Kera Ekor Panjang Turun Gunung Merbabu, Rusak Tanaman dan Masuki Permukiman Warga
Tim Redaksi
UNGARAN, KOMPAS.com
– Warga di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di wilayah Kecamatan Getasan,
Kabupaten Semarang
, tengah menghadapi serangan kawanan
kera ekor panjang
yang intensitasnya terus meningkat.
Kera-kera liar yang sebelumnya hanya terlihat di kawasan hutan kini mulai masuk ke kebun pertanian dan bahkan permukiman warga.
Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Pandhu Kopeng, Agus Surolawe, mengatakan bahwa hewan-hewan tersebut mulai menyerang tanaman di kebun dan pekarangan rumah warga.
“Habitat kera tersebut di hutan kawasan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb). Mungkin pada turun karena sumber makanan di hutan mulai menipis,” ujarnya, Kamis (29/5/2025).
Agus menyebut serangan paling parah terjadi di Desa Tajuk, Desa Kopeng, dan Dusun Pulihan. Kera-kera itu memakan sayuran siap panen seperti kol, wortel, dan umbi-umbian.
“Kalau yang parah itu termasuk di Dusun Pulihan, tanaman sayur yang siap panen habis dimakan kera ekor panjang,” ungkapnya.
Tak hanya memakan tanaman, kera-kera tersebut juga merusak tanaman tembakau milik warga, meski tidak dimakan. Hal ini semakin menambah kerugian petani.
“Tanaman tembakau milik warga juga dirusak, tapi tidak dimakan. Ini jelas menimbulkan kerugian,” kata Agus.
Di wilayah Kopeng, kawanan kera dari hutan Tuk Songo juga mulai menjarah tanaman pekarangan rumah seperti jipang (labu siam) dan buah-buahan lainnya.
Bahkan kera-kera itu tidak takut meskipun sudah beberapa kali dihalau oleh warga.
“Kawanan kera liar ini menyasar buah jipang atau labu siam dan buah. Mereka ini juga tidak takut lagi meski beberapa kali dihalau,” jelasnya.
Agus berharap pemerintah dan instansi terkait segera bertindak untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
“Warga sudah melapor ke pemerintah maupun kepada BKSDA, namun belum ada tindaklanjut. Kami berharap ada upaya agar kawanan kera liar ini tidak turun ke lahan pertanian dan pemukiman warga,” tegasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Gunung
-
/data/photo/2025/05/29/6837d7fe82de8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kera Ekor Panjang Turun Gunung Merbabu, Rusak Tanaman dan Masuki Permukiman Warga Regional 29 Mei 2025
-

Peneliti Harvard Temukan Bukti Baru Teknologi Alien Sampai ke Bumi
Jakarta, CNBC Indonesia — Klaim mengejutkan kembali datang dari ilmuwan Harvard. Astrofisikawan ternama Prof Avi Loeb dan timnya mengklaim telah menemukan pecahan benda luar angkasa yang diyakini sebagai teknologi dari peradaban alien, usai meneliti sisa meteor yang jatuh di Samudra Pasifik.
Objek misterius yang dinamakan IM1 itu dilaporkan jatuh ke Bumi pada tahun 2014. Loeb menduga kuat meteor tersebut berasal dari luar Tata Surya dan bukan sekadar batu luar angkasa biasa.
Pada ekspedisi laut yang dilakukan pada Juni 2023, tim Loeb menggunakan alat khusus untuk menyisir dasar laut dan berhasil mengumpulkan spherules (bola kecil logam yang terdiri dari campuran besi, magnesium, dan titanium). Material ini dikenal sebagai ciri khas dari meteorit atau asteroid yang terbakar hebat saat memasuki atmosfer.
“Berasal dari knalpot mobil, rem kendaraan, pengelasan, gunung api dan mungkin sejumlah sumber lain yang belum diidentifikasi. Objek ini bisa saja merupakan bagian dari teknologi alien,” kata Loeb, seperti dikutip dari Futurism, Kamis (29/5/2025).
Namun, klaim tersebut menuai skeptisisme dari komunitas ilmiah. Marc Fries, kurator debu kosmik di NASA, menilai bahwa pecahan seperti itu biasa ditemukan di Bumi dan bisa saja berasal dari sumber lain seperti knalpot kendaraan, proses pengelasan, aktivitas vulkanik, hingga sisa-sisa meteor biasa.
Meski banyak yang meragukan, Loeb tetap pada pendiriannya dan menyebut diperlukan penelitian lanjutan untuk menguak asal-usul pasti material tersebut.
Ini bukan kali pertama Loeb mencuri perhatian. Pada tahun 2017, ia juga menghebohkan dunia dengan penemuan objek luar angkasa Oumuamua, yang sempat ia sebut sebagai pesawat luar angkasa milik alien. Namun dalam penelitian lanjutan, para ilmuwan dari University of California Berkeley menetapkan objek tersebut kemungkinan besar hanyalah sebuah komet yang mengalami proses radiasi kosmik di ruang antar-bintang.
(mkh/mkh)
-

