kab/kota: Gunung

  • Hujan Deras Picu Longsor Dahsyat, Permukiman Terkubur-10 Orang Tewas

    Hujan Deras Picu Longsor Dahsyat, Permukiman Terkubur-10 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hujan deras yang mengguyur wilayah pegunungan Andes di Kolombia memicu longsor besar di dekat Kota Medellin pada Selasa (24/6/2025), menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai delapan lainnya. Tragedi ini terjadi di kawasan pemukiman padat di kotamadya Bello, wilayah yang telah lama dikenal rentan terhadap bencana tanah longsor.

    Gubernur Departemen Antioquia, Andres Julian Rendon, mengonfirmasi jumlah korban jiwa dalam pernyataan resmi dan memperingatkan bahwa daerah tersebut masih dalam kondisi berbahaya.

    “Warga telah diberi peringatan untuk mengevakuasi area rawan longsor,” katanya, dilansir AFP.

    Menurut laporan media setempat, setidaknya 15 orang masih dinyatakan hilang pascalongsor yang disebabkan oleh banjir di salah satu lembah sungai kecil yang melintasi perbukitan di sekitar Bello.

    Tim penyelamat masih melakukan pencarian korban yang kemungkinan tertimbun material tanah dan reruntuhan bangunan.

    Gambar-gambar yang dibagikan media lokal memperlihatkan rumah-rumah yang terkubur oleh longsoran tanah dari lereng gunung yang berada di perbatasan kota terbesar kedua di Kolombia itu.

    Dalam salah satu foto yang dipublikasikan oleh Departemen Penanggulangan Bencana Medellin, terlihat sebuah mobil tertimbun lumpur, sementara jalan-jalan sekitarnya dipenuhi tanah dan puing-puing.

    Beberapa pengguna media sosial X juga membagikan video dan gambar yang menunjukkan genangan air besar di jalan-jalan kota Bello, memperparah kondisi evakuasi dan pencarian.

    “Ini adalah bencana yang menyentuh kami semua,” ujar seorang warga setempat kepada stasiun televisi lokal sambil menunjukkan puing rumah tetangganya yang rata dengan tanah. “Kami tidak tahu berapa banyak yang masih tertimbun.”

    Antioquia, tempat kejadian ini berlangsung, merupakan bagian dari wilayah pegunungan barat Andes Kolombia dan secara geografis sangat rentan terhadap tanah longsor, terutama selama musim hujan. Setiap tahun, curah hujan tinggi menyebabkan pergerakan tanah yang merusak infrastruktur dan merenggut nyawa.

    Bulan lalu, sedikitnya lima orang juga tewas dalam kejadian serupa di Sabaneta, salah satu pinggiran kota Medellin lainnya, menyoroti pola bencana berulang yang dihadapi kawasan ini.

    Otoritas Kolombia mengerahkan tim darurat dan unit militer untuk mempercepat proses pencarian korban dan membersihkan puing-puing. Layanan kesehatan setempat juga telah mengevakuasi korban luka ke rumah sakit terdekat, sementara keluarga korban berkumpul di pusat evakuasi untuk mencari kabar tentang kerabat mereka yang hilang.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 4
                    
                        Jenazah Pendaki Brasil Berhasil Diangkat dari Kedalaman 600 Meter di Gunung Rinjani
                        Regional

    4 Jenazah Pendaki Brasil Berhasil Diangkat dari Kedalaman 600 Meter di Gunung Rinjani Regional

    Jenazah Pendaki Brasil Berhasil Diangkat dari Kedalaman 600 Meter di Gunung Rinjani
    Tim Redaksi
    LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com
    – Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), akhirnya berhasil diangkat dari kedalaman 600 meter di Cemare Nunggal,
    Gunung Rinjani
    , pada Rabu (25/6/2025) sekitar pukul 15.50 Wita.
    Kini, tim SAR sedang mengevakuasi jenazah menuju posko pendakian di Sembalun,
    Lombok
    Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
    “Jenazah sudah berhasil diangkat dari kedalaman 600 meter oleh tim evakuasi di hari kelima ini,” Kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi kepada
    Kompas.com
    di Sembalun.
    Ahmadi menjelaskan, jenazah telah sampai di pos IV jalur pendakian Sembalun dan dalam perjalanan menuju pos III. Diperkirakan, perjalanan akan menghabiskan waktu 1-2 jam dan  akan menuju ke pos II dan pos I.
    Setelah itu, jenazah akan dibawa ke gerbang keluar kawasan pendakian.
    Masih belum dipastikan apakah akan melewati Bukit Tiga atau gerbang Kandang Sapi, menuju jalur utama Sembalun dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB di Mataram. 
    Prediksi awal, jenazah akan tiba pukul 01.00 Wita atau 03.00 Wita dini hari di posko pendakian di Sembalun.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lapangan, hujan deras sempat mengguyur Sembalun. Cuaca yang kurang bersahabat ini menjadi kendala bagi tim SAR yang sedang mengevakuasi korban.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Naik kereta ke Sukabumi hanya Rp31 ribu

    Naik kereta ke Sukabumi hanya Rp31 ribu

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta menawarkan harga tiket KA Pangrango relasi Bogor Paledang-Sukabumi mulai dari Rp31 ribu untuk kelas ekonomi komersial.

