kab/kota: Gondangdia

  • Penumpang KRL Melonjak saat HUT TNI, Stasiun Gondangdia dan Juanda Terpadat

    Penumpang KRL Melonjak saat HUT TNI, Stasiun Gondangdia dan Juanda Terpadat

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Comuter Indonesia atau KAI Commuter melaporkan bahwa pada HUT TNI hari ini, 5 Oktober 2025, sampai dengan pukul 13.00 WIB, arus penumpang yang menggunakan KRL Jabodetabek meningkat 7,1% dari periode yang sama tahun lalu.

    Manager Public Relations KAI Commuter Leza Arlan menuturkan situasi dan kondisi stasiun-stasiun yang berada di kawasan Monas seperti Stasiun Juanda dan Stasiun Gondangdia terpantau ramai dengan pengguna yang akan menuju dan dari tempat kegiatan HUT TNI.

    “Hingga pukul 13.00 WIB, tercatat sebanyak 418.899 orang yang telah naik. Stasiun Juanda sendiri tercatat sebagai stasiun tujuan dengan volume terbanyak yaitu sejumlah 80.299 orang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (5/10/2025). 

    Sementara itu, Stasiun Gondangdia juga tercatat sebagai stasiun tujuan dengan volume terbanyak setelah Juanda, yakni sebanyak 32.308 orang.

    Di stasiun transit Manggarai tercatat volume pengguna transit sebanyak 98.521 orang dan di Stasiun Tanah Abang sebanyak 50.530 orang.

    Untuk keselamatan pengguna saat menunggu di area peron, saat ini KAI Commuter memberlakukan rekayasa flow pengguna di Stasiun Juanda, Gondangdia dan stasiun transit Manggarai dengan buka tutup antrean untuk menuju peron stasiun jika telah padat.

    Adapun kepadatan stasiun telah terjadi sejak pagi tadi. KAI Commuter juga menyiagakan total personel pengamanan sebanyak 269 petugas dan mengoperasikan sebanyak 1.063 perjalanan Commuter Line yang mengacu pada hari kerja. 

    Untuk itu KAI Commuter mengimbau pengguna yang akan menuju atau dari kawasan Monas untuk menghindari kepadatan di Stasiun Juanda dan Gondangdia dengan naik dan turun di stasiun alternatif seperti Stasiun Sawah Besar dan Stasiun Sudirman dan Stasiun BNI City.

    “Rata-rata lokasi stasiun ini hanya berjarak 1,8 – 3 km dari kawasan Monas, sehingga bisa menjadi alternatif jika terjadi kepadatan di Stasiun Juanda, Stasiun Gondangdia, dan stasiun transit Manggarai,” jelas Leza.

    Selain itu, KAI Commuter juga mengimbau agar penumpang dapat memilih stasiun-stasiun alternatif lainnya untuk menuju Kawasan Monas. Salah satunya adalah Stasiun Sawah Besar yang berlokasi sekitar 2,4 km dari Kawasan Monas dan Stasiun Tanah Abang yang berjarak hanya 2,2 km.

    KAI Commuter mengimbau seluruh pengguna untuk tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan, berhati-hati dengan barang bawaan serta mengikuti arahan dan instruksi dari petugas di stasiun. “Terlebih bagi pengguna yang membawa anak, pastikan anak-anak selalu dalam pengawasan selama perjalanan,” tutupnya.

    Sebelumnya, KAI Commuter memprediksikan akan ada sekitar 942.000 penumpang yang menggunakan  KRL pada HUT TNI hari ini. 

  • Kawasan Sekitar Monas Padat, Naik Turun Kereta Disarankan di Stasiun Ini

    Kawasan Sekitar Monas Padat, Naik Turun Kereta Disarankan di Stasiun Ini

    Jakarta

    Stasiun-stasiun KRL sekitar Monas dipadati penumpang menyusul diselenggarakannya rangkaian acara HUT TNI ke-80 di kawasan tersebut. Untuk itu, KAI Commuter menyarankan penumpang KRL agar menggunakan stasiun-stasiun alternatif.

    Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan, menyampaikan hingga pukul 09.00 WIB pagi ini terpantau lonjakan pengguna Commuter Line yang turun di Stasiun Juanda dan Stasiun Gondangdia. Setidaknya, Stasiun Juanda dan Stasiun Gondangdia mengalami lonjakan penumpang.

