kab/kota: Gunung

  • YLKI Geram Ada Temuan Beras Tak Penuhi Mutu

    YLKI Geram Ada Temuan Beras Tak Penuhi Mutu

    Bisnis.com, JAKARTA — Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut masyarakat kembali tertipu dengan adanya temuan beras yang tak sesuai mutu.

    Pasalnya, masyarakat sempat digegerkan akan adanya temuan minyak goreng Minyakita yang dijual tak sesuai takaran dah harga yang melampaui harga eceran tertinggi (HET).

    Peneliti YLKI Niti Emiliana menyayangkan banyak produsen beras ternama yang mengalami kecurangan dengan memanipulasi harga, takaran, hingga mutu.

    “YLKI sangat menyesalkan dengan adanya temuan ini. Apalagi banyak produsen beras besar dan ternama yang curang kepada masyarakat dengan memanipulasi pasar, harga, takaran dan mutu,” kata Niti kepada Bisnis, Selasa (15/7/2025).

    Niti menyebut temuan beras yang melanggar mutu ini telah menipu dan melanggar hak konsumen.

    “Ini tentu menipu dan melanggar hak konsumen. Produsen dapat dikenakan sanksi pidana serta konsumen berhak mendapatkan ganti rugi sesuai dengan UU Perlindungan Konsumen,” ujarnya.

    Padahal, Niti menyebut banyak konsumen yang loyal terhadap merek beras tertentu. “Namun dengan temuan ini, Konsumen menjadi tidak percaya dengan adanya embel-embel beras premium. Konsumen juga mempertanyakan fungsi pengawasan dari pemerintah,” ujarnya.

    Menurutnya, pemerintah perlu segera melakukan audit rantai pasok beras dari hulu hingga hilir ke tangan konsumen dan mempublikasikan hasilnya kepada masyarakat sebagai bentuk transparansi.

    “YLKI menuntut dan mendukung pemerintah untuk memberikan sanksi berat kepada produsen tersebut dan membersihkan mafia beras,” ungkapnya.

    Dia menyebut temuan ini sebagai fenomena gunung es yang dikhawatirkan bisa saja komoditas pangan lainnya mengalami hal serupa.

    Di samping itu, YLKI meminta agar pemerintah wajib memeriksa komoditas pangan lainnya dan mengumumkan pada publik sebagai transparansi.

    Berdasarkan catatan Bisnis, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pernah mengungkap masyarakat mengalami kerugian hingga Rp99 triliun per tahun imbas penjualan beras yang tak sesuai mutu.

    “Ini sangat merugikan konsumen. Kalau dibiarkan, kerugian bisa mencapai Rp 99 triliun per tahun. Karena itu, kita minta Satgas Pangan turun, dan dalam dua minggu ke depan, semua produsen dan pedagang wajib lakukan penyesuaian,” ujar Amran dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (14/7/2025).

    Mengacu investigasi yang berlangsung pada 6–23 Juni 2025, melibatkan sebanyak 268 sampel beras dari 212 merek di 10 provinsi.

    Dari hasil tersebut, sebanyak 85,56% beras premium tidak sesuai standar mutu, 59,78% dijual di atas HET, dan 21,66% tidak sesuai berat kemasan. Untuk beras medium, 88,24% tidak memenuhi mutu, 95,12% melebihi HET, dan 9,38% memiliki berat kurang dari klaim kemasan.

    Teranyar, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri telah memanggil empat produsen beras terkait dengan dugaan pelanggaran mutu dan takaran pengemasan.

    Adapun, empat produsen yang dipanggil untuk diklarifikasi, yakni Wilmar Group atas merek Sania, Sovia, Fortune, Siip; ⁠PT Belitang Panen Raya atas merek Raja Platinum, Raja Ultima; dan PT Sentosa Utama Lestari atau Japfa Group dengan merek Ayana.

    Kemudian, ⁠PT Food Station Tjipinang Jaya yang merupakan produsen beras dengan kemasan Alfamidi Setra Pulen, Beras Premium Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food station, Ramos Premium, Setra Pulen, Setra Ramos.

