kab/kota: Guntur

  • KPK Yakin Gubernur Kalsel yang Berstatus Tersangka Masih di Indonesia

    KPK Yakin Gubernur Kalsel yang Berstatus Tersangka Masih di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih berkeyakinan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor (SHB) masih berada di Indonesia. Keberadaan sosok yang akrab disapa Paman Birin itu masih misterius seusai ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

    “Sejauh ini kami yakin yang bersangkutan itu masih ada di Indonesia,” kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur di Gedung ACLC KPK, Jakarta, Rabu (6/11/2024).

    Asep menerangkan, KPK sudah mencegah Sahbirin bepergian ke luar negeri dengan berkoordinasi ke Ditjen Imigrasi, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Dia menekankan upaya pencarian terhadap SHB masih terus dilakukan. “Kita sedang mencari, kan sudah diterbitkan juga surat perintah penangkapan dan lain-lain,” ucap Asep.

    Disampaikan Asep, KPK terus menjalin komunikasi dengan Ditjen Imigrasi. Berdasarkan informasi yang diterima, sejauh ini Sahbirin belum tercatat meninggalkan Indonesia. “Kita sudah komunikasi dengan Imigrasi dan lain-lain. Itu belum ada di perlintasan, belum menyeberang,” ungkap Asep.

    Sahbirin Noor dan enam orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait proyek di Kalsel. Saat ini, tinggal Sahbirin saja yang belum ditahan KPK. 

    Sahbirin juga tidak menjalankan aktivitas sehari-harinya di kantor selaku gubernur Kalsel yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya meski belum ditahan. Atas dasar itu, KPK berkesimpulan Sahbirin telah kabur.

  • Gelombang Atmosfer Rossby Terpantau Aktif di Wilayah Jabar

    Gelombang Atmosfer Rossby Terpantau Aktif di Wilayah Jabar

    JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebut kemungkinan badai Thunderstrom yang cukup kuat akan menerjang wilayah Provinsi Jawa Barat.

    Diketahui, Thunderstrom jenis bencana badai petir yang dapat terjadi ketika parsel udara yang naik mengalami pendinginan, sebagian uap airnya akan terkondensasi membentuk awan cumulonimbus yang umumnya disebut badai guntur.

    Perkembangan badai guntur tersebut, memerlukan faktor pemicu atau mekanisme awal yang menimbulkan gerakan massa udara ke atas.

    Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, potensi terjadinya badai besar tersebut dilihat dari data analisis meteorologi.

    BACA JUGA:Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus, 10 Tewas, Puluhan Luka-Luka

    “Gelombang atmosfer rossby terpantau aktif di wilayah Jabar. Dari indikator DMI (Dipole Mode Indeks), saat ini berada pada nilai -0,94,” katanya kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Selasa (5/11).

    Rahayu menerangkan, indikator DMI pada nilai -0,94 itu, mengindikasikan suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat signifikan.

    “Artinya aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat cukup signifikan. Anomali suhu muka laut di sebagian wilayah perairan Indonesia yang masih hangat, mendukung terjadinya penguapan dan penambahan massa uap air di sekitar wilayah Jawa Barat,” terangnya.

    Rahayu atau akrab disapa Ayu menjelaskan, melalui analisa yang dilakukan pihaknya, mencatat bahwa kelembapan udara di wilayah Jawa Barat pada lapisan 850 hingga 500 milibar (mb) berkisar antara 60 sampai 95 persen.

    BACA JUGA:Paslon Dikdik-Bagja Fokus Tangani Permukiman dan Lingkungan di Cimahi

    Indikator kelembapan udara tersebut, dinilai mendukung pertumbuhan awan konvekti, termasuk dari pola arus angin, terpantau konvergensi dan sirkulasi siklonik di wilayah Jawa Barat, mendukung potensi pertumbuhan awan.

    “Indeks labilitas udara di wilayah Jawa Barat adalah berpotensi memunculkan badai besar,” jelasnya.

    Indeks Labilitas Udara di Jabar

    – K-Index berkisar 30 sampai 35 konvektif sedang.
    – L-Indeks berkisar -5 sampai -1, mengindikasikan kondisi atmosfer yang labil dengan kemungkinan munculnya badai besar.
    – Showalter Indeks berkisar -4 sampi -1, mengindikasikan kemungkinan terjadinya badai Thunderstrom yang kuat.

    Ayu memaparkan, labilitas atmosfer secara umum pada kategori sedang hingga kuat, mengindikasikan adanya potensi pembentukan awan konvektif yang signifikan di wilayah Jawa Barat, terutama jika merujuk Citra Radar BMKG, badai besar tersebut berpotensi melanda daerah Bogor, Kota Depok serta Kabupaten Bandung Barat.

