kab/kota: Gunung

  • Di Hari Jumat Tanggal 10 Zulhijah Ustaz Yahya Waloni Wafat, UAS: Allah Beri Beliau Kemuliaan

    Di Hari Jumat Tanggal 10 Zulhijah Ustaz Yahya Waloni Wafat, UAS: Allah Beri Beliau Kemuliaan

    GELORA.CO –  Duka mendalam dirasakan Ustad Abdul Somad manakala tahu Ustad Yahya Waloni meninggal dunia.

    Adapun Ustad Abdul Somad lantas mengenang kebaikan almarhum semasa hidup.

    Rupanya Ustad Yahya Waloni pernah berjasa bagi UAS.

    Saat UAS dibully, dilaporkan hingga dipersekusi, Ustad Yahya rela menjadi garda terdepan membelanya.

    Hal itu diceritakan UAS melalui unggahan Instagram pribadinya, Jumat (6/6/2025) melansir dari Tribunbengkulu.com.

    “Beliau sudah hidup mapan. Jadi rektor. Gaji besar. Duit banyak. Dapat hidayah. Masuk Islam. Keliling berdakwah. Nyetir sendiri. Sampai di Jambi, mobilnya rusak. Dibawa ke bengkel. Mesin hancur karena tidak pernah diservice. Mau diganti tim Uas Jambi mobil baru,” 

    “Ternyata mobil yang rusak itu belum lunas. Ditawarkan Tim tinggal di apartemen. Beliau tidak mau Ternyata rumahnya masih ngontrak. Beliau melihat dunia ini setengah sayap nyamuk,”

    “Saat saya dibully, dipersekusi, dilaporkan dst. Beliau lantang membela saya,” tulis UAS dikutip TribunBengkulu.com. 

    Tak hanya itu, UAS juga menyebutkan bahwa Ustad Yahya Waloni sangat dimuliakan oleh Allah SWT.

    Hal itu lantaran dirinya hanyalah takut kepada Allah SWT.  

     “Beliau hanya takut pada Allah. Hari ini Allah buktikan batinnya. Beliau wafat hari Jumat. Khotib Jumat. Hari mulia 10 Zulhijjah. Bulan mulia,”

    “Allah beri beliau kemuliaan. Selamat jalan Ustadz Yahya Waloni,” pungkasnya.

    Pesan Terakhir Ustaz Yahya 

    Pesan terakhir Ustad Yahya Yahya Waloni menghembuskan nafas terakhirnya masih sempat berdiri menyampaikan khutbah kedua di mimbar Jumat Masjid Darul Falah, Minasa Upa, Gunung Sari, Rappocini, Makassar, Jumat (6/6/2025) siang. 

    Meski sempat dilarikan ke RS Bahagia yang berada 100 meter dari masjid, namun nyawa Ustad Yahya Waloni tidak bisa diselamatkan lagi.  

    Ustad kelahiran Minahasa ini, terjatuh dan tak sadarkan diri usai duduk diantara khutbah kedua. 

    “Masih sempat berdiri, di khutbah kedua, dan ingatkan kita pentingnya bertauhid kepada Allah SWT,” ujar Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Harfan Jaya Sakti (39), kepada wartawan melansir dari Tribuntimur, Jumat (6/6/2025). 

    Kronologi Meninggal 

    Diketahui, Ustaz Yahya Waloni meninggal saat khutbah kedua.

    Ustad Dr HM Yahya Waloni Mth (55), meninggal di mimbar Jumat Masjid Darul Falah, Minasa Upa, Gunung Sari, Rappocini, Makassar, Jumat (6/6/2025) siang. 

    Kejadian ketika Ustaz Yahya Waloni meninggal terjadi begitu cepat. 

    Saksi mata menyebut, ustad terjatuh sebelum menyampaikan doa penutup khutbah kedua.

    Seperyi diektahui jik Rukun khatib Jumat, ada dua khutbah. Khutbah pertama diakhiri dengan doa dan duduk sejenak.

    Khutbah kedua, khatib berdiri dan menegaskan ketakwaan, shalawat dan intisari khutbah sebelum doa penutup.

    Ustad kelahiran Minahasa ini, terjatuh dan tak sadarkan diri usai duduk diantara dua khutbah.

    “Masih sempat berdiri, di khutbah kedua, dan ingatkan kita pentingnya bertauhid kepada Allah SWT,” ujar Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Harfan Jaya Sakti (39), kepada wartawan.

    Harfan duduk di shaf pertama saat khutbah.

    Dia jadi satu dari sekitar 200 jamaah sekaligus saksi mata, insiden wafatnya ustad Muallaf ini.

    Ustad Yahya Waloni, sudah dijadwalkan panitia masjid sebagai khatib Jumat sejak pekan lalu.

