kab/kota: Gunung

  • Pihak Sekolah Kenang Lilie dan Elsa yang Punya Hobi Daki Gunung sejak SMA
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 Maret 2025

    Pihak Sekolah Kenang Lilie dan Elsa yang Punya Hobi Daki Gunung sejak SMA Surabaya 4 Maret 2025

    Pihak Sekolah Kenang Lilie dan Elsa yang Punya Hobi Daki Gunung sejak SMA
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Pihak sekolah
    SMAK Santo Albertus
    atau Dempo Kota Malang mengenang dua alumninya, yakni
    Lilie Wijayanti Poegiono
    dan
    Elsa Laksono
    , yang meninggal dunia di
    Puncak Carstensz
    , Pegunungan Jaya Wijaya, Papua Tengah.
    Keduanya sudah menggemari pendakian gunung sejak di sekolah.
    Kepala Sekolah SMAK Santo Albertus, Antonius Sumardi, mengatakan bahwa hobi olahraga dan mendaki gunung sudah digemari mendiang Lilie dan Elsa sejak di bangku SMA.
    “Ada beberapa anak yang punya hobi seperti itu, misal ke Arjuno, Semeru, Panderman, tapi klub gunung kami tidak punya,” kata Antonius, Selasa (4/3/2025).
    Kedua mendiang juga diketahui merupakan teman satu SMP.
    Mereka adalah alumni SMAK Santo Albertus tahun 1984. “Masuknya tahun 1981 dan lulus tahun 1984, itu data pokok yang ada di kami,” katanya.
    Dalam catatan buku induk sekolah, Lilie dan Elsa merupakan teman satu kelas saat duduk di bangku kelas 3 IPA 1.
    Antonius menyampaikan bahwa para alumni angkatan 1984 sudah menggelar doa melalui
    Zoom
    setiap harinya semenjak Lilie dan Elsa meninggal.
    Rencananya, misa bakal digelar di SMA Dempo saat tujuh hari keduanya meninggal. “Angkatan mereka tiap hari doa lewat Zoom yang diikuti 200-an peserta,” katanya.
    Antonius mengatakan, pihaknya menerima kabar kematian Lilie dan Elsa dari para alumni.
    “Kami tahu dari alumni yang mengabarkan bahwa keduanya meninggal saat mendaki di Carstensz itu,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kemensos Gelontorkan Rp2,09 Miliar untuk Warga Terdampak Banjir Jakarta, Bogor, dan Bekasi

    Kemensos Gelontorkan Rp2,09 Miliar untuk Warga Terdampak Banjir Jakarta, Bogor, dan Bekasi

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Sosial (Kemensos) telah menggelontorkan dana bantuan senilai Rp2,09 miliar bagi warga terdampak banjir di Jakarta, Kabupaten Bogor, dan Kota Bekasi. 

    Mengutip keterangan resmi Kemensos pada Selasa (4/3/2025), Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menuturkan pihaknya telah menyalurkan bantuan dan mendirikan dapur umum pada area-area terdampak banjir.

    Untuk penanganan banjir di Jakarta, tutur Gus Ipul, Kemensos telah menggulirkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar senilai Rp815,5 juta.

    “Bantuan tersebut berupa 35.000 paket makanan siap saji, 2.500 paket lauk pauk siap saji, 600 lembar kasur, 600 lembar selimut, dan 300 paket kids ware,” katanya. 

    Gus Ipul melanjutkan, Kemensos juga mengirimkan bantuan berupa 500 paket makanan siap saji, 500 paket lauk pauk, 100 lembar kasur, 100 lembar tenda gulung, 150 selimut, 150 paket kids ware dan 150 paket family kit bagi korban terdampak banjir di Kabupaten Bogor pada Senin (3/3/205). 

    Adapun, total bantuan tahap pertama itu mencapai Rp308,5 juta. Kemudian pada Selasa (4/3/2025), Gus Ipul menyebut Kemensos kembali menggulirkan bantuan kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Bogor, tepatnya ke Desa Bojongkulur Gunung Putri.

    “Bantuan yang diserahkan berupa 2.000 paket makanan siap saji, 200 paket kids ware, 300 lembar selimut, 200 lembar kasur dan 100 paket family kit. Total bantuan tahap kedua untuk Kabupaten Bogor mencapai Rp 451,1 juta,” jelasnya.

    Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini turut menyampaikan Kemensos telah memberikan bantuan pada warga terdampak banjir di Kota Bekasi. Bantuan ini berupa 2.000 paket makanan siap saji, 100 paket kids ware, 200 lembar selimut, dan 100 lembar kasur. 

    “Tak hanya bantuan, kami juga mengirimkan perahu karet untuk membantu proses evakuasi, 3 unit perahu karet beserta mesin untuk membantu proses evakuasi yang masih berjalan,” pungkasnya.

  • Banjir Jabodetabek, Kemensos Dirikan Dapur Umum hingga Gelontor Rp2,098 M Bantuan

    Banjir Jabodetabek, Kemensos Dirikan Dapur Umum hingga Gelontor Rp2,098 M Bantuan

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyalurkan berbagai bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang terdampak banjir di kawasan Jakarta, Kabupaten Bogor dan Bekasi. Bantuan sudah mulai digulirkan sejak Senin 3 Maret 2025 dari Gudang Induk Bekasi.

