kab/kota: Gunung

  • PHIG Petakan 22 Anak Gunung Kaldera Ijen, Ini Tujuannya

    PHIG Petakan 22 Anak Gunung Kaldera Ijen, Ini Tujuannya

    Bondowoso (beritajatim.com) – Upaya mempertahankan status Ijen sebagai bagian dari Unesco Global Geopark terus dilakukan. Salah satunya melalui kegiatan bertajuk Mapping the Journey: 22 Anak Gunung Kaldera Ijen Purba yang digelar oleh Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) Bondowoso bersama sejumlah pihak.

    Ketua PHIG Bondowoso, Tantri Raras Ningtyas menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memetakan pola perjalanan dari tujuh puncak utama (seven summit) yang berada di kawasan Ijen Geopark.

    Hasil pemetaan tersebut akan menjadi gambaran potensi wisata minat khusus di wilayah Ijen, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.

    “Ini adalah bagian dari program Ijen Geopark untuk memenuhi rekomendasi Unesco menjelang revalidasi status Geopark tahun depan,” ungkap Tantri pada BeritaJatim.com, Jumat (16/5/2025).

    Kegiatan ini melibatkan komunitas PHIG, Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), dan akademisi dari berbagai universitas.

    Ia berharap ke depan ada sinergi nyata dari seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang tergabung dalam tim teknis Ijen Geopark untuk bersama-sama mengembangkan potensi kawasan dan menyukseskan revalidasi.

    Sementara itu, Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, potensi wisata Bondowoso sangat besar, tetapi butuh kesiapan masyarakat dan infrastruktur pendukung.

    “Kesiapan masyarakat, jalan, air, serta budaya menyambut wisatawan harus dibangun mulai dari tingkat desa,” ulasnya.

    Kata Bupati, kelompok sadar wisata dan koperasi yang mendukung sektor pariwisata juga perlu disinergikan antar lembaga. “Tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah,” ujar Ra Hamid, sapaan akrabnya.

    Ia menegaskan bahwa pembangunan sektor wisata harus dilakukan dari akar rumput dengan melibatkan masyarakat secara aktif agar dampaknya benar-benar terasa luas. (awi/but)

  • Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Jatim: Pancaroba Picu Banjir dan Longsor

    Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Jatim: Pancaroba Picu Banjir dan Longsor

    Surabaya (beritajatim.com) – BPBD Provinsi Jatim mengatakan, bahwa saat ini pancaroba peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Di sisa musim hujan ini masih ada wilayah di Jatim yang terjadi hujan deras atau cuaca ekstrem hingga terjadi banjir dan longsor.

    “Kami imbau warga untuk waspada dan turut aktif membersihkan lingkungan sekitar, perhatikan aliran air di selokan agar tidak mampet dan menyebabkan banjir,” tegas Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto kepada wartawan di kantornya, Jumat (16/5/2025).

    Dia memprediksi potensi cuaca ekstrem terjadi hingga akhir Mei 2025. Musim hujan kali ini diperkirakan bakal lebih lama dibanding tahun lalu.

    “Jadi, potensi cuaca ekstrem, hujan deras disertai angin masih berpotensi terjadi hingga akhir Mei ini,” katanya.

    Gatot menyebut saat ini masih ada beberapa titik di Jatim yang terjadi bencana banjir. Yakni, Sidoarjo, Kota Blitar, Kota Kediri.

    “Di beberapa daerah ada banjir Sidoarjo, Kota Blitar, Kota Kediri. Kami turunkan tim, dan tim kami bersama kabupaten/kota melakukan penambalan tanggul jebol di Jombang dan pembersihan pasca banjir di Pamekasan. Kalau yang sudah surut di Sampang, Tulungagung, Pamekasan,” tuturnya.

    “Di Lumajang juga ada sungai yang terdampak erupsi Gunung Semeru hingga ada warga yang terisolir,” tambahnya.

    Gatot meminta warga waspada dan rutin mengecek saluran-saluran air di perkampungan agar tidak terjadi banjir. Meski sudah memasuki musim pancaroba, curah hujan masih tinggi. [tok/aje]

  • Warkop Terselubung di Ponorogo Ditutup, DPRD Desak Satpol PP Berantas Prostitusi Online

    Warkop Terselubung di Ponorogo Ditutup, DPRD Desak Satpol PP Berantas Prostitusi Online

    Ponorogo (beritajatim.com) – Langkah tegas Satpol PP Ponorogo dalam menutup warung kopi (warkop) yang disalahgunakan untuk praktik prostitusi terselubung, mendapat apresiasi dari Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno. Dia menyebut upaya tersebut sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam memerangi penyakit masyarakat yang berpotensi menyebarkan HIV/AIDS di Bumi Reog.

