kab/kota: Gunung

  • Catat, 6 Rekomendasi Wisata untuk Libur Sekolah di Bogor

    Catat, 6 Rekomendasi Wisata untuk Libur Sekolah di Bogor

    3. The Jungle Water Adventure

    Tempat wisata ini merupakan salah satu taman bermain air terbesar yang ada di Bogor. Wisata ini memiliki banyak wahana seru seperti Lazy River, Kolam Ombak, Tower Slide, dan area khusus anak-anak.

    Selain itu, tersedia juga cinema 4D dan taman burung mini yang membuatnya lebih dari sekadar tempat berenang. Memiliki latar belakang pegunungan dan udara yang sejuk tempat ini jadi favorit banyak keluarga untuk menghabiskan waktu libur bersama.

    The Jungle Water Adventure berlokasi di Jl. Bogor Nirwana Residence, Jalan Bogor Nirwana Boulevard, RT.05/RW.12, Mulyaharja, Kec. Bogor. Sel, Kota Bogor, Jawa Barat. Tempatnya buka setiap hari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.

    4. The Highland Park Resort

    The Highland Park Resort menawarkan pengalaman glamping atau glamorous camping di kaki Gunung Salak. Daya tarik utamanya adalah akomodasi unik berbentuk tenda Mongolia dan Indian tent yang mewah.

    Selain menginap, pengunjung juga dapat menikmati berbagai aktivitas seperti flying fox, berkuda, outbond, serta kolam renang. Panorama alam pegunungan yang indah menjadikan tempat ini sangat cocok bagi keluarga yang ingin merasakan suasana alam dengan santai.

    Lokasinya sendiri berada di Jl. Curug Nangka, Sinarwangi, Sukajadi, Kec. Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kemudian memiliki jadwal buka setiap hari selama 24 jam dan pengunjung yang ingin menginap bisa menghubungi pihak pengelola setempat.

  • Desa Nyatnyono, Destinasi Wisata Religi di Kabupaten Semarang

    Desa Nyatnyono, Destinasi Wisata Religi di Kabupaten Semarang

    Liputan6.com, Semarang – Desa Nyatnyono berada di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kawasan ini merupakan salah satu destinasi wisata religi terbaik di Kabupaten Semarang yang wajib dikunjungi.

    Mengutip dari laman Visit Jateng, di kawasan Nyatnyono terdapat Makam Waliyullah Syekh Hasan Munadi dan putranya, Syekh Hasan Dipuro. Kedua makam tersebut kerap dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.

    Bahkan, wisatawan luar kota dan luar provinsi juga kerap datang ke makam tersebut. Kawasan wisata religi ini juga berhasil menarik wisatawan mancanegara dari Malaysia dan Singapura.

    Makam tersebut berada di kawasan dataran tinggi lereng Gunung Ungaran. Lokasi tersebut membuat kawasan ini memiliki suasana sejuk dan penuh ketenangan spiritual.
Untuk sampai ke makam, wisatawan perlu berjalan kaki melewati jalur perbukitan yang asri. Biasanya, pengunjung akan membludak pada malam Jumat dan malam selikuran Ramadan.


    Bagi masyarakat sekitar, Syekh Hasan Munadi dikenal sebagai penyebar agama Islam yang datang dari Kerajaan Mataram sekitar abad ke-15 (sekitar tahun 1400 M). Menetap di kaki Gunung Ungaran, Syekh Hasan Munadi diyakini hidup di zaman yang sama dengan Raden Patah dan Sunan Kalijaga dari masa Kesultanan Demak Bintoro.

    Saat ini, makam Syekh Hasan Munadi dan putranya masih terawat dengan baik. Makam keduanya berada di dalam bangunan cungkup berbahan kayu jati asli yang telah berusia ratusan tahun.
Tak jauh dari makam, terdapat Masjid Subulussalam. Konon, masjid ini didirikan oleh Syekh Hasan Munadi sebagai bagian dari syiar Islam.

    Sejak 1985, masjid tersebut telah mengalami beberapa kali renovasi. Namun, unsur asli pada bangunan masjid ini berupa empat tiang saka guru dan mimbar kayu dengan ukiran khas Majapahit masih dipertahankan.

    Tiang-tiang saka tersebut dulunya berasal dari bahan pembangunan Masjid Agung Demak. Sebagai bentuk simbolik, salah satu saka yang akan digunakan di Masjid Agung Demak dikirim ke Ungaran untuk pembangunan masjid ini.