  • Malam Mencekam Saat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 November 2024

    Malam Mencekam Saat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki… Regional 5 November 2024

    Malam Mencekam Saat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki…
    Editor
    KOMPAS.com
    – Sebanyak 10 orang meninggal dunia akibat dampak letusan
    Gunung Lewotobi
    Laki-laki di Kabupaten
    Flores Timur
    , Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara 63 warga masih dirawat karena luka-luka.
    Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga sudah menetapkan status tanggap darurat bencana alam erupsi gunung api Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggutang, Kabupaten Flores Timur.
    Status tersebut berlaku mulai tanggal 4 November sampai dengan 31 Desember 2024.
    Sementara itu, tingkat aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari level III (SIAGA) menjadi level IV (AWAS), terhitung mulai tanggal 3 November 2024 pukul 24.00 Wita.
    Selain korban jiwa, rumah warga dan sejumlah bangunan fasilitas umum rusak parah.
    Antonius Kebang Liwi, warga Desa Boru, Kecamatan Wulanggutang, menceritakan kejadian eruspi tersebut.
    “Malam tepat jam 12 malam diawali dengan hujan, kilat, guntur, setelah itu berhenti sejenak. Kemudian terjadi bunyi gemuruh seperti kayak bom begitu,”cerita Antonius, Senin (4/11/2024).
    Ketika terjadi bunyi tersebut, ia bersama dengan keluarganya mempersiapkan diri untuk mengungsi.
    “Kita selamatkan kartu keluarga, dokumen keluarga itu, bersama anak dan istri, dengan keluarga lain kita berusaha untuk selamatkan diri,” ujar Antonius.
    Saat bau belerang cukup kuat sehingga ia dan keluarganya mengenakan masker. Saat berdiri di depan rumah, mereka panik karena hujan turun disertai batu. Ia pun mengajak keluarganya kembali masuk ke dalam rumah.
    Setelah hujan batu selesai, ia bersama keluarganya keluar untuk mengecek kondisi sekitar. Antonius kemudian mulai menyelamatkan anak-anaknya terlebih dahulu.
    Ia membonceng anak-anaknya menggunakan motor menuju lokasi yang aman, kemudian menghubungi keluarganya yang berada di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka untuk menjemputnya dan keluarga.
    Saat ini, Antonius dan keluarganya yang berjumlah 8 orang telah mengungsi di rumah keluarga yang berada di Desa Hikong.
    “Saat mengungsi yang dibawa saya dan keluarga hanyalah dokumen penting dan juga baju,”ungkapnya.
    Antonius menyampaikan kebutuhannya saat ini dan keluarga adalah bahan pokok, obat-obatan, dan masker.
    “Kita di sini sangat membutuhkan makanan, tikar, masker, dan obat-obatan,”imbuhnya.
    Sementara itu, kondisi rumahnya rusak seperti seng yang bolong akibat hujan batu.
    “Rumah dalam kondisi rusak. Mudah-mudahan pemerintah bisa peduli dengan kondisi rumah yang rusak seperti memberikan terpal. Sehingga saya bisa menutup bagian yang bolong dan menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam rumah,”ujarnya.
    Salah satu korban meninggal adalah pemimpin komunitas SSpS Hokeng, Suster Nikolin Padjo.
    Pemimpin Biara Asrama Putra St Arnoldus Yansen di Boru, Suster Marieta, menceritakan bahwa para suster dan anak asrama dievakuasi saat tengah malam.
    Total ada 70 anak asrama binaan biara dan puluhan suster yang sebagian lansia yang dievakuasi.
    “Sekitar 70 anak asrama putra-putri, 4 suster lansia, 13 suster postulan diungsikan. Sebagian sudah dijemput orang tua sebagian masih menunggu jemputan,” ucapnya.
    Namun, Suster Nikolin tak tertolong karena batu menghalangi pintu saat evakusi dilakukan.