    “Kami sudah meyalurkan bantuan ke area-area yang terdampak banjir Jabodetabek, khususnya Jakarta, Kabupaten Bogor dan Bekasi. Kami juga dirikan dapur umum,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) usai Safari Ramadhan di Pasrepan, Pasuruan, Selasa 4 Maret 2025.

    Hujan deras yang mengguyur area Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang (Jabodetabek) memicu meluapnya sungai yang merendam berbagai area pemukiman. Di antaranya, beberapa area yang terdampak cukup parah ada di Jakarta, Kab. Bogor, dan Bekasi.

    Total bantuan hingga Rp2,098 M

    Untuk membantu penanganan banjir di Jakarta, Kemensos telah menggulirkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar senilai Rp815,5 juta. Bantuan tersebut berupa 35.000 paket makanan siap saji, 2.500 paket lauk pauk siap saji, 600 lembar kasur, 600 lembar selimut, dan 300 paket kids ware.

    Selain itu, Kemensos juga mengirimkan bantuan berupa 500 paket makanan siap saji, 500 paket lauk pauk, 100 lembar kasur, 100 lembar tenda gulung, 150 selimut, 150 paket kids ware dan 150 paket family kit bagi korban terdampak banjir di Kabupaten Bogor Senin 3 Maret 2025. Total bantuan tahap pertama untuk warga terdampak banjir Kab. Bogor mencapai Rp308,5 juta.

    Selasa 4 Maret 2025, Kemensos kembali menggulirkan bantuan kepada warga terdampak banjir di Kab. Bogor. Kali ini, bantuan diserahkan ke Desa Bojongkulur Gunung Putri, Kab. Bogor.

    Kemensos menyalurkan berbagai bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang terdampak banjir di kawasan Jakarta, Kabupaten Bogor dan Bekasi.

    Adapun bantuan yang diserahkan berupa 2.000 paket makanan siap saji, 200 paket kids ware, 300 lembar selimut, 200 lembar kasur dan 100 paket family kit. Total bantuan tahap kedua untuk Kab. Bogor mencapai Rp451,1 juta.

    Kota Bekasi pun tak luput dari banjir merendam beberapa wilayah pemukiman. Karenanya, Kementerian Sosial mengirimkan 2.000 paket makanan siap saji, 100 paket kids ware, 200 lembar selimut dan 100 lembar kasur. Tak hanya bantuan, Kemensos juga mengirimkan perahu karet untuk membantu proses evakuasi.

    “Kami juga mengirimkan 3 unit perahu karet beserta mesin untuk membantu proses evakuasi yang masih berjalan,” kata Gus Ipul.

    Bantuan bagi Kota Bekasi dengan nilai total Rp523 juta itu telah dikirimkan pada Selasa 4 Maret 2025 dari Gudang Pusat Bekasi ke Kecamatan Jatiasih, Bekasi. Adapun total bantuan bagi warga terdampak banjir di Jakarta, Kab. Bogor, dan Kota Bekasi senilai Rp2,098 M.

    “Melalui bantuan tersebut, diharapkan kebutuhan dasar warga terdampak dapat terpenuhi, khususnya di masa darurat bencana,” ujarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Heboh Kasus Korupsi di Pembuka Tahun 2025: Pertamina hingga LPEI

    Heboh Kasus Korupsi di Pembuka Tahun 2025: Pertamina hingga LPEI

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia digemparkan dengan sejumlah kasus korupsi di pembuka 2025 yang baru seumur 62 hari atau sekitar dua bulan.

    Kasus-kasus korupsi yang diduga merugikan negara hingga triliun rupiah menyita perhatian hingga memicu amarah publik. 

    Pengungkapan kasus-kasus tersebut pun turut mewarnai perjalanan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming yang juga baru seumur jagung. Enam bulan pun belum sampai. 

    Kasus korupsi tersebut ditangani oleh penegak hukum, yaitu Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Berikut daftar kasus korupsi yang terjadi pada awal 2025

    1. Korupsi Pertamina 

    Belakangan ini, kasus tata kelola minyak mentah PT Pertamina (Persero) paling banyak menyita perhatian publik. Selain kerugian negaranya yang bernilai fantastis.

    Modus yang diduga digunakan oleh para tersangka dalam melawan hukum turut memantik kemarahan publik.

    Kasus dugaan korupsi pada tata kelola minyak mentah itu ditangani oleh Jampdisus Kejaksaan Agung (Kejagung). Periode dugaan korupsi itu pun terjadi pada 2018-2023, di mana para tersangka diduga melakukan perbuatan melawan hukum pada tata kelola impor minyak mentah.   

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar menyebut angka kerugian keuangan negara pada kasus tersebut ditaksir mencapai Rp193,7 triliun untuk 2023 saja. 

    Kerugian itu bersumber dari lima komponen. Terbesar adalah biaya subsidi BBM dari APBN yang dikeluarkan saat pemenuhan minyak dalam negeri berasal dari produk impor yang melawan hukum. Nilainya mencapai Rp126 triliun. 

    Harli pun tidak menutup kemungkinan kerugian keuangan negara di kasus tersebut bisa melebihi angka yang saat ini sudah dirilis. Apalagi, Rp193,7 triliun itu hanya angka kerugian yang diduga terjadi pada 2023 saja. 