     

  • Legenda Urban: Pasar Bubrah, Pusat Aktivitas Gaib di Gunung Merapi

    Legenda Urban: Pasar Bubrah, Pusat Aktivitas Gaib di Gunung Merapi

    Transaksi di Pasar Bubrah tak jarang melibatkan para pendaki yang ada di sekitar. Terdapat mitos jika seseorang atau pendaki mendengar suara seperti penawaran barang dan semacamnya, maka ia wajib melemparkan barang berharga yang dimilikinya. Jika bukan uang, maka barang berharga yang ditukarkan setidaknya memiliki nilai yang sebanding dengan pertukaran transaksi tersebut.

    Jika tak merespons dan malah mempermainkan sumber suara Pasar Bubrah, maka ia akan diculik ke alam gaib. Ia dianggap telah menyerahkan ruhnya sebagai alat transaksi.

    Konon, Pasar Bubrah juga merupakan bagian dari kerajaan gaib Merapi. Kerajaan ini disebut sebagai Keraton Merapi yang sudah ada sejak zaman Keraton Mataram

    Legenda urban Pasar Bubrah konon juga kerap dikaitkan dengan peristiwa orang tersesat dan kasus orang hilang di kawasan Gunung Merapi. Hingga kini, mitos Pasar Bubrah masih dipercaya oleh sebagian masyarakat dan pendaki.

    Penulis: Resla

  • Legenda Urban: Mitos Lembu Suro dan Kaitannya dengan Ritual Wage Keramat di Gunung Kelud

    Legenda Urban: Mitos Lembu Suro dan Kaitannya dengan Ritual Wage Keramat di Gunung Kelud

    Liputan6.com, Kediri – Gunung Kelud di Jawa Timur menyimpan cerita legenda urban terkait mitos Lembu Suro. Konon, Lembu Suro menjadi cikal bakal pelaksanaan tradisi wage keramat.

    Lembu Suro memiliki keterkaitan dengan cerita legenda masa lalu. Dahulu, ada seorang putri Kediri bernama Dewi Kili Suci yang merupakan putri Raja Erlangga pemimpin di Kerajaan Kediri saat itu.

    Dewi Kili Suci memiliki paras cantik dan dikenal sebagai seorang petapa di negeri tersebut. Sehari-hari, ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan bertapa di Gua Selomangkleng yang berada di sisi barat Kediri.

    Berita tentang kecantikan Dewi Kili Suci tersebar hingga ke berbagai penjuru negeri. Para lelaki pun berminat mempersunting sang putri.

    Tak terkecuali dua raja yang berkuasa pada waktu itu, Lembu Suro dan Mahesa Suro. Sesuai julukannya, Lembu Suro digambarkan sebagai seorang raja dengan kepala berbentuk lembu. Sementara itu, Mahesa Suro memiliki kepala berbentuk kerbau.

    Kedua raja tersebut berniat meminang Dewi Kili Suci sebagai permaisuri. Dewi Kili Suci kemudian memberikan syarat kepada Lembu Suro dan Mahesa Suro untuk membuat dua buah sumur di atas puncak Gunung Kelud dalam waktu satu malam. Bukan sekadar sumur, kedua raja itu juga harus membuat masing-masing sumur memiliki aroma wangi dan amis.

    Pemberian syarat ini dimaksudkan sebagai bentuk penolakan halus dari Dewi Kili Suci. Sayangnya, perkiraan sang putri salah. Lembu Suro dan Mahesa Suro berhasil menyelesaikan kedua sumur tersebut sebelum ayam berkokok.

    Dewi Kili Suci kemudian meminta kedua raja tersebut untuk masuk ke dalam sumur yang sudah mereka buat. Tujuannya untuk membuktikan bahwa sumur tersebut memiliki aroma wangi dan amis.

     

  • Gempa Rusak Situs Pompeii Italia

    Gempa Rusak Situs Pompeii Italia

    JAKARTA – Gempa bumi magnitudo kecil di Italia selatan menyebabkan runtuhnya sebagian tembok dan sebagian kubah di situs arkeologi Pompeii.

    Gempa bumi berkekuatan 3,2 pada Kamis, 5 Juni pagi waktu setempat adalah yang terbaru dalam serangkaian gempa yang berpusat di gunung berapi super Campi Flegrei yang dekat dengan kota Naples.

    Dilansir Reuters, situs Pompeii yang terkena dampak telah rusak akibat gempa bumi besar yang mengguncang Italia selatan pada tahun 1980 dan sejak itu diperbaiki dan dipulihkan.

    Tidak ada lukisan dinding atau relik yang dapat dipindahkan di bangunan yang rusak dan tidak ada yang terluka.