    “Tarif ini sangat terjangkau dan menjadi solusi transportasi bagi masyarakat, khususnya dari Jakarta dan sekitarnya, yang ingin berlibur ke Sukabumi dengan nyaman dan hemat,” ujar Manager Humas KAI Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko di Jakarta, Rabu.

    Dia mengatakan penawaran harga tiket ini dalam rangka menyambut masa libur sekolah, sekaligus untuk masyarakat yang ingin berlibur hemat dan nyaman menggunakan transportasi kereta api.

    Adapun untuk menuju Stasiun Bogor Paledang dari Jakarta, masyarakat bisa menaiki kereta Commuter Line relasi Bogor, lalu turun di Stasiun Bogor. Setelah itu bisa berjalan kaki menuju Stasiun Bogor Paledang.

    Sukabumi menawarkan banyak destinasi wisata menarik untuk dikunjungi bersama keluarga, seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Curug Cibeureum, Taman Wisata Alam Situ Gunung dan Kebun Raya Cibodas.

    Lalu, Wisata Alam Sukabumi, Curug Sawer, Pantai Pelabuhan Ratu, Taman Kota Sukabumi, Masjid Agung Kota Sukabumi dan Santa Sea Waterpark Sukabumi

    Untuk menuju tempat-tempat wisata tersebut, masyarakat dapat menggunakan KA Pangrango dari Stasiun Bogor Paledang dengan rute menuju Stasiun Batu Tulis, Maseng, Cigombong, Cicurug, Parung Kuda, Cibadak, Karang Tengah, Cisaat dan berakhir di Stasiun Sukabumi.

    Tak hanya tarif terjangkau, KAI juga memberikan promo spesial selama masa libur sekolah. “Diskon tiket KA ekonomi komersial ini berlaku untuk periode pemesanan dan keberangkatan mulai 5 Juni hingga 31 Juli 2025,” katanya.

    Masyarakat dapat membeli tiket KA Pangrango dan promo lainnya melalui aplikasi Access by KAI, situs resmi booking.kai.id, atau seluruh mitra penjualan tiket resmi KAI.

    “Manfaatkan momen liburan ini untuk menjelajahi keindahan Sukabumi dengan transportasi yang aman, nyaman, dan ramah di kantong,” kata Ixfan.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Di Balik Kilau Emas: Animo Tinggi Tapi Cadangan Menipis – Page 3

    Di Balik Kilau Emas: Animo Tinggi Tapi Cadangan Menipis – Page 3

    Meskipun tantangan di depan mata, Indonesia tetap menjadi salah satu pemain besar di kancah internasional. Yaitu menduduki urutan ke-enam dunia. Negara dengan cadangan emas terbesar dipegang oleh Australia, yang memiliki 12.000 ton emas.

    Kemudian, Rusia menyusul di peringkat kedua dengan 11.100 ton emas, diikuti Afrika Selatan dengan 5.000 ton emas, Amerika Serikat dan China dengan 3.000 ton emas.

    Jika berbicara soal daerah kaya emas di Indonesia, Papua masih memegang rekor tertinggi. Kawasan tersebut telah menjadi pusat perhatian dunia, salah satunya karena tambang Grasberg milik Freeport.

    Sumbawa menyusul di posisi kedua, lalu wilayah-wilayah di Jawa bagian timur, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, hingga Halmahera. Budi menjelaskan bahwa tidak semua gunung di Indonesia menyimpan emas. Semua tergantung pada kondisi geologis dan proses alam di masa lalu.

    Untuk menemukan emas pun bukanlah perkara menggali tanah sembarangan. Dibutuhkan pemahaman mendalam tentang geologi dan penerapan teknologi eksplorasi modern. Prosesnya dimulai dari pemetaan geologi untuk mengetahui kondisi batuan.

    Lalu dilanjutkan dengan survei geofisika dan pengambilan sampel batuan di permukaan maupun bawah tanah.

    “Dilakukan eksplorasi secara sistematis dan komprehensif mengaplikasikan konsep di atas dan teknologi baik yg sifatnya untuk mengidentifikasi potensi secara regional (skala luas) maupun skala detil,” ujar dia.

