kab/kota: Gunung

  • Jet Tempur AS Jatuh ke Laut di California    
        Jet Tempur AS Jatuh ke Laut di California

    Jet Tempur AS Jatuh ke Laut di California Jet Tempur AS Jatuh ke Laut di California

    Jakarta

    Sebuah jet tempur militer Amerika Serikat jatuh di Pelabuhan San Diego, California, AS. Kedua pilot dilaporkan berhasil keluar dengan selamat.

    Jet tersebut, EA-18G Growler, jatuh ke laut sekitar pukul 10:15 pagi hari Rabu (12/2) waktu setempat, demikian The War Zone melaporkan, dilansir New York Post, Kamis (13/2/2025).

    Jet tersebut jatuh ke laut di lepas pantai Shelter Island, sebuah kawasan yang terletak tepat di seberang teluk dari Pangkalan Udara Angkatan Laut North Island, menurut konfirmasi dari Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan San Diego.

    Kedua pilot selamat setelah keluar dari pesawat menggunakan kursi lontar. Mereka telah dibawa ke rumah sakit terdekat, tetapi masih belum jelas apakah mereka mengalami cedera.

    Jet Growler dilaporkan masih berada di dalam air, sementara rekaman langsung dari pelabuhan menunjukkan sejumlah kapal tanggap darurat berpatroli di area tersebut.

    Kedua pilot dijemput oleh kapal penangkap ikan sewaan yang melihat mereka melontarkan diri dari pesawat yang jatuh, NBC San Diego melaporkan.

    Mereka dalam keadaan sadar saat kapal mencapai mereka.

    Latihan militer berbasis udara yang ekstensif telah berlangsung di California Selatan minggu ini, menurut The War Zone, meskipun tidak jelas apakah penerbangan ini merupakan bagian dari latihan militer tersebut.

    Insiden ini merupakan kecelakaan terbaru Growler senilai US$ 67 juta dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya pada bulan Oktober, Growler EA-18G Angkatan Laut lainnya jatuh di dekat Gunung Rainier di Washington – menewaskan kedua pilot.

    Growler – yang dioperasikan oleh dua pilot – telah diterbangkan oleh Angkatan Laut AS selama 15 tahun terakhir, dan telah digunakan untuk operasi di seluruh dunia.

    “Pesawat EA-18G Growler yang kami terbangkan merupakan teknologi paling canggih dalam Serangan Elektronik di udara dan menjadi garis pertahanan pertama Angkatan Laut di lingkungan yang tidak bersahabat,” kata Angkatan Laut AS tentang jet tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo dan Gresik 13 Februari 2025

    Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo dan Gresik 13 Februari 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, telah menginformasikan terkait prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada hari ini, Kamis (13/2/2025).

    “Kota Surabaya diprakirakan hujan pada pagi hari ini, termasuk di wilayah Sidoarjo dan Gresik,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr..

    Berikut ini informasi lebih lengkap terkait prakiraan cuaca di Surabaya Raya hari ini.

    Cuaca di Surabaya

    Pada Kamis pagi cuaca di Kota Pahlawan diprediksi diguyur hujan secara merata. Mulai dati Kecamatan Wiyung, Bulak, hingga Gunung Anyar. Adapun selebihnya, cuaca cenderung berawan.

    Untuk suhu hari ini, paling rendah mencapai angka 24 dan tertinggi 31 derajat celcius, kelembapan sekitar 69-95 persen, dan kecepatan angin 11 km/jam dari Barat.

    Cuaca di Sidoarjo

    Cuaca di Sidoarjo juga hujan di pagi harinya. Bahkan Kecamatan Porong dan Krembung diprediksi hujan dengan intensitas sedang. Adapun pada siang hingga malamnya tampak berawan dan tidak turun hujan.

    Suhu di sini yaitu terendah 24 derajat celcius dan tertinggi 30 derajat celcius. Sedangkan untuk kelembapannya sekitar 71-98 persen, dan kecepatan angin 11,7 km/jam dari Barat.

