kab/kota: Gunung

  • Pesawat Bawa 49 Penumpang Jatuh di Rusia, Diduga Tak Ada yang Selamat

    Pesawat Bawa 49 Penumpang Jatuh di Rusia, Diduga Tak Ada yang Selamat

    Moskow

    Sebuah pesawat penumpang jenis Antonov-24 yang dioperasikan maskapai Angara Airlines jatuh di wilayah Amur, timur jauh Rusia, pada Kamis (24/7) waktu setempat. Pesawat ini dilaporkan membawa 49 orang di dalamnya, dan diduga tidak ada yang selamat dalam kecelakaan ini.

    Gubernur wilayah tersebut, Vassily Orlov, dalam pernyataan via Telegram, seperti dilansir AFP, Kamis (24/7/2025), mengatakan bahwa pesawat Antonov-24 bermesin ganda itu sedang mengudara dari Blagoveshchensk menuju ke kota Tynda ketika tiba-tiba menghilang dari radar.

    Sebuah helikopter penyelamat dikerahkan dan berhasil menemukan keberadaan pesawat penumpang tersebut. Pesawat itu ditemukan dalam keadaan terbakar di lereng gunung yang berjarak 16 kilometer dari kota Tynda.

    “Sebuah helikopter Mi-8 yang dioperasikan oleh Rosaviatsiya (otoritas penerbangan sipil Rusia-red) telah menemukan badan pesawat yang terbakar,” demikian pernyataan Kementerian Urusan Darurat Rusia dalam pernyataannya.

    Menurut tim penyelamat lokal, helikopter tersebut tidak melihat bukti adanya korban selamat dari pantauan udara.

    Belum bisa dipastikan kondisi para penumpang dan awak pesawat yang jatuh tersebut.

    “Pada saat ini, sebanyak 25 orang dan lima unit peralatan telah dikerahkan, dan empat pesawat beserta awaknya sedang bersiaga,” sebut Badan pertahanan sipil wilayah Amur.

    Belum diketahui secara jelas penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

    Lihat juga Video: Kisah Pilu Pria Kehilangan Putrinya di Kecelakaan Pesawat Bangladesh

    (nvc/idh)

  • Waspada Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan Capai 1 Kilometer

    Waspada Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan Capai 1 Kilometer

    Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru dengan ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl), kembali erupsi pada Kamis pagi (24/7/2025). Tinggi letusan mencapai 1 kilometer atas 1000 meter di atas puncak. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian menjelaskan, Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut dan tenggara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 214 detik.

    “Erupsi Gunung Semeru terjadi pada pukul 07.09 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 meter di atas permukaan laut,” ujarnya Kamis (24/7/2025).

    Aktivitas kegempaan Gunung yang berada di perbatasan kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang tersebut masih didominasi gempa letusan/erupsi yang tercatat pada Rabu (23/7/2025) selama 24 jam sebanyak 39 kali dengan amplitude 10-22 mm dan lama gempa 44-192 detik.

    Dia menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus Waspada atau Level II, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

    Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

    “Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” ujarnya.

    Dia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

     

  • Tutup Jazz Gunung Series 1 Bromo, RAN untuk Pertama Kalinya Manggung Sambil Kedinginan

    Tutup Jazz Gunung Series 1 Bromo, RAN untuk Pertama Kalinya Manggung Sambil Kedinginan

    PROBOLINGGO – RAN tampil sebagai penutup Jazz Gunung Series 1 Bromo yang digelar di Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo pada Sabtu, 19 Juli. Untuk pertama kalinya bagi Rayi, Asta, dan Nino manggung di ruang terbuka di ketinggian lebih dari 2.000 mdpl dengan suhu yang mencapai 8 derajat Celcius.

    Ditemui Ivan Two Putra dan Bambang E Ros dari VOI di belakang panggung sebelum tampil, RAN yang baru pertama kali menjadi line up Jazz Gunung di Bromo mengaku sempat cemas karena suhu yang sangat rendah.

    “Dingin sih, kita di atas cemas karena dingin banget… Dan intinya, ini pengalaman yang belum kita rasain sebelumnya, nyanyi sambil kedinginan,” kata Nino.

