kab/kota: Gunung

  • Gunung Lewotobi Berdentum Keras Diikuti Hujan Kerikil, Status Naik ke Level IV Awas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Maret 2025

    Gunung Lewotobi Berdentum Keras Diikuti Hujan Kerikil, Status Naik ke Level IV Awas Regional 20 Maret 2025

    Gunung Lewotobi Berdentum Keras Diikuti Hujan Kerikil, Status Naik ke Level IV Awas
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com
    – Status
    Gunung Lewotobi Laki-laki
    dinaikkan dari level III siaga ke level IV awas pada Kamis (20/3/2025) malam.
    Kenaikan status ini menyusul meningkatnya
    aktivitas vulkanik
    Gunung Lewotobi Laki-laki.
    “Berdasarkan informasi dari pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, status sudah naik dari Level III siaga ke Level IV awas pada pukul 22.30 Wita.”
    Demikian pernyataan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur Avelina Manggota Hallan saat dihubungi, Kamis malam.
    Avelina mengimbau agar warga selalu waspada. Kini BPBD masih menunggu laporan dari desa-desa yang terdampak erupsi.
    Rosalia Oca (35), warga Desa Hokeng Jaya, mengungkapkan bahwa gunung itu mengeluarkan suara dentuman kuat.
    Suara dentuman ini membuat mereka panik, sebab atap rumah, pintu, dan jendela bergetar. “Seng-seng getar. Kami semua panik,” ujar Rosalia.
    Rosalia menambahkan, berdasarkan informasi, beberapa desa di lereng Gunung Lewotobi Laki-laki dilanda hujan kerikil dan pasir.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kemenhut Duga Ada yang Tak Senang Penerbangan Drone Berbayar, Viralkan Kasus Lama Ladang Ganja Bromo – Halaman all

    Kemenhut Duga Ada yang Tak Senang Penerbangan Drone Berbayar, Viralkan Kasus Lama Ladang Ganja Bromo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan, Dwi Januanto Nugroho menjelaskan ada kesalahpahaman terkait penemuan ladang ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Pasalnya kasus tersebut merupakan perkara tahun lalu yang sudah ditangani oleh Kepolisian Resor Lumajang.

    “Saya klarifikasi, bahwa itu sebetulnya kasus lama. Kasus lama yang ditangani oleh Polres. Bahkan kawan-kawan Taman Nasional yang sebetulnya sangat membantu untuk menemukan di lokasi. Itu data-data lama,” kata Dwi ditemui selepas konferensi pers di Kementerian Kehutanan, Jakarta, Kamis (20/3/2025).

    Dia menduga ada pihak tertentu yang sengaja memunculkan kasus temuan ladang ganja itu, dan disisipi narasi larangan penerbangan drone hingga menuding pengelola taman nasional ikut bermain.

    Dwi menduga pihak tersebut sengaja memviralkan kasus lama karena tidak puas dengan regulasi wajib pendamping bagi pendaki Gunung Semeru yang berlaku per 23 Desember 2024, dan larangan penerbangan drone di kawasan taman nasional.

    Sehingga kebijakan wajib pendamping dan larangan penerbangan drone itu dituding jadi cara pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup-nutupi keberadaan ladang ganja dari para pendaki atau wisatawan.

    “Kami menduga ada pihak-pihak tertentu yang memang dari sisi kebijakan tidak puas terkait dengan pendamping, ada kaitan dengan penggunaan drone,” jelas dia.

    Menurutnya framing ini justru merugikan masyarakat sekitar taman nasional yang mencari penghasilan sebagai pemandu wisata.

    “Itu sangat-sangat merugikan Kementerian Kehutanan juga masyarakat yang terdampak akibat dari framing ini,” ucap Dwi.

    Sebelumnya Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko menjelaskan ladang ganja itu ditemukan pada bulan September 2024. Lokasi tersebut merupakan hasil pengembangan kasus narkotika yang ditangani Kepolisian Resor Lumajang.

    Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membantu mengungkap area lahan yang ditanami ganja dengan menerjunkan petugas, polisi hutan dan pengecekan lokasi yang diduga ada ladang ganja menggunakan drone.

    Tanaman ganja itu ditemukan di lokasi yang tersembunyi, tertutup semak belukar lebat dan berada di lereng curam.

    Selanjutnya Balai Besar TNBTS bersama kepolisian melakukan pencabutan tanaman ganja itu untuk diserahkan sebagai barang bukti ke pihak kepolisian dan proses hukum.

    “Itu kan sebenarnya temuan pada bulan September 2024, waktu itu memang ada penyelidikan Polri yang menangkap tersangka yang punya ladang ganja tersebut, lalu kita dari Taman Nasional ini membantu mengungkapkan dimana ladang ganja itu,” kata Satyawan.

