Jadwal Misa Kamis Putih di Berbagai Gereja Keuskupan Agung Jakarta Kamis 17 April 2025
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Misa Kamis Putih
menjadi salah satu bagian penting dalam rangkaian Trihari Suci umat
Katolik
.
Sebab, ibadah ini merupakan peringatan untuk mengenang peristiwa perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya sebelum Dia ditangkap dan disalibkan.
Sejumlah gereja
Keuskupan Agung Jakarta
(KAJ), akan melakukan Misa Kamis Putih pada Kamis, (17/4/2025). Ibadah ini masuk dalam jadwal pekan suci
Paskah 2025
Keuskupan Agung Jakarta.
Tidak hanya secara langsung atau
offline
, sejumlah gereja Keuskupan Agung Jakarta juga akan melakukan Misa Kamis Putih secara
online
.
Selain itu, sejumlah gereja juga akan mengadakan Misa Kamis Putih dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Dilansir dari situs resmi Keuskupan Agung Jakarta, berikut jadwal lengkap Misa Kamis Putih 2025 di sejumlah gereja di Jakarta:
– Gereja Katedral Jakarta
– Paroki Kelapa Gading
– Paroki Pejompongan
– Paroki Alam Sutera
– Paroki Bidaracina
– Paroki Duren Sawit
– Paroki Jagakarsa
Gereja Ratu Rosari:
– Paroki Tebet
– Paroki Pantai Indah Kapuk
– Paroki Danau Sunter
– Paroki Kapuk
– Paroki Grogol
– Paroki Cilandak
– Paroki Kalideres
– Paroki Menteng
– Paroki Pasar Minggu
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Grogol
-
/data/photo/2025/04/16/67ff6de61226e.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jadwal Misa Kamis Putih di Berbagai Gereja Keuskupan Agung Jakarta Kamis 17 April 2025 Megapolitan 17 April 2025
-

Wali Kota Jakbar evaluasi hilangnya pelat besi JPO
Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto mengevaluasi hilangnya pelat besi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di wilayah tersebut.
Hal itu terkait video viral beberapa waktu lalu mengenai hilangnya pelat besi JPO di Km 1 Jalan Daan Mogot, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Menurut Uus saat dihubungi ANTARA di Jakarta pada Rabu., pengawasan keamanan fasilitas umum, termasuk JPO mesti melibatkan masyarakat.
“Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Wagub bahwa tanggung jawab terhadap keamanan sarana-prasarana umum bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi diminta juga warga masyarakat pun ikut mengawasi,” ungkap Uus.
Uus menyebutkan bahwa patroli atau pengawasan yang dilakukan petugas punya celah waktu tertentu yang bisa berpotensi dimanfaatkan oknum untuk merusak atau mencuri fasilitas umum, termasuk JPO.
“Jadi kalau ada yang temukan di jalan atau di mana saja, langsung laporkan ke pihak berwenang. Jadi penyelesaiannya bisa cepat,” ujar Uus.
Terkait rencana Pemprov Jakarta untuk memasang kamera pengawas (CCTV) pada JPO atau tempat-tempat strategis, Uus belum dapat merinci titik-titik di wilayahnya yang layak dipasangi CCTV.
“Program itu bagus untuk memperpanjang atau memperluas pengawasan kita. Untuk teknisnya (titik-titik yang bakal dipasangi CCTV) itu nanti ada di Sudin Bina Marga. Kan bentuknya (pemasangan CCTV) masih perencanaan juga,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mempertimbangkan untuk memasang CCTV di JPO untuk menghindari pencurian besi seperti di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, yang kasusnya terus berulang.
“Kami akan pasang CCTV. Mungkin anggaran tahun depan,” ujar dia di Jakarta, Selasa (15/4).
Rano mengatakan Pemprov DKI akan memasang CCTV di 30 ribu titik termasuk di taman dan RT/RW. Anggaran yang disiapkan totalnya hampir Rp380 miliar.
“Hampir 30 ribu titik CCTV akan kami pasang. Barangkali kalau ditotal hampir Rp380 miliar. Itu kecil untuk Jakarta. Itu jumlah RT-RW di Jakarta 30.418,” kata dia.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025 -
/data/photo/2025/04/15/67fe2473d99fc.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sulit Dapatkan Pekerjaan, Pencari Kerja Tertarik untuk Usaha Megapolitan 16 April 2025
Sulit Dapatkan Pekerjaan, Pencari Kerja Tertarik untuk Usaha
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Salah satu
pencari kerja
di bursa kerja Jakarta
Job Fair
bernama Rifki (24) mengaku sempat berpikir untuk membuka usaha pribadi di tengah persaingan kerja yang sengit.
