Serahkan Manifesto ke Dedi Mulyadi, Tokoh Jabar Soroti Krisis Sistemik Sunda
Editor
BANDUNG, KOMPAS.com
— Majelis Musyawarah Sunda (MMS) menyerahkan Manifesto MMS ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dokumen tersebut merupakan peta jalan pemulihan martabat dan masa depan Tatar Sunda dalam lanskap Indonesia modern.
Presidium Pinisepuh MMS, Dindin S Maolani menegaskan, tantangan yang dihadapi masyarakat
Sunda
sudah melampaui persoalan sektoral.
“Persoalan Sunda hari ini bukan sekadar daftar keluhan tetapi masalah sistemik yang rumit dan harus diselesaikan melalui kepemimpinan kolektif dan keberanian mengambil keputusan strategis,” ujar Dindin dalam rilisnya, Minggu (23/11/2025).
Dindin mengurai fakta ketimpangan fiskal atas kekayaan alam yang terus diekstraksi tanpa imbal balik yang adil, kebudayaan yang terpinggirkan, pendidikan yang tertinggal, hingga rapuhnya ekonomi rakyat.
Ia juga menyoroti kepemimpinan kolektif yang mulai tumbuh tetapi belum terkonsolidasi.
Prosesnya mencakup penyusunan Policy Brief, notulensi rapat Pinisepuh, serta kajian Komisi A dan B Panata Pikir sebagai dasar perumusan langkah konkret.
Dari rangkaian pembahasan, MMS menetapkan empat agenda strategis sebagai arah perjuangan peradaban Sunda ke depan, sekaligus kontribusi pada visi Indonesia Emas 2045.
Pertama, penguatan jati diri dan kebudayaan sunda. Fokusnya pada Revolusi Pendidikan Karakter Sunda, kebijakan afirmatif bahasa dan toponimi, serta pembentukan Dana Abadi Kebudayaan Sunda Raya.
Kedua, penataan relasi pusat–daerah, diwujudkan melalui reforma keadilan fiskal, integrasi Sunda Raya dengan konsep Benelux, pencabutan moratorium pemekaran CPDOB secara selektif, dan evaluasi kebijakan strategis nasional di Tatar Sunda.
Ketiga, pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Berisi audit sistemik terhadap Proyek Strategis Nasional di wilayah Sunda, reforma agraria kultural dan ekonomi rakyat, serta pengembangan Indeks Kesejahteraan Sunda Raya berbasis data presisi.
Keempat, penguatan sistem kepemimpinan Sunda.
Gubernur
Jawa Barat
,
Dedi Mulyadi
, menekankan pentingnya masyarakat Sunda kembali kepada jati diri sebagai bangsa yang menjunjung alam.
“Kalau sekarang saya bersihkan pemukiman di bantaran sungai, itu agar muara sungai membaik lagi dan mendukung pemulihan kondisi gunung,” ujarnya.
Wamendagri Akhmad Wiyagus mengajak masyarakat Sunda untuk menatap ke depan dan memperkuat kerja sama berbasis nilai-nilai luhur.
Ia menekankan pentingnya spirit silih asah, silih asih, silih asuh sebagai fondasi kebersamaan.
Di akhir penyampaian, Dindin kembali menyerukan gerakan perubahan bagi masyarakat Sunda.
“Kami menyerukan kebangkitan Sunda Raya melalui empat agenda perubahan agar tanah ini kembali berdiri bermartabat dengan keadilan fiskal budaya yang mulia kesejahteraan rakyat dan kepemimpinan yang terhormat demi masa depan anak cucu,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Gunung
-

Penjelasan Pakar ITB soal Sumber AMDK dari Air Tanah
Jakarta –
Ahli hidrogeologi menegaskan pentingnya pengelolaan ketat sumber air minum dalam kemasan (AMDK) guna menjaga keberlanjutan air tanah serta mencegah dampak lingkungan bagi masyarakat sekitar. Industri AMDK disebut tidak dapat serta-merta mengambil air tanah tanpa mempertimbangkan kapasitas alamiah daerah imbuhan dan karakter akuifer yang menjadi sumbernya.
Pakar hidrogeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Heru Hendrayana mengatakan penentuan titik pengambilan air membutuhkan riset ilmiah yang tidak hanya mahal, tetapi juga harus dilakukan secara komprehensif untuk memastikan keberlanjutan.
Menurutnya, industri AMDK pada umumnya memilih daerah dengan sistem akuifer vulkanik, lapisan batuan berpori hasil aktivitas gunung api muda, yang menyimpan cadangan air besar dan berkualitas baik.
