kab/kota: Gunung

  • Usai Tragedi Longsor Maut, Tambang Gunung Kuda Cirebon Resmi Ditutup untuk Umum – Page 3

    Usai Tragedi Longsor Maut, Tambang Gunung Kuda Cirebon Resmi Ditutup untuk Umum – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon resmi menutup kawasan tambang galian C di Gunung Kuda untuk umum usai peristiwa longsor maut yang menewaskan 21 orang dan menyisakan empat korban yang belum ditemukan.

    Bupati Cirebon, Imron, menyatakan bahwa keputusan penutupan tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Cirebon, sekaligus tindak lanjut dari pencabutan status tanggap darurat.

    “Setelah pencarian korban dihentikan, area tersebut ditutup. Tidak boleh ada aktivitas maupun warga yang memasuki area tersebut,” katanya, dikutip dari Antara, Sabtu (7/6/2025).

    Ia mengatakan keputusan tersebut juga sudah ditindaklanjuti oleh unsur TNI dan Polri guna mencegah aktivitas warga di lokasi yang kini berstatus rawan, serta masih dalam proses penyelidikan hukum.

    Imron mengimbau warga untuk tidak melakukan pencarian empat korban yang masih tertimbun material longsor, karena hal tersebut sangat berbahaya dan bisa menambah jumlah korban.

    “Demi keselamatan bersama, jangan ada aktivitas di area tersebut,” katanya.

     

  • Legenda Urban: Misteri Penunggu Gunung Tambora dan Mitos Korban yang Hilang

    Legenda Urban: Misteri Penunggu Gunung Tambora dan Mitos Korban yang Hilang

    Liputan6.com, Sumbawa – Gunung Tambora di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, tidak hanya menyimpan sejarah letusan dahsyat tahun 1815. Terdapat kepercayaan turun-temurun di Gunung Tambora tentang adanya penunggu gaib yang menuntut korban.

    Mengutip dari berbagai sumber, Gunung Tambora dikenal sebagai salah satu gunung berapi paling mematikan dalam sejarah dunia. Letusannya pada April 1815 menewaskan puluhan ribu orang dan mengubah iklim global.

    Akan tetapi, di balik fakta geologis itu, masyarakat Dompu meyakini bahwa gunung ini dijaga oleh kekuatan gaib. Kepercayaan tentang sang penunggu telah ada sejak lama.

    Menurut mitos, roh penjaga gunung ini meminta tumbal sebagai bentuk persembahan. Jika tidak dipenuhi, gunung akan menunjukkan kemarahannya melalui bencana atau fenomena aneh.

    Beberapa warga meyakini bahwa orang-orang yang hilang di sekitar Tambora bukan karena tersesat, melainkan karena dipilih oleh penunggunya. Beberapa kasus hilangnya pendaki atau pencari kayu hutan kerap dikaitkan dengan legenda ini.

    Pada 2018, seorang pencari madu dilaporkan menghilang di kawasan hutan lereng Tambora. Tim SAR mencarinya selama berhari-hari, tetapi tidak menemukan jejak.

    Beberapa warga percaya bahwa orang tersebut telah menjadi persembahan. Fenomena lain yang sering diceritakan adalah suara bisikan memanggil nama di tengah kabut.

     

  • Legenda Urban: Misteri Batu Pamali di Puncak Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan

    Legenda Urban: Misteri Batu Pamali di Puncak Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan

    Ritual-ritual tertentu kadang dilakukan oleh tetua adat di sekitar area tersebut sebagai bentuk penghormatan. Para pemandu pendakian setempat biasanya akan menceritakan legenda ini kepada para pendaki sebagai bagian dari pengenalan budaya lokal.

    Mereka menekankan pentingnya menghormati kepercayaan masyarakat meskipun secara pribadi mungkin tidak mempercayainya. Larangan untuk tidak menduduki batu tersebut tetap menjadi aturan tidak tertulis yang diikuti oleh banyak pendaki.