Kuota Pendakian Gunung Semeru Penuh hingga 1 Juni Malam
Lumajang (beritajatim.com) – Kuota pendakian Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sudah terisi penuh hingga Minggu (1/6/2025) malam. Pendakian yang telah dibuka sejak Minggu (18/5/2025) ini hanya diizinkan sampai kawasan Ranu Kumbolo dengan kuota harian maksimal 200 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Lumajang, Yuli Harismawati, mengatakan antusiasme pendaki meningkat tajam menjelang libur panjang akhir pekan. “Ini sudah mulai tadi malam dan sampai Minggu malam nanti kuotanya sudah penuh. Jadi sehari itu dibatasi 200 pengunjung,” ujarnya, Kamis (29/5/2025).
Dalam upaya menjaga keselamatan dan pengelolaan pendakian, setiap rombongan berisi 2 hingga 10 orang diwajibkan menggunakan jasa pendamping resmi. Tarif jasa pendamping ini sebesar Rp200 ribu per hari, lebih murah dibanding periode pembukaan sebelumnya yang dikenakan tarif Rp300 ribu per hari.
“Kalau jasa pendamping itu masih tetap wajib, jadi setiap rombongan 2 sampai 10 orang dikenakan tarif Rp200.000 per hari. Ini harganya sudah turun dibandingkan pembukaan pendakian sebelumnya,” jelas Yuli.
Bagi para pendaki yang tidak kebagian kuota ke Ranu Kumbolo, Dinas Pariwisata Lumajang menyarankan untuk mengalihkan tujuan liburan ke destinasi alternatif seperti Ranu Regulo dan Ranupani. Kedua lokasi tersebut menawarkan keindahan alam yang tak kalah menarik untuk aktivitas berkemah.
“Untuk pembelian tiket pendakian Gunung Semeru sampai batas Ranu Kumbolo bisa dipesan secara online. Tapi karena masih penuh, bagi yang rindu dengan Semeru tapi tidak kebagian tiket masih bisa memilih Ranu Regulo atau Ranupani untuk berkemah,” tambahnya. [has/beq]
-

Gibran Turun Gunung Cek Proyek IKN
Jakarta –
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming meninjau ke sejumlah proyek strategis di Ibu Kota Nusantara (IKN), Rabu (28/5). Peninjauan ini menegaskan komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan kesiapan infrastruktur pendukung operasional negara berjalan tepat waktu dan sesuai standar.
Peninjauan tersebut dimulai dari Jalan Tol Segmen 5B yang progresnya mencapai 70%. Tol ini ditargetkan rampung pertengahan 2026 dan akan memangkas waktu tempuh dari Bandara Sepinggan ke kawasan inti IKN menjadi sekitar 50 menit, serta mempermudah mobilitas logistik dan publik.
Kemudian, Gibran meninjau Rumah Sakit Abdi Waluyo yang saat ini progres pembangunannya mencapai 75,6%. Rumah sakit ini akan menjadi fasilitas kesehatan modern. Lalu ia juga mengunjungi Universitas Gunadarma Kampus Digital.
Dua infrastruktur yang sudah rampung juga masuk dalam agenda kunjungan, yakni Kantor Kemenko 3 Tower 1 dan Rumah Sakit Hermina yang telah beroperasi.
Selanjutnya, Gibran mengunjungi Masjid Negara yang progres pembangunannya saat ini mencapai 60%. Masjid ini dirancang sebagai ikon kerukunan dan inklusivitas di ibu kota baru. Di tempat ini Gibran juga melihat tempat dibangunnya Gereja Basilika Nusantara yang saat ini progres pembangunannya 4,63%.
Tak cuma itu, ia meninjau Istana Wapres yang saat ini progres pembangunannya mencapai 42,67% yang meliputi kantor, rumah dinas, pendopo, masjid, dan fasilitas pendukung. Rusun ASN 1 dengan progres 97,09% juga dikunjungi dan dijadikan tempat bermalam oleh Gibran sebagai bentuk pengecekan langsung terhadap kesiapan hunian ASN.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono, menegaskan bahwa seluruh proyek yang dikunjungi merupakan prioritas, dengan sebagian besar berjalan sesuai jadwal dan sisanya dipercepat melalui pemantauan harian.
“Menurut beliau ya jangan sampai ada yang terlambat. Kemudian kualitas tetap dijaga,” ujar Basuki dikutip dari wapresri.go.id, Kamis (29/5/2025).
“Kemudian ada (pesan tentang) landscaping-nya. Jadi beliau pesan juga khusus untuk pohon beringin, ditanam di Istana Wapres,” lanjutnya.
Sementara, Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud menyampaikan apresiasi Wapres terhadap kemajuan pembangunan IKN.
“Mantap sekali view (pemandangannya), indah sekali. Tidak ada [catatan]. Cukup, cukup, aman,” ujar Rusdy.
Tonton juga Video: Bengkulu Alami Kelangkaan BBM, Gibran Minta Maaf ke Warga
(acd/acd)
-