    Para tersangka yang ditangkap adalah warga setempat dengan peran sebagai penanam. Mereka adalah Ngatoyo, Bambang, Tomo, Tono, Suari dan Jumaat. Mereka baru menjalani sidang pembacaan dakwaan pada Selasa (18/3/2025). (*)

  • "Jagoan Cikiwul" Minta THR: Ancaman, Intimidasi, dan Drama di Depan Pabrik
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Maret 2025

    "Jagoan Cikiwul" Minta THR: Ancaman, Intimidasi, dan Drama di Depan Pabrik Megapolitan 20 Maret 2025

    “Jagoan Cikiwul” Minta THR: Ancaman, Intimidasi, dan Drama di Depan Pabrik
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketenangan di sebuah pabrik di Kelurahan Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, mendadak riuh saat seorang pria datang.
    Video yang merekam kedatangan pria yang berujung perdebatan itu viral di media sosial. Salah satunya diunggah akun Instagram @infobekasi.
    Rekaman video berdurasi 2 menit 29 detik itu memperlihatkan bagaimana pria yang diduga preman itu berdebat sengit dengan seorang sekuriti.
    Niatnya jelas, pria itu ingin bertemu dengan pemilik perusahaan. Namun, sang sekuriti mencoba menengahi.
    “Gue enggak mau itu duit lu, gue mau pimpinan lu, sini!” kata preman itu kepada sekuriti dengan nada tinggi.
    “Jangan gitu Pak, hargai saya, saya kerja di sini,” ucapnya, berusaha menenangkan situasi.
    Namun, preman itu tak mau mendengar. Ia mengaku sebagai penguasa wilayah Cikiwul.
    Pria itu bersikeras bahwa dirinya adalah sosok yang mengendalikan pabrik-pabrik di daerah itu. Bahkan, ia tak segan-segan mengancam.
    “Lu makan b***k di sini, lu enggak menghargain gue! Kalau lu pengen tahu, gue jagoan yang megang Cikiwul. Massa gue banyak di sini. Kalau gue tutup jalan depan bisa bergerak?” katanya.
    Tak cukup dengan ancaman, preman itu mengeluarkan secarik kertas dari sebuah amplop putih.
    Ia mengklaim bahwa aksinya bukanlah sekadar meminta uang, melainkan perjuangan untuk membela negara.
    “Gue bukannya nyari keributan, gua ngasih gini baik-baik, lho. Gua bela negara di sini, gua mati-matian,” ucapnya.
    Sementara itu, Kapolsek Bantargebang, Kompol Sukadi, membenarkan insiden itu. Peristiwa itu terjadi pada Senin (17/3/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.
    Menurutnya, pria yang terekam dalam video itu bernama Suhada.
    Ia tak datang sendirian, melainkan bersama tiga rekannya.
    “Mereka preman berkedok ormas,” ujar Sukadi kepada Kompas.com.
    Sukadi mengatakan, Suhada dan kawan-kawannya mendatangi perusahaan tersebut untuk meminta THR.
    Namun, ketika sekuriti memberikan uang Rp 20.000, mereka menolaknya dan tetap bersikeras ingin bertemu dengan pemilik perusahaan.
    Setelah kejadian tersebut, Suhada diketahui melarikan diri ke Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
    Sementara itu, tiga rekannya masih dalam pencarian. Polisi menyatakan akan menindaklanjuti kasus ini jika ditemukan unsur pidana pemerasan.
    “Kita masih dalam tahap klarifikasi, mengumpulkan keterangan, apakah ada unsur pidana atau tidak. Jika terbukti, akan dilakukan penegakan hukum,” tegas Sukadi.
    Kejadian ini kembali menjadi pengingat bahwa praktik premanisme masih menghantui para pelaku usaha di sejumlah daerah.
    Intimidasi, ancaman, hingga mengklaim ‘menguasai wilayah’ masih menjadi taktik klasik yang digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu.
    (Reporter: Achmad Nasrudin Yahya | Editor: Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jagoan Cikiwul Bekasi Maksa Minta THR ke Perusahaan: Ngaku Bela Negara Mati-matian, Kini Kabur – Halaman all

    Jagoan Cikiwul Bekasi Maksa Minta THR ke Perusahaan: Ngaku Bela Negara Mati-matian, Kini Kabur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Preman bernama Suhada mengaku akan menutup jalan karena permintaan Tunjangan Hari Raya (THR) ditolak perusahaan plastik di Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.

    Suhada mengaku sebagai jagoan wilayah Cikiwul. Massanya banyak.

    Dalam video yang diunggah akun Instagram @peristiwa_bekasi, bang Jago berbadan gempal terlihat mendatangi pabrik dan berdebat dengan petugas keamanan setempat. 

    Di awal video petugas satpam pabrik berinisiatif memberikan uang ke Bang Jago tersebut, tetapi karena nilainya tak seberapa langsung ditolak mentah-mentah. 

    “Gua enggak mau itu duit lu, gua mau pimpinan lu sini,” kata Bang Jago diduga anggota organisasi masyarakat (ormas) dalam rekaman video. 

    Satpam pabrik berusaha bersikap tenang, dia tetap meladeni preman yang mengaku Jagoan Cikiwul itu meski diancam akan membawa massa. 

    Dalam percakapan video, pelaku berusaha mengajukan surat diduga berisi proposal permintaan uang. 

    “Lu makan ber** di sini enggak ngehargain gua, lu kalau pengen tahu gua jagoan yang megang Cikiwul, massa gua banyak, kalau gua tutup jalan di depan pada kaga bisa gerak,” jelas dia. 

     Menanggapi hal itu, Kapolsek Bantargebang Kompol Sukadi mengatakan, peristiwa dalam video terjadi pada Senin (17/3/2025) sekira pukul 11.00 WIB. 

    “Iya, dia minta (uang), dikasih Rp20.000 tapi enggak mau, tapi malah pengen ketemu pimpinannya (perusahaan),” kata Sukadi. 

    Pelaku premanisme datang berempat, mereka sudah hampir setiap tahun melakukan aksi minta THR ke perusahaan. 

    “THR untuk lebaran, setiap tahun sebetulnya, tahun kemarin terus sekarang datang lagi,” jelas dia. 

    Sukadi memastikan, pihaknya sudah bergerak mengecek tempat kejadian perkara (TKP) dan mencari keberadaan pelaku. 