    “Nah, bagaimana dengan karena tempusnya kan di 2018 sampai 2023. Nah, nanti juga kita akan melihat, mendorong penyidik, apakah bisa di-trace [lacak, red] sampai mulai dari tahun 2018 ke 2023 secara akumulasi. Kita juga mengharapkan kesiapan ahli untuk melakukan perhitungan terhadap itu,” ujarnya kepada wartawan beberapa waktu lalu. 

    Atas dugaan korupsi itu, penyidik Jampdisus Kejagung telah menetapkan sembilan orang tersangka.

    Beberapa di antaranya adalah Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan serta anak pengusaha minyak Riza Chalid, yakni beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa Muhammad Kerry Adrianto Riza.

    Selain pengondisian untuk melakukan impor, para tersangka turut diduga mengimpor bensin RON 90 atau lebih rendah namun melakukan pembayaran untuk bensin dengan kualitas lebih tinggi yakni RON 92 atau Pertamax.

    Di sisi lain, para tersangka diduga melakukan blending di Storage/Depo agar bensin tersebut menjadi RON 92.

    “Ada fakta hukum yang diperoleh oleh penyidik terkait bahwa Pertamina Patra Niaga melakukan pembayaran dengan nilai RON 92. Padahal di dalam kontrak itu di bawah 92, katakan RON 88. Artinya, barang yang datang tidak sesuai dengan price list yang dibayar,” ungkapnya.

    Kasus minyak mentah juga saat ini ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni kaitannya dengan kasus mafia migas Petral.

    Beberapa kasus lain yang juga saat ini tengah diusut yakni kasus pengadaan gas alam cair atau LNG hingga digitalisasi SPBU Pertamina. 

    Kasus-kasus di Pertamina itu hanya lapisan atas gunung es dari praktik korupsi yang melibatkan BUMN maupun kementerian/lembaga.

    Pada kurun waktu Februari-Maret 2025 saja, penegak hukum mengungkap kasus dugaan korupsi lainnya dengan nilai kerugian ratusan miliar hingga triliunan rupiah. 

    2. Kredit Fiktif LPEI

    Belum genap 10 hari kasus minyak mentah Pertamina diumumkan Kejagung, KPK pun mengungkap babak baru penyidikan kasus 

    dugaan korupsi pemberian fasilitas kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Senin (3/3/2025).

    Sebanyak lima orang di antaranya direksi LPEI resmi ditetapkan tersangka. 

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, lima orang tersangka itu meliputi di antaranya dua orang Direktur Pelaksana LPEI Dwi Wahyudi (DW) dan Arif Setiawan (AS).

    Kemudian, tiga orang dari salah satu debitur LPEI, PT Petro Energy (PE), yaitu pemilik perusahaan yakni Jimmy Masrin (JM), Direktur Utama Newin Nugroho (NN) serta Direktur Keuangan Susy Mira Dewi Sugiarta (SMD).

    KPK menduga kasus dugaan fraud pemberian kredit ekspor LPEI ke PT PE itu merugikan keuangan negara hingga US$60 juta atau setara kurang lebih Rp900 miliar. 

    Penegak hukum di KPK menduga kredit ekspor itu diberikan LPEI ke PT PE sejak 2015 kendati mengetahui keuangan perusahaan tersebut tidak bagus.

    Current ratio PT PE berada di bawah 1 atau tepatnya 0,86 ketika menerima fasilitas pembiayaan ekspor dari LPEI.

    Sebaliknya, perusahaan energi itu diduga memalsukan berbagai dokumen seperti purchase order, invoice serta kontrak yang dijadikan dasar pengajuan kredit kepada LPEI. 

    Tidak sampai di situ, KPK mengendus terdapat aliran dana berbentuk ‘uang zakat’ yang diterima oleh tersangka direksi LPEI sebesar 2,5% sampai dengan 5% dari kredit yang diberikan ke PT PE.  

    “Dari keterangan yang kami peroleh dari para saksi menyatakan bahwa memang ada namanya uang zakat yang diberikan oleh para debitur ini kepada direksi yang bertanggung jawab terhadap penandatanganan pemberian kredit tersebut,” ungkap Kasatgas Penyidikan yang mewakili Direktur Penyidikan KPK, Budi Sokmo pada konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (3/3/2025). 

    Budi menerangkan bahwa kasus kredit LPEI ke PT PE bukan satu-satunya dugaan fraud yang tengah diusut. Ada total 11 debitur LPEI yang tengah diusut KPK, salah satunya yakni PT PE. 

    Secara keseluruhan 11 debitur LPEI, total potensi kerugian keuangan negara pada dugaan fraud tersebut mencapai Rp11,7 triliun.

    “Total kredit yang diberikan dan jadi potensi kerugaian negara kurang lebih Rp11,7 triliun. Jadi untuk bulan Maret ini KPK telah menetapkan lima orang tersangka, sedangkan 10 debitur lainnya masih penyidikan,” pungkas Budi. 

    Sebagaimana kasus Pertamina, kasus LPEI pun tidak hanya ditangani oleh KPK. Kortas Tipikor Polri pun diketahui tengah mengusut dugaan fraud kredit ekspor yang diberikan Eximbank itu kepada debitur-debitur lain. 

    Masih banyak lagi kasus-kasus rasuah yang kini masih di tahap penyidikan maupun penuntutan, baik ditangani Kejagung, KPK maupun Polri.

