kab/kota: Gunung

  • Terungkap Penyakit Mbok Yem, yang Mengharuskannya Turun Gunung Lawu Lebih Cepat – Halaman all

    Terungkap Penyakit Mbok Yem, yang Mengharuskannya Turun Gunung Lawu Lebih Cepat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap penyakit yang diderita Mbok Yem, pemilik warung legendaris di puncak Gunung Lawu.

    Perempuan yang memiliki nama lengkap Wakiyem itu kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) Ponorogo, Jawa Timur.

    Ia menjalani perawatan di RSUA Ponorogo sejak Selasa (4/3/2025).

    “Masuk mulai selasa, diantar anaknya yang nomor 2 dan cucunya,” ungkap Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh Arbain, Jumat (7/3/2025), dilansir TribunJatim.com.

    Dari hasil pemeriksaan, Mbok Yem menderita pneumonia.

    “Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak, rontgennya ya pneumonia,” ungkap Arbain.

    Arbain menjelaskan, saat ini, kondisi Mbok Yem sudah berangsur membaik, hanya saja masih dipasangi oksigen.

    Perempuan berusia 82 tahun itu sudah mau makan.

    “Awalnya saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sasak napas,” terangnya.

    “Membaik di sini dibandingkan sebelumnya kondisinya lebih baik.”

    “Sudah bisa diajak komunikasi, tetapi tidak bisa cepat-cepat ngomongnya, kan kalau ngomong cepat sesak,” sambungnya.

    Diketahui, tradisi Mbok Yem turun dari Gunung Lawu biasanya dilakukan jelang hari Raya Idul Fitri.

    Namun, tahun ini, tradisi itu terpaksa dilakukan lebih awal, lantaran kondisi Mbok Yem yang tengah sakit.

    Saat turun gunung, Mbok Yem ditandu oleh beberapa orang secara bergantian pada Selasa.

    Video saat Mbok Yem turun dari Gunung Lawu pun viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok @Akuessa.

    Saat dikonfirmasi, pemilik akun bernama Esa Adi Prasetya itu mengungkapkan, Mbok Yem mengeluh sakit sejak awal Februari 2025.

    Adapun gejala yang dialami Mbok Yem yakni badan lemas dan pembengkakan di kaki.

    “Sudah dari awal Februari kemarin mulai sakit. Tapi Mbok Yem sendiri sulit dibujuk untuk turun.”

     “Akhirnya kemarin mau dibujuk untuk turun, karena memang kondisinya tidak memungkinkan,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kondisi Penjaga Gunung Lawu Mbok Yem Saat Dirawat di RSUA Ponorogo, Terkuak Sakit yang Diderita

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

  • Kondisi Penjaga Gunung Lawu Mbok Yem Saat Dirawat di RSUA Ponorogo, Terkuak Sakit yang Diderita

    Kondisi Penjaga Gunung Lawu Mbok Yem Saat Dirawat di RSUA Ponorogo, Terkuak Sakit yang Diderita

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Pasca turun gunung, pemilik satu-satunya warung yang ada di Gunung Lawu Magetan, Mbok Yem sakit.

    Wakiyem, nama lengkap Mbok Yem dirawat di Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) Ponorogo.

    Mbok Yem masuk ke rumah sakit yang berlokasi di Jalan dr Sutomo Ponorogo, Jalan dr Sutomo, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jatim.

    “Masuk mulai selasa, diantar anaknya yang nomor 2 dan cucunya,” ungkap Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh. Arbain, Jumat (7/3/2025).

    Dari hasil pemeriksaan medis tim dokter RSU Aisyiyah, bahwa pemilik warung dengan lokasi tertinggi di Indonesia ini mengalami pneumonia.

    “Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak, rontgennya ya pneumonia,” kata Bain—sapaan akrab—Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh. Arbain.

    Beberapa hari dirawat, kata dia, saat ini kondisi Mbok Yem sudah membaik.

    Menurut Bain, nenek berusia 82 tahun sudah mau makan.

    “Awalnya, saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sesak nafas,” tegas Bain.