    Legenda ini menjadi salah satu daya tarik wisata budaya di kawasan Gunung Latimojong. Akan tetapi, mereka juga terus mengedukasi para pengunjung untuk tetap mematuhi aturan keselamatan pendakian yang berlaku.

    Hingga saat ini, misteri batu pamali tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari Gunung Latimojong. Legenda ini terus hidup baik sebagai warisan budaya maupun sebagai peringatan untuk menghormati kekuatan alam yang diyakini menguasai gunung tersebut.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Motor Matic Diminta Tak Lagi Naik ke Bromo, Ada Apa? 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Juni 2025

    Motor Matic Diminta Tak Lagi Naik ke Bromo, Ada Apa? Surabaya 7 Juni 2025

    Motor Matic Diminta Tak Lagi Naik ke Bromo, Ada Apa?
    Tim Redaksi
    PROBOLINGGO, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten Probolinggo mengimbau wisatawan yang hendak menuju kawasan Gunung Bromo agar tidak lagi menggunakan sepeda
    motor matic
    .
    Imbauan ini dikeluarkan menyusul tingginya angka kecelakaan yang melibatkan motor matic di jalur wisata tersebut, bahkan hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
    Imbauan ini resmi dikeluarkan pada liburan Idul Adha 2025, yang disampaikan lewat pemasangan
    banner
    sosialiasi bertuliskan ”
    Jangan Sampai Liburan Berujung Petaka, Hindari Penggunaan Motor Matic di TNBTS
    “.
    Banner
    dilengkapi dengan foto dua motor matic yang mengalami
    kecelakaan di Bromo
    .
    Di bawah foto motor matic itu disematkan kalimat ”
    Motor Matic Tidak Dirancang untuk Jalanan Curam dan Turunan Ekstrem seperti di Kawasan Bromo, Gunakan Motor Manual untuk Keselamatan Anda”
    .
    Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo, Edy Suryanto menyatakan, imbauan tersebut berlaku di jalur utama menuju Bromo, khususnya di wilayah Kecamatan Sukapura.
    Imbauan ini merupakan hasil evaluasi dari Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) yang difasilitasi oleh pemerintah daerah setempat.
    “Seringkali kecelakaan terjadi karena penggunaan motor matic di jalur ekstrem seperti tanjakan dan turunan curam di kawasan Bromo. Sistem pengereman dan traksi motor matic tidak memadai untuk medan seperti ini,” ujar Edy, Sabtu (7/6/2025).
    Edy menambahkan, dalam evaluasi terakhir ditemukan bahwa motor matic tidak dirancang untuk menghadapi medan berat, sehingga berpotensi menyebabkan rem blong dan kecelakaan lainnya.
    Sebagai langkah antisipasi, Dinas Perhubungan telah memasang spanduk sosialisasi di berbagai titik strategis jalur utama menuju Bromo.
    Seorang wisatawan, Surya (30), yang memilih naik motor manual saat berkunjung ke Bromo, mengaku merasa lebih aman.
     
    Ia menyatakan, motor manual mampu menghadapi medan berat karena sistem gigi dan
    engine brake
    -nya dapat diatur sesuai kondisi jalan.
    “Motor manual lebih kuat menanjak dan bisa menggunakan
    engine brake
    untuk pengereman, jadi tidak harus mengandalkan rem saja,” ujar dia.
    Dinas Perhubungan berharap, dengan imbauan ini, wisatawan dapat lebih berhati-hati dan memilih kendaraan yang sesuai agar keselamatan tetap terjaga selama berwisata ke kawasan Bromo.
    Diberitakan sebelumnya, dua wanita meninggal dunia setelah sepeda motor yang mereka kendarai mengalami kecelakaan di Jalan Raya Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Senin (2/6/2025) sore lalu.
    Kecelakaan diduga disebabkan oleh rem motor yang tidak berfungsi, sehingga pengemudi kehilangan kendali dan menabrak pagar rumah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuaca Ekstrem Ancam Berau, BMKG: Waspadai Petir dan Hujan di Beberapa Kecamatan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juni 2025