    “Saat evakuasi batu menghalangi pintu sehingga suster tidak dapat tertolong,” ungkapnya.
    “Kami tidak sangka akan terjadi karena beberapa hari inikan intensitas erupsi menurun sehingga kamipun pikir aman-aman saja, tau-taunya tadi malam dia meletus,” tambah dia.
    Ia mengatakan, saat evakuasi, mereka hanya mmembawa pakaian seadanya, sementara sebagian barang lainnya ditinggal.
    Saat mereka dievakuasi, hujan abu ataupun batu serta pijaran api berjatuhan dan banyak yang menghantam rumah, pepohonan sepanjang jalan.
    Selain itu, beberapa titik apik berkobar serta teriakan histeris warga beriringan dengan bunyi letusan serta hujan batu.
    Para suster dan asrama dievakuasi menggunakan mobil yang dibawa dari Kewapante.
    “Semua kita tanggung dari sini (Kewapante), sejauh ini memang belum ada yang membantu, kita berusaha selamatkan anak-anak hingga menunggu orangtua mereka jemput,” tuturnya.
    Suster Marieta mengatakan, untuk sementara asrama putra dan putri di Boru dikosongkan. Selain itu, para suster juga akan pindah ke tempat lain, salah satunya di Kewapante karena bangunan biara dan asrama yang hancur luluh lantak.
    Kejadian itu juga berimbas pada aktivitas belajar mengajar siswa dan guru SMPK Sanctissima Trinitas Hokeng.
    “KBM untuk saat ini dihentikan,” kata Sr Marieta.
    Selain itu, ia mengatakan, para anak Seminari San Dominggo Hokeng juga dievakuasi.
    “Mereka juga dievakuasi mengingat jumlahnya banyak, para pastor pasti kewalahan, hanya semoga semua aman,” ungkapnya
    Sementara itu, Kasat Lantas Polres Flores Timur Iptu Agus Heriawan mengimbau semua warga di daratan Flores mulai dari Ende, Sikka, dan Flores Timur, serta Lembata untuk menunda perjalanan ke Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
    Iptu Agus mengatakan, akibat erupsi tersebut, banyak jalan yang rusak dan pohon tumbang.
    “Jadi tadi malam kejadian erupsi gunung sekitar jam 12.00 sampai 01.00 Wita dampaknya untuk jalan, maka diimbau kepada masyarakat, baik masyarakat Kabupaten Flores Timur maupun masyarakat Kabupaten Sikka, Maumere, Ende, dan seluruh daratan Flores,” ujarnya.
    “Apabila perjalanan akan menuju ke Kabupaten Flores Timur atau di Laratuka, maupun dari Larantuka yang mau menuju ke Maumere maupun ke Ende, agar mengevalusi perjalanan, karena jalan di Hokeng banyak pohon tumbang, banyak lumpur-lumpur, erupsi yang mengakibatkan jalanan rusak,” tambah dia.
    Apabila terpaksa melakukan perjalanan maka warga bisa menggunakan jalur pantai utara.
    “Jadi mohon apabila ada kepentingan ditunda dulu. Mau ke Maumere, baik dari Maumere maupun ke Larantuka, ditunda dulu untuk sementara. Apabila memaksakan mungkin bisa lewat jalur pantura, lewat jalur utara,” imbuhnya.
    Total ada 14 desa yang terkena dampak erupsi, yaitu di Kecamatan Wulanggitang ada enam desa yakni Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, dan Boru Kedang.
    Kecamatan Ile Bura ada empat desa, yakni Dulipali, Nobo, Nurabelen dan Riang Rita. Kemudian, di Kecamatan Titehena ada empat desa, yakni Konga, Kobasoma, Bokang Wolomatang, dan Watowara.
    Sementara itu, korban jiwa yang terkena dampak ada 2.734 KK atau 10.295 jiwa terdampak, dengan rincian Kecamatan Wulanggitang 2.527 KK / 9.479 jiwa terdampak dan Ile Bura 207 KK/ 816 Jiwa terdampak.
    “Arahan khusus dari Pj Gubernur, kita terus pantau. Siaga dalam rangka, kita naikkan status dari siaga darurat ke tanggap darurat,” kata Kepala BPBD NTT Cornelis Wadu, Senin (4/11/2024).
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Isu Politik Terkini: Prabowo Wedangan Jokowi di Solo hingga Debat Kedua Pilgub Jatim 2024