     

  • Waspadai Nyeri Lutut Saat Olahraga! Bisa Jadi Pertanda Kerusakan Sendi

    Waspadai Nyeri Lutut Saat Olahraga! Bisa Jadi Pertanda Kerusakan Sendi

    Jakarta

    Nyeri lutut bukan cuma dialami oleh atlet atau orang tua. Nyatanya, pekerja kantoran yang lebih sering duduk terlalu lama, maupun mereka yang aktif bergerak di lapangan, juga bisa mengalaminya.

    Sendi lutut berfungsi menopang berat badan dan mendukung berbagai aktivitas fisik. Saat ada beban berlebih, postur tubuh yang kurang tepat, atau minim peregangan, lutut bisa mengalami gangguan yang memicu rasa sakit dan menurunkan produktivitas harian.

    Kondisi ini juga kerap muncul saat seseorang aktif berolahraga seperti jogging, futsal, atau mendaki gunung. Karena sering digunakan, lutut rentan cedera dan mengalami nyeri, baik saat berjalan, menekuk, maupun saat istirahat. Jika nyeri berlangsung terus-menerus, bisa jadi itu merupakan sinyal bahwa lutut memerlukan pemeriksaan medis.

    Dokter Spesialis Ortopedi di Mayapada Hospital Surabaya, dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin., Sp.OT menjelaskan nyeri lutut yang tidak normal bisa muncul akibat berbagai kondisi.

    “Nyeri lutut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera ligamen seperti robekan pada ligament anterior cruciatum (ACL) yang menyebabkan lutut jadi tidak stabil dan nyeri tajam, bursitis atau peradangan pada bantalan sendi, hingga masalah pada tulang rawan,” ujar dr. Reyner dalam keterangan tertulis, Rabu (25/6/2025).

    Ia mengungkapkan nyeri lutut yang menetap dalam jangka waktu lama patut diwaspadai, terutama jika disertai pembengkakan, muncul bunyi ‘kletak’ saat digerakkan, atau sulit diluruskan maupun ditekuk. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan serius pada sendi yang memerlukan penanganan medis.

    Untuk mengetahui penyebab pasti, pemeriksaan lanjutan seperti rontgen, MRI, atau CT scan biasanya dibutuhkan. Pemeriksaan ini akan membantu dokter melihat kondisi anatomi lutut secara detail dan menentukan langkah penanganan yang tepat.

    “Penanganan nyeri lutut umumnya dimulai dengan terapi non-operatif seperti pemberian obat anti-inflamasi, obat anti-radang (kortikosteroid) yang disuntikkan ke bagian sendi yang sakit, hingga fisioterapi. Jika kondisi tidak membaik dengan pengobatan awal, Tindakan operatif seperti Arthroscopy untuk melihat dan menangani masalah sendi, atau dapat pula dilakukan tindakan Total Knee Replacement (TKR) yang mengganti sendi lutut dengan implan khusus dari logam atau plastik,” jelasnya.

    Untuk hasil yang lebih presisi dan aman, Mayapada Hospital Surabaya kini menghadirkan teknologi robotik VELYS™ Robotic-Assisted Solution dalam tindakan bedah lutut. Teknologi ini memungkinkan visualisasi anatomi dan pergerakan lutut secara real-time dalam format 3D selama prosedur berlangsung, sehingga pemasangan implan dapat dilakukan secara presisi dan seimbang.

    Teknologi ini hadir di layanan Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya, yang didukung tim dokter ortopedi berpengalaman. Prosedur dengan bantuan robotik ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, mulai dari risiko komplikasi yang lebih rendah, pemulihan yang lebih cepat, hingga kenyamanan bergerak setelah operasi.

    “Teknologi robotik membantu dokter mengambil tindakan yang lebih tepat, sesuai kondisi tiap pasien. Bagi pasien sendiri, dapat merasakan manfaatnya langsung, dengan risiko komplikasi lebih rendah, pemulihan jadi lebih cepat, dan gerak pascaoperasi pun terasa lebih nyaman, dan pasien dapat lebih cepat kembali beraktivitas,” lanjutnya.

    Dr. Reyner mengatakan pasien juga mendapatkan pendampingan selama masa pemulihan melalui program rehabilitasi yang dipandu oleh tim fisioterapis profesional.

    Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya menawarkan layanan komprehensif bagi pasien dengan keluhan nyeri lutut, mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan medis, hingga perawatan pasca operasi. Bagi masyarakat di Surabaya dan sekitarnya, konsultasi bisa dilakukan langsung dengan dokter-dokter ortopedi di fasilitas ini, dengan pilihan terapi yang modern dan terintegrasi.

    Pelayanan kesehatan di Mayapada Hospital Surabaya berfokus pada prinsip patient-centered care. Didukung oleh tim multidisiplin serta Orthopedic Board dari Mayapada Healthcare, setiap pasien akan mendapatkan pendekatan yang terstandar, berbasis inovasi, dan sesuai dengan kebutuhan individual.

