kab/kota: Gowa

  • Annar Salahuddin Dirawat di Kamar VVIP, Kesehatan Tersangka Utama Uang Palsu Semakin Memburuk – Halaman all

    Annar Salahuddin Dirawat di Kamar VVIP, Kesehatan Tersangka Utama Uang Palsu Semakin Memburuk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sudah seminggu Annar Salahuddin Sampetoding dirawat di RS Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan.

    Meski berstatus tersangka kasus pembuatan uang palsu, Annar Salahuddin dirawat di kamar VVIP dengan penjagaan petugas kepolisian.

    Hanya orang tertentu yang diperbolehkan masuk seperti istri, anak dan kuasa hukumnya.

    Annar dilarikan ke rumah sakit setelah menjalani pemeriksaan kasus uang palsu pada Sabtu (28/12/2024) lalu.

    Kuasa hukum Annar, Saparuddin Boy, menyatakan kondisi kesehatan kliennya terus menurun.

    Fisiknya juga mulai berubah terutama di bagian wajah yang semakin tirus.

    “Dia semakin kurus,” ucapnya, Jumat (3/1/2025).

    Di kamar VVIP tersebut Annar mendapat sejumlah fasilitas seperti single bed, pendingin atau AC, kulkas, televisi, wifi, sofa hingga toilet.

    Sebelum ditetapkan tersangka, Annar memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat sehingga kondisinya semakin parah.

    Diketahui, pengusaha asal Makassar tersebut merupakan tersangka utama pembuatan uang palsu di UIN Alaudin Makassar.

    Annar berperan sebagai investor dan menjalankan aksinya sejak 2022.

    Akibat perbuatannya, Annar dijerat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, dengan ancaman pidana penjara hingga 15 tahun dan denda Rp 50.000.000.000.

    Sebelumnya, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan sakit yang dialami Annar Salahudin tidak menghalangi proses penyidikan.

    “Proses hukum tetap berjalan. Ada sedikit penundaan, tapi tidak menghambat penyidikan,” tegasnya.

    Reonald memastikan seluruh barang bukti aman meski tersangka utama sakit.

    “Kami yakin bukti sudah cukup. Dia juga memberikan keterangan secara kooperatif,” sambungnya.

    Pengakuan Operator Mesin

    Syahruna, seorang wiraswasta asal Ujung Pandang Baru, Kota Makassar, Sulawesi Selatan memiliki peran penting dalam pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

    Syahruna diperintah Annar Salahuddin Sampetoding membujuk Andi Ibrahim agar mesin pencetak uang masuk ke kampus.

    Pembuatan uang palsu di UIN Alauddin dilakukan sejak 2022 dan sebelumnya dibuat di rumah Annar Salahuddin Sampetoding di Makassar.

    Syahruna menjelaskan 19 tahapan pembuatan uang palsu sebelum diedarkan ke masyarakat.

    “Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang.”

    “Dari 19 tahapan itu harus lulus semua,” ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (31/12/2024).

    Pria yang belajar mencetak uang palsu secara otodidak ini mengatakan ada dua tahapan penting yang harus dilakukan yakni pembuatan benang pengaman dan tanda air.

    “Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu),” terangnya.

    Produksi uang palsu dilakukan secara bertahap dari satu rim atau 500 lembar kemudian bertambah.

    Ia menambahkan seluruh bahan produksi didatangkan dari China termasuk mesin pencetak uang palsu seharga Rp600 juta.

    Syahruna sebagai operator mesin pencetak uang palsu, sedangkan Andi Ibrahim selaku koordinator.

    Mesin tersebut berada di dekat kamar mandi perpustakaan UIN Alauddin.

    “Dikasih peredam agar nggak kedengeran. Jendela semua ditutup,” lanjutnya.

    Proses produksi dilakukan sejak pukul 11.00 WITA hingga 17.00 WITA.

    Menurut Syahruna, Andi Ibrahim meminta para tersangka bekerja sesuai jam yang telah ditentukan karena ada satpam yang rutin berkeliling kampus.

    Syahruna mengaku terjerumus dalam kasus ini karena permintaan bosnya sendiri, Annar Salahuddin Sampetoding.

    Ia tergiur iming-iming yang ditawarkan Annar sehingga membantu mencarikan mesin pencetak uang hingga mempelajarinya secara otodidak.

    “Dijanjikan juga dibelikan tanah dan rumah,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Kondisi Terkini Annar Salahuddin Sampetoding Tersangka Utama Sindikat Uang Palsu

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Sayyid Zulfandi/Muslimin Emba) 

  • Kondisi Tersangka Otak Uang Palsu di UIN Memburuk, Hanya Orang-orang Ini yang Dizinkan Jenguk – Halaman all

    Kondisi Tersangka Otak Uang Palsu di UIN Memburuk, Hanya Orang-orang Ini yang Dizinkan Jenguk – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Tersangka otak pencetakan uang palsu di kampur UIN Alauddin Makassar, Annar Salahuddin Sampetoding kini kondisinya dikabarkan semakin memburuk.

    Ia yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar sejak pekan lalu. Kini tidak boleh dijenguk oleh sembarang orang.

