kab/kota: Gunung

  • Kakek Penjual Pisang di Bogor Dipukul Pemotor hingga Hidung Berdarah, Polisi: Pelaku Warga Bekasi – Halaman all

    Kakek Penjual Pisang di Bogor Dipukul Pemotor hingga Hidung Berdarah, Polisi: Pelaku Warga Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video cuplikan CCTV di Kota Bogor, Jawa Barat merekam aksi seorang pemotor yang menganiaya penjual pisang menjadi viral di media sosial.

    Tampak kakek penjual pisang yang sedang memikul dagangannya dengan berjalan kaki dihentikan oleh pria yang mengendarai motor.

    Saat berhenti, pemotor itu menghampiri penjual pisang itu dan aksi pemukulan tersebut terjadi.

    Namun sayangnya, tindakan penganiayaan itu tidak terekam jelas karena terhalang papan.

    Akibatnya, hidung korban mengeluarkan darah setelah dipukul pelaku.

    Pelaku pun tampak santai meninggalkan korban meski dihampiri beberapa warga.

    Korban kemudian dibantu seorang wanita yang berada di lokasi kejadian.

    Wanita itu membantu korban dengan mengelap hidung korban dengan tisu agar darah berhenti mengalir.

    Video itu menjadi viral di Instagram setelah diunggah oleh akun Instagram @mamahakushop. 

    Setelah viralnya video tersebut, Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin berkunjung ke rumah korban.

    Diketahui, peristiwa itu terjadi di wilayah Gunungbatu, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor pada Kamis (1/5/2025).

    Korban bernama Ogan (78) yang tinggal di Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

    Jenal bersama Polresta Bogor Kota langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) setelah mendapatkan laporan dari warganet.

    “Saya meluncur ke toko tersebut berbarengan dengan Polresta Bogor Kota,” kata Jenal.

    Pihaknya kemudian menyerahkan penyelidikan penganiayaan ini ke Polresta Bogor Kota. 

    “Kami menyerahkan sepenuhnya ke Polresta Bogor Kota. Kita sudah laporkan ke Kapolresta. Saat ini tahap penyelidikan dan pengejaran pelaku,” tandasnya.

    Kasie Humas Polresta Bogor Kota Ipda Eko Agus membenarkan telah menyelidiki peristiwa itu.

    “Sudah dalam penyelidikan dan saat ini ditangani oleh Polsek Bogor Barat,” kata Ipda Eko saat dihubungi Jumat (2/5/2025).

    Identitas pelaku

    Pelaku pemukulan tersebut bukan warga Bogor tetapi berasal dari Bekasi.

    Aji melanjutkan, pihaknya saat ini sedang melakukan pengejaran.

    Hal ini diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho.

    “Pelaku sudah teridentifikasi. Pelaku bukan warga Bogor melainkan warga Bekasi,” kata Aji saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Jumat (2/5/2025).

    “Saat ini kami masih melakukan pengejaran,” sambungnya.

    Meski demikian, Aji belum membeberkan identitas dari pelaku tersebut.

    Nantinya pelaku pun terancam terjerat Pasal 351 KUHP terkait penganiayaan.

    “Kita masih lakukan penyelidikan. Sementara berdasarkan LP pelaku terancam dijerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Terungkap Sosok Pelaku yang Pukul Kakek Penjual Pisang di Gunung Batu Bogor, Rupanya Warga Bekasi.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • Geger Penemuan Dunia yang Hilang, Ternyata Lokasinya di RI

    Geger Penemuan Dunia yang Hilang, Ternyata Lokasinya di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Misteri dunia yang hilang menjadi pembahasan menarik bagi sebagian masyarakat. Ternyata ada ‘dunia hilang’ yang ditemukan di wilayah Indonesia. Hal itu terungkap dalam jurnal berjudul ‘Proceedings of the Royal Society B’.

    Para ilmuwan mengungkap temuan mengejutkan. Dunia yang hilang tersebut tak lain adalah Sumba di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sumba ternyata merupakan habitat beragam hewan yang sebagian sudah punah sejak beribu-ribu tahun yang lalu.

    Beberapa hewan punah tersebut adalah gajah mini, spesies tikus, kadal raksasa, sampai spesies komodo. Fosil hewan-hewan tersebut ditemukan di Sumba.

    Berdasarkan pengamatan terhadap fosil-fosil yang ditemukan, spesies-spesies tersebut hidup di Sumba sekitar 12.000 tahun yang lalu.

    Bahkan, laporan itu mendapati temuan serius yang memungkinkan bahwa hewan-hewan langka awalnya hidup di wilayah Sumba, dikutip dari Mongabay, Sabtu (3/5/2025).

    Hal ini makin meyakinkan ketika ditemukannya fosil komodo yang saat ini hanya bermukim di Pulau Komodo, Flores.

    Penemuan itu kemudian memancing asumsi bahwa hewan yang kini termasuk langka itu sebenarnya berasal dari Sumba.

    Ekspedisi untuk meneliti hewan-hewan punah ini berlangsung dari 2011 hingga 2014. Tim peneliti berasal dari Zoological Society of London (ZSL).

    Mereka mengoleksi fosil dari Sumba, sebagai bagian dari kepulauan yang dulu dinamai ‘Wallacea’.

