kab/kota: Gunung

  • Operasi Tambang Merusak, Walhi Jabar: Jangan Dipersilahkan Masuk dengan Leluasa!

    Operasi Tambang Merusak, Walhi Jabar: Jangan Dipersilahkan Masuk dengan Leluasa!

    JABAR EKSPRES – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Barat (Walhi Jabar) menilai bahwa dalam pengelolaan pertambangan, selalu ada pihak yang dirugikan, khususnya masyarakat sekitar.

    Menurut Tim Advokasi Walhi Jabar, Fauqi, selama pihak-pihak yang diuntungkan masih memiliki kekuasaan kuat dalam birokrasi, maka rakyat hanya akan menjadi korban.

    “Kegiatan tambang yang terjadi di Gunung Pongkor oleh PT Antam Tbk salah satunya,” katanya kepada Jabar Ekspres, Minggu (20/4).

    Fauqi menjelaskan, aktivitas penambangan di wilayah tersebut telah berlangsung sejak tahun 1994 oleh Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor, yang berlokasi di Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

    Ia menyebut, pada tahun 1990, pemerintah telah menerbitkan kuasa pertambangan eksploitasi dengan luas area mencapai 4.058 hektare, yang kemudian terus meluas hingga kini.

    BACA JUGA: Longsor Kembali Terjadi di Jalan Angsana Gunung Kelir Ciamis, Warga Diimbau Waspada

    Selain itu, wilayah Kecamatan Nanggung yang dikenal memiliki “gunung emas” juga menghadapi persoalan lain, yaitu maraknya aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di sejumlah lokasi.

    “Investigasi yang dilakukan oleh WALHI Jawa Barat, menemukan setidaknya ada 50 sampai 100 titik lubang yang ada disana,” terangnya.

    Menurut Fauqi, kondisi lingkungan di kawasan tersebut kini mengalami anomali, di mana fungsinya tidak lagi sesuai dengan daya dukung alamnya.

    Limbah dari aktivitas pertambangan, baik oleh perusahaan maupun PETI, disebut mencemari aliran Sungai Cikaniki dan merusak ekosistemnya.

    “Ikan-ikan pernah mati massal pada tahun 2009. Keresahan warga juga timbul akibat adanya iritasi kulit yang dialami mereka, sebab sungai tersebut masih berfungsi sebagai kegiatan sehari-hari,” jelasnya.

    Ia mengungkapkan bahwa air sungai tersebut kini berwarna hitam, akibat limbah sianida dalam jumlah ribuan liter yang dibuang setiap harinya dari proses pemurnian emas.

    Dalam konteks kebijakan, tata ruang wilayah Kabupaten Bogor telah diatur melalui Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor tahun 2024–2028.

    “Kalau dilihat dari kesesuaian, fungsi Kecamatan Nanggung itu penyangga (pelindung) bagi kawasan di bawahnya, dan itu tertera di Pasal 43 RTRW Kabupaten Bogor,” ungkap Fauqi.

  • Gunung Dukono Erupsi Minggu Pagi 20 April 2025 di Halmahera Utara, Ketinggian Kolom Abu 1.000 Meter – Page 3

    Gunung Dukono Erupsi Minggu Pagi 20 April 2025 di Halmahera Utara, Ketinggian Kolom Abu 1.000 Meter – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, sekitar pukul 06.05 WIT pagi tadi, Minggu (20/4/2025) melaporkan Gunung Dukono erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter di atas puncak gunung.

    “Iya, tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1.000 meter,” ujar petugas Pos PGA Dukono Bambang Sugiono dalam keterangan tertulis yang diterima di Ternate, melansir Antara, Minggu (20/4/2025).

    Dia menyebut, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Timur. Bambang mengatakan, erupsi Gunung Dukono ini berhasil terekam pada seismogram dengan amplitudo maximum 22 mm dan durasi 59.19 detik yang berada di Pos PGA di Desa Mamuya, Kecamatan Galela.

    “Saat ini kondisi gunung api setinggi 1.087 meter dari permukaan laut itu masih berstatus level II atau Waspada,” ucap dia.

    Oleh karena itu, lanjut Bambang, masyarakat di sekitar Gunung Dukono dan pengunjung maupun wisatawan agar tidak beraktivitas mendaki dan mendekati kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 kilometer.

    “Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap,” papar Bambang.

    Sebelumnya, menurut dia, berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api, sejak Sabtu pukul 00.01 WIT terjadi 252 kali letusan, dengan ketinggian kolom abu vulkanik setinggi 800 meter – 1.000 meter di atas puncak kawah.