    Hanya pengacara, istri dan anaknya yang bisa mendatangi tersangka. Di luar kamar VVIP yang tempat ia dirawat, empat anggota polisi berpakaian sipil, berjaga selama 24 jam. 

    Pengacara Annar, Saparuddin Boy, kepada Tribun Timur, Jumat (3/1/2025) sore mengatakan bahwa kondisi Annar terus drop.

    “Dia semakin kurus,” kata Saparuddin.

    Sudah enam hari Annar dibantar gegara jantung dan prostat. Kondisi Annar saat ini benar-benar sakit menurut informasi yang dihimpun Tribun-timur.com, Jumat (3/1).

    Sudah terjadi perubahan pada fisik. Perubahan itu nampak jelas di bagian pipi.

    Bentuk tulang pipi Annar terlihat lebih jelas dibanding saat ia ditetapkan tersangka enam hari lalu di Polres Gowa.

    Sebelum dirawat, pipi Annar nampak tembem.

    Annar drop dan selalu pegang jantung. Di rumah sakit, Annar mendapat fasillitas maksimal.

    Ia dirawat ruang VVIP Ibis 5 lantai empat rumah sakit yang dipimpin polisi berpangkat Kombes tersebut.

    Di ruang perawatan terdapat fasilitas single bed, pendingin atau AC, kulkas, televisi, wifi, sofa hingga toilet.

    Sofa tersebut berada di dekat bangsal pasien. Ia dijaga perawat khusus di RS mirip hotel bintang 3 itu.

    Annar adalah tersangka utama kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Dia disebut sebagai inisiator dan donatur dalam kasus ini. 

    Annar diketahui jatuh sakit setelah ditetapkan sebagai tersangka dan akan dilakukan penahanan oleh penyidik Polres Gowa.

    Penyidik mengantar Annar ke RS Bhayangkara Makassar pada Sabtu (28/12) malam karena mengeluh lemas.

    Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari polisi ihwal kondisi tersangka Annar

    Menurut Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, Annar syok dan drop setelah statusnya dinaikkan penyidik menjadi tersangka dan dijadwalkan penahanan.

    Ia menyebutkan bahwa Annar memang memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat.

    Annar mulai syok setelah namanya disebut terlibat dalam sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Hal ini menjadi alasan Annar tidak memenuhi panggilan pemeriksaan pertama pada Senin (23/12) lalu.

    Pada Kamis (26/12) sekitar pukul 19.00 Wita, Annar akhirnya memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik Satreskrim Polres Gowa. Dia datang bersama penasihat hukumnya.

    Pemeriksaan dilakukan secara maraton hingga sekitar pukul 04.00 WITA dan kemudian istirahat.

    12 jam kemudian, penyidik Polres Gowa menggelar gelar perkara, yang berakhir dengan penetapan Annar sebagai tersangka.

    Meski Annar sakit, polisi memastikan proses hukum tetap berjalan.

    Peran Annar

    Annar merupakan otak percetakan dan peredaran uang palsu di Sulawesi.

    Dalam kasus ini, Annar memiliki peran yang sangat penting. Perannya bahkan lebih dominan dibanding Dr Andi Ibrahim, mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

    Andi Ibrahim hanya melakukan pengedaran uang palsu dan  transaksi jual beli uang palsu.

    Ia juga memfasilitasi tempat di perpustakaan UIN Alauddin untuk mencetak uang palsu.

    Sedangkan Annar, menurut Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi, selain sebagai otak pencetak uang palsu, ia juga memberikan ide, dan memodali operasional pembuatan uang palsu tersebut.

    “Otak pelaku inisial ASS. Perannya adalah pemberi ide, pemodal, kemudian ikut membeli mesin,” ujar Kombes Pol Dedi Supriyadi, Senin (30/12) lalu.

    Annar juga ikut memberikan perintah atas kasus uang palsu di UIN Alauddin.

    Sementara Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan, proses hukum terhadap ASS tetap berjalan sesuai prosedur yang berlaku.

    “Tidak ada perbedaan perlakuan meskipun ia dalam kondisi sakit,” ujar Irjen Pol Yudhiawan Wibisono.

    Akibat perbuatannya, Annar dijerat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang, dengan ancaman pidana penjara hingga 15 tahun dan denda Rp50.000.000.000.

    Cara Mencetak Uang Palsu

    Salah seorang tersangka lainnya adalah, Syahruna (49). Dalam sebuah wawancara khusus dengan TVOne yang tayang 31 Desember 2024 lalu, Syahruna menceritakan secara detail cara mencetak uang palsu tersebut.

    Syahruna menceritakan belum sempat memakai alat baru dari Annar Sampetoding. Alat cetak ini bernilai Rp600 juta. 

    “Saya belum mahir menggunakan. Aandaikan saya bisa maka dalam dua hari bisa habis bahannya,” ujarnya. 

    Syahruna menceritakan, kertas khusus yang digunakan berbahan cotton. Kertas itu dipesan khusus dari China. Termasuk tinta, UV, magnetik, dan watermarknya. 

    Menurutnya, modal untuk mencetak uang sekitar Rp300 juta.  Syahruna mempelajari cara cetak uang dari belajar sendiri. 

