kab/kota: Gunung

  • Kronologi Mahasiswi Tewas Tertimpa Batu Saat Latihan Panjat Tebing di Bogor

    Kronologi Mahasiswi Tewas Tertimpa Batu Saat Latihan Panjat Tebing di Bogor

    Jakarta

    Mahasisiwi berinisial AN (19) tewas tertimpa batu saat latihan panjat tebing di Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Polisi mengungkap kronologinya.

    Kapolsek Gunungputri AKP Aulia Robby Kartika Putra mengatakan, peristiwa itu terjadi setelah saksi bernama Azis yang diduga senior atau pelatih, memasang tali panjat di tebing. Azis bahkan sempat turun dan melakukan pemanasan bersama korban dan rekan-rekannya.

    Ketika melakukan pemanasan atau pelenturan otot untuk persiapan memanjat, tiba-tiba batu berukuran besar jatuh dari tebing dan menimpa korban. Saat kejadian, Azis sempat berteriak untuk mengingatkan rekan-rekannya.

    “Mereka berlima melakukan kegiatan peregangan dan pemanasan, sebelum menaiki tebing tersebut. Pada saat melakukan peregangan dan pemanasan, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari atas tebing, lalu Azis berteriak ‘awas ada batu’,” kata Robby kepada wartawan, Minggu (20/4/2025).

    “Mendengar hal tersebut, mereka pun berlarian ke berbagai arah untuk menghindar atau mengamankan diri masing-masing,” lanjutnya.

    Usai kejadian, kata Robby, korban AN tidak muncul ketika rekan-rekannya berkumpul kembali. Hingga akhirnya AN ditemukan tewas mengambang di genangan air sekitar tebing.

    Robby menambahkan, pihaknya sudah melakukan olah TKP dan memintai keterangan sejumlah saksi. Menurutnya, pihak keluarga korban menganggap kejadian sebagai musibah dan menolak autopsi untuk jenazah korban.

    “Pihak keluarga menyatakan bahwa jenazah tidak bersedia untuk dilakukan proses autopsi dan dituangkan dalam surat pernyataan. Kemudian jenazah langsung dibawa ke rumah duka di wilayah Jonggol,” kata Robby.

    (sol/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menteri Agus Ajak Masyarakat Hadiri IPPAFest, Pameran Kreativitas Para Napi

    Menteri Agus Ajak Masyarakat Hadiri IPPAFest, Pameran Kreativitas Para Napi

    Jakarta

    Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, mengajak masyarakat menghadiri Indonesian Prison Product and Art Festival (IPPA Fest) 2025. Dia mengatakan festival ini adalah wujud nyata dari hasil pembinaan yang dilakukan di lembaga pemasyarakatan (lapas) di seluruh Indonesia, yakni dengan memamerkan produk, karya seni, hingga pertunjukan dari para warga binaan.

    IPPA Fest digelar pada 21 hingga 23 April 2025 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat (Jakpus). Acara ini diselenggarakan secara terbuka.

    Dalam keterangan tertulis pada Minggu (20/4/2025), Agus menjelaskan selama tiga hari, pengunjung dapat menyaksikan langsung kreativitas warga binaan dari Sabang sampai Merauke, baik dalam wujud kerajinan tangan, produk kuliner, fesyen, dan pertunjukan seni lainnya. Festival ini menjadi ruang ekspresi sekaligus bentuk apresiasi atas proses pembinaan dan perubahan positif yang dilakukan di balik tembok lapas dan rutan.

    Agus menyampaikan salah satu momen istimewa yang akan hadir di IPPA Fest 2025 adalah peluncuran lagu terbaru Zivilia Band, berjudul ‘Jangan Kamu, Biar Aku’, yang berkolaborasi dengan penyanyi Gita Youbi. Lagu ini diciptakan dan diproduksi di dalam Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur sebagai bagian dari program pembinaan musik.

