk hari biasa meningkat dari Rp 22.000 menjadi Rp 37.000. Kenaikan ini berlaku untuk seluruh wisatawan domestik sejak November 2024.
    Yudi mengakui bahwa sosialisasi terkait kenaikan tarif ini belum maksimal sehingga menimbulkan berbagai spekulasi, termasuk dugaan adanya pungutan liar.
    “Padahal, pengelola Curug Nangka hanya mengikuti aturan pemerintah dalam hal ini KLHK,” tegasnya.
    Menurut Yudi, kenaikan tarif ini berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan ke Curug Nangka.
    Ia menyayangkan kesalahpahaman yang berkembang, terutama akibat video viral yang beredar, karena hal itu dapat merugikan masyarakat sekitar, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergantung pada sektor pariwisata.
    “Pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak karena kenaikan tarif ini merupakan kebijakan pemerintah pusat. Justru masyarakat sekitar yang terkena dampaknya, terutama UMKM yang mengalami penurunan pengunjung,” jelasnya.
    Yudi menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan KLHK untuk mencari solusi terkait persoalan ini.
    Ia juga berencana mengundang pihak-pihak terkait seperti Perhutani, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Taman Nasional Gunung Pangrango (TNGPP), dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk membahas dampak kenaikan tarif ini.
    “Kenaikan PNBP ini adalah kebijakan kementerian, dan pemerintah daerah tidak diikutsertakan dalam penetapan kebijakan tersebut. Pemda pun tidak mendapatkan apa-apa dari kenaikan tarif tempat wisata ini,” pungkasnya.
    Curug Nangka terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
    Kenaikan tarif retribusi masuk ke lokasi wisata ini mulai ramai diperbincangkan pada Rabu (29/1/2025), setelah sejumlah netizen mengunggah keluhan mereka di media sosial.
    Kebijakan ini merupakan bagian dari penyesuaian tarif PNBP yang diberlakukan secara nasional oleh KLHK sejak November 2024.
    Penulis: Kontributor Bogor, Afdhalul Ikhsan
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Status Gunung Ibu Turun Level Siaga, Pengungsi akan Dipulangkan – Halaman all

    Status Gunung Ibu Turun Level Siaga, Pengungsi akan Dipulangkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menurunkan status Gunung Ibu dari yang semula status Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).

    Penurunan status level gunung ini terhitung mulai tanggal 28 Januari 2025 pukul 17.00 WIT.

    Meskipun demikian BNPB hingga saat ini terus melakukan pendampingan Satgas PB Erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat.

    Tim BNPB akan mempersiapkan penguatan jalur komunikasi siaga bencana serta penyusunan dan uji SOP alur koordinasi peringatan dini gunung api.

    “Upaya mitigasi dan pemantauan akan terus dilaksanakan untuk memastikan keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Ibu,” ujar Kapusdatin BNPB Abdul Muhari, Rabu, (29/1/2025).

    Menurutnya seiring penurunan status ke Level III dan berakhirnya masa SK Tanggap Darurat Erupsi Gunungapi Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, pada 28 Januari 2025, Bupati Halmahera Barat menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Erupsi Gunung Api Ibu No.46/KPTS/I/2025 selama 14 hari yang berlaku sejak tanggal 29 Januari hingga 11 Februari 2025 mendatang.

    “Pemerintah daerah setempat berencana akan memulangkan pengungsi kembali ke rumah masing-masing mulai hari ini,” katanya.

    Satgas Penanggulangan Bencana (Satgas PB) Erupsi Gunung Ibu yang bermarkas di Jailolo mencatat data pengungsi per Selasa (28/1) sebanyak 541 Kepala Keluarga atau 1.425 jiwa.

    Para pengungsi tersebar di sembilan titik lokasi pengungsian.

    “Dalam rangka mempersiapkan pemulangan pengungsi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat akan melakukan beberapa langkah antisipasi antara lain pemeriksaan kesehatan pengungsi, pemeriksaan kondisi/situasi pemukiman masyarakat meliputi sumber air, listrik, dan bangunan, serta pemenuhan kebutuhan dasar selama tiga hari bagi pengungsi yang pulang ke rumah,” katanya.

    Meskipun sudah diperkenankan kembali ke rumah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan tetap mematuhi rekomendasi terkait radius aman yang telah ditetapkan.