    Cuaca di Gresik

    Sama seperti Surabaya dan Sidaorjo, cuaca di Gresik juga tampak diguyur hujan ringan. Bahkan, Kecamatan Dukun, Bungah, dan Sidayu cenderunh hujan pada pagi hingga soang harinya.

    Suhu di sini juga cukup rendah di banding Surabaya dan Sidoarjo, antara lain sekitar 25-29 derajat celcius, kelembapan sekitar 76-91 persen, dan kecepatan angin 18,5 km/jam dari Barat.

    Itulah cuaca di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada hari ini menurut BMKG Juanda. Prakiraan cuaca tersebut mungkin bisa berubah-ubah, sehingga masyarakat dihimbau untuk selalu antisipasi payung atau jas hujan saat berkegiatan di luar ruangan. (fyi)

  • Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat Jadi Salah Satu Daerah Terdingin di Indonesia, Begini Penjelasannya

    Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat Jadi Salah Satu Daerah Terdingin di Indonesia, Begini Penjelasannya

    Tidak heran jika banyak orang menyebut Mamasa sebagai Swiss-nya Sulawesi Barat. Keindahan alamnya yang luar biasa juga menjadikan daerah ini sebagai tujuan populer bagi para fotografer, pecinta alam, dan pendaki gunung.

    Dengan banyaknya bukit dan lembah yang hijau, Mamasa menawarkan pemandangan yang memanjakan mata serta udara segar yang jarang ditemukan di perkotaan. Kondisi suhu yang dingin di Mamasa juga berdampak pada pola hidup masyarakat setempat.

    Penduduk Mamasa terbiasa mengenakan pakaian tebal untuk menghangatkan tubuh, terutama saat malam dan dini hari. Selain itu, mereka juga mengonsumsi makanan dan minuman hangat, seperti teh dan kopi, untuk membantu menjaga suhu tubuh.

    Pertanian di Mamasa pun menyesuaikan dengan kondisi iklimnya, di mana tanaman yang cocok dengan udara sejuk lebih banyak dibudidayakan, seperti sayuran dataran tinggi dan kopi. Kopi Mamasa sendiri cukup terkenal karena cita rasanya yang khas, hasil dari kondisi tanah dan suhu yang mendukung pertumbuhan tanaman kopi berkualitas tinggi.

    Selain itu, masyarakat Mamasa juga masih mempertahankan berbagai tradisi dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun, yang semakin memperkaya daya tarik daerah ini. Sebagai destinasi wisata, Mamasa memiliki banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi.

    Salah satunya adalah permandian air panas di daerah Tawalian, yang sering menjadi tujuan bagi wisatawan yang ingin menikmati sensasi berendam di air hangat di tengah udara dingin pegunungan.

    Selain itu, terdapat juga beberapa spot wisata alam lainnya, seperti air terjun, perbukitan, serta situs budaya yang menggambarkan kehidupan masyarakat Mamasa yang masih kental dengan tradisi leluhur. Rumah adat khas Mamasa, yang dikenal dengan nama Banua Layuk, juga menjadi daya tarik tersendiri.

    Rumah adat ini memiliki arsitektur unik yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakat Mamasa, sekaligus menjadi bukti sejarah yang masih lestari hingga saat ini.

    Dengan suhu yang relatif dingin sepanjang tahun, kawasan ini menjadi alternatif bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi berbeda dari daerah tropis Indonesia yang umumnya panas.