    “Saya juga diajari sama bos (Annar Sampetoding), kamu tolong belajar dulu,” ujar Syahruna menceritakan perbincangannya dengan Annar Sampetoding. 

    Menurutnya, Andi Ibrahim sempat memesan untuk Pilkada.  “Cuman saya belum tanggapi karena hasilnya belum sempurna,” ujarnya. 

    Andi Ibrahim pun menjanjikan uang dengan 1 banding 10. 

    “Saya hitung sekarang belum sampai Rp12 juta,” ujarnya. 

    Syahruna menceritakan cara mencetak uang.  Menurutnya, pabrik uang palsu UIN Alauddin Makassar bisa memproduksi Rp200 juta sekali cetak. 

    Percetakan ini pun melalui 19 kali pekerjaan. Tahap pertama percetakan UV dengan tiga kali cetak. 

    “Tali air dulu baru benang dengan mesin sablon. Setelah itu cetak UV. Kemudian, cetak magentiknya,” ujarnya. 

    Syahruna pun mengatakan, tahap pertama mencetak sekitar 1 rim kertas. 

    “Kalau dirupiahkan sekitar 100 sekali produksi. Yang mengerjakan saya sendiri dengan Ambo,” ujarnya. 

    Ambo atau Ambo Ala (42) adalah tersangka lainnya. Dalam kasus ini, ia bertugas membuat benang uang. Ia ditangkap di Kabupaten Wajo. 

    Sedangkan Dr Andi Ibrahim bertugas menyediakan tempat pencetakan dan memastikan situasi dalam keadaan aman saat proses cetak uang berlangsung. 

    Syahruna biasanya mulai mencetak uang palsu pukul 11.00-17.00 wita. Saat itu, kampus sedang ramai oleh mahasiswa. Ia menceritakan bahannya berada disimpan di lantai dua. 

    “Kami cetak di lantai 1,” ujarnya. Ia pun menceritakan caranya mengelabui civitas akademika. 

    “Kami awalnya cetak brosur. Tapi pencetakan uang palsu juga tetap jalan,” ujarnya.

     

  • Diduga Berbuat Mesum di Masjid Gowa, Guru dan Siswi SMP Digerebek Warga

    Diduga Berbuat Mesum di Masjid Gowa, Guru dan Siswi SMP Digerebek Warga

    Liputan6.com, Gowa – Warga Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menggerebek seorang guru dan siswi SMP yang diduga tengah berbuat mesum di masjid. Video penggerebekan itu pun viral di media sosial. 

    Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com, guru berinisial AR itu adalah guru honorer SMP berinisial AR (28) sementara pasangannya adalah siswinya sendiri berinisial NA (14). 

    Kapolsek Bungaya AKP Hamsir Natsir membenarkan penggerebekan tersebut. Dia menyebut kejadian itu terjadi pada Rabu (1/1/2025). 

    “Iya benar, Laki-laki itu guru honor dan perempuan siswi SMP kelas 8,” kata Hamsir Natsir saat dikonfirmasi Jumat (3/1/2025).

    Dari hasil interogasi, keduanya megaku tengah dalam perjalanan menuju kawasan wisata Bissoloro yang berada di Kabupaten Gowa. Namun karena dalam perjalanan hujan lebat mereka pun singgah untuk berteduh di masjid.

    “Berawal dari kedua orang tersebut akan pergi ke tempat wisata di Bissoloro, dalam perjalanan hujan maka mereka singgah di masjid,” jelasnya.

    Hamsir menjelaskan bahwa AR dan NA membantah bahwa mereka melakukan hal-hal tak senonoh di dalam masjid. Namun warga yang menggerebek tak percaya lantaran keduanya digerebek di dalam kamar yang berada di masjid tersebut.  

    “Mereka tidak mengakui adanya hal yang dtuduhkan itu,” ungkapnya.

    Setelah diamankan, keluarga guru dan siswi mesum ini pun dipertemukan. Mereka sepakat berdamai untuk membahas permasalahan ini secara kekeluargaan.

    “Kedua orang tua sepakat kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan,” Hamsir memungkasi. 

     

    Seorang oknum guru ngaji berinisial AR ditangkap anggota Polres Aceh Utara, Aceh, setelah menyebarkan foto mesum mantan kekasihnya.

  • Persoalan Anggaran, Mulai 1 Januari 2025 Bus Trans Mamminasata hanya Layani Koridor 5

    Persoalan Anggaran, Mulai 1 Januari 2025 Bus Trans Mamminasata hanya Layani Koridor 5

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Layanan Bus Trans Mamminasata kini hanya beroperasi untuk satu koridor, yakni koridor 5. Itu berlaku per 1 Januari 2025.

    Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sulawesi Selatan, Andi Erwin Terwo. Ia mengatakan hal itu karena adanya pengurangan subsidi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

    Sebelumnya, ada tiga koridor yang beroperasi. Semuanya disubsidi Kemenhub. Kini subsidi hanya disalurkan untuk satu koridor.

    “Kan kementerian hanya satu kan yang disubsidi,” terang Erwin kepada fajar.co.id melalui telepon, Jumat (3/1/2025).