    Pagi harinya, magister theologia ini memberi khutbah Idul Adha di sebuah masjid di pusat Kota Makassar.

    Bersama Sitti Mutmainnah (34) istrinya, Ustad Yahya menginap di Hotel Prima, Jl Dr SAM Ratulangi, Makassar, sekitar 9,7 km dari Masjid Darul Falah.

    Pukul 10.30 wita, panitia menjemput Yahya.

    Masih sempat menyaksikan proses penyembelihan hewan qurban di halaman timur masjid.

    Istrinya, dijamu di rumah salah seorang takmir, sekitar 75 meter dari masjid Pukul 11.30 Wita, ustad Yahya masuk ke Masjid.

    Dia duduk di shaf pertama, membaca surah Al Kahfi dan berzikir.

    Pukul 12.05 Wita, usai Azan, panitia mempersilahkan khatib naik ke mimbar.

    “Tema khutbah Ustad, tentang kekuatan iman. Ujian Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail, sebagai bukti ketaatan individu, keluarga dan umat Muslim,” ujar Harpan Sakti.

    Khutbah berlangsung sekitar 15 menit. Jamaah disebut memadati ruang utama hingga lantai dua.

    “Saya di lantai dua, dan menyimak dengan jernih pesan-pesannya,” ujar Prof Dr Syahruddin Usman (61), guru besar Tarbiyah UIN sekaligus jamaah.

    Pukul 12.25 wita, usai khutbah pertama, ustad Yahya kembali berdiri dan menyampaikan khutbah tanpa teksnya.

    “Usia baca shalawat nabi dan Sebelum bacakan doa khutbah terakhir, langsung pegang dada, jatuh di mimbar. Saya kira mau minum,” ujar Harpan.

    Sang Ustad spontan terduduk kemudian jamaah shaf depan panik, lalu imam dan pengurus berlomba ke depan.

    “Saya masih lihat matanya sempat terbuka, tapi sepertinya sudah sakratul maut,” ujar Harpan.

    Ustad sudah tak sadarkan diri, majelis Jumat yang bertepatan Idul Adha ini, terhenti sejenak.

    Panitia mengangkat tubuh Ustad Yahya ke mobil, dan membawanya ke RS Klinik Bahagia Minasa Upa, sekitar 100 meter dari Masjid.

    “Sudah tak sadar. Kita tak tahu, apa meninggal di masjid atau di UGD,” ujar Sakti. 

    Pukul 12.35 Wita, Ustad Yahya dievakuasi. Ibadah shalat Jumat dilanjutkan pukul 13.46 Wita, setelah takmir dan warga pengantar balik dari klinik.

    Pukul 14.00 Wita, jamaah shalat Jumat bubar. Kabar Ustad Yahya, wafat beredar di masjid.

    Pukul 13.45 wita, jenazah dikembalikan ke masjid. Di bagasi belakang ambulans Klinik RS Bahagia, duduk istri almarhum. 

    Hingga pukul 13.30 WITA, mantan pendeta itu masih disemayamkan di samping mimbar. Rencananya, jenazah akan dimandikan, dikafani dan diterbangkan ke kediamannya di Jakarta.

  • Saya Masuk Penjara karena Rekayasa Jokowi

    Saya Masuk Penjara karena Rekayasa Jokowi

    GELORA.CO – Peneliti media dan politik Buni Yani buka-bukaan soal kasus hukum yang menjeratnya pada era Pesiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi.

    Buni Yani divonis 18 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Bandung setelah dinyatakan bersalah melanggar Pasal 32 ayat Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

    Kasus yang menjerat Buni Yani bermula saat dia mengunggah potongan video Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok ketika masih menjabat Gubernur DKI menjadi 30 detik pada 6 Oktober 2016. Padahal video asli pidato Ahok berdurasi 1 jam 48 menit 33 detik.

    “Saya masuk penjara (karena) rekayasa Jokowi,” kata Buni Yani melalui podcast Forum Keadilan TV, dikutip Sabtu 6 Juni 2025.

    Dalam podcast yang dipandu ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel tersebut, Buni Yani menegaskan bahwa pernyataannya ini sangat terukur dan tidak dilandasi perasaan dendam.

    “Karena tidak mungkin saya bisa masuk penjara bila pengadilan objektif,” kata Buni Yani.

    Buni Yani mengatakan, saksi ahli Yusril Ihza Mahendra di depan majelis hakim Pengadilan Negeri Bandung mengatakan bahwa Buni Yani tidak bisa menjadi tersangka karena tidak unsur pidana dalam unggahannya di Facebook. 

    “Itu sudah sangat clear,” kata Buni Yani.

    Namun yang terjadi justru sebaliknya. Vonis 18 bulan yang diterima Buni Yani dikuatkan putusan kasasi Mahkamah Agung (MA).

    “Apa yang tidak bisa dilakukan Jokowi?” tanya Buni Yani.