    Proses produksi lagu ini bekerja sama dengan label rekaman Kartamakala. Hal ini menjadi simbol bahwa kreativitas tidak terbatas, meskipun seseorang tengah menjalani masa pidana.

    Agus menuturkan IPPA Fest adalah bentuk nyata dari misi pemasyarakatan untuk membina, dan mengembalikan warga binaan sebagai pribadi yang produktif dan berdaya guna.

    Agus menerangkan pihaknya membuka ruang kolaborasi. Banyak dari warga binaan yang punya talenta luar biasa dan butuh dukungan serta kepercayaan dari publik.

    “Mari datang ke IPPA Fest, lihat sendiri dan beri mereka semangat,” tambahnya.

    (aud/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Asal Usul Nama Kawasan Mangga Dua Jakarta, yang Disebut Pemerintah AS Pasar Sarang Barang Bajakan – Halaman all

    Asal Usul Nama Kawasan Mangga Dua Jakarta, yang Disebut Pemerintah AS Pasar Sarang Barang Bajakan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut asal-usul nama kawasan Mangga Dua terkenal dengan pusat perbelanjaannya.

    Mangga Dua berlokasi di Pademangan Jakarta Utara, berbatasan dengan Gunung Sahari di Jakarta Pusat.

    Jika ditarik lebih jauh, sebenarnya sejarah Mangga Dua sangat lekat dengan sejarah kota Jakarta.

    Kawasan Mangga Dua sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda.

    Pada abad ke 18, kawasan ini dihuni oleh orang-orang Jawa dari kalangan ningrat.

    Mereka yang memiliki urusan dengan VOC, kebanyakan menetap di kawasan itu.

    Ketika itu, tentunya kawasan Mangga Dua tidak memiliki nama.

    Penyebutan Mangga Dua terjadi lantaran dulu terdapat sepasang pohon mangga yang sangat terkenal di kawasan ini.

    Dituding pasar jual barang bajakan dan ilegal

    Kawasan perbelanjaan Mangga Dua kini menjadi sorotan.

    Kawasan perbelanjaan yang cukup populer di Jakarta itu disebut sebagai sarang barang bajakan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

    Dikutip dari TribunJakarta, Mangga Dua masih ramai dikunjungi pembeli. Ini terlihat dari suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Mangga Dua Raya, Pademangan, Jakarta Utara.

    Pada Minggu (20/4/2025) sore, geliat aktivitas di pusat perbelanjaan itu cukup hidup.​ Para pembeli meramaikan toko-toko para pedagang, mencari barang-barang seperti tas, baju, dan sepatu yang banyak dijual di sana.

    Tak sedikit dari barang-barang itu yang memiliki bordiran dan cetakan gambar logo serta desain merek-merek ternama luar negeri.

    Misalnya ada tas Elle Paris yang harganya berkisar Rp 20.000-Rp 50.000. Ada pula ka​us bergambar logo Converse, Nike, dan merek-merek ternama lainnya yang harganya juga bervariasi, mulai dari Rp 35.000-Rp 100.000.

    SUASANA MANGGA DUA – Suasana di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Mangga Dua, Pademangan, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Kawasan belanja Mangga Dua tengah disorot setelah Pemerintah Amerika Serikat menyebutnya sebagai salah satu pasar barang bajakan. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

    Barang-barang ini diduga kuat sebagai barang bajakan, yang harga dan kualitasnya jauh dibawah produk asli keluaran merek-merek itu.

    Minggu sore ini, keramaian di pusat perbelanjaan itu sangat terlihat di beberapa lantai yang dijadikan tempat perbelanjaan.

    Di tiap lantai terlihat para pengunjung menyusuri lorong-lorong di antara kios-kios barang dagangan.

    Diketahui, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) menyoroti keberadaan Pasar Mangga Dua, Jakarta yang dianggap banyak dijual barang bajakan.