    Gabriel Zuchtriegel, direktur situs Pompeii, mengatakan pemeriksaan sedang dilakukan untuk memastikan tidak ada area lain yang terkena dampak.

    Permukiman kuno Pompeii hancur oleh letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi.

     

  • Gunung Raung Meletus Lagi, Keluarkan Abu Vulkanik Setinggi 600 Meter

    Gunung Raung Meletus Lagi, Keluarkan Abu Vulkanik Setinggi 600 Meter

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Gunung Raung yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso kembali mengalami erupsi pada Kamis (5/6) pukul 12.25 WIB. Letusan menghasilkan kolom abu setinggi 600 meter di atas puncak, atau sekitar 3.932 meter di atas permukaan laut (mdpl).

    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM masih menetapkan status Gunung Raung pada level II atau waspada. Masyarakat, pengunjung, maupun wisatawan dilarang keras mendekati area kawah puncak dalam radius 3 kilometer, termasuk menuruni kaldera dan bermalam di sekitar kawasan tersebut.

    Melalui pengamatan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, condong ke arah timur laut.

    “Benar, siang tadi terjadi erupsi yang terekam pada alat seismograf. Rekaman seismik didominasi oleh Tremor menerus selama erupsi berlangsung,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Burhan Alethea saat dikonfirmasi.

    Menurut Burhan, Gunung Raung sudah menunjukkan tanda-tanda akan mengalami erupsi sejak Kamis pagi. Namun, abu yang keluar sempat menyatu dengan awan sehingga sulit diidentifikasi secara pasti.

    “Sejak pagi sudah menunjukkan gejala akan erupsi. Akan tetapi kami belum bisa memastikan karena posisi abu masih sama dengan awan. Namun pada siang ini bisa terlihat jelas perbedaannya sehingga dapat kami pastikan bahwa abu tersebut berasal dari erupsi,” terangnya.

    Ia juga menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik sudah mulai terdeteksi sejak akhir April lalu. Meski bersifat fluktuatif, aktivitas ini ditandai dengan peningkatan jumlah gempa hembusan maupun gempa tektonik.

    “Meskipun sifatnya fluktuatif akan tetapi terjadi tren peningkatan aktivitas sejak akhir April. Sehingga kami sudah memberikan warning untuk tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 km. Pengumuman itu kami sampaikan secara berkala dan kepada instansi terkait maupun sekretariat pendakian di Kalibaru,” bebernya.

    Lebih lanjut, Burhan mengungkapkan bahwa erupsi kali ini masih lebih kecil dibandingkan dengan erupsi besar yang terjadi pada 13 Maret lalu. Namun terdapat perbedaan signifikan berupa munculnya gempa vulkanik dalam yang patut diwaspadai.

    “Untuk erupsi siang ini lebih kecil dibandingkan erupsi pada bulan Maret lalu. Namun bedanya ada gempa vulkanik dalam (VA) pada erupsi kali ini yang bisa memberikan suplai magma ke atas,” terangnya.

    PVMBG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan resmi dari instansi terkait, mengingat aktivitas Gunung Raung masih belum sepenuhnya stabil. [tar/ian]

  • Gunung Berapi Muntahkan Emas, Nilainya Tembus Rp 91 Juta Sehari

    Gunung Berapi Muntahkan Emas, Nilainya Tembus Rp 91 Juta Sehari

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di dunia ini ternyata ada gunung berapi yang memuntahkan emas setiap hari. Menurut penelitian jumlahnya cukup besar, yakni 80 gram yang bernilai sekitar US$ 6.000 atau Rp 91 jutaan dalam satu hari.

    Gunung berapi itu adalah Erebus di Antartika. Setiap harinya, debu emas keluar dari gunung tersebut.

    Debu emas di gunung tersebut ditemukan menyebar jauh dan luas. Peneliti Antartika mendeteksi semburan debu emas di udara ditemukan hingga 1.000 kilometer dari gunung berapi tersebut, demikian dikutip IFL Science, Kamis (5/5/2025).

    Erebus sendiri merupakan salah satu gunung berapi paling ganas di benua ini. Sekaligus gunung berapi aktif tertinggi di Antartika dengan ketinggian puncak 3.794 meter dan gunung berapi aktif paling selatan di Bumi.

    Dinamai berdasarkan personifikasi kegelapan dalam mitologi Yunani, konon Gunung Erebus sedang meletus saat Kapten Sir James Clark Ross pertama kali melihatnya pada tahun 1841.

    Para peneliti mengamati gunung ini dengan melalui saksama citra satelit raksasa geologi. Dari pengamatan tersebut terlihat sedikit warna merah di kawah puncaknya. Ini adalah danau lava yang sangat panas yang telah menggelembung setidaknya sejak tahun 1972.

