kab/kota: Gambir

  • Andra Soni Pastikan Program Sekolah Gratis di Banten Tak Terpengaruh Efisiensi

    Andra Soni Pastikan Program Sekolah Gratis di Banten Tak Terpengaruh Efisiensi

    Jakarta

    Gubernur Banten terpilih Andra Soni mengatakan wilayahnya juga terdampak efisiensi anggaran sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Meski begitu, ia memastikan program kampanyenya bersama Dimyati Natakusumah tak akan terdampak.

    “Jadi APBD Provinsi Banten itu ditetapkan di November tahun 2024. Sedangkan, Pilkada itu dilaksanakan juga di akhir November tahun 2024. Nah kemudian kalau APBD atau pemerintahan daerah itu kan terkait dengan bagaimana proses perencanaan,” kata Andra usai pemeriksaan kesehatan di Kemendagri, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2025).

    Andra menyebut sudah berkomunikasi dengan Pj Gubernur Banten dan Ketua DPRD terkait program ke depan. Ia memastikan program sekolah gratis yang dicanangkan tak akan terdampak.

    “InsyaAllah beberapa program kami yang kami canangkan dalam visi-misi waktu kampanye itu bisa dijalankan, salah satunya adalah terkait dengan sekolah gratis,” ujar Andra.

    “Ya, SMA, SMK, Madrasah Aliyah di provinsi Banten yang swasta sesuai dengan program yang kami buat, dan sekolah-sekolah yang bersedia untuk bekerja sama insyaallah kami akan melaksanakannya di tahun ajaran baru tahun 2025. Itu pertama,” kata dia.

    Andra mengatakan program bangun jalan desa juga tetap berlangsung. Ia menyebut program ini bersentuhan langsung dengan rakyat.

    “Kedua, kami juga ada program ‘Bank Andra’ Bangun Jalan Desa Sejahtera, ini sesuai dengan Asta Cita karena memulai membangun dari desa atau memulai bangun dari bawah,” imbuhnya.

    (dwr/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tangsel Efisiensi Rp 200 Miliar: Kegiatan Seremonial Dikurangi Sampai 80%

    Tangsel Efisiensi Rp 200 Miliar: Kegiatan Seremonial Dikurangi Sampai 80%

    Jakarta

    Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, mengatakan pihaknya melakukan efisiensi anggaran hingga Rp 200 miliar. Benyamin menyebut anggaran kegiatan seremonial bahkan dipangkas sampai 80 persen.

    “Efisiensi saya lakukan sesuai dengan instruksi presiden ya. Saya mengurangi makan-minum, saya mengurangi perjalanan dinas, saya mengurangi seremonial sampai 50%, bahkan akan ada yang sampai 80%,” kata Benyamin usai pemeriksaan kesehatan di Kantor Kemendagri, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2025).

    Benyamin menyebut untuk pelayanan yang bersinggungan langsung dengan publik tak akan ada pengurangan. Ia menyebut efisiensi pihaknya mencapai Rp 200.006.000.000 (dua ratus miliar enam juta rupiah).

    “Untuk bidang infrastruktur dan pelayanan-pelayanan publik tidak kita lakukan pengurangan. Jadi insyaallah tidak akan mengganggu pelayanan publik,” kaya Benyamin.

    “Saya sedang mendapatkan angka efisiensi itu kurang lebih Rp 200.006.000.000,- lebih. Dan ini masih akan terus kita lakukan penyisiran, mudah-mudahan akan nambah lagi seperti itu,” sambungnya.

    Benyamin mengatakan periode kepemimpinannya di Tangerang Selatan saat ini adalah yang terakhir. Ia berharap seluruh visi misi yang ditargetkan dapat terealisasi.

    “Ya tentunya saya ingin merupakan masa jabatan saya terakhir. Setelah ini saya tidak bisa lagi mengikuti Pilkada serentak, maka saya akan ajak teman-teman saya, seluruh kepala OPD untuk fokus kepada visi-misi yang nanti akan kita keluarkan di dalam peraturan daerah,” ujar Benyamin.