    Buni Yani yang mengaku tidak mempunyai kekuatan politik dan finansial akhirnya dijebloskan ke LP Khusus Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

    Buni Yani menekankan, Jokowi sangat berkuasa sehingga bisa berbuat semaunya.

    “Kita lihat di MK (Mahkamah Konstitusi) saja bisa dia utak-atik untuk bisa meloloskan anaknya,” kata Buni Yani. 

    Vonis 18 bulan penjara yang diterimanya, kata Buni Yani, murni untuk melindungi Ahok yang tersandung kasus penistaan agama.

    “Ini murni untuk melindungi ahok waktu itu,” pungkas Buni Yani. 

  • Legenda Urban: Nini Pelet Penunggu Gunung Ciremai

    Legenda Urban: Nini Pelet Penunggu Gunung Ciremai

    Liputan6.com, Cirebon – Gunung Ciremai di Jawa Barat secara administratif berada di tiga wilayah, yakni Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Majalengka. Dikenal dengan keindahannya, gunung ini ternyata juga menyimpan mitos dan legenda mistis Nini Pelet.

    Gunung Ciremai sebenarnya menyimpan banyak cerita mistis yang beredar di masyarakat, mulai dari Nyi Linggi, suara gamelan, Tanjakan Bapa Tere, hingga legenda Nini Pelet yang dikaitkan dengan perebutan Kitab Mantra Asmara dengan Ki Buyut Mangun Tapa.

    Salah satu legenda urban populer di Gunung Ciremai adalah Nini Pelet. Kisah legenda ini telah menjadi cerita tutur masyarakat sekitar gunung yang diwariskan secara turun temurun.

    Menurut cerita legenda masyarakat setempat, Gunung Ciremai merupakan singgasana kerajaan Nini Pelet, khususnya di Gua Walet. Ia dikenal sebagai sosok sakti, khususnya di bidang percintaan.

    Konon, Nini Pelet adalah orang yang merebut Kitab Mantra Asmara ciptaan Ki Buyut Mangun Tapa. Kitab tersebut berisi beberapa ajian tentang percintaan, salah satunya jaran goyang.

    Ilmu jaran goyang dipercaya sangat ampuh untuk mengikat hati lawan jenis. Hingga kini, ilmu tersebut masih dipelajari oleh banyak orang.

     

  • Kala Gunung Piramid Tersenyum: 1.500 Paket Kurban untuk Warga Curahdami dan Sumbersalak

    Kala Gunung Piramid Tersenyum: 1.500 Paket Kurban untuk Warga Curahdami dan Sumbersalak

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Udara pagi di kaki Gunung Piramid terasa berbeda pada Jumat, 6 Juni 2025. Cahaya matahari yang menembus pepohonan tampak lebih hangat.

    Warga Kelurahan Curahdami dan Desa Sumbersalak, Kecamatan Curahdami, mulai berdatangan ke titik distribusi kurban dengan wajah berbinar—seperti tengah menjemput harapan yang lama dinanti.

    Hari ini, sebanyak 112 ekor domba dan kambing disembelih dan dibagikan dalam bentuk 1.500 paket daging kurban. Jumlah yang luar biasa untuk wilayah yang selama puluhan tahun nyaris luput dari perhatian pembangunan, apalagi bantuan kurban.

    Program ini merupakan bagian dari Qurban Festival yang digagas oleh Darut Tauhid Peduli, lembaga sosial milik KH Abdullah Gymnastiar alias Ustadz Aa Gym.

    Kegiatan ini berlangsung serentak di berbagai daerah dan melibatkan kolaborasi dengan pemerintah Kecamatan Curahdami serta alumni SMAN 2 Bondowoso yang tergabung dalam IKA SMADA.

    Bukan Sekadar Seremonial, Tapi Perjuangan Distribusi hingga Wilayah Pegunungan

    “Ini bukan program biasa. Ini kolaborasi banyak pihak, dan kami ingin daging kurban benar-benar sampai ke masyarakat yang membutuhkan,” ujar Bambang Sujana, perwakilan Darut Tauhid Peduli Kantor Perwakilan Jawa Timur.

    Ia menjelaskan bahwa program ini berjalan atas dasar donasi dari para muqarribin (pekurban) yang mempercayakan kurbannya kepada lembaga.

    “Darut Tauhid Peduli menerima donasi dari para donatur. Kemudian donasi itu kami belanjakan dalam bentuk domba dan kambing. Lalu kami sebagai Lembaga Amil Zakat menyalurkan ke masyarakat yang selama ini jarang tersentuh program kurban,” kata Bambang.

    Salah satu wilayah prioritas tahun ini adalah Kecamatan Curahdami, terutama Kelurahan Curahdami dan Desa Sumbersalak.