    Meski begitu, RAN mengaku tidak bisa memungkiri antusiasme ketika diumumkan menjadi line up Jazz Gunung di Bromo untuk pertama kali. Rayi mengatakan, penampilan ini sudah didambakan sejak satu dekade lalu.

    “Dari sepuluh tahun lalu, kita udah pengin banget main di sini, tapi ternyata belum jodoh, dan baru dapat kesempatan sekarang,” ujar Rayi.

    Dalam penampilannya, RAN membawakan 11 lagu yang berasal dari album ketujuh, “TEATER NESTAPA” (2024), hingga album debut mereka, “RAN For Your Life” (2008).

    “Masih Takut Mencinta”, salah satu lagu dari album ketujuh, ditampilkan di atas panggung untuk pertama kali setelah dirilis video musiknya baru-baru ini.

    Ribuan penonton yang hadir pun tak kuasa menahan diri untuk ikut bernyanyi saat nomor kesukaan mereka dibawakan, sebut saja “Selamat Pagi”, “Jadi Gila”, “Sepeda”, “Kulakukan Semua Untukmu”, “Hingga “Dekat Di Hati”.

    Dengan irama dan pembawaan RAN di atas panggung, mereka menghangatkan malam yang begitu dingin di Bromo. Pada repertoar terakhir, “Pandangan Pertama” dibawakan sebagai penutup pertunjukan.

    Selain RAN, Jazz Gunung Series 1 Bromo juga menampilkan Emptyyy, Jamie Aditya & The Mezzrollers, Is Love, Kuaetnika, dan Karimata.

    Jazz Gunung Series masih akan berlanjut, dengan seri kedua digelar di Bromo pada 26 Juli, serta seri ketiga di Ijen pada 9 Agustus mendatang.

  • Rasa Lelah Jamie Aditya Tampil di Jazz Gunung Series 1 Bromo ‘Dibayar’ Suasana Alam

    Rasa Lelah Jamie Aditya Tampil di Jazz Gunung Series 1 Bromo ‘Dibayar’ Suasana Alam

    PROBOLINGGO -Jamie Aditya tampak begitu puas ketika tampil dalam gelaran Jazz Gunung Series 1 Bromo, yang berlangsung di Amphitheater Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo pada Sabtu, 19 Juli 2025.

    Kali ini, penyanyi 55 tahun itu tampil dengan nama Jamie Aditya & The Mezzrollers. Mereka membawakan “One Is Never Too Old To Swing”, lagu dari Cats and the Fiddle, sebagai repertoar pembuka.

    Irama swing dengan melodi yang masih bluesy terasa dominan dalam setiap lagu yang dibawakan Jamie, yang juga membawakan “Aint’ Misbehavin” dari Le Reisman, “I Can’t Give You Anything But Love” dari Louis Armstrong, “Your Red Wagon” dari Ella Fitzgerald, hingga “Viper Mad” dari Blossom Seeley.

    Jamie menjelaskan, pilihan lagu dalam penampilan ini didasarkan pada kesukaannya terhadap musik pada masa jazz age, swing, hingga bebop.

    “Kalau gua memang ambil lagu-lagu kesenangan gua, dari era yang paling gua suka, ya era 1920-an, 1930-an, 1940-an. Karena pada era itu, nada-nadanya masih happy,” kata Jamie, ditemui  Ivan Two Putra dan Bambang Eros dari VOI setelah penampilannya.

    “Gua itu orangnya suka bercanda, dan melodi pada era itu buat gua itu mudah buat dimain-mainin. Karena kalau gua senang sama musik yang gua mainin, insya Allah yang nonton juga senang,” sambungnya.

    Jamie juga mengungkap rasa senangnya, bisa tampil di tempat terbuka dengan keindahan alam Bromo yang menjadi latar tempat pertunjukan (venue).

    “Gua capek banget, habis terbang dari Jakarta, terus ke sini pakai bis, gua capek banget, tapi pas sampai di sini energi gua ke-charge lagi. Itu lah alam. Festival jazz ini, tempatnya aja ngasih kita energi,” tutur Jamie.