    Karena Kemenhub kini hanya bisa menyalurkan subsidi untuk satu koridor. Erwin mengatakan pihaknya memilih koridor lima.

    Koridor lima diketahui melayani rute Unhas Teknik Gowa-Unhas Tamalanrea.

    Erwin mengatakan pihaknya saat ini mencari jalan keluar. Terkait persoalan tersebut.

    Pihak Kemenhub, kata Erwin, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel menyubsidi satu koridor.

    “Kementerian Perhubungan meminta, supaya Pemprov menangani satu koridor. Nah, sekarang untuk menindak lanjuti itu,” ucapnya.

    Rencananya, ia mengatakan pihak Pemprov akan menyubsidi koridor 1. Jika itu bisa dilakukan, maka hanya ada dua koridor yang akan beroperasi.

    “Jadi kita juga ini, mencoba mengambil satu koridor,” ucap Erwin.

    “Ya (jadi hanya dua),” tambahnya.

    Proses subsidi dari Pemprov itu, kata Erwin dalam tahap koordinasi dengan bagian terkait.

    “Untuk sementara ini, insya allah akan kita tindak lanjuti segera. Kemudian yang kita lakukan sekarang, membentuk tim kerja,” pungkasnya.

  • Kasus Uang Palsu, BI Beri Cara Bedakan dengan Uang Asli

    Kasus Uang Palsu, BI Beri Cara Bedakan dengan Uang Asli

    Polisi mengungkap kasus produksi Uang Palsu di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Polisi menangkap 15 tersangka dan menyita mesin cetak serta uang palsu.

    Berdasarkan penelitian Bank Indonesia (BI) atas sampel barang bukti, teridentifikasi bahwa barang bukti tersebut merupakan uang palsu dengan kualitas yang sangat rendah dan sangat mudah diidentifikasi dengan kasat mata melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang).

    Uang palsu tersebut dicetak dengan menggunakan teknik cetak inkjet printer dan sablon biasa, sehingga tidak terdapat pemalsuan menggunakan teknik cetak offset sebagaimana berita yang beredar. Hal tersebut sejalan dengan barang bukti mesin cetak temuan Polri yang merupakan mesin percetakan umum biasa, tidak tergolong ke dalam mesin pencetakan uang.

    “Tidak ada unsur pengaman uang yang berhasil dipalsukan, antara lain benang pengaman, watermark, electrotype, dan gambar UV hanya  dicetak biasa menggunakan sablon, serta kertas yang digunakan merupakan kertas biasa,” ujar Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, dalam keterangan resmi, Selasa (31/12).

    Sementara itu, temuan Polres Gowa yang diduga merupakan sertifikat palsu Surat Berharga Negara (SBN) dan Deposito BI, Marlison menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menerbitkan dokumen sertifikat deposito BI.

    “Kepemilikan SBN bersifat scripless (tanpa warkat) artinya tidak ada dokumen sertifikat kepemilikan yang dipegang oleh investor karena kepemilikan investor tersebut dicatatkan secara elektronik,” kata dia.

    Peredaran uang palsu sepanjang 2024

    Menurut data BI, temuan uang palsu menunjukkan penurunan yang signifikan seiring dengan peningkatan kualitas uang, baik dari segi bahan, teknologi cetak, maupun unsur pengaman yang semakin modern.

    Selain itu, upaya edukasi tentang cara mengenali ciri keaslian uang rupiah secara masif dan sinergi antara berbagai pihak di bawah Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal) juga terus digalakkan.

    Sepanjang 2024, rasio uang palsu tercatat sebesar 4 ppm (lembar per juta atau 4 lembar dalam setiap 1 juta uang yang beredar). Rasio tersebut terus menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    Pada 2023 dan 2022 tercatat 5 ppm, sementara pada 2021 tercatat 7 ppm dan pada 2020 tercatat 9 ppm. Uang palsu ini tidak dapat digunakan dalam transaksi dan tidak memiliki nilai.

    Cara membedakan uang asli dan palsu menurut BI

    Masyarakat tidak perlu membelah uang rupiah untuk menguji keasliannya karena tindakan tersebut dapat merusak uang. Membelah uang termasuk pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi pidana sesuai Pasal 35 UU Nomor 7 Tahun 2011 yang mengatur hukuman penjara hingga 5 tahun dan denda hingga Rp1 miliar. Bank Indonesia terus memperkuat kualitas uang rupiah agar desainnya mudah dikenali dan sulit dipalsukan. BI juga mengedukasi masyarakat melalui kampanye “Cinta, Bangga, Paham Rupiah” dan mengajak mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang). Masyarakat disarankan untuk merawat uang rupiah dengan menghindari tindakan merusak seperti melipat, mencoret, menstapler, meremas, atau membasahi uang. Informasi mengenai ciri keaslian uang juga disebarkan melalui media sosial dan situs web BI. BI mengingatkan sanksi pidana bagi pemalsu rupiah yang dapat dipenjara hingga 10 tahun dan didenda hingga Rp10 miliar. Mengedarkan atau membelanjakan uang palsu dapat dikenakan hukuman penjara hingga 15 tahun dan denda hingga Rp50 miliar. BI juga berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk BIN, Polri, Kejaksaan, dan DJBC, untuk mencegah dan memberantas peredaran uang palsu.