    Menurutnya, saat ini kondisinya membaik dari kondisi awal. Namun, hingga saat ini, kondisi Mbok Yem masih dipasang oksigen

    “Membaik disini dibandingkan sebelumnya kondisinya lebih baik. Sudah bisa diajak komunikasi, tetapi tidak bisa cepat-cepat ngomongnya, kan kalau ngomong cepat sesak,” pungkasnya.

    Sekedar diketahui, Tradisi Mbok Yem turun dari Gunung Lawu biasanya mulai terlihat jelang Hari Raya Idul Fitri. 

    Akan tetapi, pada tahun 2025, tradisi tersebut terpaksa dilakukan lebih awal.

    Sebab, Mbok Yem alias Wakiyem ditandu beberapa orang untuk turun gunung, pada Selasa (4/3/2025), atau lebih tepatnya puasa hari keempat.

    Beberapa pria menandu Mbok Yem alias Wakiyem secara bergantian. Seperti lebaran tahun lalu, Mbok Yem mudik turun gunung dari warungnya, Hargo Dalem Gunung Lawu via Cemorosewu.

  • Ayah Emosi Tahu Anaknya Dikeroyok saat Tadarus, Sesak Napas Berakhir Meninggal, Ini 5 Sosok Pelaku

    Ayah Emosi Tahu Anaknya Dikeroyok saat Tadarus, Sesak Napas Berakhir Meninggal, Ini 5 Sosok Pelaku

    TRIBUNJATIM.COM – Pengeroyokan terjadi pada tiga pelajar di Kampung Bener Kelipah Selatan, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Minggu (2/3/2025) siang.

    Korban diketahui tengah membaca Al Quran di masjid saat kejadian itu berlangsung.

    Mengetahui hal itu, ayah salah satu korban emosi saat mediasi dengan pihak pelaku.

    Tak ayal, emosi tersebut membuatnya pingsan sampai meregang nyawa.

    Tindak kriminal ini sempat viral di media sosial usai diunggah akun Instagram @muslimvox pada Jumat (7/3/2025).

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Dalam video viral itu memperlihatkan sekelompok pemuda masuk ke masjid.

    Mereka langsung melakukan kekerasan kepada 3 pemuda yang berada di dalam masjid tersebut.

    Diketahui ketiga korban itu dikeroyok saat tadarus membaca Al Quran.

    Terlihat korban dipukuli bahkan ditendang di bagian kepala tanpa perlawanan.

    Sontak video aksi pengeroyokan kepada 3 pemuda yang tadarus di Masjid itu memicu beragam reaksi warganet.

    Dari kejadian itu, belakangan diketahui nasib pilu 3 pemuda setelah pengeroyokan tersebut.

    Dikutip dari Serambinews.com, akibat kejadian itu, ayah salah satu korban meninggal dunia setelah mendengar kabar anaknya dikeroyok sekelompok orang di Masjid.

    Ayah korban bernama Armansyah  meninggal dunia saat dilakukan mediasi pada Selasa.

    Diketahui ayah korban itu datang ke tempat mediasi dengan kondisi emosi tak terima anaknya dipukul.

    Setelah meluapkan emosi, ayah korban itu mengalami sesak napas hingga pingsan.

    Ia sempat dibawa ke rumah, namun saat tiba ayah korban itu meninggal dunia diduga kena serangan jantung.

    “Ketika disana tiba-tiba orang tua dari korban tersebut yakni Armanysah mengalami sesak nafas hingga pingsan. Ia sempat dilarikan kerumahnya, tapi sesampai dirumah, Armansyah dikabarkam meninggal dunia,” ujar Kapolsek Bandar, Ipda Gunawan AD, dikutip dari Serambinews.com, Jumay (7/3/2025).

    Meninggalnya ayah korban itu sempat membuat mediasi kedua pihak tertunda.
    
Pihak keluarga pun menerangkan, selama ini Armansyah mengalami sakit jantung.

    Kapolres Bener Meriah melalui Kapolsek Bandar, Ipda Gunawan AD dalam keterangan resminya, Kamis (6/3/2025) membenarkan adanya aksi pengeroyokan tersebut.

    Ia mengungkap pengeroyokan itu terjadi antara sesama pelajar.