“Kalau pengelolaan air tanah tidak sesuai dengan kapasitas imbuhannya, dampaknya bisa serius. Sumur warga bisa menurun debitnya, bahkan kering di musim kemarau,” beber Heru dalam diskusi ilmiah ‘Jejak Air Pegunungan, Mata Air dan Air Tanah: Antara Alam, Industri dan Masyarakat’.
Heru menegaskan air pegunungan sejati tidak berasal dari air tanah dangkal, melainkan dari akuifer vulkanik yang kapasitasnya jauh lebih besar. Karena itu, pengambilan air dari lapisan ini tidak dapat disamakan dengan sumur bor biasa.
Senada dengan itu, dosen hidrogeologi ITB, Prof Lilik Eko Widodo, menuturkan pengambilan air untuk industri harus melalui kajian kuantitatif dan izin resmi pemerintah. Menurutnya, tata kelola air tanah di Indonesia telah memiliki grand design yang mengatur pemanfaatan air industri tanpa mengganggu sistem imbuhan maupun keseimbangan hidrogeologi.
“Yang penting bukan sekadar mengambil air, tapi memastikan sistemnya tetap berfungsi,” kata Lilik.
(naf/naf)
-

Bertambah, 174 Ternak Mati Terdampak Erupsi Semeru Dimusnahkan dengan Dibakar
Lumajang (beritajatim.com) – Jumlah ternak yang mati terdampak erupsi awan panas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dilaporkan bertambah menjadi 172 ekor sampai, Minggu (23/11/2025).
Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang mencatat jumlah ternak mati akibat erupsi ada sebanyak 143 ekor pada, Kamis (20/11/2025).
Rinciannya, 139 ekor domba dan kambing, serta 4 ekor sapi. Mayoritas ternak yang mati ini diketahui berasal dari Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
Saat ini pemusnahan bangkai ternak masih dilakukan oleh tim dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskeswan Pasirian.
dr Hewan UPT Puskeswan Pasirian zulfika Gayoh mengatakan, saat ini jumlah ternak yang terlacak mati telah bertambah menjadi 174 ekor.
Sebanyak 168 diantaranya merupakan domba dan kambing. Sementara 4 ekor sisanya adalah ternak sapi.
“Data terakhir yang sudah kami terima dan terlacak itu dari hewan sapinya ada 4 yang mati. Kemudian untuk kambing dombanya ada 168,” terang Zulfika saat dijumpai di blok Umbulan, Dusun Sumbersari, Minggu (23/11/2025).
Menurutnya, pemusnahan bangkai ternak masih dilakukan secara bertahap dengan cara dibakar oleh petugas Puskeswan.
Pihaknya terus melakukan pelacakan untuk mengetahui jumlah keseluruhan ternak yang mati terdampak erupsi.
Sebab, masih dimungkinkan jumlahnya akan terus bertambah karena belum semua peternak melaporkan.
“Untuk ternak yang mati dan bangkainya sudah ditemukan, itu kita musnahkan dengan cara dibakar. Tapi untuk yang belum ditemukan ya dianggap hilang, dan ini kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah,” ungkap Zulfika. [has/aje]
-

Jumlah Pengungsi Erupsi Gunung Semeru Terus Berkurang, 645 Jiwa Masih Menetap
Lumajang (beritajatim.com) – Jumlah warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang terdampak erupsi awan panas Gunung Semeru di titik pengungsian mulai berkurang.
Data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mencatat masih ada 645 jiwa warga di titik pengungsian sampai, Sabtu (22/11/2025) malam.
Sebelumnya, jumlah pengungsi sempat mencapai 1.100 jiwa yang tersebar di 11 titik di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo.
Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini hanya tersisa dua titik pengungsian yang semuanya berada di Kecamatan Pronojiwo.
Riciannya, sebanyak 192 pengungsi dari kalangan usia balita hingga lansia menetap di SDN Supiturang 4.
Terdapat juga sebanyak 214 pengungsi yang menetap di pengungsian SMPN 2 Pronojiwo. Sementara, sisanya sebanyak 239 jiwa menyebar di rumah kerabatnya masing-masing.
“Sampai sekarang jumlah pengungsi totalnya tersisa 645 jiwa, ini ada yang di titik pengungsian ada yang menyebar di rumah kerabatnya,” terang Yudhi, Minggu (23/11/2025).
Menurutnya, proses penanganan pascabencana terus dilakukan petugas gabungan. Selain itu, kebutuhan dasar bagi pengungsi juga akan dipenuhi.