    “Dan Rabu kemarin itu kita manggung di pub, Kamis kita manggung di restoran, dan sekarang manggung di sini. Wow, ternyata ada gigs yang bayar kita untuk main di tempat sebagus ini. Dan orangnya, vibes-nya enak banget,” imbuhnya.

    Selain Jamie Aditya & The Mezzrollers, Jazz Gunung Series 1 Bromo juga menampilkan Emptyyy, Kua Etnika, Is Love, Karimata, dan RAN.

    Jazz Gunung Series masih akan berlanjut, dengan seri kedua digelar di Bromo pada 26 Juli, serta seri ketiga di Ijen pada 9 Agustus mendatang.

  • Rasa Lelah Jamie Aditya Tampil di Jazz Gunung Series 1 Bromo ‘Dibayar’ Suasana Alam

    Rasa Lelah Jamie Aditya Tampil di Jazz Gunung Series 1 Bromo ‘Dibayar’ Suasana Alam

    PROBOLINGGO -Jamie Aditya tampak begitu puas ketika tampil dalam gelaran Jazz Gunung Series 1 Bromo, yang berlangsung di Amphitheater Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo pada Sabtu, 19 Juli 2025.

    Kali ini, penyanyi 55 tahun itu tampil dengan nama Jamie Aditya & The Mezzrollers. Mereka membawakan “One Is Never Too Old To Swing”, lagu dari Cats and the Fiddle, sebagai repertoar pembuka.

    Irama swing dengan melodi yang masih bluesy terasa dominan dalam setiap lagu yang dibawakan Jamie, yang juga membawakan “Aint’ Misbehavin” dari Le Reisman, “I Can’t Give You Anything But Love” dari Louis Armstrong, “Your Red Wagon” dari Ella Fitzgerald, hingga “Viper Mad” dari Blossom Seeley.

    Jamie menjelaskan, pilihan lagu dalam penampilan ini didasarkan pada kesukaannya terhadap musik pada masa jazz age, swing, hingga bebop.

    “Kalau gua memang ambil lagu-lagu kesenangan gua, dari era yang paling gua suka, ya era 1920-an, 1930-an, 1940-an. Karena pada era itu, nada-nadanya masih happy,” kata Jamie, ditemui  Ivan Two Putra dan Bambang Eros dari VOI setelah penampilannya.

    “Gua itu orangnya suka bercanda, dan melodi pada era itu buat gua itu mudah buat dimain-mainin. Karena kalau gua senang sama musik yang gua mainin, insya Allah yang nonton juga senang,” sambungnya.

    Jamie juga mengungkap rasa senangnya, bisa tampil di tempat terbuka dengan keindahan alam Bromo yang menjadi latar tempat pertunjukan (venue).

    “Gua capek banget, habis terbang dari Jakarta, terus ke sini pakai bis, gua capek banget, tapi pas sampai di sini energi gua ke-charge lagi. Itu lah alam. Festival jazz ini, tempatnya aja ngasih kita energi,” tutur Jamie.

    “Dan Rabu kemarin itu kita manggung di pub, Kamis kita manggung di restoran, dan sekarang manggung di sini. Wow, ternyata ada gigs yang bayar kita untuk main di tempat sebagus ini. Dan orangnya, vibes-nya enak banget,” imbuhnya.

    Selain Jamie Aditya & The Mezzrollers, Jazz Gunung Series 1 Bromo juga menampilkan Emptyyy, Kua Etnika, Is Love, Karimata, dan RAN.

    Jazz Gunung Series masih akan berlanjut, dengan seri kedua digelar di Bromo pada 26 Juli, serta seri ketiga di Ijen pada 9 Agustus mendatang.