    Bambang menjabarkan, letusan berjumlah 252, amplitudo 6-34 mm, durasi 30.92-92.69 detik, sementara tektonik lokal jumlah 1, amplitudo 8 mm, S-P 8.91 detik, durasi 40.64 detik.

    “Sedangkan tektonik jauh jumlah 2, amplitudo 7-20 mm, S-P 13.77-24.07 detik, durasi 46.45-73.77 detik, kemudian tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-5 mm (dominan 3 mm) dan secara visual Gunung Dukono jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III dan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter hingga 900 meter di atas puncak kawah,” terang dia.

    Bambang pun meminta kepada masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

     

    Belasan pendaki Gunung Dukono di Halmahera Utara nekat mendaki tanpa izin. Saat erupsi terjadi, mereka berlarian turun untuk menyelamatkan diri

  • Longsor Kembali Terjadi di Jalan Angsana Gunung Kelir Ciamis, Warga Diimbau Waspada

    Longsor Kembali Terjadi di Jalan Angsana Gunung Kelir Ciamis, Warga Diimbau Waspada

    JABAR EKSPRES – Jalan Angsana Gunung Kelir di Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, kembali dilanda longsor pada Sabtu (19/4/2025) malam saat wilayah tersebut diguyur hujan deras.

    Kejadian ini merupakan yang kedua kalinya dalam kurun waktu terakhir, dengan longsoran mencapai kedalaman 30 meter dan panjang sekitar 200 meter. Diduga, pergerakan tanah yang diperparah oleh hujan deras menjadi pemicu utama bencana tersebut.

    Menurut keterangan warga setempat, Dede, lokasi tersebut merupakan area rawan pergerakan tanah yang telah lama ditandai dengan retakan-retakan besar.

    “Saat hujan turun deras, retakan itu semakin melebar dan akhirnya memicu longsor,” ujarnya, Minggu (20/4/2025).

    BACA JUGA: Wali Kota Banjar Pastikan Program Kartu Berdaya Terealisasi Tahun Ini

    Longsor kali ini tidak hanya merusak bahu jalan yang sebelumnya sudah diperbaiki Pemkab Ciamis, tetapi juga menggerus sisa bahu jalan lama dan mengancam struktur jalan yang baru dibangun.

    Sebelumnya, longsor di ruas jalan tersebut sempat membuat akses lalu lintas terputus.

    Pemkab Ciamis telah melakukan upaya perbaikan dengan menggeser posisi bahu jalan, namun upaya tersebut kembali terancam akibat aktivitas tanah yang tidak stabil.

    “Ada beberapa keluarga yang sudah mengungsi karena lokasi rumahnya berdekatan dengan lokasi longsoran tanah,” tambah Dede.

    Tak hanya di jalan raya, bencana serupa juga terjadi di belakang kantor Desa Neglasari, di mana sebuah tebing longsor hingga menimpa rumah warga. Akibatnya, bagian bilik rumah tersebut jebol dan rusak parah.

    BACA JUGA: Motif Asmara Dibalik Pembunuhan Wanita di Kamar Kos Ciamis

    Dede menegaskan, saat ini terdapat beberapa titik rawan longsor di desa tersebut yang dipicu oleh pergerakan tanah aktif.

    Pihak Desa Neglasari dan Pemkab Ciamis kini tengah memantau perkembangan kejadian tersebut. Warga diharapkan tetap waspada, terutama saat musim hujan, mengingat kerentanan wilayah tersebut terhadap bencana geologis.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun kerugian material masih terus didata. (CEP)

  • Siap-Siap Ada 3 Libur Nasional dan 2 Cuti Bersama di Mei 2025, Rencanakan Liburanmu Sekarang! – Page 3

    Siap-Siap Ada 3 Libur Nasional dan 2 Cuti Bersama di Mei 2025, Rencanakan Liburanmu Sekarang! – Page 3

    Dengan banyaknya hari libur di bulan Mei 2025, ada banyak cara untuk memanfaatkan waktu luang tersebut. Anda bisa merencanakan liburan ke tempat wisata yang sudah lama Anda inginkan. Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang indah dan menarik, mulai dari pantai, gunung, hingga kota-kota besar.

    Jika Anda tidak ingin bepergian jauh, Anda juga bisa menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga. Anda bisa melakukan berbagai aktivitas bersama keluarga, seperti memasak bersama, menonton film, atau bermain game. Quality time bersama keluarga sangat penting untuk menjaga keharmonisan.

    Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan waktu libur untuk melakukan hal-hal yang selama ini belum sempat dilakukan, seperti membaca buku, mengikuti kursus online, atau sekadar bersantai dan menikmati waktu untuk diri sendiri. Manfaatkan waktu ini dengan bijak.

  • Sadisnya Mulyana, Mutilasi Pacar karena Tak Mau Tanggung Jawab, Ogah Nikahi Korban yang Sedang Hamil – Halaman all

    Sadisnya Mulyana, Mutilasi Pacar karena Tak Mau Tanggung Jawab, Ogah Nikahi Korban yang Sedang Hamil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Mulyana (23), warga Kampung Baru Ciberuk, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten, ditangkap atas kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap kekasihnya, SA (19).

    Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Kompol Salahuding, mengatakan Mulyana ditangkap tanpa perlawanan di kawasan Pabuaran, Sabtu (19/4/2025).

    “Saat ini, pelaku sudah dibawa ke kantor Polresta Serang Kota untuk menjalani pemeriksaan,” kata dia, Minggu (20/5/2025), dikutip dari TribunBanten.com.

    Pembunuhan ini bermula saat pelaku mengajak korban membeli bakso di wilayah Ciomas.

    Korban dijemput di rumah kakeknya di kawasan Cinangka, oleh pelaku.

    Dari warung bakso di Ciomas, pelaku mengajak SA ke Peninjauan dengan dalih membicarakan soal kehamilan korban.

    Meski sempat mengobrol di Peninjauan, pelaku kembali mengajak korban berpindah tempat. Kali ini, ia meminta diantar korban ke Gunung Kupa dengan alasan transaksi cash on delivery (COD).

    Dalam perjalanan, korban terus mendesak pelaku untuk bertanggung jawab menikahnya.

    Karena emosi, pelaku membawa korban ke perkebunan karet yang sepi.

    Lagi-lagi, dengan alasan ingin membicarakan kehamilan SA, pelaku mengajak korban masuk ke dalam hutan.

    Saat itulah pelaku mencekik SA menggunakan kerudung yang dikenakan korban.

    Setelahnya, korban didorong dari atas tebing dan kembali dicekik hingga tewas.

    Pelaku kemudian pulang ke rumah untuk mengambil golok dan kembali ke lokasi kejadian.

    Golok itu digunakan untuk memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian, yakni kepala, tangan, kaki, dan isi perut yang dibuang ke aliran sungai.

    Sementara, bagian tubuh korban ditutup menggunakan daun pisang dan tumpulan kayu.

    “Ini hasil keterangan sementara dari pelaku, saat ini kami masih melakukan proses pendalaman,” ujar Salahuddin.

    Kronologi Jasad SA Ditemukan

    Jasad SA ditemukan oleh warga Kampung Ciberuk, Kecamatan Gunung Sari, Jumat (18/4/2025).

    Penemuan itu bermula saat seorang warga melihat tumpukan daun pisang dan kayu yang mencurigakan di tengah hutan di perkebunan karet.

    Saat dibuka, warga tersebut kaget melihat tubuh seorang perempuan tanpa kepala, tangan, dan kaki.

    “Jumat sore sekitar pukul 17.00 WIB, ditemukan oleh warga setempat,” ungkap Kapolsek Pabuaran, Iptu Suwarno, Jumat.

    Setelah bagian tubuh ditemukan, polisi dibantu warga setempat mencari anggota badan korban yang lain.

    Menurut pemberitaan TribunBanten.com, Sabtu (19/4/2025), organ tubuh sudah ditemukan adalah bagian kepala dan kaki.

    Dua organ tubuh itu ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan tubuh korban.

    Pada Sabtu, pelaku berhasil diamankan di kawasan Pabuaran.

    Dalam penangkapan itu, polisi telah mengamankan barang bukti berupa golok yang digunakan untuk memutilasi korban.

    Pelaku akan dijerat Pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan dengan ancaman paling lama 15 tahun penjara.