Sebab, memastikan kebutuhan dasar pengungsi memang menjadi prioritas utama selama masa tanggap bencana.
“Tent petugas memastikan seluruh pengungsi dalam kondisi aman dan mendapatkan layanan sesuai kebutuhan mendesak masing-masing,” ungkap Yudhi. [has/aje]
-

Zita Anjani: Pemulihan wisata Semeru dengan pendekatan alam dan budaya
Gunung Semeru bukan sekadar kawasan geografis, melainkan ikon wisata alam Indonesia yang dikenal hingga mancanegara.
Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) – Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani mengatakan pemulihan wisata Gunung Semeru pascaerupsi menjadi momen penting untuk menata ulang kawasan wisata dengan pendekatan pelestarian alam dan budaya.
“Gunung Semeru bukan sekadar kawasan geografis, melainkan ikon wisata alam Indonesia yang dikenal hingga mancanegara,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Jawa Timur, Minggu.
Menurutnya, keaslian budaya masyarakat di lereng Gunung Semeru, termasuk tradisi lokal, kearifan lingkungan, dan pola hidup warga menjadi bagian penting yang harus dijaga dalam setiap langkah pemulihan.
“Pemulihan kawasan wisata Semeru tidak hanya menitikberatkan pada infrastruktur fisik, tetapi juga harus memperhatikan konservasi lingkungan, terutama jalur pendakian, kawasan rawan bencana, dan daerah penyangga,” ujarnya pula.
Selain itu, kata dia lagi, daya dukung wisata menjadi fokus utama, mulai dari pembenahan akses, jalur evakuasi, hingga infrastruktur penunjang yang aman bagi wisatawan.
“Keberlanjutan komunitas wisata juga menjadi perhatian, termasuk pelibatan porter, pemandu, UMKM, dan penggerak pariwisata lokal lainnya. Langkah itu diharapkan tidak hanya memulihkan kondisi pasca-erupsi, tetapi juga meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengelola wisata secara berkelanjutan,” katanya pula.
Ia mengatakan substansi kebijakan itu menempatkan bencana bukan sekadar sebagai ancaman, melainkan momentum untuk menata tata kelola wisata agar lebih aman dan berkelanjutan.
Selain itu, perhatian Presiden terhadap aspek sosial-budaya masyarakat menunjukkan bahwa pemulihan Semeru menyasar keseimbangan antara fisik, lingkungan, dan nilai-nilai kearifan lokal.
Zita menjelaskan bahwa pemulihan kawasan wisata Semeru yang berkelanjutan akan memperkuat citra Indonesia di mata internasional, sekaligus memberikan rasa aman bagi wisatawan dan masyarakat lokal.
“Koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan komunitas wisata menjadi kunci agar pemulihan berjalan efektif, harmonis, dan sesuai dengan prinsip pelestarian alam serta budaya,” ujarnya.
Dengan pendekatan ini, katanya lagi, Gunung Semeru diharapkan tetap menjadi destinasi wisata yang memikat, aman, dan lestari, sehingga setiap kunjungan wisatawan juga turut mendukung pemulihan sosial-ekonomi masyarakat lereng gunung.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Gubernur Bali Koster buka opsi lelang pembongkaran lift kaca
Kalau nanti begitu semua, dibuat semuanya serba mudah, nanti lama-lama mendaki Gunung Agung pun dibuatkan lift atau bentuk-bentuk lainnya, objek wisata semuanya dibuat lift, di mana letak orisinilnya Bali, hilang
Denpasar (ANTARA) – Gubernur Bali Wayan Koster membuka opsi pelelangan proyek pembongkaran lift kaca di tebing Pantai Kelingking, Kabupaten Klungkung, jika investor yang membangun tak mematuhi batas waktu pembongkaran yang diperintahkan.
Hal ini disampaikan Koster di Denpasar, Minggu, merespons pertanyaan soal keperluan anggaran pembongkaran seandainya PT Indonesia Kaishi Tourism Property Investment Development Group tak mematuhi keputusan.
“Belum tentu perlu anggaran, bisa dilelang, kalau lelang jadi tidak pakai duit,” kata Gubernur Bali.
Opsi lelang ini berangkat dari keputusan Gubernur Bali bersama Bupati Klungkung untuk menghentikan pembangunan lift kaca di tebing Pantai Kelingking, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, karena investor dipastikan bersalah atas lima pelanggaran berat.
Selanjutnya, terhadap tiga jenis bangunan yaitu loket tiket dengan luas 563,91 m2 bibir jurang, bangunan jembatan layang penghubung loket dengan lift kaca dengan panjang 42 m, dan bangunan lift kaca yang di dalamnya termasuk restoran dan pondasi dengan luas 846 m2 dan tinggi 180 m, Koster meminta untuk dibongkar.