    “Kami sudah lakukan pengecekan, sudah mintain keterangan tapi yang bersangkutan yang badannya besar namanya Suhada itu kabur ke Gunung Putri,” terangnya.

    Mati-matian bela negara

    Kepada sekuriti, Suhada mengaku meminta THR karena sedang mati-matian membela negara.

    “Gue bukannya nyari keributan, gua ngasih gini, baik-baik lho, gua bela negara di sini, gua mati-matian,” ujar Suhada kepada sekuriti dalam video, dikutip Kamis (20/3/2025).

    Suhada yang mengenakan rompi hitam dan kaus berwarna marun itu terlihat geram setelah sekuriti pabrik hanya memberikan uang THR Rp 20.000.

    Dia tak puas dengan nominal pemberian sekuriti tersebut dan memaksa ingin bertemu pemilik perusahaan.

    “Gue enggak mau itu duit lu, gue mau pimpinan lu, sini,” kata Suhada.

    “Jangan gitu, Pak, hargai saya, saya kerja di sini, Pak,” ujar sekuriti.

    “Kalau lu kerja di sini, sampaikan, ini amanah lho,” kata Suhada.

    “Sudah saya sampaikan, amanah, Pak,” jawab sekuriti.

    Tak puas dengan jawaban tersebut, Suhada kemudian mencoba mengintimidasi sekuriti dengan mengaku sebagai jagoan di Cikiwul.

    Bahkan, ia megancam akan menutup akses jalan depan perusahaan apabila tak bisa bertemu dengan pemilik pabrik.

    Kabur ke Bogor

    Suhada kabur setelah video dirinya meminta THR ke perusahaan viral di media sosial.

    Kami sudah lakukan pengecekan, sudah mintain keterangan tapi yang bersangkutan yang badannya besar namanya Suhada itu kabur ke Gunung Putri,” ujar Kapolsek Bantargebang Kompol Sukadi kepada Kompas.com, Kamis (20/3/2025).

    Sukadi dan anak buahnya telah mendatangi perusahaan yang dimintai THR oleh Suhada dan meminta keterangan sekuriti perusahaan tersebut.  Berdasarkan keterangan sekuriti, Suhada datang bersama tiga rekannya untuk meminta THR Lebaran.

    Sukadi mengungkapkan, keempatnya merupakan preman berkedok organisasi masyarakat (ormas).

    Mereka berasal dari wilayah Bantargebang. Saat ini, polisi tengah melacak tiga rekan Suhada.

    “Mereka preman berkedok ormas,” ungkap Sukadi.

    Sukadi memastikan, pihaknya akan menindak tegas para pelaku apabila keempatnya terbukti memenuhi unsur pelanggaran pidana pemerasan.

    “Sekarang klarifikasi dulu minta keterangan, ada unsur pidana atau tidak. Kalau ada kita tindaklanjuti penegakkan hukum,” imbuh dia.

    Sebelumnya diberitakan, preman bernama Suhada mengancam akan menutup akses jalan salah satu pabrik plastik di Jalan Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.

    Ancaman itu dilontarkan Suhada setelah dirinya diberi Rp 20.000 ketika meminta THR Lebaran ketika mendatangi perusahaan plastik pada Senin (17/3/2025), sekitar pukul 11.00 WIB. (TribunJakarta/Kompas.com)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Viral Pria Sok Jago Minta THR ke Pabrik di Cikiwul, Ogah Dikasih Rp20.000 Malah Ancam Tutup Jalan

  • Chord Gitar Arti Ucapmu Adera

    Chord Gitar Arti Ucapmu Adera

    TRIBUNJATENG.COM- Chord gitar Arti Ucapmu Adera.

    Berikut chord gitar Arti Ucapmu Adera:

    Capo : 2nd

    A                                              Fm

    Daun-daun berguguran, ditiup angin dingin gunung,

    D                                                    F                                        E

    Mencoba mencari arah tuk dapatkan keindahannya

    A                                                    Fm.

    Saat hati ku bergetar keras ingin mengerti arti ucapmu

    D                                    F                                            E

    Air mataku mencari noda hitam dalam jiwaku.

    D                                   E                            C#m                             A

    Mungkinkah ku yg salah, yang tak dapat membuatmu bahagia

    D                                E                  Fm         C#m       Bm                E

    Haruskah ku mengalah membiarkan semua menjadi nyata.

    A                                                  Fm

    Saat hatiku bergetar keras ingin mengerti arti ucapmu.

    D                                     F                                          E

    Air mataku mencari noda hitam dalam jiwaku.

    D                                     E                          C#m                             A

    Mungkinkah ku yg salah, yang tak dapat membuatmu bahagia

    D                            E                   Fm                C#m    Bm           E

    Haruskah ku mengalah membiarkan semua menjadi nyata.

    D                               E              C#m                          A

    Akankah kita abadi walaupun kau tak bersamaku,

    D                                    E             Fm             C#m       Bm         E         D

    Mungkinkah kita bahagia yang ku tunggu semua ini terlewati

  • SOSOK Preman Sok Jago Ogah Dikasih Rp20 Ribu, Satpam Dibentak, Kabur Tinggalkan Wilayah Kekuasaan

    SOSOK Preman Sok Jago Ogah Dikasih Rp20 Ribu, Satpam Dibentak, Kabur Tinggalkan Wilayah Kekuasaan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Awalnya sok jago berani minta tunjangan hari raya (THR) lebaran ke perusahaan, kini pria yang ngakunya jagoan dari Cikiwul, Bekasi, melarikan diri tinggalkan wilayah kekuasaan.