    “Di Curahdami kami distribusikan 75 ekor, dan di Sumbersalak 37 ekor. Totalnya 112. Setiap ekor akan menjadi 15 bungkus paket kurban, jadi untuk dua wilayah itu insyaAllah akan tersalurkan 1.500 paket,” jelasnya.

    Curahdami: Satu-satunya Kelurahan yang Memiliki Gunung

    Camat Curahdami, Saudia Yourdan Islami Taufik, menyambut program ini dengan penuh rasa syukur. Baginya, program ini bukan hanya tentang jumlah kambing atau paket yang dibagikan, tapi tentang penghormatan terhadap wilayah yang selama ini sering dilupakan.

    “Awalnya saya sampaikan saat presentasi di forum, kami hanya mengusulkan 20 ekor saja. Tapi Allah memberi lebih. Naik jadi 50, lalu akhirnya bertambah hingga 112 ekor. Itu luar biasa,” ungkap Yourdan, yang siang itu tampak mendampingi proses distribusi.

    Ia menyebut bahwa Kelurahan Curahdami adalah wilayah yang sangat unik. “Kami ini satu-satunya kelurahan di Kabupaten Bondowoso yang punya gunung, yaitu Gunung Piramid yang masuk gugusan Pegunungan Argopuro. Biasanya wilayah gunung itu identik dengan desa, bukan kelurahan,” ucapnya.

    Namun status sebagai kelurahan justru menjadi tantangan. “Karena kelurahan tidak dapat Dana Desa (DD), wilayah ini seperti tertinggal dalam pembangunan. Warga kami sangat butuh akses jalan yang layak, air bersih yang memadai. Tapi bertahun-tahun tak ada anggaran pembangunan memadai. Jadi saat ada program seperti ini, kami benar-benar bersyukur,” katanya lirih.

    Gunung Piramid pun Tersenyum

    Ketika matahari mulai naik tinggi, para relawan masih sibuk membagikan daging. Beberapa anak tampak berlarian sambil membawa plastik berisi hasil kurban.

    Di kejauhan, Gunung Piramid berdiri megah, seolah ikut tersenyum menyaksikan warganya bersuka cita.

    Bukan karena kemegahan upacara. Tapi karena pada hari itu, gunung, warga, dan kemanusiaan bersatu dalam satu makna: berbagi. [awi/aje]

  • Penyebab Ustad Yahya Waloni Meninggal Dunia, Ternyata 2021 Ada Riwayat Sakit Ini

    Penyebab Ustad Yahya Waloni Meninggal Dunia, Ternyata 2021 Ada Riwayat Sakit Ini

    GELORA.CO – Penyebab Ustad Yahya Yahya Waloni menghembuskan nafas terakhirnya sat menyampaikan khutbah kedua di mimbar Jumat Masjid Darul Falah, Minasa Upa, Gunung Sari, Rappocini, Makassar, Jumat (6/6/2025) siang.

    Meski sempat dilarikan ke RS Bahagia yang berada 100 meter dari masjid, namun nyawa Ustad Yahya Waloni tidak bisa diselamatkan lagi. 

    Detik-detik meninggalnya Ustad Yahya Waloni dikuak langsung oleh saksi mata. 

    Saksi mata menyebut, ustad terjatuh sebelum menyampaikan doa penutup khutbah kedua.

    Rukun khatib Jumat, ada dua khutbah. Khutbah pertama diakhiri dengan doa dan duduk sejenak.

    Khutbah kedua, khatib berdiri dan menegaskan ketakwaan, shalawat dan intisari khutbah sebelum doa penutup.

    Ustad kelahiran Minahasa ini, terjatuh dan tak sadarkan diri usai duduk diantara dua khutbah.

    “Masih sempat berdiri, di khutbah kedua, dan ingatkan kita pentingnya bertauhid kepada Allah SWT,” ujar Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Harfan Jaya Sakti (39), kepada wartawan melansir dari Tribuntimur, Jumat (6/6/2025).

     Harfan duduk di shaf pertama saat khutbah.

    Dia jadi satu dari sekitar 200 jamaah sekaligus saksi mata, insiden wafatnya ustad Muallaf ini.

    Dikisahkan, ustad Yahya Waoni, sudah dijadwalkan panitia masjid sebagai khatib Jumat sejak pekan lalu.

    Pagi harinya, magister theologia ini memberi khutbah Idul Adha di sebuah masjid di pusat Kota Makassar.

    Bersama Sitti Mutmainnah (34) istrinya, Ustad Yahya menginap di Hotel Prima, Jl Dr SAM Ratulangi, Makassar, sekitar 9,7 km dari Masjid Darul Falah.

    Pukul 10.30 wita, panitia menjemput Yahya.

    Masih sempat menyaksikan proses penyembelihan hewan qurban di halaman timur masjid.