Pemprov Bali meminta PT Indonesia Kaishi Tourism Property Investment Development Group melakukan pembongkaran secara mandiri dalam waktu paling lama 6 bulan dan melakukan pemulihan fungsi ruang setelah pembongkaran dalam waktu paling lama 3 bulan.
Jika perintah tersebut tak dilaksanakan, Gubernur Bali mengaku tak segan-segan pembongkaran diambil alih pemerintah daerah.
Untuk menekan anggaran daerah demi membongkar bangunan yang dibiayai investor dengan menanam modal hingga Rp200 miliar dan Rp60 miliar khusus untuk membangun lift kaca, maka opsi pelelangan dapat dipilih sehingga pemerintah daerah tak dirugikan.
“Dalam hal PT Indonesia Kaishi Tourism Property Investment Development Group tidak melakukan pembongkaran secara mandiri sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, maka Pemprov Bali bersama Pemkab Klungkung akan melakukan pembongkaran sesuai peraturan perundang- undangan,” ujar Koster.
Ketika disinggung potensi selanjutnya hadir investor serupa yang membuat lift untuk membantu wisatawan turun ke Pantai Kelingking dengan lebih mudah, ia menegaskan bahwa penolakan yang sama juga akan dilayangkan.
“Kalau nanti begitu semua, dibuat semuanya serba mudah, nanti lama-lama mendaki Gunung Agung pun dibuatkan lift atau bentuk-bentuk lainnya, objek wisata semuanya dibuat lift, di mana letak orisinilnya Bali, hilang,” kata dia.
“Yang begini-begini tidak boleh dibiarkan, kita lebih bagus menjaga masa depan Nusa Penida dalam jangka panjang, ketimbang kita membela yang beginian yang akan merusak masa depannya,” sambung Gubernur Bali menegaskan.
Lebih jauh, agar tidak hanya menyudutkan investor meski menurutnya memang proyek lift kaca tersebut bodong karena kurangnya izin, Gubernur Bali akan berkomunikasi dengan Pemkab Klungkung menelusuri pihak-pihak yang terkait dalam pemberian izin awal.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

TNI pastikan penanganan dampak erupsi Semeru diperkuat
“TNI akan selalu hadir untuk rakyat, terutama dalam kondisi darurat seperti ini. Sejak erupsi terjadi, kami langsung bergerak membantu evakuasi, pengamanan jalur, dan memastikan bantuan sampai ke masyarakat,”
Jakarta (ANTARA) – TNI memastikan upaya penanggulangan dampak erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur diperkuat melalui langkah cepat dan terkoordinasi bersama pemerintah daerah dan seluruh unsur terkait lainnya.
TNI Angkatan Darat melalui jajaran Korem 083/Baladhika Jaya dan Kodam V/Brawijaya telah turun langsung ke lapangan pada Sabtu (22/11) untuk memastikan penanganan darurat berjalan efektif, aman, dan sesuai kebutuhan masyarakat.
“TNI akan selalu hadir untuk rakyat, terutama dalam kondisi darurat seperti ini. Sejak erupsi terjadi, kami langsung bergerak membantu evakuasi, pengamanan jalur, dan memastikan bantuan sampai ke masyarakat,” ujar Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf. Kohir sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Minggu.
Dijelaskannya, peninjauan dimulai dari SD Negeri 04 Supiturang yang menjadi salah satu titik utama pengungsian warga. Di lokasi ini, unsur TNI bersama instansi lainnya memastikan ketersediaan layanan kesehatan, logistik harian, perlindungan kelompok rentan, serta kesiapan fasilitas pengungsian.
Selain itu, personel di lapangan juga membantu pengamanan wilayah sekitar, mobilitas warga, dan penataan jalur evakuasi.
Sebagai bentuk dukungan kemanusiaan, telah disalurkan 19 item bantuan kemanusiaan, mulai dari selimut, kebutuhan balita, pakaian anak, perlengkapan mandi, hingga sembako dan kebutuhan dasar lainnya.
Selain mengecek lokasi pengungsian, rombongan juga meninjau wilayah terdampak di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, salah satu kawasan dengan paparan material vulkanik paling berat.
Kondisi rumah warga, sebaran material erupsi, kondisi jalur evakuasi, serta infrastruktur dasar menjadi fokus utama asesmen lapangan, sebagai dasar penguatan penanganan pasca-bencana oleh seluruh pemangku kepentingan.