    Dalam beberapa pekan terakhir, Satpol PP bersama tim gabungan telah menutup belasan warkop di Desa Demangan, Kecamatan Siman, serta puluhan lainnya di kawasan Pasar Janti, Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan.

    “Kami apresiasi kinerja ini. Tapi saya ingatkan, jangan berhenti di sini,” kata Dwi Agus, Jumat (16/5/2025).

    Menurutnya, penutupan tempat-tempat itu harus menjadi langkah awal dari agenda besar. Yakni menjadikan Ponorogo sebagai kabupaten yang sehat dan bebas dari praktik prostitusi yang terselubung. Politisi dari PKB itu menilai, masih banyak lokasi lain yang harus disisir karena wilayah Ponorogo mencakup 21 kecamatan yang berpotensi menjadi titik penyebaran penyakit sosial.

    “Yang dilakukan selama ini bagus, tapi harus rutin. Jangan hanya reaktif,” ungkapnya.

    Dia pun menyinggung kasus di Desa Demangan yang mencatat belasan penjaga warung terdeteksi HIV, sebagai fenomena gunung es, indikasi bahwa kasus sebenarnya jauh lebih banyak dari yang terungkap.

    Dwi Agus menekankan pentingnya tracing sebagai bagian dari langkah preventif. Ia mendorong pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan untuk menggandeng berbagai elemen dalam mendeteksi dan menangani penyebaran HIV di lokasi-lokasi rawan.

    “Yang sudah ketahuan terinfeksi HIV, harus benar-benar diurus. Diberi pendampingan, pengobatan, dan pengawasan. Tempat-tempat yang ditutup itu juga harus terus dipantau agar tidak muncul kembali,” tegasnya

    DPRD Ponorogo juga menyebut tantangan baru yang muncul dalam wujud praktik prostitusi berbasis digital. Dwi Agus menyarankan Satpol PP agar tidak hanya fokus pada penertiban konvensional, tetapi juga aktif membangun koordinasi dengan kepolisian, khususnya divisi cyber.

    “Sekarang ini banyak praktik prostitusi yang beralih ke ranah daring. Satpol PP harus gandeng kepolisian, khususnya yang menangani kejahatan siber. Jangan sampai kecolongan,” pintanya.

    Dia juga meminta agar pengawasan terhadap tempat hiburan malam (THM) dan penginapan baru diperketat. Menurutnya, tempat-tempat tersebut berpotensi menjadi lokasi baru bagi praktik-praktik menyimpang, jika tidak segera dipantau.

    “Ponorogo harus bersih. Dan itu butuh kerja bersama: eksekutif, legislatif, dan aparat penegak hukum,” pungkasnya. [end/aje]

  • Warga Kaligedang Bondowoso Mengamuk: Tiga Petugas Keamanan Disandera, Dua Kantor Dibakar

    Warga Kaligedang Bondowoso Mengamuk: Tiga Petugas Keamanan Disandera, Dua Kantor Dibakar

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sekitar 500 warga Desa Kaligedang, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, mengamuk pada Kamis sore, 15 Mei 2025. Aksi massa itu dipicu oleh tindakan sepihak sekelompok petugas keamanan kebun yang membongkar paksa pos ronda bambu yang sedang dibangun warga.

    Insiden tersebut tidak hanya memunculkan kemarahan, tetapi juga memicu penyanderaan terhadap tiga petugas keamanan berpakaian sipil. Tak hanya itu, dua kantor milik perusahaan perkebunan dan satu mobil pribadi milik seorang asisten tanam turut dibakar oleh massa.

    Menurut Kepala Desa Kaligedang, Sukarto, kejadian bermula sekitar pukul 17.00 WIB ketika warga tengah bergotong royong mendirikan poskamling di pinggir desa. Pembangunan ini telah lebih dulu diberitahukan kepada pihak pemerintah desa oleh Ketua RW setempat.

    Namun secara tiba-tiba, lima pria tanpa seragam datang dan membongkar seluruh struktur pos ronda yang baru saja didirikan warga. Aksi tersebut menyulut kemarahan warga yang merasa haknya atas keamanan lingkungan dirampas.

    “Saya baru tahu setelah dihubungi perangkat desa. Saat saya datang, massa sudah mengepung para petugas itu,” kata Sukarto, Jumat pagi, 16 Mei 2025.