    Dalam dokumen Laporan Estimasi Perdagangan Nasional 2025 tentang Hambatan Perdagangan Luar Negeri dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), pemerintah negeri Paman Sam menyebut keberadaan Pasar Mangga Dua yang dianggap menjadi sarang barang bajakan menjadi salah satu penghambat hubungan dagang antarkedua negara.

    “Amerika Serikat juga terus mendorong Indonesia untuk menyediakan sistem perlindungan yang efektif terhadap penggunaan komersial yang tidak adil,” bunyi dokumen USTR dikutip dari ustr.gov, Minggu(20/4/2025).

    Selain menyoroti soal Pasar Mangga Dua, Jakarta, dokumen tersebut juga menyinggung soal Undang-Undang Cipta Kerja.

    Menurut USTR, minimnya penegakan hukum terkait Republik Indonesia masih menjadi masalah.

    Karena itu AS mendesak Indonesia untuk menggunakan satuan tugas penegakan HAKI guna meningkatkan kerjasama penegakan hukum antar lembaga dan kementerian penegak hukum terkait.

    Melalui laporan itu, AS juga mengkhawatirkan Undang-Undang Paten (UU) 2016 yang telah diubah melalui Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja, sehingga persyaratan tersebut dapat dipenuhi melalui impor atau lisensi.

    Dokumen ini juga menyoroti permasalahan yang dihadapi pelaku usaha AS di berbagai negara, salah satunya dengan Indonesia.

    Laporan ini disusun oleh Executive of The President USA yang juga dipublikasikan di situs resmi USTR. Disebutkan bahwa Indonesia masih jadi surga bagi barang-barang bajakan meski sudah ada upaya pemberantasan dari pemerintah.

    “Mangga Dua masih menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian jadi. Hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada tindakan penegakan hukum terhadap penjual barang palsu,” tulis dokumen tersebut.

    PASAR MANGGA DUA RAMAI – Meski disebut sebagai sarang barang bajakan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), kawasan Pasar Mangga Dua Jakarta tetap ramai pembeli pada Minggu(20/4/2025). (Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)

    a Produk Bajakan, Kerugian Negara Tembus Rp291 Triliun

    “Para pemangku kepentingan terus melaporkan bahwa surat peringatan yang diberikan kepada penjual sebagian besar tidak efektif dan menimbulkan kekhawatiran tentang kurangnya penuntutan pidana. Indonesia harus mengambil tindakan penegakan hukum yang kuat dan diperluas di pasar ini dan pasar lainnya, termasuk melalui tindakan yang dilakukan oleh Satuan Tugas Penegakan Kekayaan Intelektual,” tambah dokumen USTR tersebut.

    Selain Indonesia, sebenarnya USTR juga menyoroti dua negara lain di Asia Tenggara, yakni Malaysia dan Thailand yang juga dianggap menjadi penghambat perdagangan.

    Dalam kasus Thailand dan Malaysia, pemerintah AS juga mengeluhkan peredaran barang bajakan, terutama yang dijual di kawasan Pasar Petaling Street (Kuala Lumpur) dan MBK Center (Bangkok). (TribunJakarta/Gerald/Tribunnews/Willy)

  • Wanita Tewas Tertimpa Batu saat Latihan Panjat Tebing di Gunung Putri Bogor

    Wanita Tewas Tertimpa Batu saat Latihan Panjat Tebing di Gunung Putri Bogor

    JABAR EKSPRES – Seorang mahasiswi meninggal dunia akibat tertimpa batu yang jatuh dari atas tebing saat sedang mengikuti latihan panjat tebing di kawasan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

    Kapolsek Gunung Putri, AKP Aulia Robby Kartika Putra, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa insiden terjadi saat kegiatan latihan organisasi pecinta alam (Mapala) pada Minggu (20/4/2025) sekitar pukul 08.15 WIB.

    Awalnya, lima orang mahasiswa yang masing-masing berinisial A, S, P, N, dan AN datang ke Gunung Putri untuk melakukan aktivitas panjat tebing. Saat tiba di lokasi, A naik ke atas tebing untuk memasang tali runner atau jalur lintasan dengan dibantu pengawasan oleh keempat rekannya yang berada di bawah.