    Istrinya, dijamu di rumah salah seorang takmir, sekitar 75 meter daru masjidz

    Pukul 11.30 Wita, ustad Yahya masuk ke Masjid. Dia duduk di shaf pertama, membaca surah Al Kahfi dan berzikir.

    Pukul 12.05 Wita, usai Azan, panitia mempersilahkan khatib naik ke mimbar.

    “Tema khutbah Ustad, tentang kekuatan iman. Ujian Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail, sebagai bukti ketaatan individu, keluarga dan umat Muslim,” ujar Harpan Sakti.

    Khutah berlangsung sekitar 15 menit.

    Jamaah disebut memadati ruang utama hingga lantai dua.

    “Saya di lantai dua, dan menyimak dengan jernih pesan-pesannya,” ujar Prof Dr Syahruddin Usman (61), guru besar Tarbiyah UIN sekaligus jamaah.

    Pukul 12.25 wita, usai khutbah pertama, ustad Yahya kembali berdiri dan menyampaikan khutbah tanpa textnya.

    “Usia baca shalawat nabi dan Sebelum bacakan doa khutbah terakhir, langsung pegang dada, jatuh di mimbar. Saya kira mau minum,” ujar Harpan.

    Buuk, sang ustad terduduk.

    Kontan jamaah shaf depan panik. 

    Imam dan pengurus berlomba kedepan.

    “Saya masih lihat matanya semoat terbuka, tapi sepertinya sudah sakratul maut,” ujar Harpan.

    Ustad sudah tak sadarkan diri.

    Majelis Jumat yang bertepatan Idul Adha ini, terhenti sejenak.

    Panitia mengangkat tubuh Ustad Yahya ke mobil, dan membawanya ke RS Klinik Bahagia Minasa Upa, sekitar 100 meter dari Masjid.

    “Susah tak sadar. Kita tak tahu, apa meninggal di masjid atau di UGD,” ujar Sakti. 

    Pukul 12.35 Wita, Ustad Yahya dievakuasi.

    Ibadah shalat Jumat dilanjutkan pukul 13.46 Wita, setelah takmir dan warga pengantar balik dari klinik.

    Pukul 14.00 Wita, jamaah shalat Jumat bubar. Kabar Ustad Yahya, wafat beredar di masjid.

    Pukul 13.45 wita, jenazah dikembalikan ke masjid.

    Di bagasi belakang ambulans Klinik RS Bahagia, duduk istri almarhum.

    Kendati demikian meski pihak keluarga belum mengungkap penyebab pasti Ustad Yahya Waloni meninggal karena apa, namun ternyata beliau memiliki riwayat sakit jantung sejak 2021 lalu. 

    Di tahun 2021 silam, ustad Yahya Waloni sempat menjalani pengobatan setelah jantung mengalami pembengkakan.

    Sebagaimana kita ketahui, sakit jantung sangatlah berbahaya yang bisa mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. 

    Apabila aliran darah ke jantung terhambat, menyebabkan kerusakan pada otot jantung maka hal itu bisa menyebabkan seseorang mati mendadak alias henti jantung. 

    Maka diduga kuat sang ustad Yahya Waloni meninggal dunia lantaran serangan jantung.

    Hal tersebut berdasarkan riwayat sakit yang pernah diidap oleh Ustad Yahya Waloni.

    Profil Ustad Yahya Waloni

    Yahya Waloni lahir dengan nama Yahya Yopie Waloni.

    Dia dilahirkan di kota Manado 30 November 1970.

    Keluarganya berdarah Minahasa yang taat pada agama Kristen.

    Ustad Yahya Waloni diketahui pernah terdaftar sebagai pemuka agama pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana.

    Ustaz Yahya Waloni mendapat julukan sebagai Ustad Pansos (Panjat Sosial) dari aktivis medsos Denny Siregar.

    Dia diketahui pernah menjabat sebagai Ketua atau Rektor Sekolah Tinggi Theologia (STT) Calvinis Ebenhaezer di Sorong tahun 1997-2004.

    Dia pernah menetap di Sorong sejak tahun 1997 – 2004 karena pindah ke Balikpapan.

    Di sana, dia menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006.

    Pada 2006, Ustad Yahya Waloni pindah ke Kota Cengkeh, Tolitoli.

    Di Tolitoli, dia mendapatkan bimbingan ikrar syahadat dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

    Yahya Waloni pernah ditangkap kasus ujaran kebencian yang didasarkan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

    Ia ditangkap di rumahnya di Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (26/8/2021).

    Ceramah Ustaz Yahya dipersoalkan usai menyebut injil sebagai fiktif alias palsu.

    Hal ini dianggap sebagai tindakan ujaran kebencian berdasarkan SARA.

    Ustaz Yahya Waloni dianggap melanggar Undang-undang nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

    Selain itu, dia diduga melanggar Pasal 45A jo Pasal 28 ayat (1) dan atau Pasal 156a KUHP.