    Nama daerah ini berasal dari ahli biologi Alfred Russel Wallace yang pertama kali memberikan batasan wilayah berdasarkan penyebaran spesies hewan di Indonesia pada abad ke-19.

    Wilayah di dalam Wallacea termasuk Sumba, Sulawesi, Lombok, Flores, Halmahera, Buru, dan Seram.

    Wilayah Wallacea mendulang popularitas pada 2004, ketika kelompok arkeologi mengumbar fosil makhluk punah yang dinamai ‘hobbit’ atau Homo Floresiensis. Makhluk ini ditemukan di Flores, bagian utara dari Sumba.

    Hingga kini, riset tentang Sumba sendiri masih sangat jarang. Survei soal fosil dan kehidupan liar di sana belum terlalu banyak dilakukan.

    “Mungkin karena terlalu banyak pulau di Indonesia untuk dipelajari. Masih jarang biologis atau paleontologis yang fokus pada wilayah beragam di Indonesia,” kata Samuel Turvey, anggota peneliti di ZSL.

    Para ilmuwan berharap penelitian lebih lanjut di Sumba bisa dilakukan untuk mendapatkan pencerahan soal evolusi spesies di area tersebut.

    “Penemuan di area ini bisa membuka wawasan yang menakjubkan soal dunia yang hilang. Ada banyak hewan yang berevolusi di kepulauan Wallacea yang terisolasi namun kemudian punah seiring munculnya peradaban manusia modern,” terang Turvey.

    ‘Dunia Hilang’ di Spanyol

    Tak cuma Indonesia, ada pula ‘dunia hilang’ yang ditemukan di Spanyol. Atlantis yang dikenal sebagai dunia yang hilang berhasil ditemukan melalui sebuah penelitian dari Spanyol.

    Peneliti menemukan beberapa pulau yang tenggelam di dekat Kepulauan Canary.

    “Ini mungkin asal muasal legenda Atlantis,” kata kepala proyek yang mempelajari aktivitas gunung berapi di Kepulauan Canary, Luis Somoza, dikutip dari Live Science.

    Lokasi tersebut, Gunung Los Atlantes adalah serangkaian pulau pada zaman Eocene dari 56 juta hingga 34 juta tahun lalu. Namun gunung telah berhenti meletus dan laharnya memadat, membuat pulau-pulau tenggelam.

    Gunung Los Atlantes berada paling timur dari Kepulauan Canary. Pulau berada di gunung bawah laut yang tidak aktif dengan diameter 50 kilometer dan berada di 2,3 km bawah permukaan laut.

    “Ini merupakan pulau-pulau di masa lalu dan tenggelam, sekarang masih tenggelam persis seperti yang diceritakan dalam legenda Atlantis,” imbuhnya.

    Para peneliti menemukannya saat menjelajahi dasar laut lepas pantai timur Lanzarote. Mereka menggunakan kendaraan yang dikontrol dari jarak jauh (remotely operated vehicle/ROV) pada kedalaman antara 330 hingga 8.200 (100-2.500 meter).

    Menurutnya, tim peneliti berhasil menemukan bagian pantai, tebing dan bukit pasir di lokasi tersebut. Pasir yang menutupi batuan vulkanik kemungkinan telah mengendap saat tenggelam.

    Para peneliti juga menemukan beberapa pantai tidak tenggelam terlalu dalam. Kedalamannya berkisar 60 meter di bawah permukaan laut.

    Mereka juga menemukan gunung berapi tidak aktif dan menjadi pulau saat permukaan air laut rendah saat zaman es terakhir. Sementara saat era tersebut berakhir, pulau akhirnya tenggelam.

    “Pulau-pulau ini dihuni oleh para satwa liar,” ucapnya.

    Berbagai temuan ‘dunia hilang’ yang dulunya ditinggali spesies punah kini sudah menjadi modern dengan masuknya peradaban teknologi. Temuan-temuan ini mengungkap sejarah perkembangan Bumi dan makhluk yang ada di dalamnya, sehingga bisa lebih mengenal planet tempat kita hidup. Semoga informasi ini bermanfaat!

     

    (luc/luc)

  • Cerita Kakek Penjual Pisang yang Dihajar dan Dipalak Pria di Bogor, Cari Nafkah Demi Istrinya Stroke

    Cerita Kakek Penjual Pisang yang Dihajar dan Dipalak Pria di Bogor, Cari Nafkah Demi Istrinya Stroke

    TRIBUNJAKARTA.COM – Ugan (78), kakek penjual pisang di Bogor berdarah setelah dihajar pria misterius.

    Peristiwa pemukulan itu terjadi saat Ugan berjalan di kawasan Gunung batu, Bogor Barat, Kota Bogor.

    Kasus itu pun menjadi viral di media sosial. Bahkan orang nomor dua di Bogor, Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin turun tangan mendatangi Ugan.

    Terkini, polisi mengungkapkan pelaku pemukulan Kakek Ugan telah terindentifikasi. Pelaku berasal dari Bekasi.

    Pelaku Pukuli Kakek Ugan

    Dikutip TribunnewsBogor, peristiwa itu berawal saat Ugan diberhentikan oleh  pria misterius yang mengendarai sepeda motor dan memakai jaket serta helm tertutup.