    Sosok preman yang mengaku jagoand ari Cikiwul itu diketahui bernama Suhada.

    Videonya memaksa meminta THR ke sebuah perusahaan dan dilayani satpam beredar viral di media sosial.

    Dalam video yang beredar viral, preman tersebut memakai baju berwarna merah dan memaksa satpam untuk mempertemukannya dengan pimpinan perusahaan.

    Bahkan, preman itu juga mengancam akan menutup akses jalan menuju pabrik jika keinginannya tidak terpenuhi.

    Kini sosok preman sok jago itu diketahui merupakan warga Bantargebang yang selama ini menjadi preman berkedok sebagai bagian dari organisasi masyarakat (ormas).

    Identitas Suhada sudah diketahui dan kini sang preman sudah melarikan diri dari wilayah kekuasaannya pergi ke daerah Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

    “Kami sudah lakukan pengecekan, sudah mintai keterangan tapi yang bersangkutan yang badannya besar namanya Suhada itu kabur ke Gunung Putri,” kata Kapolsek Bantargebang Kompol Sukadi dikutip dari Kompas.com, Kamis (20/3/2025).

    KLIK SELENGKAPNYA: Sosok Iwan Sulistya Setyawan, Kades Wunut yang Bagikan THR Rp 457 juta untuk 2.289 Warganya. Badut Jalanan Sampai Menangis Haru.

    Sukadi menerangkan, ia telah mendatangi perusahaan yang dimintai THR oleh Suhada dan meminta keterangan dari petugas sekuriti.

    Ketika peristiwa terjadi, kata Sukadi, Suhada datang bersama dengan tiga rekannya untuk meminta THR Lebaran.

    Kendati demikian, sekuriti yang terekam dalam video viral itu pada akhirnya memberi Rp20.000 kepada Suhada dan teman-temannya.

    “Iya, dia minta (THR), dikasih Rp 20.000. Tapi dia enggak mau, pengin ketemu pimpinannya,” ungkap Sukadi.

    Saat ini, polisi tengah melacak tiga rekan Suhada.

    “Mereka preman berkedok ormas,” ungkap Sukadi. 

    Sukadi memastikan, pihaknya akan menindak tegas para pelaku apabila keempatnya terbukti memenuhi unsur pelanggaran pidana pemerasan.

    “Sekarang klarifikasi dulu minta keterangan, ada unsur pidana atau tidak. Kalau ada kami tindaklanjuti penegakkan hukum,” imbuh dia.

    Jagoan dari Cikiwul ciut

    MEMINTA THR – Sosok Suhada, preman yang viral mengaku sebagai “jagoan Cikiwul” saat memaksa meminta THR ke pabrik plastik di Kota Bekasi. (Instagram @infobekasi)

    Setelah aksi pemerasannya viral di mana-mana dan tengah dicari polisi, Suhada, yang mengaku jagoan dari Cikiwul itu akhirnya minta maaf. 

    Video permintaan maafnya pun tersebar di media sosial. 

    “Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.”

    “Saya nama Suhada alias Mang Ada asli Cikiwul pribumi Cikiwul, tumpah darah di Cikiwul, putra daerah Cikiwul, dengan kejadian yang viral di TikTok tempo hari yang telah membuat warga Cikiwul merasa terganggu, dengan ucapan saya, saya minta maaf yg sebesar-besarnya.”

    “Saya mengakui salah, karena saya mengaku saya seorang jagoan di Cikiwul saya salah, saya minta maaf dan untuk sekuriti yang tempo hari saya maki-maki juga saya minta maaf juga sama sekuriti tersebut yang istilahnya takut dengan saya, takut hal-hal yang tidak diingikan terjadi, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Mohon dimaafkan,” tulisnya seperti dikutip dari Instagram @infobekasi_raya.

    Suhada kemudian mencoba menjelaskan kronologi kejadian versinya. 

    Ia mengaku mengajukan proposal itu berisi permohonan bantuan dana untuk kegiatan membagikan takjil. 

    “Saya akan jelaskan kronologi kejadian, apa saja yang ada di dalam proposal yang saya ajukan ke perusahaan tersebut. Yang saya ajukan ke perusahaan tersebut adalah memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di jalan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan saya,” katanya. 

    Ia pun membantah bahwa dirinya meminta THR kepada perusahaan.

    “Jadi, tidak ada bahasa saya minta THR enggak ada, silakan dicek aja semua proposal ada di perusahaan itu, silakan dicek dan dibaca dan dilihat isinya itu meminta bantuan untuk bagi-bagi takjil pada tanggal berapa nanti yang akan kita bagiin, kalau kita dapat. Ternyata kejadiannya seperti ini, enggak dapat gitu.”

    “Saya akui emang saya arogan, tapi arogan saya itu kan permasalahan saya ada sebabnya gitu loh. Sebabnya di situ ada 4 proposal, dari 4 itu yang 3 dinaikkan sama satpamnya, yang punya saya yang proposal isinya memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di lingkungan itu tidak dinaikkan sama sekuritinya,” tutupnya.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • SOSOK Preman Sok Jago Ogah Dikasih Rp20 Ribu, Satpam Dibentak, Kabur Tinggalkan Wilayah Kekuasaan

    4 Fakta Jagoan Cikiwul Minta THR, Kini Minta Maaf: Awalnya Emosi Proposalnya Tak Dinaikkan Sekuriti

    TRIBUNJAKARTA.COM – Hari raya lebaran layaknya ‘musim panen’ bagi para preman.