    Menurut Ipda Gunawan, dalam kasus pengoroyokan pemuda saat tadarus di Masjid itu ada 5 pelajar yang menjadi terduga pelaku.

    Kelima terduga pelaku di antaranya berinisial YN (16), TA (16), AK (16), RD (16), dan IN (16).

    Diketahui kelimanya merupakan remaja dari Kampung Gunung Musara, Aceh.

    Sedangkan 3 pemuda yang menjadi korban pengeroyokan lima pelajar itu di antaranya Candra (16), Hairul Hadi (16), dan Ikram (16).

    Ketiga korban adalah pelajar dari kampung Kampung Bener Kelipah Selatan, Aceh.

    Sementara ini, Kapolsek Bandar, Ipda Gunawan belum menjelaskan lebih detail terkait motif pengeroyokan tersebut.

    Pasca kejadian itu apara setempat melakukan mediasi perdamaian.

    
Pihaknya pun turut melakukan mediasi dan pendampingan kepada korban agar kasus itu daoat diselesaikan.

    “Jadi terhadap kasus ini sedang proses mediasi, kita berharap dengan viralnya video pengeroyokan tersebut, masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi, kita dari kepolisian tetap melakukan pendampingan.”

    “Kami terus berupaya mencari solusi terbaik agar kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Jika tidak ada kesepakatan, kami mempersilakan pihak keluarga korban menempuh jalur hukum yang berlaku,” paparnya. 

    Warganet Geram

    Video aksi pengeroyokan kepada 3 pemuda saat tadarus di Masjid di Kabupaten Bener Meriah, Aceh ini sempat viral di media sosial.

    Seperti yang terlihat dalam video yang dibagikan akun Instagram @muslimvox, dikutip Jumat (7/3/2025).

    Tak sedikit warganet yang bereaksi geram melihat video aksi nasib pilu 3 pemuda yang jadi korban pengeroyokan oleh remaja lainnya tersebut.

    Warganet juga prihatin karena terduga pelaku pun masih remaja.

    Sejumlah warganet pun menyarankan agar kasus tersebut dibawa ke ranah hukum untuk memberikan efek jera kepada para pelaku.

    Berikut beragam komentar warganet.

    “Enak bener cara kekeluargaan , saya yg buka siapa2 aja pingin banget balas dendam, setan mana itu yg lepas dr neraka ya Allah”

    “Apakah di negara lain ada penjara untuk anak?”

    “Emangnya mereka keluarga? Lagian hukum kekeluargaan berkaitan dengan urusan rumah tangga bukan pemukulan”

    “Gunanya polisi apaan, gunanya dibikin penjara bwt apaan.. Jelas⊃2; dia dipukulin, ngapain pake jalur ke keluargaan, jalur hukum lahhh…”

    “Umur 16 th harusnya udh bisa mikir Musholla bukan tempat anarkis main jagoanbegitu, yg ngeroyok gk bakal tenang hidupnya bikin meninggal orang tua yg gk tau apa2”

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Pedih Hati Dedi Mulyadi, Tak Bisa Menahan Tangis di Puncak Bogor: Yang Beri Izin Siapa?

    Pedih Hati Dedi Mulyadi, Tak Bisa Menahan Tangis di Puncak Bogor: Yang Beri Izin Siapa?

    TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tak bisa menahan kepedihan hatinya.

    Ia pun menangis saat datang ke Puncak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2025). 

    Dedi Mulyadi saat itu melihat kondisi di sekitar puncak Bogor.

    Dedi sedih melihat alih fungsi lahan itu.  

    Menurutnya, fenomena ini telah menjadi pemicu banjir yang terus menerus terjadi di daerah yang dikenal dengan hawa sejuknya.

    Dedi tampak terkejut melihat kerusakan hutan di Gunung Gede Pangrango.

    Ia menyaksikan tanah yang terbelah akibat aktivitas pembangunan.

    Dedi menunjukkan ketidakpuasannya saat melihat pembangunan ekowisata Eiger Adventure Land yang terdiri dari jembatan gantung.