    Pria tersebut langsung menghajar Ugan hingga berdarah. Ugan sempat menghindar. Namun, ia tidak sempat menyelamatkan diri.

    Insiden itu terekam kamera CCTV. Beruntung ada karyawati toko yang langsung mendatangi Ugan.

    Pelaku pemukulan yang tak melepaskan helmnya itu pun langsung naik ke motor dan meninggalkan lokasi.

    Melihat kakek penjual pisang itu terluka parah di hidungnya, karyawati itu pun memviralkannya.

    Lewat akun Instagram @mamahakuhshop, ia membagikan rekaman video saat sedang menolong kakek Ugan.

    Terlihat seorang karyawati sigap membantu kakek tersebut mengelap darah di wajahnya. Tampak kakek tersebut lesu setelah dianiaya oleh pria tak dikenal tersebut.

    “Ada bapak-bapak jual pisang, dipukulin tuh sampai berdarah pas di depan toko lagi, astaghfirullah. Kasihan. Kurang ajar ya emang. Gue sumpahin tuh orangnya jatuh. Kasihan udah orang tua lagi, main pukul aja,” ujar pemilik akun mamahakuhshop.

    Peristiwa itu akhirnya diketahui Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin. Jenal Mutaqin langsung mendatangi toko di mana kejadian pemukulan itu terjadi.

    Ia menemui karyawati yang merekam dan memviralkan kakek Ugan seraya bertanya identitas si kakek.

    Setelah meminta bantuan warga dan warganet, Jenal akhirnya berhasil mendapatkan alamat kakek Ugan, korban pemukulan.

    Ternyata kakek penjual pisang itu tinggal di Cibanteng, Kabupaten Bogor. Bertemu dengan kakek Ugan, Jenal Mutaqin pun langsung mengecek kondisinya.

    Tampak Ugan lemas dan terus menunduk bak menahan sakit di wajahnya. Tanpa pikir panjang, Jenal pun langsung mengajak kakek Ugan ke klinik terdekat. 

    Di sana Jenal meminta dokter untuk mengobati luka Ugan bekas pemukulan. Setelah diantar ke klinik, Ugan sedikit segar dan sudah bisa tersenyum.

    Terlebih di momen tersebut, Jenal memberikan sejumlah uang kepada Ugan. “Tadi mah duit palsu, ini mah duit asli,” kata Jenal Mutaqin.

    “Alhamdulillah,” ujar keluarga Ugan.

    “Ini skenario Allah lewat saya. Kalau enggak laporan dari mamahakuhshop, di balik musibah, ini mah (uang) asli,” pungkas Jenal.

    “Terima kasih warga Bogor yang mendukung yang menginformasikan, semoga sehat selalu doain kepolisian Polresta Bogor Kota berhasil menangkap pelaku dan abahnya sehat-sehat,” sambungnya.

    Usai dibantu dan ditemui Wakil Wali Kota Bogor, kisah hidup kakek Ugan terkuak. Pemilik akun mamahakuhshop membagikan sosok asli kakek Ugan.

    Ternyata saat kejadian pemukulan, Ugan sempat melawan saat dipalak oleh pelaku hingga uangnya Rp300 ribu diambil pelaku.

    Hal itulah yang diduga jadi pemicu pelaku tega menghajar kakek Ugan. Akibat kejadian tersebut, uang Ugan sebanyak Rp300 ribu diambil oleh pelaku.

    Kata kelurga Ugan, sang penjual pisang itu biasa jalan kaki berkeliling jualan sejauh puluhan kilometer setiap hari.

    “Pak Ugan adalah penjual pisang keliling yg berdomisili area cibanteng. Beliau jualan start dari pasar merdeka sampai area gunung batu bahkan SBJ pokoknya jalan jauhhh banget (bayangin bapak setua itu bawa2 pisang muter2 jualan,” ungkap akun mamahakuhshop, dilansir pada Jumat (2/5/2025).

    Nekat berjualan meski usianya tak lagi muda, Kakek Ugan rupanya bertekad mencari nafkah untuk sang istri.

    Usut punya usut, istri kakek Ugan menderita stroke selama empat tahun lamanya. Selama jualan pisang, Ugan ternyata kerap ditipu dan dipalak.

    Bukan cuma itu, Ugan juga beberapa kali diberikan uang palsu. Hal itu terjadi karena Ugan tidak bisa baca tulis alias buta huruf.

    Usai kejadian pemukulan itu, kakek Ugan harus berjalan kaki menuju ke rumahnya selama dua jam lamanya.

    Sementara itu, usai kasus sang kakek viral, pihak kepolisian mengurai fakta soal sosok pelaku.

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho mengungkap identitas terduga pelaku.

    Diduga pria misterius yang memukuli kakek Ugan adalah warga Bekasi.

    “Pelaku sudah teridentifikasi. Pelaku bukan warga Bogor melainkan warga Bekasi,” kata AKP Aji Riznaldi Nugroho saat dihubungi, Jumat (2/5/2025).

    Lebih lanjut kata Aji, pihaknya saat ini sedang melakukan pengejaran.

