kab/kota: Gunung

  • Gunung Semeru kembali Erupsi, Ketinggian Capai 1,2 Km

    Gunung Semeru kembali Erupsi, Ketinggian Capai 1,2 Km

    JAKARTA – Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi dengan tinggi letusan mencapai 1,2 kilometer di atas puncak pada Minggu pagi.

    “Telah terjadi erupsi Gunung Semeru pada tanggal 21 Desember 2025 pukul 05.46 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.200 meter di atas puncak atau 4.876 meter di atas permukaan laut (mdpl),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam laporan tertulis yang dikutip VOI, Minggu, 21 Desember 2025.

    Menurutnya, kolom abu vulkanik yang menyembur teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang dan condong ke arah timur laut.

    “Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sementara ini sekitar 2 menit 12 detik,” tuturnya.

    Ia mengatakan erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat masih berlangsung saat laporan sedang dibuat oleh petugas.

    Berdasarkan data, erupsi Gunung Semeru tercatat sudah enam kali pada Minggu sejak pukul 00.26 WIB hingga pukul 06.00 WIB dengan tinggi letusan bervariasi 500 meter hingga 1.200 meter di atas puncak.

    Saat ini Gunung Semeru berada pada status Level III atau Siaga, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

    Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

    “Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” katanya.

    Ia juga meminta masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

  • Gunung Semeru Kembali Erupsi pada Minggu (21/12)

    Gunung Semeru Kembali Erupsi pada Minggu (21/12)

    Bisnis.com, JAKARTA — Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi letusan mencapai 1,2 kilometer di atas puncak pada Minggu pagi (21/12/2025). 

    Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam laporan tertulis menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Semeru pada 21 Desember 2025 pukul 05.46 WIB. 

    “Dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.200 meter di atas puncak atau 4.876 meter di atas permukaan laut (mdpl),” ungkapnya seperti dilansir Antara, Minggu (21/12/2025).

    Menurutnya, gunung berapi yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, itu erupsi dengan kolom abu vulkanik yang menyembur teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang dan condong ke arah timur laut.

    “Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sementara ini sekitar 2 menit 12 detik,” tuturnya.

    Dia mengatakan erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat masih berlangsung saat laporan sedang dibuat oleh petugas.

    Berdasarkan data, erupsi Gunung Semeru tercatat sudah enam kali pada Minggu sejak pukul 00.26 WIB hingga pukul 06.00 WIB dengan tinggi letusan bervariasi 500 meter hingga 1.200 meter di atas puncak.

    Saat ini, Gunung Semeru berada pada status Level III atau Siaga, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

    Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

    “Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” katanya.

    Dia juga mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

  • Gunung Semeru Enam Kali Erupsi, Lontaran Abu Tertinggi Capai 1,2 Km

    Gunung Semeru Enam Kali Erupsi, Lontaran Abu Tertinggi Capai 1,2 Km

    Liputan6.com, Jakarta – Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, erupsi, Minggu (21/12/2025) pagi. Tinggi letusan mencapai 1,2 kilometer di atas puncak.

    “Telah terjadi erupsi Gunung Semeru pada tanggal 21 Desember 2025 pukul 05.46 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.200 meter di atas puncak atau 4.876 meter di atas permukaan laut (mdpl),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.

    Menurutnya, kolom abu vulkanik yang menyembur teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang dan condong ke arah timur laut.

    “Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sementara ini sekitar 2 menit 12 detik,” tuturnya.

    Ia mengatakan erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat masih berlangsung saat laporan sedang dibuat oleh petugas.

    Berdasarkan data, erupsi Gunung Semeru tercatat sudah enam kali pada Minggu, sejak pukul 00.26 WIB hingga pukul 06.00 WIB dengan tinggi letusan bervariasi 500 meter hingga 1.200 meter di atas puncak.

    Saat ini Gunung Semeru berada pada status Level III atau Siaga, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

    Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

    “Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” pungkasnya. Dikutip dari Antara.

    Dia juga meminta masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

  • Gunung Semeru Erupsi Lagi Pagi Ini, Tinggi Letusan Capai 1,2 Km

    Gunung Semeru Erupsi Lagi Pagi Ini, Tinggi Letusan Capai 1,2 Km

    Jakarta

    Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi pagi ini. Tinggi letusan mencapai 1,2 kilometer di atas puncak.

