Pilih Rayakan Lebaran di Kampung Halaman Ketimbang Jakarta, Pemudik: Lebih Nyaman
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah pemudik asal Jakarta mengungkapkan alasan mereka memilih merayakan Hari Raya Idul Fitri atau
Lebaran
di kampung halaman ketimbang tempat perantauan.
Salah seorang pemudik yang hendak menuju Klaten, Jawa Tengah, bernama Sutarmi (58), mengaku lebih nyaman untuk merayakan Lebaran di kampung halamannya.
“Saya lebih nyaman (Lebaran) di kampung karena anak-anak sudah pada di kampung semua,” kata Sutarmi kepada
Kompas.com
di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2025).
Sutarmi mengungkapkan, semua anak dan cucunya sudah menetap di kampung halaman sehingga
mudik
menjadi kegiatan yang dilakukannya setiap tahun.
“Cucu juga sudah tinggal di kampung, jadi ini sudah tradisi,” ungkap dia.
Hal senada juga disampaikan oleh pemudik lainnya, Siswati (49), yang akan pulang kampung ke Solo, Jawa Tengah.
Siswati juga mengaku lebih nyaman merayakan Lebaran di kampung karena penuh kehangatan saudara besar.
”Karena di Solo masih ada orangtua dan banyak saudara. Kalau di sini, saudara kami juga sudah kembali ke kampung semua,” tutur Siswati kepada
Kompas.com
.
Siswati berujar, pulang kampung ke Solo sudah menjadi tradisi yang dilakukannya setiap menjelang Lebaran.
“Setiap tahun selalu ke Solo selama Lebaran,” lanjut dia.
Pemudik lainnya, Wahyu (55) juga mengungkapkan alasannya Lebaran di kampung halaman karena banyak saudara besar.
“Karena saudara banyak di sana. ‘Yang dituakan’ juga ada di sana dan ada makam orangtua juga,” ungkap Wahyu yang akan mudik ke Yogyakarta.
Sama seperti dengan Sutarmi dan Siswati, Wahyu juga selalu mudik Ke Yogyakarta setiap menjelang Lebaran untuk merayakan hari kemenangan di kampung halamannya.
“Saya setiap Lebaran pasti mudik sehingga selalu ke Jogja,” tutur dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Gambir
-
/data/photo/2025/03/24/67e0f713888a2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pilih Rayakan Lebaran di Kampung Halaman Ketimbang Jakarta, Pemudik: Lebih Nyaman Megapolitan 24 Maret 2025
-

H-7 Lebaran, 41 Ribu Pemudik Berangkat dari Stasiun Pasar Senen dan Gambir – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta mencatat sebanyak 25.704 penumpang berangkat dari Stasiun Pasar Senen pada Senin (24/3/2025), atau H-7 Lebaran.
“Untuk pantauan hari ini keberangkatan dari stasiun Pasar Senen itu sebanyak 25.704 penumpang atau 103 persen dari kapasitas,” kata Manager Humas Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Sementara itu, dari Stasiun Gambir, jumlah pemudik yang berangkat tercatat sebanyak 15.490 penumpang, atau 73 persen dari kapasitas.
Dengan demikian, total pemudik dari kedua stasiun utama di Jakarta ini mencapai 41.194 orang.
“Dari stasiun Gambir itu sebanyak 15.490 atau 73 persen dari kapasitas yang disediakan,” ungkap Ixfan.
Ixfan mengungkapkan, untuk mengantisipasi tingginya minat masyarakat, PT KAI telah menyiapkan rangkaian kereta api tambahan di luar jadwal reguler.
“Jadi untuk penambahan kereta api jarak jauh selain KA reguler, sudah kami umumkan dari tanggal 22 atau 23 Februari, karena penjualan kereta api reguler itu sudah dimulai H-45 awal Februari sudah diumumkan,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa setelah diumumkan pada 22 Februari, penjualan tiket KA tambahan mengalami peningkatan signifikan.
“Bahkan, komposisi penjualan atau okupansi tempat duduk dari tanggal 24 sampai dengan tanggal 30, keberangkatan dari stasiun Pasar Senen itu sudah 10 persen lebih,” ucap Ixfan.
Lebih lanjut, Ixfan juga mengungkapkan bahwa tren mudik lebih awal sudah terlihat sejak 21 Maret.
“Dari tanggal 21 kemarin kami pantau juga pada pemudik itu ada yang sudah mengawali mudik dari tanggal 21 kenapa? karena sebagian putra-putrinya sudah pada libur sekolah,” imbuhnya.
-