  • Mitigasi Hujan Ekstrem Akibat Perubahan Iklim, Jepang Perluas Gorong-gorong Raksasa

    Mitigasi Hujan Ekstrem Akibat Perubahan Iklim, Jepang Perluas Gorong-gorong Raksasa

    Jakarta – Jepang rentan terhadap berbagai bencana alam, mulai dari gempa, letusan gunung berapi, tsunami, hingga topan, dan tanah longsor. Seperti sebagian besar dunia, negara ini menghadapi cuaca ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat perubahan iklim dan pemanasan global.

    Jaringan gorong-gorong di Prefektur Saitama adalah salah satu mitigasi negara ini dalam menghadapi hujan ekstrem. Sejak beroperasi pada 2006, kompleks terowongan raksasa ini sangat diandalkan mengalirkan air banjir dan mencegah kerusakan senilai lebih dari 150 miliar yen, menurut perkiraan Kementerian Pertanahan Jepang.

    Gorong-gorong ini menjalankan tugasnya dengan baik, yakni mencegah banjir di aliran sungai yang rentan di wilayah tersebut. Namun, karena pemanasan global menyebabkan cuaca lebih ekstrem, pihak berwenang melakukan perbaikan besar-besaran pada sistem tersebut, bahkan memperluasnya.

    “Sering meningkatnya suhu, jumlah uap air di atmosfer meningkat, sehingga menghasilkan curah hujan yang relatif lebih besar,” kata professor Seita Emori dari Universitas Tokyo, pada Oktober 2024, dikutip dari Japan Times.

    Foto: Getty Images

    “Kami memperkirakan bahwa curah hujan yang sebelumnya tidak terlihat akan turun seiring dengan meningkatnya suhu di masa mendatang,” tambah profesor anggota kelompok ilmu iklim yang memenangkan Hadiah Nobel pada 2007 ini.

    Jaringan gorong-gorong yang juga disebut kompleks katedral ini (karena pilar-pilarnya membuatnya menyerupai bangunan katedral), secara resmi disebut Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel (MAOUDC) atau Saluran Pembuangan Bawah Tanah Wilayah Luar Metropolitan. Dibangun selama 13 tahun, kompleks MAOUDC menelan biaya 230 miliar yen.

    Selain kecanggihan tekniknya, kompleks ini juga menjadi tempat wisata dan lokasi syuting popular. Hamparan luasnya mampu menampung air dengan kapasitas setara 100 kolam renang ukuran Olimpiade.

    Di dalamnya terdapat 59 pilar raksasa, masing-masing berbobot 500 metrik ton dan tinggi 18 meter. Ketika sungai-sungai di dekatnya meluap, luapan air mengalir melalui terowongan bawah tanah raksasa sepanjang 6,3 km sebelum terkumpul di waduk.

    Saat Topan Shanshan melanda, sistem ini menangkap air yang cukup untuk mengisi hampir empat kali stadion bisbol Tokyo Dome, sebelum memompanya dengan aman ke Sungai Edogawa dan mengalirkannya ke laut.

    “Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ada kecenderungan hujan lebat turun sekaligus dalam apa yang kami sebut hujan gerilya,” kata Yoshio Miyazaki, pejabat Kementerian Pertanahan yang bertanggung jawab atas kompleks tersebut.

    “Jika fasilitas ini tidak ada, permukaan air Sungai Nakagawa utama dan anak-anak sungainya bisa naik jauh lebih tinggi, yang dapat mengakibatkan banjir, bahkan kematian,” ujarnya.

    Meski begitu, sistem tersebut tidak mampu menghentikan banjir yang melanda lebih dari 4.000 rumah di daerah aliran sungai tersebut akibat hujan topan lebat pada Juni 2023. Banjir tersebut mendorong pemerintah untuk memulai proyek yang berlangsung selama tujuh tahun senilai 37,3 miliar yen untuk memperkuat tanggul dan drainase air di wilayah tersebut.

    Foto: Getty Images

    Lebih dekat ke pusat kota Tokyo, proyek besar lainnya sedang berjalan untuk menghubungkan kanal-kanal yang menampung luapan Sungai Shirako dan Sungai Kanda. Setelah selesai pada 2027, kanal ini akan mengalirkan air banjir sekitar 13 km di bawah tanah ke Teluk Tokyo.