    Cuaca Ekstrem Ancam Berau, BMKG: Waspadai Petir dan Hujan di Beberapa Kecamatan Regional 7 Juni 2025

    Cuaca Ekstrem Ancam Berau, BMKG: Waspadai Petir dan Hujan di Beberapa Kecamatan
    Tim Redaksi
    BERAU, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) Kabupaten
    Berau
    mengeluarkan peringatan dini terkait
    potensi hujan
    dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat disertai petir di sejumlah wilayah di Berau,
    Kalimantan Timur
    .
    Peringatan ini didasarkan pada pantauan citra radar cuaca terbaru pada Sabtu (7/6/2025) sore.
    Kepala BMKG Kabupaten Berau, Ade Heryadi, menjelaskan bahwa pantauan citra radar cuaca pada pukul 14.15 WITA menunjukkan adanya awan hujan di beberapa lokasi.
    “Berdasarkan pantauan Citra Radar BMKG, pukul 14.15 WITA, terdapat awan hujan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dan dapat disertai petir di wilayah Sambaliung (Suaran, Pesayan, dan Pilanjau), Tabalar (Harapan Maju), dan Biatan (Biatan Bapinang),” ujar Ade Heryadi, Sabtu (7/6/2025).
    Kondisi tersebut, menurut Ade, diperkirakan masih akan berlangsung hingga satu jam ke depan dari waktu pemantauan.
    Tak berselang lama, pembaruan citra radar pada pukul 15.29 WITA menunjukkan perluasan area potensi hujan.
    “Update terbaru pukul 15.29 WITA, awan hujan berpotensi menyebabkan hujan ringan hingga sedang dan dapat disertai petir terdeteksi di wilayah Kelay, Segah, Batu Putih, Gunung Tabur (Punan Malinau, Gunung Sari, Tasuk, dan Birang), serta Sambaliung (Bena Baru, Rantau Panjang, Pegat Bukur, Skan, Pegat, Suaran, dan Pesayan),” tambahnya.
    Ade juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena potensi hujan ini diprakirakan dapat meluas ke wilayah Pulau Derawan, Teluk Bayur, dan Tanjung Redeb.
    Kondisi cuaca ini diperkirakan akan berlangsung hingga satu jam ke depan sejak pemantauan terakhir.
    “Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati dan selalu mengikuti informasi terbaru dari BMKG untuk keselamatan,” pungkas Ade Heryadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juni 2025

    Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu Regional 7 Juni 2025

    Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu
    Tim Redaksi
    BANDUNG BARAT, KOMPAS.com –
    Lonjakan sampah plastik pada momen hari raya Idul Adha di wilayah Bandung Raya, Jawa Barat menjadi sorotan di tengah kondisi
    TPA Sarimukti
    kelebihan kapasitas.
    Kantong-kantong plastik pembungkus daging memenuhi dapur-dapur warga, menambah beban timbunan sampah domestik yang sudah mengkhawatirkan, terutama di wilayah seperti Kabupaten
    Bandung Barat
    dan Jawa Barat pada umumnya.
    Berangkat dari keresahan itu, sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung Barat berinisiatif menggelar aksi nyata.
    Mereka menyerukan kampanye ekologi dengan aksi nyata berkurban di pinggiran kampung Padalarang, Bandung Barat dan mendistribusikan puluhan
    daging kurban
    kepada puluhan keluarga pra sejahtera menggunakan besek, wadah tradisional yang terbuat dari anyaman bambu.
    “Setiap tahun, kita menyaksikan bagaimana Iduladha menjadi momen di mana gunung sampah plastik semakin menjulang. Ini adalah ironi, di satu sisi kita berbagi keberkahan, di sisi lain kita mewariskan masalah lingkungan yang tak kalah besar,” ujar Ketua PWI Kabupaten Bandung Barat, Hendra Hidayat saat ditemui di Padalarang, Sabtu (7/6/2025).
    Penggunaan
    besek bambu
    ini bukan sekadar alternatif, melainkan sebuah keharusan. Membungkus daging kurban menggunakan besek bambu adalah seruan untuk kembali praktik dengan cara-cara yang ramah lingkungan.
    “Besek ini biodegradable, bisa terurai dengan sendirinya, tidak seperti plastik yang membutuhkan ratusan tahun untuk bisa terurai. Ini adalah jawaban konkret atas persoalan yang terus berulang,” tegasnya.
    Hendra juga menekankan selain berangkat dari masyarakat yang sadar lingkungan, pemerintah juga musti berperan dengan menekan melalui regulasi dan menyiapkan infrastruktur yang memudahkan bagi warga untuk menyelesaikan sampah mereka dari hilir.
    “Perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri, dari rumah tangga. Tapi, pemerintah juga harus hadir dengan kebijakan yang mendukung, bukan hanya retorika,” sebutnya.
    Persoalan sampah di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bandung Barat, bukanlah isu baru, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, yang menjadi tumpuan bagi beberapa wilayah di Bandung Raya, kerap dilanda krisis lahan.
    Kebakaran hebat dan kelebihan kapasitas adalah pemandangan yang berulang, menunjukkan betapa daruratnya kondisi pengelolaan sampah di wilayah Bandung Raya.
    Data menunjukkan bahwa sampah domestik, di mana plastik menjadi komponen dominan, terus meningkat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023 mencatat bahwa timbulan sampah nasional mencapai sekitar 35,9 juta ton per tahun, dengan komposisi plastik mencapai 18,3 persen.
    Angka ini tentu berpotensi melonjak drastis saat momen-momen konsumsi tinggi seperti hari raya.
    Di Bandung Barat sendiri, produksi sampah harian tercatat sebanyak 200 ton dengan daya angkut hanya 150 ton ke TPA Sarimukti, ratusan ton sampah itu didominasi oleh sampah plastik.
    Sampah plastik dari sampah harian nyatanya masih mendominasi, kondisi itu berimbas negatif dengan menyisakan jejak karbon sehingga dampak jangka panjangnya terjadinya perubahan iklim.
    “Plastik-plastik ini mencemari tanah, air, bahkan udara jika dibakar. Mikroplastik sudah ditemukan di mana-mana, masuk ke dalam rantai makanan kita. Ini bukan lagi soal estetika, tapi soal kesehatan dan keberlanjutan hidup,” paparnya.
    PWI Kabupaten Bandung Barat berharap aksi mereka ini dapat menjadi pemicu bagi perubahan yang lebih besar. D3ngan kampanye ini, PWI Bandung Barat mendorong pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih progresif terkait pengelolaan sampah, terutama dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
    “Kami berharap pemerintah daerah, baik Kabupaten Bandung Barat maupun Provinsi Jawa Barat, dapat mengeluarkan peraturan daerah yang melarang atau membatasi penggunaan plastik sekali pakai, terutama untuk acara-acara besar seperti hari raya atau kegiatan kemasyarakatan,” usul Hendra.
    “Berikan insentif bagi masyarakat yang beralih ke wadah ramah lingkungan, dan sediakan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai,” imbuhnya.
    Lebih lanjut, Hendra mengusulkan agar pemerintah aktif mengkampanyekan gaya hidup minim sampah dengan membawa wadah yang bukan sekali pakai dan memasifkan edukasi masyarakat tentang bahaya plastik.
    “Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab bersama. Kita harus bersatu untuk menjaga bumi ini tetap lestari bagi generasi mendatang,” tandasnya.
    Dengan langkah kecil PWI Kabupaten Bandung Barat ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan semakin meluas, menjadikan Iduladha sebagai momen berbagi keberkahan tanpa meninggalkan jejak kerusakan ekologis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gunung Raung Erupsi Tiga Hari Berturut-Turut, Pendakian Ditutup Sementara

