Melihat Kampung Tokyo, Perkampungan Indah yang Tersembunyi di Ujung Barat Kabupaten Bogor
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com
– Kampung Tokyo merupakan sebutan salah satu perkampungan di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) atau sekitar 3 jam dari pusat Kota Bogor, perkampungan ini memiliki rupa yang mirip arsitektur Jepang.
Atmosfer pedesaan tradisional khas negeri Matahari Terbit pun semakin terlihat jelas apabila kampung ini dilihat dari ketinggian.
Dikelilingi oleh pegunungan dengan udara yang sejuk, ditambah hamparan kebun teh sejauh mata memandang, menambah keindahan kampung yang berada di ujung barat Kabupaten Bogor ini.
Namun, akses menuju kampung ini terbilang tidak mudah.
Wisatawan harus menempuh perjalanan berjam-jam melintasi jalan yang berkelok dan tidak sedikit menemui turunan serta tanjakan tajam.
Wisatawan juga akan menemukan beberapa titik jalan yang berubah dari aspal menjadi bebatuan licin di balik rimbunnya pohon.
Namun, semakin dekat, akses jalan mulai membaik dengan coran yang tengah dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bogor.
Sesampainya di pintu masuk, terpampang papan bertuliskan ucapan selamat datang di Kampung Malani, yang merupakan nama asli kampung tersebut.
Suasana HUT ke-80 Kemerdekaan RI masih sangat terasa dengan berkibarnya bendera merah putih pada tiang bambu yang menancap kokoh di depan rumah-rumah warga.
Berbagai hiasan dan umbul-umbul juga terpasang hampir di setiap sudut jalan kampung dan menambah semarak kemerdekaan.
Melihat lebih ke dalam, rumah warga di Kampung Malani tidak begitu berbeda jauh dari kampung pada umumnya, dengan deretan rumah sederhana berjajar rapi dan akses jalan yang masih bebatuan.
“Sebutan saja Tokyo, kalau namanya ya Kampung Malani,” kata Sahim, yang merupakan Ketua RT 01 RW 07, ditemui wartawan, Sabtu (23/8/2025).
Kampung Malani ini memiliki luas kurang lebih 3.700 meter persegi yang dihuni sekitar 52 Kepala Keluarga (KK).
Kampung yang berdiri sejak puluhan tahun silam ini mayoritas penduduknya merupakan pemetik teh di perusahaan bernama Nirmala, tidak jauh dari area perkampungan dan masih beroperasi.
“Iya pemetik, semuanya juga pemetik. Ada yang merawat teh, ada yang ambil pucuk,” katanya.
Terkait fasilitas kesehatan, Sahim mengaku memang masih minim.
Apabila ada warganya yang butuh penanganan rumah sakit, harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dari perkampungan.
Selain itu, fasilitas penunjang lainnya seperti mushala juga diperlukan warga meskipun saat ini sudah tersedia.
“Kalau SD sama SMA ada di Nirmala.
Alhamdulillah kalau
pendidikan, kecuali kesehatan sama penunjang lainnya,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Desa Malasari Andi Zaelani Firdaos mengatakan bahwa Kampung Malani adalah satu kampung di wilayahnya.
Sebutan Kampung Tokyo muncul dari para wisatawan yang berkunjung karena melihat rumah yang bernuansa Jepang.
Selain Kampung Malani, Desa Malasari memiliki pesona alam lain yang sangat indah.
Di antaranya, terdapat wisata air terjun atau curug di desa tersebut.
“Kekayaan yang ada di Desa Malasari
Alhamdulillah
yang pertama mungkin dari keindahan alam yang begitu menakjubkan,” ucap Andi.
Saat ini, Pemerintah Desa Malasari tengah berupaya untuk membangun infrastruktur, terutama jalan, untuk mendukung perekonomian dan wisata.
Dengan total luasan wilayah yang mencapai 78.000 hektar, di Desa Malasari terdapat salah satu jalan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukabumi sepanjang 18 kilometer dalam proses pembangunan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor.
“Mudah-mudahan perputaran ekonomi sendiri bisa mencukupi untuk masyarakatnya sendiri,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Gunung
-
/data/photo/2025/08/24/68aa64d289ab4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Panen Tembakau Belum Capai 10 Persen dari 31.356 Hektar di Pamekasan Surabaya 24 Agustus 2025
Panen Tembakau Belum Capai 10 Persen dari 31.356 Hektar di Pamekasan
Tim Redaksi
PAMEKASAN, KOMPAS.com –
Fenomena kemarau basah atau hujan yang masih turun di musim kering menjadi penyebab utama terhambatnya masa panen tembakau di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Akibat anomali cuaca ini, banyak petani yang mengalami gagal tanam sehingga jadwal panen mundur signifikan.