    Jaringan pembuangan Tokyo dirancang untuk menangani curah hujan hingga 75 milimeter per jam. Namun, semakin banyak badai lokal yang membawa curah hujan hingga 100 mm, sehingga membebani sistem secara berlebihan, kata Shun Otomo, manajer lokasi konstruksi untuk proyek tersebut.

    “Misalnya, jika terjadi hujan deras sementara di daerah aliran Sungai Kanda, kita bisa memanfaatkan kapasitas daerah aliran sungai di wilayah yang tidak hujan. Kami yakin itu akan efektif melawan hujan gerilya ini,” kata Otomo.

    (rns/rns)

  • Gunung Ili Lewotolok Erupsi, Ada Dentuman dan Lontaran Pijar ke Segala Arah

    Gunung Ili Lewotolok Erupsi, Ada Dentuman dan Lontaran Pijar ke Segala Arah

    Sebelumya, merujuk data pada laman Magma Indonesia yang dikelola Badan Geologi, berikut adalah daftar gunung api aktif yang masuk pada kategori aktivitas vulkanik Level III hingga Level IV, per tanggal 12 Juli 2025, sekira pukul 17.00 WIB.

    Level IV atau Awas yakni kondisi dengan hasil pengamatan visual dan instrumental teramati mengalami peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi 

    Hingga 12 Juli 2025, hanya satu gunung api aktif yang masuk pada level ini:

    1. Lewotobi Laki-laki – Nusa Tenggara Timur

    Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dan Sektoral Barat Daya – Timur laut 7 Km dari pusat erupsi G. Lewotobi Laki-laki.

    Sementara, Level III (siaga) yakni kondisi dengan hasil pengamatan visual dan instrumental memperlihatkan peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi. 

    Per tanggal 25 Juli 2025, Badan Geologi menyatakan, ada dua gunung api yang masuk pada level ini:

    1. Ili Lewotolok – Nusa Tenggara Timur

    2. Merapi – Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

    Masyarakat di sekitar Ili Lewotolok diimbau tidak tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas.

    Selain itu, mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari sektor Selatan dan Tenggara, sektor Barat serta sektor Timur Laut.

    Sementara, atas Gunung Merapi, disampaikan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

    Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

     

     

     

     

  • Viral Rombongan Berpakaian Putih di Puncak Lawu, Begini Penjelasan Polisi

    Viral Rombongan Berpakaian Putih di Puncak Lawu, Begini Penjelasan Polisi

    Jakarta

    Sebuah video yang menampilkan rombongan orang dengan berpakaian serba putih berada tugu di puncak Gunung Lawu viral di media sosial. Polisi mengungkap bahwa rombongan ini tengah melakukan ritual bulan Suro.

    Dilansir detikJatim, dalam video berdurasi 23 detik itu tersebut tampak sebagian orang mengelilingi tugu puncak Hargo Dumilah, Lawu. Sebagian lagi, duduk mengelilingi tugu puncak Lawu.

    Kapolres Magetan AKBP Raden Erik Bangun Prakasa saat dikonfirmasi membenarkan video tersebut terjadi di puncak Lawu. Ini setelah pihaknya berkoordinasi dengan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu.

    “Betul, kita sudah cek video yang viral tersebut lokasi memang benar di puncak Gunung Lawu,. Kita sudah konfirmasi ke pihak pengelola dan Perhutani KPH Lawu,” kata Erik, Senin (14/7/2025).

    Menurut Erik, rombongan tersebut naik pada hari Kamis (110/7). Sedangkan ritual tersebut terjadi Jumat (11/7). Kegiatan tersebut merupakan momen ritual bulan Suro.

    (rdp/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Viral Mobil Damkar di Balikpapan Seruduk Mobil Halangi Jalan, Petugas: Sopirnya Emak-emak

    Viral Mobil Damkar di Balikpapan Seruduk Mobil Halangi Jalan, Petugas: Sopirnya Emak-emak

    GELORA.CO – Sebuah mobil pemadam terpaksa ‘menyeruduk’ mobil di depannya demi cepat tiba di lokasi kebakaran. 

    Peristiwa itu menjadi viral di media sosial. 

    Mobil pemadam itu menabrak mobil berwarna merah yang menghalangi jalannya. 

    Insiden itu terjadi di Gunung Sari Balikpapan Tengah, Kalimantan Timur. 