    Selain itu, kekayaan budaya dan keramahan masyarakat setempat semakin menambah daya tarik Mamasa sebagai destinasi wisata yang unik dan berkesan. Bagi siapa saja yang ingin merasakan kesejukan udara pegunungan tanpa harus jauh-jauh ke luar negeri, Mamasa adalah pilihan yang sempurna.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Tim Konservasi Cari Orangutan yang "Nongol" di Lokasi Tambang dan Bangunan Kosong
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        12 Februari 2025

    Tim Konservasi Cari Orangutan yang "Nongol" di Lokasi Tambang dan Bangunan Kosong Regional 12 Februari 2025

    Tim Konservasi Cari Orangutan yang “Nongol” di Lokasi Tambang dan Bangunan Kosong
    Tim Redaksi

    SAMARINDA, KOMPAS.com
    – Kelestarian orangutan kembali menjadi perhatian publik setelah dua orangutan diduga terlihat di lokasi tambang dan bangunan kosong.
    Kasus ini viral di media sosial dan mendorong
    Centre of Orangutan Protection
    (COP) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur untuk segera turun tangan melakukan pencarian dan penyelamatan.
    Upaya Penyelamatan Orangutan
    Manajer Area Kalimantan COP, Satria Wardana, menjelaskan bahwa pihaknya telah memiliki program khusus dalam menjaga kelestarian orangutan.
    “Kami melakukan patroli lapangan, punya
    forest school
    di Labanan untuk melatih orangutan kembali hidup di habitat alami, serta pusat rehabilitasi di Kampung Tasuk, Gunung Tabur, yang fokus pada penanganan medis dan rehabilitasi,” ungkapnya, Selasa (11/2/2025).
    Satria menambahkan, salah satu tantangan terbesar dalam konservasi adalah mengembalikan orangutan yang pernah dipelihara manusia ke habitat aslinya.
    “Indikator utama keberhasilan kami adalah kemampuan orangutan membuat sarang di alam. Kalau mereka sudah bisa, itu jadi penilaian kami untuk pelepasliaran,” jelasnya.
    Ia juga menekankan pentingnya dukungan masyarakat lokal dalam menjaga keberlanjutan program konservasi ini.
    Tim Konservasi Lakukan Pencarian di Lokasi Tambang
    Merespons laporan keberadaan dua orangutan di lokasi tambang dan bangunan kosong, BKSDA Kaltim bersama COP segera turun ke lapangan untuk melakukan pencarian.
    Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Kaltim, Dheny Mardiono, mengungkapkan bahwa tim sudah bergerak selama empat hari terakhir, meskipun hingga kini orangutan tersebut belum ditemukan.
    “Kami mendapat info ada di lokasi tambang dan bangunan kosong. Selama empat hari terakhir, tim terus mencari, meskipun hingga kini belum ditemukan,” ujar Dheny, Rabu (12/2/2025).
    Jika orangutan berhasil ditemukan, langkah pertama yang akan dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan melalui rapid assessment sebelum memindahkan mereka ke lokasi yang lebih aman.
    “Jika tidak sesuai standar, rehabilitasi akan dilakukan. Kami bekerja sama dengan dua NGO utama, yaitu COP dan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF),” tambah Dheny.
    Sinergi antara BKSDA, COP, dan NGO lainnya menjadi bukti
    penyelamatan orangutan
    terus menjadi prioritas meskipun menghadapi tantangan besar.
    Satria berharap perhatian masyarakat terhadap konservasi orangutan dapat terus meningkat, karena tanpa dukungan masyarakat, upaya penyelamatan satwa liar akan semakin sulit.
    “Kami berharap lebih banyak orang peduli dengan konservasi, karena menjaga orangutan berarti menjaga ekosistem kita sendiri,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anggaran Dipangkas 42,4%, Wamen ESDM: Tidak Mengganggu!

    Anggaran Dipangkas 42,4%, Wamen ESDM: Tidak Mengganggu!

    Jakarta

    Anggaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dipangkas sebesar Rp 1,65 triliun menjadi Rp 2,25 triliun. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung memastikan kegiatan rutin operasional di ESDM tetap berjalan.

    Yuliot mengatakan pihaknya dapat menggunakan dana yang bersumber dari penerimaan Badan Layanan Umum (BLU) dan juga penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Dia memastikan efisiensi anggaran ini tidak mengganggu jalannya program serta kegiatan di ESDM.

    “Ya kita kan BLU dan PNBP. Jadi, kita akan optimalisasi untuk pelaksanaan kegiatan di ESDM. Tidak akan mengganggu. Jadi kegiatan rutin operasional tetap berjalan,” kata Yuliot saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2025).