  • Breaking News: 3 Gempa Dahsyat Guncang Rusia, Ada Peringatan Tsunami

    Breaking News: 3 Gempa Dahsyat Guncang Rusia, Ada Peringatan Tsunami

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rangkaian tiga gempa bumi kuat mengguncang lepas pantai Timur Jauh Rusia pada Minggu (20/72025), dengan gempa terbesar berkekuatan magnitudo 7,4 yang memicu peringatan tsunami dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

    Gempa-gempa ini mengguncang kawasan Samudra Pasifik dekat Kota Petropavlovsk-Kamchatsky, menimbulkan kekhawatiran potensi gelombang tsunami berbahaya.

    USGS mencatat bahwa dua gempa awal, masing-masing berkekuatan magnitudo 5,0 dan 6,7, terjadi lebih dulu tanpa memicu peringatan tsunami. Namun, gempa ketiga yang terjadi pada pukul 08.49waktu setempat memicu status siaga tsunami.

    “Gelombang tsunami yang berbahaya dimungkinkan terjadi dalam radius 300 kilometer dari pusat gempa,” demikian peringatan resmi dari USGS yang dirilis tak lama setelah gempa berkekuatan 7,4 mengguncang, dilansir AFP.

    Gempa-gempa tersebut terjadi di wilayah yang secara geologis sangat aktif, yaitu di sekitar semenanjung Kamchatka, Rusia. Kawasan ini merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik yang dikenal sebagai salah satu zona gempa dan letusan gunung api paling aktif di dunia.

    Pusat gempa 7,4 itu dilaporkan berada di Samudra Pasifik, sekitar 300 kilometer dari Kota Petropavlovsk-Kamchatsky, ibu kota Krai Kamchatka.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jazz Gunung Indonesia Masih Setia Beri Panggung untuk Musisi Muda

    Jazz Gunung Indonesia Masih Setia Beri Panggung untuk Musisi Muda

     

    PROBOLINGGO – Jazz Gunung Indonesia sebagai promotor gelaran Jazz Gunung Series masih punya komitmen besar dalam mendukung perkembangan ekosistem musik jazz di Tanah Air.

    Seperti yang diungkap Dewa Budjana, salah satu kurator Jazz Gunung Series, yang menjadikan pergelaran ini khas adalah kehadiran musisi-musisi jazz muda, meski dapat dikatakan slot yang tersedia tidak sebanyak festival lain.

    “Yang saya suka, konsep Jazz Gunung selalu menampilkan musisi muda. Itu yang saya perhatikan sejak lama,” kata Dewa Budjana dalam konferensi pers di Jiwa Jawa Bromo, Probolinggo, Sabtu, 19 Juli.

    Mwnurut Budjana, ekosistem jazz di Indonesia sudah lebih besar dengan kehadiran banyak musisi muda. Oleh karenanya, menjadi penting untuk memberi kesempatan tampil untuk mereka, tidak hanya di ruang-ruang kecil dengan puluhan penonton, melainkan festival musik dengan ribuan penonton.

    “Kami melihat jazz di Indonesia sangat besar, sangat maju. Jujur saja, kalau saya yang main jazz mungkin tanggung, menang duluan lahir saja, yang muda-muda banyak yang lebih jago, sayang kalau enggak ditampilkan,” katanya.

    Di samping itu, Bagas Indyatmono selaku CEO Jazz Gunung Indonesia mengatakan, pihaknya selalu terbuka dengan musisi muda dan baru. Namun satu hal yang menjadi syarat penting, mereka harus memiliki karya orisinal.

    “Yang utama harus punya karya sendiri, karena kita sangat menghargai mereka yang memang benar-benar punya karya. Di jazz kan biasa kalau musisinya bawain jazz standard, tapi kita punya tambahan, mereka harus punya karya sendiri,” ujar Bagas.

    Dalam beberapa kesempatan, kata Bagas, bahkan beberapa musisi muda merasakan panggung festival pertamanya di gelaran Jazz Gunung.

    Untuk ikut mengembangkan potensi musisi jazz muda Tanah Air, Jazz Gunung Series 2025 menggelar Bromo Jazz Camp—program workshop musik jazz—yang akan dilangsungkan di Rehat Bromo, Probolinggo pada 20-25 Juni.