    Sang petugas pun memberikan klarifikasi terkait insiden tersebut. 

    Hal itu terungkap di Instagram setelah akun @indo_psikologi mengunggah penjelasan dari petugas damkar. 

    Petugas beralasan mendorong mobil yang berada di depannya karena menghalangi laju mobil pemadam. 

    Pasalnya, pemadam tengah diburu waktu untuk segera tiba dan memadamkan kobaran api yang mengganas. 

    “Jadi itu unit mobil damkar milik regu saya, dari wilayah Balikpapan Utara. Kenapa kami mengambil tindakan mendorong mobil tersebut dari belakang? Karena mobil itu berjalan pelan menghalangi laju mobil kami,” tulis petugas damkar dengan akun @bangdjuned. 

    Petugas di balik kemudi sudah berkali-kali mengklakson serta menyalakan sirine. 

    Namun, sopir mobil di depannya tidak menyadarinya sehingga terpaksa petugas menyeruduk mobil tersebut.

    “Selain sirine mobil kami berbunyi nyaring, kami juga klakson berkali-kali dan anggota di atas mobil juga sudah berteriak. Tapi tidak diindahkan oleh sopir mobil tersebut yang tak lain adalah seorang emak-emak. Jadi kami terpaksa melakukannya dari pada kami dinilai lambat oleh warga,” jelasnya. 

    Selain itu, petugas juga menjelaskan alasan pengemudi emak-emak itu berjalan lambat di jalan. 

    Menurut kesaksian petugas, emak-emak itu menyaksikan kebakaran sambil menyetir. 

    “Kenapa ibu-ibu itu jalan pelan, karena kepalanya menoleh untuk melihat kebakaran sambil menyetir,” tambahnya. 

  • Viral Sekelompok Orang Berjubah Putih Kelilingi Tugu di Puncak Gunung Lawu, Mirip Tawaf Jemaah Haji

    Viral Sekelompok Orang Berjubah Putih Kelilingi Tugu di Puncak Gunung Lawu, Mirip Tawaf Jemaah Haji

    GELORA.CO – Sebuah video menunjukkan aktivitas mirip tawaf oleh sekelompok orang berbaju putih di puncak Gunung Lawu, Jawa Tengah (Jateng) viral di media sosial.

    Rombongan tersebut diketahui naik melalui jalur pendakian via Cemoro Sewu atau melalui Magetan, Jawa Timur (Jatim).

    Pada Senin (14/7/2025), Kompas.com melihat dua video berdurasi kurang dari satu menit menunjukkan aktivitas kelompok itu.

    Pada video pertama, tampak orang-orang berjubah putih duduk menghadap Tugu Triangulasi yang berlokasi di Hargo Dumilah.

    Mereka duduk bersila menghadap Tugu sembari menyenandungkan langgam Jawa berisi pujian kepada Tuhan dan utusan-Nya.

    Sedangkan pada video kedua, orang-orang itu melakukan aktivitas menyerupai tawaf searah jarum jam atau mirip dengan arah putaran jemaah haji.

    @duniapunyacerita_

    Pada hari jumat tanggal 11 juli dalam bulan jawa nya bulan Suro, banyak pendaki kaget karena mungkin tidak tau. Ada beberapa orang berpakaian putih sedang melakukan “ritual/ibadah” di puncak gunung Lawu. Banyak dari mereka tak tau jika hari itu ada kegiatan tersebut. Sampai berita ini dibuat, belum tau siapa mereka dan apa kegiatan mereka diatas puncak gunung lawu, jika dari kalian tau coba bantu jelaskan. . . 🎬 faaiiiiq._ via ig/unikinfold

    ♬ suara asli – Dunia Punya Cerita

    Relawan Ceto (Reco) Eko Sapardi Memora saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang berbaju putih itu terjadi pada Jumat (11/7/2025) siang lalu.

    “Jumat kemarin, naiknya Kamis ngono jare Mas, tapi yang paham detailnya ya teman-teman Cemoro Sewu itu,” beber dia.

    Berdasarkan informasi yang menyebar di kalangan relawan, Eko mengatakan, kelompok tersebut adalah salah satu kelompok aliran kepercayaan.