    Ia ingin Kota Tangerang Selatan semakin maju. Benyamin berharap Kita Tangsel menjadi pedoman bagi wilayah lainnya.

    “Saya menyampaikan kepada masyarakat bahwa visi kami berdua dengan Pilar (wakil wali kota) itu adalah mendorong Tangerang Selatan menjadi kota yang unggul, kota yang efisien, kota yang layak untuk diikuti, dan kota yang bisa kita, kota lestari untuk masa yang akan datang,” imbuhnya.

    (dwr/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • KAI: Antusiasme WNA gunakan kereta api saat berwisata meningkat

    KAI: Antusiasme WNA gunakan kereta api saat berwisata meningkat

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyebutkan bahwa antusiasme warga negara asing (WNA) untuk menggunakan kereta api sebagai transportasi dalam berwisata terus meningkat seiring dengan peningkatan layanan dan konektivitas yang disediakan.

    “Minat wisatawan mancanegara untuk bepergian dengan kereta api semakin meningkat,” kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

    Dia menyebutkan, pada Januari 2025, jumlah penumpang WNA mencapai 44.502 orang, meningkat 26,06 persen dibandingkan Januari 2024 yang tercatat sebanyak 35.303 penumpang.

    Sementara itu, jumlah penumpang WNA yang menggunakan layanan Kereta Api Jarak Jauh sepanjang Januari hingga Desember 2024 tercatat sebanyak 615.055 orang.

    “Puncaknya terjadi pada September 2024, di mana jumlah penumpang WNA mencapai 65.916 orang dalam sebulan,” ujarnya.

    Menurutnya, angka itu mencerminkan tingginya antusiasme wisatawan asing dalam menjelajahi Indonesia dengan moda transportasi yang nyaman, aman, dan ramah lingkungan.

    “Kami melihat bahwa semakin banyak wisatawan asing memilih kereta api sebagai moda transportasi utama selama berada di Indonesia. Hal ini tentu sejalan dengan upaya KAI dalam menghadirkan layanan yang tidak hanya modern dan nyaman, tetapi juga berkelanjutan,” tuturnya.

    KAI terus berinovasi dengan menghadirkan kereta generasi terbaru seperti new generation yang mengutamakan kenyamanan dan pengalaman terbaik bagi penumpang. Fasilitas modern seperti kursi ergonomis, USB charging port, free Wi-Fi, hingga interior yang lebih stylish semakin menambah daya tarik wisatawan untuk menikmati perjalanan dengan kereta api.

    “Selain itu, KAI juga terus meningkatkan layanan pelanggan dengan kemudahan akses melalui aplikasi Access by KAI, kemudahan pembayaran berbasis digital, serta berbagai promo menarik yang membuat perjalanan lebih hemat dan fleksibel,” tambah Anne.

    Dari data yang tercatat, stasiun tujuan utama wisatawan asing di Indonesia menunjukkan tingginya ketertarikan terhadap kota-kota bersejarah dan destinasi wisata unggulan.

    Dia menyebutkan, 10 stasiun dengan jumlah penumpang WNA tertinggi yang terekap sejak Januari 2024 hingga pertengahan Februari 2025 yakni Yogyakarta, Gambir, Bandung, Surabaya Gubeng, dan Malang.

    Selanjutnya, Stasiun Pasarsenen, Semarang Tawang Bank Jateng, Probolinggo, Surabaya Pasar Turi, dan Stasiun Lempuyangan.

    “Selain Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Bandung, Malang, dan Semarang yang menjadi tujuan favorit, kota lain seperti Jember, Mojokerto, Banyuwangi, Solo Balapan, Purwokerto, Cirebon, Tebing Tinggi, Lalang, dan Medan juga menyusul menjadi destinasi pilihan wisatawan asing yang menggunakan kereta api,” ucap Anne.

    Lebih lanjut, Anne mengatakan bahwa KAI juga terus berupaya untuk mewujudkan operasional yang lebih ramah lingkungan. Perjalanan dengan kereta api terbukti lebih efisien dalam konsumsi energi dan menghasilkan jejak karbon yang lebih rendah.