    “Saat ini kami masih melakukan pengejaran,” ujar  AKP Aji Riznaldi Nugroho.  Sosoknya diburu, pelaku pun terancam terjerat Pasal 351 KUHP terkait penganiayaan.

    “Kita masih lakukan penyelidikan. Sementara berdasarkan LP pelaku terancam dijerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan,” katanya. (TribunnewsBogor.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Tuduhan Ijazah Palsu, Rampai Nusantara Dukung dan Kawal Langkah Jokowi Tempuh Jalur Hukum  – Halaman all

    Tuduhan Ijazah Palsu, Rampai Nusantara Dukung dan Kawal Langkah Jokowi Tempuh Jalur Hukum  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Organisasi masyarakat Rampai Nusantara menyatakan dukungan penuh, akan mengawal sampai tuntas terhadap langkah Joko Widodo (Jokowi), yang menempuh jalur hukum atas tuduhan ijazah palsu yang dilayangkan sejumlah pihak. 

    Ketua Umum Rampai Nusantara Mardiansyah Semar mengatakan langkah Jokowi yang turun gunung langsung melaporkan perkara tersebut ke Polda Metro Jaya sebagai bentuk komitmen terhadap penegakan hukum terhadap pihak yang selama ini menyerang pribadi Jokowi. 

    “Langkah hukum ini merupakan tindakan yang tegas untuk menjaga integritas pribadi dari fitnah, tuduhan dan framing tidak berdasar yang selama ini diarahkan kepada pak Jokowi, kami siap untuk bantu memperkuat bukti dan saksi-saksi yang diperlukan dalam proses hukum ini dan orang-orang tersebut yang sudah dilaporkan harus menerima konsekwensi hukum atas perbuatannya,” kata Semar, kepada wartawan Jumat (2/5/2025).

    Lebih lanjut, Semar juga menyatakan komitmennya untuk mengawal proses hukum hingga tuntas dan menyerukan kepada aparat penegak hukum agar segera memproses laporan tersebut secara profesional.

    “Kami akan mengawal proses hukum hingga tuntas, Pak Jokowi merupakan pembina Rampai Nusantara sudah tentu kami akan terus membersamai beliau dengan mengikuti proses hukum tersebut sampai selesai agar menjadi perhatian bersama bahwa dalam negara hukum, segala bentuk penghasutan, fitnah dan penyebaran informasi palsu harus ditindak secara adil dan tegas, kami meyakini penegak hukum akan profesional dan bertindak seadil-adilnya demi kepercayaan publik serta stabilitas demokrasi juga yang tidak kalah penting menjaga kondusifitas negara,” ujarnya. 

    Semar juga menginstruksikan seluruh jaringan pengurus Rampai Nusantara di 34 provinsi dan 305 kabupaten/kota untuk turut aktif melawan penyebaran hoaks dan fitnah di masyarakat, khususnya yang menyasar Presiden Jokowi.

    “Kami mendorong semua pihak untuk meluruskan informasi yang telah terdistorsi, dengan cara bijak dan bertanggung jawab, untuk pengurus dan anggota Rampai Nusantara di seluruh Indonesia saya minta untuk turun langsung ke masyarakat untuk menjelaskan bahwa apa yang di sampaikan Roy Suryo dkk itu tidak benar dan sesat informasi,” pungkas Semar.

    Untuk informasi, dalam kasus tudingan ijazah palsu sendiri, Jokowi datang ke Polda Metro Jaya bersama empat kuasa hukumnya untuk membuat laporan pada Rabu (30/4/2025). 

    Adapun terlapornya masih dalam penyelidikan. Hanya saja kubu Jokowi menyatakan ada lima orang yang diduga terlibat dalam kasus ini yakni RS, RS, ES, T, dan K. 

    Laporan tersebut menyertakan Pasal 310 dan 311 KUHP tentang pencemaran nama baik serta Pasal 27a, Pasal 32, dan Pasal 35 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). 

    JOKOWI LAPOR – Presiden ke-7 RI Joko Widodo usai memberikan pelaporan di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/4/2025). Presiden ke-7 RI Joko Widodo memberikan pelaporan soal tudingan ijazah palsu yang dituduhkan kepada dirinya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

    Dalam pemeriksaan awal, Jokowi ternyata membawa ijazah pendidikan formalnya mulai dari Sekolah Dasar (SD) untuk diperlihatkan ke polisi. 

    “Tadi Pak Jokowi sudah memperlihatkan secara clear ijazah SD, SMP, SMA, hingga kuliahnya UGM, semua sudah diperlihatkan kepada para penyelidik,” kata Kuasa Hukum Jokowi, Yakup Hasibuan kepada wartawan di Polda Metro Jaya pada Rabu (30/4/2025). 

    Yakup menjelaskan dalam hal ini kliennya tersebut ditanya terkait apa yang dilaporkan termasuk soal sejarah ijazah tersebut. 

    “kemudian sejarah-sejarah Pak Jokowi juga ditanyakan, bagaimana dulu pada saat kuliah, kegiatan-kegiatan apa saja, hingga tentunya yang paling terkhusus, paling banyak mungkin mengenai peristiwa-peristiwa dugaan tindak pidana yang dilakukan,” tuturnya. 