  • Uang Palsu di Gowa Dicetak Pakai Printer Biasa, Kualitasnya Rendah

    Uang Palsu di Gowa Dicetak Pakai Printer Biasa, Kualitasnya Rendah

    Jakarta

    Bank Indonesia (BI) menyebut uang palsu yang beredar di Gowa, Sulawesi Selatan, hanya dicetak menggunakan printer biasa. Kualitasnya rendah dan mudah diidentifikasi.

    Seperti dikutip dari CNN Indonesia, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengatakan uang palsu di Gowa dicetak dengan menggunakan teknik cetak inkjet printer dan sablon biasa, sehingga tidak terdapat pemalsuan menggunakan teknik cetak offset sebagaimana berita yang beredar.

    Sama seperti barang bukti mesin cetak temuan Polri, mesin percetakan yang digunakan tergolong mesin percetakan umum. Bukan mesin pencetakan uang.

    “Tidak ada unsur pengaman uang yang berhasil dipalsukan, antara lain benang pengaman, watermark, electrotype, dan gambar UV hanya dicetak biasa menggunakan sablon, serta kertas yang digunakan merupakan kertas biasa,” kata Marlison dalam keterangan resmi, Selasa (31/12).

    Bahkan, tidak ada unsur pengaman uang yang berhasil dipalsukan. Sebut saja benang pengaman, watermark, electrotype, hingga gambar UV. Gambar UV itu hanya dicetak menggunakan sablon dan kertas ‘uang’-nya hanya kertas biasa.

    Ia menambahkan uang palsu yang ditemukan berpendar di bawah lampu U berkualitas sangat rendah pendaran yang berbeda baik dari segi lokasi, warna, dan bentuk dengan uang Rupiah asli.

    “Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir untuk tetap dapat bertransaksi secara tunai, namun tetap perlu berhati-hati dan mengenali ciri-ciri uang asli dengan cara 3D, yang dapat diakses pada website BI,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, BI justru mencatat penurunan tren uang palsu di 2024. Rasio uang palsu tercatat 4 ppm (piece per million) atau empat lembar dalam setiap 1 juta uang yang beredar.

    Marlison menjelaskan rasio ini terus turun dari tahun ke tahun, di mana pada 2020 tercatat 9 ppm, 2021 tercatat 7 ppm, lalu 2022 dan 2023 tercatat 5 ppm.

    (ask/rns)

  • Prakiraan Cuaca Sulsel Esok: Waspadai Hujan dan Gelombang Laut Sedang

    Prakiraan Cuaca Sulsel Esok: Waspadai Hujan dan Gelombang Laut Sedang

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Makassar telah merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Sulawesi Selatan pada Sabtu, 4 Januari 2025. Cuaca esok hari diprediksi akan didominasi oleh kondisi berawan dan hujan ringan di sebagian besar wilayah, dengan beberapa daerah mengalami hujan sedang.

    Pada pagi hari, sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan akan berawan. Namun, hujan ringan diperkirakan akan terjadi di sejumlah daerah seperti Barru, Bone, Gowa, Jeneponto, Kepulauan Selayar, Makassar, Maros, Pangkep, Parepare, Sidrap, Soppeng, dan Takalar.

    Memasuki siang hingga sore, hujan ringan diprediksi meluas hampir ke seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Beberapa daerah seperti Enrekang, Gowa, Luwu, Palopo, dan Takalar diperkirakan akan mengalami hujan sedang.

    Pada malam hari, kondisi berawan masih mendominasi. Hujan ringan berpotensi terjadi di Bantaeng, Bone, Gowa, Jeneponto, Kepulauan Selayar, Luwu Timur, Luwu Utara, Makassar, Maros, Palopo, Parepare, Pinrang, Sidrap, Sinjai, Soppeng, dan Takalar. Sementara itu, hujan sedang diperkirakan mengguyur Barru, Bulukumba, Luwu, dan Pangkep.

    Di dini hari, hujan ringan akan meliputi wilayah Barru, Bone, Bulukumba, Jeneponto, Pangkep, Parepare, Sidrap, Soppeng, dan Takalar. Sedangkan Gowa, Kepulauan Selayar, Makassar, dan Maros berpotensi mengalami hujan sedang.

    Suhu udara esok hari diperkirakan berada di rentang 17 hingga 32°C dengan kelembapan udara mencapai 65 hingga 98 persen. Angin bertiup dari arah barat ke utara dengan kecepatan 10 hingga 35 km/jam.

  • Annar Salahuddin Dirawat di Kamar VVIP, Kesehatan Tersangka Utama Uang Palsu Semakin Memburuk – Halaman all

    Update Uang Palsu di UIN Makassar: 3 JPU Telah Ditunjuk, Annar Salahuddin Masih Terbaring Sakit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi telah menetapkan 19 tersangka dalam kasus pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

    Kasus yang menjerat mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim akan dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Gowa.

    Kasi Pidum Kejari Gowa, St. Nurdaliah, SH, MH, mengatakan tiga Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah ditunjuk dan dirinya menjadi salah satu JPU yang menangani perkara ini.