    Dua dari lima petugas berhasil menyelamatkan diri, sementara tiga lainnya diamankan warga dan dibawa ke Balai Desa Kaligedang. Sukarto mengaku berusaha melindungi ketiganya dari amukan warga. Namun, massa tetap mendesak agar para petugas itu menjelaskan siapa yang memberi perintah pembongkaran poskamling tersebut.

    Ketegangan berlangsung hingga larut malam. Warga yang terlanjur marah memblokade jalan desa dengan menebang pohon, membakar ban bekas, serta membakar kantor dan kendaraan milik pihak kebun. Situasi baru mereda sekitar pukul 00.00 WIB setelah pemerintah desa, aparat keamanan, dan kuasa hukum warga melakukan mediasi. Ketiga petugas akhirnya dipulangkan dengan pengawalan ketat.

    “Mediasi sudah dilakukan, tapi warga masih belum puas. Mereka tetap menggandeng LBH untuk menyelesaikan masalah ini secara hukum,” ujar Sukarto.

    Sementara itu, Yadi, warga Ijen lainnya, menyebut insiden ini tidak lepas dari kasus hukum sebelumnya yang menimpa tiga petani lereng Gunung Ijen. Ketiganya sedang berkonflik lahan dengan PTPN dan telah divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Bondowoso.

    Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa dalam insiden tersebut. Aparat masih melakukan pendataan untuk menghitung jumlah kerugian material. [awi/suf]

  • Pasar Pucang Surabaya Langganan Banjir, Fraksi Gerindra Desak PD Pasar Lakukan Intervensi Cepat

    Pasar Pucang Surabaya Langganan Banjir, Fraksi Gerindra Desak PD Pasar Lakukan Intervensi Cepat

    Surabaya (beritajatim.com) – Kondisi saluran air yang tersumbat di kawasan Pasar Pucang Anom Surabaya dikeluhkan para pedagang karena menyebabkan banjir setiap kali hujan turun. Akibatnya, aktivitas jual-beli terganggu dan sebagian pedagang terpaksa menghentikan dagangannya.

    Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Surabaya, Azhar Kahfi, menyampaikan keprihatinannya atas keluhan tersebut. Dia menerima laporan langsung dari perwakilan Aliansi Pedagang Pasar Surya, yang menyebut banjir bahkan sampai merendam area dalam pasar.

    “Kami sangat menyesalkan kondisi ini. Pedagang tidak bisa berjualan dengan baik karena banjir yang terjadi setiap hujan. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak, terutama pedagang kecil,” tegas Kahfi di DPRD Surabaya, Kamis (15/5/2025).

    Lokasi titik genangan disebut berada di pintu utama Pasar Pucang, tepat setelah area penjual buah-buahan dan di dekat toko emas Gunung Mas. Bahkan, bocor juga terjadi di bagian teras pasar, memperparah kondisi.

    Menanggapi hal itu, Kahfi mendesak Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya untuk segera melakukan intervensi nyata. Dia menyebut, sebagai pengelola, PD Pasar tak boleh menutup mata atas persoalan yang berulang ini.

    “Kami mendesak PD Pasar segera turun tangan. Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi soal kenyamanan dan keberlangsungan ekonomi para pedagang. Jangan tunggu laporan menumpuk baru bertindak,” ujarnya.

    Kahfi juga meminta Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya ikut serta dalam penanganan saluran air yang diduga tersumbat. Menurutnya, kolaborasi lintas instansi dibutuhkan agar masalah ini tidak terus berulang di musim hujan.

    Kahfi menambahkan, Fraksi Gerindra akan ikut mengawal dan memastikan penanganan masalah ini tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga tuntas sampai akar persoalan.

    “Pasar itu jantung ekonomi rakyat. Ketika pasar terganggu, maka ekonomi bawah ikut terganggu. Pemerintah harus cepat dan responsif,” pungkasnya. [asg/ian]

  • Jalan ke Gunung Bromo Tertutup Longsor, Tim Gabungan Masih Lakukan Pembersihan

    Jalan ke Gunung Bromo Tertutup Longsor, Tim Gabungan Masih Lakukan Pembersihan

    Pasuruan (beritajatim.com)  – Akses jalan menuju kawasan wisata Gunung Bromo dari jalur Tosari–Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, tertutup material longsor usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Selasa (13/5/2025) sore. Longsor terjadi tepat di akses menuju madrasah di Desa Wonokitri dan menyebabkan separuh badan jalan tertutup tanah dengan volume cukup besar.