    “Kami mengutamakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien (patient-centered care) melalui tim dokter multidisiplin berpengalaman di Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya. Layanan ini didukung oleh Orthopedic Board yang terdiri dari dokter spesialis dan subspesialis ortopedi Mayapada Healthcare, yang berkolaborasi dalam inovasi layanan, pengembangan tenaga medis, dan standarisasi pelayanan Orthopedic Center di seluruh unit. Kehadiran teknologi medis mutakhir, juga akan meningkatkan kenyamanan pasien (patient experience) dan keamanan pasien (patient safety),” pungkasnya.

    Untuk memperoleh penanganan yang tepat, pasien kini dapat dengan mudah menjadwalkan konsultasi dokter melalui aplikasi MyCare. Aplikasi ini memungkinkan pengguna melihat jadwal praktek dokter serta lokasi unit Mayapada Hospital terdekat. Selain itu, MyCare juga dilengkapi fitur Personal Health yang membantu memantau kebugaran tubuh, mulai dari penghitungan langkah harian, kalori terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).

    Beragam edukasi kesehatan dan informasi promo layanan kesehatan Mayapada Hospital juga tersedia dalam fitur Health Articles & Tips di aplikasi ini. Aplikasi MyCare bisa diunduh secara gratis melalui Google Play Store dan App Store. Pengguna baru berkesempatan mendapatkan reward point yang dapat ditukarkan dengan potongan harga untuk berbagai pemeriksaan di seluruh jaringan Mayapada Hospital.

    (akn/ega)

  • Juliana Marins Tewas di Rinjani, Netizen Brasil Salahkan Indonesia

    Juliana Marins Tewas di Rinjani, Netizen Brasil Salahkan Indonesia

    Jakarta

    Insiden tragis yang menimpa Juliana Marins, pendaki asal Brasil berusia 26 tahun yang jatuh ke jurang sedalam ratusan meter di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (21/6/2025), telah memicu polemik sengit di media sosial antara netizen Indonesia dan Brasil.

    Kejadian ini tidak hanya menjadi sorotan dunia pendakian, tetapi juga memunculkan ketegangan di dunia maya, terutama setelah video drone yang menunjukkan Juliana masih hidup pasca-jatuh menjadi viral, memicu kemarahan netizen Brasil atas lambatnya penyelamatan selama dua hari.

    Kronologi Insiden dan Video Drone yang Viral

    Juliana Marins terjatuh di area Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani, sekitar pukul 06.30 WITA saat mendaki melalui jaluransi. Lokasi tersebut dikenal ekstrem dengan lereng curam dan berbatu, ditambah kondisi cuaca berkabut tebal.

    Menurut laporan, Juliana sempat meminta istirahat karena kelelahan. Namun karena jadwal pendakian yang ketat dan cuaca yang tidak menentu, rombongan melanjutkan perjalanan.

    Sekitar pukul 09:40 WITA, otoritas Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menerima laporan insiden, dan tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, TNGR, BPBD, hingga relawan dikerahkan.

    Pada Sabtu sore, drone yang dioperasikan oleh turis Spanyol merekam Juliana masih hidup, terlihat duduk dan bergerak di tanah berabu kelabu, sekitar 300 meter di bawah jalur pendakian. Rekaman ini, yang menyebar luas di media Brasil, menunjukkan Juliana dalam kondisi terluka namun sadar, memicu harapan keluarga dan netizen Brasil.

    Namun, tim SAR yang turun hingga 300 meter pada hari itu gagal menemukannya karena kabut tebal dan medan berbahaya. Pada Minggu pagi (22/6/2025), drone menunjukkan Juliana tidak lagi di lokasi awal, diduga tergelincir lebih jauh ke jurang. Hingga Senin (23/6/2025), drone thermal mendeteksi Juliana pada kedalaman 500 meter, namun dalam kondisi tak bergerak. Baru pada Selasa (24/6/2025), tim SAR mencapai korban dan memastikan Juliana telah meninggal dunia.

    Tanggapan Netizen Indonesia dan Upaya Pemerintah

    Foto: dok. SAR Mataram

    Netizen Indonesia membela tim SAR, menyoroti tantangan medan Rinjani yang ekstrem. Pengguna X, @faiueo__, menulis, “Netizen Brasil menyalahkan SAR Indo, padahal tebing curam 500 meter di Rinjani dengan kabut tebal dan badai bukan mainan!”.

    Akun @MurtadhaOne1 menambahkan, “Brasil marah soal penyelamatan lamban, tapi Juliana ditemukan tewas setelah tiga hari tanpa air di medan vertikal. Ini bukan soal kemauan, tapi kondisi!”.