    Mereka memeras dengan modus menebar proposal kegiatan sosial ke pebisnis tingkat rendah sampai kakap.

    Namun, pemerasan yang mereka lakukan tak melulu berjalan mulus. Ada yang apes karena aksinya diviralkan. 

    Salah satunya menimpa preman bernama Suhada yang meminta tunjangan hari raya (THR) Lebaran ke salah satu perusahaan plastik di Bantargebang, Kota Bekasi. 

    Suhada yang mengaku Jagoan dari Cikiwul itu melarikan diri setelah aksi pemerasan yang dilakukannya viral di media sosial. 

    Ia pun kini menjadi buruan polisi. 

    Lantas bagaimana kasus pemerasan yang dilakukan Suhada bermula? Simak 4 fakta ini.

    1. Maki-maki sekuriti

    Suhada mengancam akan menutup akses jalan salah satu pabrik plastik di Jalan Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.

    Ancaman itu dilontarkan Suhada setelah dirinya diberi Rp 20.000 ketika meminta THR Lebaran ketika mendatangi perusahaan plastik pada Senin (17/3/2025), sekitar pukul 11.00 WIB.

    Aksi Suhada itu terekam dalam sebuah video berdurasi 2 menit 59 detik yang diunggah pengguna Instagram, @infobekasi.

    Awalnya, Suhada yang mengenakan rompi hitam dan kaus berwarna merah marun geram setelah sang sekuriti pabrik memberikannya uang THR Rp 20.000.

    Suhada yang tak puas dengan nominal pemberian sekuriti akhirnya memaksa ingin bertemu pemilik perusahaan.

    “Gue enggak mau itu duit lu, gue mau pimpinan lu, sini,” kata Suhada kepada sang sekuriti, dikutip dari Instagram @Infobekasi, Kamis (20/3/2025).

    “Jangan gitu Pak, hargai saya, saya kerja di sini, Pak,” ujar sekuriti.

    “Kalau lu kerja di sini, sampaikan, ini amanah lho,” kata Suhada.

    “Sudah saya sampaikan, amanah, Pak,” jawab sekuriti.

    Tak puas dengan jawaban tersebut, Suhada kemudian mencoba mengintimidasi sekuriti dengan mengaku sebagai jagoan di Cikiwul.

    2. Ancam tutup jalan

    Suhada megancam akan menutup akses jalan depan perusahaan apabila tak bisa bertemu dengan pemilik pabrik.

    “Lu makan, b***k di sini, lu enggak menghargain gue, lu. Kalau lu pengen tahu, gue jagoan yang megang Cikiwul. Massa gue banyak di sini. Kalau gue tutup jalan depan, bisa bergerak?” ujar Suhada.

    Kepada sang sekuriti, Suhada mengaku terpaksa “turun gunung” setelah anak buahnya berungkali gagal menemui pemilik perusahaan.

    Namun, ketika turun langsung, dirinya merasakan nasib yang sama dengan anak buahnya, yakni sama-sama tidak dihargai oleh perusahaan.

    “Gua selama ini enggak pernah turun, yang turun selama ini anak buah gua, sekarang gua turun pengin tahu bukti ternyata begini, enggak menghargai lingkungan. Di sini gue yang megang pabrik-pabrik semua,” tegas Suhada.

    Tak lama, Suhada memperlihatkan sebuah amplop putih yang berisi secarik kertas kepada sang sekuriti.

    Selanjutnya, ia menunjukkan tulisan dalam isi kertas tersebut sembari mengklaim dirinya “turun gunung” dalam rangka mati-matian membela negara.

    “Gue bukannya nyari keributan, gua ngasih gini, baik-baik lho, gua bela negara di sini, gua mati-matian,” tambah dia.

    3. Kabur ke Gunung Putri

    Suhada yang meminta tunjangan hari raya (THR) Lebaran ke salah satu perusahaan plastik di Bantargebang, Kota Bekasi, kabur ke Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

    Suhada kabur setelah video dirinya meminta THR ke perusahaan viral di media sosial.

    “Kami sudah lakukan pengecekan, sudah mintain keterangan tapi yang bersangkutan yang badannya besar namanya Suhada itu kabur ke Gunung Putri,” ujar Kapolsek Bantargebang Kompol Sukadi kepada Kompas.com, Kamis (20/3/2025).

    Sukadi dan anak buahnya telah mendatangi perusahaan yang dimintai THR oleh Suhada dan meminta keterangan sekuriti perusahaan tersebut.  

    Berdasarkan keterangan sekuriti, Suhada datang bersama tiga rekannya untuk meminta THR Lebaran. Namun, oleh sekuriti, mereka hanya diberi Rp 20.000.

    “Iya, dia minta (THR), dikasih Rp 20.000. Tapi dia enggak mau, pengin ketemu pimpinannya,” ungkap Sukadi.

    Mereka berasal dari wilayah Bantargebang. Saat ini, polisi tengah melacak tiga rekan Suhada.

    “Mereka preman berkedok ormas,” ungkap Sukadi.

    Sukadi memastikan, pihaknya akan menindak tegas para pelaku apabila keempatnya terbukti memenuhi unsur pelanggaran pidana pemerasan.

    “Sekarang klarifikasi dulu minta keterangan, ada unsur pidana atau tidak. Kalau ada kita tindaklanjuti penegakkan hukum,” imbuh dia.

    4. Jagoan dari Cikiwul ciut

    Setelah aksi pemerasannya viral di mana-mana dan tengah dicari polisi, Suhada, yang mengaku jagoan dari Cikiwul itu akhirnya minta maaf. 