    Setelah selesai memasang tali, A kembali turun ke bawah dan bergabung dengan yang lain untuk melakukan pemanasan. Namun, saat sesi peregangan berlangsung, terdengar suara gemuruh dari atas tebing. A segera berteriak, “Awas ada batu!” untuk memperingatkan teman-temannya.

    BACA JUGA: Begini Rekayasa Arus Lalu Lintas untuk Penyambutan Mahkota Binokasih Pajajaran di Kabupaten Bogor

    “Mendengar hal tersebut, mereka berlima pun berlarian ke berbagai arah untuk menghindar atau mengamankan diri masing-masing,” kata Robby saat dikonfirmasi, pada Minggu (20/4/2025).

    Setelah situasi mulai tenang, A bersama tiga rekannya berkumpul kembali dan saling memeriksa kondisi. Namun, mereka menyadari bahwa AN tidak terlihat bersama mereka.

    “Setelah dilakukan pencarian di sekitar lokasi jatuhnya batu, korban AN ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Tubuhnya tergeletak telentang dan mengambang di genangan air dekat tebing,” jelasnya.

    A kemudian meminta bantuan seorang petani yang berada di dekat lokasi untuk mengevakuasi tubuh AN dari dalam air. Mereka mencoba memeriksa pernapasan korban, namun saat dicek, AN sudah tidak bernapas.

    BACA JUGA: Longsor Kembali Terjadi di Jalan Angsana Gunung Kelir Ciamis, Warga Diimbau Waspada

    Tak lama setelah itu, A meminta bantuan warga sekitar untuk memanggil ambulans. Korban lalu dibawa ke RS Paragon Citeureup. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan tim medis, korban dinyatakan meninggal dunia.

  • Kasus Mutilasi Pacar Hamil di Banten: Mulyana Ditangkap Polisi – Halaman all

    Kasus Mutilasi Pacar Hamil di Banten: Mulyana Ditangkap Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Mulyana (23), warga Kampung Baru Ciberuk, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten, ditangkap oleh kepolisian atas dugaan pembunuhan dan mutilasi terhadap kekasihnya, SA (19), yang sedang hamil.

    Penangkapan dilakukan tanpa perlawanan di kawasan Pabuaran pada Sabtu, 19 April 2025.

    Menurut Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Kompol Salahuddin, kejadian bermula saat Mulyana mengajak SA untuk membeli bakso di wilayah Ciomas.

    Setelah bertemu, Mulyana mengajak SA untuk berbicara mengenai kehamilan korban di lokasi Peninjauan.

    Namun, dalam perjalanan, SA terus mendesak Mulyana untuk bertanggung jawab dan menikahinya.

    Karena emosi, Mulyana membawa SA ke perkebunan karet dengan alasan ingin membicarakan masalah kehamilan.

    Di tempat tersebut, pelaku mencekik SA menggunakan kerudung yang dikenakan korban sebelum mendorongnya dari tebing dan kembali mencekiknya hingga tewas.

    Setelah menghabisi nyawa SA, Mulyana pulang untuk mengambil golok dan kembali ke lokasi kejadian.

    Ia kemudian memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian, yakni kepala, tangan, kaki, dan isi perut yang dibuang ke aliran sungai.

    Bagian tubuh yang terpisah ditutupi dengan daun pisang dan tumpukan kayu.

    Penemuan Jasad

    Jasad SA ditemukan oleh warga setempat pada Jumat, 18 April 2025.

    Penemuan ini terjadi saat seorang warga melihat tumpukan daun pisang dan kayu yang mencurigakan di tengah hutan perkebunan karet.

    Setelah diperiksa, warga tersebut terkejut mendapati tubuh seorang perempuan tanpa kepala, tangan, dan kaki.

    Kapolsek Pabuaran, Iptu Suwarno, menyatakan bahwa bagian tubuh lainnya juga berhasil ditemukan oleh polisi dan warga setempat.