    “Sudah ada. Ada tiga jaksa, yakni saya sendiri, Basri Baco, SH, MH (Kasi PAPBB), dan Aria Perkasa, SH (Kasubsi Penuntutan Pidum),” paparnya, Kamis (2/1/2025) malam.

    Diketahui, pengusaha bernama Annar Salahuddin Sampetoding menjadi otak pembuatan uang palsu yang dilakukan sejak 2022.

    Annar Salahuddin saat ini masih dirawat di RS Bhayangkara Makassar karena kondisi kesehatannya menurun setelah ditetapkan sebagai tersangka.

    Ia juga memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat sehingga kondisinya semakin parah.

    Annar telah 6 hari dirawat sejak diperiksa penyidik pada Sabtu (28/12/2024) lalu.

    Akibat perbuatannya, Annar dijerat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, dengan ancaman pidana penjara hingga 15 tahun dan denda Rp 50.000.000.000.

    Sebelumnya, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan sakit yang dialami Annar Salahudin tidak menghalangi proses penyidikan.

    “Proses hukum tetap berjalan. Ada sedikit penundaan, tapi tidak menghambat penyidikan,” tegasnya.

    Reonald memastikan seluruh barang bukti aman meski tersangka utama sakit.

    “Kami yakin bukti sudah cukup. Dia juga memberikan keterangan secara kooperatif,” sambungnya.

    Pengakuan Operator Mesin

    Syahruna, seorang wiraswasta asal Ujung Pandang Baru, Kota Makassar, Sulawesi Selatan memiliki peran penting dalam pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

    Syahruna diperintah Annar Salahuddin Sampetoding membujuk Andi Ibrahim agar mesin pencetak uang masuk ke kampus.

    Pembuatan uang palsu di UIN Alauddin dilakukan sejak 2022 dan sebelumnya dibuat di rumah Annar Salahuddin Sampetoding di Makassar.

    Syahruna menjelaskan 19 tahapan pembuatan uang palsu sebelum diedarkan ke masyarakat.

    “Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang.”

    “Dari 19 tahapan itu harus lulus semua,” ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (31/12/2024).

    Pria yang belajar mencetak uang palsu secara otodidak ini mengatakan ada dua tahapan penting yang harus dilakukan yakni pembuatan benang pengaman dan tanda air.

    “Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu),” terangnya.

    Produksi uang palsu dilakukan secara bertahap dari satu rim atau 500 lembar kemudian bertambah.

    Ia menambahkan seluruh bahan produksi didatangkan dari China termasuk mesin pencetak uang palsu seharga Rp600 juta.

    Syahruna sebagai operator mesin pencetak uang palsu, sedangkan Andi Ibrahim selaku koordinator.

    Mesin tersebut berada di dekat kamar mandi perpustakaan UIN Alauddin.

    “Dikasih peredam agar nggak kedengeran. Jendela semua ditutup,” lanjutnya.

    Proses produksi dilakukan sejak pukul 11.00 WITA hingga 17.00 WITA.

    Menurut Syahruna, Andi Ibrahim meminta para tersangka bekerja sesuai jam yang telah ditentukan karena ada satpam yang rutin berkeliling kampus.

    Syahruna mengaku terjerumus dalam kasus ini karena permintaan bosnya sendiri, Annar Salahuddin Sampetoding.

    Ia tergiur iming-iming yang ditawarkan Annar sehingga membantu mencarikan mesin pencetak uang hingga mempelajarinya secara otodidak.

    “Dijanjikan juga dibelikan tanah dan rumah,” tukasnya.

    Andi Ibrahim Dibujuk Annar

    Eks Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, Andi Ibrahim, bukan tersangka utama dalam kasus pencetakan uang palsu.

    Andi Ibrahim memasukkan mesin pencetak uang palsu ke dalam perpustakaan kampus atas permintaan Annar Salahuddin Sampetoding.

    Kapolres Gowa, AKBP Rheonald Simanjuntak, mengatakan Annar Salahuddin mengiming-imingi Andi Ibrahim dengan keuntungan besar jika pencetakan uang palsu berjalan lancar.

    Kini, keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka bersama 16 orang lainnya.

    “Stasusnya (Annar Salahuddin Sampetoding) sudah tersangka,” ucapnya, Sabtu (28/12/2024).

    Peran Annar Salahuddin sangat signifikan dalam kasus ini, yakni pemberi ide, investor pembelian mesin cetak, hingga pemberi perintah pembuatan uang palsu.

    Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono, menjelaskan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sudah dua tahun bekerja sama mencetak uang palsu.

    “Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025,” terangnya.

    Menurutnya, uang palsu tersebut mirip uang asli buatan Bank Indonesia.

    “Memang hampir sempurna kemarin waktu press rilis pakai sinar ultraviolet itu ada tanda air, kalau masyarakat awam mungkin mengira wah ini uang beneran, padahal itu uang palsu,” imbuhnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Kondisi Terkini Annar Salahuddin Sampetoding Tersangka Utama Sindikat Uang Palsu

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Sayyid Zulfandi/Muslimin Emba) 

  • Pantas Uang Palsu UIN Makassar Mirip Uang Asli, Lewati 19 Tahap, Sekali Produksi Cetak Ratusan Juta – Halaman all

    Pantas Uang Palsu UIN Makassar Mirip Uang Asli, Lewati 19 Tahap, Sekali Produksi Cetak Ratusan Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Syahruna, seorang tersangka kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar menceritakan, ada 19 tahapan yang harus dilewati agar uang palsu siap untuk diedarkan.