    3. Kasus Korupsi Lainnya

    Beberapa di antaranya seperti kasus tata kelola timah di PT Timah Tbk., kasus impor gula, kasus dugaan korupsi di PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., kasus jual beli gas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. atau PGN, kasus akuisisi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan masih banyak lagi. 

    Kasus-kasus rasuah bernilai fantastis belakangan ini semakin banyak terungkap melalui penegak hukum.

    Layaknya berlomba-lomba dalam mengungkap kasus, penegak hukum di Kejagung, KPK hingga Polri yang berwenang mengusut dugaan korupsi secara satu per satu mengungkap praktik korupsi di berbagai institusi milik negara.

    Presiden Prabowo Subianto berulang kali menyampaikan keinginannya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi. Dia kerap membicarakan agar tidak terjadi kebocoran dan penyelundupan.

    “Dengan niat yang baik dengan tekad yang kuat dengan belajar dari semua pengalaman dengan keinginan untuk menegakkan pemerintah yang bersih yang bebas dari korupsi kita yakin dan percaya bahwa kekayaan kita akan dijaga karena kekayaan kita adalah milik anak dan cucu kita,” ujarnya pada peluncuran BPI Danantara, Senin (24/2/2025). 

    PR pemerintahan Prabowo pun sangat besar dalam melakukan pengusutan maupun pencegahan korupsi.

    Saat ini, skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) RI masih berada di 37 atau untuk 2024. Meski, naik tipis dari perolehan 2023 yakni 34, angka itu belum bisa kembali ke perolehan tertinggi yakni 40 di 2019 silam. 

    Pemerintah dalam RPJMN 2025-2029 pun menargetkan agar skor IPK kembali melambung ke skor 43 pada 2029 mendatang. 

    Meski demikian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Transparency International Indonesia atau TII Danang Widoyoko mengingatkan bahwa tindak pidana korupsi bukanlah hanya meliputi kebocoran uang negara atau APBN. 

    Danang menyoroti pesan pemberantasan korupsi Prabowo yang kerap kali hanya fokus pada kebocoran uang negara.

    Padahal, dia menyebut korupsi juga banyak bersinggungan dengan konflik kepentingan. 

    “Presiden Prabowo kurang mengerti atau yang disampaikan kurang lengkap atau barangkali bias. Sehingga yang dipahami korupsi itu adalah uang negara yang bocor. Sehingga kemudian pemberantasan korupsi dilakukan dengan menarik uang-uang yang bocor itu tadi, agar kemudian bisa dipakai untuk program-program pemerintah,” kata Danang. 

  • 9
                    
                        Selamat Jalan Elsa Laksono, Dokter Gigi Pendaki yang Berpulang di Carstensz
                        Megapolitan

    9 Selamat Jalan Elsa Laksono, Dokter Gigi Pendaki yang Berpulang di Carstensz Megapolitan

    Selamat Jalan Elsa Laksono, Dokter Gigi Pendaki yang Berpulang di Carstensz
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di sudut Rumah Duka Carolus, Jakarta Timur, Senin (3/3/2025) malam, aroma bunga segar bercampur suasana yang berkabung.
    Pintu masuk dipenuhi karangan bunga yang berjajar rapi, menyampaikan pesan perpisahan bagi
    Elsa Laksono
    .
    Elsa merupakan seorang pendaki senior yang tidak hanya mencintai gunung, tetapi juga mengabdikan hidupnya untuk menyembuhkan orang lain.
    “Turut berduka cita atas meninggalnya sahabat kami tercinta Drg Elsa Laksono,” begitu salah satu pesan tertulis di antara tumpukan bunga duka.
    Elsa, seorang dokter gigi yang juga petualang sejati, mengembuskan napas terakhirnya di ketinggian ribuan meter.
    Ia “pergi” dalam perjalanan pulang dari Puncak Carstensz, bukan karena menyerah, tetapi karena alam yang dicintai memanggilnya lebih dulu.
    Bersama tim ekspedisi beranggotakan sepuluh orang, Elsa berangkat menaklukkan Carstensz Pyramid, salah satu puncak tertinggi di Indonesia.
    Sejak Rabu (26/2/2025), Elsa dan rekan-rekannya bertolak dari Timika menuju Yellow Valley menggunakan helikopter.
    Perjalanan mendaki dimulai dua hari kemudian, melewati medan menantang, dari bebatuan curam hingga jembatan Tyrollean yang menggantung di ketinggian.
    Hari itu, Puncak Carstensz mereka taklukkan. Namun, di perjalanan turun, tubuh Elsa mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang luar biasa.
    Hipotermia merayap pelan, mengikis setiap tenaga yang tersisa.
    Bersama sahabatnya, Lilie Wijayanti Poegiono, Elsa terus berjuang melawan dingin yang menusuk hingga akhirnya, keduanya harus menyerah pada hukum alam.
    Di basecamp, pemandu pendakian Yustinus Sondegau bergerak cepat membawa pertolongan.
    Sleeping bag, fly sheet, air panas—semua dikerahkan untuk menyelamatkan mereka yang bertahan di ketinggian.
    Namun, Elsa dan Lilie telah pergi lebih dulu, meninggalkan jejak mereka di bebatuan Carstensz, saksi bisu keberanian yang tak pernah padam.
    Senin malam, di Ruang Petrus C, Rumah Duka Carolus, Jakarta, orang-orang yang mencintai Elsa berkumpul.
    Pelukan erat dan air mata menjadi bahasa duka yang tak perlu diucapkan.
    Buket bunga dari berbagai penjuru menghiasi ruangan, mulai dari Alumni Angkatan 84 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti hingga teman-teman sesama pendaki.
    Saat ambulans tiba membawa peti Elsa dari Bandara Soekarno-Hatta, sunyi menyelimuti seketika.
    Petugas rumah duka dengan hati-hati memindahkan peti yang masih dilapisi lakban cokelat itu.
    Ada sesuatu yang menggetarkan dari momen itu, seakan Elsa baru saja kembali dari perjalanan panjangnya, tetapi kali ini, tanpa ransel dan sepatu gunungnya.
    Elsa mungkin telah pergi, tetapi namanya akan tetap hidup di antara mereka yang mencintainya.
    Di antara para pendaki yang akan selalu mengenangnya dalam langkah-langkah mereka menapaki jalur berbatu.
    Elsa pergi di tempat yang ia cintai, di ketinggian yang selalu menjadi rumah bagi jiwanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fakta-fakta Acute Mountain Sickness di Balik Kematian Pendaki Puncak Carstensz