    Gunung berapi ini secara teratur mengeluarkan semburan gas dan uap. Dalam aktivitas gunung berapi sebelumnya, gunung ini diketahui mengeluarkan bongkahan batu yang sebagian mencair yang dikenal sebagai “bom vulkanik”.

    Namun anehnya, para ilmuwan menemukan bahwa semburan gasnya mengandung kristal-kristal kecil emas metalik yang ukurannya tidak lebih dari 20 mikrometer.

    Gunung berapi ini mungkin paling terkenal karena bencana Gunung Erebus. Pada tanggal 28 November 1979, Pesawat Air New Zealand 901 menabrak sisi gunung dan menewaskan seluruh 257 orang di dalamnya.

    Penerbangan tersebut merupakan bagian dari program Air New Zealand yang memungkinkan penumpang melakukan perjalanan dengan penerbangan wisata selama 11 jam dari Auckland ke Antartika dan kemudian kembali ke Selandia Baru.

    (fab/fab)

  • Ijen Rijig Kembali Digelar, TWA Kawah Ijen Ditutup Satu Hari

    Ijen Rijig Kembali Digelar, TWA Kawah Ijen Ditutup Satu Hari

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen akan ditutup selama 24 jam pada Jumat (6/6/2025) dalam rangka pelaksanaan agenda rutin “Ijen Rijig.” Kegiatan ini digelar setiap Jumat pekan pertama setiap bulan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekaligus memberikan waktu pemulihan bagi ekosistem kawasan konservasi tersebut.

    Penutupan jalur pendakian dimulai sejak pukul 00.00 WIB hingga 23.59 WIB. Selama waktu tersebut, kawasan Ijen akan dibersihkan secara menyeluruh dari puncak hingga area Paltuding. Kegiatan ini melibatkan petugas TWA Ijen, komunitas lokal, pendaki, pelaku usaha wisata, hingga para relawan.

    “Ini kegiatan rutin. Tiap Jumat awal bulan, jalur pendakian untuk wisatawan kita tutup karena kita bersih-bersih,” kata Kepala Seksi V Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Dwi Sugiarto, Kamis (5/6/2025).

    Menurut Dwi, kegiatan pembersihan meliputi pengumpulan sampah, pemeliharaan jalur pendakian, serta perawatan fasilitas umum. Selain itu, momentum ini dimanfaatkan sebagai sarana edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah dan konservasi lingkungan.

    “H-1 biasanya kita sudah mulai dari bagian puncak. Sampah-sampahnya kita kumpulkan, selanjutnya diangkut ke bawah. Sehingga di hari Jumat kita tinggal fokus melakukan pembersihan di areal Paltuding,” jelas Dwi.

    Sampah yang terkumpul kemudian diangkut ke Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) Dewi Tari di Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Di sana, sampah akan dipilah, sebagian diolah menjadi pupuk organik, dan sisanya dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

    Dwi menambahkan bahwa kegiatan ini juga memberi kesempatan bagi satwa liar di sekitar Ijen untuk bergerak bebas tanpa gangguan dari aktivitas manusia. “Ini juga bagian dari kita memberikan waktu bagi ekosistem di sana untuk memulihkan diri,” ujarnya.

    Kawasan TWA Kawah Ijen yang dikenal dengan fenomena api biru (blue flame) dan telah ditetapkan sebagai bagian dari Unesco Global Geopark (UGG), merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan di Banyuwangi.

    Salah satu wisatawan asal Bali, Reza, menyampaikan kekagumannya terhadap kebersihan kawasan ini. “Saya sudah mendaki sejumlah gunung di Bali dan Jawa. Ijen menurut saya adalah yang paling bersih,” ungkapnya. [alr/beq]

  • Indonesia Pacu Proyek Transisi Energi, Jepang Siap Bantu Melalui AZEC

    Indonesia Pacu Proyek Transisi Energi, Jepang Siap Bantu Melalui AZEC

    Bisnis.com, JAKARTA – Jepang menyatakan kesiapannya untuk membantu upaya transisi energi Indonesia, salah satunya melalui program Asia Zero Emission Community (AZEC).

    Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi menuturkan transisi energi menjadi salah satu fokus utama, baik bagi Pemerintah Indonesia maupun Jepang. Dia mengatakan, sumber energi di kedua negara masih didominasi oleh bahan bakar fosil.