    Gunung Raung Erupsi Tiga Hari Berturut-Turut, Pendakian Ditutup Sementara

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Raung yang berada di perbatasan tiga kabupaten di Jawa Timur kembali menunjukkan aktivitas erupsi pada Sabtu pagi, 7 Juni 2025, pukul 07.19 WIB. Kolom abu teramati setinggi ±400 meter di atas puncak atau sekitar 3.732 meter di atas permukaan laut, dengan warna abu kelabu dan intensitas tebal mengarah ke barat laut.

    “Erupsi masih berlangsung saat laporan ini dibuat. Tremor menerus masih terekam di seismograf,” ujar Agung Tri Subekti, petugas Pos Pengamatan Gunungapi Raung, Sabtu pagi (7/6/2025).

    Erupsi ini menambah rentetan aktivitas vulkanik Gunung Raung selama tiga hari berturut-turut sejak 5 Juni 2025. Pada Jumat (6/6/2025), aktivitas visual menunjukkan asap putih kelabu setinggi hingga 600 meter dari kawah, dengan tekanan lemah dan intensitas sedang hingga tebal. Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat erupsi menerus dan dominasi tremor mikro dengan amplitudo dominan 1 mm.

    “Status Raung tetap di Level II atau Waspada. Namun dengan erupsi tiga hari berturut-turut, pendakian kami nyatakan ditutup untuk sementara. Area berbahaya berada dalam radius 3 kilometer dari kawah puncak. Masyarakat, wisatawan, dan pendaki kami imbau tidak mendekati, tidak bermalam, dan tidak menuruni kaldera,” tegas Agung.

    Berdasarkan data dari MAGMA Indonesia, selama periode 6 Juni 2025 tercatat enam kali gempa hembusan dan 20 kali gempa tektonik jauh. Aktivitas tremor juga terus berlangsung, namun belum terjadi lonjakan signifikan pada kegempaan vulkanik.

    Meski demikian, PVMBG bersama tim pengamatan tetap dalam kondisi siaga dan terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Raung secara intensif. [awi/beq]

  • Demi keselamatan, Wisatawan diimbau tak gunakan motor matic ke Bromo

    Demi keselamatan, Wisatawan diimbau tak gunakan motor matic ke Bromo

    Imbauan itu dikeluarkan sebagai bentuk tindak lanjut dari beberapa insiden kecelakaan yang terjadi sebelumnya, yang diduga kuat karena penggunaan kendaraan matic di jalur terjal dan berliku kawasan Gunung Bromo, hingga menyebabkan korban luka berat h

    Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, Jawa Timur melarang penggunaan sepeda motor bertransmisi otomatis (matic) ke Gunung Bromo, Jawa Timur, demi keselamatan wisatawan karena sebelumnya beberapa insiden kecelakaan terjadi di sana.

    “Menjelang libur panjang dan perayaan Yadnya Kasada, kami memberikan imbauan penting terkait keselamatan berkendara menuju kawasan wisata Gunung Bromo,” Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo Edy Suryanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Sabtu.

    Sejumlah banner sosialisasi dipasang di wilayah Kecamatan Sukapura yang menuliskan ketentuan bahwa pengunjung diminta untuk tidak menggunakan kendaraan roda dua jenis matic (otomatis) saat menuju dan turun dari Gunung Bromo.

    Imbauan itu dikeluarkan sebagai bentuk tindak lanjut dari beberapa insiden kecelakaan yang terjadi sebelumnya, yang diduga kuat karena penggunaan kendaraan matic di jalur terjal dan berliku kawasan Gunung Bromo, hingga menyebabkan korban luka berat hingga meninggal dunia.

    Imbauan itu adalah hasil dari Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Dishub Kabupaten Probolinggo yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo bersama pemangku kepentingan terkait.