    Mulyana kini akan dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, yang terancam hukuman penjara paling lama 15 tahun.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kunjungan Kerja ke Yogyakarta, Menbud Fadli Zon Soroti Revitalisasi dan Tata Kelola Cagar Budaya

    Kunjungan Kerja ke Yogyakarta, Menbud Fadli Zon Soroti Revitalisasi dan Tata Kelola Cagar Budaya

    JAKARTA – Dalam rangka upaya pelestarian warisan budaya nusantara, Menbud Fadli Zon lakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta. Kunjungan ini menyoroti komitmen pemerintah dalam melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya serta memastikan pengelolaan berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat.

    Menbud Fadli Zon mengawali agenda pertamanya di Yogyakarta dengan meninjau langsung bangunan Cagar Budaya Hotel Tugu Yogyakarta bersama Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X dan perwakilan keluarga pemilik.

    Dibangun pada tahun 1881, Hotel Tugu merupakan salah satu bangunan kolonial tertua di Yogyakarta yang memiliki nilai sejarah tinggi. “Hotel ini menjadi saksi berbagai peristiwa penting, mulai dari lokasi rapat antara Indonesia dengan Komisi Tiga Negara (Australia, Beligia, Amerika Serikat) pasca-Agresi Militer Belanda II serta Serangan Umum 1 Maret 1948,” jelas Menbud Fadli Zon dalam diskusinya.

    Menbud menambahkan, Hotel Tugu Yogyakarta berada pada posisi yang strategis sebagai wajah kota dan pintu gerbang budaya. “Bangunan Hotel Tugu ini juga merupakan bagian integral dari Sumbu Filosofis Yogyakarta, garis imajiner budaya yang menghubungkan Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan, serta telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO tahun 2023,” sambungnya.

    Saat ini kondisi bangunan Hotel Tugu terbengkalai. Oleh karena itu, pemerintah bersama keluarga pemilik sepakat untuk mendorong upaya revitalisasi yang berlandaskan pada prinsip amanat UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Revitalisasi ini diharapkan tidak hanya menjaga keutuhan struktur fisik, tetapi menghidupkan kembali fungsinya sebagai ruang publik yang produktif.

    Selanjutnya, kunjungan dilanjutkan ke kantot Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X di Sleman, Yogyakarta. Menbud meninjau koleksi artefak hasil pelestarian dan ekskavasi dari berbagai situs penting di wilayah kerja BPK Wilayah X.

    “BPK Wilayah X mencatat lebih dari 2.000 koleksi budaya dari berbagai situs penting seperti Prambanan, Plaosan, Dieng, serta situs-situs lain, dan telah melaksanakan 372 kegiatan pelestarian sepanjang tahun 2024, termasuk konservasi artefak, registrasi koleksi, serta 316 kegiatan edukatif berbasis masyarakat,” tutur Menbud.

    Beberapa artefak menonjol antara lain Arca Narasimha dari abad ke-9 M, salah satu arca terbesar berasal dari Dinasti Sanjaya yang menggambarkan inkarnasi Dewa Wisnu dalam bentuk singa-manusia, serta Arca Wamana Triwikrama dari awal masa Kerajaan Mataram Hindu yang mempresentasikan kisah mitologis Vamana yang menguasai tiga dunia \ dengan tiga langkahnya.

    Dalam diskusi bersama jajaran BPK Wilayah X, dibahas sejumlah isu strategis mengenai arah kebijakan pelestarian dan pengelolaan warisan budaya di Yogyakarta dan Jawa Tengah, dengan wilayah kerja yang mencakup lebih dari 120 situs cagar budaya dan 11 museum—termasuk kawasan strategis seperti Borobudur, Prambanan, Dieng, Plaosan, dan Ratu Boko.