    “Kasus ini kami proses dan akan kami tindak tegas segala bentuk kejahatan yang meresahkan masyarakat,” kata Salahuddin, dikutip dari Kompas.com.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Polisi Tangkap Terduga Pelaku Mutilasi Perempuan di Gunung Sari Serang Banten, Ternyata Pacar Korban

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunBanten.com/Muhammad Uqel, Kompas.com/Rasyid Ridho)

  • Sadisnya Mulyana, Mutilasi Pacar karena Tak Mau Tanggung Jawab, Ogah Nikahi Korban yang Sedang Hamil – Halaman all

    Motif Pria Mutilasi Pacar di Serang Banten: Emosi Minta Dinikahi karena Sudah Hamil – Halaman all

    ​Laporan Wartawan Tribun Banten.com, Muhammad Uqel

    TRIBUNNEWS.COM, SERANG – Polresta Serang Kota berhasil menangkap pelaku mutilasi di Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten.

    Pelaku berinisial ML (23) di wilayah Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten. Pria asal Kecamatan Gunung Sari tersebut membunuh pacarnya sendiri SA (19) dengan cara dimutilasi.

    Diketahui, mayat SA kali pertama ditemukan oleh seorang warga, saat hendak membersihkan rumput di sebuah lahan, Sabtu (18/4/2025).

    Mayat SA ditemukan dalam kondisi tanpa kepala, tangan, dan kaki, hanya menyisakan bagian tubuh.

    Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Kompol Salahuddin mengatakan, motif pelaku tega melakukan pembunuhan dengan mutilasi didasari karena sang pacar hamil dan meminta pertanggungjawaban.

    Salahuddin menuturkan, peristiwa itu terjadi saat pelaku mengajak korban ketemuan untuk makan bakso di wilayah Ciomas.

    Kemudian, pelaku menjemput korban di rumah kakeknya di wilayah Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.

    Usai keduanya bertemu di rumah kakek korban, kemudian pelaku dan korban menuju ke warung bakso di Ciomas, Serang, Banten.

    Selanjutnya, setelah selesai makan bakso, pelaku mengajak korban ke daerah Peninjauan untuk membicarakan soal kehamilannya.

    Sesampainya di Peninjauan, mereka berbincang-bincang. Namun, tak lama kemudian pelaku meminta korban untuk diantarkan ke wilayah Gunung Kupa.

    Lokasi tersebut berada di kawasan Gunung Sari, dengan alasan ingin melakukan transaksi COD.

    Dalam perjalanan, korban sempat berbicara dengan pelaku meminta untuk menikahinya.

    Namun, pelaku menolaknya. Lantaran merasa terus didesak, kemudian pelaku emosi dan membawa korban ke area perkebunan karet yang sepi.

    Setibanya di lokasi, pelaku dan korban turun dari sepeda motor yang digunakannya dan pelaku mengajak korban untuk masuk ke area lebih dalam hutan dengan dalih ingin membicarakan perihal kehamilan korban.

    Tanpa banyak bicara, saat sudah berada ditengah-tengah hutan, pelaku mencekik korban menggunakan kerudung yang dikenakan korban hingga tak sadarkan diri.

    Setelah itu, korban didorong dari atas tebing dan kembali dicekik hingga dipastikan meninggal dunia.

    Setelah memastikan korban meninggal, pelaku pulang ke rumah untuk mengambil sebilah golok.

    Ia kemudian kembali ke lokasi kejadian dan memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian.

    Pelaku memutilasi bagian kepala, tangan, kaki, dan isi perut korban dan dimasukan ke dalam karung, dan dibuang ke aliran sungai.

    Sementara bagian badan korban, diletakkan di tempat kejadian perkara dengan ditutup daun pisang dan tumpukan kayu.

    “Ini hasil keterangan sementara dari terduga pelaku, saat ini kami masih terus melakukan proses pendalaman,” ujar Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Minggu, (20/4/2025).

    Salahuddin menegaskan, pihaknya akan menindak tegas terhadap pelaku kejahatan yang meresahkan masyarakat.

    “Kasus ini kami proses dan akan kami tindak tegas segala bentuk kejahatan yang meresahkan masyarakat,” pungkasnya.

     

  • Dipicu Cekcok Sepele Soal Ponsel, Perempuan di Depok Jawa Barat Dihajar Kakak Kandung – Halaman all

    Dipicu Cekcok Sepele Soal Ponsel, Perempuan di Depok Jawa Barat Dihajar Kakak Kandung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perempuan di Depok, Jawa Barat berinisial SA menjadi korban penganiayaan berat yang dilakukan oleh kakak kandungnya sendiri.

    Peristiwa tersebut terjadi di Jalan GOR Banthong, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Depok, Jawa Barat pada Rabu (16/4/2025) sekira pukul 17.00 WIB.

    “Pelaku laki-laki berinisial MI,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangannya, Minggu (20/4/2025).