Gunung Karangetang Waspada, Warga Dilarang Beraktivitas di Dekat Kawah
Sitaro, Beritasatu.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Karangetang, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik hingga Rabu (29/5/2025).
Gunung Karangetang saat ini berada pada status level II (waspada). Mengingat aktivitas vulkanik yang terus meningkat, PVMBG meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Kepala Pemantau Gunung Api Karangetang, Yudia Pratama Tatipang, menjelaskan saat ini terdeteksi potensi penumpukan material lava lama yang tidak stabil dan berisiko runtuh, terutama di wilayah selatan, tenggara, dan barat Pulau Siau.
“Selain itu, masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang juga diminta untuk waspada terhadap ancaman lahar hujan dan banjir bandang,” ujar Tatipang.
PVMBG juga mengeluarkan larangan untuk beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari puncak Kawah Dua di bagian utara dan barat daya, serta dalam radius 2,5 kilometer dari Kawah Selatan.
“Larangan ini berlaku bagi seluruh masyarakat, termasuk wisatawan yang berkunjung,” tegas Tatipang.
Gunung Karangetang dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, dengan catatan letusan besar di antaranya pada tahun 1675 dan 1997. Aktivitas vulkanik terkini masih menunjukkan hembusan, gempa vulkanik dangkal, dan gempa vulkanik dalam.
PVMBG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi dari sumber resmi dan tidak mudah percaya pada berita yang tidak jelas sumbernya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4680025/original/034889600_1702113685-WhatsApp_Image_2023-12-09_at_16.19.58.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gunung Gamalama, Mahkota Alam Ternate nan Menjulang dalam Lintasan Sejarah
VOC Belanda yang kemudian menggantikan dominasi Portugis juga mencatat letusan-letusan Gamalama dalam arsip mereka, karena setiap letusan memiliki dampak langsung terhadap kehidupan penduduk, jalur perdagangan, dan kondisi sosial-politik di pulau tersebut.
Letusan terbesar tercatat terjadi pada tahun 1775 dan beberapa kali di abad ke-20 dan 21, menyebabkan kerusakan dan korban jiwa, namun juga membentuk hubungan unik antara manusia Ternate dengan gunung yang mereka anggap sebagai entitas hidup dan sakral.
Dalam budaya lokal, Gunung Gamalama dipandang sebagai makhluk agung yang harus dihormati, dijaga, dan dimintai izin dalam setiap aktivitas besar yang melibatkan alam. Lebih dari sekadar fenomena alam, Gunung Gamalama adalah simbol keagungan, daya cipta, dan sekaligus daya rusak yang ditakuti namun dicintai oleh masyarakat Ternate.
Gunung ini menjadi bagian dari narasi sejarah yang lebih besar: dari zaman kejayaan Kesultanan Ternate yang menguasai jalur perdagangan cengkeh di Asia Tenggara, hingga masa kolonial ketika Portugis dan Belanda membangun benteng-benteng di sekeliling kaki gunung untuk mengamankan kepentingan ekonomi dan militer mereka.
Letusan Gamalama yang tercatat secara rutin selama masa kolonial bahkan menjadi semacam penanda waktu dalam kronik sejarah Maluku. Hari ini, Gamalama masih tetap aktif, dan aktivitasnya dipantau ketat oleh Badan Vulkanologi Indonesia.
Namun bagi masyarakat setempat, gunung ini bukanlah ancaman semata, melainkan penjaga pulau dan lambang kekuatan leluhur. Upacara adat pun terkadang dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada roh Gamalama, untuk meminta perlindungan dan keberkahan dari alam yang mereka yakini sebagai bagian dari kehidupan spiritual sehari-hari.
Di tengah arus pariwisata yang mulai berkembang di Maluku Utara, Gunung Gamalama menjadi magnet utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman alam dan sejarah yang autentik.
Keindahan lerengnya yang hijau, kekayaan sejarah di sekitarnya, serta cerita-cerita mistis yang masih hidup dalam memori kolektif masyarakat Ternate menjadikan gunung ini sebagai destinasi yang tak hanya menawarkan panorama, tetapi juga pelajaran hidup.
Setiap langkah di kaki Gamalama adalah perjalanan menyusuri jejak masa lalu, dari benteng-benteng tua peninggalan kolonial, pemukiman adat, hingga kebun cengkeh yang mewangi sepanjang jalan. Gunung ini mengajarkan bahwa keindahan tidak selalu hadir dalam bentuk yang jinak, melainkan sering kali menyatu dengan kekuatan dahsyat yang justru membentuk kehidupan.
Maka dari itu, Gunung Gamalama bukan hanya puncak tertinggi di Ternate, tetapi juga puncak dari seluruh cerita tentang kekayaan alam, spiritualitas, dan sejarah panjang yang membentuk identitas Maluku hingga hari ini.
Penulis: Belvana Fasya Saad

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5235980/original/026154300_1748468233-38d6d5186fdc2d3bb593f9d0e651b22b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5029438/original/070709500_1732948184-ciri-ciri-pesugihan.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