    “Hingga pukul 09.00 WIB tercatat sebanyak 38.004 orang yang turun di Stasiun Juanda, sedangkan di Stasiun Gondangdia sebanyak 15.168 orang,” ujar Leza dalam keterangannya, Minggu (5/10/2025).

    Tak hanya itu, stasiun-stasiun transit juga dipadati penumpang. Leza menyebut Stasiun Manggarai tercatat sebanyak 25.640 orang, dan di Stasiun Tanah Abang sebanyak 12.652 orang.

    Leza mengimbau agar pengguna mempertimbangkan naik atau turun menuju kawasan Monas di stasiun alternatif seperti Stasiun Sawah Besar pada lintas Bogor. Sedangkan pengguna lintas Bekasi/Cikarang diimbau untuk naik dan turun di Stasiun Sudirman dan BNI City.

    “Rata-rata lokasi stasiun ini hanya berjarak 1,8-3 km dari kawasan Monas, sehingga bisa menjadi alternatif jika terjadi kepadatan di Stasiun Juanda, Stasiun Gondangdia, dan stasiun transit Manggarai,” tambah Leza.

    Leza menyampaikan, KAI Commuter telah melakukan antisipasi untuk lonjakan pengguna ini, seperti melakukan penyekatan antrean pengguna yang akan menuju peron, seperti yang dilakukan di Stasiun Manggarai pada pagi ini.

    Selain itu, KAI Commuter juga menyiagakan total personel pengamanan sebanyak 269 petugas dan mengoperasikan sebanyak 1.063 perjalanan Commuter Line yang mengacu pada hari kerja.

    “Tenaga kesehatan dan mobil ambulans juga disiagakan untuk antisipasi lonjakan pengguna di stasiun-stasiun sekitar wilayah Monas,” imbuh Leza.

    KAI Commuter mengimbau seluruh pengguna untuk tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan, serta mengikuti arahan dan instruksi dari petugas di stasiun. “Terlebih bagi pengguna yang membawa anak, pastikan anak-anak selalu dalam pengawasan selama perjalanan,” jelasnya.

    (acd/acd)

  • Macet Total di Kawasan Monas, Mobil Terjebak 2 Jam dari Tanah Abang ke Tugu Tani
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    Macet Total di Kawasan Monas, Mobil Terjebak 2 Jam dari Tanah Abang ke Tugu Tani Megapolitan 5 Oktober 2025

    Macet Total di Kawasan Monas, Mobil Terjebak 2 Jam dari Tanah Abang ke Tugu Tani
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Lumpuhnya arus lalu lintas yang terjadi di kawasan sekitar Monas, Jakarta Pusat menyebabkan pengendara mobil terjebak hingga lebih dari dua jam di sepanjang Jalan Kebon Sirih.
    Ardi (37), seorang pengemudi taksi online mengungkapkan dirinya terjebak macet sejak sejak pukul 08.30 WIB untuk melintas dari kawasan Tanah Abang menuju bundaran Tugu Tani.
    “Saya abis
    ngedrop
    penumpang, mau balik ke arah Bekasi. Ini tapi udah hampir dua jam kayaknya kejebak, macet total enggak gerak dari pas di Tanah Abang,” kata Ardi kepada Kompas.com, Minggu.
    Menurut Ardi, kemacetan mengular selama kurang lebih 2,5 kilometer dimulai sejak persimpangan Stasiun Tanah Abang.
    Serupa, Rayhan (42) seorang warga kecamatan Cipondoh, Tangerang, mengaku sengaja datang ke Monas untuk mengajak keluarganya berlibur dan menonton pameran alutsista TNI.
    Namun, Rayhan yang berangkat dari rumahnya sejak pukul 07.30 WIB belum juga tiba di tujuan hingga pukul 10.00 WIB.
    “Kayaknya kalau setengah jam lagi belum sampai juga, anak istri biar turun aja. Saya yang ngantri di mobil. Enggak bisa parkir juga ini kayaknya,” kata Rayhan.
    Pantauan Kompas.com di lokasi, kendaraan yang melintas di Jalan Kebon Sirih dari arah Tanah Abang menuju arah Monas terpantau tak bergerak sama sekali imbas kemacetan parah yang terjadi.
    Baik kendaraan roda dua maupun roda empat sama-sama terjebak di tengah kemacetan.
    Bahkan, sekitar 17 bus Transjakarta dari berbagai rute perjalanan yang dipenuhi penumpang ikut terjebak di tengah kemacetan.
    Sejumlah kendaraan milik TNI yang ingin masuk ke kawasan Monas juga ikut tak bergerak di tengah kemacetan.
    Lampu lalu lintas yang menunjukkan isyarat warna hijau pun tak membuat antrean kendaraan berjalan karena semrawutnya perismpangan di bundaran Tugu Tani.
    Dari arah timur, yaitu dari kawasan Kwitang juga terpantau macet total imbas kepadatan volume kendaraan yang ingin menuju ke kawasan Monas.
    Lalu lintas dari sekitar Stasiun Gondangdia juga terlihat lumpuh. Kendaraan yang melintas di jalan yang hanya muat dua jalur itu tak bergerak sama sekali.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • HUT TNI ke-80 di Monas, Puluhan Ribu Penumpang Padati Stasiun Juanda dan Gondangdia
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    HUT TNI ke-80 di Monas, Puluhan Ribu Penumpang Padati Stasiun Juanda dan Gondangdia Megapolitan 5 Oktober 2025