    Adapun, Jazz Gunung Series 2025 digelar dalam tiga seri di dua tempat. Seri pertama dan kedua digelar di Gunung Bromo, sementara seri ketiga digelar di Gunung Ijen.

    Jazz Gunung Series 2025 di Bromo juga menghadirkan beberapa penampil muda, antara lain Emptyyy dan Natasha Elvira.

  • Gila! Batu dari Mars Ini Laku Rp 86,4 Miliar

    Gila! Batu dari Mars Ini Laku Rp 86,4 Miliar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Benda asing dari luar angkasa laku senilai US$ 5,3 juta atau setara dengan Rp 86,4 miliar. Sebuah meteorit yang merupakan bagian terbesar dari Mars diketahui ada di Bumi. Benda tersebut telah terjual yang dibeli oleh seorang penawar anonim dalam lelang Sotheby’s New York.

    Rumah lelang Sotheby’s dalam pernyataannya mengungkapkan, meteorit tersebut dikenal sebagai NWA 16788 yang memiliki berat 54 pon (24,5 kilogram). Beratnya sangat besar dibandingkan dengan kebanyakan meteorit Mars, yang cenderung berupa pecahan-pecahan kecil.

    Seperti diketahui, meteorit merupakan benda yang tersisa ketika sebuah komet, asteroid, atau meteoroid selamat dari perjalanannya melalui atmosfer bumi.

    Sotheby’s menyebut benda tersebut ditemukan pada November 2023 di wilayah Agadez, kawasan terpencil di Niger. Dan NWA 16788 adalah spesimen monumental yang berukuran sekitar 70% lebih besar daripada potongan Mars terbesar berikutnya yang pernah ditemukan di Bumi.

    Benda ini juga sangat langka, yaitu hanya sekitar 400 meteorit Mars yang pernah ditemukan di Bumi.

    “NWA 16788 adalah penemuan yang sangat penting – meteorit Mars terbesar yang pernah ditemukan di Bumi, dan yang paling berharga dari jenisnya yang pernah ditawarkan dalam pelelangan,” kata Cassandra Hatton, wakil ketua ilmu pengetahuan dan sejarah alam di Sotheby’s, dalam sebuah pernyataan, mengutip CNN Internasional, Sabtu (18/7).

    Analisis komposisi internal meteorit telah mengungkapkan bahwa meteorit tersebut kemungkinan besar terangkat dari permukaan Mars dan terlempar ke luar angkasa akibat hantaman asteroid yang begitu kuat sehingga mengubah sebagian meteorit menjadi kaca.

    “Lapuk karena perjalanannya melalui ruang dan waktu, ukurannya yang sangat besar dan warna merahnya yang tidak salah lagi membedakannya sebagai penemuan sekali dalam satu generasi. Meteorit yang luar biasa ini memberikan hubungan nyata dengan planet merah, tetangga angkasa kita yang telah lama menangkap imajinasi manusia,” tambahnya.

    Kerak kaca juga dapat terlihat pada permukaannya, terbentuk saat meluncur melalui atmosfer Bumi.

    Namun, bagi sebagian orang, fakta bahwa meteorit tersebut dilelang dan bukannya disumbangkan untuk ilmu pengetahuan menjadi keprihatinan.

    “Sayang sekali jika meteorit ini hilang ke dalam lemari besi seorang oligarki. Meteorit itu seharusnya berada di museum, di mana ia bisa dipelajari, dan bisa dinikmati oleh anak-anak, keluarga, dan masyarakat luas,” kata Steve Brusatte, seorang profesor paleontologi dan evolusi di Universitas Edinburgh, Skotlandia, kepada CNN sebelum penjualan.

    Namun, bagi Julia Cartwright, seorang ilmuwan planet dan Peneliti Independen di Institute for Space/School of Physics & Astronomy di University of Leicester, Inggris, berpendapat, ada keseimbangan yang harus dicapai.

    “Pada akhirnya, jika tidak ada pasar untuk mencari, mengumpulkan, dan menjual meteorit, kita tidak akan memiliki koleksi sebanyak itu – dan ini mendorong ilmu pengetahuan!” katanya kepada CNN pada tanggal 9 Juli, menggambarkan “hubungan simbiosis” antara peneliti dan kolektor.