  • Kronologi Wafatnya Ustad Yahya Waloni, Jemaah Ungkap Isi Khotbah Terakhirnya

    Kronologi Wafatnya Ustad Yahya Waloni, Jemaah Ungkap Isi Khotbah Terakhirnya

    GELORA.CO – Penceramah Yahya Waloni (55), meninggal di mimbar Jumat Masjid Darul Falah, Minasa Upa, Gunung Sari, Rappocini, Makassar, Jumat (6/6/2025) siang.

    Dikutip dari Tribun Timur, rencananya, jenazah akan dimandikan, dikafani dan diterbangkan ke kediamannya di Jakarta.

    Saksi mata menyebut, ustad terjatuh sebelum menyampaikan doa penutup khutbah kedua.

    Ustad kelahiran Minahasa ini, terjatuh dan tak sadarkan diri usai duduk di antara dua khutbah.

    “Masih sempat berdiri, di khutbah kedua, dan ingatkan kita pentingnya bertauhid kepada Allah SWT,” ujar Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Harfan Jaya Sakti (39), kepada wartawan.

    Kronologi Kejadian

    Harfan yang duduk di shaf pertama saat khotbah, menjadi satu dari sekitar 200 jemaah sekaligus saksi mata wafatnya Yahya Waloni.

    Ia mengatakan, Yahya Waloni sudah dijadwalkan panitia masjid sebagai khatib Jumat sejak pekan lalu.

    Baca juga: Yahya Waloni Keluar dari Rutan Bareskrim Polri

    Sebelum memberikah khotbah Jumat, pagi harinya, dia memberi khotbah Idul Adha di sebuah masjid di pusat Kota Makassar.

    Bersama Sitti Mutmainnah (34) istrinya, Ustad Yahya menginap di Hotel Prima, Jl Dr SAM Ratulangi, Makassar, sekitar 9,7 km dari Masjid Darul Falah.

    Pukul 10.30 wita, panitia menjemput Yahya.

    Ia bahkan masih sempat menyaksikan proses penyembelihan hewan qurban di halaman timur masjid. Sementara istrinya, dijamu di rumah salah seorang takmir, sekitar 75 meter daru masjidz

    Pukul 11.30 Wita, ustad Yahya masuk ke Masjid. Dia duduk di shaf pertama, membaca surah Al Kahfi dan berzikir.

    Pukul 12.05 Wita, usai Azan, panitia mempersilahkan khatib naik ke mimbar.

    “Tema khutbah Ustad, tentang kekuatan iman. Ujian Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail, sebagai bukti ketaatan individu, keluarga dan umat Muslim,” ujar Harpan Sakti.

    Khotbah berlangsung sekitar 15 menit.

    Jamaah disebut memadati ruang utama hingga lantai dua.

    “Saya di lantai dua, dan menyimak dengan jernih pesan-pesannya,” ujar Prof Dr Syahruddin Usman (61), guru besar Tarbiyah UIN sekaligus jemaah.

    Pukul 12.25 wita, usai khutbah pertama, ustad Yahya kembali berdiri dan menyampaikan khutbah tanpa teks-nya.

    “Usai baca shalawat nabi dan sebelum bacakan doa khutbah terakhir, langsung pegang dada, jatuh di mimbar. Saya kira mau minum,” ujar Harpan.

    Baca juga: Saat Sidang, Yahya Waloni Akui Perbuatan dan Minta Maaf

    Ternyata Yahya Waloni jatuh terduduk. Kontan jamaah shaf depan panik, imam dan pengurus berlomba ke depan. Ustad sudah tak sadarkan diri.

    Pukul 14.00 Wita, jamaah shalat Jumat bubar dan kabar Ustad Yahya wafat disiarkan di masjid.

    Pukul 13.45 wita, jenazah dikembalikan ke masjid. Di bagasi belakang ambulans Klinik RS Bahagia, duduk istri almarhum.

  • Gunung Arab Berubah Hijau Disebut Tanda Kiamat, Ulama RI Buka Suara

    Gunung Arab Berubah Hijau Disebut Tanda Kiamat, Ulama RI Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena gurun di wilayah Arab yang berubah menjadi hijau kerap kali dianggap sebagai tanda-tanda kiamat. Hal ini pun memancing sejumlah ulama Indonesia untuk buka suara.

    Sebelumnya, media The New Arab telah menjelaskan fenomena ini secara ilmiah. Menurutnya, hijaunya pegunungan Arab disebabkan oleh tingginya curah hujan di bulan Desember lalu. Meski demikian, sebagian masyarakat mengaitkan hal ini sebagai tanda-tanda datangnya kiamat.