    Material longsor yang menutup jalan memiliki tinggi sekitar 8 meter, panjang 10 meter, dan ketebalan mencapai 1,5 meter. Kondisi ini membuat mobilitas warga dan wisatawan terganggu karena jalur tersebut merupakan salah satu akses utama menuju kawasan Gunung Bromo.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, membenarkan kejadian tersebut. Ia menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

    “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, namun akses warga dan jalur menuju Bromo memang sempat terganggu karena tumpukan tanah menutup jalan,” kata Sugeng, Kamis (15/5/2025).

    Proses pembersihan material longsor masih terus dilakukan secara manual oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, perangkat desa, trantib, TNI, dan Polri. Meski terkendala medan dan cuaca, upaya pembukaan jalan terus diupayakan agar jalur bisa kembali dilalui.

    “Tim gabungan bersama perangkat desa, trantib, dan unsur TNI-Polri telah turun langsung membantu penanganan di lokasi,” ujar Sugeng.

    BPBD juga telah melakukan asesmen di lokasi untuk mengantisipasi potensi longsor susulan. Wilayah pegunungan seperti Tosari dinilai rawan, terutama saat intensitas hujan tinggi.

    “Kami terus pantau kondisi tanah sekitar tebing. Bila diperlukan, akan dilakukan penguatan struktur untuk mencegah longsor lanjutan,” jelasnya.

    Sugeng mengapresiasi cepatnya sinergi antara aparat desa, kecamatan, Polsek, dan Koramil Tosari yang langsung bergerak saat laporan masuk dari warga. Ia menyebut, kecepatan respons turut mempercepat proses penanganan.

    BPBD telah melaporkan peristiwa ini secara resmi ke jajaran pimpinan daerah, termasuk Bupati, Sekda, serta dinas teknis seperti SDA dan Bina Marga. Tujuannya agar penanganan jangka panjang bisa segera dirumuskan.

    “Kami sudah sampaikan laporan kejadian ke pimpinan daerah dan berharap segera ada tindak lanjut teknis untuk perbaikan jangka panjang,” tegas Sugeng.

    Ia juga mengimbau masyarakat di wilayah rawan longsor agar selalu waspada, khususnya selama musim penghujan.

    “Waspada selalu, jika melihat tanda-tanda longsor seperti retakan atau pergeseran tanah, segera laporkan ke BPBD,” pungkasnya. [ada/beq]

  • Dingin Tembus 5 Derajat saat Geotrip UGG Ijen Bondowoso Berkemah di Lembah Kawah

    Dingin Tembus 5 Derajat saat Geotrip UGG Ijen Bondowoso Berkemah di Lembah Kawah

    Bondowoso (beritajatim.com) – Puluhan tenda berjajar rapi di kawasan Paltuding, Bondowoso. Ada yang berwarna biru, ada pula yang merah menyala. Tenda-tenda itu sudah berdiri sejak Rabu malam, 14 Mei 2025, sebagai tempat beristirahat para peserta Geotrip UNESCO Global Geopark (UGG) Ijen.

    Kegiatan ini digelar oleh Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) Bondowoso, dengan memilih titik strategis untuk menikmati matahari terbit di Gunung Kawah Ijen. Lokasi yang berada di ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut itu memiliki suhu dingin menusuk tulang.

    Sekitar pukul 20.00 WIB saja, suhu telah menyentuh 11 derajat Celcius. Memasuki dini hari Kamis, 15 Mei 2025, suhu bahkan turun lebih ekstrem ke kisaran 5 hingga 7 derajat Celcius.

    “Dingin sekali tadi pagi. Sekitar jam 3 sampai jam 4 pagi itu sepertinya suhu yang terendah,” ujar Yudis, salah satu peserta Geotrip kepada BeritaJatim.com.

    Menjelang subuh, sejumlah peserta mulai keluar dari tenda. Beberapa langsung menuju kamar mandi, sementara yang lain duduk santai di depan sisa perapian semalam. Secangkir kopi atau wedang jahe menjadi andalan untuk menghangatkan tubuh mereka di tengah hawa dingin yang menusuk.

    “Yang paling nikmat memang begini. Sambil minum kopi atau wedang jahe. Biar badan hangat,” kata Kevin, peserta lainnya.