    “Kami mengimbau kepada seluruh pengunjung dan wisatawan untuk tidak menggunakan motor matic saat menuju atau kembali dari Gunung Bromo. Itu demi keselamatan bersama,” katanya.

    Ia menjelaskan motor matic tidak dirancang untuk menghadapi medan menanjak dan menurun ekstrem seperti di kawasan Bromo, terutama di Kecamatan Sukapura karena sistem pengereman dan traksi roda motor matic dinilai kurang stabil saat menghadapi turunan panjang dan tikungan tajam.

    “Pemasangan banner imbauan di sejumlah titik strategis di jalur menuju Bromo, khususnya di Kecamatan Sukapura. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan selama libur panjang akhir pekan dan menjelang pelaksanaan Yadnya Kasada,” katanya.

    Edy berharap upaya itu dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas di kawasan wisata Gunung Bromo dan meningkatnya kesadaran pengunjung terhadap risiko penggunaan kendaraan matic, sehingga perjalanan wisata ke Bromo dapat berlangsung aman dan nyaman.

    “Kami tidak melarang masyarakat untuk berwisata, tetapi kami tekankan pentingnya keselamatan. Jangan sampai liburan berubah menjadi musibah,” ujarnya.

    Pewarta: Zumrotun Solichah
    Editor: Indra Arief Pribadi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Keajaiban Alam Luar Biasa, Gua Terbesar Dunia Muat 15 Piramida Giza

    Keajaiban Alam Luar Biasa, Gua Terbesar Dunia Muat 15 Piramida Giza

    Jakarta

    Hang Son Doong merupakan gua terbesar di dunia yang diketahui. Saking raksasa ukurannya, gua ini disebut bisa menampung 15 Piramida Agung Giza dan beberapa lorongnya dapat digunakan untuk menerbangkan pesawat Boeing 747.

    Gua batu kapur ini terletak di bawah hutan rimbun di Taman Nasional Phong Nha-Ke Bang di Vietnam. Hang Son Doong menjadi rumah bagi hutan purba yang tumbuh subur.

    Dikutip dari Live Science, Sabtu (7/6/2025) nama Hang Son Doong berarti sungai gunung dalam bahasa setempat. Gua ini tergolong muda jika dibandingkan dengan gua-gua batu kapur lainnya.

    Hang Son Doong terbentuk 2 hingga 3 juta tahun lalu di dalam bongkahan batu kapur terbesar di Asia, bongkahan batu kolosal berusia lebih dari 400 juta tahun yang terbentuk dari cangkang dan rangka hewan laut purba yang terkompresi.

    Dua sungai, Rao Thuong dan Khe Ry, mengalir melalui celah-celah batu kapur dan mengikis batu, membentuk terowongan raksasa di bongkahan batu yang kemudian dikenal sebagai Son Doong. Ho Khanh, seorang warga Vietnam, menemukan gua tersebut secara tidak sengaja pada 1990 saat berburu di hutan.

    “Ia merasakan hembusan angin dan mendengar derasnya sungai di dalamnya,” kata Howard Limbert, seorang penjelajah gua asal Inggris dan direktur teknis di Oxalis Adventure, sebuah perusahaan yang mengelola wisata di Son Doong.

    “Namun setelah ia pergi, ia tidak dapat menemukannya lagi, karena gua tersebut dikelilingi oleh dedaunan,” ujarnya.

    Bertahun-tahun kemudian, Khanh berhasil menelusuri kembali jejaknya. Pada 2009, ia memimpin tim penjelajah gua dari British Cave Research Association yang melibatkan Limbert ke pintu masuk gua. “Kami langsung menyadari bahwa itu adalah gua besar,” kata Limbert.

    Tim tersebut mensurvei Son Doong dan menemukan bahwa itu adalah gua alam terbesar yang pernah tercatat. Pengukuran mereka menunjukkan total volume gua sebesar 38,5 juta meter kubik. Sebagai gambaran, volume ini cukup luas untuk menampung hampir 15 Piramida Agung Giza.