    HUT TNI ke-80 di Monas, Puluhan Ribu Penumpang Padati Stasiun Juanda dan Gondangdia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dua stasiun yang berada di sekitar kawasan Monas, yakni Stasiun Juanda dan Stasiun Gondangdia mengalami kepadatan pada Minggu (5/10/2025) pagi.
    Lonjakan penumpang terjadi karena banyak pengguna Commuter Line yang bergerak menuju kawasan Monas untuk menyaksikan rangkaian acara peringatan HUT TNI ke-80.
    Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan, mengatakan ribuan penumpang tercatat turun di Stasiun Juanda dan Stasiun Gondangdia.
    “Hingga pukul 09.00 WIB tercatat sebanyak 38.004 orang yang turun di Stasiun Juanda, sedangkan di Stasiun Gondangdia sebanyak 15.168 orang,” ujar Leza dalam keterangannya, Minggu (5/10/2025).
    Selain itu, jumlah pengguna transit di Stasiun Manggarai juga mengalami peningkatan sebanyak 25.640 penumpang, sementara di Stasiun Tanah Abang mencapai 12.652 penumpang.
    Leza menjelaskan, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk mengatur lonjakan pengguna tersebut.
    Salah satunya dengan melakukan penyekatan antrean di area menuju peron, seperti yang diterapkan di Stasiun Manggarai.
    Ia menyebut, KAI juga menyiagakan 269 petugas serta mengoperasikan sebanyak 1.063 perjalanan Commuter Line sepanjang hari ini.
    “Tenaga kesehatan dan mobil ambulans juga disiagakan untuk antisipasi lonjakan pengguna di stasiun-stasiun sekitar wilayah Monas,” kata Leza.
    Kompas.com/Ridho Danu Prasetyo Kemacetan parah terjadi kawasan Monas, Jakarta Pusat, tepatnya di sepanjang Jalan Kebon Sirih hingga Bundaran Tugu Tani
    Ia mengimbau masyarakat agar mempertimbangkan penggunaan stasiun alternatif jika kepadatan terjadi di sekitar Monas.
    “Pengguna (dapat) naik atau turun menuju kawasan Monas di stasiun alternatif seperti Stasiun Sawah Besar pada lintas Bogor. Sedangkan pengguna lintas Bekasi/Cikarang diimbau untuk naik dan turun di Stasiun Sudirman dan BNI City,” jelasnya.
    Leza menambahkan, pengguna juga diimbau tetap mengutamakan keselamatan selama perjalanan, termasuk pengawasan terhadap anak-anak.
    “Bagi pengguna yang membawa anak, pastikan anak-anak selalu dalam pengawasan selama perjalanan,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Stasiun Juanda & Gondangdia Padat saat HUT TNI, Ini Alternatif Naik-Turun KRL

    Stasiun Juanda & Gondangdia Padat saat HUT TNI, Ini Alternatif Naik-Turun KRL

    Bisnis.com, JAKARTA— Ribuan masyarakat memadati sejumlah stasiun KRL di sekitar kawasan Monas, Jakarta Pusat, pada Minggu (5/10/2025) pagi untuk menyaksikan rangkaian acara peringatan HUT ke-80 TNI. 

    Dua stasiun yang menjadi titik kedatangan utama, yakni Stasiun Juanda dan Stasiun Gondangdia, dilaporkan mengalami lonjakan signifikan pengguna Commuter Line sejak pagi. Manager Public Relations KAI Commuter Leza Arlan menyebutkan bahwa hingga pukul 09.00 WIB tercatat puluhan ribu pengguna telah turun di kedua stasiun tersebut.

    “Hingga pukul 09.00 WIB tercatat sebanyak 38.004 orang yang turun di Stasiun Juanda, sedangkan di Stasiun Gondangdia sebanyak 15.168 orang,” kata Leza dalam keterangan resmi pada Minggu (5/10/2025). 

    Selain itu, arus transit di beberapa stasiun penghubung juga meningkat. Stasiun Manggarai mencatat sebanyak 25.640 pengguna transit, sementara 12.652 pengguna tercatat transit di Stasiun Tanah Abang. 

    Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang ini, KAI Commuter menerapkan sejumlah langkah, termasuk penyekatan antrean di peron pada stasiun-stasiun padat seperti Manggarai.

    Leza menambahkan, sebanyak 269 personel pengamanan disiagakan untuk menjaga kelancaran dan keamanan di lapangan, didukung oleh 1.063 perjalanan Commuter Line yang dioperasikan dengan pola hari kerja.

    “Tenaga kesehatan dan mobil ambulans juga disiagakan untuk antisipasi lonjakan pengguna di stasiun-stasiun sekitar wilayah Monas,” katanya.

    Untuk mengurangi kepadatan di Stasiun Juanda dan Gondangdia, KAI Commuter juga menganjurkan masyarakat menggunakan stasiun alternatif. Misalnya, saja Stasiun Sawah Besar pada lintas Bogor. 

    Sementara itu, pengguna lintas Bekasi/Cikarang, KAI Commuter mengimbau pengguna untuk naik dan turun di Stasiun Sudirman dan BNI City. Leza menuturkan, jarak dari stasiun-stasiun alternatif tersebut ke Monas hanya berkisar 1,8-3 kilometer sehingga dapat menjadi pilihan jika terjadi kepadatan di titik utama. 

    Leza juga mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga keselamatan selama perjalanan dan mengikuti arahan petugas.

    “KAI Commuter mengimbau seluruh pengguna untuk tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan, serta mengikuti arahan dan instruksi dari petugas di stasiun. Terlebih bagi pengguna yang membawa anak, pastikan anak-anak selalu dalam pengawasan selama perjalanan,” tuturnya.

  • 2 Stasiun Ini Berpotensi Padat Saat HUT ke-80 TNI di Monas Besok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Oktober 2025

    2 Stasiun Ini Berpotensi Padat Saat HUT ke-80 TNI di Monas Besok Megapolitan 4 Oktober 2025

    2 Stasiun Ini Berpotensi Padat Saat HUT ke-80 TNI di Monas Besok
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – KAI Commuter memprediksi jumlah penumpang di Stasiun Juanda dan Stasiun Gondangdia akan meningkat pada Minggu (5/10/2025).
    Hal ini karena banyak warga yang akan menghadiri puncak peringatan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta Pusat.
    Kedua stasiun tersebut merupakan pemberhentian terdekat menuju kawasan Monas.
    “Lonjakan pengguna di stasiun-stasiun yang berada di sekitar pusat kegiatan mencakup Stasiun Juanda dan Stasiun Gondangdia,” kata Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan, dalam keterangannya, Sabtu (4/10/2025).
    Oleh karena itu, KAI Commuter menyarankan warga yang hendak menghadiri puncak acara HUT ke-80 TNI menggunakan alternatif stasiun lain.
    “Salah satunya adalah Stasiun Sawah Besar yang berlokasi sekitar kilometer dari Kawasan Monas dan Stasiun Tanah Abang yang berjarak hanya 2,2 kilometer,” ungkap Leza.
    Leza menyampaikan, jumlah pengguna Commuter Line Jabodetabek diperkirakan akan meningkat sekitar 33 persen dibandingkan dengan rata-rata volume penumpang pada akhir pekan biasanya.
    Terlebih, menyimak tren setiap tahun, animo masyarakat saat peringatan HUT TNI cenderung tinggi.
    “Kami perkirakan akan ada sekitar 942.000 orang akan menggunakan Commuter Line pada peringatan HUT TNI besok,” jelas Leza.
    “Ini juga tak lepas dari keberadaan beberapa stasiun Commuter Line yang memang berada di dekat lokasi perayaan,” tambah dia.
    Dengan begitu, KAI Commuter akan mengoperasikan layanan perjalanan Commuter Line Jabodetabek mengacu pada jadwal hari kerja.
    Pengelola Commuter Line akan mengoperasikan 1.063 perjalanan di Jabodetabek, untuk mendukung kelancaran mobilitas masyarakat.
    “Sedangkan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna, secara total KAI Commuter akan menyiagakan lebih dari 190 petugas posko, 269 personel pengamanan, dan lebih dari 350 petugas layanan di seluruh area stasiun,” ungkap dia.
    KAI Commuter juga akan menyiagakan dua ambulans dan 29 tenaga medis untuk layanan kesehatan.
    KAI Commuter mengimbau pengguna untuk tetap mengutamakan keselamatan, mengikuti arahan petugas di stasiun, dan siap mematuhi sistem buka-tutup antrean yang akan diberlakukan jika area peron sudah mulai padat.
    HUT ke-80 TNI mengangkat tema “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju”.
    “TNI Prima” menggambarkan visi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto agar institusi pertahanan ini senantiasa profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif.
    Sementara itu, “TNI Rakyat” merujuk pada jati diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara profesional, sekaligus tentara nasional.
    Adapun “Indonesia Maju” berarti TNI tidak hanya memperkuat kemampuan tempur, tetapi juga mendukung program nasional melalui operasi militer selain perang (OMSP).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Curhat Ojol yang Tak Ikut Demo: Fokus Cari Nafkah dan Capek Aspirasi Tak Didengar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 September 2025

    Curhat Ojol yang Tak Ikut Demo: Fokus Cari Nafkah dan Capek Aspirasi Tak Didengar Megapolitan 18 September 2025

    Curhat Ojol yang Tak Ikut Demo: Fokus Cari Nafkah dan Capek Aspirasi Tak Didengar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Aksi demonstrasi pengemudi ojek online (ojol) yang digelar di depan DPR, Rabu (17/9/2025), tidak berdampak signifikan pada layanan transportasi berbasis aplikasi di Jakarta.
    Berdasarkan pemantauan
    Kompas.com
    di Stasiun Gondangdia, aktivitas para driver ojol tetap berjalan normal.
    Mereka sibuk menjemput dan mengantarkan penumpang, sementara sebagian lainnya beristirahat di shelter ojol.
    Tak lama kemudian, orderan dari aplikasi kembali membuat mereka melanjutkan pekerjaan.
    Bagi sebagian pengemudi, absen dari aksi bukan berarti tidak peduli dengan aspirasi yang disuarakan.
    Namun, banyak di antara mereka memilih fokus mencari nafkah karena lelah berulang kali turun ke jalan tanpa hasil nyata.
    Usman (39), salah satu pengemudi ojol yang biasa mangkal di Gondangdia, menuturkan bahwa dirinya tetap bekerja seperti biasa meski ada aksi unjuk rasa.
    Menurutnya, tidak semua pengemudi merasa harus turun ke jalan karena kondisi ekonomi masing-masing berbeda.
    “Ya tetap narik, kaya biasa. Rata-rata kita di sini (Stasiun Gondangdia) enggak ada yang ikut demo,” ujar Usman kepada
    Kompas.com.
    Ia mengakui, memilih bekerja ketimbang ikut aksi bukan berarti menutup mata pada tuntutan yang disuarakan.
    Hanya saja, ia mengaku tidak bergabung dalam komunitas atau asosiasi pengemudi yang mengorganisasi demonstrasi.
    “Saya kan keliling ya nyari penumpang, jadi enggak masuk komunitas manapun. Saya nyari duit saja, daripada demo tapi ujung-ujungnya enggak didengar,” tambahnya.
    Bagi Usman, kebutuhan sehari-hari lebih mendesak daripada harus menghabiskan waktu di jalan untuk menyuarakan aspirasi yang belum tentu ditanggapi serius oleh pemerintah maupun aplikator.
    Hal serupa diungkapkan Dermawan (40), pengemudi ojol yang biasa beroperasi di kawasan Gondangdia dan Gambir.
    Ia mengatakan aktivitasnya tetap lancar meskipun ribuan pengemudi lain menggelar aksi di Jakarta Pusat.
    “Teman-teman ojol saya rata-rata narik semua hari ini. Belum dapat info juga kalau ada yang milih matiin aplikasi atau ikut demo,” katanya.
    Sejak pagi, ia mengaku tidak ada perubahan signifikan dalam jumlah orderan.
    Baik transportasi penumpang maupun layanan pesan-antar makanan, tetap ramai seperti hari-hari biasa.
    “Dari pagi masih lancar sih, saya selalu dapat. Enggak sepi juga, ya seperti biasa,” ucapnya.
    Dermawan menilai, keputusan untuk tetap bekerja adalah pilihan realistis.
    Ia khawatir, jika ikut aksi, justru kehilangan penghasilan harian yang menjadi tumpuan keluarga.
    Di sisi lain, penumpang juga mengaku tidak mengalami kesulitan menggunakan layanan transportasi daring.
    Riska (29), warga Juanda, mengatakan dirinya tetap bisa memesan ojol dengan mudah meski mendengar kabar adanya demonstrasi.
    “Saya dapat kok, ini saya lagi nunggu drivernya. Katanya demo tapi saya lihat masih banyak yang narik penumpang,” ujar Riska saat ditemui di shelter ojol Stasiun Gondangdia.
    Menurutnya, informasi soal demo sempat membuat khawatir perjalanan akan terganggu. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya.
    Ojol masih banyak beroperasi, dan waktu tunggu aplikasi pun tidak jauh berbeda dengan hari biasa.
    Riska mengapresiasi sikap pengemudi yang tetap beroperasi. Ia menilai kehadiran mereka membantu mobilitas masyarakat tetap terjaga meski ada aksi besar di pusat pemerintahan.
    Dengan demikian, meskipun ada demonstrasi ojol di DPR, aktivitas transportasi daring di sejumlah titik utama Jakarta tetap berjalan normal.
    Sejumlah pengemudi lebih memilih bertahan di jalanan, mengandalkan orderan, dan menunda aspirasi yang berkali-kali mereka nilai tak kunjung digubris.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo Ojol Siang Ini, Masih Banyak yang Narik di Jakarta Pusat

    Demo Ojol Siang Ini, Masih Banyak yang Narik di Jakarta Pusat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah driver ojek online (ojol) masih terlihat beroperasi di daerah Jakarta Pusat. Rencananya siang ini Asosiasi pengemudi ojek online Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia berencana melakukan aksi demonstrasi di sejumlah titik termasuk Kementerian Perhubungan.

    Pantauan CNBC Indonesia di sekitaran Gondangdia, kawasan Monas, hingga depan Kementerian Perhubungan masih banyak driver ojek online yang beroperasi. Mereka juga masih menggunakan atribut dari aplikator masing-masing yakni helm dan jaket.

    Tidak ada tanda-tanda akan ada demonstrasi di depan Kementerian Perhubungan. Hanya sejumlah polisi terlihat berjaga di depan kementerian.

    Jalan Medan Merdeka Barat juga masih bisa dilewati kendaraan dan Transjakarta. Tidak terlihat pengalihan arus lalu lintas di sekitaran kawasan Monas hingga Medan Merdeka Barat.

    Dilaporkan sebelumnya, sejumlah driver ojol yang tergabung di Garda akan melakukan aksi demonstrasi. Dimulai dari markas Garda di Cempaka Mas pukul 09.30 WIB, kemudian konvoi menuju Istana Presiden sebagai titik orasi pertama.

    Setelah itu, massa akan bergerak ke Kementerian Perhubungan, lalu berakhir di depan DPR RI sekitar pukul 12.00-13.00 WIB.

    Berikut tujuh tuntutan demo pada Selasa (17/9/2025):

    Memasukkan RUU Transportasi Online ke dalam Prolegnas 2025-2026.
    Menetapkan potongan aplikator maksimal
    10% sebagai harga mati.
    Menerapkan regulasi tarif antar barang dan makanan.
    Melakukan audit investigatif terhadap potongan 5% yang diambil aplikator.
    Menghapus sistem Aceng, Slot, Multi Order, dan Member Berbayar.
    Mencopot Menteri Perhubungan Dudy
    Purwaghandi.
    Kapolri mengusut tuntas tragedi 28 Agustus 2025.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lebih 20 stasiun kereta sudah terintegrasi dengan Transjakarta

    Lebih 20 stasiun kereta sudah terintegrasi dengan Transjakarta

    Jakarta (ANTARA) – Saat ini lebih 20 stasiun kereta (KA) di Jakarta sudah terintegrasi dengan moda transportasi Transjakarta sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan integrasi layanan angkutan umum untuk masyarakat.

    “Sudah lebih dari 20 stasiun kami terintegrasi dengan Transjakarta, karena kebutuhan integrasi,” ujar Vice President Public Relation PT KAI, Anne Purba di Jakarta, Selasa.

    Hal itu disampaikan pada Bicara Kota Series #18 bertema “Feminist Urbanism: Mewujudkan Kota yang Adil Gender” yang diadakan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta.

    Stasiun yang telah terhubung dengan Transjakarta antara lain Tebet, Cawang, Manggarai, Sudirman, Jatinegara, Tanah Abang, Palmerah dan Kebayoran.

    Selain itu Juanda, Jakarta Kota, Gondangdia, Duren Kalibata, Pasar Minggu, Tanjung Barat, Lenteng Agung, Universitas Pancasila, Grogol, Klender dan Cakung.

    Seperti Stasiun Juanda sudah terkoneksi. Hal itu dilakukan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

    “Karena Jakarta punya visinya dan itu kami harus dukung sebagai operator. KAI yang mengantar orang yang masuk dan keluar Jakarta,” katanya.

    Upaya integrasi lainnya, yakni menghadirkan sistem pembayaran non-tunai yang dapat memudahkan penumpang KRL dalam memesan tiket kereta.

    Selain itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga menyediakan fasilitas bagi penumpang kereta rel listrik (KRL) memesan transportasi daring dari stasiun menuju kantor atau tujuan masing-masing dan sebaliknya.

    “Dengan ojek online, supaya bisa mengantarkan orang ke stasiun terdekat dan menjemputnya nanti untuk ke kantor sehingga tidak perlu naik motor dari rumah ke kantor. Ini bisa mengurangi polusi (dari sumber kendaraan pribadi),” kata dia.

    KAI melakukan survei tiga bulan sekali untuk mengetahui fasilitas atau hal yang perlu diperbaiki tahun mendatang. Survei ini menyasar penumpang, komunitas, regulator, akademisi hingga pengamat-pengamat transportasi yang bisa memberikan masukan.

    “Jadi pendekatan sosiologi dan kearifan lokal itu kami lakukan. Berbicara integrasi antarmoda misalnya, (penumpang) tidak boleh jalan lebih dari sekian kilometer, ” ujar dia.

    Dia mencontohkan, usulan anggota DPR belum lama ini mengenai ruang khusus merokok di kereta api, tak diamini KAI.

    Hal ini selain karena secara regulasi KAI sudah menetapkan kereta api sebagai salah satu yang harus bebas asap rokok, juga didukung survei bahwa ruang tersebut tak dibutuhkan.

    “Sehingga masukan DPR untuk membuat ruang merokok, tidak kita penuhi. Karena berdasarkan data, anak, perempuan dan yang lainnya lebih dari 90 persen, tidak membutuhkan ruang merokok,” kata dia.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pengacara Pastikan Arya Daru Tak Ada Keinginan Bunuh Diri di 2013: Lagi Tugas di Myanmar Usut Human Trafficking – Page 3

    Pengacara Pastikan Arya Daru Tak Ada Keinginan Bunuh Diri di 2013: Lagi Tugas di Myanmar Usut Human Trafficking – Page 3

    Sebelumnya, Ahli Digital Forensik Ditressiber Polda Metro Jaya Ipda Saji Purwanto mengatakan bahwa hasil digital forensik dari ponsel lain milik Arya Daru, ditemukan bahwa diplomat tersebut pernah mengirimkan surel ke badan amal yang menyediakan layanan masalah kejiwaan.

    “Alamatnya adalah daru_j@yahoo.com dikirim ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang yang memiliki emosional yang mengalami perasaan tertekan dan putus asa termasuk yang dapat menyebabkan bunuh diri,” kata Saji.

    Sementara itu, Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) mengungkapkan bahwa Arya Daru memiliki riwayat mengakses layanan kesehatan mental secara daring pada sekitar tahun 2013 dan 2021.

    Diketahui, Arya Daru Pangayunan (ADP) ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban di rumah Kost Guest House Gondia kamar 105, Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2024 sekitar pukul 08.10 WIB.

    Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menyimpulkan kematian Arya Daru tanpa keterlibatan orang lain. Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan penyelidik dengan melibatkan beberapa ahli.