kab/kota: Gambir

  • Pesta Rakyat Warisan Kolonialisme Belanda

    Pesta Rakyat Warisan Kolonialisme Belanda

    JAKARTA – Peradaban besar kerap hadir di sepanjang suatu aliran sungai. Narasi itu membuat sungai bak muara kehidupan sosial dan budaya. Ambil contoh masyarakat yang hidup di sepanjang aliran hulu Sungai Indragiri, Taluk Kuantan, Riau.

    Peradaban masyarakat Kuantan memunculkan tradisi pacu jalur (dayung perahu). Tradisi itu jadi pesta rakyat di masa penjajahan Belanda. Perlombaannya digelar pada hari besar keagamaan. Bahkan, jadi ajian penting perayaan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina.

    Sungai punya peranan penting dalam eksistensi peradaban manusia. Kebutuhan manusia akan air membuat mereka mengistimewakan sungai. Kondisi itu membuat banyak aktivitas sosial hingga budaya lahir di sepanjang aliran sungai.

    Kedekatan antara manusia dan sungai hadir pula di berbagai wilayah di Indonesia. Masyarakat Kuantan di sepanjang hulu Sungai Indragiri, misalnya. Mereka jadikan sungai bagian penting dalam kehidupan. Ambil contoh kehadiran tradisi pacu jalur.

    Penanda kehadiran tradisi pacu jalur bermula dari aktifnya warga setempat menggunakan perahu sebagai alat transportasi sedari abad ke-17. Eksistensi pacu jalur sebagai perlombaan tertulis sejak era penjajahan Belanda.

    Pacu jalur menegaskan pentingnya suatu budaya gotong royong lewat usaha membangun perahu yang kemudian dikenal sebagai jalur. Seisi kampung punya peranan masing-masing membangun perahu – pria dan wanita.

    Pembuatan perahu yang mahal akhirnya terasa ringan dengan patungan. Namun, bukan berarti pembuatan perahu bisa dilakukan dalam singkat.

    Pacu jalur, tradisi rakyat yang mulai dilombakan pada masa kolonialisme Belanda di Nusantara. (ANTARA)

    Warga kampung di Kuantan paling tidak butuh waktu dua sampai tiga bulan untuk mempersiapkan upacara pembuatan perahu. Kayu yang digunakan tak boleh sembarang. Mereka mencari pohon –utamanya pohon ulin– yang panjang dan besar.

    Paling tidak ukuran pohonnya bisa dipeluk oleh tiga orang. Pohon pun tak ditebang sembarang saja. Ada ritual yang dilakukan. Suatu ritual yang menegaskan aliran kepercayaan animisme masih diyakini masyarakat setempat.

    Persiapan ritual itu membuat seisi desa kian dekat dan akrab. Pria dan wanita bisa dengan mudah saling kenal. Kemudian, kayu diserahkan ke pembuat perahu. Perahu yang dibuat kemudian jadi aset penting atau simbol kekayaan suatu kampung di masa lampau. Biasanya perahu memiliki panjang 25 sampai 30 meter dan lebar satu meter.

    “Upacara yang cukup melelahkan tentulah ketika sang kayu harus dihela dari tempatnya roboh sampai ke desa atau pangkalan yang membutuhkannya. Pada umumnya diperlukan waktu dua hingga tiga bulan untuk ini, meskipun seluruh penduduk dewasa — laki-laki dan wanita – dikerahkan dergan tugas masing-masing.”

    “Namun hari-hari yang melelahkan ini selalu menarik bagi penduduk karena pada saat-saat itulah pergaulan antara laki-laki dan wanita diberi kelonggaran. Tak mengherankan kalau sehabis upacara ini berlangsunglah perkawinan-perkawinan, tetapi juga tak sedikit perceraian,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Dan Sekaleng Minyak (1974).

    Andalan Perayaan Besar

    Perlombaan pacu jalur bak pesta rakyat. Pacu jalur kerap menarik perhatian banyak orang. Masing-masing kampung di sepanjang aliran sungai ikut berpartisipasi. Informasi lombanya dengan cepat menyebar ke mana-mana. Penonton yang datang membludak.