    “Telah terjadi erupsi Gunung Semeru pada tanggal 21 Desember 2025 pukul 05.46 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.200 meter di atas puncak atau 4.876 meter di atas permukaan laut (mdpl),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dilansir Antara, Minggu (21/12/2025)

    Dia mengatakan, kolom abu vulkanik yang menyembur teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang dan condong ke arah timur laut. Erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat masih berlangsung saat laporan sedang dibuat oleh petugas.

    “Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sementara ini sekitar 2 menit 12 detik,” ujarnya.

    Berdasarkan data, erupsi Gunung Semeru tercatat sudah enam kali pada Minggu sejak pukul 00.26 WIB hingga pukul 06.00 WIB dengan tinggi letusan bervariasi 500 meter hingga 1.200 meter di atas puncak. Saat ini Gunung Semeru berada pada status Level III atau Siaga, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan sejumlah rekomendasi.

    “Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” katanya.

    Dia juga meminta masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

    (wnv/wnv)

  • Penghijauan Hulu Bojonegoro, Ribuan Pohon Produktif Ditanam di Kaki Gunung Pandan

    Penghijauan Hulu Bojonegoro, Ribuan Pohon Produktif Ditanam di Kaki Gunung Pandan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Upaya penghijauan kawasan perbukitan dan hulu Bojonegoro terus diperkuat. Ribuan pohon produktif dan tanaman keras ditanam secara gotong royong di Dusun Jomblang Jati, Desa Krondonan, Kecamatan Gondang, Jumat (19/12/2025) pagi.

    Lokasi penanaman berada di jalur pendakian Gunung Pandan via Banyukuning, kawasan kaki gunung yang dikenal memiliki banyak sumber mata air.

    Program penanaman pohon ini dilaksanakan secara partisipatif sejak awal hingga akhir Desember 2025. Warga penggarap lahan hutan atau pesanggem terlibat langsung melalui kemitraan bersama Alas Institute sebagai mitra program Pertamina EP Sukowati Field.

    Pola ini dilakukan agar pohon yang ditanam benar-benar hidup, terawat, serta memberi manfaat ekologis dan ekonomi secara berkelanjutan bagi masyarakat sekitar hutan.

    Field Manager Pertamina EP Sukowati Field, Arif Rahman Hakim, menyampaikan bahwa agenda penghijauan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung program keberlanjutan lingkungan, khususnya di kawasan hulu Bojonegoro.

    “Penanaman pohon ini diharapkan memberi manfaat jangka panjang bagi ketahanan alam. Lingkungan yang lestari adalah investasi penting bagi generasi mendatang. Kami mengikhtiarkan program penghijauan secara berkelanjutan di kawasan hulu Bojonegoro,” ujarnya.

    Pada tahap awal, lebih dari 4.200 pohon ditanam di kawasan hutan Gondang. Menurut Arif, jumlah tersebut akan dievaluasi perkembangannya pada tahun depan. Jika dinilai berhasil, program akan diperluas dengan skala penanaman yang lebih besar, tetap memperhatikan kualitas bibit dan daya tumbuh tanaman.

    “Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Bahkan ada warga yang membeli bibit pohon secara swadaya untuk mencukupi kebutuhan tanam di lahan yang mereka garap,” tambahnya.

    Sementara Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Cindy Koeshardini, yang hadir dalam penanaman pohon dengan tema Pertamina Green Action 2025 menyatakan dukungannya terhadap komitmen Pertamina EP Sukowati Field dan kolaborasi lintas pihak dalam upaya konservasi hutan Bojonegoro.

    “Kami mengamini komitmen ini sebagai bentuk langkah kolaboratif mitigasi kebencanaan dan upaya konkret konservasi alam, terutama di kawasan hutan dan hulu Bojonegoro,” katanya.

    Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, Slamet Juwanto, menyambut baik kegiatan gotong royong tanam pohon yang difokuskan di kawasan hulu hutan. Ia menegaskan kesiapan Perhutani menyediakan lahan bagi masyarakat selama jenis pohon yang ditanam memiliki akar kuat dan bernilai produktif.

    “Kami berharap wilayah selatan Bojonegoro ke depan bisa berkembang menjadi kawasan agrowisata buah-buahan di tengah hutan yang rindang. Ini berpotensi menambah pendapatan masyarakat kawasan hutan,” ujarnya.