    Ulama dan Guru Besar Tafsir Quran Profesor Quraish Shihab mengimbau agar masyarakat jangan cepat-cepat mencap fenomena itu sebagai hal ‘aneh’. Pasalnya, tidak seluruh daerah di Arab Saudi merupakan daerah tandus. Ada juga daerah yang sudah ditumbuhi tumbuhan hijau sejak lama. Salah satunya daerah Taif.

    “Sebenarnya Saudi itu tidak seluruhnya tandus. Daerah Taif itu hijau…. Ya memang sejak dulu sudah hijau, jangan lantas dianggap bahwa ya itu tanda kiamat,” ujar Shihab dalam program Shihab&Shihab di YouTube, dikutip Minggu (15/1/2023).

    Mantan Menteri Agama di era Presiden Soeharto itu menambahkan, Nabi Muhammad SAW memang pernah menyebutkan sejumlah tanda-tanda kiamat, dan sebagian sudah terlihat sejak lama.

    “Memang ada tanda-tanda kiamat disebutkan oleh Nabi SAW dan itu banyak sudah kita lihat. Misalnya kedurhakaan anak terhadap orang tua, misalnya perlombaan membangun gedung-gedung tinggi. Itu sudah kita lihat. Misalnya menjamurnya perzinaan, itu tanda-tanda kiamat, semua itu tanda-tanda umum,” ucapnya.

    Namun, Quraish mengatakan ada tanda-tanda besar kiamat yang saat ini belum muncul seperti matahari yang terbit dari sebelah barat.

    Sebelumnya, mengutip The New Arab, fenomena penghijauan ini buntut dari kekeringan parah pada Oktober-November. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kerajaan, Raja Salman sempat meminta semua orang untuk berdoa mendatangkan hujan.

    Sebenarnya peningkatan hujan juga diupayakan badan meteorologi setempat. Mengutip The National News, program peningkatan hujan telah dimulai November di Riyadh, Hail dan Qassim, dan akan dipindahkan pada musim panas ke Abha.

    Hal sama juga dimuat media Haramain Sharifain. Disebutkan bagaimana Makkah menerima hujan 2-3 hari setiap tahun mengalami hujan terus menerus setiap dua hari sekali selama sekitar seminggu terakhir.

    “Alhasil lanskap dan lembah Dua Kota Suci menjadi hijau di tengah pasokan air hujan yang terus menerus. Namun diperkirakan lanskap akan kembali tandus setelah musim hujan reda,” tulis media itu dikutip Selasa (10/1/2023).

    Di sisi lain, fenomena ini ditanggapi berbeda-beda oleh warga Arab Saudi. Mereka malah membagikan gambar dan video mereka sendiri tentang tanaman hijau yang mengesankan, yang telah menyebar ke daerah lain, termasuk pemerintahan kota Laith, Taif dan Jeddah.

    “Alhamdulillah dan terima kasih kepada Tuhan saja, kami meminta Yang Mahakuasa untuk mengabadikan (tanaman hijau) sebagai berkah bagi kami dan melindunginya. dari menghilang,” kata seorang pengguna Twitter.

    (tps/tps)

  • Cekcok Perkara Karcis Parkir, Pria Tusuk Pemuda di Jakpus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Juni 2025

    Cekcok Perkara Karcis Parkir, Pria Tusuk Pemuda di Jakpus Megapolitan 6 Juni 2025

    Cekcok Perkara Karcis Parkir, Pria Tusuk Pemuda di Jakpus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang pemuda berinisial TW (21) ditusuk di bagian perutnya karena terlibat
    cekcok perkara karcis parkir
    , Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2025) malam.
    Insiden bermula saat pelaku berinisial HB (31) membawa kendaraannya hendak keluar area parkiran. Lalu, seorang petugas parkir meminta karcis kepada HB.
    “HB diminta struk parkir oleh pelapor, namun pelaku saat itu malah marah dan memukul pelapor (petugas parkir),” ucap Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangannya, Jumat (6/6/2025).
    Usai dipukul, pelapor lekas menghubungi TW untuk meminta bantuannya. Namun, pelaku malah mengeluarkan pisau lipat dari saku celana.
    “Kemudian pelaku menyerang korban dengan menusukkan pisau sebanyak satu kali mengenai bagian perut sebelah kiri,” ujar Susatyo.
    Pelaku menusuk korban cukup dalam hingga mengenai organ dalamnya.
    Teman korban langsung melapor ke Polres Metro Jakarta Pusat.Tim Buser Presisi Polrestro Jakpus langsung menyelidiki kejadian ini.
    Tak berselang lama, pelaku ditangkap di Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat.
    Saat digeledah, polisi menyita barang bukti berupa satu bilah pisau lipat berwarna hitam yang digunakan pelaku untuk menusuk korban.
    Atas tindakannya, HB dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Tajam, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara, serta Pasal 351 ayat (2) KUHP tentang Penganiayaan Berat, dengan ancaman hukuman hingga lima tahun penjara.
    Sementara korban masih dalam perawatan intensif di RS Hermina Kemayoran.
    “Kami juga segera akan melengkapi berkas perkara untuk dikirimkan ke jaksa penuntut umum,” tambah Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Safari Bupati Fawait Datangkan Bantuan Pusat untuk Jember Nyaris Rp 1 Triliun