    Video permintaan maafnya pun tersebar di media sosial. 

    “Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.”

    “Saya nama Suhada alias Mang Ada asli Cikiwul pribumi Cikiwul, tumpah darah di Cikiwul, putra daerah Cikiwul, dengan kejadian yang viral di TikTok tempo hari yang telah membuat warga Cikiwul merasa terganggu, dengan ucapan saya, saya minta maaf yg sebesar-besarnya.”

    “Saya mengakui salah, karena saya mengaku saya seorang jagoan di Cikiwul saya salah, saya minta maaf dan untuk sekuriti yang tempo hari saya maki-maki juga saya minta maaf juga sama sekuriti tersebut yang istilahnya takut dengan saya, takut hal-hal yang tidak diingikan terjadi, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Mohon dimaafkan,” tulisnya seperti dikutip dari Instagram @infobekasi_raya.

    Suhada kemudian mencoba menjelaskan kronologi kejadian versinya. 

    Ia mengaku mengajukan proposal itu berisi permohonan bantuan dana untuk kegiatan membagikan takjil. 

    “Saya akan jelaskan kronologi kejadian, apa saja yang ada di dalam proposal yang saya ajukan ke perusahaan tersebut. Yang saya ajukan ke perusahaan tersebut adalah memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di jalan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan saya,” katanya. 

    Ia pun membantah bahwa dirinya meminta THR kepada perusahaan.

    “Jadi, tidak ada bahasa saya minta THR enggak ada, silakan dicek aja semua proposal ada di perusahaan itu, silakan dicek dan dibaca dan dilihat isinya itu meminta bantuan untuk bagi-bagi takjil pada tanggal berapa nanti yang akan kita bagiin, kalau kita dapat. Ternyata kejadiannya seperti ini, enggak dapat gitu.”

    “Saya akui emang saya arogan, tapi arogan saya itu kan permasalahan saya ada sebabnya gitu loh. Sebabnya di situ ada 4 proposal, dari 4 itu yang 3 dinaikkan sama satpamnya, yang punya saya yang proposal isinya memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di lingkungan itu tidak dinaikkan sama sekuritinya,” tutupnya.

    Pakai baju tahanan

    Kabar terbaru pada Jumat (21/3/2025), Polres Metro Bekasi Kota berhasil meringkus Suhada, pria yang mengaku sebagai Jagoan Cikiwul yang viral minta THR ke perusahaan di Kecamatan Bantargebang. 

    Suhada ditampilkan dalam kegiatan konferensi pers di Markas Polres Metro Bekasi Kota di Jalan Pangaran Jayakarta, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.

    Pria berbadan gempal itu terlihat sudah menggunakan pakaian tahanan, kedua tangannya diborgol saat digiring anggota Satreskrim Polres Metro Bekasi Kota. 

    Tak terlihat wajah garangnya seperti saat berhadapan dengan satpam perusahaan, suara lantangnya pun sama sekali tak terdengar saat menjawab pertanyaan awak media. 

    “Sehat Bang Jago”, tanya wartawan. 

    JAGOAN CIKIWUL DITANGKAP – Kang Dedi Mulyadi turut merespons terkait aksi premanisme yang dilakukan Suhada yang mengaku jagoan dari Cikiwul. Ia pun kini telah ditangkap jajaran Polres Metro Kota Bekasi. (Tiktok KangDediMulyadi dan TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar). ((Tiktok KangDediMulyadi dan TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar).)

    “Sehat,” jawab Suhada dengan nada pelan sambil digiring menuju tempat konferensi pers. 

    Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi Kota Kompol Binsar Sianturi mengatakan, Suhada diringkus di daerah Sukabumi, Jawa Barat. 

    “Sudah kita amankan semalam pukul 18.30 di daerah Sukabumi sementara sedang proses penyidikan,” kata Binsar, Jumat (21/3/2025). 

    Binsar menegaskan, pihaknya tidak mentolerir aksi premanisme yang mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas) atau lembaga swadaya ( LSM) apapun. 

    Untuk itu, masyarakat diimbau untuk melaporkan segera ke Polisi jika menjadi korban premanisme dari oknum tersebut. 

    “Kita tidak mentolerir adanya aksi premanisme, silahkan masyarakat jika menemui aksi premanisme bisa menghubungi kantor kepolisian,” tegasnya.

    Respons Dedi Mulyadi

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turut menanggapi terkait kasus pemerasan yang dilakukan jagoan dari Cikiwul terhadap sebuah perusahaan di kawasan Bantargebang, Bekasi. 

    Ia berterima kasih terhadap jajaran kepolisian bahwa preman bernama Suhada tersebut telah dimasukkan ke kerangkeng. 

    “Terimakasih kepada Jajaran Polda Metro Jaya, Pak Kapolda, Pak Dirreskrimum dan kemudian Jajaran Kapolres Metro Kota Bekasi, Pak Kapolres dan Kasat Sersenya, jagoan Cikiwul sudah ditangkap,” ujar Dedi Mulyadi seperti dikutip dari akun TikToknya pada Jumat (21/3/2025). 

    Ditangkapnya Suhada, kata Dedi, menjadi pembelajaran bagi semua pihak di wilayah Jawa Barat untuk tidak coba-coba bergaya preman yang melakukan pemerasan terhadap korbannya. 

    “Ini pembelajaran bagi semuanya di wilayah Provinsi Jawa Barat jangan coba-coba bergaya jadi jagoan, kalau ujung-ujungnya ditangkap nangis, semangat untuk seluruh Rakyat Jawa Barat.”