Hingga saat ini, panen tembakau belum mencapai 10 persen dari total lahan tembakau seluas 31.356 hektar di Kabupaten Pamekasan Jawa Timur.
Hal ini diungkap oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pamekasan Indah Kurnia Sulistiorini.
“Sampai saat ini masih dibawah 10 persen petani yang sudah panen,” katanya.
Dia mengatakan, hal itu akibat kemarau basah sejak awal masa tanam. Banyak petani yang sempat gagal tanam dan berakibat masa panen lebih lambat.
Sebab masa panen tergantung masa tanam yang dilakukan oleh petani.
Ia memprediksi, dari 31.356 hektar akan menghasilkan sebanyak 29 ribu ton tembakau dari semua kecamatan.
Dari 31.356 hektar terdiri dari lahan gunung seluas 3.440 hektar, lahan sawah 8.973 hektar dan lahan tegal seluas 18.943.
“Dari tiga jenis ini yang paling banyak panen adalah tembakau gunung,” katanya.
Sebab masa tanam di wilayah pegunungan lebih awal dan lebih sedikit resiko gagal tanam.
Indah Kurnia Sulistiorini juga mengimbau agar petani selalu waspada hujan datang.
Salah satunya dengan mengantisipasi dan menyiapkan drainase yang baik.
Hal itu harus dilakukan agar tidak terjadi genangan air yang bisa merusak pohon tembakau.
“Terutama tembakau yang masih kecil, resikonya lebih besar dibanding pohon yang sudah siap panen,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku DKPP terus melakukan pembinaan dan pemantauan oleh para penyuluh di lapangan.
“Petani sudah bisa mandiri membuat drainase yang baik agar tembakau tetap tumbuh dengan baik,” imbuhnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Noel Jadi Tersangka KPK, Mantan Petinggi BUMN Ini Beber 20 Kasus Tersembunyi Rezim Jokowi
Fajar.co.id, Jakarta — Immanuel Ebenezer, salah satu pendukung garis keras Jokowi telah resmi jadi tersangka KPK. Total ada 11 tersangka dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) yang ditangkap KPK.
Kasus ini pun jadi sorotan hangat publik. Banyak yang menilai, kasus tersebut hanya puncak dari gunung es. Ada banyak kasus yang masih harus diselidiki berkaitan dengan kebijakan di rezim Jokowi.
Pandangan itu salah satunya disampaikan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Sa’id Didu. Dia bahkan menuliskannya dengan huruf kapital.
“DUGAAN SAYA, NOEL HANYA PUNCAK GUNUNG ES KORUPSI JOKOWER DAN TERMUL,” tulis Said Didu, melansir akun media sosialnya, Minggu (24/8/2025)
Penangkapan Immanuel Ebenezer Gerungan (Noel) atas korupsi yang dilakukan di Kemenaker menurut dugaannya hanya puncak gunung es korupsi yang dilakukan oleh Jokower dan Termul selama 10 tahun kekuasaan Jokowi dan masih dilanjutkan sampai sekarang.
“Korupsi tersebut masih tersembunyi di bawah 20 karpet korupsi rezim Jokowi,” ujar Said Didu.
Berikut 20 kasus tersembunyi yang diyakini mantan anggota DPR RI itu masuk ranah dugaan korupsi:
1) Jalan TOL : pembelian ruas tol swasta, pengadaan tanah, dan kenaikan harga pembangunan lebih 2 kali lipat.
2) Infrastruktur lain : Bandara, Kereta Api, Pelabuhan, dan Jalan.