    “Bahkan, KAI telah menghadirkan fitur Carbon Footprint di aplikasi Access by KAI, sehingga penumpang dapat melihat kontribusi mereka dalam mengurangi emisi karbon setiap kali bepergian dengan kereta api,” jelas Anne.

    Untuk mendukung keberlanjutan, KAI juga telah menyediakan Water Station di berbagai stasiun. Dengan adanya fasilitas ini, penumpang dapat mengisi ulang botol minum mereka secara gratis, sehingga dapat mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai.

    Langkah itu menjadi salah satu upaya KAI dalam mendukung gaya hidup ramah lingkungan dan mengajak penumpang untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

    KAI ingin wisatawan baik lokal maupun mancanegara, tidak hanya menikmati perjalanan yang nyaman tetapi juga menjadi bagian dari gerakan transportasi hijau.

    “Dengan memilih kereta api dan memanfaatkan fasilitas seperti Water Station, mereka ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan,” tambah Anne.

    Selain aspek keberlanjutan, wisatawan asing juga menggemari pengalaman unik yang ditawarkan perjalanan kereta api. Jalur kereta di Indonesia menyajikan pemandangan epik mulai dari pegunungan, sawah hijau, hingga pesisir pantai menjadikan perjalanan bukan sekadar perpindahan, tetapi juga bagian dari petualangan seru.

    “Stasiun-stasiun utama kini juga telah bertransformasi menjadi destinasi modern dengan fasilitas seperti co-working space, area kuliner khas, hingga spot-spot Instagrammable yang semakin menarik perhatian wisatawan muda,” imbuh Anne.

    Dengan tren positif ini, KAI berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan dan infrastruktur agar semakin menarik bagi wisatawan asing. Langkah-langkah strategis yang dilakukan mencakup peningkatan jumlah perjalanan serta penambahan layanan bilingual di aplikasi dan stasiun.

    “Kami percaya bahwa transportasi adalah bagian penting dari pengalaman wisata. Dengan inovasi berkelanjutan, kami ingin menjadikan perjalanan dengan kereta api di Indonesia semakin keren, nyaman, dan berdaya saing global,” kata Anne.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Biodiesel B40 Sudah Tersalurkan 1,2 Juta Kiloliter, Selanjutnya B50

    Biodiesel B40 Sudah Tersalurkan 1,2 Juta Kiloliter, Selanjutnya B50

    Jakarta

    Pemerintah Indonesia akan meningkatkan penggunaan bahan bakar biodiesel berbasis minyak sawit 50 persen dengan minyak solar (B50). Statusnya kini masih dalam tahap pengujian.

    Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, dalam “Carbon Neutrality (CN) Mobility Event” yang berlangsung sejak 12-15 Februari 2025 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta.

    Indonesia sudah menjalani mandatory B40 per Januari 2025. Eniya mengatakan B40 sudah tersalurkan sebanyak 1,2 juta kiloliter (kl).

    “Sektor industri transportasi terima kasih, mudah-mudahan pembelian Dexlite makin banyak, dan kita targetnya tahun ini 15,6 juta kiloliter. Kalau dihitung emisinya itu yang bisa diturunkan itu sekitar 41 juta CO2,” tambahnya lagi.

    Sembari penerapan B40 berjalan, Eniya meminta Toyota dan Pertamina bekerja sama melakukan tahap pengetesan jalan.

    “Nanti kapan mandatory B50? Sekarang sedang diuji, dites nanti mohon bantuan juga dari sektor transportasi untuk bersama-sama kita road test,” kata Eniya.

    “Ini kayak zaman dahulu saat B20, B30 dengan tim Toyota, nanti road test B50, atau B60 sekalipun. Siap solarnya dari Pertamina,” jelasnya lagi.

    Seperti diketahui Pemerintah Indonesia menargetkan penggunaan bahan bakar campuran biodiesel berbasis minyak sawit 50% dengan minyak solar (B50) pada 2026.

    Eniya menyampaikan pemerintah juga mempersiapkan regulasi supaya ada nilai terkait perdagangan karbon yang didapat dari penurunan emisi menggunakan biodiesel.