    Lebih lanjut, Yakup mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya terkait laporan yang dibuat ke penyidik Polda Metro Jaya untuk segera diselidiki. 

    “Kita sudah serahkan ini kepada hukum, kepada jalur yang sudah benar, kami harap dan Pak Jokowi juga harap ini semua menjadi terang benderang, semuanya clear,” tuturnya.

  • Intip, Daya Tarik Wisata Paralayang Kota Batu untuk Pencinta Olahraga Ekstrem

    Intip, Daya Tarik Wisata Paralayang Kota Batu untuk Pencinta Olahraga Ekstrem

    Liputan6.com, Bandung – Aktivitas paralayang merupakan salah satu olahraga ekstrem yang mampu memberikan sensasi luar biasa bagi para pencintanya. Kegiatan ini memanfaatkan kekuatan angin dan ketinggian sehingga memungkinkan seseorang terbang bebas di udara.

    Selain itu, olahraga ini memadukan keberanian, teknik, dan keindahan alam menjadikannya pengalaman yang tak terlupakan. Meski tergolong ekstrem, paralayang telah dilengkapi dengan standar keselamatan yang memadai.

    Aktivitasnya bahkan bisa dilakukan oleh pemula dengan bimbingan dari instruktur profesional. Di Indonesia, paralayang tidak hanya dikenal sebagai olahraga tetapi juga telah menjadi daya tarik wisata yang cukup populer.

    Saat ini banyak destinasi wisata alam di Tanah Air yang menawarkan fasilitas paralayang sebagai wisata petualangan. Tempat-tempat seperti Puncak Bogor, Gunung Banyak di Bat, dan Matantimali di Sulawesi Tengah dikenal sebagai lokasi favorit untuk paralayang.

    Kemudian daya tarik utama dari wisata paralayang adalah panorama indah yang bisa dinikmati dari ketinggian. Adapun bagi masyarakat Kota Batu atau wisatawan yang tengah mengunjungi kota ini terdapat spot menikmati paralayang yang cukup populer.

    Tempat tersebut adalah Wisata Paralayang Kota Batu yang berlokasi di kawasan Gunung Banyak. Para pengunjung yang pencinta adrenalin bisa menikmati pemandangan hingga paralayang dari ketinggian sekitar 1.300 mdpl.

    Bagi para pemula juga bisa menikmati aktivitasnya dengan didampingi oleh instruktur profesional.

  • Tanam Sejuta Pohon, PTPN Hijaukan Puncak Bogor – Page 3

    Tanam Sejuta Pohon, PTPN Hijaukan Puncak Bogor – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PTPN I Regional 2 dalam rangka menindaklanjuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara BAKN DPR RI dan PTPN Group yang telah dilaksanakan pada tahun 2024.

    Kunjungan ini turut menjadi bagian dari dukungan terhadap keberlanjutan program strategis Tanam Sejuta Pohon. Program ini merupakan inisiatif jangka panjang PTPN dalam mendukung pelestarian lingkungan dan penguatan fungsi sosial-ekologis kawasan perkebunan.

    Kegiatan tanam pohon pada kesempatan ini meliputi jenis tanaman konversi, tanaman produktif dan tanaman endemik. PTPN I Regional 2 sampai dengan bulan Maret 2025 sebanyak 19.622 pohon di lahan seluas 48,09 ha dengan sumber bibit secara mandiri, kolaborasi dengan Pemerintah, sinergi BUMN, perusahaan swasta dan NGO.

    Dalam kunjungan tersebut, para anggota BAKN meninjau langsung lokasi depot bibit pohon, penanaman pohon, fasilitas agrowisata, dan melakukan diskusi strategis bersama jajaran manajemen PTPN I.

    “Menurut saya, multi fungsi Perkebunan yang sekarang dikerjakan oleh PTPN, Alhamdulillah saat ini bisa kita lihat melalui program satu juta pohon. Harapan ke depannya, kegiatan ini bisa menjadi bentuk kerja sama dengan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara DPR RI,” ungkap Wakil Ketua BAKN DPR RI Herman Khaeron dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (3/5/2025).

    Program penanaman ini dipusatkan di kawasan Agrowisata Gunung Mas sebagai lokasi seremonial. Kegiatan diawali dengan peninjauan depot bibit pohon, penanaman pohon bersama, dan sesi diskusi di Wisma Afandi.

    “Program Tanam Sejuta Pohon bukan sekadar kegiatan CSR, tapi bagian dari visi kami untuk mengintegrasikan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam satu kesatuan aksi. Kami menyambut baik kehadiran BAKN DPR RI dan berharap kerja sama yang lebih erat dapat terus dibangun demi keberlanjutan dan kemaslahatan masyarakat,” tutur Direktur Utama PTPN I Teddy Y. Danas.