    Isu Politik Terkini: Prabowo Wedangan Jokowi di Solo hingga Debat Kedua Pilgub Jatim 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah isu politik pada Minggu (3/11/2024) menjadi fokus perhatian pembaca. Berita Presiden Prabowo yang menemui mantan Presiden Jokowi di Solo menjadi isu politik yang menjadi perbincangan hangat pembaca.

    Isu politik lainnya yang menarik perhatian, yakni debat kedua Pilgub Jatim 2024, Guntur Soekarnoputra yang meluncurkan buku terbarunya berjudul Sangsaka Melilit Perut Megawati: Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme, Pramono-Rano yang mendapatkan dukungan anak Haji Lulung, hingga posko pemenangan pasangan calon bupati Pidie Jaya Haji Sibral Malasyi-Hasan Basri (Sabar) ditembak.

    Berikut isu politik terkini Beritasatu.com.

    1. Diajak Jokowi Wedangan di Solo, Prabowo: Tidak Bahas Politik
    Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke kediaman Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Solo, Minggu (3/11/2024) malam. Prabowo yang kemudian diajak Jokowi makan malam di Angkringan Omah Semar mengatakan tidak ada pembicaraan politik dalam pertemuan ini.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo dan Jokowi berangkat dari kediaman pukul 18.40 WIB menuju Angkringan Omah Semar. Di angkringan khas Solo tersebut, Prabowo dan Jokowi makan malam. Mereka juga tampak hangat berbincang di ruang tertutup.

    Keduanya lantas keluar dan berlalu dari Angkringan Omah Semar pada pukul 20.00 WIB. Di dalam mobil, Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya menyantap hidangan nasi goreng jawa.

    2. Debat Pilgub Jatim: Khofifah-Emil Pamer Prestasi 5 Tahun Terakhir
    Calon gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyampaikan sejumlah prestasi yang diraihnya selama memimpin Jatim dalam 5 tahun terakhir. Hal ini disampaikan Khofifah dalam debat kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jatim 2024 di Grand City, Surabaya, Minggu (3/11/2024).

    Khofifah juga mengungkapkan Lee Kuan Yew Institute menyebut Jatim sebagai daerah dengan iklim investasi terbaik kedua setelah Jakarta. Selain itu, Khofifah juga menyebut selama dirinya bersama Emil Dardak memimpin Jatim, sudah banyak penghargaan yang diraih.

    3. Guntur Soekarnoputra Luncurkan Buku ‘Sangsaka Melilit Perut Megawati’
    Putra presiden pertama Indonesia Soekarno, Guntur Soekarnoputra meluncurkan buku terbarunya berjudul Sangsaka Melilit Perut Megawati: Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme pada Minggu (3/11/2024) di Grand Sahid Jakarta.

    Peluncuran buku ini bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun (HUT) Guntur yang ke-80. Turut hadir Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno.

    Acara dibuka langsung oleh putri Guntur, yakni Puti Guntur Soekarno. Puti merupakan sosok yang mengumpulkan surat-surat merah dari Guntur yang berisi analisis sosial dan politik. Disebutkan surat-surat itulah yang kemudian dikumpulkan menjadi buku.

    4. Didukung Anak Haji Lulung, Pramono-Rano Optimistis Menang Telak di Tanah Abang
    Calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung meyakini bakal meraih suara terbanyak di Tanah Abang pada Pilgub Jakarta 2024. Pasalnya, Pramono Anung merupakan warga Tanah Abang.

    Selain itu, peran serta dukungan dari anak mantan Wakil Ketua DPRD Jakarta almarhum Haji Lulung, Guruh Tirta Lunggana diyakini Pramono, bakal sangat membantu mendulang suara.

    Politisi PDIP itu mengaku mengetahui detail permasalahan masyarakat Tanah Abang sehingga udah memahami langkah penyelesaian yang bakal dilakukan.

    5. Posko Pemenangan Paslon Bupati Pidie Jaya Ditembak
    Posko pemenangan pasangan calon bupati dan wakil bupati Pidie Jaya, Haji Sibral Malasyi-Hasan Basri (Sabar) nomor urut 1 di Gampong Keude Lueng Putu, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh diteror aksi penembakan pada Minggu (3/11/2014) dini hari sekitar pukul 00.20 WIB.

    Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, kaca jendela rumah sewa yang dijadikan posko pemenangan pecah. Dinding yang ditempeli spanduk pasangan calon ini juga diduga terkena amunisi peluru.

  • Guntur Tepis Sejumlah Isu soal Bung Karno, Termasuk soal Emas 57 Ton di Swiss

    Guntur Tepis Sejumlah Isu soal Bung Karno, Termasuk soal Emas 57 Ton di Swiss

    GELORA.CO – Putra pertama Presiden ke-1 RI Sukarno, Guntur Soekarnoputra, menepis sejumlah isu yang berkembang terkait mendiang ayahnya. Salah satunya soal Sukarno yang disebut simpan berton-ton emas di salah satu bank di Swiss. 

    Momen ini terjadi saat sesi tanya jawab di acara bedah buku “Sangsaka Melilit Perut Megawati” di Puri Agung Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Minggu (3/11).

    “Katanya menurut perkiraan banyak orang, Bung Karno adalah seorang pemimpin yang dompetnya cukup tebal dan banyak hartanya, mereka mengira bahwa Bung Karno mempunyai berton-ton emas yang disimpan di salah satu bank di Swiss? benar itu?” tanya moderator.

    “Bohong,” kata Guntur.

    Kabar burung yang beredar menyatakan bahwa Bung Karno punya emas seberat 57 ton yang disimpan di salah satu bank di Swiss. Namun kabar itu kini dibantah putra pertamanya.

    Kemudian, Guntur juga bercerita bahwa ayahnya sering dikisahkan bergelimang harta hingga memiliki batu intan terbesar di dunia.