    “Lah, itu sudah ada bangunan ya (jembatan gantung)? Itu yang paling melanggar. Lihat itu terbelah sampai longsor,” katanya sambil menunjuk lokasi jembatan Eiger Adventure Land di Megamendung, Kabupaten Bogor.

    Menurutnya, Eiger Adventure Land merupakan salah satu dari empat lokasi wisata yang disegel karena melanggar regulasi lingkungan.

    Apa Sanksi bagi Pembangunan yang Melanggar?

    Dedi menegaskan bahwa pembangunan wisata jembatan tersebut seharusnya tidak terjadi, mengingat dampaknya terhadap lingkungan.

    “Enggak boleh, harusnya ini (dibangun wisata jembatan). Tempatnya memang bagus begini, tapi kan ada yang terganggu (warga jadi korban). Masak alam kayak gini aja diganggu,” ungkapnya.

    Ia lantas bertanya pada pejabat yang mendampinginya.

    “Yang memberi izin ini siapa?”

    Setelah mendapatkan informasi bahwa izin tersebut dikeluarkan oleh Bupati Bogor sebelumnya, Dedi segera bertanya kepada Bupati Bogor saat ini Rudy Susmanto untuk mendiskusikan langkah-langkah yang perlu diambil oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

    Dedi kemudian meminta rekomendasi untuk mencabut izin pembangunan agar kawasan hutan Puncak Bogor bisa ditata kembali.

     “Terus, Pak Bupati sekarang siapa? Nanti koordinasi KLH ya, minta dievaluasi izinnya dulu,” ujarnya.

    Bagaimana Tindakan yang Diterapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup?

    Dalam situasi tersebut, petugas dari Kementerian Lingkungan Hidup mendekati Dedi di lokasi Eiger Adventure Land.

    “Ini kan udah berizin dikeluarkan bupati (sebelumnya), dari sisi aspek regulasi bisa direkomendasikan untuk dicabut?” tanya Dedi kepada petugas.

    Ia menegaskan bahwa meskipun pembangunan tersebut berizin, kawasan itu seharusnya tidak dirusak, mengingat statusnya sebagai hutan lindung.

    Setelah Dedi bertemu dengan Bupati Bogor Rudy Susmanto, awak media dilarang mendekat karena ada pembicaraan penting di antara mereka.

    Dalam kunjungan kerja yang dilakukan bersama Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Zulkifli Hasan, tujuan utama adalah untuk mengevaluasi kondisi lahan kritis serta menindak perusahaan-perusahaan yang diduga melanggar ketentuan lingkungan.

    Lokasi Mana Saja yang Disegel?

    Selama kunjungan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup secara langsung memimpin penyegelan dan penghentian operasional dari sejumlah perusahaan yang terbukti melanggar persetujuan lingkungan.

    Hanif menyatakan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga keseimbangan ekosistem serta mencegah dampak buruk bagi masyarakat.

     Penyegelan terhadap perusahaan-perusahaan yang melanggar regulasi lingkungan dilakukan di empat lokasi utama, yaitu:

    1. PT Perusahaan Perkebunan Sumber Sari Bumi Pakuan (PPSSBP).

    2. PTPN I Regional 2 Gunung Mas.

    3. PT Jaswita Jabar (Hibiscus Park).

    4. Eiger Adventure Land, Megamendung.

    Di setiap lokasi tersebut, Menteri Lingkungan Hidup bersama tim Deputi Penegakan Hukum Lingkungan memasang papan peringatan.

    Keempat perusahaan tersebut diwajibkan untuk melakukan perbaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang lingkungan. (Kompas.com)

  • Viral Video 3 Bocah Dipukuli dalam Masjid di Bener Meriah, Ayah Korban Meninggal saat Mediasi – Halaman all

    Viral Video 3 Bocah Dipukuli dalam Masjid di Bener Meriah, Ayah Korban Meninggal saat Mediasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Bener Meriah – Tiga pelajar di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, menjadi korban pengeroyokan di sebuah masjid di Kampung Bener Kelipah Selatan, Kecamatan Bener Kelipah, pada Minggu, 2 Maret 2025, sekitar pukul 01.00 WIB.

    Video pengeroyokan yang beredar di media sosial menunjukkan sekelompok orang masuk ke dalam masjid dan menyerang pelajar-pelajar tersebut tanpa perlawanan.