    Fakta-fakta Acute Mountain Sickness di Balik Kematian Pendaki Puncak Carstensz

    Jakarta – Dua pendaki perempuan meninggal dunia saat menaiki Puncak Jaya atau Piramida Carstensz. Keduanya disebut mengalami Acute Mountain Sickness (AMS) saat mendaki sebelum meninggal dunia.

    Puncak Cartenz dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut merupakan puncak tertinggi di Indonesia dan salah satu dari Seven Summits (tujuh puncak tertinggi di tujuh benua). Pada ketinggian seperti itu, tubuh manusia menghadapi berbagai tantangan fisiologis yang dapat berakibat fatal jika tidak dipersiapkan dan ditangani dengan baik.

    Apa Itu Acute Mountain Sickness

    AMS atau Acute Mountain Sickness merupakan kondisi ketika tubuh tidak punya waktu untuk menyesuaikan diri dengan ketersediaan oksigen yang lebih rendah dari atmosfer. AMS dapat menyerang pendaki gunung, pendaki gunung, pemain ski, atau pelancong di dataran tinggi, biasanya di atas 2.400 meter.

    Dokter spesialis kedokteran penerbangan dr Wawan Mulyawan dalam keterangannya kepada detikcom menjelaskan akan terjadi perubahan fisiologis pada tubuh saat berada di ketinggian, utamanya jika lebih dari 3.048 mdpl. Perubahan ini, jika tidak dicermati dengan baik, akan berdampak buruk dan berbahaya bahkan bisa menyebabkan kematian.

    “AMS adalah kondisi paling umum yang dialami pendaki pada ketinggian. Biasanya gejala ringan sudah bisa terjadi di atas ketinggian 2.500 meter, yang akan terus memberat seiring bertambahnya ketinggian,” tulisnya.

    Gejala Acute Mountain Sickness

    Dikutip dari laman Healthline, gejala penyakit gunung akut atau AMS umumnya muncul dalam beberapa jam setelah pindah ke tempat yang lebih tinggi. Gejalanya bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi seseorang. Gejala ringannya meliputi:

    pusingsakit kepalanyeri ototinsomniamual dan muntahmudah tersinggungkehilangan selera makanpembengkakan pada tangan, kaki, dan wajahdetak jantung cepatsesak napas saat beraktivitas fisik

    Kasus yang parah dapat menyebabkan gejala yang lebih parah dan memengaruhi jantung, paru-paru, otot, dan sistem saraf. Misalnya, mengalami kebingungan akibat pembengkakan otak. Seseorang mungkin juga mengalami sesak napas karena cairan di paru-paru.

    Termasuk Kategori Altitude Sickness

    AMS atau penyakit gunung akut merupakan jenis penyakit ketinggian yang paling sering terjadi. Jika tidak terdeteksi, AMS dapat berujung pada dua jenis penyakit ketinggian lainnya yang lebih serius dan berpotensi mengancam nyawa.

    AMS bisa bermanifestasi pada dua kondisi yang lebih serius yakni edema serebral ketinggian tinggi atau high-altitude cerebral edema (HACE), ketika otak mengumpulkan cairan ekstra, membengkak, dan berhenti bekerja dengan baik.

    Penyakit lainnya yakni edema paru ketinggian tinggi atau high-altitude cerebral edema (HAPE), dapat terjadi dengan atau tanpa gejala peringatan yang menandakan penyakit ketinggian. HAPE menyebabkan cairan masuk ke paru-paru.

    (kna/up)

  • Hotman Paris Kritik Ahok Terkait Kasus Korupsi Pertamina, Firdaus Oiwobo: Kok Lu yang Sewot

    Hotman Paris Kritik Ahok Terkait Kasus Korupsi Pertamina, Firdaus Oiwobo: Kok Lu yang Sewot

    “Nah ini baru lawan selevel bang Hotman Paris Hutapea, pemilik gunung dan ribuan profesi,” kata Denny di Instagram pribadinya @dennysiregar (3/3/2025).