     

     

  • Tanah Bergerak di Brebes Meluas, Ratusan Warga Diungsikan, Lokasi Relokasi Masih Dikaji Geologis
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Mei 2025

    Tanah Bergerak di Brebes Meluas, Ratusan Warga Diungsikan, Lokasi Relokasi Masih Dikaji Geologis Regional 3 Mei 2025

    Tanah Bergerak di Brebes Meluas, Ratusan Warga Diungsikan, Lokasi Relokasi Masih Dikaji Geologis
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Bencana
    tanah bergerak
    yang terjadi di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten
    Brebes
    , Jawa Tengah, telah memaksa ratusan warga untuk mengungsi.
    Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, merespons situasi ini dengan meminta seluruh instansi terkait untuk mempercepat proses rekonstruksi, terutama dalam penyiapan hunian tetap bagi para korban.
    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah mengalokasikan bantuan sebesar Rp 2.010.000.000 untuk perbaikan rumah dan tempat ibadah yang terdampak bencana tersebut.
    “Terkait dengan situasi di Sirampog, sudah saya perintahkan untuk buat kajian, untuk memindahkan masyarakat kita di sini,” ungkap Luthfi usai mengunjungi lokasi pengungsian di Gunung Poh, Brebes, Jumat (2/5/2025).
    Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Brebes telah menyiapkan hunian sementara (huntara) yang dapat menampung 432 pengungsi, yang saat ini tersebar di beberapa titik.
    Di Gunung Poh terdapat 197 orang, di Krajan 29 orang, dan 202 orang tinggal di rumah saudara mereka.
    “Saya ingin agar segera dicarikan tempat yang representatif, harus cepat, dan dikaji secara geologis. Jangan sampai kita memindahkan penduduk, tapi jalurnya nanti
    mbledug meneh
    (bergerak lagi). Harus benar-benar aman untuk tempat tinggal,” tegas Luthfi, menyoroti pentingnya keamanan lokasi relokasi.
    Gubernur juga menekankan perlunya perhatian terhadap kondisi mental dan moril masyarakat yang akan direlokasi.
    Mereka perlu diyakinkan agar dapat beradaptasi dengan tempat tinggal yang lebih aman dan tidak kembali ke daerah rawan bencana.
    Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma, menyatakan bahwa anggaran untuk hunian tetap telah disiapkan oleh Gubernur Luthfi.
    Total kebutuhan lahan untuk hunian tetap seluas 1,2 hektar.
    “Saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Beliau (Gubernur) sudah menyiapkan dana untuk membeli hunian tetap. Alhamdulillah terima kasih,” ujar Paramitha.
    Saat ini, dua lokasi di Kecamatan Sirampog telah diusulkan untuk hunian tetap, yaitu lahan di Desa Manggis seluas 1,8 hektar dan Bumiwah seluas 1,6 hektar.
    Kedua lokasi ini sedang dalam proses kajian geologis.
    “Kita masih menunggu kajian geologinya untuk memastikan tanah tidak bergerak dan aman untuk ditinggali,” tambahnya.
    Terkait hunian sementara, rencananya para pengungsi akan mulai menempati lokasi tersebut pada tanggal 16 Mei 2025.
    Pihaknya berkomitmen untuk segera memfasilitasi para korban bencana agar mendapatkan tempat tinggal yang layak.
    “Kita tidak mau warga kami mengungsi terus di tenda. Kami perintahkan dinas terkait untuk segera menyiapkan,” tandas Bupati Paramitha.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Beji Antaboga, Oasis Sunyi di Lereng Gunung Raung yang Menyatukan Enam Agama

    Beji Antaboga, Oasis Sunyi di Lereng Gunung Raung yang Menyatukan Enam Agama

    Liputan6.com, Banyuwangi – Di tengah hutan pinus lereng Gunung Raung, Banyuwangi, terdapat Beji Antaboga merupakan sebuah kawasan seluas 3 hektare yang menjadi simbol harmoni enam agama. Dengan 29 mata air alami dan nuansa spiritual yang kental, destinasi ini menawarkan ketenangan jauh dari keramaian.

    Mengutip dari berbagai sumber, Beji Antaboga terletak di Dusun Selorejo, Desa Kaligondo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Kawasan ini dikelilingi hutan pinus Perhutani KPH Banyuwangi Barat dengan udara sejuk dan pemandangan gumuk batu alami.

    Tempat ini awalnya dikenal sebagai situs Hindu, tetapi berkembang menjadi area peribadatan enam agama resmi Indonesia; Hindu, Buddha, Konghucu, Islam, Katolik, dan Kristen. Beji Antaboga memiliki 15 mata air yang disebut pancur sewu (seribu pancuran), dengan tujuh di antaranya terkonsentrasi di sisi barat.

    Salah satu yang terkenal adalah tirta mumbul, mata air yang meluap dan dianggap suci untuk ritual. Airnya mengalir jernih sepanjang tahun, bahkan di musim kemarau.

    Selain itu, terdapat gumuk bedawang nala, formasi batu alami berbentuk kura-kura raksasa. Batu ini dipercaya sebagai tempat semedi Resi Markandeya.

    Di sekitarnya, tiga aliran mata air bertemu di campuhan tiga. Hal ini menciptakan spot yang sering digunakan untuk meditasi .

     

  • Cerita Kakek Penjual Pisang yang Dihajar dan Dipalak Pria di Bogor, Cari Nafkah Demi Istrinya Stroke

    Kakek Penjual Pisang Dianiaya Pemotor, Orang Nomor 2 di Bogor Turun Tangan, Pelaku Asal Bekasi

    TRIBUNJAKARTA.COM – Ugan (78), kakek penjual pisang di Bogor berdarah setelah dihajar pria misterius.