TNI menegaskan, penanganan bencana membutuhkan tindakan cepat, terukur, dan penuh empati. Keselamatan warga, kelancaran distribusi bantuan, serta stabilitas wilayah menjadi fokus utama di lapangan.
Oleh sebab itu, unsur prajurit terus disiagakan mengingat dinamika aktivitas Gunung Semeru yang masih berada pada tingkat kewaspadaan tinggi.
Di sisi lain, sinergisitas diyakini menjadi salah satu kunci utama keberhasilan penanganan bencana. Dalam hal ini, TNI bekerja berdampingan dengan BPBD, Polri, pemerintah daerah, relawan, dan berbagai elemen masyarakat untuk mempercepat pemulihan dan memastikan setiap langkah penanganan bencana dijalankan secara aman dan manusiawi.
TNI berharap dengan kerja terkoordinasi dan dukungan penuh di lapangan, upaya penanggulangan dampak erupsi Semeru dapat berlangsung cepat, tepat, dan memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat Lumajang.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya melaporkan Gunung Semeru meletus pada Rabu (19/11) pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak.
Gunung Semeru mengembuskan awan panas yang memiliki jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari arah puncak dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut.
Erupsi terekam di seismogram pos pemantauan gunung api di Lumajang memiliki amplitudo maksimum 40 milimeter dan durasi sekitar 16 menit 40 detik.
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Sempat Lumpuh Imbas Erupsi Semeru, Kementerian PU Tangani Jalan Lumajang-Malang
Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mulai melakukan penanganan pemulihan akses Jalan Nasional Lumajang – Malang yang terdampak material abu vulkanik imbas erupsi Gunung Semeru.
Menteri PU Dody Hanggodo, menjelaskan bahwa penanganan tersebut dilaksanakan melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur–Bali yang telah menerjunkan alat berat untuk mendukung upaya penanganan darurat pasca erupsi Gunung Semeru, khususnya pada ruas Jalan Nasional Lumajang–Malang dan Jembatan Besuk.
“Kami memastikan dukungan peralatan dari balai-balai teknis bisa digerakkan kapan pun diperlukan, termasuk untuk membuka akses dan membantu proses evakuasi,” ujar Dody dalam keterangan resmi, Minggu (23/11/2025).
Sementara itu, Kepala BBPJN Jatim-Bali, Javid Hurriyanto, menjelaskan bahwa tim teknis sudah bergerak sejak Sabtu pagi (22/11/2023) untuk membersihkan jalan nasional dan jembatan yang tertutup abu.
Untuk mendukung pembukaan akses darurat ini, Kementerian PU telah mengerahkan 2 unit excavator, 1 unit loader, 1 unit tangki air, dan 2 unit dump truck. Khusus loader dan tangki air, saat ini difokuskan untuk pembersihan material abu vulkanik di area Jembatan Besuk Kobokan.
Alat berat lain ditempatkan dalam posisi siaga, menunggu komando dari BPBD Jawa Timur, mengingat beberapa zona masih belum aman untuk dimasuki sesuai hasil asesmen lapangan dan rekomendasi teknis dari BNPB serta Badan Geologi.
Adapun, sebagai tindak lanjut jangka menengah, Kementerian PU akan melakukan pengerahan alat berat dalam skala yang lebih besar untuk normalisasi alur sungai dan pembersihan jalur yang lebih terdampak.
Rencana pengerahan skala besar ini akan dilaksanakan pada Senin, 24 November 2025, pukul 07.00 WIB. Total 10 unit alat berat akan dikerahkan, terdiri dari 7 unit excavator, 2 unit loader milik BBWS Brantas, serta 1 unit dozer dari Dinas PU SDA Jatim.
Selain itu, tambah Javid, Kementerian PU juga akan melaksanakan rangkaian pekerjaan mulai dari pembuatan Alur/Sudetan sepanjang 500 meter untuk mengarahkan aliran material vulkanik. Serta, melakukan Peninggian Tangkis untuk memperkuat perlindungan terhadap permukiman dan infrastruktur di hilir.
Dia melanjutkan, masyarakat dan petugas diimbau untuk mematuhi larangan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 20 km dari puncak, sesuai analisis Badan Geologi, mengingat aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih tinggi.
“Upaya ini dilakukan untuk memastikan aliran material vulkanik dapat dikendalikan secara lebih aman, sekaligus mendukung pembukaan akses dan menjaga keselamatan masyarakat,” pungkasnya.
/data/photo/2025/11/17/691a3dd203157.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/11/22/6921211f7d6ce.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)