    “Sejumlah isu penting seperti penguatan kelembagaan dan peran BPK dalam skema tata kelola cagar budaya baru; pengembangan kerja sama internasional, termasuk inisiatif Pemerintah India untuk mendukung revitalisasi Prambanan; serta langkah pemanfaatan berkelanjutan melalui skema Public–Private Partnership (PPP) berbasis ekosistem budaya.

    Kami juga membahas tantangan regenerasi SDM, khususnya juru pelihara dan juru pugar, serta perlunya skema afirmatif dan sertifikasi kompetensi,” jelas Menbud Fadli Zon.

    Menbud Fadli Zon mendorong pemanfaatan situs budaya yang tak hanya memperkuat aspek pelindungan dan edukasi, tetapi juga menghadirkan nilai tambah ekonomi budaya.

    Terakhir, ia berpesan agar penataan kelembagaan ke depan harus berorientasi pada efisiensi, kesinambungan, dan kepentingan nasional dalam merawat warisan peradaban dunia.

    Kunjungi Pondok Pesantren Ora Aji 

    Dalam kunjungan kerjanya ke Yogyakarta, Menbud menyempatkan diri berkunjung ke Pondok Pesantren Ora Aji, yang diasuh oleh Mubaligh, Miftah Maulana Habiburrohman, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Miftah. Pada kunjungan ini Menbud beserta keluarga besar P.P Ora Aji merayakan budaya Indonesia dalam suasana Idulfitri.

    Menbud mengungkapkan pentingnya pagelaran wayang dengan 33 dalang sebagai bagian dari warisan budaya yang diakui UNESCO. Wayang, bersama dengan keris, batik, dan gamelan, menurutnya merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.

    “Kita ini adalah negara yang banyak sekali keberagamannya, dan kita membutuhkan persatuan. Bagaimana perbedaan itu? Jangan menjadi sumber perpecahan, tapi perbedaan itu harus menjadi sumber kekuatan. Inilah saya kira tantangan kita yang bisa membuat perbedaan itu menjadi sumber kekuatan itu hanya budaya. Biasanya politik kadang kadang memecah belah, kadang kadang tapi budaya dan seni itu menyatukan,” jelas Menbud pada kesempatan tersebut.

    Pentingnya persatuan dalam keberagaman budaya menurut Menteri Fadli juga ditekankan, dengan harapan perbedaan dapat menjadi sumber kekuatan. Dalam konteks modern, tantangan untuk menarik generasi muda melalui teknologi dan media baru juga diangkat.

    Menteri Kebudayaan menegaskan komitmennya untuk memajukan budaya nasional dan melestarikan warisan budaya, termasuk situs-situs bersejarah seperti Candi Borobudur dan Prambanan.

  • Operasi Tambang Merusak, Walhi Jabar: Jangan Dipersilahkan Masuk dengan Leluasa!

    Operasi Tambang Merusak, Walhi Jabar: Jangan Dipersilahkan Masuk dengan Leluasa!

    JABAR EKSPRES – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Barat (Walhi Jabar) menilai bahwa dalam pengelolaan pertambangan, selalu ada pihak yang dirugikan, khususnya masyarakat sekitar.

    Menurut Tim Advokasi Walhi Jabar, Fauqi, selama pihak-pihak yang diuntungkan masih memiliki kekuasaan kuat dalam birokrasi, maka rakyat hanya akan menjadi korban.

    “Kegiatan tambang yang terjadi di Gunung Pongkor oleh PT Antam Tbk salah satunya,” katanya kepada Jabar Ekspres, Minggu (20/4).

    Fauqi menjelaskan, aktivitas penambangan di wilayah tersebut telah berlangsung sejak tahun 1994 oleh Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor, yang berlokasi di Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

    Ia menyebut, pada tahun 1990, pemerintah telah menerbitkan kuasa pertambangan eksploitasi dengan luas area mencapai 4.058 hektare, yang kemudian terus meluas hingga kini.