    Safari Bupati Fawait Datangkan Bantuan Pusat untuk Jember Nyaris Rp 1 Triliun

    Jember (bertajatim.com) – Pemerintah pusat akan menggelontor bantuan ratusan miliar untuk Kabupaten Jember, Jawa Timur. Bupati Muhammad Fawait menyebut itu hasil safari ke sejumlah kementerian.

    Menurut Fawait pada 2025 dan 2026, akan ada banyak bantuan dari pemerintah pusat untuk pembangunan flyover, pembangunan Pasar Tanjung, pembangunan jalan, optimalisasi lahan, wisata, bandara, rumah sakit, alat pertanian, dan lainnya. “Sudah ratusan miliar rupiah. Kalau ini direalisasikan semua pada 2025 dan 2026, mungkin akan tembus Rp 1 triliun,” katanya, Kamis (5/6/2025).

    Salah satu yang akan mendapat bantuan adalah Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi. “Ada bantuan beberapa peralatan medis dari Kementerian Kesehatan yang kalau kita nominalkan hampir Rp 100 miliar. Itu contoh kecil saja,” kata Fawait.

    “Bahkan kami juga mengajukan ke Jakarta agar Rumah Sakit dr. Soebandi lebih besar lagi, atau kami membangun rumah sakit baru di Jember barat, di Kecamatan Bangsalsari atau Tanggul. Kita tahu di daerah barat kita masih kekurangan rumah sakit. Sepertinya akan disetujui,” kata Fawait.

    Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan tambahan anggaran perbaikan infrastruktur jalan sepanjang lima kilometer di Kecamatan Puger, Kencong, Jombang, dan Rambipuji.

    “Jadi tahun ini sepuluh kilometer yang berasal dari APBD murni. Kita melakukan pendekatan dan lobi ke Bu Gubernur. Alhamdulillah tahun 2025, anggaran ditambahi untuk lima kilometer jalan, dan pada 2026 ditambahi untuk sepuluh kilometer,” kata Fawait.

    Fawait menyebut bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi ini anugerah. Dia akan meneruskan safari ke sejumlah kementerian. “Kita harus sering melakukan lobi pemerintah provinsi dan pusat untuk membawa Jember baru Jember maju,” katanya.

    “Membangun Jember dengan kondisi kemiskinan ekstrem terbanyak di Jawa Timur, yang rata-rata di pedesaanm pinggir hutan, pinggir pantai, pinggir gunung, tidak bisa hanya dengan APBD Jember. Kita harus bersinergi dengan pemerintah provinsi dan pusat,” kata Fawait. [wir]

  • Catat, 6 Rekomendasi Wisata untuk Libur Sekolah di Bogor

    Catat, 6 Rekomendasi Wisata untuk Libur Sekolah di Bogor

    3. The Jungle Water Adventure

    Tempat wisata ini merupakan salah satu taman bermain air terbesar yang ada di Bogor. Wisata ini memiliki banyak wahana seru seperti Lazy River, Kolam Ombak, Tower Slide, dan area khusus anak-anak.

    Selain itu, tersedia juga cinema 4D dan taman burung mini yang membuatnya lebih dari sekadar tempat berenang. Memiliki latar belakang pegunungan dan udara yang sejuk tempat ini jadi favorit banyak keluarga untuk menghabiskan waktu libur bersama.

    The Jungle Water Adventure berlokasi di Jl. Bogor Nirwana Residence, Jalan Bogor Nirwana Boulevard, RT.05/RW.12, Mulyaharja, Kec. Bogor. Sel, Kota Bogor, Jawa Barat. Tempatnya buka setiap hari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.

    4. The Highland Park Resort

    The Highland Park Resort menawarkan pengalaman glamping atau glamorous camping di kaki Gunung Salak. Daya tarik utamanya adalah akomodasi unik berbentuk tenda Mongolia dan Indian tent yang mewah.

    Selain menginap, pengunjung juga dapat menikmati berbagai aktivitas seperti flying fox, berkuda, outbond, serta kolam renang. Panorama alam pegunungan yang indah menjadikan tempat ini sangat cocok bagi keluarga yang ingin merasakan suasana alam dengan santai.

    Lokasinya sendiri berada di Jl. Curug Nangka, Sinarwangi, Sukajadi, Kec. Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kemudian memiliki jadwal buka setiap hari selama 24 jam dan pengunjung yang ingin menginap bisa menghubungi pihak pengelola setempat.