    Satu saja tahapan tidak lolos, maka uang palsu akan cacat dan terpaksa dibuang.

    “Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang. Dari 19 tahapan itu harus lulus semua,” terang Syahruna, dikutip dari TribunMakassar, Rabu (1/1/2025).

    Syahruna lantas menguraikan secara garis besar tahapan produksi uang palsu.

    Semua dimulai dari tahapan mencetak benang pengaman dan tanda air.

    Pembuatan kedua item itu menggunakan mesin sablon.

    “Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu),” tambahnya.

    Syahruna menceritakan, di awal pembuatan uang palsu, ia dan kawan-kawan tidak memproduksi banyak.

    Awalnya hanya ada satu rim atau 500 lembar uang palsu.

    “Sedikit dulu karena itu butuh proses,” katanya.

    Syahruna mengaku dari 200 lembar komplotannya mampu memproduksi uang palsu sebanyak Rp 100 juta.

    Sedangkan bahan-bahan sebelumnya sudah disimpan digudang.

    Lokasinya berada di lantai dua gedung perpustakaan.

    Syahruna menjelaskan, semua bahan berasal dari China.

    “Pesan di China semua,” tambahnya. 

    Cetak Ratusan Juta Sekali Produksi

    Syahruna menceritakan cara mencetak uang. 

    Menurut Syahruna, pabrik uang palsu UIN Alauddin Makassar bisa memproduksi Rp 200 juta sekali cetak. 

    Percetakan ini pun melalui 19 kali pekerjaan. 

    Tahap pertama percetakan UV dengan tiga kali cetak. 

    “Tali air dulu baru benang dengan mesin sablon. Setelah itu cetak UV. Kemudian, cetak magentiknya,” ujarnya. 

    Syahruna pun mengatakan, tahap pertama mencetak sekitar 1 rim kertas. 

    “Kalau dirupiahkan sekitar 100 sekali produksi. Yang mengerjakan saya sendiri dengan Nambo,” ujarnya. 

    Nambo adalah nama baru yang disebut Andi Ibrahim. 

    Andi Ibrahim bertugas untuk koordinasi tempat dan situasi aman untuk percetakan. 

    Syahruna mencetak mulai 11.00-17.00 wita. 

    “Kampus ramai,” ujarnya. 

    Ia menceritakan bahannya berada disimpan di lantai dua. 

    “Kami cetak di lantai 1,” ujarnya. 

    Ia pun menceritakan caranya mengelabui civitas akademika. 

    “Kami awalnya cetak brosur tapi ini jalan,” ujarnya. 

    17 Tersangka

    Polisi menetapkan 17 tersangka dalam kasus produksi uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar. 

    Peran mereka berbagai macam. 

    Dr Andi Ibrahim (54) dosen dan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar warga BTN Minasa Maupa perannya melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Mubin Nasir bin Muh Nasir (40 ) – Karyawan honorer, warga Bukit Tamarunang, Gowa, perannya melakukan pengedaran uang palsu dan  transaksi jual beli uang palsu.

    Kamarang Dg Ngati bin Dg Nombong (48) – Juru masak, warga Gantarang, Gowa perannya, melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Irfandy MT, SE bin Muh Tahir (37) – Karyawan swasta, warga Minasa Upa, Makassar, perannya, membantu mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Muhammad Syahruna (52) – Wiraswasta, warga Ujung Pandang Baru, Makassar, perannya, memproduksi uang palsu.

    Kemudian, melakukan transaksi jual beli uang palsu dan bahan baku produksi yang digunakan pelaku untuk memproduksi pembuatan mata uang palsu merupakan hasil pengiriman uang biaya pembelian bahan baku produksi berinisial AAS.

    John Biliater Panjaitan (68 tahun) – Wiraswasta, warga Mangkura, Makassar, berperan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Sattariah alias Ria binti Yado (60) – Ibu rumah tangga, warga Batua, Makassar, perannya melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Dra Sukmawati (55) – PNS guru, warga Makassar, berperan melakukan pengedaran uang palsu dengan membeli kebutuhan sehari-hari dan  melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Andi Khaeruddin (50 tahun) – Pegawai bank, warga Makassar, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Ilham (42) – Wiraswasta, warga Rimuku, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Drs. Suardi Mappeabang (58) – PNS, warga Simboro, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Mas’ud (37) – Wiraswasta, warga Lekopadis, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Satriyady (52) – PNS, warga Binanga, Sulawesi Barat, perannya melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Sri Wahyudi (35) – Wiraswasta, warga Rimuku, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Muhammad Manggabarani (40 tahun) – PNS, warga Rimuku, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan  melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Ambo Ala, A.Md (42) – Wiraswasta, warga Batua, Makassar, berperan melakukan pengedaran uang palsu, dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Rahman (49) – Wiraswasta, warga Simboro, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu. (Tribunnews.com/TribunMakassar)

     

  • Peran Andi Ibrahim dalam Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin, Tergiur Iming-iming Annar Salahuddin – Halaman all

    Peran Andi Ibrahim dalam Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin, Tergiur Iming-iming Annar Salahuddin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Andi Ibrahim, mantan Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, kini berstatus tersangka dalam kasus pencetakan uang palsu.