    BACA JUGA: Longsor Kembali Terjadi di Jalan Angsana Gunung Kelir Ciamis, Warga Diimbau Waspada

    Selain itu, wilayah Kecamatan Nanggung yang dikenal memiliki “gunung emas” juga menghadapi persoalan lain, yaitu maraknya aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di sejumlah lokasi.

    “Investigasi yang dilakukan oleh WALHI Jawa Barat, menemukan setidaknya ada 50 sampai 100 titik lubang yang ada disana,” terangnya.

    Menurut Fauqi, kondisi lingkungan di kawasan tersebut kini mengalami anomali, di mana fungsinya tidak lagi sesuai dengan daya dukung alamnya.

    Limbah dari aktivitas pertambangan, baik oleh perusahaan maupun PETI, disebut mencemari aliran Sungai Cikaniki dan merusak ekosistemnya.

    “Ikan-ikan pernah mati massal pada tahun 2009. Keresahan warga juga timbul akibat adanya iritasi kulit yang dialami mereka, sebab sungai tersebut masih berfungsi sebagai kegiatan sehari-hari,” jelasnya.

    Ia mengungkapkan bahwa air sungai tersebut kini berwarna hitam, akibat limbah sianida dalam jumlah ribuan liter yang dibuang setiap harinya dari proses pemurnian emas.

    Dalam konteks kebijakan, tata ruang wilayah Kabupaten Bogor telah diatur melalui Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor tahun 2024–2028.

    “Kalau dilihat dari kesesuaian, fungsi Kecamatan Nanggung itu penyangga (pelindung) bagi kawasan di bawahnya, dan itu tertera di Pasal 43 RTRW Kabupaten Bogor,” ungkap Fauqi.

  • Gunung Dukono Erupsi Minggu Pagi 20 April 2025 di Halmahera Utara, Ketinggian Kolom Abu 1.000 Meter – Page 3

    Gunung Dukono Erupsi Minggu Pagi 20 April 2025 di Halmahera Utara, Ketinggian Kolom Abu 1.000 Meter – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, sekitar pukul 06.05 WIT pagi tadi, Minggu (20/4/2025) melaporkan Gunung Dukono erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter di atas puncak gunung.

    “Iya, tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1.000 meter,” ujar petugas Pos PGA Dukono Bambang Sugiono dalam keterangan tertulis yang diterima di Ternate, melansir Antara, Minggu (20/4/2025).

    Dia menyebut, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Timur. Bambang mengatakan, erupsi Gunung Dukono ini berhasil terekam pada seismogram dengan amplitudo maximum 22 mm dan durasi 59.19 detik yang berada di Pos PGA di Desa Mamuya, Kecamatan Galela.

    “Saat ini kondisi gunung api setinggi 1.087 meter dari permukaan laut itu masih berstatus level II atau Waspada,” ucap dia.

    Oleh karena itu, lanjut Bambang, masyarakat di sekitar Gunung Dukono dan pengunjung maupun wisatawan agar tidak beraktivitas mendaki dan mendekati kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 kilometer.

    “Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap,” papar Bambang.

    Sebelumnya, menurut dia, berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api, sejak Sabtu pukul 00.01 WIT terjadi 252 kali letusan, dengan ketinggian kolom abu vulkanik setinggi 800 meter – 1.000 meter di atas puncak kawah.

    Bambang menjabarkan, letusan berjumlah 252, amplitudo 6-34 mm, durasi 30.92-92.69 detik, sementara tektonik lokal jumlah 1, amplitudo 8 mm, S-P 8.91 detik, durasi 40.64 detik.

    “Sedangkan tektonik jauh jumlah 2, amplitudo 7-20 mm, S-P 13.77-24.07 detik, durasi 46.45-73.77 detik, kemudian tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-5 mm (dominan 3 mm) dan secara visual Gunung Dukono jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III dan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter hingga 900 meter di atas puncak kawah,” terang dia.