    Saat ditanya lebih lanjut dampak kepada pemantauan aktivitas gunung api, Yuliot hanya menyebut kegiatan yang bersifat rutinitas tetap dilakukan. Sebagai informasi, anggaran Badan Geologi dipangkas sebesar Rp 193 miliar dari sebelumnya Rp 488 miliar.

    “Ya kita berdoa bersama supaya gunung api ga ada yang aktif. Mungkin dengan adanya kegiatan sudah kita laksanakan selama ini yang sifatnya rutinitas tetap dilakukan. Jadi nanti kita assessment internal,” imbuh Yuliot.

    Pagu anggaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dipangkas sebesar Rp 1,65 triliun atau 42,4% dari total pagu anggaran 2025 Rp 3,91 triliun. Dengan begitu, pagu anggaran Kementerian ESDM hanya Rp 2,2 triliun.

    “Berdasarkan Surat Menteri Keuangan besaran efisiensi di Kementerian Energi dan Mineral sebesar 1,66 triliun atau 42,4 persen dari pagu anggaran 2025 sebesar Rp 3,91 triliun. Efisiensi di ESDM telah dilakukan penelaahan dan juga untuk acuan pelaksanaan Inpers sebesar Rp 1,65 triliun, meliputi belanja sumber dana rupiah murni sebesar Rp 1,3 triliun belanja yang bersumber PNBP sebesar Rp 139 miliar, belanja BLU Rp 216 miliar,” kata Yuliot di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2025).

    (rrd/rrd)

  • Penasaran soal Situs Gungung Padang, Fadli Zon: Kalau Perlu Undang Ahli Luar

    Penasaran soal Situs Gungung Padang, Fadli Zon: Kalau Perlu Undang Ahli Luar

    Jakarta

    Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengakui masih membutuhkan penelitian mendalam lanjutan untuk menggali lebih dalam serta informasi valid dari keberadaan Situs Gunung Padang yang ada di Cianjur, Jawa Barat. Bahkan menurut Fadli, tidak menutup kemungkinan hal ini dilakukan dengan melibatkan ahli dari luar negeri.

    “Kalau saya sebagai orang awam sifat keingintahuannya sangat common sense yakni tempat itu apa, dan kapan dibuatnya. Sebenarnya ini yang kita ingin dengar dari 6 narasumber kita,” kata Fadli, dalam keterangan tertulis, Rabu (12/2/2025).

    Hal itu disampaikan Fadli dalam Diskusi Publik bertema ‘Melihat Kembali Nilai-nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: Suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan’, yang digelar Kemenbud di Graha Gedung A Lantai 3 Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di Jakarta, hari ini. Diskusi ini diikuti oleh 250-an peserta yang terdiri dari berbagai elemen baik peneliti, akademisi, pemerintah, ikatan profesi, jurnalis, dan komunitas.

    Diskusi ini mencoba untuk memperlihatkan bagaimana nilai-nilai penting Gunung Padang sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional dapat menjadi suatu stimulan dalam upaya Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Cagar Budaya. Diskusi ini juga bertujuan untuk mempublikasikan nilai penting termutakhir berdasarkan penelitian terkini oleh para ahli di Gunung Padang.

    “Kita masih dalam tahap early stage, tahap awal penelitian, tentu kalau kita lakukan riset lebih lanjut terhadap Gunung Padang ini perlu adanya kolaborasi dengan banyak lembaga, pihak dan ahli-ahli diperlukan juga mengundang ahli dari luar untuk melakukan riset megalitik Gunung Padang,” ungkap Fadli.