    Dalam perkembangannya, para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa gua itu bahkan lebih besar dari itu. Ekspedisi penyelaman pada 2019 mengungkap bahwa Son Doong terhubung ke gua lain yang disebut Hang Thung melalui terowongan bawah air. Hubungan ini menambah volume gua hingga 1,6 juta meter kubik, atau dua pertiga dari Piramida Besar.

    “Ini seperti seseorang menemukan benjolan di puncak Gunung Everest, yang membuatnya naik 1.000 meter lebih tinggi. Gua mana pun di dunia akan dapat masuk dengan nyaman ke dalam Son Doong jika terhubung, ukurannya sungguh luar biasa,” kata Limbert.

    Son Doong juga diketahui merupakan rumah bagi salah satu stalagmit tertinggi di dunia, pilar raksasa yang dijuluki ‘Hand of Dog’ (Tangan Anjing) dengan tinggi 80 meter.

    Gua ini terbagi menjadi tiga bagian: pintu masuk, lorong fosil, dan Lintasan Passchendaele yang berlumpur, dinamai demikian berdasarkan Pertempuran Passchendaele pada Perang Dunia I yang diperjuangkan para prajurit di parit-parit yang dipenuhi lumpur. Masing-masing bagian ini memiliki formasi yang spektakuler.

    Seperti yang tersirat dari namanya, lorong-lorong fosil tersebut dipenuhi dengan sisa-sisa makhluk laut yang pernah menghuni laut purba di wilayah yang sekarang menjadi Vietnam bagian tengah.

    Lintasan Passchendaele merupakan rumah bagi dinding kalsit setinggi 90 meter yang dikenal sebagai Great Wall of Vietnam (Tembok Besar Vietnam), yang baru berhasil didaki oleh penjelajah gua pada kunjungan kedua mereka ke gua tersebut pada 2010.

    Akhirnya, di jantung Son Doong, langit-langit batu kapur runtuh sejak lama dan membentuk dua sinkhole atau lubang raksasa yang memungkinkan sinar cahaya masuk ke dalam gua. Dan di bawah ‘langit-langit’ ini, dua hutan telah tumbuh subur selama ribuan tahun.

    (rns/rns)

  • Candi Mantup, Situs Cagar Budaya yang Ditemukan Warga

    Candi Mantup, Situs Cagar Budaya yang Ditemukan Warga

    Liputan6.com, Yogyakarta – Candi Mantup berlokasi di Dusun Mantup, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Bangunan suci bagi umat Hindu ini telah menjadi struktur cagar budaya yang harus dilestarikan.

    Mengutip dari laman Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY, Candi Mantup ditemukan pada Juli 1991. Saat itu, para penduduk sedang mengadakan kegiatan penurunan permukaan tanah sawah untuk memudahkan pengairan.

    Konon, situs ini pernah terkena lahar akibat aktivitas Gunung Merapi. Hal itu terlihat dari stratigrafi tanah di lingkungan Candi Mantup yang menunjukkan adanya lapisan vulkanik.

    Candi Mantup berada di kedalaman sekitar 1,4 meter dari permukaan tanah yang sekarang. Bangunan candi ini terdiri dari tiga struktur berukuran kecil yang berjajar dari utara ke selatan dengan arah hadap ke barat.

    Posisi candi pertama berada di sisi utara dengan ukuran 2,5 meter x 2,5 meter. Bangunan candi pertama ini terbuat dari bata.

    Sementara itu, candi kedua posisinya berada di tengah. Terbuat dari batu putih, candi ini diperkirakan berukuran 2,16 meter x 2,16 meter.

    Adapun candi ketiga berada di sisi selatan dengan ukuran 2,28 meter x 2,28 meter. Sama seperti candi kedua, candi ketiga juga terbuat dari batu putih.