    “Itu kurang tahu, Mas, tapi itu kan dari napa nggih, anu kaya kejawen napa-napa anu ngoten (Apa ya, itu seperti kejawen atau aliran-aliran kepercayaan gitu). Nggih berdoa pas itu,” katanya.

    Eko mengaku baru pertama kali mengetahui adanya aktivitas tersebut. “Nek kula nembe mireng niki, (Saya baru pertama kali mendengar) Mas, tapi kalau dulu-dulu saya kurang tahu,” ujarnya.

    Sementara itu, Relawan Anak Gunung Lawu (AGL) Best Haryanto menambahkan, kelompok tersebut sempat mampir ke Bancolono atau sebuah ritus yang berada di Tawangmangu.

    Namun, Best tak menjelaskan secara lebih detail. “Sempet ke Bancolono,” katanya singkat.

  • Profil Veda, Pebalap Gunung Kidul yang Bikin Indonesia Raya Bergema di Eropa

    Profil Veda, Pebalap Gunung Kidul yang Bikin Indonesia Raya Bergema di Eropa

    Jakarta

    Veda Ega Pratama kembali membuat lagu Indonesia Raya bergema di Eropa. Pebalap asal Gunung Kidul, Yogyakarta, itu menjadi juara di balap junior RedBull MotoGP Rookies Cup di Sachsenring, Jerman.

    Veda tak sendirian sebagai perwakilan Indonesia di RedBull MotoGP Rookies Cup. Di ajang yang sama, pebalap asal Sleman, Yogyakarta, Kiandra Ramadhipa juga turut bikin bangga Indonesia di kancah internasional. Keduanya adalah pebalap binaan Astra Honda Motor (AHM) yang tergabung dalam Astra Honda Racing Team (AHRT).

    Veda Ega Pratama jadi juara di Race 2 RedBull MotoGP Rookies Cup Sachsenring pada hari Minggu (13/7/2025) kemarin. Sedangkan Kiandra Ramadhipa mengisi podium kedua di Race 1 sehari sebelumnya.

    Di Race 2, Veda berhasil mengumandangkan Indonesia Raya di sirkuit Sachsenring, Jerman, sirkuit yang juga digunakan MotoGP di hari yang sama. Veda juga di seri sebelumnya di Mugello berhasil menyapu bersih podium tertinggi di dua race sekaligus.

    Profil Veda Ega Pratama

    Veda merupakan pebalap berbakat Indonesia. Rider berusia 16 tahun itu sudah melakoni beberapa balapan internasional. Bahkan, ia jadi juara di ajang Asia Talent Cup 2023.

    Dikutip dari situs resmi RedBull Rookies Cup, Veda mulai mencintai dunia balap saat berusia 6 tahun. Kecintaannya terhadap dunia balap tak lepas dari peran sang ayah, Sudarmono, yang juga mantan pebalap nasional. Veda mendapat dukungan penuh dari keluarga untuk balapan.

    Tahun 2019 pertama kali mencicipi sirkuit besar dengan menunggangi Honda CBR150R bersama Astra Honda Racing School. Veda melanjutkan karier balapannya di ajang internasional. Pebalap kelahiran tahun 2008 itu berkompetisi di ajang Asia Talent Cup pada 2021 dengan menggunakan motor Honda NSF 250R.

    Kariernya di Asia Talent Cup makin moncer. Di tahun keduanya di Asia Talent Cup, Veda menjadi juara 3 secara keseluruhan dengan tiga kali naik podium tertinggi. Aksinya di Asia Talent Cup sempat memukau banyak orang. Salah satunya adalah aksi penyelematan yang luar biasa dan mirip aksi Marc Marquez.

    Di tahun 2023, Veda mengikuti 2 ajang internasional. Pertama adalah Asia Talent Cup. Di ajang itu, Veda menjadi pebalap Indonesia pertama yang menjadi juara Asia Talent Cup 2023 dengan 9 kali menang dari 12 balapan yang diselenggarakan sepanjang tahun 2023. Di tahun yang sama, Veda juga ikut balap Asia Road Racing Championship menggunakan Honda CBR250RR dan finis di tempat ketiga.

    Veda Ega Pratama Juara Asia Talent Cup 2023 Foto: Dok. AHM

    Tahun 2024, Veda bertarung di Eropa di ajang RedBull MotoGP Rookies Cup. Tahun lalu, Veda finis di urutan kedelapan dengan torehan terbaik podium ketiga di Race 2 Spielberg, Austria.