    Seperti diketahui, belakangan ini nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendadak ramai jadi perbincangan. Menyusul hebohnya Mega korupsi di Pertamina Patra Niaga.

    Teranyar, pengacara kondang Hotman Paris bahkan meminta Ahok meminta maaf kepada publik atas kasus tersebut.

    Terlepas dari bersalah atau tidak, menurut Hotman, Ahok harus meminta maaf. Pasalnya, saat Mega korupsi itu terjadi, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjabat Komisaris Utama (Komut).

    Sutradara film Sayap-Sayap Patah, Denny Siregar, ikut bersuara terkait pernyataan Hotman Paris Hutapea soal Ahok.

    Denny secara terbuka menyatakan bahwa dirinya lebih percaya pada Ahok dibanding Hotman Paris.

    “Sorry bang Hotman Paris, gua lebih percaya Basuki Tjahaja Purnama,” kata Denny di Instagram pribadinya @denysiregar (2/3/2025).

    Pernyataan ini langsung memicu diskusi panas di kalangan netizen.

    Tidak sedikit yang membela Ahok dengan alasan rekam jejaknya yang dikenal tegas dalam memberantas korupsi.

    Sementara ada juga yang mendukung Hotman Paris sebagai pengacara yang berpengalaman dalam dunia hukum.

    “Kalian (Netizen) lebih percaya siapa?,” tandasnya.

    Sebelumnya, Hotman blak-blakan meminta Ahok untuk mengembalikkan gajinya saat menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.

    “Ini contoh. Apalagi ini megaproyek. Kalau pun kamu tidak tahu atau tidak bersalah,, setidaknya kamu menyatakan turut bersalah atau minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia,” Hotman menuturkan.

  • Kisah Persahabatan Lilie dan Elsa, Punya Misi Khusus Mendaki Carstensz, Meninggal Akibat Hipotermia – Halaman all

    Kisah Persahabatan Lilie dan Elsa, Punya Misi Khusus Mendaki Carstensz, Meninggal Akibat Hipotermia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono punya misi khusus dalam pendakian ke Gunung Carstensz Pyramid, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

    Keduanya ingin memasang plakat bertuliskan nama sahabat mereka, Hanafi Tanoto yang meninggal di Gunung Carstensz setahun lalu.

    Plakat tersebut bertuliskan ‘Perjumpaan tidak pernah berakhir, seperti awan menjadi hujan dan kembali. Persatuanmu kekal, dalam kami dan semesta. Sang Khalik telah menyambutmu. Kau wariskan semangat yang kami teruskan.’

    Misi tersebut berhasil dilakukan dan keduanya telah mencapai puncak Gunung Carstensz.

    Namun, Lilie dan Elsa mengalami hipotermia saat turun dari puncak.

    Keduanya dinyatakan meninggal pada Sabtu (1/3/2025) dan jenazah telah dievakuasi menggunakan helikopter.

    Lilie dan Elsa merupakan sahabat sejak sekolah di SMA Katolik Santo Albertus Malang (SMA Dempo) angkatan 1984.

    Dua wanita berusia 59 itu tergabung dalam komunitas pendaki lansia Kura-Kura Gunung (KKG).

    Meski tak lagi muda, mereka berulang kali melakukan pendakian bersama.

    Penasihat Ikatan Eks Alumni SMA Dempo, Muliawan Margadana, membenarkan Lilie dan Elsa ke Gunung Carstensz untuk mengenang sahabat semasa sekolah.

    Kepergian keduanya pun membawa duka mendalam bagi sahabat dan keluarga.

    ”Kami merasa kehilangan dengan kepergian dua sahabat kami itu. Harapannya, semangat persahabatan dan kebersamaan keduanya hingga ujung usia bisa kami teladani.”

    “Dan, semangat untuk terus berprestasi meski di usia tidak lagi muda selalu menginspirasi kami semua,” ujarnya, Minggu (2/3/2025).

    Pendakian Ditutup Sementara

    Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman, mengatakan penghentian aktivitas pendakian dilakukan untuk mempermudah proses evakuasi.

    “Untuk pendakian sementara dihentikan guna proses evakuasi yang sebelumnya dilakukan oleh tim,” paparnya, Senin (3/3/2025), dikutip dari TribunPapua.com.

    Diharapkan pihak pengelola mengevaluasi prosedur keamanan pendakian agar kejadian serupa tak terulang.

    Tim Basarnas sempat mengevakuasi 13 pendaki dalam keadaan selamat.

    Seluruh pendaki yang selamat telah tiba di basecamp termasuk Fiersa Besari yang ikut dalam pendakian.

    Identitas 8 pendaki yang selamat yakni Indira Alaika, Furky Poegiono, Saroni, Ludy Hadiyanto, 2 warga negara asing (WNA) asal Turki, satu WNA asal Rusia serta Fiersa Besari.

    Sedangkan 5 pemandu yang selamat bernama Nurhuda, Alvin Perdana, Arlen Kolinug, Jeni Dainga dan Ruslan.

    Lilie Wijayanti merupakan warga Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat.

    Ia aktif mendaki sejak sekolah di SMA Katolik Santo Albertus Malang, Jawa Timur.

    Setelah menikah dan memiliki anak, Lilie kembali melanjutkan hobinya mendaki sejumlah gunung.