    Geotrip ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari perwakilan pemerintah kabupaten, Perhutani, hingga pihak perbankan. Malam harinya, Pemerintah Kabupaten Bondowoso meresmikan sistem e-ticketing untuk lima destinasi wisata unggulan, yaitu Paltuding, Black Lava Plalangan, Pemandian Air Panas Blawan, Kawah Wurung, dan Pemandangan Arak-arak.

    Keesokan paginya, para peserta diajak berkeliling wisata dengan kendaraan jeep. Rute geotrip mencakup beberapa objek wisata andalan seperti Paltuding, Kalipait, Kawah Wurung, Jabal Kirmit, dan Pemandian Air Panas Blawan.

    Rangkaian kegiatan ini menjadi bagian dari persiapan menghadapi revalidasi status UNESCO Global Geopark (UGG) yang dijadwalkan pada tahun 2026. Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menegaskan bahwa status UGG merupakan prestasi bersama yang harus dijaga.

    “Kita tidak bisa mengelola kawasan ini seperti destinasi biasa. Ini warisan dunia,” ujar Ra Hamid, sapaan akrabnya.

    Ia menambahkan bahwa seluruh pihak harus terus menjaga, berinovasi, dan berkolaborasi demi mempertahankan status UGG sekaligus mengoptimalkan manfaat ekonomi bagi masyarakat Bondowoso. [awi/ian]

  • Pemkab Lumajang Siapkan Tiga Langkah Darurat Antisipasi Banjir Lahar Gunung Semeru

    Pemkab Lumajang Siapkan Tiga Langkah Darurat Antisipasi Banjir Lahar Gunung Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Untuk mengantisipasi banjir lahar Gunung Semeru yang dapat menerjang kawasan Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai menyiapkan sejumlah langkah darurat.

    Satu tanggul penahan banjir di kawasan blok Kampung Renteng sebelumnya dilaporkan rusak sepanjang 500 meter. Informasinya, total panjang keseluruhan tanggul mencapai dua kilometer untuk menghalau aliran lahar dari daerah aliran sungai (DAS) Gunung Semeru.

    Jika tanggul sampai jebol, sebanyak 82 kepala keluarga (KK) atau 246 jiwa warga Dusun Kebondeli Selatan yang bermukim dibalik tanggul dikhawatirkan akan terdampak. Sehingga, dibutuhkan penanganan untuk mengantisipasi munculnya dampak bencana tersebut.

    Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, sejumlah langkah darurat sudah disiapkan untuk mencegah kerusakan tanggul semakin parah.

    Salah satu langkah yang dilakukan dengan memasang beronjong dari tumpukan batu untuk menutup lubang pada tanggul rusak.

    “Ini akan kita pasang beronjong untuk menutup tanggul yang terkikis itu, langkah ini sudah mulai pengerjaan,” terangnya, Rabu (14/5/2025).

    Upaya lain yang dilakukan adalah dengan pengalihan arus sungai ke sisi yang menjauhi tanggul. Sehingga, saat banjir terjadi tidak secara langsung menabrak tanggul yang sudah rusak karena terkikis.

    “Jadi, arus sungainya juga akan dialihkan ke sisi selatan agar tidak mendekat langsung ke tanggul,” tambah Bupati Lumajang dengan sapaan akrab Bunda Indah itu.

    Metode antisipasi lain yang akan dilakukan Pemkab Lumajang adalah dengan memasang krip atau penghalang arus sepanjang 100 meter untuk menghalau terjangan banjir agar menjauh dari tanggul.

    “Tentu juga akan kita pasang krip untuk mengarahkan arus, nanti panjangnya sekitar 100 meter. Ini agar tidak langsung mengarah ke tanggul,” ungkapnya. [has/aje]

  • Gunung Semeru Erupsi Dua Kali Pagi Ini, Abu Vulkanik Melambung Sejauh 1 Kilometer

    Gunung Semeru Erupsi Dua Kali Pagi Ini, Abu Vulkanik Melambung Sejauh 1 Kilometer

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali memuntahkan isi perut. Gunung Semeru dilaporkan mengalami erupsi, Rabu (14/5/2025). Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang melaporkan, erupsi terjadi sebanyak dua kali sejak pukul 06.00 sampai 08.00 WIB. Adapun abu vulkanik pada erupsi kali ini melambung sejauh 1 kilometer.

    Erupsi pertama dilaporkan terjadi pada pukul 06.06 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 500 meter di atas puncak. Akibat erupsi itu, terbentuk kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.

    Selanjutnya, erupsi kedua terjadi pada pukul 07.40 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak. Erupsi itu ikut membentuk kolom aabu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya yang terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter selama 121 detik.