    Apresiasi juga disampaikan Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, yang menilai kegiatan penghijauan ini sebagai contoh sinergi nyata antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian alam.

    “Kegiatan ini bukan sekadar menanam pohon, tetapi menanam kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga alam demi masa depan yang lebih baik,” tegas Bupati.

    Ia mengajak seluruh pihak untuk memberi perhatian serius pada kawasan hulu Bojonegoro melalui gerakan penanaman pohon secara masif, sebagai upaya meminimalisir bencana banjir, longsor, dan kekeringan. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, lanjutnya, siap mendukung penyediaan bibit pohon dan mendorong gotong royong yang terfokus di wilayah hulu.

    “Di Gondang hampir setiap tahun terjadi banjir bandang. Menjaga alam adalah kewajiban kita bersama dan harus ditanamkan kepada generasi muda agar kesadaran ekologis terus berkelanjutan,” pungkasnya.

    Kegiatan penghijauan ini dihadiri Bupati Bojonegoro, manajemen PT Pertamina EP Sukowati Field Zona 11, Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, perwakilan SKK Migas Jabanusa, Forkopimcam Gondang, para kepala desa se-Kecamatan Gondang, warga pesanggem, Alas Institute dan Lingkar Pandan, serta pelajar SMP, tokoh masyarakat, dan perwakilan pemuda. [lus/ted]

  • Ulama Sukabumi Bantah Dukung Pembabatan Hutan Gunung Salak Demi Pariwisata

    Ulama Sukabumi Bantah Dukung Pembabatan Hutan Gunung Salak Demi Pariwisata

    Liputan6.com, Sukabumi – Polemik mengenai dugaan komersialisasi kawasan hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) memasuki babak baru. Setelah viral video yang mengklaim adanya dukungan ulama Sukabumi terhadap aktivitas wisata di Blok Cangkuang, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, para tokoh agama yang terlibat akhirnya menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf.

    ​Kontroversi ini bermula dari unggahan kreator konten asal Sukabumi bernama Mang Kifly yang menampilkan suasana di tanah enclave. Dalam video tersebut, ia mengklaim adanya dukungan penuh dari para kiai.

    ​”Para tokoh ulama se-Cidahu dan Cicurug mendukung adanya wisata di Tanah Enclave ini. Pokoknya mantap, suasananya sejuk sekali,” ujar Mang Kifly dalam rekaman tersebut menggunakan bahasa Sunda. 

    ​Narasi ini memicu sorotan pegiat lingkungan dan warga karena lokasi yang dimaksud berada di kawasan hulu yang berfungsi sebagai daerah resapan air. 

    Penggunaan sosok tokoh agama dinilai menjadi upaya legitimasi atas aktivitas yang berpotensi merusak fungsi hutan.

    ​Bendahara Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukabumi, Syihabudin Ma’mun, menegaskan bahwa kehadirannya dalam video tersebut hanyalah ketidaksengajaan. 

    Ia mengaku hanya memenuhi ajakan makan dari rekan tokoh asal Cicurug dan tidak mengenal pihak pengelola wisata tersebut.

    ​”Saya sama sekali tidak tahu-menahu tentang keberadaan tempat wisata atau pengelola wisata tersebut. Saya tidak tahu, saya tidak kenal,” ujar Syihabudin dalam video klarifikasinya, Jumat (19/12/2025).

    ​Ia menjelaskan, saat itu dirinya hanya diminta berfoto, namun ternyata direkam dengan narasi dukungan yang tidak disetujui. Atas kegaduhan yang terjadi, Syihabudin secara terbuka meminta maaf.

    ​”Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para tokoh atau para pegiat lingkungan apabila sangat terganggu dengan konten tersebut,” tambahnya.

     