    Wanita 59 tahun itu aktif di Instagram @mamakpendaki dengan 27 ribu pengikut.

    Suami Lilie, Frigard Harjono, mengatakan istrinya merupakan sosok yang memiliki tekad kuat.

    “Istilahnya kalau kata dia itu berapa pun nilainya begitu akan dia perjuangkan. Dan, saya pun belajar dari dia dalam hal seperti ini, karena saya bukan tipe yang begitu banget,” tuturnya.

    Lilie meninggalkan suami dan dua orang anak yang tinggal di luar negeri.

    “Saya hanya bisa mendoakan sekarang. Semoga selamat evakuasinya, karena kalau selamat dalam hal hidup sebagai manusia sudah enggak, walau tak menutup kemungkinan kuasa Tuhan,” imbuhnya.

    Sebelum mendaki, Lilie sempat melakukan latihan fisik di Citatah, Bandung Barat selama setahun.

    “Saya lihatnya latihannya oke dan peralatannya juga sudah oke hingga kemampuannya cukup. Akhirnya, ya saya katakan silakan,” ucapnya.

    Menurutnya, pendakian ke Gunung Cartenz salah satu impian terbesar Lilie sehingga Frigard memberikan izin.

    “Dia memang sebelumnya sempat meminta izin ke saya. Izinnya sudah lama sebetulnya, karena memang naik ke Puncak Carstensz merupakan cita-citanya yang belum tercapai. Akhirnya, saya perbolehkan,” sambungnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jenazah Pendaki Bandung yang Tewas di Carstensz Diperkirakan Tiba Malam, Suami Jemput ke Jakarta

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunPapua.com/Marselinus Labu Lela) (Kompas.com/Robertus Yewen) (TribunJabar.id/Nazmi)

  • 2 Meninggal, Fiersa Besari Selamat

    2 Meninggal, Fiersa Besari Selamat

    PIKIRAN RAKYAT – Pendakian Gunung Cartenz, salah satu “Seven Summits” yang terkenal dengan tingkat kesulitannya, kembali memakan korban jiwa.

    Dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia akibat hipotermia setelah terjebak dalam cuaca ekstrem. Sementara itu, musisi Fiersa Besari dan rekan-rekannya berhasil selamat dari peristiwa tragis ini.

    Kronologi Kejadian

    28 Februari 2025

    Beberapa tim pendaki, termasuk tim Fiersa Besari dan tim Lilie dan Elsa, melakukan pendakian menuju puncak Cartenz Pyramid.

    Saat melakukan penyeberangan di jembatan tyrollean, beberapa pendaki mulai mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) di area bawah puncak.

    Setelah mencapai puncak, saat perjalanan turun, cuaca ekstrem berupa hujan salju dan suhu sangat dingin melanda kawasan tersebut. Lilie dan Elsa mengalami hipotermia, kondisi di mana suhu tubuh turun drastis.

    Informasi yang didapat dari pendaki Octries Ruslan dan Abdullah yang sudah berhasil turun menyampaikan bahwa, semua sudah di puncak, dan ada 2 orang yaitu Indira dan Saroni terkena gejala AMS di area bawah puncak (teras besar), sedangkan tim tamu dan guide berada sebelum tyrollean.

    Fiersa Besari seorang musisi yang tergabung dalam rombongan pendakian di Puncak Cartensz Pyramid. Istimewa

    1 Maret 2025

    Upaya penyelamatan dilakukan oleh pemandu dan rekan-rekan pendaki. Dawa Gyalje Sherpa, seorang pemandu asal Nepal, melakukan upaya penyelamatan dan menemukan Lilie dan Elsa di Teras Dua.

    Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal dunia akibat hipotermia sekitar pukul 02.07 WIT setelah dievakuasi ke basecamp.

    Tim penyelamat melakukan pertolongan pertama kepada Indira, Alvin, dan Saroni, yang mengalami hipotermia kritis, dan berhasil menyelamatkan nyawa mereka.

    Tim 2 berhasil mengevakuasi jenazah korban atas nama Elsa pada pukul 16.41 WIT.

    2 Maret 2025

    Jenazah Lilie di evakuasi pada dini hari.

    3 Maret 2025

    Fiersa Besari dan rekannya, Furky Syahroni, berhasil tiba kembali di Timika, Papua Tengah, setelah sempat tertahan di basecamp Yellow Valley (YV) akibat cuaca buruk.

    Penyanyi ‘Celengan Rindu’ tersebut dikabarkan akan diterbangkan ke Jakarta hari ini bersama 13 pendaki lain yang selamat. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kapolres Mimika, AKBP Billyandha.

    Ia menyebut, kepulangan para pendaki ke Jakarta difasilitasi oleh Tropic Cartenz yang merupakan sponsor resmi ekspedisi tersebut.

    Sementara untuk dua jenazah pendaki, Elsa dan Lilie juga sudah diterbangkan ke Jakarta menggunakan maskapai Lion Air pukul 10.45 WIT.

    Faktor-Faktor Penyebab

    Perubahan cuaca yang tiba-tiba dan ekstrem, termasuk hujan salju dan suhu sangat dingin, menjadi faktor utama penyebab hipotermia.

    Gejala AMS yang dialami beberapa pendaki memperburuk kondisi mereka dan meningkatkan risiko hipotermia. Kondisi fisik yang tidak prima dan kurangnya persiapan juga dapat menjadi faktor risiko.