3) Pelepasan hutan sekitar 5 juta hektare
4) Pemberian ribuan izin tambang
5) Pengadaan BBM, Gas, dan Crude
6) Bansos
7) Dana Desa
8) Judi Online
9) pencetakan sawah baru, irigasi, dan bendungan
10) Pembangunan IKN
11) Pemberian Proyek Strategis Nasional
12) Pengadaan barang dan jasa di BUMN
13) Penggusuran tanah rakyat seperti di PIK-2
14) Penyelundupan
15) Izin dan kuota impor beras, gula, daging, garam, kedele
16) Pajak
17) Bea dan cukai
18) Penjualan aset negara
19) CPO dan minyak goreng
20) Kelautan : ekspor pasir laut, pemagaran laut, dan izin penguasaan laut dan pantai ke swasta. -

BMKG: Gempa Magnitudo 5,8 di Simeulue, Aceh karena Subduksi Megathrust Sumatra
Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,8 di wilayah Pantai Barat Daya Simeulue, Aceh, pada Sabtu malam (23/8/2025) pukul 19.24.53 WIB disebabkan oleh aktivitas subduksi pada Megathrust di Sumatra.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami,” kata Direktur Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya yang diterima di Medan, dikutip dari Antara.
Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,00° lintang utara dan 96,46° bujur timur. Pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 53 kilometer arah tenggara Sinabang, Aceh pada kedalaman 20 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya dan hasil analisis mekanisme sumber, BMKG menyebutkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik.
Gempa bumi tercatat dirasakan di daerah Simeulue dengan skala intensitas IV MMI.
Gempa juga dirasakan di daerah Nias Utara, Gunung Sitoli, Subulussalam, dan Aceh Selatan dengan skala intensitas III MMI.
Hingga pukul 19:45 WIB, hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
BMKG mengimbau kepada masyarakat daerah terdampak agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Selain itu, masyarakat diminta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” katanya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5325310/original/090268200_1755952892-WhatsApp_Image_2025-08-23_at_19.40.11.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Aceh, BMKG: Berasal dari Segmen Megathrust
Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Aceh, tepatnya di Pantai Barat Daya Simeulue, Aceh, Sabtu malam (23/8/2025), pukul 19.24.52 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa Aceh ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,6. Episenter gempa terletak pada koordinat 2,00° LU ; 96,46° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 53 Km arah Tenggara Sinabang, Aceh, pada kedalaman 20 km.
Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Aceh yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi pada Megathrust di Sumatera.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” kata Daryono.
Daryono juga mengatakan, gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Simeulue dengan skala intensitas IV MMI, daerah Nias Utara, Gunung Sitoli, Subulussalam, dan Aceh Selatan dengan skala intensitas III MMI.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Hingga pukul 19.45 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock). belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.
-

Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Sinabang, Aceh, Tidak Berpotensi Tsunami
Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Sinabang, Aceh pada Sabtu (23/8/2025), pukul 19.24 WIB.
Mengutip akun resmi X (dulu Twitter) BMKG @infoBMKG, gempa berpusat di kedalaman laut 12 km, tepatnya 51 km tenggara Sinabang, Aceh, dengan koordinat 2,03 lintang utara dan 96,52 bujur timur.
Meski bermagnitudo yang cukup besar, BMKG menyatakan gempa ini tidak berpotensi tsunami. Namun, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.
Beberapa komentar warga di X menyebutkan bahwa gempa terasa hingga ke Nias, Sumatra Utara.
#Gempa Mag:5.8, 23-Agu-25 19:24:53 WIB, Lok:2.03 LU,96.52 BT (51 km Tenggara SINABANG-ACEH), Kedlmn:12 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG pic.twitter.com/jltXc4PvU8
— BMKG (@infoBMKG) August 23, 2025
Hingga kini belum ada laporan resmi mengenai dampak kerusakan maupun korban akibat gempa tersebut.
Secara geografis, Indonesia merupakan negara yang termasuk bagian dari lintasan The Pacific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yaitu suatu lintasan di mana terdapat deretan gunung api, sehingga tidak mengherankan kalau negara yang dilewati cincin api ini terjadi gempa.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5325309/original/081858800_1755952645-1000813500.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Sinabang Aceh
Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Sinabang Aceh, Sabtu malam (23/8/2025), pukul 19.24.53 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Sinabang Aceh ini berada pada koordinat 2.03 LU,96.52 BT, dengan episenter gempa berada di laut 51 km tenggara Sinabang Aceh.
“Kedalaman gempa 12 km,” tulis BMKG.
BMKG juga mengatakan, gempa tidak berpotensi tsunami.
Gempa dirasakan, pada skala (MMI) antara lain di IV Simeulue, III Gunung Sitoli, III Aceh Selatan.
Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.
-

Said Didu Ungkap ‘Dosa-Dosa Jokowi’ yang Akan Terbongkar, Dimulai dari Noel
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, kembali melontarkan komentar pedas terhadap era pemerintahan Jokowi.