    Fadli juga menekankan pentingnya forum diskusi antar para ahli, pemerintah, dan pihak terkait untuk mencari solusi upaya penelitian lebih lanjut sekaligus pelestarian situs tersebut kepada para peserta yang terdiri dari sejumlah kementerian dan juga lembaga masyarakat seperti Kemenko PMK, Setditjen DPR RI, Kemenpar RI, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Perkumpulan Ahli Arkeologi (IAAI), Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), hingga Komunitas Forum Masyarakat Peduli Gunung Padang dan sejumlah mahasiswa. Fadli berharap diskusi ini menghasilkan sintesa bagi jawaban-jawaban yang ditunggu oleh masyarakat tentang situs Gunung Padang.

    Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan dalam laporannya menyampaikan diskusi ini bertujuan untuk mewacanakan upaya keberlanjutan penelitian terhadap Situs Gunung Padang. Restu menyebut diskusi ini untuk mendiskusikan secara komprehensif terobosan baru bagaimana arah dan kelanjutan Situs Gunung Padang karena ini memerlukan usaha dan kerja sama untuk mewujudkannya.

    Situs Gunung Padang ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 023/M/2014. Menurut salah satu narasumber diskusi Arkeolog Junus Satrio Atmodjo, situs Gunung Padang merupakan tinggalan budaya megalitik berupa punden berundak yang tersusun dari batuan kekar kolom berbentuk balok dengan lima teras berundak.

    “Situs ini memiliki lima teras yang disusun bertingkat, bangunan ini digunakan untuk memuja nenek moyang, di mana konsepnya merupakan teras bertingkat,” ujar Junus.

    Selain itu pada diskusi situs Gunung Padang juga disampaikan paparan oleh narasumber lainnya, yaitu: Dr Taqyuddin, memaparkan bagaimana nilai-nilai penting Gunung Padang sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional dapat menjadi suatu stimulan dalam upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya. Dengan demikian, Gunung Padang dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang sebagai bukti kejayaan peradaban nusantara di masa lampau.

    Setelahnya, Prof Ris Dr Sutikno Bronto yang pada kesimpulannya menyampaikan Gunung Padang adalah situs arkeologis dan geologis yang unik, tetapi rentan terhadap bencana alam, sehingga perlu perhatian khusus dalam pelestariannya. Pembicara berikutnya Prof Dr Danny Hilman Natawidjaja menyebutkan hasil penelitiannya bahwa semua lapisan batuan kolom di bagian atas bukit Gunung Padang disusun oleh manusia dan tidak ada yang alamiah.

    Kemudian pembicara berikutnya, Dr Lutfi Yondri, menyampaikan perlunya penelitian berkelanjutan dilakukan untuk mengungkapkan lebih banyak tentang situs ini dan mengembangkan potensi pariwisata yang dapat mendukung ekonomi lokal dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Pembicara terakhir, Dr Ali Akbar menyebutkan hasil uji laboratorium dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mendukung usia situs yang mencapai ribuan tahun.

    Menurut Ali, situs ini memiliki makna spiritual dan historis, yang mengarah pada kemungkinan Gunung Padang bukan hanya struktur alami tetapi juga dibentuk oleh manusia.

    (prf/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Gunung Padang Dibantah Ilmuwan Barat, Arkeolog: Mereka Tak Bisa Membayangkan

    Gunung Padang Dibantah Ilmuwan Barat, Arkeolog: Mereka Tak Bisa Membayangkan

    Jakarta

    Situs Gunung Padang dibantah sejumlah ilmuwan barat menjadi potensi piramida tertua di dunia. Menanggapi itu, arkeologi Indonesia mencoba menilai dari sudut pandang lain.

    “Ya, karena mereka memang nggak bisa membayangkan saja. Pada dasarnya kan mereka ingin juga ikut melakukan penelitian,” ujar Dr Ali Akbar Arkeolog dari Universitas Indonesia yang meneliti langsung situs Gunung Padang.

    “Dan itu tadi Menteri bilang, kalau dari ada peneliti asing atau peneliti lain yang mau ikut silahkan saja, dan kalau saya pribadi juga silahkan-silahkan aja gitu. Supaya semakin objektif penelitiannya,” lanjutnya melalui sambungan telepon, Selasa (11/2) dengan detikINET.