    Kejadian ini menyebabkan salah satu orang tua korban, Armansyah, meninggal dunia setelah mendengar kabar anaknya dikeroyok.

    Menurut Kapolsek Bandar, Ipda Gunawan AD, insiden ini menjadi perhatian banyak pihak setelah video tersebut viral di media sosial.

    Kapolsek mengonfirmasi bahwa lima pelajar yang menjadi terduga pelaku berinisial YN (16), TA (16), AK (16), RD (16), dan IN (16), semuanya berasal dari Kampung Gunung Musara.

    Sementara itu, ketiga korban pengeroyokan adalah Candra (16), Hairul Hadi (16), dan Ikram (16), yang merupakan pelajar dari Kampung Bener Kelipah Selatan.

    Hingga saat ini, Kapolsek belum menjelaskan motif di balik pengeroyokan tersebut.

    Pihak aparat kedua kampung sedang melakukan mediasi untuk mencapai kesepakatan damai.

    Namun, saat mediasi berlangsung pada hari Selasa, Armansyah tiba dalam keadaan emosional dan mengalami sesak napas hingga pingsan.

    Meskipun sempat dilarikan ke rumah, Armansyah dilaporkan meninggal dunia.

    Kapolsek menyatakan bahwa mediasi terpaksa ditunda akibat kejadian tersebut.

    Keluarga Armansyah mengonfirmasi bahwa ia memiliki riwayat penyakit jantung.

    “Kami berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan viralnya video ini. Kami dari kepolisian akan terus melakukan pendampingan dan mencari solusi terbaik agar kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Jika tidak ada kesepakatan, pihak keluarga korban dipersilakan menempuh jalur hukum yang berlaku,” ujar Kapolsek.

    (Tribungayo.com/Bustami)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 5
                    
                        Maximus Tipagau, Putra Lokal yang Berpengalaman Jadi Pemandu untuk Taklukkan Puncak Carstensz
                        Regional

    5 Maximus Tipagau, Putra Lokal yang Berpengalaman Jadi Pemandu untuk Taklukkan Puncak Carstensz Regional

    Maximus Tipagau, Putra Lokal yang Berpengalaman Jadi Pemandu untuk Taklukkan Puncak Carstensz
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com

    Maximus Tipagau
    , seorang guide asal Papua, telah menjadi pemandu bagi banyak
    pendaki internasional
    yang ingin menaklukkan
    Puncak Gunung Carstensz
    .
    Sebagai putra daerah dari
    Suku Moni
    dan bagian dari pemilik wilayah tersebut, Maximus memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi alam di sekitar gunung tertinggi di Indonesia ini.
    Dalam wawancara dengan Kompas.com pada Jumat (7/3/2025), Maximus mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun berperan sebagai pemandu, ia belum pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan kliennya meninggal dunia.
    Ia menekankan pentingnya peran seorang guide memastikan keselamatan dan kesehatan pendaki selama perjalanan.
    “Pengalaman saya selama menjadi guide membawa klien ke Puncak Carstensz belum pernah mengalami kecelakaan, bahkan cuaca yang buruk,” ujarnya.
    Maximus menambahkan bahwa selama ini, alam di sekitar Puncak Carstensz menunjukkan keramahan, memberikan kesempatan bagi pendaki mencapai tujuan mereka dengan aman.
    Ia juga menekankan pentingnya penanganan kesehatan yang cepat dan tepat.
    “Perlu penanganan cepat dengan melihat kondisi para pendaki, sehingga saat berada di Puncak Carstensz perlu makan, bergerak, dan tidak boleh berhenti saat cuaca ekstrem,” ujar Maximus.
    Sebagai anak asli setempat, Maximus memiliki keahlian mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi selama pendakian.
    Ia menyadari betapa pentingnya pengetahuan lokal dalam menghadapi tantangan di medan yang berat.
    Dalam kesempatan tersebut, Maximus juga menyampaikan rasa duka cita atas meninggalnya dua pendaki asal Indonesia, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono.
    “Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan keteguhan dan penghiburan,” tuturnya.
    Maximus terus berkomitmen memberikan pengalaman pendakian yang aman dan memuaskan bagi setiap klien yang ia bawa ke Puncak Carstensz.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7
                    