Diskon 50 Persen Paket Internet dari Kemkomdigi, Akses Jaringan Dijamin Lancar Selama Lebaran dan Nyepi
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) memastikan pemudik tetap dapat terhubung selama Lebaran dan Nyepi 2025 dengan menghadirkan paket internet murah dan jaminan jaringan stabil.
Kebijakan ini mencakup diskon internet hingga 50% bagi pelanggan prabayar dan pascabayar, menyesuaikan dengan lonjakan trafik layanan yang diperkirakan meningkat sebesar 20% selama periode mudik.
“Kami ingin masyarakat tetap terhubung tanpa kendala, dengan tarif lebih terjangkau dan kualitas jaringan yang optimal,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam konferensi pers di kantor Kemkomdigi, Jakarta, dikutip Minggu (23/3/2025).
Kemkomdigi telah membentuk satuan tugas khusus dan posko pengawasan yang akan beroperasi 24 jam penuh selama masa mudik untuk memastikan jaringan tetap stabil.
Sebanyak 35 unit pelaksanaan teknis pemantauan spektrum frekuensi radio dikerahkan guna mengantisipasi gangguan jaringan di sepanjang jalur mudik.
Selain itu, posko angkutan Lebaran terpadu juga telah ditempatkan di berbagai titik strategis, termasuk:
• Bandara Internasional Soekarno-Hatta
• Pelabuhan Merak
• Rest Area KM57 & KM62
• Stasiun Gambir Jakarta
• Stasiun Tawang SemarangBerdasarkan data terbaru, jumlah pengguna layanan seluler di Indonesia telah mencapai lebih dari 352 juta.
Dengan meningkatnya kebutuhan komunikasi selama masa mudik, kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat mengakses layanan digital dengan lebih mudah dan terjangkau.
(Wahyuni/Fajar) -

KAI Daop 1 Jakarta buka posko kesehatan di Stasiun Gambir dan Senen
Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta membuka posko kesehatan pada Masa Angkutan Lebaran 2025 di Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen mulai Senin (24/3).
“Pelaksanaannya (pembukaan posko kesehatan) H-7 (24 Maret 2025) sampai H+7 (8 April 2025),” ujar Manager Humas Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Posko ini, lanjut dia, akan beroperasi untuk melayani keluhan penumpang selama 24 jam.
Ixfan mengatakan posko kesehatan di Stasiun Gambir bekerja sama dengan tenaga medis dari Puskesmas Gambir, sementara posko di Stasiun Pasar Senen menggandeng Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat.
Petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI) dan Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D) DKI Jakarta juga ikut berpartisipasi.
Adapun jenis pemeriksaan dan penanganan kesehatan untuk penumpang di stasiun termasuk pengukuran tekanan darah dan keluhan sakit ringan.
KAI menetapkan masa Angkutan Lebaran 1446 H mulai 21 Maret hingga 11 April 2025. Selama periode ini, KAI Daop 1 Jakarta mengoperasikan 1.858 perjalanan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ), terdiri dari KA reguler dan KA tambahan.
Setiap harinya, KAI mengoperasikan 84 KA dengan total 47.042 tempat duduk tersedia per hari.
“Hingga saat ini, sebanyak 651.971 tiket telah terjual, dengan tingkat okupansi mencapai 63 persen,” ujar Ixfan.
Dia mencatat volume penumpang tertinggi sementara tercatat pada Minggu (30/3) atau H-1 Lebaran dengan 46.191 penumpang berangkat dalam 83 perjalanan KAJJ, mencapai okupansi 100 persen.
Ixfan mengingatkan agar calon penumpang membeli tiket hanya melalui kanal resmi KAI, seperti aplikasi Access by KAI, website kai.id, atau loket stasiun resmi, guna menghindari percaloan dan penipuan.
Ia juga mengimbau penumpang untuk tiba di stasiun lebih awal, minimal 60 menit sebelum keberangkatan, guna memastikan kelancaran perjalanan.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025 -

Cerita Pemudik Tertinggal Kereta hingga Harus Beli Tiket Eksekutif Demi Mudik
Jakarta –
Anwar, pemudik yang akan ke Lamongan, Jawa Timur, tertinggal kereta karena salah baca jam keberangkatan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Dia dan 9 orang keluarga terpaksa harus beli tiket eksekutif di Stasiun Gambir agar bisa tetap mudik hari ini.
Anwar menceritakan, dia harusnya menaiki KA Airlangga kelas ekonomi dari Stasiun Pasar Senen pukul 09.00 WIB. Namun, karena salah baca jam keberangkatan, dia terpaksa harus membeli tiket KA Sembrani kelas eksekutif.
“Sembrani Rp 800 ribu, kalau airlangga Rp 110 ribu. Berhubung ini ketinggalan, sudah beli ketinggalan, ya sudah lari ke sini (Stasiun Gambir),” ungkap Anwar ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (22/3/2025).
Anwar mudik ke Lamongan bersama keluarga besar yang berjumlah 10 orang. Tiket dari Stasiun Pasar Senen dibelikan oleh anaknya, Miftah.
Miftah mengatakan penyebab dia dan keluarganya tertinggal kereta karena salah membaca jam keberangkatan.
“Miss jam nya, kita lupa, inget nya jam 11 nggak taunya pas cek lagi jam 9. Aduh, biarin lah gimana caranya bisa pulang hari ini, akhirnya saya nyari dapetnya yang harga 800-an,” terang Miftah.
Dia menjelaskan sebelum ke Stasiun Gambir, sudah mencoba mengupayakan untuk bisa membeli tiket kereta keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen yang diprediksi bisa lebih murah. Tapi nyatanya dia kesulitan untuk mendapatkan tiket dengan jumlah yang banyak untuk sembilan anggota keluarganya.
(aik/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Salah Baca Jam Keberangkatan, Pemudik Ini Ditinggal Kereta di Stasiun Senen
Jakarta –
Kereta api merupakan salah satu transportasi mudik yang banyak dipilih oleh warga. Cerita-cerita unik selama mudik menggunakan kereta pun dialami oleh para pemudik.
Cerita unik itu datang dari pemudik, Anwar, di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Anwar mulanya merupakan calon penumpang di Stasiun Pasar Senen.
Anwar mengaku mudik lebih awal untuk menghindari penumpukan penumpang. Sialnya, Anwar justru malah ketinggalan kereta yang dipesan dari Stasiun Pasar Senen.
“Ketinggalan tadi di Senen, ini udah dari Senen ketinggalan, sekarang lari ke sini. Seumur-umur baru ini ketinggalan,” kata Pak Anwar kepada detikcom ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (22/3/2025).
Anwar mengatakan dirinya pun terpaksa harus membeli ulang tiket yang jauh lebih mahal lantaran berangkat dari Stasiun Gambir. Padahal, kata dia, tiket yang dibeli sebelumnya lebih murah.
“Kalau Sembrani Rp 800 ribu, kalau airlangga Rp 110 ribu. Berhubung ini ketinggalan, sudah beli, ketinggalan, ya sudah lari ke sini (Stasiun Gambir),” jelas Anwar.
“Miss jam nya, kita lupa, inget nya jam 11 nggak taunya pas cek lagi jam 9, makanya haduh. Biarin lah gimana caranya bisa pulang hari ini, akhirnya saya nyari dapetnya yang harga 800-an,” ungkap Miftah.
Cerita lainnya, datang dari Sri, warga Cepu, Kabupaten Blora, yang memilih mudik lebih awal. Berbeda dengan anaknya, Nisa, yang memilih mudik menggunakan mobil keesokan harinya.
Nisa mengatakan dirinya dan suami akan mengunjungi sejumlah kota saat perjalanan mudik. Sebab itu, dia memilih mudik menggunakan mobil.
“Lebih fleksibel, karena kan nanti mau berhenti dulu di Semarang, di Solo berhenti, karena Ibu di Cepu, kita mau ke Solo dulu karena ada orang tua di Solo baru abis itu ke Cepu,” ungkap Nisa.
Sementara itu, Sri mengaku memilih mudik lebih awal lantaran cepat dan aman. Sri mengaku telah terbiasa mudik menggunakan kereta api.
“Saya duluan, nanti anaknya nyusul, udah biasa naik kereta begitu, lebih aman, lebih cepat. Saya tuh rutin, dulu dari Cepu tuh ada pesawat, ini karena nggak ada pesawat, jadi langsung kereta aja,” kata Sri.
(amw/amw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


/data/photo/2025/03/22/67deaf82810cd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