    Netizen Indonesia juga menegaskan bahwa drone tidak bisa mengangkut logistik berat karena risiko angin kencang, seperti ditulis @HjHitler, “Drone perekam tidak kehabisan daya, tapi drone logistik butuh spesifikasi khusus. Ini yang netizen Brasil tidak paham!”.

    Pemerintah Indonesia menegaskan upaya maksimal. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni berkoordinasi dengan Basarnas, Kapolda NTB, dan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, yang meminta bantuan helikopter dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), meski cuaca buruk membatasi operasi.

    Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana memerintahkan penguatan SOP destinasi ekstrem, menyampaikan duka cita, dan menjamin komunikasi transparan dengan keluarga Juliana serta Kedutaan Brasil. Kepala Balai TNGR, Yarman Wasur, menutup jalur Sembalun mulai 24 Juni 2025 untuk memfokuskan evakuasi.

    Basarnas mengerahkan tim elit Basarnas Special Group (BSG) dengan peralatan vertikal, meski dua overhang besar di tebing menyulitkan pemasangan anchor.

    Kemarahan Netizen Brasil

    Evakuasi Juliana di Rinjani. Foto: (dok. Istimewa)

    Video drone yang menunjukkan Juliana masih hidup pasca-jatuh memicu kemarahan netizen Brasil, yang menilai Indonesia lalai karena tidak segera menyelamatkan korban selama dua hari.

    Akun Instagram Presiden Prabowo Subianto (@prabowo) dan @presidenrepublikindonesia dibanjiri ribuan komentar, dengan tagar #savejuliana dan seruan “Salvem a Juliana”.

    Seorang netizen Brasil di X, @fodiida menulis, “Juliana TIDAK mati karena jatuh! Drone merekam dia masih hidup, duduk, meski terluka. Indonesia negligen, jika cepat bertindak, dia bisa selamat!”

    Netizen lain, @ladyhepburns mengkritik, “Indonesia bisa pakai drone untuk merekam tubuh Juliana, tapi tidak untuk mengirim air atau makanan pada 300 meter? Cuaca buruk cuma alasan!”

    Banyak netizen Brasil menyoroti bahwa Juliana terlantar tanpa makanan, air, atau pakaian hangat di suhu dingin dan kabut tebal selama lebih dari 60 jam.

    @rekiwrs menulis, “Mereka bilang tidak bisa kirim air dengan drone karena takut Juliana bergerak dan jatuh lagi, tapi dia tetap tergelincir! Juliana mati karena kelalaian, bukan jatuh!”

    Komentar serupa dari @_laeasy_ menyebut, “Drone menunjukkan Juliana tak bergerak, tapi Indonesia gagal menjangkau. 100% salah Indonesia!”.

    Keluarga Juliana, melalui akun @resgatejulianamarins, juga menyatakan kekecewaan, menyebut tim SAR hanya maju 250 meter dalam sehari dan mundur saat 350 meter lagi mendekati Juliana, meski drone terus memantau.

    Halaman 2 dari 3

    (afr/afr)

  • Pendaki Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Ditemukan Dalam Kondisi Meninggal Dunia

    Pendaki Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Ditemukan Dalam Kondisi Meninggal Dunia

    Sebelumnya, meski titik lokasi pendaki WNA Brasil berisinial JDSP (27), yang jatuh ke jurang ratusan meter di Gunung Rinjani, sudah diketahui, namun tim gabungan belum berhasil mengangkat tubuh korban. Evakuasi yang dilakukan oleh Tim SAR gabungan terkendala medan ekstrem dan cuaca dingin di lokasi kejadian.

    Total sebanyak 79 personel dikerahkan dalam operasi ini, yang terdiri dari Basarnas, Brimob, petugas Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), serta porter lokal yang memahami medan.

    Upaya penyelamatan dilakukan baik melalui jalur udara maupun darat. Dari jalur udara, sebanyak 3 helikopter milik PT Amman Mineral sempat dikerahkan untuk menjangkau lokasi korban, namun operasi udara tersebut tidak berjalan maksimal. Pasalnya, lokasi korban berada di lembah yang menyulitkan pilot untuk bermanuver dengan aman.

    “Lokasi sangat curam dan sempit, helikopter tidak bisa terlalu dekat karena risikonya sangat tinggi,” ujar Kombes Dwiyanto, Dansat Brimob Polda NTB, Selasa (24/6/2025).

    Sementara dari jalur darat, tim evakuasi menggunakan tali untuk menuruni lereng menuju titik jatuhnya korban. Namun, upaya ini masih terkendala dan penuh risiko lantaran suhu dingin dan cuaca yang berubah-ubah.