    Sejauh ini, belum ada kerja sama dengan pihak asing. Namun, Dr Ali Akbar mengatakan sebenarnya respons para peneliti cenderung banyak yang mendukung. Dia pun sering diundang untuk memberi kuliah umum di berbagai negara seperti Inggris, China, hingga Korea Selatan.

    “Jadi mereka apresiasi dan menunggu. Ada juga peneliti Amerika dan Belanda datang secara khusus, pengen lihat situsnya, kemudian minta saya nemenin mereka lihat situsnya. Terus mereka lihat bahwa ini memang keren ini situsny. Kita tunggu saja kalau pemerintah bilang mau buka gitu ya, silahkan. Siapa yang datang, kita terima dengan tangan terbuka,” tekannya.

    Dari wawancara ini, Dr Ali Akbar pun menjabarkan bahwa perhatian dari pemerintah, terutama Kementerian Kebudayaan, sangat besar. Dr Ali Akbar optimis dengan komitmen mereka bersama untuk meneruskan penelitian situs Gunung Padang hingga ke tahap pemugaran.

    “(Sejauh ini — red) belum ketahuan sebenarnya apa kira-kira kendalanya. Tapi kalau saya pribadi, ini kan situsnya luas, sebagian lahannya dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah pusat, sebagian lagi ada oleh pemerintah provinsi, sebagian lagi pemerintah kabupaten. Karena itu rencananya ya, kalau saya pribadi akan beraudiensi dengan para gubernur dan bupati untuk menyampaikan ya sosialisasi hasil-hasil riset,” terangnya.

    Penelitian soal Gunung Padang memang menarik. Sebab, jika pada akhirnya didapatkan bukti yang cukup bahwa ini adalah bukti peradaban tertua di dunia, sejarah akan berubah. Akan tetapi, Dr Ali Akbar berpendapat semakin banyak juga bukti lain bahwa ditemukan peradaban tua di Indonesia.

    “Sebenarnya kita ini beberapa tahun terakhir ini sudah cukup dikejutkan ya, dengan adanya peradaban atau kebudayaan-kebudayaan tua di Indonesia. Ada penemuan Homo Floresiensis di Flores, itu bikin kaget dunia tuh waktu itu. Dengan adanya kejutan-kejutan peradaban begitu, mudah-mudahan yang berikutnya umat manusia akan siap ada kejutan peradaban berikutnya di situs Gunung Padang,” harapnya.

    (ask/rns)

  • Rabu Pagi, Gunung Semeru Alami Erupsi Beberapa Kali

    Rabu Pagi, Gunung Semeru Alami Erupsi Beberapa Kali

    Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali mengalami erupsi pada Rabu Pagi (12/2/2025). Meski demikian, aktivitas masyarakat di kawasan lereng Gunung Semeru berjalan normal.

    Berdasarkan laporan dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, gunung yang mempunyai ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu tercatat enam kali erupsi sejak puluk 00.07 WIB hingga 08.11 WIB.

    “Telah terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu 12 Februari 2025, pukul 05.38 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 meter di atas permukaan laut,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto Rabu (12/2/2025).

    Kata dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

    Secara berurutan, erupsi Gunung Semeru pertama kali terjadi pada pukul 00.07 WIB, kemudian pukul 01.24 WIB, selang beberapa menit erupsi kembali pada pukul 01.33 WIB, kemudian pukul 05.35 WIB, pukul 05.38 WIB, dan pukul 08.11 WIB juga kembali erupsi.

    Liswanto menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

    Di luar jarak tersebut, lanjut dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

  • Apple Maps Bakal Tiru Google, Ubah Nama Teluk Meksiko jadi Teluk Amerika

    Apple Maps Bakal Tiru Google, Ubah Nama Teluk Meksiko jadi Teluk Amerika

    Bisnis.com, JAKARTA — Apple Maps segera mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, mengikuti perubahan serupa yang dilakukan oleh Google minggu ini, untuk mematuhi perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump yang secara resmi mengubah nama tersebut.