    Dalam kisah yang beredar, konon Intan itu memiliki nilai karat yang lebih besar dibandingkan intan lainnya yang ada di dunia.

    “Bohong juga. Itu salah kaprah semua,” tutur Guntur.

    Guntur bercerita pernah ke melihat Bank Swiss secara langsung. Menurutnya, tempat penyimpanan di bank tersebut kecil dan tidak akan muat jika menampung 57 ton emas.

    “Sekarang katanya banknya emasnya berton-ton. Pikir saja, kalau emas berton-ton disimpan di Bank di Swiss, yang saya sendiri pernah ke sana, itu ruang penyimpanan uang di Swiss itu enggak akan muat mau diisi emas segitu banyak. Jadi saya pikir ini bohong semua ini,” kata Guntur.

    Tidak hanya itu, Guntur juga meluruskan salah kaprah mengenai Istana Batutulis di Bogor. Ia menegaskan bahwa lokasi tersebut bukan istana, namun rumah yang diberikan konglomerat Indonesia untuk Sukarno yang tidak memiliki rumah.

    “Nah atas inisiatif banyak Pak, Bapak Hamengkubuwono IX, itu mempunyai ide mengumpulkan kalau sekarang konglomerat Indonesia untuk urunan membuatkan Bung Karno sebuah rumah, dan rumah itu sekarang sudah jadi di mana disebutkan rumah itu terkenal sebagai rumah Batutulis,” kata Guntur.

    “Dan oleh Bung Karno rumah itu diberi nama Himpuri Bimasakti,” tuturnya.

    Namun menurut Guntur, salah kaprah ini sudah telanjur berbuntut panjang. Rumah Sukarno ini sering disalahartikan sebagai bagian dari istana kepresidenan yang merupakan aset Sekretariat Negara.

    “Tapi celakanya, orang orang awam kita ini, apalagi yang pengamat sosial politik itu menganggap rumah Batutulis itu Istana. Istana yang termasuk jajaran Kementerian Sekretariat Negara,” kata Guntur.

    “Padahal tidak sama sekali. Bukan (Istana). Rumah Batutulis,” tegas Guntur.

  • Guntur Sebut Megawati Pernah ‘Selundupkan’ Bendera Pusaka di Perut

    Guntur Sebut Megawati Pernah ‘Selundupkan’ Bendera Pusaka di Perut

    Jakarta, Beritasatu.com – Putra sulung Presiden ke-1 Indonesia Soekarno, Guntur Soekarnoputra menyebut adiknya Megawati Soekarnoputri pernah “menyelundupkan” bendera pusaka di perutnya.

    Hal itu dikatakan Guntur saat peluncuran buku terbarunya yang berjudul Sangsaka Melilit Perut Megawati: Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme di Grand Sahid Jakarta, Minggu (3/11/2024).

    Guntur menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat mendekati perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus 1967 silam. Saat itu Megawati mendapatkan tugas penting untuk membawa bendera pusaka dari rumah ibunya, Fatmawati, ke tempat karantina Soekarno di Wisma Yaso.

    “Ibu (Fatmawati) harus memutar otak bagaimana caranya dan akhirnya mendapatkan ide agar bendera pusaka harus dikembalikan lagi ke Bung Karno,” kisah Guntur saat bedah buku.

    Namun, terdapat persoalan siapa yang akan membawa bendera pusaka tersebut. “Lalu ibu memutuskan Adis (nama kecil Megawati) waktu itu,” lanjut dia.

    Menurut Guntur, tugas yang diberikan cukup berat, karena Megawati pasti harus melewati pemeriksaan para petugas yang ketat.

    “Jangankan bawa benda-benda yang aneh atau bagaimana. Kalau ibu kirim sayur lodeh saja oleh komandan jaga di Wisma Yaso, dengan bayonet diudek-udek sayur lodehnya,” kenang Guntur.

    Diceritakan, Megawati yang saat itu masih berusia 20 tahun bersedia menjadi kurir bendera untuk diantarkan ke ayahnya dengan cara melilitkan bendera yang dijahit ibunya itu ke tubuhnya. Ibunya meminta Megawati menggenakan kebaya longgar guna menyamarkan perutnya yang membesar karena membawa bendera.

    “Ibu pesan, kalau ditanya kenapa gemuk atau bagaimana, bilang saja sedang hamil muda,” ucap Guntur.

    “Saya ini cuma bisa geleng-geleng kepala, ini kerjaan gila. Akhirnya dilaksanakan. Alhamdulillah akhirnya bendera sampai ke tangan Bung Karno, dibawa ke kamar. Lalu di sana dibuka dan diserahkan kepada utusan Orde Baru,” urai dia.