     

     

  • 2
                    
                        Kronologi Turis Brasil Juliana Marins Jatuh di “Jalur Neraka” Rinjani
                        Megapolitan

    2 Kronologi Turis Brasil Juliana Marins Jatuh di “Jalur Neraka” Rinjani Megapolitan

    Kronologi Turis Brasil Juliana Marins Jatuh di “Jalur Neraka” Rinjani
    Penulis
    KOMPAS.com – 
    Seorang turis asal Brasil,
    Juliana Marins
    (26), dilaporkan terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter di kawasan Gunung
    Rinjani
    , Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (21/6/2025).
    Peristiwa ini menyita perhatian publik karena proses evakuasi yang kompleks serta lokasi jatuh yang ekstrem.
    Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dalam keterangannya di akun resmi Basarnas, Selasa, (24/6/2025) malam, memastikan korban ditemukan tidak bernyawa di kedalaman 600 meter.
    Berikut
    kronologi
    kejadian jatuhnya turis asal Brasil, Juliana Marins di “jalur neraka” Gunung Rinjani berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun.
    – Pendakian Menuju Puncak
    Juliana Marins melakukan pendakian ke Gunung Rinjani bersama enam orang rekannya dan seorang pemandu lokal. Mereka memilih jalur Sembalun dan pada Sabtu (21/6/2025) dini hari.
    Juliana melanjutkan perjalanan menuju puncak bersama lima pendaki lain dan pemandu.
    Saat tiba di titik Cemara Nunggal, Juliana dilaporkan merasa kelelahan dan diminta oleh pemandu untuk beristirahat.
    Pemandu kemudian melanjutkan perjalanan ke puncak bersama kelima pendaki lainnya, meninggalkan Juliana sendirian di titik istirahat.
    – Hilangnya Kontak dan Penemuan Awal
    Saat Juliana tidak kunjung menyusul rombongan, pemandu memutuskan kembali ke lokasi tempat Juliana terakhir beristirahat.
    Namun, Juliana tidak ditemukan di sana. Dari titik tersebut, pemandu melihat cahaya senter di bawah jurang yang mengarah ke Danau Segara Anak.
    Ia menduga cahaya itu berasal dari Juliana yang terjatuh dan segera menghubungi otoritas untuk meminta bantuan.
    – Tim SAR Diterjunkan
    Laporan pertama diterima sekitar pukul 06.30 WITA pada Sabtu, (21/6/2025). Tanggapan cepat datang dari tim gabungan yang terdiri dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Basarnas Mataram, Polsek Sembalun, Emergency Medical Hikers Community (EMHC), serta SAR Lombok Timur.
    Tim SAR segera bergerak menuju lokasi dengan membawa peralatan vertical rescue. Pada pukul 12.00 WITA, tim telah mencapai Pos 4 dan mulai mendekati lokasi dugaan jatuhnya korban.
    Meski begitu, evakuasi belum dapat dilakukan segera karena medan ekstrem dan cuaca buruk.
    – Penemuan dan Dugaan Kematian
    Tiga hari pascakejadian, pada Selasa (24/6/2025), Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengonfirmasi bahwa Juliana diduga telah meninggal dunia.
    Pernyataan tersebut berdasarkan hasil pencarian tim SAR yang menggunakan drone thermal milik Kantor SAR Mataram.
    “Korban ditemukan pada kedalaman sekitar 400 meter dari titik awal jatuhnya. Diperkirakan dalam kondisi meninggal dunia,” ujar Widi dalam siaran pers.
    Tim SAR mengaku kesulitan mengevakuasi tubuh Juliana karena kondisi geografis yang sangat terjal dan cuaca yang tidak bersahabat.
    Operasi SAR dilanjutkan dengan bantuan helikopter, drone thermal, dan dua pendaki profesional berpengalaman.
    – Kepastian Kondisi Korban
    Usai operasi lanjutan, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dalam keterangannya di akun resmi Basarnas, Selasa, (24/6/2025) malam, memastikan korban ditemukan tidak bernyawa di kedalaman 600 meter.
    Syafii menjelaskan, 7 orang penyelamat dari tim SAR gabungan telah berhasil menjangkau kedalaman 400 meter, pada Selasa sore, pukul 16.52 WITA.
    Kemudian, pada pukul 18.00 WITA, satu orang penyelamat dari Basarnas atas nama Hafid Hasadi, berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 meter.
    Petugas lalu memeriksa korban, dan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan.
    – Proses Evakuasi Jasad Korban
    Selanjutnya, pukul 18.31 WITA, tiga personel tambahan dari potensi SAR diturunkan untuk mendekati korban di kedalaman 600 meter.
    Mereka melakukan proses
    wrapping survivor
    sebagai persiapan evakuasi.
    Total tujuh orang tim penyelamat bermalam di lokasi dengan sistem
    flying camp
    , di mana tiga orang berada di anchor point (kedalaman 400 meter) dan empat lainnya bersama korban.
    Karena cuaca buruk dan jarak pandang terbatas, evakuasi ditunda dan dijadwalkan dilanjutkan pada Rabu (25/6/2025) pukul 06.00 WITA.
    Evakuasi akan dilakukan dengan metode lifting (pengangkatan vertikal), lalu korban ditandu menyusuri jalur pendakian ke Posko Sembalun.
    Dari sana, korban akan dievakuasi secara medis menggunakan helikopter ke RS Bhayangkara Polda NTB.
    Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata menyatakan keprihatinannya atas insiden ini. Menpar Widianti menegaskan bahwa keselamatan wisatawan merupakan prioritas utama.
    Ia memerintahkan seluruh instansi terkait untuk memperketat Standar Operasional Prosedur (SOP) serta pengawasan terhadap aktivitas pemanduan di destinasi ekstrem seperti Rinjani.
    “Seluruh instansi diperintahkan memperkuat SOP dan pengawasan pemanduan. Kami juga terus berkoordinasi dengan Kedutaan Brasil dan keluarga korban untuk memastikan transparansi informasi,” tegasnya.
    Tragedi ini menjadi peringatan penting mengenai pentingnya protokol keselamatan yang ketat, terutama di destinasi wisata ekstrem seperti Gunung Rinjani.
    Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan pengawasan agar peristiwa serupa tidak terulang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4
                    