    Semuanya karena acara pacu jalur memiliki hiburan komplet. Pacu jalur tak melulu hanya lomba. Namun, hiburan pendukung juga bejibun – dari pawai, musik, hingga tarian. Orang-orang lalu kian penasaran dengan lomba pacu jalur yang dikendalikan 35 sampai 70 orang pendayung.

    Dua orang di antaranya akan berdiri paling depan dan belakang. Fungsinya untuk memberikan semangat dan aba-aba sesuai dengan kreativitas masing-masing. Perahu pun jadi cepat melaju menuju jarak 800-1.000 meter.

    Mulanya tradisi pacu jalur digelar untuk memperingati hari besar Islam – utamanya tahun baru Islam hingga lebaran. Tradisi itu kian eksis pada masa penjajahan Belanda era 1900-an. Perayaan yang tadinya hanya hari besar Islam mulai merambah ke peringatan hari besar di Hindia Belanda (kini: Indonesia).

    Pacu jalur digelar untuk memperingat ulang tahun Ratu Wilhelmina dari Belanda di bulan November. Peringatan ulang tahun itu dianggap lazim karena seluruh wilayah jajahan Belanda menggelar hal yang sama. Ambil contoh di Batavia (kini: Jakarta) turut menggelar Pasar Gambir (cikal bakal Pekan Raya Jakarta).

    Pacu jalur kian istimewa karena hadiahnya cukup prestisius. Antara lain bendera marewa dari pemuka adat, uang tunai, kerbau betina, sapi, hingga kambing. Belakangan tradisi pacu jalur sering dimainkan perayaan Kemerdekaan Indonesia tiap tanggal 17 Agustus. 

    “Kesenian yang spesifik Taluk adalah pacu jalur (lomba sampan) yang diadakan waktu perayaan rakyat, tetapi zaman Belanda diadakan untuk meperingati hari lahir Ratu Belanda,” tertulis dalam buku keluaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berjudul Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Riau (1983).

  • Ada KAI Mini Fair 2025 di Stasiun Gambir sore ini

    Ada KAI Mini Fair 2025 di Stasiun Gambir sore ini

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta menggelar “KAI Mini Fair 2025” di area parkir utara (pintu keluar) Stasiun Gambir pada Jumat ini mulai pukul 15.00-21.00 WIB.

    Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko di Jakarta, Jumat, mengatakan penumpang kereta api dapat menikmati berbagai kegiatan sore nanti mulai dari pertunjukan musik, penyuluhan dan cek kesehatan gratis, hingga berbagai sajian kuliner khas angkringan.

    Pengunjung juga dapat menikmati makanan dan minuman secara gratis selama acara berlangsung.

    Untuk mengikuti rangkaian acara “KAI Mini Fair 2025”, masyarakat dan penumpang kereta perlu memperlihatkan aplikasi Access by KAI yang terinstal dan aktif di ponsel baik dengan menunjukkan akun yang sedang log-in, riwayat transaksi, atau tampilan beranda aplikasi.

    “Tim registrasi akan melakukan verifikasi singkat, dan akan memberikan voucher untuk pengguna untuk bisa langsung menikmati kopi, jajanan angkringan dan berbagai aktivitas seru,” ujar Ixfan.

    Melalui “KAI Mini Fair 2025”, dia berharap stasiun bisa menjadi ruang publik yang tidak hanya fungsional, tetapi juga inspiratif.

    “Kami ingin menghadirkan suasana yang hangat dan menyenangkan di lingkungan stasiun sekaligus memberikan pelayanan tambahan seperti pemeriksaan kesehatan gratis,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pria Diduga Copet di HUT Bhayangkara Ditangkap, lalu Dilepas Kembali
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Juli 2025

    Pria Diduga Copet di HUT Bhayangkara Ditangkap, lalu Dilepas Kembali Megapolitan 3 Juli 2025