    Respon dan Tindakan

    Tim penyelamat dan pemandu melakukan upaya penyelamatan yang heroik dalam kondisi cuaca yang sulit.

    Pihak berwenang dan pengelola Taman Nasional Lorentz melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti kejadian ini.

    Fiersa Besari melalui media sosialnya menjelaskan kronologi kejadian dan menyampaikan rasa dukacita yang mendalam.

    Disclaimer: Informasi ini dihimpun dari berbagai sumber dan dapat mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Pihak berwenang masih melakukan investigasi lebih lanjut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Gejala dan Penyebab Acute Mountain Sickness, Dialami 2 Pendaki Carstensz yang Meninggal

    Gejala dan Penyebab Acute Mountain Sickness, Dialami 2 Pendaki Carstensz yang Meninggal

    JAKARTA – Media sosial dihebohkan dengan kabar dua anggota rombongan pendaki Puncak Carstensz, Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia diduga karena kedinginan atau hipotermia pada Sabtu, 1 Maret 2025.

    Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, mengatakan bahwa keduanya sempat mengalami Acute Mountain Sickness (AMS) pada Jumat, 28 Februari 2025.

    Dilansir dari laman Cleveland Clinic, Acute Mountain Sickness (AMS) adalah kondisi yang menyerang pendaki gunung, pejalan kaki, pemain ski, atau pelancong d tempat ketinggian. Kondisi ini biasanya terjadi di ketinggian sekitar 2.400 meter di atas permukaan. Gejalanya meliputi pusing, mual, sakit kepala, dan sesak napas. Sebagian besar kasus penyakit ini ringan dan bisa sembuh dengan cepat. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini bisa menjadi parah dan menyebabkan komplikasi pada paru-paru atau otak.

    Penyebab

    Di ketinggian yang lebih tinggi, kadar oksigen lebih rendah dan tekanan udara berkurang. Ketika seseorang naik pesawat, berkendara, mendaki gunung, atau bermain ski di ketinggian tinggi, tubuh mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk beradaptasi. Hal ini dapat menyebabkan penyakit ketinggian akut. Tingkat aktivitas fisik juga berpengaruh. Misalnya, mendaki gunung terlalu cepat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini.

    Gejala

    Gejala penyakit ketinggian akut biasanya muncul dalam beberapa jam setelah mencapai ketinggian tinggi dan bervariasi tergantung tingkat keparahannya.

    -Gejala Ringan

    Jika mengalami kasus ringan, gejala yang dapat muncul diantaranya pusing, sakit kepala, nyeri otot, sulit tidur, mual dan muntah, mudah marah, hilang nafsu makan, pembengkakan pada tangan, kaki dan wajah, detak jantung cepat, serta sesak napas saat beraktivitas.

    -Gejala Parah

    Pada kasus yang lebih parah, penyakit ini bisa mempengaruhi jantung, paru-paru, otot, dan sistem saraf. Pembengkakan otak bisa menyebabkan kebingungan, dan penumpukan cairan di paru-paru bisa menyebabkan sesak napas.

    Gejala penyakit ketinggian akut yang parah meliputi batuk, dada terasa sesak, kulit pucat atau berubah warna, kesulitan berjalan atau hilang keseimbangan, serta menarik diri dari interaksi sosial.

    Jika mengalami gejala parah, segera hubungi layanan darurat atau cari bantuan medis secepat mungkin. Penyakit ini lebih mudah diobati jika ditangani sebelum berkembang lebih jauh.

    Risiko penyakit ketinggian akut lebih tinggi jika seseorang tinggal di daerah dataran rendah dan tidak terbiasa dengan ketinggian. Faktor risiko lainnya meliputi:

    – Naik ke ketinggian tinggi dengan cepat

    – Aktivitas fisik berat saat naik ke ketinggian

    – Perjalanan ke tempat dengan ketinggian ekstrem

    – Anemia atau jumlah sel darah merah yang rendah

    – Penyakit jantung atau paru-paru

    – Mengonsumsi obat seperti pil tidur, pereda nyeri narkotika, atau obat penenang yang dapat memperlambat laju pernapasan

    – Pernah mengalami penyakit ketinggian akut sebelumnya

    Jika berencana bepergian ke tempat dengan ketinggian tinggi dan memiliki kondisi di atas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mencegah penyakit ketinggian akut.

    Dokter akan menanyakan gejala, aktivitas, dan riwayat perjalanan. Selama pemeriksaan, dokter kemungkinan akan menggunakan stetoskop untuk mendeteksi adanya cairan di paru-paru. Jika diperlukan, dokter mungkin juga akan melakukan rontgen dada untuk menentukan tingkat keparahan kondisi ini.

    Pengobatan

    Pengobatan penyakit ketinggian akut tergantung pada tingkat keparahannya. Jika ringan, kondisi ini bisa membaik hanya dengan turun ke ketinggian yang lebih rendah. Namun, jika terdapat pembengkakan otak atau penumpukan cairan di paru-paru, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan oksigen.

    Beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit ini antara lain:

    – Acetazolamide, yakni membantu memperbaiki masalah pernapasan

    – Obat tekanan darah

    – Inhaler paru-paru

    – Dexamethasone, mengurangi pembengkakan otak

    – Aspirin untuk meredakan sakit kepala