    Putri Guntur, yakni Puti Guntur Soekarnoputri menyatakan masyarakat akan mengetahui perjalanan dari Sang Saka Merah Putih yang dijahit oleh Fatmawati. Sebuah kisah perjalanan bendera pusaka yang akhirnya tetap tegak berdiri di Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.

    “Buku ini memiliki nilai sejarah yang luar biasa dan mengandung simbol keberlanjutan perjuangan untuk menjaga keutuhan NKRI,” tegasnya.

    Ia menuturkan, keberadaan Sang Saka Merah Putih dan perjalanannya sudah menjadi takdir untuk dibawa dan dijaga oleh Megawati Soekarnoputri untuk keutuhan dari NKRI.

    Tampak Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno hadir langsung di acara bedah buku sekaligus acara peringatan ulang tahun ke-80 Guntur Soekarnoputra itu.

  • Guntur Soekarnoputra Ungkap Keberanian Megawati Kirim Bendera Pusaka ke Rezim Orba
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 November 2024

    Guntur Soekarnoputra Ungkap Keberanian Megawati Kirim Bendera Pusaka ke Rezim Orba Nasional 3 November 2024

    Guntur Soekarnoputra Ungkap Keberanian Megawati Kirim Bendera Pusaka ke Rezim Orba
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Putra Pertama Presiden Pertama RI Soekarno,
    Guntur Soekarnoputra
    , menceritakan bagaimana adiknya,
    Megawati Soekarnoputri
    , mendapatkan penugasan yang cukup berisiko, yakni mengirimkan
    Bendera Pusaka
    Merah Putih untuk perayaan
    Hari Kemerdekaan
    , 17 Agustus 1967.
    Cerita itu dituangkan Guntur melalui tulisannya dalam buku berjudul “Sangsaka Melilit Perut Megawati” yang diluncurkan pada Minggu (3/11/2024).
    Guntur mengawali kisah itu ketika Presiden Kedua RI Soeharto kebingungan karena Bendera Pusaka tidak diketahui keberadaannya.
    “Ketika mau 17 Agustus 1967, rupanya Pak Harto sudah jadi presiden atau apa, lupa, kebingungan gimana enggak ada Bendera Pusaka yang mau dikibarkan. Kemudian mereka mencari,” kata Guntur saat menceritakan isi buku yang dituliskannya.
    Satu-satunya jalan, jelas Guntur, pemerintahan Orde Baru harus bertanya kepada Soekarno.

    Sementara itu, kata Guntur, Bung Karno enggan menyerahkan Bendera Pusaka itu ke pemerintah Orde Baru.
    Akhirnya, Bung Karno mengaku tidak menyimpan bendera tersebut ketika diinterogasi.
    “Tapi di situ tidak manusiawinya Orde Baru terhadap Bung Karno. Setiap Bung Karno mengelak, Bung Karno diberi tekanan psikologis agar kasih tahu di mana bendera,” ujar Guntur.
    Suatu ketika, Guntur mengaku dipanggil Bung Karno untuk menjelaskan mengenai Bendera Pusaka tersebut.
    Kepada Guntur, Bung Karno mengaku akan menyerahkan Bendera Pusaka tersebut ke Soeharto. Akan tetapi, masalah pun tidak selesai di situ.
    Sebab, menurut Guntur, ada kesulitan untuk mengirimkan Bendera Pusaka itu oleh Bung Karno secara langsung.
    Guntur mengatakan saat itu Bung Karno “dikarantina” akibat dampak gejolak politik selepas peristiwa 30 September 1965.
    “Tapi masalahnya, kalau kita nengok Bung Karno, istilahnya, di karantina. Jangankan bawa benda-benda yang aneh atau bagaimana,” jelasnya.
    “Kalau ibu kirim sayur lodeh saja, itu oleh komandan jaga di Wisma Yaso dengan bayonet diudek-udek sayur lodehnya, takut apa, takut apa, dan sebagainya,” lanjut Guntur.
    Akhirnya, istri Soekarno atau ibu dari Guntur yang merupakan penjahit Bendera Pusaka, Fatmawati, memiliki ide yakni meminta Megawati mengirimkan bendera tersebut.
    Caranya, bendera itu dililitkan ke perut Megawati yang ditutup busana sehari-hari yang agak longgar.
    Megawati, yang ketika itu memiliki panggilan akrab “Adis”, juga mendapatkan instruksi khusus agar tidak ketahuan oleh pos penjaga Wisma Yaso, sedang mengirimkan Bendera Pusaka.
    Bila melalui pos pemeriksaan di Wisma Yaso, Mega diminta mengaku sedang hamil muda karena perut yang membesar.
    Megawati yang mendapat tugas penuh risiko tersebut ternyata sangat berani dan tenang.
    “Adis ditanya, ‘Dis, kamu kalau dapat tugas membawa bendera, kamu sanggup enggak?’ Adis bilang sanggup, berani, padahal itu penuh risiko,” ungkap Guntur.
    Mendengar pernyataan itu, Guntur menggelengkan kepalanya karena melihat keberanian Megawati.
    Ia pun menilai pekerjaan yang dilakukan Megawati itu termasuk pekerjaan gila.
    “Saya cuma bisa geleng-geleng kepala, ini pekerjaan gila. Akhirnya dilaksanakan, Alhamdulillah sampai ke Bung Karno, dibawa ke kamar Bung Karno, di sana dibuka kemudian diserahkan kepada utusan Orde Baru,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Guntur Soekarnoputra Luncurkan Buku ‘Sangsaka Melilit Perut Megawati’