    Bambang pun meminta kepada masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

     

    Belasan pendaki Gunung Dukono di Halmahera Utara nekat mendaki tanpa izin. Saat erupsi terjadi, mereka berlarian turun untuk menyelamatkan diri

  • Longsor Kembali Terjadi di Jalan Angsana Gunung Kelir Ciamis, Warga Diimbau Waspada

    Longsor Kembali Terjadi di Jalan Angsana Gunung Kelir Ciamis, Warga Diimbau Waspada

    JABAR EKSPRES – Jalan Angsana Gunung Kelir di Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, kembali dilanda longsor pada Sabtu (19/4/2025) malam saat wilayah tersebut diguyur hujan deras.

    Kejadian ini merupakan yang kedua kalinya dalam kurun waktu terakhir, dengan longsoran mencapai kedalaman 30 meter dan panjang sekitar 200 meter. Diduga, pergerakan tanah yang diperparah oleh hujan deras menjadi pemicu utama bencana tersebut.

    Menurut keterangan warga setempat, Dede, lokasi tersebut merupakan area rawan pergerakan tanah yang telah lama ditandai dengan retakan-retakan besar.

    “Saat hujan turun deras, retakan itu semakin melebar dan akhirnya memicu longsor,” ujarnya, Minggu (20/4/2025).

    BACA JUGA: Wali Kota Banjar Pastikan Program Kartu Berdaya Terealisasi Tahun Ini

    Longsor kali ini tidak hanya merusak bahu jalan yang sebelumnya sudah diperbaiki Pemkab Ciamis, tetapi juga menggerus sisa bahu jalan lama dan mengancam struktur jalan yang baru dibangun.

    Sebelumnya, longsor di ruas jalan tersebut sempat membuat akses lalu lintas terputus.

    Pemkab Ciamis telah melakukan upaya perbaikan dengan menggeser posisi bahu jalan, namun upaya tersebut kembali terancam akibat aktivitas tanah yang tidak stabil.

    “Ada beberapa keluarga yang sudah mengungsi karena lokasi rumahnya berdekatan dengan lokasi longsoran tanah,” tambah Dede.

    Tak hanya di jalan raya, bencana serupa juga terjadi di belakang kantor Desa Neglasari, di mana sebuah tebing longsor hingga menimpa rumah warga. Akibatnya, bagian bilik rumah tersebut jebol dan rusak parah.

    BACA JUGA: Motif Asmara Dibalik Pembunuhan Wanita di Kamar Kos Ciamis

    Dede menegaskan, saat ini terdapat beberapa titik rawan longsor di desa tersebut yang dipicu oleh pergerakan tanah aktif.

    Pihak Desa Neglasari dan Pemkab Ciamis kini tengah memantau perkembangan kejadian tersebut. Warga diharapkan tetap waspada, terutama saat musim hujan, mengingat kerentanan wilayah tersebut terhadap bencana geologis.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun kerugian material masih terus didata. (CEP)

  • Siap-Siap Ada 3 Libur Nasional dan 2 Cuti Bersama di Mei 2025, Rencanakan Liburanmu Sekarang! – Page 3

    Siap-Siap Ada 3 Libur Nasional dan 2 Cuti Bersama di Mei 2025, Rencanakan Liburanmu Sekarang! – Page 3

    Dengan banyaknya hari libur di bulan Mei 2025, ada banyak cara untuk memanfaatkan waktu luang tersebut. Anda bisa merencanakan liburan ke tempat wisata yang sudah lama Anda inginkan. Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang indah dan menarik, mulai dari pantai, gunung, hingga kota-kota besar.

    Jika Anda tidak ingin bepergian jauh, Anda juga bisa menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga. Anda bisa melakukan berbagai aktivitas bersama keluarga, seperti memasak bersama, menonton film, atau bermain game. Quality time bersama keluarga sangat penting untuk menjaga keharmonisan.

    Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan waktu libur untuk melakukan hal-hal yang selama ini belum sempat dilakukan, seperti membaca buku, mengikuti kursus online, atau sekadar bersantai dan menikmati waktu untuk diri sendiri. Manfaatkan waktu ini dengan bijak.