    Pria Diduga Copet di HUT Bhayangkara Ditangkap, lalu Dilepas Kembali
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Seorang pria berinisial T (48) ditangkap karena diduga mencopet saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Bhayangkara di kawasan Monumen Nasional (Monas),
    Jakarta
    Pusat, Selasa (1/7/2025).
    Informasi mengenai penangkapan ini viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @jabodetabek24info.
    Dalam video yang beredar, tampak seorang pria berbaju biru, celana jeans biru, mengenakan topi krem dan masker hitam, tengah dikelilingi aparat keamanan.
    Menurut video tersebut, pria itu ditangkap basah saat diduga mencuri dompet seorang perempuan di tengah keramaian acara.
    Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Metro Jakarta Pusat Ipda Ruslan Basuki mengatakan, pelaku ditangkap oleh jajaran Polsek Metro Gambir.
    Namun, karena korban tidak pernah datang untuk membuat laporan resmi, pelaku akhirnya dipulangkan.
    “Pelaku sudah diamankan selama 24 jam, namun korban ditunggu tidak datang ke Polsek Metro Gambir dan barang bukti juga tidak ada,” kata Ruslan saat dikonfirmasi
    Kompas.com,
    Kamis (3/7/2025).
    T merupakan warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Ia disebut tidak memiliki pekerjaan tetap.
    Dengan tidak adanya laporan resmi maupun barang bukti yang menguatkan dugaan pencurian, polisi tidak dapat melanjutkan proses hukum terhadap T.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KAI Jakarta sebut jumlah penumpang kereta naik pada Juni 2025

    KAI Jakarta sebut jumlah penumpang kereta naik pada Juni 2025

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta mencatat volume penumpang Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) yang berangkat dari stasiun-stasiun wilayah operasional Daop 1 selama Juni 2025 mengalami kenaikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

    “Total pelanggan KAJJ pada bulan Juni 2025 mencapai 944.776 pelanggan. Ini meningkat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya sepanjang tahun 2025,” ujar Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko di Jakarta, Rabu.

    Dia menyampaikan peningkatan volume penumpang pada Juni ini tak lepas dari momentum liburan sekolah.

    Adapun volume penumpang KAJJ yang diberangkatkan dari Daop 1 Jakarta sepanjang tahun 2025 yakni Januari sebanyak 779.999 penumpang, Februari sebanyak 688.603 orang lalu Maret 844.735 penumpang, April 845.369 penumpang, dan Mei 759.499 penumpang.

    Stasiun-stasiun keberangkatan yang termasuk dalam wilayah Daop 1 Jakarta antara lain Stasiun Gambir, Pasar Senen, Jatinegara, Bekasi, Cikarang, Karawang, dan Cikampek.

    “Sampai dengan hari ini, Rabu (3/7), total pelanggan KAJJ yang telah dilayani di wilayah Daop 1 Jakarta sepanjang tahun 2025 tercatat sebanyak 4.861.981 pelanggan,” ujar Ixfan.

    Dia menambahkan, KAI Daop 1 Jakarta secara berkelanjutan terus melakukan berbagai upaya peningkatan pelayanan kepada penumpang.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polres Jakpus bubarkan aksi sopir truk di Medan Merdeka Selatan

    Polres Jakpus bubarkan aksi sopir truk di Medan Merdeka Selatan

    Petugas saat membubarkan unjuk rasa para pengemudi truk di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (2/7/2025). ANTARA/Khaerul Izan

    Polres Jakpus bubarkan aksi sopir truk di Medan Merdeka Selatan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 02 Juli 2025 – 16:13 WIB

    Elshinta.com – Polres Metro Jakarta Pusat membubarkan unjuk rasa yang dilakukan oleh gabungan organisasi pengemudi Indonesia yang digelar di Jalan Merdeka Selatan pada Rabu.

    Pembubaran aksi yang didominasi menggunakan truk besar itu lantaran mereka sudah menutup seluruh bahu jalan dan tidak bisa dilalui kendaraan lainnya.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Rabu, menyatakan pembubaran massa aksi ini lantaran sudah mengganggu ketertiban umum.

    “Karena ini sudah mengganggu ketertiban umum, maka kami bubarkan,” kata Susatyo.