                        Jenazah Pendaki Brasil Berhasil Diangkat dari Kedalaman 600 Meter di Gunung Rinjani
                        Regional

    5 Pendaki Brasil Ditemukan Tak Bernyawa di Jurang Kedalaman 600 Meter di Rinjani Regional

    Pendaki Brasil Ditemukan Tak Bernyawa di Jurang Kedalaman 600 Meter di Rinjani
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – Juliana De Souza Pereira Marins (27) pendaki wanita asal Brasil yang jatuh di
    Cemara Nunggal
    saat mendaki
    Gunung Rinjani
    ditemukan tidak bernyawa di kedalaman 600 meter.
    Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii di akun Instagram resmi Basarnas, Selasa (24/6/2025) malam. 
    Syafii menjelaskan 7 orang penyelamat yang telah diturunkan tim SAR gabungan telah berhasil menjangkau ke kedalaman 400 meter, Selasa (24/6/2025) pukul 16.52 WITA. 
    Kemudian pukul 18.00 WITA, satu orang penyelamat dari Basarnas atas nama Hafid Hasadi, berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 meter. 
    “Yang kita sebut datum poin dimana sebelumnya kita perkirakan korban ada di posisi kedalaman 400 meter dan ternyata setelah kita bisa menjangkau korban, ternyata ada pergeseran turun ke bawah lagi di kedalaman 600 meter,” kata Syafii.
    Petugas lalu memeriksa korban dan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan. 
    “Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap korban dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan,” Kata Syafii.
    Kemudian pada pukul 18.31 Wita, 3 personil dari potensi SAR atas nama Samsul Fadli dari Unit Lombok Timur, Agam dan Tio dari Rinjani Squad, menyusul diturunkan untuk mendekati korban. 
    Selanjutnya dilaksanakan Wrapping Survivor terhadap korban. 
    Setelah mendapatkan informasi tentang kondisi korban, tim SAR gabungan yang berada di LKP (posisi terkahir korban) langsung menyiapkan sistem evakuasi. 
    Tim penyelamat berjumlah 7 orang yang telah diturunkan, malam ini melaksanakan flying camp. 
    “3 orang di anchor point kedua di kedalaman 400 meter dan 4 orang berada bersama-sama dengan korban di datum point di kedalaman 600 meter,” kata Syafii. 
    Karena cuaca yang tidak memungkinkan dengan jarak pandang yang sangat terbatas, maka diputuskan evakuasi korban akan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 25 Juni 2025 pukul 06.00 WITA. 
    Dari hasil koordinasi, evakuasi korban akan dilaksanakan dengan metode lifting atau korban akan diangkat ke atas. 
    Kemudian dari LKP korban akan dievakuasi menyusuri rute pendakian menuju posko Sembalun dengan cara ditandu.
    “Selanjutnya pesawat yang sudah kita standby kan nanti di posko Sembalun akan melaksanakan evakuasi medis udara menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara di Polda NTB.
    Pihaknya berharap evakuasi korban bisa berjalan dengan lancar dan aman. 
    Sebelumnya diberitakan, Julia dilaporkan terjatuh di kawasan Cemara Nunggal yaitu jurang yang mengarah ke arah danau Segara Anak, di jalur menuju puncak Rinjani pada Sabtu (21/6/2025) pukul 06.30 WITA. 
    Keberadaan Juliana berhasil terpantau menggunakan drone thermal dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter dalam keadaan tidak bergerak pada Senin (23/6/2025). 
    Tim SAR gabungan telah berupaya melakukan evakuasi sejak hari pertama korban dilaporkan jatuh. Namun terkendala medan yang curam dan cuaca kabut tebal. 
    Saat ini proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. 
    Jalur pendakian dari Plawangan 4 Sembalun ke arah puncak Gunung Rinjani ditutup sementara, hingga proses evakuasi selesai dilakukan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1
                    
                        Cerita Bocah Kelas 5 SD Sempat Koma 3 Hari Akibat Diabetes, Keluarga: Kebiasaan Jajan Makanan Instan
                        Surabaya

    1 Cerita Bocah Kelas 5 SD Sempat Koma 3 Hari Akibat Diabetes, Keluarga: Kebiasaan Jajan Makanan Instan Surabaya

    Cerita Bocah Kelas 5 SD Sempat Koma 3 Hari Akibat Diabetes, Keluarga: Kebiasaan Jajan Makanan Instan
    Tim Redaksi
    KEDIRI, KOMPAS.com
    – Karena penyakit gulanya itu, RFZ (12), bocah asal Kediri, Jawa Timur, mengalami koma selama 3 hari.
    Sehingga saat ini RFZ menjalani perawatan di rumah sakit di Malang, Jawa Timur.
    Pihak rumah sakit maupun keluarga, terus mengupayakan tindakan terbaik baginya.
    Seiring berjalannya waktu, kondisinya berangsur membaik dan mulai tersadar dari komanya.
    Selama perawatannya itu, pihak rumah sakit mulai melakukan
    tracking
    asal usul penyebab gulanya.
    Namun dari keluarga yakni kedua orang tuanya, Supriyanto (59) dan Tianah (54), tidak mempengaruhi riwayat genetis gula.
    “Bapak dan ibu gak ada yang punya penyakit gula,” ujar Desi Purnamasari, kakak kandung RFZ, Selasa (24/6/2025).
    Penelusuran, Purnamasari menambahkan, terus dilakukan dan lebih meluas hingga menemukan hasil.
    Penyakit gula yang menimpa adiknya itu diakibatkan oleh faktor gaya hidup.
    “Adik saya kena diabetes bukan karena genetis, tapi karena faktor gaya hidup. Yaitu diabetes tipe 1,” Purnamasari menambahkan.
    Hal itu, masih kata Purnamasari, selaras dengan temuan penelusuran kebiasaan hidup yang juga dilakukan oleh pihak keluarganya.
    Terutama saat RFZ tidak di rumah, yakni kebiasaan hidup saat di lingkungan sekolah.
    Bahwa di sekolah, kebiasaan adiknya adalah mengkonsumsi jajanan maupun minuman instan.
    Yaitu minuman sachet rasa manis dengan aneka pilihan rasa-rasa.
    “Ternyata kata teman-temannya di sekolah, hampir setiap hari adik saya minum minuman instan itu. Padahal kalau di rumah, tidak begitu dan ke sekolah juga dibekali minum air putih,” lanjut dia.
    Asal usul penyebab gulanya sudah ditemukan dan kini rumah sakit fokus pada mengembalikan kesehatan RFZ.
    Setelah beberapa pekan menjalani perawatan, RFZ sudah kembali mendapatkan staminanya.
    Dia pun diperbolehkan pulang dari RS.
    Namun sepulang dari rumah sakit itu RFZ harus mulai beradaptasi dengan kebiasaan barunya.
    Yaitu mengkonsumsi insulin, sehari 4 kali, untuk mengatasi tingginya kadar gula.
    “Menurut dokter insulin itu lebih disarankan untuk anak-anak daripada obat jenis lainnya. Apalagi untuk jangka panjang seterusnya,” kata Purnamasari.
    Akibat kondisi itu, kehidupan RFZ berubah total.
    Banyak penyesuaian yang dilakukannya.
    Termasuk pembatasan pola makan dan aktivitas hariannya.
    Begitu juga kehidupannya di lingkungan sekolah yakni SDN Kencong 2 di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
    Semua civitas mendorong dan menyemangatinya.
    Wali Kelas 5 SDN Kencong II, Diaz Alwi Nala Praya mengatakan, dia juga berupaya terus mendampingi RFZ.
    Bahkan sejak saat masih dalam perawatan rumah sakit.
    “Pas sakitnya ananda, itu saya pas diangkat jadi wali kelas. Saat itu juga saya turut ke Malang untuk menjenguknya,” ujar Diaz, panggilan akrabnya.
    Baik keluarga, lingkungan, maupun pihak sekolah bekerja sama untuk memberikan penyemangat bagi Regina.
    Sebelumnya diberitakan, RFZ, seorang bocah asal lereng Gunung Kelud di Desa Kencong, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjadi penyintas diabetes.
    Sejak setahun ini, dia mengelola dan hidup dengan diabetes tipe 1 yang diidapnya.
    Setiap hari dia suntik insulin sebanyak 4 kali.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.