Namun, ia masih belum berani mengambil keputusan tersebut karena merasa ragu terhadap peluang keuntungan dan kerugian yang belum dapat dipastikan.
“Sempet tertarik buka usaha, tapi kadang kalau awal-awal agak
gambling
gitu kalau usaha. Walaupun udah ada modal, cuma
gambling
aja. Sekarang masih mau kerja dulu aja,” jelas Rifki saat ditemui di Jakarta Job Fair di Gelanggang Mahasiswa Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta Barat, Selasa (15/4/2025).
Rifki berujar, dirinya cenderung tertarik untuk melakoni usaha bisnis makanan dan minuman.
Ia menilai usaha di bidang ini cukup menjanjikan apabila bisa dijalankan dengan cara penjualan yang tepat.
“Mungkin
someday
kalau mau, pengen buka usaha di bidang
food and beverage
sih. Kayaknya paling bisa dilakuin. Ya karena orang-orang konsumsi kan, pasti laku aja kalau makanan, yang penting pinter jualinnya aja,” jelasnya.
Sebelumnya, Rifki pernah bekerja di bidang keuangan selama setahun.
Namun, lingkungan kerja yang kurang cocok membuat Rifki memutuskan menyelesaikan pekerjaannya saat itu.
“
Resign
kemaren karena jam kerja, waktu lembur, waktu libur. Itu yang kredensial lah. yang paling diwanti-wanti, karena dari pekerja kan juga penat,” ungkap Rifki.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/15/67fe54cd0fcfa.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Cerita Pencari Kerja di Jakarta Job Fair: Sulit Diterima karena Terbentur Syarat hingga Ingin Jadi Pengusaha Megapolitan
Cerita Pencari Kerja di Jakarta Job Fair: Sulit Diterima karena Terbentur Syarat hingga Ingin Jadi Pengusaha
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) kembali menggelar Jakarta
Job Fair
pada 15-16 April 2025.
Kali ini, Jakarta Job Fair digelar di Gelanggang Mahasiswa Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta Barat.
Dalam pergelaran
bursa kerja
tersebut, terdapat sejumlah cerita yang diungkapkan para
pencari kerja
atau
job seeker.
Dua peserta Jakarta Job Fair, Nova (24) dan Caca (23), mengaku tidak mempermasalahkan pekerjaan yang bisa didapat saat mencari kerja, sekalipun itu di luar minat dan berbeda dengan latar belakang pendidikan mereka.
Keduanya tidak menutup kesempatan jika memang ada perusahaan yang mau menerima latar belakang pendidikan mereka untuk posisi yang berbeda.
“Sebenernya dari awal minatnya ke bidang manajemen SDM (sumber daya manusia), cuma kalau misalnya ke depannya ada peluang buat lintas sektor, atau kalau misalnya aku dapet
company
yang kebetulan mencari orang di bidang yang lain dan aku tertarik, mungkin bakalan
move
jurusan, pindah sektor gitu dan cocok gitu ya, dari pusatnya juga nerima,” jelas Nova saat ditemui di Jakarta Job Fair, Selasa (15/4/2025).
“Kalau nanti ke depannya enggak tahu keadaannya gimana, mungkin ya udah menyesuaikan. Enggak apa deh lintas sektor gitu karena mengerjakan hal baru juga ya dan sesuai
passion
sih,” kata Caca di tempat yang sama, Selasa.
Senada dengan Nova dan Caca, pencari kerja lainnya, Niko (30), siap ditempatkan di pekerjaan apa pun meski ia sudah memiliki pengalaman bekerja bertahun-tahun.
Niko mengaku selama dua tahun belakangan ini dirinya melakukan pekerjaan sampingan. Namun, saat ini ia ingin punya pekerjaan utama yang lebih menjanjikan.
“Gantinya yang apa ajalah, yang penting ada berpeluang jadi karyawan tetap aja ya. Soalnya umur makin nambah, saingan makin banyak,” ungkapnya.
Pencari kerja
lainnya, Jaya (30), juga secara khusus
mencari pekerjaan
baru yang sama sekali berbeda dari pekerjaan yang pernah ia lakukan sebelumnya.