  • Seskab Teddy: Akses Jalan dan Listrik 52 Daerah Banjir Sumatera Mulai Pulih

    Seskab Teddy: Akses Jalan dan Listrik 52 Daerah Banjir Sumatera Mulai Pulih

    Seskab Teddy: Akses Jalan dan Listrik 52 Daerah Banjir Sumatera Mulai Pulih
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya memastikan akses jalan dan aliran listrik yang sempat terputus di 52 kabupaten/kota terdampak bencana di tiga provinsi Sumatera mulai dipulihkan sejak 30 November 2025.
    Listrik yang awalnya mati total saat bencana melanda kini berangsur pulih.
    “Seluruh lokasi terdampak itu 52 kabupaten. Hampir 52 kabupaten itu, jalur lintas kabupatennya terputus. Listriknya hampir mati. Di tanggal 30 (November), sedikit demi sedikit tapi pasti, dari 52 kabupaten itu tersambung lah jalan. Nyala lah listrik,” ujar Teddy dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).
    Teddy juga menegaskan, BNPB, TNI, Polri, kementerian dan lembaga terkait hingga pemerintah daerah bekerja keras sejak hari pertama bencana terjadi.
    Ia menuturkan, petugas di lapangan beserta warga bahu-membahu memperbaiki jalan yang terputus.
    Sistem kelistrikan di daerah terdampak juga terus dipulihkan oleh petugas PLN.
    “Semuanya kita ini, termasuk warga setempat itu sama-sama sambungkan jalan. Petugas PLN ngangkut di tengah hujan, di atas gunung, segala macam, tanpa kamera,” imbuh Teddy.
    Selain itu, Presiden RI Prabowo Subianto terus memonitor situasi sejak awal bencana melanda.
    Bahkan, Kepala Negara sudah berkali-kali bertolak ke wilayah terdampak bencana untuk meninjau langsung
    penanganan pascabencana
    .
    “Bapak Presiden sudah ke Aceh tiga kali, ke enam kabupaten. Ke Sumatera Utara dua kali. Sumatera Barat dua kali. Masing-masing empat kabupaten,” paparnya.
    Meskipun tanpa status Bencana Nasional, menurut Teddy, pemerintah pusat mengerahkan segala daya dan upaya untuk mendukung penuh proses
    pemulihan pascabencana
    di wilayah Sumatera.
    Pemerintah pusat juga menyiapkan anggaran hingga Rp 60 triliun yang akan dikucurkan secara bertahap.
    “Disampaikan Rp 60 triliun sudah dikeluarkan secara berangsur untuk membangun kembali rumah sementara, rumah hunian tetap, fasilitas semuanya, gedung DPRD, kecamatan juga,” tegas dia.
    Oleh karena itu, Teddy berharap semua pihak terus bekerja sama dan saling mendukung.
    Jika dirasa masih ada kekurangan dalam proses pemulihan ini, pemerintah terbuka untuk menerima masukan yang membangun.
    “Sekali lagi, ayo kita saling bantu, saling jaga, saling dukung, sebarkan energi positif,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Seskab Teddy: Penanganan Bencana Sumatra Sejak Detik Pertama Tanpa Sorotan Kamera

    Seskab Teddy: Penanganan Bencana Sumatra Sejak Detik Pertama Tanpa Sorotan Kamera

    Bisnis.com, JAKARTA — Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menegaskan pemerintah pusat bergerak cepat dalam menangani bencana di wilayah Sumatra sejak hari pertama kejadian pada akhir November 2025.

    Dia menepis anggapan bahwa pemerintah lambat dalam merespons bencana yang melanda sejumlah daerah di Sumatra. Menurutnya, sikap pemerintah tanggap bahkan tanpa sorotan kamera. 

    Hal itu disampaikan Teddy saat menghadiri Konferensi Pers Perkembangan Penanggulangan Bencana Sumatra di Posko Terpadu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).

    “Saya mau menyampaikan beberapa poin dan sekaligus menjawab beberapa pertanyaan tadi. Jadi, yang pertama mengenai anggapan bahwa pemerintah itu lambat. Saya mau cerita begini. Sejak tanggal 24 November, 25 November, 26 November, itu hujan di tiga lokasi. Kemudian puncaknya itu di 25 November dan 26 November,” ujar Teddy. 

    Dia menjelaskan pada saat puncak bencana, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) langsung bergerak ke Sumatra Utara meski sebelumnya tengah menangani erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.

    “Pak Kepala BNPB langsung ke Sumatra Utara. Saat itu beliau posisinya di Lumajang. Kenapa? Karena kita masih ada bencana juga. Saudara-saudara kita di Lumajang. Erupsi Semeru,” kata Teddy.

    Menurut Teddy, seluruh petugas gabungan telah bekerja sejak detik pertama, bahkan sebelum ada peliputan media. 

    “Nah, yang di lapangan ini, seluruh petugas TNI, Polri, Basarnas, yang disampaikan Pak Panglima TNI, BNPB daerah, semuanya di detik pertama, hari pertama tanpa kamera,” ujarnya.