    Salah satunya membantu percepatan dekarbonisasi dengan memulai produksi bahan bakar minyak (BBM) di kilang sulfur rendah yang memenuhi standar Euro 5.

    “Nanti emisi dari B40 atau biodiesel bisa diklaim menjadi nilai karbon, mudah-mudahan bisa membantu Pertamina mengakselerasi Euro5,” kata dia.

    “Jadi mudah-mudahan ini, Euro5-nya kalau B50, B60 sekalipun kita tunggu penurunan sulfur dari kilang Pertamina, sehingga itu bisa terdorong masif lagi bisa turun emisinya,” tambah dia.

    (riar/rgr)

  • Setelah Biodiesel, Kini Menanti Kewajiban Bensin Campur Tebu Cs

    Setelah Biodiesel, Kini Menanti Kewajiban Bensin Campur Tebu Cs

    Jakarta

    Pemerintah Indonesia belum memiliki kewajiban (mandatory) penggunaan bioetanol. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyebut pihaknya sedang mengusulkan supaya terbit mandatory bioetanol.

    Usulan mandatory bioetanol itu diungkapkan Eniya dalam “Carbon Neutrality (CN) Mobility Event” yang berlangsung sejak 12-15 Februari 2025 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Pemerintah tengah membidik “green gasoline” dari bioediesel untuk solar dan bioetanol untuk bensin.

    “Etanol juga kita kembangkan, kami sangat apresiasi, Pertamina dan Toyota sudah membuat peluncuran waktu itu dengan bioetanol. Tapi ini belum kita mandatory-kan,” kata Eniya, Jumat (14/2/2025).

    “Jadi mudah-mudahan peraturan menteri yang sedang dibahas, sedang dimasukkan (mandatory bioetanol). Tapi ini baru usulan, belum ditetapkan oleh Pak Menteri,” tambahnya lagi.

    Bukan rahasia umum lagi, bioetanol yang dihasilkan dari sumber daya biomassa seperti molases tebu, sorgum, jagung, ataupun singkong menawarkan potensi besar untuk mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional.

    Namun kebijakan pencampuran bioetanol seperti masih setengah hati. Regulasi sudah ada, faktanya belum benar-benar dilaksanakan.

    Sesuai Peraturan Menteri ESDM No 20/2014, BBM bersubsidi wajib dicampur dengan minimal 1% bioetanol mulai Januari 2015. Lalu pencampuran BBM non-subsidi yang harus dicampur dengan minimal 2% bioetanol mulai Januari 2015.

    Secara bertahap, sesuai Peraturan Menteri ESDM tersebut, pemanfaatan akan ditingkatkan menjadi 5% pada 2020 untuk BBM bersubsidi dan 10% untuk BBM non-subsidi.

    Namun faktanya penggunaan bioetanol di Indonesia masih sangat terbatas, terutama hanya sebagai campuran E5 untuk bensin Pertamax Green di Jakarta dan Surabaya.

    Eniya mengatakan usulan mandatory bioetanol ini akan diatur mulai dari skema hingga peluang insentif bagi produsen.

    “Nanti akan dibuat bagaimana skemanya, tata kelolanya, apakah ada insentifnya. Bagaimana masalah cukai,” ungkapnya lagi.

    (riar/rgr)

  • Imbas Efisiensi Anggaran, Gimana Nasib Subsidi Konversi Motor Bensin ke Listrik?

    Imbas Efisiensi Anggaran, Gimana Nasib Subsidi Konversi Motor Bensin ke Listrik?

    Jakarta

    Kelanjutan program konversi motor listrik masih tanda tanya. Apalagi mengalami penyesuaian anggaran rekonstruksi sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025.

    Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia sepakat untuk melanjutkan program subsidi konversi motor listrik. Namun, pihaknya masih menghitung seberapa besar biaya yang dibutuhkan apalagi saat ini anggaran kementerian juga sedang ‘digunting’.

    “Konversi kendaraan listrik apakah masih ada atau tidak? pak menteri bilang ada. Tapi anggarannya yang masih kita diskusikan. Karena ada efisiensi. Jadi ini mesti bagaimana, nih,” kata Eniya dalam acara”Carbon Neutrality (CN) Mobility Eventyang berlangsung sejak 12-15 Februari 2025 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta.

    Biaya konversi motor bensin menjadi motor listrik membutuhkan biaya kira-kira Rp 15 juta hingga Rp 17 juta.

    Pada 2024, pemerintah sudah memberi subsidi atau bantuan sebesar Rp10 juta. Artinya biaya yang perlu dikeluarkan masyarakat untuk konversi masih tetap tinggi. Selisih itu bakal ditutup oleh program CSR (corporate social responsibility).

    “Saya kemarin minta dari teman-teman yang dari perusahaan-perusahaan membantu CSR-nya.

    “Kendaraan motor bensin kemarin dikasih 10 juta, plus dana CSR dari perusahaan sekitar Rp 5 jutaan untuk beli baterainya. Jadi ada tambahan insentif (totalnya) Rp 15 juta,” kata Eniya.

    Eniya mengatakan konversi motor listrik meningkat dari tahun sebelumnya.

    “Konversi kendaraan motor listrik, tahun lalu sudah bergerak sekitar naik dari 2023 hanya tercapai 145 unit. Sekarang kita konversi kendaraan motor listrik itu sudah 1.300-an,” jelasnya lagi.

    “Alhamdulillah kemarin masuk dari ESDM sudah tersalurkan ya, untuk melakukan program konversi motor listrik. Tahun lalu kita juga sudah melakukan balap motor listrik di Sentul,”

    Kementerian ESDM sudah mengungkapkan bahwa anggaran pagu 2025 terpangkas hingga Rp 1,65 triliun. Khusus Ditjen EBTKE mengalami efisiensi sebesar Rp 318,6 miliar sehingga anggarannya menjadi Rp 248,36 miliar.

    (riar/dry)

  • Melihat Deretan Mobil Rendah Emisi: Innova Listrik hingga Mirai ‘Telanjang’

    Melihat Deretan Mobil Rendah Emisi: Innova Listrik hingga Mirai ‘Telanjang’

    Jakarta

    Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengadakan pameran Carbon Neutrality Mobility di Gambir Expo, Jakarta. Beragam jenis kendaraan dipamerkan, mulai dari hybrid, flexi engine, plug in hybrid electric vehicles, battery electric vehicles dan fuel cell electric vehicles.

    Masuk ke dalam ruang pameran, langsung disambut Toyota Mirai. Body-nya sudah dipotong menjadi dua alias cut away sehingga pengunjung bisa mengetahui jeroan dari mobil yang knalpotnya bisa mengeluarkan air.

    Produk lain yang dibawa oleh Toyota adalah Innova yang sudah dikonversi menjadi mobil listrik battery electric vehicles (BEV). Toyota juga menampilkan spek dari mobil tersebut, Innova BEV konsep itu memakai baterai 59,35 kWh yang bisa memuntahkan tenaga 134 kW dan torsi 700 Nm.

    Toyota Carbon Neutrality Mobility, Innova BEV Foto: Ridwan Arifin

    Agak masuk ke dalam, ditampilkan juga Toyota Coms bertenaga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV). Mobil ini masih sebatas konsep, dilengkapi dengan tangki hidrogen di bagian belakang.

    Selain itu, Toyota juga membawa komponen seperti baterai dengan voltase tinggi. Komponen ini bisa dilihat secara utuh.

    Toyota Carbon Neutrality Mobility, Mirai generasi pertama Foto: Ridwan Arifin

    Di sini juga dijelaskan terkait ekosistem Hijau yang memiliki penjelasan sesuai potensi energi yang cocok untuk kendaraan elektrifikasi.

    Dalam ruang pamer tersebut, Toyota mempertunjukkan berbagai Green Mobility Solution melalui tiga pilar: Mobility Solutions, Energy Solutions, dan Data Solutions. Solusi mobilitas berkelanjutan pilihannya beragam mulai dari teknologi flexy fuel, hingga pilihan kendaraan elektrifikasi, seperti Hybrid EV, Battery EV, hingga Fuel Cell EV. Ini menegaskan komitmen Toyota dalam menciptakan green ecosystem yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.

    Toyota Carbon Neutrality Mobility, Innova Zenix Flexy Engine Foto: Ridwan Arifin

    Pada area luar, Toyota menampilkan Innova Zenix Hybrid Electric Vehicles (HEV) yang dipadukan dengan teknologi flexy fuel bioethanol.

    Selain menyajikan ruang pamer produk elektrifikasi, Toyota juga menggelar diskusi terkait penggunaan energi di masa depan bersama Kementerian ESDM.

    “Di Kemayoran (acara Toyota Carbon Neutral) ini melihat berbagai potensi di depan, potensi yang kita harapkan tambah upaya untuk penurunan emisi. Jadi apa yang saat ini kita lakukan, dan kita upayakan tiap hari bergerak dengan menggunakan transportasi,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi.

    Bicara soal hidrogen, sumbernya tergantung proses pembuatannya. Sebenarnya hidrogen tidak memiliki warna, tetapi untuk membedakannya, hidrogen diberi warna abu-abu, biru dan hijau. Saat ini sebagian besar hidrogen adalah abu-abu.

    Hidrogen ini bersumber dari bahan bakar fosil seperti gas bumi atau batu bara. Tentu saja masih ada jejak emisi karbon. Selanjutnya hidrogen biru bisa bersumber dari biomass, dan terakhir adalah hidrogen yang benar-benar bersih, yakni hidrogen hijau yang berasal dari air, sebagai hasil reaksi antara hidrogen dan oksigen.

    (riar/dry)

  • 1,2 Juta Kiloliter B40 Sudah Tersalurkan, ESDM Bocorkan Perkembangan B50 – Halaman all

    1,2 Juta Kiloliter B40 Sudah Tersalurkan, ESDM Bocorkan Perkembangan B50 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut per-hari ini sudah ada 1,2 kilo liter B40 yang sudah tersalurkan. Mandatori Biodiesel 40 (B40) sendiri mulai dijalankan pada 1 Januari 2025. 

    Program mandatori biodiesel sudah berjalan sejak 2008 silam, dimulai dengan adanya B25 atau biodiesel dengan campuran kadar 25 persen. 

    “Dexlite maupun biosolar makin banyak dan kita targetnya tahun ini 15,6 juta kiloliter,” kata Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi di acara Toyota Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon di Gambir Expo, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (14/2/2025). 

    Eniya menjelaskan, dengan target B40 tahun ini jika dihitung, diperkirakan dapat menurunkan emisi itu 41 juta ton CO2.

    Kemudian, dari perhitungan tersebut jika dilakukan perdagangan karbon maka dampak ekonomi akan terjadi, bukan hanya terjadi penurunan emisi. 

    “Kalau nanti emisi dari B40 atau biodiesel ini bisa diklaim menjadi satu nilai karbon, bisa diuangkan, mudah-mudahan ini nanti bisa membantu Pertamina mengakselerasi Euro 5,” jelasnya. 

    Sedangkan untuk program B50, Eniya menyebut saat ini sedang dilakukan pengujian. Oleh karenanya, diharapkan sektor transportasi dapat berpartisipasi dalam road test dari B50. 

    “Kapan mandatory B50? sekarang sedang diuji, dites, nanti mohon bantuan juga dari sektor transportasi untuk bersama-sama,” ujarnya. 

    Selain program biodiesel campuran pemerintah juga mengembangkan bioetanol. Untuk pengembangan bioetanol, Eniya menyebut sudah ada upaya dari Pertamina dan Toyota, namun program tersebut memang belum dimandatorikan layaknya biodiesel. 

    “Jadi mudah-mudahan dengan peraturan menteri yang sekarang sedang dibahas, nanti bisa dimasukkan sebagai mandatori, tapi ini baru usulan ya, belum, belum ditetapkan oleh Pak Menteri, nanti akan dibuat bagaimana sih skemanya, tata kelolanya, apapun ada insentifnya, atau bagaimana masalah cukai ya,” jelas Eniya.

  • 1,2 Juta Kiloliter B40 Sudah Tersalurkan, ESDM Bocorkan Perkembangan B50 – Halaman all

    Ada Efisiensi, Kelanjutan Program Konversi Motor Listrik Masih dalam Pembahasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berbagai strategi dilakukan pemerintah sebagai upaya mengurangi emisi, satu diantaranya ialah program konversi motor listrik. 

    Program konversi motor listrik dimulai pada tahun 2023.

    Dimana pada tahun tersebut capaian konversi motor listrik sebanyak 145 unit.

    Berlanjut pada tahun 2024, program konversi mengalami peningkatan capaian, sekitar 1.300 unit.

    Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan adanya kelanjutan dari program tersebut. Hanya saja untuk anggaran masih dalam pembahasan dalam lingkup ESDM. 

    “Kalau Pak Menteri bilang ada, tetapi anggaranya yang baru kita diskusikan ditambah bada efisiensi ,” kata Eniya di acara Toyota Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon di Gambir Expo, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (14/2/2025). 

    Anggaran yang masih belum dapat dipastikan tersebut, lantaran adanya kebijakan efisien anggaran di Kementerian dan Lembaga.

    Oleh karenanya Eniya menyebut, soal anggaran konversi motor listrik tahun 2025 masih belum dapat disampaikan kepada publik. 

    Namun, pihaknya telah memberikan penawaran kepada perusahaan-perusahaan untuk ikut serta dalam program konversi motor sebagai wadah CSR. 

    “Karena sekarang sudah bergerak (program konversi), kendaraan motor bensin yang kendaraanya Bapak Ibu semua kemarin dikasih insentif Rp 10 juta plus dana CSR dari perusahaan sekitar Rp 5 jutaan, itulah untuk beli baterainya. Jadi ada tambahan insentif 15 juta,” ujar Eniya. 

    Diketahui program ini menjadi salah satu yang diharapkan dapat mempercepat ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai menuju emisi nol karbon. 

  • Efek Pemangkasan Anggaran Menular ke mana-mana, Program Ini Korbannya

    Efek Pemangkasan Anggaran Menular ke mana-mana, Program Ini Korbannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah belum bisa memastikan kelanjutan program konversi motor listrik di tahun 2025 ini. Penyebab utama dari ketidakpastian dari lanjut tidaknya program ini karena pemerintah sedang mengetatkan anggaran.

    “Kalau Pak Menteri bilang ada, tapi anggaran lagi.. kita diskusikan, karena ada efisiensi, jadi mesti gimana nih?” Kata Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dalam Carbon Neutrality Gambir Expo Kemayoran, Jumat (14/2/2025).

    Pada tahun 2024, realisasi konversi motor listrik mencapai sekitar 1.500 unit, termasuk 263 unit bantuan program konversi gratis. Angka ini meningkat 10 kali lipat dibandingkan tahun 2023 yang hanya 145 unit. Nilai subsidi konversi ini bernilai Rp 10 juta.

    “Kemarin saya minta teman-teman perusahaan bergerak, ada insentif Rp 10 juta, lalu dana CSR Rp 5 juta, jadi baterai tambahan total 15 juta insentif. Sudah tersalurkan lakukan konversi motor listrik tahun lalu ada balap motor listrik jadi udah ada,” sebut Eniya.

    Karenanya insentif untuk konversi motor listrik ini belum pasti akan dilanjutkan di tahun 2025 ini.

    “Konversi nunggu arahan pendanaannya ya, pastinya akan dilanjutkan tapi pendanaan insentifnya ada atau ngga itu yang kita belum tau karena efisiensi anggaran, belum (pasti),” katanya

    Setidaknya berdasarkan perbandingan biaya energi kendaraan listrik dan kendaraan BBM yang telah diuji coba dengan jarak tempuh 35 kilometer (KM) misalnya, motor listrik hanya membutuhkan 1 Kwh dengan biaya sekitar Rp 2000’an . Sementara kendaraan BBM membutuhkan BBM 1 liter dengan biaya sebesar Rp 13.700.

    (dce)