    Petugas terus menggiring ratusan truk menuju ke arah Stasiun Gambir. Mereka diperintahkan untuk meninggalkan lokasi karena telat mengganggu.

     

     

    Dengan dibubarkannya massa aksi, saat ini jalan di depan Balaikota Jakarta sudah lengang  Tetapi kendaraan belum bisa melewati jalan tersebut karena pembubaran masih berlangsung.

    Sebelumnya, akses ke Monumen Nasional (Monas) terutama sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan yang mengarah ke Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, diblokade dengan truk oleh ratusan sopir truk yang sedang menggelar unjuk rasa untuk menolak RUU ODOL.

    Pada Rabu jam 11.30 WIB, ratusan sopir truk yang sedang menggelar aksi memarkirkan kendaraan mereka di tepi Jalan Medan Merdeka Selatan arah Stasiun Gambir.

    Jalan yang sempat ditutup total kini sudah mulai dibuka kembali sebagian dan sebagian lagi sudah dibuka untuk kendaraan lainnya.

    Truk-truk besar yang terparkir itu ditempeli sejumlah spanduk terkait tuntutan mereka terutama tentang penentangan terhadap RUU “Over Dimension Over Loading” (ODOL).

    Sumber : Antara

  • Menangkap peluang hilirisasi rempah Indonesia

    Menangkap peluang hilirisasi rempah Indonesia

    Hilirisasi rempah bukan sekadar strategi ekonomi, melainkan langkah strategis untuk mengembalikan pamor Indonesia sebagai pusat rempah dunia di era modern.

    Jakarta (ANTARA) – Indonesia pernah menjadi pusat rempah dunia, puncak kejayaan yang menuntun armada bangsa-bangsa Eropa berlayar menembus samudra demi cengkeh Maluku, pala Banda, dan lada Sumatera.

    Ironisnya, setelah berabad-abad berlalu, sebagian besar rempah Nusantara masih keluar negeri dalam rupa bahan mentah. Berangkat dari keinginan untuk keluar dari jebakan skema “jual bahan mentah” inilah kemudian lahir agenda nasional hilirisasi rempah.

    Pemerintah kini mematok rempah sebagai garda depan kebangkitan industri dan perdagangan global, dengan tujuan jelas, yaitu mendongkrak devisa sekaligus menaikkan kesejahteraan jutaan petani kecil.

    Di tingkat nasional, hilirisasi ditempatkan sebagai kebijakan prioritas industrialisasi. Program lintas-kementerian Indonesia Spice Up The World (ISUTW) yang diluncurkan tahun 2021 menargetkan ekspor bumbu olahan 2 miliar dolar AS dan 4.000 restoran Indonesia di mancanegara.

    Kementerian Perdagangan memfasilitasi festival, pameran, hingga negosiasi FTA, PTA, dan CEPA agar bumbu siap saji, minyak esensial, maupun oleoresin produksi domestik kian mulus menembus pasar global.

    Di hulu, Kementerian Pertanian memperkuat kualitas benih dan pascapanen. Sementara itu Kementerian Perindustrian menyiapkan road map peningkatan kapasitas industri kecil dan menengah (IKM) rempah, dari teknologi pengeringan, penggilingan, destilasi, sampai penjaminan mutu agar produk Nusantara mampu bersaing di ritel premium dan segmen horeka (hotel, restoran, kafe) dunia.

    Aksi serupa bergema di daerah. Sumatera Barat, penyumbang 90 persen gambir dunia, tengah merampungkan Peraturan Gubernur tentang Tata Niaga Gambir untuk mengakselerasi produksi tanin dan katekin berkelas industri.

    Lampung menggulirkan proyek Lada Lestari sambil menyiapkan pabrik oleoresin lada hitam. Maluku, Maluku Utara, dan Papua menggelar expo jalur rempah demi mengangkat pala, cengkeh, dan vanili endemik.

    Seluruh dorongan regulatif ini bermuara pada cita-cita hilirisasi terpadu dari kebun petani sampai industri dan pasar global.