                        Lihat Jembatan Gantung Wisata di Puncak Bogor, Dedi Mulyadi: Itu yang Paling Melanggar…
                        Bandung

    7 Lihat Jembatan Gantung Wisata di Puncak Bogor, Dedi Mulyadi: Itu yang Paling Melanggar… Bandung

    Lihat Jembatan Gantung Wisata di Puncak Bogor, Dedi Mulyadi: Itu yang Paling Melanggar…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau kawasan
    Puncak
    , Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2025).
    Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi lahan kritis serta menindak tegas perusahaan-perusahaan yang diduga melanggar ketentuan lingkungan.
    Dedi berkunjung bersama sejumlah pejabat. Di antaranya Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan Bupati Bogor Rudy Susmanto. 
    Dalam kunjungan tersebut, Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq secara langsung memimpin penyegelan dan penghentian operasional sejumlah perusahaan yang terbukti melanggar persetujuan lingkungan.
    Dedi dalam tinjauannya, melihat kondisi kawasan Puncak dan sekitarnya. Ia sempat tampak menyeka air mata menganggap parahnya kondisi di Puncak. 
    Ia terlihat kaget saat melihat adanya jembatan gantung yang dibangun untuk ekowisata Eiger Advanture Land di kaki Gunung Gede Pangrango, Megamendung.
    “Lah, itu sudah ada bangunan ya (jembatan gantung)? Itu yang paling melanggar. Lihat itu terbelah sampai longsor,” kata Dedi sambil menunjuk tempat wisata jembatan Eiger Adventure Land, Megamendung, Kabupaten Bogor.
    Eiger Adventure Land ini termasuk satu dari empat tempat wisata yang disegel karena melanggar regulasi lingkungan.
    “Nggak boleh, harusnya ini (dibangun wisata jembatan). Tempatnya memang bagus begini, tapi kan ada yang terganggu (warga jadi korban). Masak alam kayak gini aja diganggu,” ucap Dedi.
    Dedi kemudian bertanya pada pejabat Kabupaten Bogor yang hadir.
    “Yang memberi izin ini siapa?” tanya Dedi dan dijawab salah satu pejabat bahwa Bupati Bogor yang sebelumnya.
    Mendengar hal itu, Dedi langsung menanyakan kepada Bupati Bogor saat ini Rudy Susmanto.

    Ia meminta Rudy mengevaluasi izin pembangunan Eiger Advanture Land.
    Petugas Kementerian Lingkungan Hidup (LH) tampak datang menghampiri Dedi di tempat wisata Eiger Adventure Land itu.
    “Ini kan udah berizin dikeluarkan bupati (sebelumnya), dari sisi aspek regulasi bisa direkomendasikan untuk dicabut?” tanya Dedi ke petugas LH.
    “Itu kan sudah hutan lindung, tapi kenapa dirusak (karena pembangunan),” tambah Dedi.
    Sementara Menteri Hanif mengatakan bahwa tindakan penyegelan merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah dampak buruk bagi masyarakat sekitar.
    Adapun penyegelan perusahaan yang melanggar regulasi lingkungan dilakukan di empat lokasi utama, yaitu PT Perusahaan Perkebunan Sumber Sari Bumi Pakuan (PPSSBP), PTPN I Regional 2 Gunung Mas, PT Jaswita Jabar (Hibiscus Park), Eiger Adventure Land, Megamendung.
    Di setiap lokasi tersebut, Menteri LH/Kepala BPLH bersama tim Deputi Penegakan Hukum Lingkungan melakukan penyegelan dan memasang papan peringatan.
    Keempat perusahaan ini diwajibkan untuk melakukan perbaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan lingkungan.
    Kunjungan ini dilakukan setelah terjadinya banjir bandang parah di Cisarua, Puncak, Bogor, pada Minggu (2/3/2025) malam. Banjir itu mengakibatkan satu orang meninggal dan puluhan rumah rusak. 
    (Penulis: Kontributor Bogor, Afdhalul Ikhsan) 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gunung Semeru Erupsi 9 Kali, Semburkan Asap Setinggi 1.200 Meter
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Maret 2025