    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 14 Mei 2025 pukul 07.40 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak,” papar Petugas PPGA Semeru, Gufron Alwi dalam keterangan tertulisnya.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudhi Cahyono menjelaskan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru berupa erupsi masih tergolong fluktuatif.

    Akibatnya, aktivitas masyarakat masih harus dibatasi di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh delapan kilometer dari pusat erupsi.

    Selain itu, masyarakat juga direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

    “Inikan aktivitas vulkanis masih fluktuatif, jadi ada batas yang harus dijaga agar tidak terlanda dampak erupsi yang berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak,” terangnya.

    Meski status aktivitas Gunung Semeru masih berada di level II (waspada), masyarakat masih direkomendasikan untuk membatasi jarak aktivitas dengan menjauhi daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru saat cuaca buruk.

    Pembatasan jarak bertujuan untuk mengantisipasi dan mewaspadai potensi munculnya awan panas dan guguran lava. Selain itu dikhawatirkan juga bisa berdampak terlanda banjir lahar Gunung Semeru yang muncul saat cuaca buruk.

    “Intinya tetap harus waspada terhadap potensi bencana dari Gunung Semeru seperti awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru,” ungkap Yudhi Cahyono. [has/aje]

     

  • Wisatawan Melonjak Warnai Libur Panjang Waisak di TWA Kawah Ijen

    Wisatawan Melonjak Warnai Libur Panjang Waisak di TWA Kawah Ijen

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen mengalami lonjakan signifikan jumlah pengunjung selama libur panjang Hari Raya Waisak 2025.

    Kepala TWA Kawah Ijen, Sigit Haribowo, mengungkapkan bahwa peningkatan mulai terlihat sejak Minggu (11/5/2025), di mana jumlah wisatawan melonjak hingga dua kali lipat dari hari biasa.

    Dengan rincian, jumlah pengunjung pada Sabtu (10/5/2025) mencapai 744 pengunjung. Di antaranya, wisatawan mancanegara berjumlah 215, sedangkan domestik 529 pengunjung.
    Disusul pada hari Minggu (11/5/2025) pengunjung Ijen di dominasi wisatawan domestik yang mencapai 1867 orang, sedangkan mancanegara mencapai 206 orang.

    Pada momen libur hari Senin (12/5/3025) pengunjung domestik masih mendominasi mencapai 1362 orang, sedangkan dari mancanegara 202 orang.

    Sedangkan pada hari terakhir libur panjang Selasa (13/3/2025) diakui pengunjung mulai sedikit landai. Yakni pengunjung domestik mencapai 414 orang, sedangkan mancanegara 113 orang.

    “Kunjungan meningkat drastis, terutama dari wisatawan domestik. Namun, jumlah wisatawan mancanegara juga cukup tinggi,” ujar Sigit, Senin (12/5/2025).

    Meski jumlah pengunjung membludak, Sigit menegaskan bahwa para wisatawan tetap mematuhi aturan yang berlaku, salah satunya adalah kewajiban membawa surat keterangan sehat untuk mendaki Kawah Ijen.

    Menurutnya, guna mengantisipasi wisatawan yang belum memiliki surat tersebut, pihak pengelola bersama Puskesmas Sempol, Bondowoso, menyiagakan pos pelayanan kesehatan di area pendakian selama musim libur panjang.

    “Di area sekitar Paltuding sudah kami sediakan pos kesehatan. Tentu kami tidak ingin mempersulit pengunjung,” kata dia.

    Pihaknya mengaku, meski tidak ada pengawasan khusus, selama masa high season, pengamanan jalur pendakian juga turut ditingkatkan dengan melibatkan personel Polsek Licin dan pelaku wisata setempat.

    “Tidak ada pengawasan yang khusus sekali. Normal saja tapi ada peningkatan karena pengunjung juga banyak. Selama musim libur keamanan berjalan kondusif dan wisatawan tetap tertib sesuai SOP,” tambah Sigit.

    Salah satu wisatawan asal Malang, Nur Azizah Amini, menambahkan tetap semangat mendaki meskipun sempat terjadi kemacetan di jalur menuju gunung.

    “Kemacetan tidak jadi masalah besar karena waktu naik pukul 02.15 dini hari masih cukup ada pergerakan. Karena saya sangat ingin melihat keindahan api biru yang terkenal itu jadi selalu termotivasi untuk cepat sampai ,” pungkasnya. [tar/ian]