    Laporan Bloomberg, Rabu (12/2/2025), menyebut pengguna Apple yang berbasis di AS dapat melihat “Teluk Amerika” secepatnya pada hari Selasa, dan perusahaan akan segera meluncurkan nama tersebut kepada pengguna di negara lain.

    Pengguna Google Maps di seluruh dunia sudah melihat nama terpisah, “Teluk Meksiko (Teluk Amerika)” saat melihat perairan tersebut, sedangkan pengguna Meksiko dan Amerika melihat nama negara masing-masing.

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengirim surat kepada Google yang meminta perusahaan tersebut untuk mempertimbangkan kembali penggantian nama teluk tersebut. Namun, Apple dan Google tampaknya mengikuti perintah dari presiden AS yang sedang menjabat.

    Sementara itu, mengutip laporan Al Jazeera, Google menyatakan bahwa nama teluk yang ditampilkan di aplikasinya akan bergantung pada lokasi pengguna. Pengguna Google Maps di AS akan melihat nama “Teluk Amerika”, sementara pengguna di Meksiko tetap akan melihat “Teluk Meksiko”.  

    “Pengguna di negara lain akan melihat kedua nama tersebut,” tulis Google dalam sebuah pernyataan yang dikutip pada Selasa (11/2/2025).  

    Google sebelumnya telah mengumumkan rencana perubahan ini dalam unggahan di platform X bulan lalu. Perusahaan menjelaskan bahwa penyesuaian tersebut mengacu pada Geographic Names Information System (GNIS), sebuah basis data yang dikelola oleh US Geological Survey.  

    Dalam unggahan yang sama, Google juga menyatakan akan mengganti nama Gunung Denali di Alaska menjadi Gunung McKinley, mengikuti nama mantan Presiden AS William McKinley. Perubahan ini akan dilakukan setelah pembaruan resmi dalam basis data pemerintah, sesuai dengan perintah eksekutif Trump.  

    Trump menandatangani keputusan tersebut hanya beberapa jam setelah dilantik pada 20 Januari 2025, dengan alasan bahwa perubahan nama ini merupakan bentuk penghormatan terhadap “keagungan Amerika.”  

    Gunung Denali, puncak tertinggi di Amerika Utara, awalnya diberi nama oleh masyarakat adat Koyukon Athabascan. Pemerintah AS mengubahnya menjadi Gunung McKinley pada tahun 1917 untuk menghormati Presiden McKinley, yang tewas akibat pembunuhan pada tahun 1901.  

    Pada tahun 2015, pemerintahan Presiden Barack Obama mengembalikan nama gunung tersebut menjadi Denali menjelang kunjungannya ke Alaska.  

    Keputusan Trump untuk mengubah nama berbagai fitur alam ini menuai kritik dari kelompok masyarakat adat di Alaska. 

    Sementara itu, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum secara sarkastik menyarankan agar Amerika Utara diganti namanya menjadi “Mexican America”, merujuk pada salah satu dokumen bersejarah negara tersebut.

  • Gunung Dukono Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik 1.100 Km ke Arah Timur

    Gunung Dukono Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik 1.100 Km ke Arah Timur

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gunung Dukono di Halmahera Barat Maluku Utara kembali erupsi pada Rabu (12/2/2025), pukul 09.42 WIT. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Dukono teramati mencapai 1.100 meter di atas puncak, atau sekitar 2.187 meter di atas permukaan laut.

    Kolom abu erupsi Gunung Dukono teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.

    Menurut Laporan dari Petugas Pos Pantau Gunung Dukono Bambang Sugiono, masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Dukono dilarang beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 km.

    “Direkomendasikan agar masyarakat selalu pakai masker,” katanya menurut keterangan tertulis.

    Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.

    Sepanjang 20205, Gunung Dukono tercatat sudah meletus sebanyak 6 kali. Hingga hari ini, Rabu (12/2/2025), pukul 10.37 WIB, Gunung Dukono masih berstatus Waspada (Level II).