    “Masyarakat sekitar Gunung Ibu diharap mewaspadai potensi lahar di sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak gunung berketinggian 1.340 mdpl ini, terutama bila terjadi hujan lebat di bagian puncak,” pungkasnya.

  • Banjir Samarinda Makin Parah, Warga Terdampak Jadi 4.414 Jiwa

    Banjir Samarinda Makin Parah, Warga Terdampak Jadi 4.414 Jiwa

    Samarinda, Beritasatu.com – Ketinggian banjir yang melanda Kota Samarinda, Kalimantan Timur kian parah. Bahkan, saat ini ketinggian banjir telah mencapai 1,7 meter dan nyaris mencapai atap rumah warga, Rabu (29/1/2025) siang. Jumlah warga terdampak banjir pun bertambah menjadi 4.414 jiwa yang tersebar di tiga kelurahan di dua kecamatan.

    Pada pukul 09.00 Wita, ketinggian banjir masih mencapai 1,5 meter. Namun, pada pukul 12.00 Wita, ketinggian banjir kini sudah mencapai 1,7 meter dan nyaris mencapai atap rumah.

    Akibat makin parahnya kondisi banjir di Kota Samarinda, warga korban banjir pun terus bertambah jumlahnya. Bahkan, jumlah warga yang mengungsi ke tempat yang lebih aman pun juga ikut bertambah.

    Berdasarkan data dari posko banjir BPBD Kota Samarinda, jumlah warga yang terdampak banjir dari yang semula hanya 833 keluarga dengan total 2.677 jiwa, kini telah bertambah menjadi 1.235 keluarga dengan total 4.414 jiwa.

    Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda Suwarso mengatakan, debit banjir di Kota Samarinda saat ini memang makin meningkat. Pasalnya, kawasan yang terendam banjir kini juga ikut bertambah, dari yang semula hanya dua kelurahan kini bertambah menjadi tiga kelurahan, yakni Kelurahan Sempaja Timur, Kelurahan Gunung Lingai, dan juga Kelurahan Temindung Permai.

    “Hasil pemantauan di lapangan, hari ini terjadi peningkatan debit air ya, ini tadinya dapur umum tadi malam masih aman sekarang ini sudah terendam di beberapa titik, dan akhirnya warga yang terdampak banjir juga mengalami peningkatan baik di Kelurahan Sempaja Timur, kemudian di Kelurahan Gunung Lingai, sampai ke Kelurahan Temindung Permai,” kata Suwarso kepada Beritasatu.com di posko banjir di Kelurahan Sempaja Timur, Kota Samarinda.

    Menurutnya, data sementara yang telah diterima oleh posko banjir BPBD Kota Samarinda, jumlah warga korban banjir memang telah bertambah menjadi lebih dari 4.000 jiwa. Namun, jumlah itu diperkirakan masih akan terus bertambah mengingat kondisi banjir yang masih terus meningkat.

    BPBD Kota Samarinda memprediksi ketinggian banjir di Kota Samarinda masih akan terus meningkat, mengingat kondisi cuaca hujan deras dengan intensitas tinggi masih akan terus terjadi selama dua hingga tiga hari ke depan.

  • Promo KAI Spesial Imlek 2025: Diskon 50 Persen Tiket Kereta Api untuk Rute Baru, Ini Syaratnya – Halaman all

    Promo KAI Spesial Imlek 2025: Diskon 50 Persen Tiket Kereta Api untuk Rute Baru, Ini Syaratnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggelar program promo diskon spesial Imlek 2025.

    PT KAI memberikan promo diskon tiket kereta api sebesar 50 persen untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang bertajuk ‘Imlek Hoki Dompet Happy.

    Calon penumpang bisa membeli tiket kereta api dengan potongan harga 50 persen hanya untuk pemesan mulai hari ini, Rabu, 29 Januari 2025.

    Tiket kereta api promo KAI Spesial Imlek 2025 dapat pakai untuk keberangkatan pada tanggal 1-6 Februari 2025.

    “Kalian bisa dapatkan promo diskon 50 persen ini di semua channel resmi penjualan tiket kereta api dengan periode pembelian mulai tanggal 29 Januari 2025, berlaku untuk keberangkatan tanggal 1-6 Februari 2025,” tulis Instagram @kai121_, dikutip Rabu (29/1/2025).

    Adapun promo KAI Spesial Imlek 2025 ini hanya berlaku bagi sejumlah rute baru yang akan hadir mulai 1 Februari 2025.