    Gunung Semeru Erupsi 9 Kali, Semburkan Asap Setinggi 1.200 Meter Surabaya 7 Maret 2025

    Gunung Semeru Erupsi 9 Kali, Semburkan Asap Setinggi 1.200 Meter
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com

    Gunung Semeru
    di Kabupaten
    Lumajang
    , Jawa Timur, kembali mengalami
    erupsi
    pada Jumat (7/3/2025).
    Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, sejak pukul 00.00 WIB, Gunung Semeru mengalami sembilan kali erupsi.
    Beberapa erupsi yang menonjol di antaranya terjadi pada pukul 00.39 WIB. Kolom abu teramati berintensitas sedang membubung setinggi 1.100 meter mengarah ke barat daya.
    Selain itu, erupsi dengan tinggi kolom 1.200 meter terjadi pada pukul 04.34 WIB. Letusan dengan intensitas sedang itu mengarah ke utara.
    Selain dua erupsi tersebut, terdapat tujuh kali erupsi lainnya dengan ketinggian kolom abu antara 300-800 meter di atas puncak kawah.
    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 7 Maret 2025, pukul 04.34 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.200 meter di atas puncak.”
    Demikian bunyi keterangan tertulis petugas PPGA Semeru, Liswanto, Jumat pagi.
    Dalam 24 jam terakhir atau pada Kamis (6/3/2025) sejak pukul 00.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat terjadi erupsi berupa letusan sebanyak 67 kali.
    Namun, beberapa erupsi yang terjadi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
    Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    ) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
    Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak.
    Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
    Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.
    “Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” imbau dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dentuman Keras Saat Gunung Marapi Meletus Jelang Sahur Bikin Warga Terbangun
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Maret 2025

    Dentuman Keras Saat Gunung Marapi Meletus Jelang Sahur Bikin Warga Terbangun Regional 7 Maret 2025

    Dentuman Keras Saat Gunung Marapi Meletus Jelang Sahur Bikin Warga Terbangun
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com

    Erupsi Gunung Marapi
    yang terjadi pada Jumat (7/3/2025) dini hari WIB mengejutkan warga sekitar dan membuat mereka terbangun dari tidur.
    Suara dentuman keras yang menyertai erupsi membuat kaca jendela rumah bergetar.
    “Ada dentuman keras saat erupsi,” kata Eri Putra (40), seorang warga
    Kecamatan X Koto
    , Tanah Datar, yang berada di dekat Gunung Marapi.
    Eri mengungkapkan bahwa suara dentuman tersebut membuatnya terbangun dari tidur.
    “Karena suara dentuman keras membuat saya terbangun. Saya pikir suara apa, ternyata Marapi meletus,” tambahnya.
    Menurut Eri, kejadian
    erupsi Gunung Marapi
    bukanlah hal baru.
    Sejak akhir 2023, gunung tersebut sering mengalami erupsi.
    Ia juga menyatakan bahwa untuk mitigasi, dirinya masih menunggu instruksi dari
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah
    (BPBD).
    “Dulu memang pernah disuruh mengungsi karena Marapi level Siaga. Sekarang masih level waspada. Kita tunggu instruksi saja,” jelas Eri.
    Erupsi Gunung Marapi terjadi menjelang sahur, tepatnya pada pukul 02.45 WIB, dengan tinggi kolom abu mencapai 1.200 meter di atas puncak gunung.
    “Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,7 mm dan durasi 2 menit 4 detik,” ungkap petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Teguh Purnomo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com pada hari yang sama.
    Warga di sekitar diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang terkait aktivitas Gunung Marapi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Apa yang Ditangisi Dedi Mulyadi Saat Meninjau Puncak Bogor?
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        7 Maret 2025