Akan tetapi, ia tetap mempertimbangkan kemampuan dan latar belakang pendidikan yang ia miliki dalam memilih pekerjaan.
“Cari di bidang apa aja sesuai dengan kriteria saya. Sesuai dengan
skill
yang saya punya, kayak Excel,
data entry
, saya juga bisa di bidang sistem informasi yang saya ngerti, kuliahnya dulu jurusan Sistem Informasi,” tutur Jaya.
Tak sedikit dari pencari kerja mengeluhkan soal sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia lantaran terbentur syarat-syarat yang dinilai tidak masuk akal.
Satu syarat yang paling bermasalah bagi Niko adalah batas usia. Biasanya perusahaan Indonesia memberikan batas usia 25 tahun dalam merekrut pekerja.
Syarat tersebut cukup menghambat Niko untuk bisa mendapatkan pekerjaan lantaran ia sudah menginjak usia 30 tahun.
“Kesulitannya paling syaratnya, terutama usia. Usia sangat-sangat jadi penghambat. Saingannya makin bertambah, posisinya makin berkurang (jadi sulit diterima),” kata Niko.
Sementara itu, berdasarkan pengalaman Nova, melamar posisi magang pun sama sulitnya dengan pekerja tetap.
“Kalau kita lamar ke
internship
pun tetap susah ya. Karena entah itu dari mereka yang mau nyarinya yang
unpaid
, atau mereka yang nyarinya emang masih belia. Jadinya susah dari situ juga dari
internship
,” jelas Nova.
Sementara itu, Caca merasa adanya umpan balik (
feedback
) yang kurang dari perusahaan tempat ia melamar pekerjaan sehingga membuatnya kesulitan dalam mengembangkan diri.
Menurut Caca, ada baiknya perusahaan memberi kabar terkait proses rekrutmen agar pencari kerja tahu hal apa yang kurang dan harus dikembangkan ke depannya.
“Dari proses rekrutmen itu kadang enggak ada
feedback
-nya. Jadi kita enggak tahu nih, kita kurang di mana, kurang menarik di CV kah, atau
simply
karena enggak
match
di
background
ya,” sahut Caca.
Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menyebutkan, ada lebih dari 100.000 lapangan pekerjaan yang siap diisi warga Indonesia di Jepang.
“Jepang itu memberikan kuota yang cukup besar untuk Indonesia, hampir 148.000. Kalaulah Jakarta bisa mengambil 10.000, harus mulai inventarisasi hari ini,” kata Rano kepada awak media, Selasa (15/4/2025).
Selain Jepang, Rano juga menyebutkan sejumlah negara yang membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak.
Oleh karena itu, hal tersebut disebut dapat dimanfaatkan warga Indonesia, khususnya Jakarta.
“Bahwa ada potensi lapangan pekerjaan di luar negeri. Taiwan membutuhkan jumlah yang sangat besar, Jepang, Jerman, kemudian termasuk Belanda,” tuturnya.
Mendengar hal itu, sejumlah pencari kerja merasa tertarik, salah satunya Niko. Di Jakarta Job Fair, Niko berdiri cukup lama untuk mempelajari informasi terkait kesempatan bekerja di luar negeri, khususnya Jepang di salah satu
booth
perusahaan mitra.
Ia mengaku tertarik untuk bekerja di Jepang atau negara Eropa. Menurut Niko, pekerjaan yang ditawarkan di luar negeri memiliki persyaratan yang lebih mudah dibandingkan Indonesia.
“Sempet cari info yang luar negeri. Cuma, saya bandingkan dengan di Indonesia, enggak serumit di Indonesia ya. Di sana kayaknya yang penting ibaratnya mau kerja ajalah,” katanya.
Jaya berpendapat serupa. Ia menilai, bekerja di luar negeri lebih menjanjikan dibandingkan di Indonesia.
Namun, sampai saat ini Jaya masih belum cukup yakin dan siap untuk mendaftarkan dirinya bekerja jauh di negeri orang.
“Sebenarnya tertarik ya, karena yang dijanjikan sama perusahaan luar tuh buat kita
benefit
-nya lebih banyaklah. Kita loyal ke perusahaan, perusahaan juga loyal ke kita. Tapi koneksinya saya belum banyaklah buat bisa masuk. Kalau buat negaranya Jepang sih tertarik,” jelas Jaya.
Berbeda dengan Niko dan Jaya, pencari kerja lainnya, Rifki (24), belum merasa tertarik untuk bekerja ke luar negeri.