    “Jika sampel tidak ditemukan, kita tidak akan memiliki banyak hal untuk dipelajari, dan tidak akan tahu sebanyak yang kita ketahui,” tambah Cartwright.

    Meskipun ia percaya bahwa akan sangat menyenangkan jika batu yang sangat luar biasa ini dapat dipelajari atau dipamerkan kepada publik, Cartwright menggarisbawahi bahwa sampel referensi dari meteorit tersebut telah disimpan di Observatorium Gunung Ungu di Cina.

    “Meskipun kita tidak tahu di mana meteorit itu akan berakhir, Cartwright percaya bahwa minat ilmiah akan tetap ada, dan pemilik baru mungkin sangat tertarik untuk mempelajarinya, sehingga kita masih bisa mengumpulkan banyak ilmu pengetahuan dari sini,” katanya.

    Sebagai informasi, pada Februari 2021, sebuah meteorit Mars dengan atmosfer planet yang terperangkap di dalamnya dijual di bawah palu di rumah lelang Christie’s.

    Meteorit tersebut terjual seharga US$200.000, jauh di atas perkiraan pra-lelangnya sebesar US$30.000-50.000.

    (rob/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Teater Boneka Papermoon Puppet Theatre Hadir di Jazz Gunung Series 1 Bromo

    Teater Boneka Papermoon Puppet Theatre Hadir di Jazz Gunung Series 1 Bromo

    JAKARTA – Pertunjukan teater boneka dari Papermoon Puppet Theatre dihadirkan untuk mengawali rangkaian acara Jazz Gunung Series 1 Bromo yang memulai penyelenggaraannya di Amphitheater Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo hari ini, Sabtu, 19 Juli.

    Dengan semangat menghadirkan gelaran yang semakin inklusif, Jazz Gunung Indonesia selaku promotor, mempersembahkan pertunjukan teater boneka ini untuk disaksikan anak-anak yang tinggal di sekitar lokasi acara (venue).

    Puluhan anak dari TK Tri Dharma dan SD Negeri Jetak dipandu oleh tiga orang aktor dari Papermoon Puppet Theatre—Yoga, Benny, dan Pambo—untuk menyusuri desa.

    Boneka Mbah Tani yang ada di kebun kentang jadi karakter pertama yang dijumpai anak-anak tersebut. Seperti namanya, Mbah Tani adalah karakter seorang petani tua.

    Selanjutnya, setelah menyusuri jalan setapak, anak-anak diajak bertemu Mbah Kunta, seorang nenek penjual sayur mayur. Selain itu, ada juga karakter seorang nenek yang disebut Mbah Uti.

    Kemudian, anak-anak dibawa ke satu area terbuka dekat Jiwa Jawa Bromo untuk menyaksikan pertunjukan teater boneka. Pembawaan ketiga aktor membuat semua orang tertawa, tidak hanya anak-anak, namun juga orang dewasa yang turut hadir.

    Pertunjukan ini diberi judul “Before Sunrise” (Sebelum Matahari Terbit), dengan menjadikan sayur mayur—seperti kembang kol, wortel, timun, terong—sebagai medium untuk menghadirkan atraksi yang membuat semua penonton tertawa.

    Setelah setengah jam penampilan, para aktor pun beralih ke sesi bincang-bincang. Mereka menjelaskan maksud dari pertunjukan ini kepada anak-anak yang hadir.

    “Kenapa bonekanya sepuh semua?” tanya seorang anak.

    Salah satu aktor yang tampil, Yoga, menjelaskan bahwa karakter yang dihadirkan menggambarkan kondisi di tempat asal mereka saat ini—Bantul, Yogyakarta—di mana sebagian besar petani adalah orang-orang tua yang sudah sepuh.

    “Di tempat kami kebetulan sekarang yang jadi petani itu yang sudah sepuh. Kami ingin memperkenalkan bahwa teman-teman yang sudah sepuh ini tetap punya semangat,” kata Yoga.