    Dia menambahkan pada hari yang sama Presiden langsung berkoordinasi dengan para kepala daerah terdampak 

    Teddy mengatakan bahwa Presiden langsung menghubungi Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, kemudian menelepon Bupati Tapanuli Selatan Gus Irawan Pasaribu, dan Bupati Tapanuli Tengah Masinton untuk langsung menginstruksikan mobilisasi nasional lintas kementerian dan lembaga.

    “Kemudian di hari itu juga, Bapak Presiden mengintruksikan, mengintruksikan Bapak Menko PMK, mengkoordinir segala kekuatan untuk sebesar-besarnya mobilisasi semua yang kita punya. Langsung ke sana,” katanya 

    Teddy menjelaskan, pada 27 November seluruh helikopter yang berada di Pulau Sumatra serta pesawat dan helikopter dari Pulau Jawa digerakkan ke wilayah terdampak 

    Dia mengatakan bahwa pada 27 November 2025, seluruh helikopter di Pulau Sumatra dikirim ke Padang, Medan, dan Banda Aceh, serta helikopter dan pesawat di Jawa juga dikirim ke Sumatra. Perjalanan helikopter dari Jawa ke Sumatera memakan waktu 13—15 jam.

    Teddy menegaskan distribusi logistik dan personel dilakukan tanpa eksposur media. 

    “Kemudian di tanggal 27 itu juga, beberapa heli sampailah ke Bandar Aceh. Angkat Jetset PLN, angkat logistik. Sama, tidak ada media di situ. Tidak ada kamera di situ,” kata Teddy.

    Pada hari kedua bencana, puluhan ribu personel gabungan telah berada di lapangan. Dia menyebutkan, total kekuatan udara yang terlibat hingga kini mencapai puluhan unit.

    “Dan sampai sekarang, totalnya mungkin lebih dari 80 helikopter, pesawat, TNI, Polri, Basarnas, polisi, gabungan swasta, dibantu CSR, dibantu rekan-rekan semuanya. Sampai sekarang, setiap harinya,” kata Teddy.

    Teddy juga memaparkan intensitas kunjungan Presiden dan Wakil Presiden ke wilayah terdampak. Bahkan, dirinya memerinci, Presiden Ke-8 RI itu telah berulang kali meninjau langsung daerah terdampak di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, termasuk wilayah dengan akses yang sangat terbatas.

    Di akhir keterangannya, Teddy menekankan bahwa pemulihan infrastruktur dan layanan dasar dilakukan secara gotong royong oleh pemerintah dan masyarakat, meski kerap luput dari sorotan publik.

    “Petugas PLN ngangkut di tengah hujan, di atas gunung, segala macam, tanpa kamera,” kata Teddy.

    Oleh sebab itu, dia pun mengajak seluruh pihak untuk saling mendukung dan melihat penanganan bencana secara utuh.

    “Jadi yang saya menekankan di sini, ayo sama-sama bantu semuanya, saling dukung,” pungkas Teddy.

  • Risma PDIP Ingatkan Tak Ada Wilayah di Indonesia yang Lolos dari Ancaman Bencana

    Risma PDIP Ingatkan Tak Ada Wilayah di Indonesia yang Lolos dari Ancaman Bencana

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Penanggulangan Bencana, Tri Rismaharini (Risma), memberikan peringatan serius mengenai kondisi geografis Indonesia yang sangat rentan terhadap bencana alam.

    Dia pun mengaku “ngeri”, saat mengetahui data tersebut dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan data gunung berapi dari Kementerian Perhubungan.

    “Terus terang waktu saya menjadi Menteri Sosial, saya melihat ngeri juga peta tentang daerah rawan bencana yang dibuat BMKG, maupun yang saya kolaborasikan dengan peta dari Kementerian Perhubungan yang menangani masalah gunung berapi,” ujar Risma saat Seminar Mitigasi Bencana dan Pertolongan Korban yang digelar BAGUNA di Jakarta Timur, Jumat (19/12/2025).

    Risma meyakini, tidak ada wilayah yang bisa dari Bencana. Dia pun menekankan, kenyataan pahit tersebutlah yang harus dihadapi oleh seluruh masyarakat Indonesia.

    “Ternyata hampir semua wilayah kita di Indonesia ini tidak ada yang lolos dari bencana,” tegas dia.