    Peristiwa pemukulan itu terjadi saat Ugan berjalan di di kawasan Gunung batu, Bogor Barat, Kota Bogor.

    Kasus itu pun menjadi viral di media sosial. Bahkan orang nomor dua di Bogor, Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin turun tangan mendatangi Ugan.

    Terkini, polisi mengungkapkan pelaku pemukulan Kakek Ugan telah terindentifikasi. Pelaku berasal dari Bekasi.

    Pelaku Pukuli Kakek Ugan

    Dikutip TribunnewsBogor, peristiwa itu berawal saat Ugan diberhentikan oleh  pria misterius yang mengendarai sepeda motor dan memakai jaket serta helm tertutup.

    Pria tersebut langsung menghajar Ugan hingga berdarah. Ugan sempat menghindar. Namun, ia tidak sempat menyelamatkan diri.

    Insiden itu terekam kamera CCTV. Beruntung ada karyawati toko yang langsung mendatangi Ugan.

    Pelaku pemukulan yang tak melepaskan helmnya itu pun langsung naik ke motor dan meninggalkan lokasi.

    Melihat kakek penjual pisang itu terluka parah di hidungnya, karyawati itu pun memviralkannya.

    Lewat akun Instagram @mamahakuhshop, ia membagikan rekaman video saat sedang menolong kakek Ugan.

    Terlihat seorang karyawati sigap membantu kakek tersebut mengelap darah di wajahnya. Tampak kakek tersebut lesu setelah dianiaya oleh pria tak dikenal tersebut.

    “Ada bapak-bapak jual pisang, dipukulin tuh sampai berdarah pas di depan toko lagi, astaghfirullah. Kasihan. Kurang ajar ya emang. Gue sumpahin tuh orangnya jatuh. Kasihan udah orang tua lagi, main pukul aja,” ujar pemilik akun mamahakuhshop.

    Peristiwa itu akhirnya diketahui Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin. Jenal Mutaqin langsung mendatangi toko di mana kejadian pemukulan itu terjadi.

    Ia menemui karyawati yang merekam dan memviralkan kakek Ugan seraya bertanya identitas si kakek.

    Setelah meminta bantuan warga dan warganet, Jenal akhirnya berhasil mendapatkan alamat kakek Ugan, korban pemukulan.

    Ternyata kakek penjual pisang itu tinggal di Cibanteng, Kabupaten Bogor. Bertemu dengan kakek Ugan, Jenal Mutaqin pun langsung mengecek kondisinya.

    Tampak Ugan lemas dan terus menunduk bak menahan sakit di wajahnya. Tanpa pikir panjang, Jenal pun langsung mengajak kakek Ugan ke klinik terdekat. 

    Di sana Jenal meminta dokter untuk mengobati luka Ugan bekas pemukulan. Setelah diantar ke klinik, Ugan sedikit segar dan sudah bisa tersenyum.

    Terlebih di momen tersebut, Jenal memberikan sejumlah uang kepada Ugan. “Tadi mah duit palsu, ini mah duit asli,” kata Jenal Mutaqin.

    “Alhamdulillah,” ujar keluarga Ugan.

    “Ini skenario Allah lewat saya. Kalau enggak laporan dari mamahakuhshop, di balik musibah, ini mah (uang) asli,” pungkas Jenal.

    “Terima kasih warga Bogor yang mendukung yang menginformasikan, semoga sehat selalu doain kepolisian Polresta Bogor Kota berhasil menangkap pelaku dan abahnya sehat-sehat,” sambungnya.

    Usai dibantu dan ditemui Wakil Wali Kota Bogor, kisah hidup kakek Ugan terkuak. Pemilik akun mamahakuhshop membagikan sosok asli kakek Ugan.

    Ternyata saat kejadian pemukulan, Ugan sempat melawan saat dipalak oleh pelaku hingga uangnya Rp300 ribu diambil pelaku.

    Hal itulah yang diduga jadi pemicu pelaku tega menghajar kakek Ugan. Akibat kejadian tersebut, uang Ugan sebanyak Rp300 ribu diambil oleh pelaku.

    Kata kelurga Ugan, sang penjual pisang itu biasa jalan kaki berkeliling jualan sejauh puluhan kilometer setiap hari.

    “Pak Ugan adalah penjual pisang keliling yg berdomisili area cibanteng. Beliau jualan start dari pasar merdeka sampai area gunung batu bahkan SBJ pokoknya jalan jauhhh banget (bayangin bapak setua itu bawa2 pisang muter2 jualan,” ungkap akun mamahakuhshop, dilansir pada Jumat (2/5/2025).

    Nekat berjualan meski usianya tak lagi muda, Kakek Ugan rupanya bertekad mencari nafkah untuk sang istri.

    Usut punya usut, istri kakek Ugan menderita stroke selama empat tahun lamanya. Selama jualan pisang, Ugan ternyata kerap ditipu dan dipalak.

    Bukan cuma itu, Ugan juga beberapa kali diberikan uang palsu. Hal itu terjadi karena Ugan tidak bisa baca tulis alias buta huruf.

    Usai kejadian pemukulan itu, kakek Ugan harus berjalan kaki menuju ke rumahnya selama dua jam lamanya.