    Guntur Soekarnoputra Luncurkan Buku ‘Sangsaka Melilit Perut Megawati’

    Jakarta, Beritasatu.com – Putra presiden pertama Indonesia Soekarno, Guntur Soekarnoputra meluncurkan buku terbarunya berjudul Sangsaka Melilit Perut Megawati: Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme pada Minggu (3/11/2024) di Grand Sahid Jakarta. 

    Peluncuran buku ini bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun (HUT) Guntur yang ke-80. Turut hadir Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno. 

    Acara dibuka langsung oleh putri Guntur, yakni Puti Guntur Soekarno. Puti merupakan sosok yang mengumpulkan surat-surat merah dari Guntur yang berisi analisis sosial dan politik. Disebutkan surat-surat itulah yang kemudian dikumpulkan menjadi buku.

    “Apa itu surat merah? Jadi kalau Bapak Guntur itu suka menganalisis. Analisis dalam tulisannya itu bisa sifatnya humaniora, sosial-politik, juga yang nasionalisme atau internasionalisme,” ungkap Puti.

    “Tulisan-tulisan itu kemudian ditaruh di dalam surat merah dan dikirimkan ke saya. Makanya dinamakan surat merah dari bapak,” lanjut Puti.

    Setelah itu, surat-surat tersebut disunting Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah.

    Beberapa tamu undangan lainnya yang hadir dalam peluncuran buku ini antara lain, mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung, putri Wakil Presiden ke-1 Muhammad Hatta, Meutia Hatta dan Halida Hatta.

  • Cerita di Balik Guntur Luncurkan Buku ‘Sangsaka Melilit Perut Megawati’

    Cerita di Balik Guntur Luncurkan Buku ‘Sangsaka Melilit Perut Megawati’

    Jakarta

    Putra Presiden RI ke-1 Sukarno, Guntur Soekarnoputra, meluncurkan buku berjudul ‘Sangsaka Melilit Perut Megawati: Humaniora, Sejarah dan Budaya Nasionalisme Internasionalisme’. Guntur menjelaskan alasan memberikan judul tersebut untuk bukunya itu.

    Mulanya, Guntur menjelaskan bahwa bukunya itu merupakan kumpulan tulisannya yang sudah terbit di sejumlah media. Kumpulan tulisan itu, adalah respons akan kondisi sosial politik yang terjadi di Indonesia.

    “Mulanya, saya begitu kalau ada situasi, sosial politik terutama itu, timbul ide mencari solusi jalan keluar menghadapi politik, yang katakanlah, tidak karuan begitu,” kata Guntur di Grand Sahid Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (3/11/2024).

    Ide kumpulan tulisan itu diterbitkan menjadi buku berasal dari saran mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono. Menurut Guntur, ada banyak peran Hendropriyono dalam penerbitan bukunya.

    “Setelah banyak artikel-artikel saya dibuat dan diterbitkan, Pak Hendro itu melihat, bahwa sayang, kalau artikel-artikel saya bertebaran di mana-mana, tapi tidak dijadikan sebuah buku,” katanya.

    “Di situ kemudian timbul ide, Pak Hendro bersedia menerbitkan semua kumpulan-kumpulan tulisan,” jelasnya.

    Saat itu, Bung Karno menitipkan Sang Saka Merah Putih di kediaman Ibu Fatmawati. Kemudian, menjelang upacara HUT RI tahun 1967, bendera tersebut yang asli itu dicari oleh pihak Istana Kepresidenan.

    “Itu di dalam masa transisi dari ke Orde Baru, jadi waktu itu, waktu Bung Karno di Wisma Yaso, Bapak itu masih sempat menitipkan dari salah staf pribadinya untuk menitipkan bendera Sang saka itu di Ibu Fatmawati, jadi di kediamannya Ibu, jadi disimpan di situ,” katanya.