    Ia diduga terlibat dalam produksi uang palsu yang dilakukan atas permintaan Annar Salahuddin Sampetoding.

    Menurut Kapolres Gowa, AKBP Rheonald Simanjuntak, Andi Ibrahim memasukkan mesin pencetak uang palsu yang didatangkan dari China ke dalam perpustakaan kampus tanpa sepengetahuan Rektor UIN Alauddin.

    “Annar Salahuddin mengiming-imingi Andi Ibrahim dengan keuntungan besar jika pencetakan uang palsu berjalan lancar,” ucapnya.

    Keduanya, bersama 16 orang lainnya, telah ditetapkan sebagai tersangka.

    Annar Salahuddin, yang berperan signifikan sebagai penggagas dan investor, juga telah ditangkap.

    “Uang palsu ini sudah dicetak sejak tahun 2022 dan hampir sempurna menyerupai uang asli,” tambah Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono.

    Produksi uang palsu awalnya dilakukan di rumah Annar Salahuddin di Makassar.

    Namun, karena lokasi tidak memadai, mesin pencetak kemudian dipindahkan ke UIN Alauddin.

    Mesin pencetak tersebut disembunyikan di ruang bekas toilet, dan proses pencetakan diawasi langsung oleh Andi Ibrahim.

    Meskipun Annar Salahuddin mengalami penurunan kesehatan setelah ditangkap, penyidikan tetap berjalan.

    Andi Ibrahim diduga berniat menggunakan uang palsu tersebut untuk mendanai Pilkada 2024.

    Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan menyatakan bahwa Andi Ibrahim pernah mencalonkan diri sebagai Wali Kota Makassar, namun gagal karena tidak mendapatkan dukungan dari partai.

    “Mereka juga mengajukan proposal kerja sama kepada salah satu kontestan Pilkada Kabupaten Barru, tetapi tidak menemukan kesepakatan,” ungkapnya.

    Dalam konferensi pers di Mapolres Gowa, Yudhiawan menunjukkan proposal pendanaan Pilkada yang diajukan oleh Andi Ibrahim, menegaskan bahwa rencana tersebut batal terlaksana.

    Pengakuan Operator Mesin

    Syahruna, seorang wiraswasta asal Ujung Pandang Baru, Kota Makassar, Sulawesi Selatan memiliki peran penting dalam pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

    Syahruna diperintah Annar Salahuddin Sampetoding membujuk Eks Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim agar mesin pencetak uang masuk ke kampus.

    Kasus ini terbongkar usai polisi menemukan mesin pencetak uang di perpustakaan UIN Alauddin dan menetapkan 18 tersangka.

    Pembuatan uang palsu di UIN Alauddin dilakukan sejak 2022 dan sebelumnya dibuat di rumah Annar Salahuddin Sampetoding di Makassar.

    Syahruna menjelaskan 19 tahapan pembuatan uang palsu sebelum diedarkan ke masyarakat.

    “Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang.”

    “Dari 19 tahapan itu harus lulus semua,” ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (31/12/2024).

    Pria yang belajar mencetak uang palsu secara otodidak ini mengatakan ada dua tahapan penting yang harus dilakukan yakni pembuatan benang pengaman dan tanda air.

    “Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu),” terangnya.

    Produksi uang palsu dilakukan secara bertahap dari satu rim atau 500 lembar kemudian bertambah.

    Ia menambahkan seluruh bahan produksi didatangkan dari China termasuk mesin pencetak uang palsu seharga Rp600 juta.

    Syahruna sebagai operator mesin pencetak uang palsu, sedangkan Andi Ibrahim selaku koordinator.

    Mesin tersebut berada di dekat kamar mandi perpustakaan UIN Alauddin.

    “Dikasih peredam agar nggak kedengeran. Jendela semua ditutup,” lanjutnya.

    Proses produksi dilakukan sejak pukul 11.00 WITA hingga 17.00 WITA.

    Menurut Syahruna, Andi Ibrahim meminta para tersangka bekerja sesuai jam yang telah ditentukan karena ada satpam yang rutin berkeliling kampus.

    Syahruna mengaku terjerumus dalam kasus ini karena permintaan bosnya sendiri, Annar Salahuddin Sampetoding.

    Ia tergiur iming-iming yang ditawarkan Annar sehingga membantu mencarikan mesin pencetak uang hingga mempelajarinya secara otodidak.

    “Dijanjikan juga dibelikan tanah dan rumah,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Ini Janji Annar Sampetoding ke Andi Ibrahim hingga Sang Doktor Nekat Bikin Pabrik Uang Palsu di UIN

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Sayyid Zulfandi/Muslimin Emba) (Kompas.com/Reza Rifaldi)