    “Jangan pernah takut terhadap aksi preman, kibarkan semangat kita, kepakkan sayap, preman itu kalau ditangkap pasti nangis,” pungkasnya. 

     

     

     

     

    Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, 

    saya nama Suhada alias Mang Ada asli Cikiwul pribumi Cikiwul, tumpah darah di Cikiwul, putra daerah Cikiwul. 

    dengan kejadian yg viral di tiktok tempo hari yg telah membuat warga cikiwul merasa terganggu, dengan ucapan saya, saya minta maaf yg sebesar-besarnya. saya mengakui salah, karena saya mengaku saya seorang jagoan di Cikiwul saya salah, saya minta maaf. 

    dan utk sekuriti yg tempo hari saya maki-maki juga saya minta maaf juga sama sekuriti tersebut yang istilahnya takut dengan saya, takut hal-hal yang tidak diingikan terjadi, saya minta maaf yg sebesar-besarnya. mohon dimaafkan. 

    saya akan jelaskan kronologi kejadian yg apa saja yg ada di dalam proposal yg saya ajukan ke perusahaan tersebut. 

    yg saya ajukan ke perusahaan tersebut adalah memohon bantuan utk bagi2 takjil di jalan yg sudah dilakukan oleh rekan2 saya. 

    jadi, tidak ada bahasa saya minta thr enggak ada, silakan dicek aja semua proposal ada di perusahaan itu, silakan dicek dan dibaca dan dilihat isinya itu meminta bantuan utk bagi2 takjil pada tanggal berapa nanti yg akan kita bagiin, klo kita dapat. 

    ternyata kejadiannya seperti ini, enggak dapat gitu. 

    saya akui emang saya arogan, tapi arogan saya itu kan permasalahan saya ada sebabnya gitu loh. 

    sebabnya di situ ada 4 proposal, propsal 4 itu yg 3 dinaikkan sama satpamnay, yg punya saya yg proposal isinya memohon bantuan utk bagi2 takjil di lingkungan itu tidak dinaikkan sama sekuritinya. 

     

  • Jagoan Cikiwul Bekasi Maksa Minta THR ke Perusahaan: Ngaku Bela Negara Mati-matian, Kini Kabur – Halaman all

    Preman Minta THR ke Pabrik di Cikiwul, Kabur Setelah Aksinya Viral, Polisi: Mereka Berkedok Ormas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan aksi seorang pria memaksa meminta tunjangan hari raya (THR) ke sebuah pabrik di Cikiwul, Bekasi, Jawa Barat menjadi viral di media sosial.

    Tampak pria itu berdebat dengan seorang satpam yang bekerja di pabrik tersebut.

    Dalam keterangan yang beredar, satpam itu berinisiatif memberikan uang ke pria itu.

    Namun, karena jumlahnya tak seberapa, pria itu langsung menolak mentah-mentah pemberian satpam itu.

    Pria itu bersikeras ingin bertemu dengan pimpinan perusahaan pabrik tersebut untuk meminta jatah THR.

    Dia juga menunjukkan surat proposal permintaan THR kepada satpam itu untuk diteruskan ke pimpinan perusahaan.

    Tampak satpam tersebut meladeni pria itu dengan tenang meskipun mendapatkan intimidasi.

    Bahkan, ia megancam akan menutup akses jalan depan perusahaan apabila tak bisa bertemu dengan pemilik pabrik.

    Video ini kemudian menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @peristiwa_bekasi.

    Diketahui, peristiwa itu terjadi di sebuah pabrik plastik di Jalan Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi pada Senin (17/3/2025) sekira pukul 11.00 WIB.

    Pria yang bernama Suhada itu diduga kabur setelah video aksinya meminta THR tersebut viral di media sosial.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolsek Bantargebang Kompol Sukadi.

    “Kami sudah lakukan pengecekan, sudah mintain keterangan tapi yang bersangkutan yang badannya besar namanya Suhada itu kabur ke Gunung Putri,” ujar Sukadi, Kamis (20/3/2025).

    Pihaknya telah mendatangi pabrik itu untuk meminta keterangan dari satpam yang bersangkutan.

    Mulanya, Suhada datang bersama tiga rekannya untuk meminta THR Lebaran.

    Namun, oleh satpam, mereka hanya diberi Rp20.000.

    Oleh karena itu, Suhada meminta bertemu dengan pimpinan perusahaan.

    “Iya, dia minta (THR), dikasih Rp 20.000. Tapi dia enggak mau, pengin ketemu pimpinannya,” ungkap Sukadi.

    Sukadi mengungkapkan, keempatnya merupakan preman berkedok organisasi masyarakat (ormas) yang berasal dari Bantargebang.

    Dia melanjutkan, pelaku premanisme ini sudah hampir setiap tahun melakukan aksi minta THR ke perusahaan.

    “THR untuk lebaran, setiap tahun sebetulnya, tahun kemarin terus sekarang datang lagi,” jelas Sukadi.

    Saat ini, polisi tengah melacak ketiga rekan Suhada.

    “Mereka preman berkedok ormas,” ungkap Sukadi.

    Sukadi memastikan, pihaknya akan menindak tegas para pelaku apabila keempatnya terbukti memenuhi unsur pelanggaran pidana pemerasan.