    Karena itu, Risma ingin fakta tersebut menjadi alasan utama PDI Perjuangan menginisiasi program seminar mitigasi. Ia menilai, kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai cara menyelamatkan diri adalah kunci utama, mengingat pindah ke luar negeri bukanlah solusi yang realistis.

    “Kenapa kita menginisiasi program ini? Untuk bagaimana kita mengerti. Terutama bagaimana kalau sudah tahu tempat kita rawan bencana, apa ya kita terus kemudian besok mau pergi aja? pindah ke Amerika? Masa begitu? Enggak kan?” seloroh Risma.

     

  • Warga 10 Desa di Pasuruan Akan Gelar Istighosah Akbar Tolak Pembangunan Batalyon 15 Marinir
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        18 Desember 2025

    Warga 10 Desa di Pasuruan Akan Gelar Istighosah Akbar Tolak Pembangunan Batalyon 15 Marinir Surabaya 18 Desember 2025

    Warga 10 Desa di Pasuruan Akan Gelar Istighosah Akbar Tolak Pembangunan Batalyon 15 Marinir
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Warga 10 Desa yang berasal dari Kecamatan Lekok dan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, bakal menggelar Istighosah Akbar di Lapangan Semongkrong, Desa Pasinan, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan pada Jumat (19/12/2025).
    Kegiatan tersebut sebagai upaya aksi penolakan terhadap pembangunan Batalyon 15 Marinir dan Sekolah Tamtama yang dinilai dapat mengganggu kehidupan dan keamanan warga setempat.
    “Iya besok (19 Desember 2025), setelah shalat Jumat, kami warga dari 10 desa menggelar
    Istighosah
    dan doa bersama menolak proyek tersebut,” ujar Syafiudin, Kepala Desa Sumberanyar, Kamis (18/12/2025).
    Dia pun mengungkapkan 10 Desa yang akan mengikuti kegiatan tersebut, yakni 9 desa di Kecamatan Lekok dan satu desa di Kecamatan Nguling.
    Dengan rincian, Desa Alastlogo, Pasinan, Semedusari, Wates, Jatirejo, Branang, Tampung, Balonganyar, dan Gejugjati di Kecamatan Lekok. Sisanya, Desa Sumberanyar di Kecamatan Nguling.
    “10 desa tersebut berada di kawasan Puslatpur 3 Grati
    Pasuruan
    . Ini ikhtiar kami setelah berkali-kali unjuk rasa atau dialog namun belum ada solusi. Pembangunan Batalyon 15 masih berlanjut. Kami hanya ingin desa kami aman, tidak was-was,” kata Syafiudin.
    Terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Samsul Hidayat mengakui bahwa belum ada titik temu terkait adanya penolakan Batalyon 15 dan Sekolah Tamtama di Kawasan Puslatpur 3 Grati Pasuruan.
    Pihaknya pun mendorong agar persoalan tersebut diputuskan di Komisi II DPR RI dan Kementerian Pertahanan.
    “Kami berharap bisa menyampaikan langsung ke Presiden dan Komisi II DPR RI agar permasalahan yang sudah lama ini bisa segera terselesaikan dan masyarakat tidak dikorbankan,” kata Samsul, Kamis.
    Samsul menyebut, persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan di tingkat lokal. Sebab, pemangku di Puslatpur 3 Marinir hanya menjalankan tugas dari Kementerian Pertahanan.
    Sementara itu, warga masih tetap menolak dengan alasan tanah masih bersengketa dan demi keamanan.
    “DPRD akan terus mengawal dan mengawasi proses ini demi menjaga kepastian hukum, keadilan bagi masyarakat, serta kondusivitas Kabupaten Pasuruan” ujarnya.
    Untuk diketahui aksi penolakan terhadap pembangunan Batalyon 15 dan Sekolah Tamtama Marinir sudah dilakukan berkali-kali oleh warga.
    Terakhir, aksi dilakukan warga Sumberanyar di Dusun Gunung Bukor, tempat lokasi proyek pembangunan Batalyon 15 Marinir pada Senin, 15 Desember 2025.
    Hasilnya, tidak ada kesepakatan, masing-masing pihak tetap mempertahankannya. Pihak TNI Angkatan Laut (AL) tetap melanjutkan, sedangkan warga tetap akan melakukan perlawanan penolakan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.