Untuk saat ini, Rifki ingin bekerja di Jakarta saja dan dekat dengan keluarganya.
“Belum tertarik ke luar negeri sih. Masih mau coba kerja di negara sendiri dulu aja. Enggak mau jauh dari keluarga karena orangtua nungguin di rumah kan, enggak enak ngerantau terus,” kata Rifki.
Membuka usaha pribadi menjadi alternatif bagi sebagian orang di tengah persaingan ketat dalam mencari kerja.
Rifki mungkin memang belum tertarik bekerja di luar negeri. Namun, pria lulusan jurusan bisnis ini tertarik untuk mengembangkan usaha makanan dan minuman.
Namun, untuk saat ini Rifki merasa belum yakin untuk memulai bisnisnya karena peluang untung rugi yang belum pasti.
“Sempet tertarik, kadang kalau awal-awal agak
gambling
gitu kalau usaha. Walaupun udah ada modal, cuma
gambling
aja,” kata Rifki.
Nova pun merasa tertarik setelah membantu ibunya mengelola toko kelontong sambil ia terus berusaha mencari pekerjaan.
“Jadi kayak meneruskan, mencoba memahami, sambil cari kerja. Karena kan sebelumnya udah punya ilmu, jadi pengin juga diterapin,” kata Nova.
Selain berbisnis, menjadi pekerja lepas (
freelance
) adalah alternatif lain yang diambil pencari kerja sambil mencari pekerjaan tetap.
Niko dan Jaya sempat mengambil langkah tersebut, tetapi menghadapi sejumlah penurunan dalam beberapa waktu ini.
Jaya sudah memulai proyek di bidang teknologi informasi bersama rekannya sejak ia masih bekerja di perusahaan kehewanan. Namun, proyek tersebut agak tersendat beberapa waktu ini.
“Saya juga lagi ada
project
, cuma masih
stuck
sekarang,” ungkap Jaya.
Di samping itu, Jaya juga bekerja sebagai pengemudi
ojek online
(ojol). Pendapatannya yang tidak seberapa itu membuat Jaya harus berusaha lebih keras dalam mencari pekerjaan baru.
Jaya tak mau terus-menerus menjadi pekerja lepas.
Sama halnya dengan Jaya, Niko juga mengembangkan usaha di bidang yang hampir serupa.
Selama Niko merawat ibunya yang kurang sehat, ia menawarkan jasa penggunaan kecerdasan buatan (
artificial intelligent
/AI) dalam mengelola data.
Namun, sering kali Niko dipandang sebagai penganggur karena hanya bekerja di depan laptopnya di rumah.
“Sebenernya lumayan penghasilannya. Cuma keluarga tuh lihatnya itu enggak kerja. Harus keluar rumah, harus apa gitu. Jadi kadang keluarga suka dateng di rumah, ‘Ini di rumah mulu ini,’ cuma saya enggak jelasin kerjaan saya sih. Enggak bakal ngerti juga, udah pada tua,” jelas Niko.
Bersaing dengan pekerja dari seluruh penjuru dunia untuk mendapatkan proyek membuat Niko harus selalu siaga di depan laptop.
“Kalau kita keluar rumah jadi enggak bisa dapet duit. Mesti harus
stand by
mulu di depan laptop soalnya rebutan sama negara lain juga. Jadi siapa cepat dia dapat,” katanya.
Dengan munculnya AI yang bervariasi saat ini, Niko mulai kehilangan banyak proyek. Ia tidak lagi bisa bertumpu pada pekerjaan itu.
Seperti halnya Jaya, Niko harus berusaha lebih ekstra untuk mendapatkan pekerjaan formal yang baru dan layak.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Nyaris Makan Korban, Identitas Pencuri 15 Pelat Besi JPO di Daan Mogot Jakarta Dikantongi Polisi
PIKIRAN RAKYAT – Polisi ungkap telah mengantongi identitas pencuri pelat besi anak tangga Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Informasi ini diperoleh dari keterangan sejumlah saksi.
“Kami sudah periksa saksi yang melihat, kami sudah dapatkan ciri-ciri pelaku,” kata AKP Aprino Tsamara selaku Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan. Terkait hukumannya, Aprino mengutarakan tak bisa menjaganya. Melainkan hanya bisa membinanya.