    “Sekarang klarifikasi dulu minta keterangan, ada unsur pidana atau tidak. Kalau ada kita tindaklanjuti penegakkan hukum,” imbuh dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan Viral Pria Sok Jago Minta THR ke Pabrik di Cikiwul, Ogah Dikasih Rp20.000 Malah Ancam Tutup Jalan dan Kompas.com berjudul Usai Aksinya Viral, “Jagoan Cikiwul” yang Minta THR ke Perusahaan Kabur ke Bogor

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar, Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

  • BPJN Lampung petakan 39 titik rawan longsor jelang mudik Lebaran 2025

    BPJN Lampung petakan 39 titik rawan longsor jelang mudik Lebaran 2025

    Bandarlampung (ANTARA) – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Lampung (BPJN) Lampung telah memetakan 39 titik atau ruas jalan nasional yang rawan terjadi longsor menjelang periode mudik Lebaran 2025.

    “Kami sudah melakukan persiapan menjelang periode mudik Lebaran 2025, salah satunya dengan memetakan ruas jalan yang menjadi kewenangan kami yang rawan terjadi longsor,” ujar Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Lampung Susan Novelia saat dihubungi di Bandarlampung, Kamis.

    Ia mengatakan bahwa pemetaan ruas jalan rawan longsor tersebut dilakukan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan nasional selama periode mudik Lebaran 2025.

    “Inventaris titik rawan longsor ada di ruas Simpang Tanjung Karang-Kilometer 10 rawat terjadi longsor lereng dan bahu, dua titik rawan longsor di ruas Balimbing Kota Agung Timur sebab lokasi banyak jalan tebing,” katanya.

    Kemudian ada 18 titik rawan longsor pada ruas jalan Kota Agung-Bengkunat sebab banyak tebing dan jurang alami di bagian kanan kiri badan jalan.

    “Lalu ada dua titik di ruas jalan Lintas Barat dengan kondisi jalan di kiri kanan bertebing, kemudian ada tiga titik di ruas jalan Lemong Lintas Barat, ruas jalan Lintas Barat Ruas Kota Liwa- Simpang Gunung Kemala ada lima titik rawan longsor,” ucap dia.

    Ia melanjutkan bahwa titik rawan longsor juga ada di Lintas Barat Ruas Karya Penggawa, di ruas jalan Krui-Liwa Way Krui ada dua titik rawan longsor.

    “Kemudian ruas jalan Krui-Liwa Balik Bukit ada dua titik longsor, ruas jalan Padang Tambak-Batas Kota Liwa, dan dua lokasi longsor karena kontur jalan berlereng di Bukit Kemuning,” imbuhnya

    Sedangkan ruas jalan nasional yang rawan mengalami banjir ada di batas Kabupaten Lampung Tengah-Batas Kabupaten Lampung Timur, Simpang Tanjung Karang-Kilometer 10 ada dua titik rawan banjir.

    “Kemudian di Pringsewu karena drainase tertutup, dan jalan di daerah Rajabasa Bandarlampung karena ada box culvert (gorong-gorong) daerah Nyunyai,” ujar dia.

    Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Viral Pria Sok Jago Minta THR ke Pabrik di Cikiwul, Ogah Dikasih Rp20.000 Malah Ancam Tutup Jalan 

    Viral Pria Sok Jago Minta THR ke Pabrik di Cikiwul, Ogah Dikasih Rp20.000 Malah Ancam Tutup Jalan 

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

    TRIBUNJAKARTA.COM, BANTARGEBANG – Seorang pria mengaku jagoan Cikiwul diduga meminta uang ke pabrik, aksi tersebut viral di media sosial setelah diunggah sejumlah akun Instagram. 

    Dalam video yang diunggah akun Instagram @peristiwa_bekasi, bang Jago berbadan gempal terlihat mendatangi pabrik dan berdebat dengan petugas keamanan setempat. 

    Di awal video petugas satpam pabrik berinisiatif memberikan uang ke Bang Jago tersebut, tetapi karena nilainya tak seberapa langsung ditolak mentah-mentah. 

    “Gua enggak mau itu duit lu, gua mau pimpinan lu sini,” kata Bang Jago diduga anggota organisasi masyarakat (ormas) dalam rekaman video. 

    Satpam pabrik berusaha bersikap tenang, dia tetap meladeni preman yang mengaku Jagoan Cikiwul itu meski diancam akan membawa massa. 

    Dalam percakapan video, pelaku berusaha mengajukan surat diduga berisi proposal permintaan uang. 

    “Lu makan berak di sini enggak ngehargain gua, lu kalau pengen tahu gua jagoan yang megang Cikiwul, massa gua banyak, kalau gua tutup jalan di depan pada kaga bisa gerak,” jelas dia. 

    Menanggapi hal itu, Kapolsek Bantargebang Kompol Sukadi mengatakan, peristiwa dalam video terjadi pada Senin (17/3/2025) sekira pukul 11.00 WIB. 

    “Iya, dia minta (uang), dikasih Rp20.000 tapi enggak mau, tapi malah pengen ketemu pimpinannya (perusahaan),” kata Sukadi. 

    Pelaku premanisme datang berempat, mereka sudah hampir setiap tahun melakukan aksi minta THR ke perusahaan. 

    “THR untuk lebaran, setiap tahun sebetulnya, tahun kemarin terus sekarang datang lagi,” jelas dia. 

    Sukadi memastikan, pihaknya sudah bergerak mengecek tempat kejadian perkara (TKP) dan mencari keberadaan pelaku. 

    “Kami sudah lakukan pengecekan, sudah mintain keterangan tapi yang bersangkutan yang badannya besar namanya Suhada itu kabur ke Gunung Putri,” terangnya. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya