Mushala di Glodok Plaza Tak Terbakar, Apa Saja yang Tetap Utuh?
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Bara api telah padam, menyisakan abu yang bertebaran di sudut-sudut Gedung
Glodok Plaza
.
Gedung yang pernah berdiri kokoh itu kini luluh lantak akibat kebakaran hebat yang terjadi pada Rabu (15/1/2025) malam.
Lantai 7, 8, dan 9, yang menjadi pusat titik api, kini sudah rata, menyisakan puing-puing dan kenangan yang hangus terbakar.
Namun, di tengah kehancuran itu, ada satu pemandangan yang mengejutkan para petugas pemadam kebakaran.
Sebuah ruangan yang berfungsi sebagai mushala karyawan tetap utuh, seolah tak tersentuh oleh kobaran api yang melahap sekelilingnya.
Mushala tersebut terletak di antara lantai 7 dan 8, tepat di pusat titik api.
Lantai 7, yang menjadi area karaoke, habis terbakar, sementara lantai 8 dan 9 yang merupakan diskotek juga nyaris tak tersisa.
Namun, di tengah panas dan kobaran api yang melahap gedung, mushala tetap berdiri.
“Ada mushala, terus ada tempat penyimpanan minuman ringan, ada juga sedikit ruangan kantor. Itu yang nggak kena (terbakar),” ungkap Budiman, Koordinator Pengendali Damkar Jakarta Barat, saat dihubungi
Kompas.com
, Kamis (29/1/2025).
Menurut Budiman, meski berada di tengah pusat kebakaran, bagian dalam mushala nyaris tidak tersentuh api.
“Pintunya kena, tembok-temboknya juga kena jelaga hitam, tapi bagian dalamnya masih utuh,” kata Budiman.
“Ada rak tempat menyimpan Al Quran yang ikut terkena imbas api, tapi kitabnya hanya hangus di bagian tepiannya saja, selebihnya masih utuh,” tambahnya.
Selain Al Quran, beberapa benda lain juga ditemukan dalam kondisi baik.
“Karpet dan ya, yang mengarah ke kiblat itu utuh semua. Tirai warna merah itu juga utuh,” tambah Budiman.
Hingga kini, belum ada penjelasan pasti mengapa mushala tersebut tidak terbakar.
Sebagian besar bangunan di sekitarnya rata, namun ruangan berukuran sekitar 4×5 meter ini tetap berdiri kokoh.
Kejadian ini menimbulkan tanda tanya besar. Apakah faktor struktur bangunan yang melindunginya? Atau ada hal lain yang tidak bisa dijelaskan?
Tak jauh dari mushala, di area parkiran, sebuah mobil putih milik Osima Yukari, salah satu korban kebakaran, juga ditemukan dalam kondisi utuh.
Meski tak tersentuh api langsung, mobil tersebut terkena dampak asap kebakaran.
“Mobil itu aman, cuma kena asap aja. Kalau dibersihkan, bisa kembali seperti semula,” kata Budiman.
Kebakaran hebat di Glodok Plaza menyisakan duka mendalam bagi banyak orang.
Apa pun penyebabnya, kejadian ini menjadi pengingat bahwa dalam situasi paling sulit sekalipun, selalu ada sesuatu yang bertahan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Glodok
-
/data/photo/2025/01/17/678a074d9154b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Mushala di Glodok Plaza Tak Terbakar, Apa Saja yang Tetap Utuh? Megapolitan
-

Cerita Budi Wongso Jadi Pemandu Wisata di Kawasan Pecinan Glodok, Berawal Dari Senang Bantu Orang – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lahir dan besar di kawasan Glodok, Jakarta Barat membuat Budi Wongso, seorang pemandu wisata lokal beretnis Tionghoa punya nilai jual lebih untuk ia tawarkan bagi wisatawan mancanegara yang hendak menjelajahi Pecinan Glodok.
Ia memulai karir sebagai pemandu wisata secara mandiri sejak 2016 silam.
Mulanya, tak ada niat sama sekali bagi Budi untuk menjadi pemandu wisata.
Latar belakang dan pengalaman menjadi pemandu wisata pun tak dimiliki sebelumnya.
Semua hanya bermodalkan niat ingin membantu yang tumbuh di dalam dirinya serta ketertarikannya dalam bersosialisasi dengan banyak orang.
Saat bertemu dengan Budi, ia baru saja selesai melakukan sembahyang menyambut Tahun Baru Imlek di Vihara Dhama Jaya Toasebio kawasan Tamansari, Glodok, Jakarta Barat, Rabu (29/1/2025).
Ia mengenakan baju merah, senada dengan lilin dan lentera di vihara. Rambutnya bergaya comb over.
“Sebenarnya awal-awal mungkin 2016-an tidak berminat untuk jadi seorang tour guide,” ujar Budi berbagi cerita dengan Tribunnews.com.
Diawali pertemuannya dengan wisatawan asing yang tampak kebingungan, menjadi jalan bagi Budi untuk terus bergelut di dunia pemandu wisata lokal hingga saat ini.
“Enggak sengaja ada turis datang, saya coba bantu. Mereka senang, jadi saya juga senang bisa bantu orang. Saya tinggal di sini, apa sih yang bisa saya bantu di Glodok,” ujar Budi.
“Ya mungkin jalannya seperti itu. Ketemu turis satu-satu, lama-lama akhirnya mereka bilang ‘kenapa kamu enggak bikin, karena kamu bisa, kamu bikin sendiri’. Jadi akhirnya sampai sekarang saya senang ketemu orang, bantu orang,” sambungnya.
Saat berbincang dengan Tribun, Budi juga menunjukkan sebuah tautan yang ia gunakan untuk promosi.
Tampak di dalamnya beberapa testimoni wisatawan yang pernah menggunakan jasanya.
Rata-rata berasal dari negara Eropa seperti Jerman, Prancis, hingga Swiss.
Namun, ada pula yang dari Lombok, Brunei Darussalam, hingga Colorado.
Budi biasanya mengajak wisatawan untuk menikmati jajanan khas di pecinan, menjelajahi tempat-tempat bersejarah, hingga menyaksikan perayaan Tahun Baru Cina dan Cap Go Meh.
Selain itu, ia juga memasukkan beberapa tempat makan yang dikelola warga lokal dalam rangkaian destinasinya.
“Buat saya, pertama kita bantu turisnya, kedua tenant di sini. Kadang-kadang ada tenant di sini yang mungkin kurang orang tahu. Saya bawa ke sana,” jelasnya.
“Yang penting asal dia punya produk kualitas bagus, saya ajak ke sana, selama ini tamu yang saya bawa semuanya bilang bagus,” Budi menambahkan.
Berharap Bantuan Pemerintah
Menjadi pemandu wisata mandiri tentu juga tidak gampang buat Budi.
Saingan bermodal besar tentu tak sedikit.
Hingga saat ini, perjuangannya untuk terus dapat bersaing masih terus diupayakan.
Ia pernah ikut program pemerintah untuk pembiayaan modal kerja, tapi ditolak.
“Saya pernah coba cari bantuan dana. Kan ada KUR (Kredit Usaha Rakyat) ya. Tapi gini KUR itu meminta bahwa ia melihat banyak (testimoni jasa). Nah kita kan baru mulai, tapi (minta) reviewnya sudah 5 bintang. Mereka gak mau,” tuturnya.
“Jadi mereka yang melihat cuma statistik. Jadi itu memperlambat kita punya usaha,” tambahnya.
Besar harapan Budi terhadap pemerintah untuk dapat menengok lebih jauh lagi terhadap pihak-pihak seperti dirinya dalam hal melakukan usaha pemandu wisata mandiri.
Dengan begitu, selain jasanya, tempat-tempat wisata yang jadi destinasi juga akan terdampak dari sisi kualitas atas semakin banyaknya wisatawan yang bekunjung.
“Harapannya, enggak cuma statistik. Tapi boleh bank atau pemerintah tau dari UMKM, ada pihak yang mau survei. Lihat nih kalau ada permintaan seperti local guide,” ucapnya.
-

Kisah Ko Ayu dan Barongsai, Sempat Dilarang di Era Soeharto Hingga Kembali Banjir Rezeki Saat Imlek – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Yunardi, seorang pelatih barongsai, kebanjiran rezeki setiap perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek.
Warga Glodok, Tamansari, Jakarta Barat biasa disapa Ko atau Koko Ayu.
Tidak sulit mencari lokasi rumah pria berusia 75 tahun ini.
Cukup menyebut nama Ko Ayu, warga sekitar langsung tahu.
Ko Ayu diketahui selain berprofesi sebagai pelatih barongsai, ia juga merupakan mantan Ketua RT 002/003 di kawasan tempat tinggalnya.
Warga setempat bakal langsung memberikan petunjuk arah menuju sebuah rumah yang berada di pinggir aliran Kali Krukut bila menanyakannya.
Rumahnya tampak sederhana. Didominasi cat berwarna biru.
Di sebelah pintu masuknya tampak seng dan beberapa barang rongsok menumpuk.
Jika sedikit mengintip ke dalam melalui pintu masuk, rumah Ko Ayu penuh dengan ragam perabotan yang meski terlihat berantakan tapi semuanya seperti tertata sesuai tempatnya.
Saat ditemui Tribunnews.com, Rabu (29/1/2025), ia baru saja menyelesaikan tugasnya menjadi penampil pertunjukkan barongsai.
Ada empat acara yang harus Ko Ayu dan timnya hadiri hari ini.
Satu kali pertunjukkan, mereka disewa dengan harga Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta.
Menurutnya, nomial itu masih masuk dalam standar harga yang murah mengingat tim Ko Ayu terdiri dari 12 hingga 14 orang.
“Murah lah, Rp 3,5 sampai 4 juta. Satu tim, kurang lebih (anggota) 12 sampai 14 lah,” ujarnya.
Selain menjadi penampil tarian tradisional Tiongkok, sehari-harinya anggota tim Ko Ayu merupakan pekerja kantoran dan ada juga yang berkerja sebagai driver ojek daring.
Dalam perayaan Imlek 2025 ini, Ko Ayu dan timnya bakal kecipratan rezeki untuk beberapa hari ke depan.
Pasalnya, panggilan demi panggilan untuk Ko Ayu menampilkan aksi barongsai masih terus berlanjut hingga perayaan hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek atau Cap Go Meh.
Latihan di Vihara dan Sekolah
Sehari-hari Ko Ayu melatih timnya di beberapa kawasan vihara.
Ia sudah bergelut dengan dunia barongsai sejak tahun 70-an.
Selain itu, seminggu sekali, ia disewa pihak sekolah untuk mengajar hal serupa kepada para siswa.
Ia dibayar Rp 150 ribu per satu kali latihan.
Anggota timnya sudah beregenerasi.
Namun, Ko Ayu masih tampak bugar untuk orang tua seusianya.
“Yang udah ngikut lama, yang udah pada berkeluarga, keluar. Jadi masuk generasi baru lagi. Terus aja. Paling dia kuat, bisa ngikut ke saya, 5-6 tahun, kemudian enggak sampai puluhan tahun. Udah berkeluarga, dia setop,” jelas Ko Ayu.
Kini timnya tidak hanya mereka yang beretnis Tionghoa saja.
Ko Ayu membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa saja yang hendak belajar seni yang sudah mulai populer sejak 420-589 Masehi.
“Sekarang udah campur. Udah pribumi, udah boleh ikut juga. Anak buah saya saja, pribumnya separuh-separuh, 40-an, 20 pribumi, 20 non-pribumi, campur gitu. Udah milik seluruh bangsa, enggak milik satu etnis,” katanya.
Sempat Kesal Pertunjukan Barongsai Dilarang di Era Soeharto
Pertunjukan barongsai sempat dilarang di era Presiden Soehato.
Pada tahun 1967, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967 yang membatasi aktivitas budaya Tionghoa di ruang publik, termasuk perayaan Imlek dan pertunjukan barongsai.
Larangan itu baru dicabut setelah reformasi, tepatnya tahun 2000 saat Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menghapus Inpres tersebut.
Sejak itu, barongsai kembali tampil bebas di acara-acara Imlek dan budaya lainnya di Indonesia.
Ko Ayu sudah akrab dengan dunia barongsai sejak ia menginjak usia 17 tahun.
Adanya larangan pemerintah kala itu membuatnya kecewa.
“Dilarang sama Soeharto, dianggap politik. Saya tuh udah jadi pemain, udah umur 17 pada waktu itu. Jadi perkumpulan saya ditutup. Ditutup sampai 30 tahun, 32 tahun. Baru dibuka sama Pak Gus Dur tahun 2002,” kenang Ko Ayu.
Padahal menurutnya barongsai murni merupakan sebuah kesenian.
Ko Ayu menyayangkan langkah Soeharto kala itu, sebab mengafiliasi budaya dengan spektrum politik.
“Aduh Soeharto, betul-betul. Padahal barongsai itu cuma kesenian. Enggak ada urusan sama politik, dianggap ada PKC di situ, Partai Komunis Cina. Dianggap perkumpulan itu, jadi ngumpul-ngumpulin orang komunis. Padahal, kita kan bukan Komunis,” tuturnya.
Sekarang, Ko Ayu sangat bersyukur atas kebijakan Gus Dur.
Ko Ayu dapat tumbuh dalam komunitasnya.
Bersama-sama kini mereka mempertahankan kebudayaan serta saling membuka pintu rezeki bagi satu sama lain.
-

Satu kantong jenazah kembali dievakuasi di lantai 8 Glodok Plaza
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Satu kantong jenazah kembali dievakuasi di lantai 8 Glodok Plaza
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Selasa, 28 Januari 2025 – 20:23 WIBElshinta.com – Petugas gabungan kembali mengevakuasi satu kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, yang berada di dapur lantai 8 gedung tersebut.
“Pada Selasa ini, tim gabungan berhasil mengevakuasi satu kantong jenazah yang ditemukan di dapur yang terletak di lantai 8 Glodok Plaza. Kantong jenazah tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri,” kata Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Temuan satu kantong jenazah itu berawal dari laporan pengelola gedung yang mencium aroma bau di sekitar lantai 8 pada Selasa siang sekitar pukul 13.30 WIB.
BPBD DKI pun mengirimkan empat personel untuk membantu proses pencarian.
“Laporan dari pengelola mencium aroma bau pukul 13.30 WIB dan petugas bersama tim Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) langsung melakukan pengecekan dan ditemukan di lokasi yang dilaporkan (kitchen),” ujar Yohan.
Hingga kini, total ada 13 kantong jenazah telah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur dari 14 orang yang dilaporkan hilang akibat kebakaran Glodok Plaza yang terjadi pada Rabu (15/1) itu.
Sebelumnya, Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) berhasil mengidentifikasi tiga dari 14 korban yang dilaporkan hilang akibat kebakaran Glodok Plaza tersebut..
Hasil identifikasi itu berdasarkan 14 kantong “body part” (potongan tubuh) korban. Sedangkan sembilan kantong jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi mendalam.
Tiga jenazah yang berhasil identifikasi itu berdasarkan pemeriksaan DNA dan medis.
Tiga jenazah itu, yakni sebagai berikut:
1. Zukhi Fitria Rahdja, laki-laki 42 tahun, teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA
2. Aulia Belinda Kurapak, perempuan 28 tahun, teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA dan medis
3. Osima Yukari, perempuan 29 tahun, teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA
Sementara sembilan kantong jenazah lainnya yang berisi potongan tubuh yang belum berhasil diidentifikasi.
Adapun 14 korban hilang yang dilaporkan, yakni Ade Aryati (29), Sinta Amelia (20), Aldrinas (29), Aulia Belinda (28), Osima Yukari (29), Deri Saiki (25), Indira Seviana Bela (25) dan Keren Shalom J (21). Selain itu Intan Mutiara (26), Desty dan Zukhi Radja (42), Chika Adinda Yustin (26), Muljadi (56) serta Dian Cahyadi (38).
Sumber : Antara
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5099904/original/002012400_1737195694-IMG_9926.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Kantong Jenazah Kembali Dievakuasi, Ditemukan di Dapur Lantai 8 Glodok Plaza – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Petugas gabungan kembali mengevakuasi satu kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat pada Selasa (28/1/2025). Jenazah korban kebakaran itu ditemukan di dapur lantai 8 Glodok Plaza.
“Pada Selasa ini, tim gabungan berhasil mengevakuasi satu kantong jenazah yang ditemukan di dapur yang terletak di lantai 8 Glodok Plaza. Kantong jenazah tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri,” kata Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Mohammad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Seperti dilansir Antara, temuan satu kantong jenazah itu berawal dari laporan pengelola gedung yang mengaku mencium aroma bau di sekitar lantai 8 pada Selasa siang sekitar pukul 13.30 WIB. BPBD Jakarta pun mengirimkan empat personelnya untuk membantu proses pencarian.
“Laporan dari pengelola mencium aroma bau pukul 13.30 WIB dan petugas bersama tim Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) langsung melakukan pengecekan dan ditemukan di lokasi yang dilaporkan (dapur),” ujar Yohan.
Dengan penemuan ini, maka total sudah ada 13 kantong jenazah yang telah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur dari 14 orang yang dilaporkan hilang akibat kebakaran Glodok Plaza yang terjadi pada Rabu 15 Januari 2025 malam itu.
Pencarian Sempat Dihentikan
Sebelumnya, proses pencarian dan evakuasi korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat dihentikan sementara. Keputusan ini diambil karena petugas tengah fokus pada tahap pembersihan tempat kejadian perkara (TKP).
“Untuk sementara ini arahan dari Kapolsek dihentikan sampai menunggu arahan polisi,” kata Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohammad Yohan, Senin (27/1/2025).
Penghentian sementara proses pencarian dan evakuasi ini dilakukan karena pengelola gedung tengah melakukan pembersihan lokasi bekas kebakaran. “Berhenti ini karena pengelola melakukan pembersihan area,” katanya.
-

Minimalisir Kemacetan, Wihara Dharma Bhakti Glodok Tak Gelar Acara Khusus dalam Perayaan Imlek 2025 – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Puluhan lebih umat Konghucu datang silih berganti ke Wihara Dharma Bhakti, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (28/1/2025).
Diketahui, Hari Raya Imlek 2025 jatuh pada Rabu (29/1/2025) besok.
Pantauan Tribunnews.com sekira pukul 17.00 WIB, Wihara Dharma Bhakti banyak didatangi umat yang hendak melakukan sembahyang.
Umat dapat bersembahyang di dua lantai yang terdapat pada gedung tempat ibadah tersebut.
Di saat para umat sembahyang, ada lebih dari tiga orang personel pihak keamanan Wihara Dharma Bhakti.
Pengurus Yayasan Wihara Dharma Bhakti, Kong Tet Sen, mengatakan tidak ada acara khusus dalam rangka perayaan Imlek 2025 ini.
Hal itu dikarenakan pihaknya meminimalisir terjadinya kemacetan di kawasan sekitar wihara.
“Enggak ada (acara khusus), tahun ke tahun biasa saja. Untuk sembahyang saja paling,” kata Kong Tet Sen, kepada wartawan, Selasa (28/1/2025).
Sementara itu, Yunus, seorang pria yang sejak tahun 2011 bekerja di Wihara Dharma Bhakti mengatakan jumlah umat yang datang belum tergolong banyak, pada Selasa ini.
Hal ini menurutnya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Ia menilai, hal ini terjadi dikarenakan H-1 perayaan Imlek 2025 jatuh di dua tanggal merah atau terjepit.
“Ini belum ramai. Mungkin besok (hari H Imlek 2025),” ucapnya, kepada Tribunnews.com.
Selanjutnya, pria berkaus merah itu mengatakan, Wihara Dharma Bhakti kini tidak menggunakan lilin merah berukuran jumbo khas perayaan Imlek.
Alasannya, menurut Yunus, karena Wihara Dharma Bhakti pernah mengalami kebakaran.
Diketahui, kebakaran di Wihara Dharma Bhakti terjadi pada 2015.
“Iya sekarang enggak pakai. Takut soalnya. Dulu kan pernah kebakaran,” ungkap Yunus.
Sementara itu, satu di antara beberapa umat yang melakukan sembahyang di Wihara Dharma Bhakti, Jonathan (27), mengungkapkan waktu yang ditunggu-tunggu saat Imlek adalah ketika dia dapat berkumpul bersama sanak keluarganya.
Jonathan tampak bersembahyang seorang diri pada Selasa siang ini.
Ia menyebut, keluarganya akan mulai berkumpul nanti malam menjelang detik-detik pergantian tahun atau puncak perayaan Imlek.
“Biasanya Imlek ya kita bagi-bagi angpao. Misalnya dari keluarga yang sudah menikah itu bagi-bagi angpao ke yang belum menikah,” ucapnya.
Lebih lanjut, pada Imlek 2025 ini, Jonathan mengharapkan agar bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju ke depannya.
“Harapannya, semoga untuk bangsa kita ini, bangsa Indonesia bisa lebih maju lagi kedepannya. Dijauhkan dari hal-hal negatif, bencana alam,” ucap Jonathan.
-

2 Minggu Usai Kebakaran Glodok Plaza Tim Gabungan Evakuasi Satu Kantong Jenazah dari Lantai 8 Gedung – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim gabungan melakukan evakuasi satu kantong jenazah dari insiden kebakaran di Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (28/1/2025).
Kapusdatin BPBD Jakarta Muhamad Yohan menuturkan satu kantong jenazah tersebut telah dikirim ke RS Polri Kramatjati.
“Tim gabungan berhasil mengevakuasi 1 kantong jenazah Selasa 28 Januari 2025,” ucap Yohan dalam keterangan.
Satu kantong jenazah itu ditemukan tim gabungan di sebuah dapur lantai 8 gedung.
“Laporan dari pengelola mencium aroma bau jam 13.30 (WIB) dan petugas bersama DVI langsung melakukan pengecekan ditemukan di lokasi yang dilaporkan (kitchen),” ungkapnya.
Tim gabungan yang terjunkan sebanyak empat personel yang membantu proses pencarian.
Hingga kini total 13 kantong jenazah telah dievakuasi ke RS Polri dari 14 orang yang dilaporkan menghilang sejak insiden kebakaran terjadi di Glodok Plaza pada Rabu (15/1/2025) malam.
Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur berhasil mengidentifikasi tiga korban kebakaran Plaza Glodok, Jakarta Barat.
Pengidentifikasian ini berhasil dilakukan setelah potongan tubuh atau body part dicocokkan dengan data yang diberikan oleh keluarga korban.
“Telah berhasil mengidentifikasi tiga korban dari 14 korban yang telah dilaporkan hilang oleh keluarganya, dan yang lain masih dalam proses pemeriksaan,” kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Prima Heru Yulihartono dalam jumpa pers di RS Polri, Jumat (24/1/2025).
Prima meminta agar pihak keluarga yang lain untuk bersabar dan mendukung pihak RS Polri melakukan proses identifikasi kepada jasad korban yang lain.
Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama menyebut ketiga korban itu teridentifikasi berdasarkan hasil sidang rekonsiliasi.
Adapun rekonsiliasi dilakukan dengan membandingkan data postmortem dan antemortem.
Ketiga jenazah yang berhasil teridentifikasi yakni seorang pria bernama Zukhi F Radja (42 Tahun), Aulia Belinda, Perempuan, 28 Tahun, dan Osima Yukari, Perempuan, 25 Tahun.
“Untuk sementara, ada 9 bodi-part yang masih membutuhkan pendalaman. Kami mohon dukungan, doa, semua masyarakat agar kami juga memohon kepada korban yang merasa kehilangan bersabar karena kami akan melaksanakan kembali pendalaman,” jelasnya.
Ketiga jenazah ini bagian dari 14 orang yang dilaporkan hilang saat kebakaran melanda Glodok Plaza.
Berikut daftar 14 orang hilang:
1. Aulia Belinda (P) 28 tahun;
2. Deri Sauki (L) 25 tahun;
3. Osima Yukari (P) 25 tahun;
4. Aldrina S (P) 29 tahun;
5. Ade Aryati (P) 29 tahun;
6. Sinta Amelia (P) 20 tahun;
7. Indira Seviana Bela (P) 25 tahun;
8. Keren Shalom (P) 21 tahun;
9. Intan Mutiara (P) 26 tahun;
10. Desti (P);
11. Zukhi F Radja (L) 42 tahun;
12. Chika Adinda Yustin (P) 26 tahun
13. Muljadi (L) 56 tahun;
14. Dian Cahyanti (P) 38 tahun.
-

Satu Korban Kebakaran Glodok Plaza Ditemukan Hari Ini, Total 13 Kantong Jenazah Dievakuasi
loading…
Tim Gabungan kembali berhasil mengevakuasi satu kantong jenazah dari lokasi kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat pada Selasa (28/1/2025). FOTO/IST
JAKARTA – Tim Gabungan kembali berhasil mengevakuasi satu kantong jenazah dari lokasi kebakaran Glodok Plaza , Tamansari, Jakarta Barat pada Selasa (28/1/2025). Dengan temuan tambahan ini, maka hingga saat ini total 13 kantong jenazah yang berhasil dievakuasi.
“Hari ini ditemukan 1 kantong jenazah,” kata Kapolsek Metro Tamansari Kompol Riyanto saat dikonfirmasi, Selasa (28/1/2025).
Sementara itu, Kapusdatin BPBD Provinsi DKI Jakarta, M Yohan membenarkan ada satu tambahan kantong jenazah dan dievakuasi ke RS Polri Kramatjati.
“Selasa, 28 Januari 2025. Tim gabungan berhasil mengevakuasi 1 kantong jenazah ke RS Polri Kramatjati. 13 Kantong Jenazah (Sudah berhasil dievakuasi ke RS Polri untuk proses identifikasi),” ujar Yohan.
Sekedar informasi, kebakaran hebat itu menghanguskan bangunan gedung Glodok Plaza pada lantai 7, 8, dan 9 serta sejumlah lantai dibawahnya. Setidaknya ada 14 orang korban yang dilaporkan hilang dalam peristiwa itu.
Hingga saat ini Tim DVI Polri tengah berupaya mengindentifikasi para korban yang telah dikumpulkan dalam 12 kantong jenazah menggunakan DNA dan Ondotogram atau rekam medis gigi.
Rumah Sakit Polri Kramat Jati berhasil mengidentifikasi sebanyak tiga korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat. RS Polri sebelumnya telah menerima 12 kantong jenazah atas kejadian tersebut.
“Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini Jumat, 24 Januari 2025 tim gabungan sementara telah berhasil mengidentifikasi tiga korban dari 14 korban yang dilaporkan hilang oleh keluarganya,” kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Prima Heru Yulihartono, dalam konferensi pers, Jumat (24/1/2025).
3 Jenazah yang berhasil diidentifikasi:1. Zukhi F Rahdja, Pria berusia 42 tahun berdasarkan pemeriksaan DNA.
2. Aulia Belinda, Perempuan 28 tahun berdasarkan pemeriksaan DNA dan medis.
3. Osima Yukari, Perempuan 25 tahun berdasarkan pemeriksaan DNA.(abd)
-

Kantong Jenazah Baru Dibawa dari Glodok Plaza, Berawal dari Bau di Lantai 8
Jakarta –
Petugas kembali mengevakuasi satu kantong jenazah di reruntuhan Glodok Plaza, Jakarta Barat yang hangus terbakar beberapa waktu lalu. Jenazah tersebut ditemukan di lantai 8.
“Ditemukan di lantai 8, di kitchen,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan dalam keterangannya, Selasa (28/1/2025).
Yohan mengatakan pengelola mulanya mencium aroma bau saat membersihkan puing reruntuhan bangunan. Petugas pun bergerak dan berhasil menemukan jasad korban.
“Laporan dari pengelola mencium aroma bau jam 13.30 dan petugas bersama DVI langsung melakukan pengecekan ditemukan di lokasi yang di laporkan (kitchen). BPBD mengirimkan 4 Personil untuk membantu pencarian,” jelasnya.
Kebakaran di Glodok Plaza terjadi pada Rabu (15/1) malam. Api membakar sejumlah lantai di Glodok Plaza dan baru dapat dipadamkan pada Kamis (16/1).
3 Jenazah Diidentifikasi
Adapun korban pertama yakni bernama Zukhi F Radja (42) yang merupakan pegawai BUMN. Lalu kedua, Aulia Belinda (28) mantan pramugari dan Osima Yukari (29) seorang pramugari.
“Korban (Zukhi) merupakan pegawai BUMN. Korban (Aulia) merupakan mantan pramugari Lion Air. Rencananya, korban akan diterbangkan ke Makassar (Sulawesi Selatan),” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Dengan demikian, tersisa 10 jasad lagi yang belum berhasil diidentifikasi. Saat ini RS Polri masih melakukan serangkaian metode untuk melakukan identifikasi.
(wnv/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