    Cekcok antara kakak-adik itu dipicu masalah sepele, yakni penggunaan ponsel operasional GOR yang biasa mereka kelola bersama.

    “Diduga hal tersebut membuat pelaku tidak suka kemudian terlapor sempat berbicara dengan nada yang agak tinggi,” ujar Ade Ary.

    Ketegangan semakin memuncak setelah korban diduga melempar ponsel tersebut, hingga akhirnya pelaku melampiaskan amarahnya dengan memukul korban secara membabi buta menggunakan tangan kosong.

    “Pelaku bertubi-tubi memukul korban dengan menggunakan tangan kosong dan memukul di bagian leher,” ucap Ade Ary.

    Akibat perbuatan pelaku, korban pun mengalami sakit di bagian leher.

    Korban segera melaporkan tindakan kekerasan itu ke kepolisian pada Kamis (17/4/2025) malam sekira pukul 20.00 WIB.

    Lebih lanjut, Ade Ary mengatakan jika kasus penganiayaan tersebut tengah ditangani oleh Polres Metro Depok untuk penyelidikan lebih lanjut.

    “Ditangani Polres Metro Depok,” pungkas mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan itu.

  • Sosiolog Nilai Kasus Dokter Cabul sebagai Fenomena Gunung Es

    Sosiolog Nilai Kasus Dokter Cabul sebagai Fenomena Gunung Es

    Jakarta, Beritasatu.com – Kasus dokter cabul yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya belakangan tengah banyak mendapat sorotan publik.

    Sosiolog Andreas Budi Widyanta memandang kasus ini sebagai bagian dari persoalan yang jauh lebih luas dan belum sepenuhnya terungkap. Ia menyebut peristiwa ini sebagai fenomena gunung es.

    “Perspektif sosiologis, kita bisa melihat bahwa memang kasus-kasus seperti ini yang muncul ke permukaan itu seperti halnya fenomena gunung es. Itu yang nampak,” kata Andreas kepada Beritasatu.com, Minggu (20/4/2025).

    Andreas menjelaskan bahwa masih ada banyak kasus serupa yang belum terlihat atau tidak terangkat ke ranah publik.

    Menurutnya, hal ini terjadi karena berbagai faktor kompleks yang menyelimuti kasus dokter cabul dan kasus-kasus sejenis, sehingga luput dari perhatian dan belum menjadi isu sosial yang mendapat sorotan luas.

    “Ada problem laten yang itu tersembunyi dan belum mencuat sebagai persoalan publik yang diketahui oleh publik. Secara sosiologis sebetulnya ada banyak faktor kompleksitas itu. Yang pertama adalah sebetulnya tentu saja kita perlu melihat yang aspek psikologis dari si pelaku,” ucapnya.

    Ia menilai penting untuk mencermati pembentukan kepribadian seseorang sejak usia dini hingga dewasa.

    Dalam proses itu, kemungkinan terdapat berbagai pengalaman traumatis atau gangguan psikologis yang memengaruhi perilaku individu di masa mendatang.

    “Dan seringkali ini juga menimbulkan persoalan psikososial, menjadi patologi sosial yang juga berbahaya bagi orang lain. Maka, ini sering kita sebut sebagai kelainan seksual atau apapun sepertinya,” tutur Andreas, menegaskan bahwa kasus dokter cabul semacam ini tidak bisa dipandang sebagai insiden tunggal, melainkan bagian dari persoalan sosial yang lebih dalam.

  • Menyambut Hari Kartini, Antarestar Outdoor Angkat Semangat Kartini Lewat Aksi Positif Opsih dan LessWaste

    Menyambut Hari Kartini, Antarestar Outdoor Angkat Semangat Kartini Lewat Aksi Positif Opsih dan LessWaste

    JABAR EKSPRES – Memperingati Hari Kartini, Antarestar Outdoor menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Langkah Perempuan, Langkah Perubahan” di Area Camp Pasir Reungit, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor. Kegiatan ini menjadi wujud penghormatan terhadap semangat emansipasi perempuan sekaligus kampanye lingkungan yang menyoroti pentingnya peran perempuan sebagai agen perubahan dalam menjaga alam.

    Acara yang digelar selama dua hari ini merupakan hasil kolaborasi antara Antarestar Outdoor dan Kementerian Kehutanan, yang diwakili oleh Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Tidak hanya membawa semangat petualangan dan kebersamaan, kegiatan ini juga mengusung nilai keberlanjutan melalui pendekatan minim sampah (less waste) serta edukasi mengenai pentingnya merawat bumi.