    Lantas, tujuan kemana saja rute yang mendapat diskon tiket promo KAI Spesial Imlek 2025?

    Serta, apa saja syarat dapat diskon 50 persen dari promo KAI Imlek 2025?

    Simak daftar kereta dan syarat untuk dapatkan diskon tiket kereta api promo KAI Spesial Imlek 2025, mengutip Instagram @kai121_ sebagai berikut.

    Daftar KA dan Rute yang Dapatkan Diskon Promo Spesial Imlek 2025

    “Ada promo tiket buat kalian yang ingin merasakan experience perjalanan dengan kereta rute baru: Madiun Jaya, Sancaka Utara, Cakrabuana, Ijen Ekspres, dan Gunungjati, yang akan hadir pada 1 Februari 2025,” tulis KAI.

    1. KA Madiun Jaya

    Rute Madiun – Pasarsenen (PP), Kelas Eksekutif dan Ekonomi.

    2. KA Sancaka Utara

    Rute Surabaya Pasarturi – Solo Balapan – Cilacap (PP), Kelas Eksekutif dan Bisnis.

    3. KA Cakrabuana

    Rute Gambir – Cirebon – Purwokerto (PP), Kelas Eksekutif dan Ekonomi.

    4. KA Ijen Ekspres 

    Rute Ketapang – Malang (PP), Kelas Eksekutif dan Ekonomi.

    5. KA Gunung Jati 

    Rute Gambir – Cirebon – Semarang Tawang Bank Jateng (PP), Kelas Eksekutif dan Ekonomi.

    Syarat dan Ketentuan Promo KAI Spesial Imlek 2025

    1.Pembelian tiket dengan tarif diskon dapat dilakukan melalui seluruh saluran penjualan KAI pada 29 Januari 2025.

    2. Tarif diskon berlaku untuk periode keberangkatan 1-6 Februari 2025.

    3. Diskon tidak berlaku untuk tarif khusus dan tidak dapat digabungkan dengan reduksi atau diskon lainnya.

    4. Tiket dengan tarif diskon dapat dibatalkan dan diubah jadwalnya sesuai dengan aturan yang berlaku.

    5. Promo ini berlaku selama alokasi tiket dengan tarif diskon masih tersedia.

    (Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

  • Terjebak Hujan Deras, Wanita Muda Alami Hipotermia saat Mendaki Gunung Klabat

    Terjebak Hujan Deras, Wanita Muda Alami Hipotermia saat Mendaki Gunung Klabat

    Liputan6.com, Minahasa Utara – Seorang wanita muda dilaporkan mengalami hipotermia atau penurunan suhu tubuh di Pos 12 Gunung Klabat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut. Peristiwa ini terjadi pada, Sabtu (25/1/2025), sekitar pukul 19.20 Wita.

    Pendaki itu diketahui bernama Icha (21), perempuan asal Desa Matungkas, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut. Ia mengalami hipotermia setelah terjebak hujan deras saat di Gunung Klabat bersama enam rekannya.

    Salah satu dari kelompok pendaki tersebut tidak mampu melanjutkan perjalanan dan akhirnya terjatuh sakit di Pos 12 Gunung Klabat. Dua orang rekan korban kemudian turun menuju Pos 6 untuk mencari sinyal telepon guna melaporkan kejadian tersebut.

    Laporan diterima oleh Kantor Basarnas Manado pada pukul 21.50 Wita, yang segera mengerahkan Tim Rescue Basarnas Manado. Tim SAR bergerak menuju lokasi kejadian dan tiba di sana sekitar pukul 22.00 Wita.

    “Korban ditemukan dalam keadaan selamat, meski kondisinya lemah, dan segera dievakuasi,” ungkap Kepala Basarnas Manado George Randang pada, Minggu (26/1/2025).

    Wanita muda itu kemudian diserahkan kepada pihak keluarga yang telah menunggu di lokasi, dengan didampingi dari personel Polsek Airmadidi untuk memastikan proses penyerahan korban ke pihak keluarga.  

    “Peristiwa ini menjadi pelajaran bersama, dan juga menunjukkan pentingnya kewaspadaan dalam melakukan pendakian, terutama menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu,” ujarnya.

    Dia juga menyampaikan terima kasih kepada tim gabungan, serta warga sekitar yang ikut membangun proses evakuasi pendaki tersebut.

     

    Pengungsi Banjir Cilacap Kekurangan Bantuan Makanan