    “Dan kenapa juga ini judulnya ‘Before Sunrise’, karena kita mau mengapresiasi petani dan siapapun yang sudah berjuang untuk mempersiapkan segala bahan makanan untuk kita,” tambah Yoga.

    Setelah pertunjukan dan sesi bincang-bincang, anak-anak diajak untuk membuat boneka mereka sendiri—menggunakan hasil panen seperti kentang, kembang kol, wortel, timun, dan terong.

    Adapun, pertunjukan utama Jazz Gunung Series 1 Bromo akan dimulai pukul 15.00 WIB, dengan penampilan Emptyyy. Selanjutnya, akan tampil Jamie Aditya & The Mezzrollers, Kua Etnika, Love Is, Karimata, dan RAN.

    Pertunjukan teater boneka dari Papermoon Puppet Theatre juga akan dihadirkan kembali besok, Minggu, 20 Juli pukul 9.00 WIB.

  • Dishub Lampung: Pengaktifan jembatan timbang kurangi kendaraan ODOL

    Dishub Lampung: Pengaktifan jembatan timbang kurangi kendaraan ODOL

    Dalam mengatasi kendaraan bermuatan dan berdimensi lebih atau ODOL ini memang perlu dilakukan pengaktifan kembali jembatan timbang

    Bandarlampung (ANTARA) – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Lampung Bambang Sumbogo mengatakan bahwa pengaktifan jembatan timbang di beberapa lokasi di daerahnya penting untuk mengurangi kendaraan Over Dimension Over Loading (ODOL).

    “Dalam mengatasi kendaraan bermuatan dan berdimensi lebih atau ODOL ini memang perlu dilakukan pengaktifan kembali jembatan timbang, dan kami sudah mengusulkan agar jembatan timbang di beberapa lokasi bisa diaktifkan kembali,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Bambang Sumbogo di Bandarlampung, Sabtu.

    Ia menjelaskan salah satu jembatan timbang yang perlu diaktifkan untuk mengurangi laju kendaraan bermuatan lebih karena memiliki lokasi yang strategis yakni Jembatan Timbang Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan.

    “Kami pernah melakukan pengelolaan jembatan timbang ini, sebenarnya dengan beroperasinya jembatan timbang ini akan lebih baik karena ada pengawasan dari pada tidak ada sama sekali. Jadi akan ada penegakan hukum kepada kendaraan bermuatan berlebih dan minimal bisa mengurangi jumlahnya,” katanya.

    Dia mengatakan hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan kendaraan ODOL merusak infrastruktur jalan di daerah baik jalan nasional, jalan provinsi maupun jalan tol.

    “Kami bersyukur Kementerian Pekerjaan Umum sudah membuat regulasi kalau pengelola jalan tol bisa menolak kendaraan dengan muatan berlebih masuk jalan tol untuk mencegah kerusakan jalan,” ucap dia.

    Menurut dia, saat ini di beberapa titik di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) telah ada pemasangan Weigh in Motion (WIM) untuk mencegah kendaraan ODOL yang terletak di Gerbang Tol Bakauheni Selatan, Lematang, Natar, Terbanggi Besar, Gunung Sugih dan Pintu Tol Menggala.

    “Beberapa waktu lalu kami juga sudah melakukan pendampingan kepada petugas Jalan Tol Trans Sumatera untuk melakukan penegakan hukum di sana dengan memberi teguran serta sosialisasi,” tambahnya.

    Diketahui sebelumnya Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Lampung telah merevitalisasi dua jembatan timbang pada 2025 guna meminimalisasi kendaraan yang melebihi kapasitas angkutan barang atau Over Dimension Over Loading (ODOL) melintasi di wilayahnya.

    Dua jembatan timbang yang direvitalisasi pada 2025 tersebut untuk mendukung pengawasan angkutan barang logistik yang masuk ke Lampung, serta meminimalkan adanya kendaraan ODOL yang melintas serta merusak infrastruktur jalan adalah Jembatan Timbang Blambangan Umpu di Kabupaten Way Kanan, serta Jembatan Timbang di Lematang, Simpang Pematang.

    Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.