    Perempuan sebagai Katalis Perubahan

    Penanggung jawab kegiatan, Ferri Pratama Septian, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk penghormatan terhadap semangat perjuangan R.A. Kartini dan ajakan kepada perempuan masa kini untuk turut berperan dalam pelestarian lingkungan.
    “Kartini memperjuangkan pendidikan dan hak perempuan di zamannya. Kini, kita melanjutkan langkah itu dengan menempatkan perempuan sebagai garda depan dalam menjaga bumi. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil,” ujar Ferri.

    Aksi Nyata di Alam Terbuka

    Selama kegiatan berlangsung, peserta mengikuti berbagai aktivitas yang menyatukan unsur petualangan dan kesadaran lingkungan. Di antaranya adalah trekking dan camping, pemasangan plang petunjuk dan himbauan di kawasan Kawah Ratu, gerakan membawa perlengkapan makan sendiri sebagai bagian dari kampanye reuse movement, serta diskusi inspiratif bersama Abex, seorang petualang perempuan yang dikenal atas kontribusinya dalam dunia eksplorasi alam.

    Para peserta juga diwajibkan membawa perlengkapan pribadi yang ramah lingkungan serta menghindari penggunaan plastik sekali pakai.

    “Kita ingin menunjukkan bahwa kegiatan outdoor juga bisa dilakukan secara bertanggung jawab tanpa membebani alam. Kita tak hanya melangkah, tapi juga menjaga setiap jejak yang kita tinggalkan,” tambah Ferri.

    Kampanye Berkelanjutan Lewat Media Sosial

    Selain aktivitas lapangan, semangat kegiatan ini turut digaungkan melalui media sosial. Kampanye digital ini menggunakan tagar #LangkahPerempuan, #LangkahPerubahan, dan #MerawatBumi agar pesan cinta lingkungan bisa menjangkau audiens yang lebih luas.

  • Pemburu Babi Hutan Temukan Tengkorak Manusia di Hutan Taman Nasional Halimun Salak – Halaman all

    Pemburu Babi Hutan Temukan Tengkorak Manusia di Hutan Taman Nasional Halimun Salak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI – Warga Kampung Cisagu, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dihebohkan penemuan mengerikan di jantung hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

    Seorang pemburu babi hutan menemukan kerangka manusia berserakan di tengah lebatnya rimba, lengkap dengan pakaian yang masih melekat di tulang belulang tersebut.

    Penemuan yang menggegerkan itu terjadi pada Jumat (18/4/2025) sore, sekitar pukul 16.00 WIB.

    Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, membenarkan kejadian tersebut.

    “Ya benar, ditemukan oleh warga saat sedang berburu di hutan Gunung Halimun,” ujarnya kepada awak media, Minggu (20/4/2025).

    Saksi penemu, seorang pria bernama Ajat, awalnya sedang berburu babi hutan bersama rekannya.

    Namun, di tengah pengejaran hewan buruan, mereka justru dikejutkan oleh pemandangan tak biasa yakni tengkorak manusia tergeletak di tanah, di antara pepohonan lebat.

    Tanpa membuang waktu, Ajat segera melaporkan penemuan itu kepada kepala dusun setempat.

    Kepala Desa Sirnarasa yang menerima informasi tersebut langsung meneruskannya kepada pihak kepolisian.

    Polisi Terjun ke Lokasi

    Keesokan harinya, pada Sabtu (19/4/2025), tim dari Polres Sukabumi langsung menyusuri hutan untuk mencapai titik penemuan.

    Di sana, mereka mendapati tulang belulang berserakan, dengan beberapa bagian tubuh seperti tengkorak dan tulang panjang yang masih dalam kondisi utuh.

    Tak hanya itu, sebuah kaus berwarna cokelat, celana pendek, serta sarung bermotif kotak-kotak kuning juga ditemukan di sekitar lokasi, masih menempel di beberapa bagian tubuh.

    “Kami langsung melakukan identifikasi di lokasi. Namun hingga kini, identitas kerangka manusia itu belum dapat dipastikan,” ungkap Kasatreskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono.

    Kondisi kerangka yang sudah terurai serta minimnya barang-barang pribadi membuat proses identifikasi menjadi sulit.

    Dugaan sementara, jasad tersebut telah lama tergeletak di dalam hutan.

    Pihak kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan forensik lebih lanjut untuk mengungkap identitas korban serta kemungkinan penyebab kematian. (Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin)