kab/kota: Gunung

  • Karangan Bunga Iringi Duka Kematian Juliana di Rinjani

    Karangan Bunga Iringi Duka Kematian Juliana di Rinjani

    Foto

    Rafida Fauzia – detikNews

    Kamis, 26 Jun 2025 14:00 WIB

    Nusa Tenggara Barat – Karangan bunga memenuhi RS Bhayangkara tempat jenazah Juliana disemayamkan. Pendaki asal Brasil itu tewas usai terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani.

  • Turis Brasil Jatuh di Gunung Rinjani, DPR Minta Pemerintah Evaluasi – Page 3

    Turis Brasil Jatuh di Gunung Rinjani, DPR Minta Pemerintah Evaluasi – Page 3

    Operasi pencarian dan pertolongan terhadap JDSP (27), pendaki Brasil yang sebelumnya dilaporkan jatuh di Gunung Rinjani, berakhir dengan kabar duka. Tim SAR gabungan menemukan Juliana Marins dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6) di kedalaman sekitar 600 meter.

    Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi menerangkan, salah satu personel berhasil mencapai lokasi korban di jurang sekitar pukul 18.00 Wita di datum point. “Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” terang Hariyadi.

    Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personel lainnya, menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung di-wrapping (dibungkus) untuk persiapan evakuasi.

    “Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di last known position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” tambahnya.

    Tujuh orang personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

    Keputusan untuk menunda evakuasi pendaki asal Brasil itu dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan visibilitas yang sangat terbatas. Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6) dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP).

    “Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun,” ucap Kepala Kantor SAR Mataram saat ditemui di Sembalun.

    Selanjutnya, dari Posko Sembalun, jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut. Seluruh tim berharap proses evakuasi yang akan dilaksanakan pagi ini dapat berjalan lancar dan aman sesuai rencana.

  • Jenazah Pendaki Brasil yang Tewas di Rinjani Juliana Marins Batal Diautopsi di NTB

    Jenazah Pendaki Brasil yang Tewas di Rinjani Juliana Marins Batal Diautopsi di NTB

    Bisnis.com, JAKARTA – Jenazah pendaki asal Brasil Juliana Marins, yang menjadi korban kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani, rencananya akan diautopsi di Bali. 

    Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri mengatakan jenazah Juliana batal diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, Nusa Tenggara Barat.

    “Autopsi direncanakan dilaksanakan di Bali,” katanya dilansir dari Antara, Kamis (26/6/2025) 

    Dia mengungkapkan alasan tidak dilaksanakan di Mataram karena dokter forensik yang punya keahlian di bidang autopsi tersebut sedang berada di Semarang.

    “Dokter autopsi lagi di luar daerah, cuma satu di NTB. Jadi, kami cari opsi terdekat di Bali, dan Kapolda NTB sudah berkoordinasi dengan Kapolda Bali,” ujarnya.

    Selanjutnya, kata dia, pihak rumah sakit kini sedang menyelesaikan administrasi kebutuhan jenazah untuk dibawa ke Bali.

    “Setelah administrasi selesai, maka akan diberangkatkan dengan ambulans dari RS Bhayangkara Mataram,” ucap dia.

    Perihal biaya penanganan jenazah selama di NTB, Indah menegaskan hal tersebut masuk dalam tanggungan pemerintah daerah.

    Dia turut menyampaikan terkait penanganan dari korban kecelakaan di kawasan wisata NTB ini, Pemerintah Provinsi NTB sudah membangun koordinasi dengan seluruh pihak, termasuk dengan pihak Kedutaan Brasil.

    “Jadi, kedukaan ini bukan hanya milik keluarga, tetapi juga milik masyarakat NTB, karena korban datang sebagai wisatawan di NTB, kita semua, kita sampaikan duka yang mendalam,” kata Indah.

    Insiden Juliana terjatuh di lereng Gunung Rinjani terjadi pada Sabtu (21/6). Pencarian kemudian dilakukan hingga jenazah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa (24/6) pada kedalaman 600 meter menuju Lost Know Position (LKP).

    Tim SAR gabungan berhasil melakukan evakuasi jenazah Juliana yang pada akhirnya mengurungkan niat menggunakan helikopter karena kondisi cuaca kurang bersahabat.

    Dari pos Pelawangan, jenazah Juliana ditandu menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang berada dekat pintu masuk jalur pendakian.

  • IG Prabowo Diserbu Warganet Brasil Imbas Tewasnya Juliana di Rinjani, Ini Saran PDIP

    IG Prabowo Diserbu Warganet Brasil Imbas Tewasnya Juliana di Rinjani, Ini Saran PDIP

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Aria Bima berharap pemerintah dapat bersikap tegas dan jelas dalam menyikapi serbuan warganet Brasil di media sosial. Bahkan kini  warganet Indonesia yang tidak terima turut merespons itu.

    Adapun, serbuan warganet Brasil ini muncul imbas kecewa terhadap kinerja tim SAR Indonesia saat mengevakuasi pendaki Brasil, Juliana Marins (27) yang ditemukan tewas setelah jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (21/6/2025).

    Menurut Aria, seharusnya gesekan-gesekan antara warganet Brasil dan Indonesia itu tidak perlu terjadi. Yang diperlukan adalah perhatian terhadap sisi kemanusiaan kepada yang bersangkutan. Hal itulah yang menurutnya penting dilakukan dalam menjaga warga negara asing di Indonesia.

    “Jadi menurut saya, perlu ada ketegasan dari pemerintah bahwa setiap warga negara, baik itu asing maupun Indonesia harus dijaga karena kita harus menjaga prinsip-prinsip yang lebih manusiawi,” tuturnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).

    Legislator PDIP ini berpesan agar pemerintah jangan sampai mengeluarkan pernyataan atau kebijakan yang berpotensi membuat kehebohan dan situasi menjadi tidak damai.

    Karena, lanjutnya, saat ini kehebohan tidak hanya terjadi secara fisik saja, melainkan di media sosial juga. Sebab itu, penting untuk menjaga kedamaian di media sosial supaya tidak muncul informasi-informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

    “Kalau berita dari pemerintah, statement pemerintah yang dimuat di media mainstream, baik di online maupun di media cetak itu adalah berita yang bisa dipertanggungjawabkan di seluruh dunia. Saya harapkan sikap pemerintah di dalam menyikapi harus secara tegas dan jelas supaya tidak menjadi kehebohan di media sosial,” pungkasnya.

  • Jenazah Pendaki Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Diautopsi Hari Ini

    Jenazah Pendaki Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Diautopsi Hari Ini

    Dalam persoalan ini Faozal menyampaikan bahwa Pemprov NTB menanggung seluruh kebutuhan keluarga Juliana selama berada di NTB. Mulai fasilitas mobil ambulans hingga transportasi. Pemprov menilai ini sebagai wujud empati kepada korban.

    Insiden Juliana terjatuh di lereng Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). Pencarian kemudian dilakukan hingga jenazah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa (24/6/2025) pada kedalaman 600 meter menuju Lost Know Position (LKP).

    Tim SAR gabungan di tengah kondisi cuaca kurang bersahabat, berhasil melakukan evakuasi terhadap jenazah Juliana meskipun tanpa bantuan helikopter.

    Dari pos Pelawangan, jenazah Juliana ditandu menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang berada dekat pintu masuk jalur pendakian.

  • Fakta Seputar Proses Evakuasi Jenazah Pendaki Brasil di Rinjani

    Fakta Seputar Proses Evakuasi Jenazah Pendaki Brasil di Rinjani

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan SAR Nasional atau Basarnas resmi menghentikan pencarian terhadap pendaki asal Brasil berinisial JDSP yang jatuh di jurang Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi mengatakan bahwa bahwa JDSP (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani ditemukan tim SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    Hariyadi menuturkan bahwa salah satu personel berhasil mencapai lokasi korban di jurang pada Selasa (24/6) sekitar pukul 18.00 WITA. Jenazah JDSP ditemukan di kedalaman sekitar 600 meter.

    “Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” kata Hariyadi dilansir dari Antara.

    Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personel lainnya menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung dibungkus untuk persiapan evakuasi.

    “Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di Last Known Position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” ucapnya.

    Personel Flying Camp

    Tujuh personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

    Keputusan untuk menunda evakuasi dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan visibilitas yang sangat terbatas. Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6), dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP).

    “Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun,” ujarnya.

    Selanjutnya, kata dia, dari Posko Sembalun, jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut. “Seluruh tim berharap proses evakuasi yang akan dilaksanakan pagi ini dapat berjalan lancar dan aman sesuai rencana,” katanya.

    Akun Instagram Prabowo Diserbu

    Sementara itu, warganet atau netizen asal Brasil tengah menyerbu akun instagram pribadi milik Presiden Prabowo Subianto dengan banjir komentar guna menyuarakan permintaan agar pemerintah Indonesia segera menyelamatkan Juliana Marins, warga negara Brasil yang mengalami kecelakaan di Gunung Rinjani.

    Juliana dilaporkan terjatuh ke dalam jurang sedalam sekitar 200 meter di jalur pendakian menuju Puncak Gunung Rinjani, yang berada di wilayah Lombok Timur.

    Misalnya akun @pancsoliveira dan @andressa.ffreitas yang menggaungkan tagar #savejuliana dan menggunggah komen “Salvem a Juiana” atau berarti “Selamatkan Juliana”.

    Salah satu akun milik @anapaulappasos pun juga meminta agar penyelamatan juga segera dilakukan.

    “Itu adalah nyawa seseorang, tolong selamatkan dia [Juliana]! Tempat ini [Rinjani] ini harus ditutup sampai dia diselamatkan. Sayangnya, taman itu beroperasi secara normal. Ini tidak ada yang benar! saya ingin tahu presiden @prabowo apakah mereka perlu waktu selama ini untuk mencarinya,” pungkas akun dari warganet Brasil itu.

    Sekadar informasi, pada Senin (23/6/2025) Tim SAR Gabungan telah melanjutkan operasi penyelamatan terhadap Juliana yang terjatuh di kawasan tebing sekitar Cemara Nunggal, salah satu jalur menuju puncak Rinjani.

    Sekitar pukul 06.30 WITA, keberadaan Juliana terpantau melalui drone. Dia terlihat tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter. Dari hasil pengamatan visual, dia tampak dalam kondisi tidak bergerak.

  • Trump Bantah Iran Sembunyikan Uranium Sebelum Serangan AS

    Trump Bantah Iran Sembunyikan Uranium Sebelum Serangan AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Amerika Serikat (AS) membantah laporan bahwa Iran sempat memindahkan uranium yang diperkaya sebelum fasilitas nuklirnya dihantam serangan udara oleh AS. Ketegangan kian meningkat seiring perdebatan soal seberapa besar dampak serangan itu terhadap program nuklir Tehran.

    “Saya bisa katakan, AS tidak memiliki indikasi bahwa uranium dipindahkan sebelum serangan,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt kepada media, seperti dikutip AFP pada Kamis (26/6/2025). “Apa pun yang ada di lokasi sekarang terkubur di bawah reruntuhan, berkat keberhasilan serangan Sabtu malam.”

    Sebelumnya, laporan CNN menyebutkan bahwa Iran kemungkinan telah memindahkan sekitar 400 kilogram uranium yang diperkaya hingga 60% ke lokasi yang tidak diketahui. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa dampak serangan terhadap program nuklir Iran diperkirakan hanya akan menunda pengembangan beberapa bulan.

    Presiden Donald Trump langsung mengecam laporan itu. Lewat Truth Social, ia menyebutnya “berita palsu”. “Serangan itu melenyapkan fasilitas utama Iran,” tegas Trump, menyebut situs Fordo yang terkubur di dalam gunung sebagai salah satu target yang dihancurkan.

    Militer AS mengklaim telah menjatuhkan 14 bom penghancur bunker GBU-57 seberat 13.600 kilogram di tiga fasilitas nuklir Iran. Namun, hingga kini belum ada verifikasi independen mengenai skala kerusakan dari serangan Washington tersebut.

    Di sisi lain, Kepala CIA John Radcliffe menyatakan bahwa intelijen terbaru dari “sumber yang secara historis dapat diandalkan” menunjukkan sejumlah fasilitas nuklir utama Iran “dihancurkan total dan butuh bertahun-tahun untuk dibangun kembali.”

    Wakil Presiden JD Vance menanggapi isu pemindahan uranium dengan hati-hati. “Kami akan bekerja beberapa minggu ke depan untuk memastikan penanganan terhadap bahan itu,” katanya dalam wawancara dengan ABC News.

    Sementara itu, Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menyatakan pihaknya kehilangan visibilitas atas bahan nuklir Iran sejak permusuhan dimulai. “Saya tidak ingin memberi kesan bahwa uranium telah hilang atau disembunyikan,” ujarnya.

    Iran sendiri mengakui fasilitasnya rusak parah namun belum memberikan keterangan mengenai lokasi uranium yang disebutkan.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Detik-detik Evakuasi Turis Brasil yang Jatuh di Jurang Rinjani

    Detik-detik Evakuasi Turis Brasil yang Jatuh di Jurang Rinjani

    Jenazah Juliana Marins, turis asal Brasil yang jatuh ke jurang di jalur menuju puncak Gunung Rinjani, berhasil dievakuasi tim gabungan Basarnas, BPBD, TNI, dan Polri.

    Proses evakuasi berlangsung dramatis karena medan terjal dan cuaca buruk yang menghambat upaya helikopter mencapai lokasi.

    Tonton video 20Detik lainnya, klik di sini!

  • Tim SAR Berhasil Evakuasi Jasad Pendaki Brasil Juliana Marins dari Jurang Gunung Rinjani

    Tim SAR Berhasil Evakuasi Jasad Pendaki Brasil Juliana Marins dari Jurang Gunung Rinjani

    JAKARTA – Tim SAR gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi jenazah Juliana De Sauza Pereira Marins (27), pendaki asal Brasil yang jatuh di tebing Cemara Nunggal, Gunung Rinjani.

    Juliana ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di dasar jurang dan saat ini sedang ditandu menuju Posko Sembalun, Rabu, 25 Juni.

    Selanjutnya, tim akan melakukan evakuasi jalur udara ke RS Bhayangkara Polda NTB.

    Operasi penyelamatan ini melibatkan Tim SAR Gabungan dari Brimob Polda NTB, Basarnas, TNI, TNGR, dan relawan.

    Medan Rinjani yang terjal dan vertikal menjadi tantangan besar. Upaya awal dengan pemasangan tali 300 meter gagal menjangkau korban.

    Salah satu personel bahkan harus bermalam di tebing dengan metode flying camp.

     

    Tim sempat menggunakan drone thermal untuk mendeteksi posisi korban, namun cuaca buruk menghambat pencarian. Korban akhirnya ditemukan tersangkut di kedalaman 500 meter tanpa tanda kehidupan.

    Komandan Satuan Brimob Polda NTB Kombes  Dwi Yanto Nugroho turun langsung ke Resort TNGR Sembalun untuk memantau dan memberi dukungan moril pada personel Brimob yang terlibat.

  • Legislator minta Basarnas siapkan peralatan standar penyelamatan

    Legislator minta Basarnas siapkan peralatan standar penyelamatan

    Anggota Komisi V DPR RI Dapil NTB 2 Pulau Sumbawa, Mori Hanafi dikonfirmasi wartawan di Mataram, Rabu (25/6/2025). ANTARA/Nur Imansyah.

    Legislator minta Basarnas siapkan peralatan standar penyelamatan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 25 Juni 2025 – 21:48 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi meminta pemerintah melalui Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk menyiapkan peralatan penyelamatan yang berstandar untuk Nusa Tenggara Barat guna mendukung proses evakuasi menyusul peristiwa jatuhnya WNA asal Brasil di Gunung Rinjani.

    “Saya sudah telepon Sestama Basarnas meminta untuk NTB dipenuhi, harus ada peralatan penyelamatan yang berstandar. Kenapa ini penting, supaya kejadian seperti di Rinjani ini tidak terulang,” ujarnya di Mataram, Rabu (25/6).

    Ia menegaskan pada umumnya proses evakuasi yang dilakukan tim SAR sudah maksimal. Hanya saja, proses penyelamatan ini perlu juga di dukung dengan peralatan yang memadai dan sumber daya manusia (SDM) di bidang penyelamatan.

    “Apa yang terjadi di Rinjani harus menjadi pembelajaran. Karena kejadian seperti ini tidak mungkin tidak terulang lagi. Untuk itu, kita butuh peralatan dan SDM yang bagus. Apakah itu tali, SDM, drone canggih dan lain-lainnya bisa dipenuhi,” kata Mori Hanafi.

    Disinggung terkait kebutuhan Helikopter penyelamat di tempatkan di NTB untuk memudahkan dan membantu evakuasi tim SAR, Mori mengatakan bisa saja. Namun, kebutuhan helikopter tersebut tidak gampang. Pasalnya selain harganya mahal, biaya perawatannya juga tidak sedikit.

    “Untuk helikopter ini bisa saja, tapi kendalanya di perawatan, belum SDM (pilot) itu harus tinggal di sini, belum basecamp, belum tempat tinggal pilotnya, ini biayanya cukup besar,” kata anggota DPR RI Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa ini.

    Mori menambahkan, menyusul telah ditemukan WNA Brasil dalam keadaan meninggal dunia, dirinya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas peristiwa tersebut.

    “Tentu kami merasa prihatin dan sangat berduka atas peristiwa ini. Semoga, peristiwa ini tidak terjadi lagi di masa mendatang,” katanya.

    Sebelumnya, pendaki asal Brasil JDSP (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani ditemukan Tim SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6) di kedalaman sekitar 600 meter.

    Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi mengatakan, salah satu personil berhasil mencapai lokasi korban di jurang sekitar pukul 18.00 Wita, Selasa kemarin di datum point.

    “Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” kata Hariyadi.

    Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personil lainnya, menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung di-wrapping (dibungkus) untuk persiapan evakuasi.

    “Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di last known position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” cakapnya.

    Tujuh orang personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

    Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6) dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP). Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun.

    Selanjutnya, dari Posko Sembalun, jenazah dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut.

    Sumber : Antara