    Kini, di tahun 2025 Veda kembali bertarung di RedBull MotoGP Rookies Cup. Dari 10 balapan yang telah dilewatinya, tiga di antaranya Veda berhasil memijak podium tertinggi. Seri sebelumnya di Mugello, Veda jadi pebalap tercepat di dua race sekaligus dan sukses mengibarkan bendera Merah Putih di podium tertinggi. Kemudian di Sachsenring juga jadi juara di Race 2.

    Kini, Veda telah mengumpulkan 130 poin di RedBull MotoGP Rookies Cup 2025, hanya terpaut 24 poin dari pemuncak klasemen Hakim Danish dari Malaysia. Sementara itu, RedBull MotoGP Rookies Cup 2025 masih menyisakan 2 seri dengan 4 balapan lagi, yaitu di Spielberg, Austria, dan Misano, Italia. Artinya, masih ada kesempatan bagi pebalap Astra Honda Racing Team (AHRT) itu untuk menjadi juara RedBull MotoGP Rookies Cup 2025.

    (rgr/din)

  • Banjarmasin belajar kelola komoditas cabai ke petani milenial Sleman

    Banjarmasin belajar kelola komoditas cabai ke petani milenial Sleman

    Wali Kota Banjarmasin H Muhammad Yamin HR saat mengunjungi tempat hasil pertanian cabai di Koperasi Pemasaran Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (13/7/2025) (ANTARA/HO-Humas Pemkot Banjarmasin)

    Banjarmasin belajar kelola komoditas cabai ke petani milenial Sleman
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 14 Juli 2025 – 07:51 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, belajar sistem pengelolaan dan pemasaran hortikultura dari para petani milenial di Koperasi Pemasaran Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) Sleman di Yogyakarta guna memaksimalkan produktivitas komoditas cabai di daerahnya. 

    Wali Kota Banjarmasin H Muhammad Yamin HR saat di konfirmasi di Banjarmasin, Minggu, mengatakan pemerintah kota sangat tertarik dengan sumber daya pertanian cabai di Kabupaten Sleman.

    Yamin mengatakan telah mengunjungi langsung pertanian cabai di sekitar Gunung Merapi di Sleman, termasuk Koperasi Pemasaran Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) Sleman. Dirinya belajar langsung dari sistem pengelolaan dan pemasaran hortikultura yang diterapkan oleh para petani milenial di sana.

    “Kita di sini dalam rangka ‘sharing’ dan berbagi pengalaman mengenai pengelolaan dan pemasaran cabai. Di Kabupaten Sleman ini, mereka memiliki sistem yang tertata rapi melalui Koperasi PPHPM,” ujar dia. 

    Menurut dia, keunggulan Sleman terletak pada koordinasi petani yang solid. 

    “Mereka mengumpulkan seluruh petani dalam sistem koperasi, yang diperkirakan mencakup sekitar 10 ribu petani. Hal ini menjadikan harga pasar cabai di wilayah ini sangat terkendali,” katanya.

    Sebagai daerah yang tidak memiliki lahan pertanian yang luas, kata Yamin, Kota Banjarmasin berminat menjajaki kolaborasi dengan Kabupaten Sleman untuk memenuhi kebutuhan komoditas cabai yang menjadi sumber pemicu inflasi di daerahnya.  Yamin yang melakukan kunjungan ke Sleman bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) itu mengatakan pentingnya kolaborasi antardaerah untuk menjaga kestabilan harga bahan pangan, khususnya komoditas strategis seperti cabai.

    Harapannya Kota Banjarmasin dapat mengadopsi sistem pengelolaan yang efektif demi mendukung ketahanan pangan dan menekan angka inflasi, ujar dia. “Terutama menjelang momen-momen hari besar keagamaan dan nasional”.

    Sumber : Antara

  • Daftar Gunung Api di Indonesia yang Masuk Kategori Level 2 hingga Level 4 per Juli 2025

    Daftar Gunung Api di Indonesia yang Masuk Kategori Level 2 hingga Level 4 per Juli 2025

    Sementara, Level III (siaga) yakni kondisi dengan hasil pengamatan visual dan instrumental memperlihatkan peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi. 