    Proses pencarian itu disebut dilakukan hingga melakukan introgasi kepada Bung Karno di Wisma Yaso. Bung Karno pun menitipkan pesan kepada Guntur, agar bendera sang saka itu diserahkan kepada pihak Orde Baru.

    “Pada suatu saat, saya dipanggil oleh Bung Karno, di Wisma Yaso, terus bapak ‘Udah to, ini demi kelangsungan persatuan dan kesatuan NKRI, Bapak akan serahkan bendera ini kepada penguasa-penguasa Orde Baru’,” ucapnya.

    Pesan Bung Karno itu kemudian dilaksanakan oleh Guntur. Salah satu siasat membawa bendera sang saka untuk melewati penjagaan Wisma Yaso yang ketat adalah dengan melilitkan bendera sang saka ke perut adiknya yakni Megawati Soerkanoputri.

    “Masalahnya kalau kita nengok Bung Karno di Wisma Yaso, jangankan bawa benda-benda yang aneh, kalau Ibu kirim sayur lodeh aja, itu oleh komandan jaga aja itu dengan bayonet diudek-udek sayurnya lodehnya, takut nyelundupin apa takut ada apa, dengan demikian kalau mau bawa bendera kan susah kita,” ucap Guntur.

    “Akhirnya Ibu Fatmawati mempunyai ide. Mega yang ditanya, waktu itu kita kan panggilnya Adis, ditanya ‘Kamu kalau dapat tugas membawa bendera ke Wisma Yaso kamu sanggup nggak?’ Adis bilang, ‘Sanggup’, ‘Berani?’ ‘Berani’” jelasnya.

    “Kemudian Ibu memutuskan Adis waktu itu, yaitu dengan jalan, bendera pusakanya itu dililit di perutnya Adis, perutnya Mega gitu. Terus Mega pakai baju yang agak longgar, dan Ibu pesen, nanti kalau kamu ditanya, bilang aja hamil muda,” katanya.

    Menurut Guntur, ide membawa bendera sang saka ke Wisma Yaso adalah hal yang gila. Namun berkat keberanian Megawati, akhirnya bendera sang saka bisa kembali berkibar di Istana saat upacara HUT RI pada tahun 1967.

    “Saya berpikir gila ini, karena yang dihadapi kan risikonya luar biasa. Aku tanya ke Adis ‘Kamu berani?’ ‘Berani’ ‘Aku siap Mas’, kita cuma bisa geleng-geleng kepala,” katanya.

    “Tapi yaudah, akhirnya dilaksanakan, alhamdulillah sampai ketemu dibawa ke kamar Bung Karno kemudian diserahkan kepada utusan Orde Baru itu. Nah pada tanggal 17 Agustus tahun 67, berkibarlah bendera pusaka sebagai mana biasanya,” jelasnya.

    (rfs/rfs)

  • Guntur Soekarno Jelaskan Batu Tulis Bukan Istana, tapi Rumah Bung Karno – Page 3

    Guntur Soekarno Jelaskan Batu Tulis Bukan Istana, tapi Rumah Bung Karno – Page 3

    Sebagai informasi, Istana Batu Tulis kerap dipakai sebagai tempat pertemuan politik, khususnya oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

    Megawati dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pernah meneken perjanjian berisi 7 pasal terkait Pilpres di Batu Tulis pada 2009.

    Kemudian, Megawati mengumumkan nama Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadi capres dari PDIP pada 2014. Di tempat itu pula, Megawati mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 dari PDIP.

    Diketahui, Putra sulung Presiden pertama RI, Guntur Soekarnoputra meluncurkan buku berjudul ‘Sangsaka Melilit Perut Megawati’ di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta, Minggu (3/11/2024). Peluncuran buku ini bertepatan dengan ulang tahun Guntur ke-80 tahun.

    Adik Guntur sekaligus Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri dan Wapres keenam RI Try Sutrisno ikut hadir dalam acara ini. Hadir pula anak Guntur, Puti Guntur Soekarno.

    Puti mengatakan buku ini merupakan edisi keempat dari catatan merah sang ayah. Dia menjelaskan buku ini berisi tentang perjuangan mempertahankan bendera merah putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati, yang merupakan istri Bung Karno serta ibunda dari Guntur dan Megawati.

    “Judul yang sangat patriotik dan jika kita nanti membaca isi dari cerita tersebut tentu kita akan mengetahui perjuangan dari sang saka bendera merah putih kita, sang saka merah putih yang dijahit oleh ibunda Bapak Guntur Soekarno, ibunda dari Ibu Megawati, Bapak Guruh yamg menjahit bendera pusaka kita dan perjalanan bendera pusaka kita untuk tetap tegap berdiri di negara Indonesia ini memiliki sejarah luar biasa,” jelas Puti saat memberikan sambutan.