Sebabnya, kerugiannya di bawah Rp2,5 juta. Ia pun menjelaskan berkas kasus tersebut tetap diajukan ke pengadilan meski pelakunya tak akan ditahan.
JPO tersebut berada di dekat SPBU Daan Mogot. Sebanyak 15 pelat besi di jembatan ini dicuri sehingga membahayakan pengguna. Kejadian pencurian ini bukan yang pertama.
Nurhayati menjadi salah satu korbannya. Pedagang kaki lima ini menceritakan kakinya terperosok saat melewatinya. “Saya tak sadar kalau tangga udah hilang, bolong gitu, terus kaki saya masuk ke lubangnya.” ujarnya. Beruntung, ia tak terluka.
Sementara itu, Gubernur Jakarta Pramono Anung turut menanggapi pencurian tersebut. Ia menegaskan akan menindaklanjuti kasus tersebut.
Pramono pun mengutarakan bahwa pencurian di fasilitas umum bukan hal baru di Jakarta. Ia menambahkan kota ini memang menarik, sehingga selalu ada yang bisa dicuri. “Kasusnya juga sama, pencurian. Memang, apa ya, Jakarta ini kadang-kadang terlalu menarik, ada yang kemudian dicuri,” ujarnya.
Agar kejadian tersebut tak terulang kembali, Pemprov DKI Jakarta akan memasang CCTV di sejumlah lokasi strategis. Selain itu, akan menempatkan petugas keamanan di lokasi tersebut.
Wagub Jakarta Rano Karno menjelaskan bahwa Pemprov DKI akan memasang CCTV di 30 ribu titik. Anggarannya mencapai Rp380 miliar. Pemasangannya di taman telah dilaksanakan. Sedangkan pemasangannya di RT dan RW dimulai tahun depan.
Pria yang akrab disapa Bang Doel ini meminta juga kepada masyarakat untuk turut mengawasi. “Mereka (masyarakat) dapat ikut mengawasi JPO sekaligus menjaganya,” katanya.
Kasus pencurian pelat besi di Jembatan Penyeberangan Orang di Daan Mogot menjadi viral, setelah akun Instagram @lbj_jakarta menggugah kondisinya. Fasilitas umum ini bolong di beberapa bagian bawahnya karena tak ada anak tangga.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
-

BPBD lakukan asesmen Jitupasna pasca kebakaran di Grogol Petamburan
Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta bersama aparatur Kelurahan Grogol melakukan asesmen “Kaji Cepat Pasca Bencana” (Jitupasna) pasca kebakaran di RW 04 dan 06 Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat yang terjadi pada Selasa (25/3).
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jakarta, Budi Hartati di Jakarta, Selasa, menyebut asesmen itu dilakukan untuk menghitung kerusakan dan kerugian pasca bencana kebakaran itu.
“Kami bersama tim BPBD DKI Jakarta, Kelurahan Grogol, Satpol PP dan pengurus RT RW, melakukan asesmen dampak bencana, yang meliputi aspek fisik, sosial dan ekonomi,” katanya.
Dalam asesmen tersebut, pihaknya mendapatkan hasil bangunan yang terkena dampak kebakaran sebanyak 45 rumah/bangunan semi permanen.
“Selanjutnya, hasil asesmen akan dianalisa nilai estimasi kerusakan dan kerugian oleh Tim Jitupasna,” kata dia.
Lebih lanjut, hasil analisa tersebut bakal menjadi dasar BPBD untuk memberikan rekomendasi pemulihan pasca bencana.
“Nanti hasilnya itu jadi rekomendasi pasca pemulihan, termasuk untuk rencana pembangunan kembali,” kata Budi menegaskan.
Sebelumnya, kebakaran melanda permukiman warga di dua RW yakni RW 04 dan 06 Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol Petamburan, Selasa (25/3).
Sebanyak 45 rumah semi permanen dan 70 pintu rumah kontrakan ludes terbakar dan 50 kepala keluarga (KK) atau 295 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025 -
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5188458/original/096989800_1744694425-Viral__Anak_Tangga_JPO_Daan_Mogot_Raib_Digasak_Pencuri_Besi.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
VIDEO: Viral! Anak Tangga JPO Daan Mogot Raib Digasak Pencuri Besi
Pijakan lantai anak tangga jembatan penyeberangan orang di Daan Mogot, Grogol, Jakarta Barat raib digasak komplotan pencuri besi. Akibatnya warga yang ingin melewati JPO pun khawatir.
Ringkasan