    Sementara itu, usai kasus sang kakek viral, pihak kepolisian mengurai fakta soal sosok pelaku.

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho mengungkap identitas terduga pelaku.

    Diduga pria misterius yang memukuli kakek Ugan adalah warga Bekasi.

    “Pelaku sudah teridentifikasi. Pelaku bukan warga Bogor melainkan warga Bekasi,” kata AKP Aji Riznaldi Nugroho saat dihubungi, Jumat (2/5/2025).

    Lebih lanjut kata Aji, pihaknya saat ini sedang melakukan pengejaran.

    “Saat ini kami masih melakukan pengejaran,” ujar  AKP Aji Riznaldi Nugroho.  Sosoknya diburu, pelaku pun terancam terjerat Pasal 351 KUHP terkait penganiayaan.

    “Kita masih lakukan penyelidikan. Sementara berdasarkan LP pelaku terancam dijerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan,” katanya. (TribunnewsBogor.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Keluarga Ungkap Sosok Baim, Pendaki Asal Jember yang Terjatuh di Gunung Saeng Bondowoso – Halaman all

    Keluarga Ungkap Sosok Baim, Pendaki Asal Jember yang Terjatuh di Gunung Saeng Bondowoso – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fahrul Hidayatullah alias Baim (18) jatuh di Gunung Saeng, di Desa Sumber Waru, Kecamatan Binakal, Bondowoso, Jawa Timur, pada Kamis (1/5/2025).

    Pria asal Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember tersebut mendaki bersama keempat temannya yang berasal dari sekolah yang sama, yaitu SMK Negeri 5 Jember.

    Keempat temannya itu adalah Fajar Teguh Ardiansyah, Wulandari, Ahmad Najmi Yahya Fajriyah, dan Ayudya Mundri Estriaradini.

    Menurut Fajar, mereka adalah teman satu sekolah yang saat ini berada di bangku kelas 11, tetapi beda jurusan.

    “Beda jurusan, Baim jurusan Ternak Ruminansia,” ungkapnya, dilansir Surya.co.id, Jumat (2/5/2025).

    Lebih lanjut, Baim adalah putra bungsu dari dua bersaudara.

    Keluarganya telah datang ke basecamp pendakian Gunung Saeng sejak Kamis malam. 

    Namun, kini orang tuanya sudah pulang, dan yang masih berada di basecamp adalah kakak dan sepupunya.

    Sepupu korban, Hakiki mengatakan, ini pertama kalinya Baim mendaki ke gunung. 

    Namun dapat dipastikan bahwa korban pamit pada keluarga saat berangkat mendaki.

    “Pamit kalau mau mendaki,” ucap Hakiki.

    Ia mengenal Baim sebagai pribadi yang ramah dan tak pernah aneh-aneh.

    Bahkan, dirinya aktif di madrasah sebagai remaja masjid di Dusun Kedungsuko, Desa/Kecamatan Bangsalsari. 

    “Ramah anaknya,” jelas Hakiki.

    Ia menyebut, setiap Sabtu malam Baim aktif mengikuti sholawatan.

    Hakiki lantas bercerita, tak ada firasat apa pun dari keluarga saat Baim pamit akan berangkat mendaki.

    “Kemarin pas Baim jatuh itu kan sekitar pukul 13.30 WIB. Ibunya ada depan rumah saya, ambil kayu. Tak ada firasat ini,” tuturnya.

    Sementara itu, pencarian keberadaan Baim kembali dilakukan pada Jumat pagi.

    Semalam pencarian oleh Timsar Gabungan dihentikan sekitar pukul 22.00 WIB karena terhambat kabut dan cuaca gerimis yang terjadi.

    Menurut Kepala Bidang Logistik, Rehabilatisi, dan Rekrontuksi, BPBD Bondowoso, Tugas Riski Bahana, pencarian pagi dilakukan sejak pukul 05.00 WIB.

    Tim dibagi menjadi dua pos, yaitu Posko Utama di Basecamp Gunung Saeng dan posko kedua di Dusun Tegal Tengah, Kelurahan/Kecamatan Curahdami.

    “Pencarian dan evakuasi dilakukan di 2 titik lokasi dimulai pukul 05.00 WIB,” ujar Tugas Riski.

    Ia menerangkan, tim yang sudah naik menemukan topi dan sepatu yang disinyalir milik korban.

    “Disinyalir milik Baim,” ucapnya.

    Akan tetapi, sampai dengan pukul 09.30 WIB, keberadaan korban belum ditemukan, hanya titik jatuhnya.

    Fajar Teguh menyebut, korban terakhir kali memang mengenakan baju berwarna coklat muda, sepatu hitam, dan topi putih.

    “Pakai baju coklat, sepatunya hitam, pakai topi putih,” ungkapnya 

    Ia menerangkan, dirinya bersama Baim telah sampai di puncak, bahkan sempat berfoto dan menikmati snack bersama-sama.

    “Iya sudah di puncak, sudah mau turun,” pungkas Fajar.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pendaki Jember yang Jatuh di Gunung Saeng Bondowoso Dikenal Ramah dan Suka Sholawatan.

    (Tribunnews.com/Deni)(Surya.co.id/Sinca Ari Pangistu)