    Seiring dengan hal tersebut, Dubes Masaki menyebut Jepang siap bekerja sama dengan semua negara, termasuk Indonesia, untuk mengakselerasi transisi energi. Dia menuturkan, salah satu upaya kerja sama transisi energi dengan Indonesia dilakukan melalui program AZEC.

    “Saya pikir penting untuk mempercepat kerja sama kita di bidang energi berkelanjutan ini, seperti melalui AZEC,” jelas Masaki dalam media briefing di Kantor Kedubes Jepang di Jakarta, Kamis (5/6/2025).

    Dia menjelaskan, AZEC merupakan program yang digagas pada masa pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida pada 2022. Masaki menuturkan, program ini diluncurkan dengan menggandeng negara-negara ASEAN.

    Masaki mengatakan, Indonesia menjadi salah satu mitra utama Jepang dalam upaya transisi energi melalui AZEC, mengingat jumlah konsumsi energi Indonesia yang signifikan.

    Dia juga menyebut, saat ini hampir setengah dari total proyek kerja sama transisi energi di bawah AZEC merupakan kemitraan antara Indonesia dan Jepang. Masaki mencontohkan, kerja sama terbaru Indonesia dan Jepang melalui AZEC adalah pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Muara Laboh di Solok, Sumatra Barat, pada Mei 2025.

    Masaki melanjutkan, Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan (EBT). Salah satu sumber potensial, menurutnya, adalah tenaga panas bumi (geothermal), mengingat profil geografis Indonesia yang memiliki banyak gunung berapi.

    Selain itu, Indonesia juga dapat mengembangkan pembangkit listrik bertenaga sampah. Menurutnya, jenis energi tersebut sangat tepat dikembangkan, mengingat Indonesia memiliki masalah dalam pengelolaan sampah (waste management).

    “Jadi ini bisa menyelesaikan bukan hanya masalah energi, tetapi juga soal waste management. Sekarang perusahaan dan pemerintah kami sedang bekerja sama dengan Indonesia untuk mengembangkan proyek pemanfaatan sampah menjadi listrik,” jelasnya.

  • Peringati Hari Lingkungan Hidup, PLN Tanam 3.000 Pohon Cemara Gunung di Bromo

    Peringati Hari Lingkungan Hidup, PLN Tanam 3.000 Pohon Cemara Gunung di Bromo

    Pasuruan (beritajatim.com) – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur menanam 3.000 pohon cemara gunung di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Aksi ini menjadi bagian dari komitmen PLN dalam pelestarian lingkungan dan upaya pengurangan emisi karbon.

    Penanaman dilakukan di Rest Area Tosari, Pasuruan, yang merupakan jalur utama wisata menuju Gunung Bromo. Lokasi ini dipilih karena menjadi titik strategis yang ramai dikunjungi wisatawan, sekaligus rentan terhadap degradasi lingkungan.

    “Penanaman 3.000 pohon cemara gunung ini menjadi simbol peran aktif PLN dalam menjaga ekosistem pegunungan,” ujar Kemas Abdul Ghofur, Senior Manager Komunikasi PLN UID Jawa Timur, Kamis (5/6/2025). Ia menambahkan bahwa jenis cemara gunung sangat sesuai dengan iklim dan topografi wilayah tersebut.

    Menurut Kemas, kegiatan ini bukan hanya bersifat seremonial, tetapi merupakan bagian dari program jangka panjang PLN untuk penghijauan berkelanjutan. Masyarakat sekitar juga dilibatkan agar pohon-pohon yang ditanam dapat tumbuh optimal dan memberi manfaat maksimal.

    “Kelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab PLN, tapi tugas kita bersama. Kolaborasi semua pihak menjadi kunci keberhasilan gerakan ini,” tambahnya.

    Selain penanaman pohon, PLN juga meresmikan hasil renovasi Rest Area Tosari yang kini dilengkapi fasilitas toilet umum, area UMKM, dan spot pandang sunrise Bromo. Kehadiran fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

    “Kami berharap fasilitas ini dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan sekaligus mendongkrak perekonomian warga Tosari,” terang Kemas. Ia menegaskan bahwa PLN ingin menjadikan kawasan wisata Bromo lebih ramah lingkungan dan berdaya saing.

    Sejak awal 2024, lebih dari 10 ribu pohon telah ditanam PLN di berbagai wilayah di Jawa Timur sebagai bagian dari agenda transisi energi dan upaya mitigasi perubahan iklim.

    Melalui momentum Hari Lingkungan Hidup, PLN mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran kolektif dalam menjaga alam. “Mari kita rawat dan jaga pohon-pohon ini demi generasi yang akan datang,” tutup Kemas. [ada/beq]