    Apa yang Ditangisi Dedi Mulyadi Saat Meninjau Puncak Bogor? Bandung 7 Maret 2025

    Apa yang Ditangisi Dedi Mulyadi Saat Meninjau Puncak Bogor?
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menangis di Puncak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2025).
    Ia tak kuasa menahan air matanya saat melihat kondisi alih guna lahan di kawasan
    Puncak Bogor
    . Dedi sedih melihat alih fungsi lahan itu. 
    Menurutnya, fenomena ini telah menjadi pemicu banjir yang terus menerus terjadi di daerah yang dikenal dengan hawa sejuknya.
    Dedi tampak terkejut melihat kerusakan hutan di Gunung Gede Pangrango. Ia menyaksikan tanah yang terbelah akibat aktivitas pembangunan.
    Dedi menunjukkan ketidakpuasannya saat melihat pembangunan ekowisata
    Eiger Adventure Land
    yang terdiri dari jembatan gantung.
    “Lah, itu sudah ada bangunan ya (jembatan gantung)? Itu yang paling melanggar. Lihat itu terbelah sampai longsor,” katanya sambil menunjuk lokasi jembatan Eiger Adventure Land di Megamendung, Kabupaten Bogor.
    Menurutnya, Eiger Adventure Land merupakan salah satu dari empat lokasi wisata yang disegel karena melanggar regulasi lingkungan.
    Dedi menegaskan bahwa pembangunan wisata jembatan tersebut seharusnya tidak terjadi, mengingat dampaknya terhadap lingkungan.
    “Enggak boleh, harusnya ini (dibangun wisata jembatan). Tempatnya memang bagus begini, tapi kan ada yang terganggu (warga jadi korban). Masak alam kayak gini aja diganggu,” ungkapnya.
    Ia lantas bertanya pada pejabat yang mendampinginya.
    “Yang memberi izin ini siapa?”
    Setelah mendapatkan informasi bahwa izin tersebut dikeluarkan oleh Bupati Bogor sebelumnya, Dedi segera bertanya kepada Bupati Bogor saat ini Rudy Susmanto untuk mendiskusikan langkah-langkah yang perlu diambil oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
    Dedi kemudian meminta rekomendasi untuk mencabut izin pembangunan agar kawasan hutan Puncak Bogor bisa ditata kembali.
    “Terus, Pak Bupati sekarang siapa? Nanti koordinasi KLH ya, minta dievaluasi izinnya dulu,” ujarnya.

    Dalam situasi tersebut, petugas dari Kementerian Lingkungan Hidup mendekati Dedi di lokasi Eiger Adventure Land.
    “Ini kan udah berizin dikeluarkan bupati (sebelumnya), dari sisi aspek regulasi bisa direkomendasikan untuk dicabut?” tanya Dedi kepada petugas.
    Ia menegaskan bahwa meskipun pembangunan tersebut berizin, kawasan itu seharusnya tidak dirusak, mengingat statusnya sebagai hutan lindung.
    Setelah Dedi bertemu dengan Bupati Bogor Rudy Susmanto, awak media dilarang mendekat karena ada pembicaraan penting di antara mereka.
    Dalam kunjungan kerja yang dilakukan bersama Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Zulkifli Hasan, tujuan utama adalah untuk mengevaluasi kondisi lahan kritis serta menindak perusahaan-perusahaan yang diduga melanggar ketentuan lingkungan.
    Selama kunjungan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup secara langsung memimpin penyegelan dan penghentian operasional dari sejumlah perusahaan yang terbukti melanggar persetujuan lingkungan.
    Hanif menyatakan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga keseimbangan ekosistem serta mencegah dampak buruk bagi masyarakat.
    Penyegelan terhadap perusahaan-perusahaan yang melanggar regulasi lingkungan dilakukan di empat lokasi utama, yaitu:
    1. PT Perusahaan Perkebunan Sumber Sari Bumi Pakuan (PPSSBP).
    2. PTPN I Regional 2 Gunung Mas.
    3. PT Jaswita Jabar (Hibiscus Park).
    4. Eiger Adventure Land, Megamendung.
    Di setiap lokasi tersebut, Menteri Lingkungan Hidup bersama tim Deputi Penegakan Hukum Lingkungan memasang papan peringatan.
    Keempat perusahaan tersebut diwajibkan untuk melakukan perbaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang lingkungan.
    (Penulis: Kontributor Bogor, Afdhalul Ikhsan)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.