Said Didu menyebut penangkapan aktivis Immanuel Ebenezer alias Noel dalam kasus dugaan korupsi di Kementerian Ketenagakerjaan hanyalah puncak gunung es dari skandal besar yang melibatkan lingkaran kekuasaan Jokowi sebelumnya.
“Noel hanya puncak gunung es korupsi Jokower dan Termul,” kata Said Didu di X @msaid_didu (23/8/2025).
Kata Didu, selama 10 tahun kekuasaan Jokowi, praktik korupsi diduga dilakukan secara masif di berbagai sektor. Bahkan, ia menuding, praktik itu masih berlanjut hingga kini.
“Korupsi tersebut masih tersembunyi di bawah 20 karpet korupsi rezim Jokowi,” imbuhnya.
Said Didu kemudian membeberkan sederet dugaan penyimpangan mulai dari proyek infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, hingga program sosial.
Bidang Infrastruktur, kata dia, meliputi proyek jalan tol, pembelian ruas tol swasta, pengadaan tanah, serta lonjakan biaya pembangunan yang disebutnya lebih dari dua kali lipat.
Selain itu, pembangunan bandara, kereta api, pelabuhan, dan jalan juga disorot.
Di sektor Sumber Daya Alam, ia menyebut adanya pelepasan hutan hingga 5 juta hektar, pemberian ribuan izin tambang, serta pengadaan BBM, gas, dan crude.
Program Bansos, Dana Desa, hingga proyek pertanian seperti pencetakan sawah baru, irigasi, dan bendungan juga tak luput dari tudingan.
Lebih jauh, Didu menyinggung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, proyek strategis nasional, serta pengadaan barang dan jasa di BUMN.
-

Tanda Kiamat Makin Jelas, Dunia Lain Tiba-tiba Bermunculan
Jakarta, CNBC Indonesia – Pemanasan global menjadi penyebab perubahan iklim yang merusak tatanan stabilitas lingkungan di bumi. Gunung es yang mencair menyingkap kehidupan ribuan tahun yang tersembunyi bangkit ke permukaan.
Munculnya dunia lain dari balik lapisan es Bumi, sering disebut menjadi tanda-tanda ‘kiamat’ yang disebabkan oleh pemanasan global. Pemanasan global ini terjadi karena pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan kadar karbon dioksida dan gas rumah kaca lain di atmosfer.
Akibatnya, temperatur Bumi naik dan menjadi makin panas, hingga mencairkan es yang sudah terjadi selama beberapa dekade terakhir.
Karena es yang mencair, arkeolog jadi bisa menemukan bukti kehidupan manusia selama berabad-abad lalu. Salah satunya adalah penemuan jasad manusia yang terawetkan selama ribuan tahun atau dikenal sebagai Otzi yang ditemukan di pegunungan Alpen pada 1991.
Material-material barang di sekitar Otzi bisa langsung diteliti karena pengawetan yang dilakukan. Sebab tanpa diawetkan, material organik yang pernah hidup akan segera membusuk. Material itu termasuk serat tanaman, kayu, dan kulit.
Penemuan itu membawa para ilmuwan pada abad Neolitikum di Pegunungan Alpen. Ini meluncurkan bidang yang disebut arkeologi bongkahan es.
Selain itu, para arkeolog juga menemukan jejak manusia yang terkubur ribuan tahun lalu dari penelitian bongkahan es dan material yang digali di Eropa, Amerika Utara, dan Asia.
Misalnya temuan bukti manusia yang berburu dan menggembalakan rusa kutub sejak 6.000 tahun lalu. Penemuan berasal dari terowongan sepanjang 70 meter yang diukir di lapisan es Juvfonne di Norwegia, dikutip dari Nature, Sabtu (23/8/2025).
Banyak artefak kuno yang akhirnya terlihat karena lapisan es yang mencair. Isinya adalah terkait perburuan hewan besar.
Temuan lain adalah di Pegunungan Rocky tahun 2007. Arkeolog, Craig Lee menemukan artefak lapisan es tertua yang pernah ditemukan.
Yakni sebuah alat untuk melempar anak panah atau lembing. Bagian poros depannya terbuat dari pohon muda kulit birch dan berasal dari 10.300 tahun berdasarkan penanggalan karbon.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
/data/photo/2025/08/24/68ab1226c7933.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)