    Per tanggal 25 Juli 2025, Badan Geologi menyatakan, ada dua gunung api yang masuk pada level ini:

    1. Ili Lewotolok – Nusa Tenggara Timur

    2. Merapi – Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

    Terkait Gunung Ili Lewotolok, Badan Geologi merekomendasikan, masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari sektor Selatan dan Tenggara, sektor Barat serta sektor Timur laut G. Ili Lewotolok.

    Sementara, atas Gunung Merapi, disampaikan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

    Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

  • Indonesia Raya Berkumandang, Pebalap Gunung Kidul Juara di Sachsenring

    Indonesia Raya Berkumandang, Pebalap Gunung Kidul Juara di Sachsenring

    Jakarta

    Lagu Indonesia Raya kembali berkumandang di Eropa. Kali ini, pebalap muda kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta, Veda Ega Pratama lagi-lagi jadi juara di balap junior RedBull MotoGP Rookies Cup di Sachsenring, Jerman.

    Dua pebalap Indonesia di ajang Red Bull Rookies Cup bikin bangga. Veda Ega Pratama jadi juara di Race 2 pada hari Minggu. Sedangkan Kiandra Ramadhipa mengisi podium di Race 1 hari Sabtu.

    Di Race 2, Veda kembali berhasil mengumandangkan Indonesia Raya di sirkuit Sachsenring, Jerman, sirkuit yang juga digunakan MotoGP di hari yang sama. Veda juga di seri sebelumnya di Mugello berhasil menyapu bersih podium tertinggi di dua race.

    Di Sachsenring, Veda mengawali balapan dengan start dari grid ketujuh. Pebalap asal Gunung Kidul berusia 16 tahun itu memacu tunggangannya di tengah-tengah pertarungan dengan 15 motor KTM lainnya.

    Pemimpin klasemen sementara Red Bull MotoGP Rookies Cup Hakim Danish dan Brian Uriarte terjatuh dan tidak mendapatkan poin. Jadi, Veda kini sangat berpeluang untuk meraih kemenangan.

    “Saya tidak berharap menang hari ini, tidak, tapi selalu, saya yakin. Sejak awal, saya mencoba untuk berada di depan, tetapi semua orang menyalip di mana-mana, jadi setelah putaran kedua, saya berganti posisi, saya mencoba untuk tetap tenang dan tetap berada di grup terdepan,” kata Veda dikutip dari situs resmi Red Bull Rookies Cup.

    “Itu berhasil karena ketika saya ingin memacu di akhir, ban saya masih tersisa. Dengan 3 putaran tersisa, saya memacu dan berhasil mencapai posisi terdepan.”

    “Lalu saya unggul dan saya melihat di layar TV besar bahwa beberapa pembalap mengalami kecelakaan dan saya sempat memimpin sedikit di putaran terakhir.”

    “Jadi saya hanya mencoba untuk fokus ke depan, terus memacu dan mempertahankan keunggulan,” sebut Veda.

    Di Race 1 sehari sebelumnya, Veda juga hampir meraih podium dengan berjuang di grup terdepan. Namun, Veda saat itu finis di urutan keempat.

    Sementara itu, pebalap Indonesia lainnya Kiandra Ramadhipa juga turut bikin bangga. Pada Race 1, Kiandra hampir jadi juara, tapi tetap mengisi podium kedua. Sedangkan di Race 2, Kiandra finis di urutan keempat, hampir meraih podium bareng Veda.

    “Saya merasa balapannya tidak terlalu cepat. Saya bisa mengikuti rombongan depan dan mencoba mengendalikan ban saya. Di dua lap terakhir, saya melihat Brian terjatuh dan Veda mulai memperlebar jarak. Saya ingin mencoba mengejar yang lain, tetapi saya membuat kesalahan di lap terakhir. Saya sempat tergelincir, tetapi saya pikir saya masih bisa naik podium. Lalu ada pembalap lain yang membuat kejutan di tikungan terakhir, jadi saya finis di posisi ke-4. Meski begitu, saya rasa ini akhir pekan yang sangat bagus. Saya telah belajar banyak dan akan terus belajar di balapan berikutnya,” ujar Kiandra.

    (rgr/din)