    Industri pengolahan rempah

    Modernisasi lini pengolahan, mulai dari mesin pengering, grinder, hingga kemasan kedap udara, menjadi kunci pengerek nilai tambah rempah Nusantara. Di sentra‐sentra pengolahan, pekerja kini tidak sekadar menjemur dan menimbang lada hitam, tetapi menyeleksi butir, menggiling, lalu mengemasnya dalam sachet bermerek yang memenuhi standar HACCP.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perwakilan massa aksi sopir truk berupaya temui pejabat di Kemenhub

    Perwakilan massa aksi sopir truk berupaya temui pejabat di Kemenhub

    Jakarta (ANTARA) – Perwakilan massa aksi sopir truk berupaya menemui pejabat di Kementerian Perhubungan untuk negosiasi setelah aksi yang dilakukan di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tidak sesuai ekspektasi mereka.

    Perwakilan yang berjumlah 12 orang itu pada jam 12.15 WIB masih berada di pintu masuk Kantor Kementerian Perhubungan karena dicegah masuk oleh keamanan kantor tersebut.

    Mereka meminta kepada pihak keamanan untuk membuka gerbang, namun petugas tidak memberikan akses masuk karena masih dipersiapkan.

    “Kami masih mempersiapkan tempatnya,” kata seorang petugas.

    Namun, setelah 20 menit berada di depan pintu masuk tak kunjung dibuka, maka perwakilan sepakat untuk kembali lagi ke titik lokasi awal.

    “Kami tidak dihargai. Ini jam kantor,” kata seorang perwakilan pengunjuk rasa.

    Setelah akan kembali lagi ke titik awal unjuk rasa, petugas kemudian memanggil perwakilan pengunjuk rasa untuk masuk ke Kantor Kemenhub. Saat ini ke-12 perwakilan sudah diterima pihak Kemenhub.

    Sebagian akses ke Monumen Nasional (Monas) terutama sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan yang mengarah ke Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, diblokade dengan truk oleh ratusan sopir truk yang sedang menggelar unjuk rasa untuk menolak RUU ODOL.

    Pada Rabu jam 11.30 WIB, ratusan sopir truk yang sedang menggelar aksi memarkirkan kendaraan mereka di tepi Jalan Medan Merdeka Selatan arah Stasiun Gambir.

    Jalan yang sempat ditutup total kini sudah mulai dibuka kembali sebagian dan sebagian lagi sudah dibuka untuk kendaraan lainnya.

    Truk-truk besar yang terparkir itu ditempeli sejumlah spanduk terkait tuntutan mereka terutama tentang penentangan terhadap RUU “Over Dimension Over Loading” (ODOL).

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tolak RUU ODOL, sebagian akses ke Monas diblokade dengan truk

    Tolak RUU ODOL, sebagian akses ke Monas diblokade dengan truk

    Jakarta (ANTARA) – Sebagian akses ke Monumen Nasional (Monas) terutama sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan yang mengarah ke Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, diblokade dengan truk oleh ratusan sopir truk yang sedang menggelar unjuk rasa untuk menolak RUU ODOL.

    Pada Rabu jam 11.30 WIB, ratusan sopir truk yang sedang menggelar aksi memarkirkan kendaraan mereka di tepi Jalan Medan Merdeka Selatan arah Stasiun Gambir.

    Jalan yang sempat ditutup total kini sudah mulai dibuka kembali sebagian dan sebagian lagi sudah dibuka untuk kendaraan lainnya.

    Truk-truk besar yang terparkir itu ditempeli sejumlah spanduk terkait tuntutan mereka terutama tentang penentangan terhadap RUU “Over Dimension Over Loading” (ODOL).

    Sampai saat ini orator terus berorasi terkait penolakan RUU ODOL dan sejumlah keluhan yang dirasakan oleh para sopir saat berada di jalanan.

    Polres Metro Jakarta Pusat mengerahkan ratusan personel untuk mengawal aksi penyampaian pendapat atau demonstrasi yang dilakukan oleh gabungan organisasi pengemudi truk Indonesia di Kementerian Perhubungan dan DPR RI terkait ODOL.

    “Ada pengamanan di DPR dan di Kemenhub,” kata Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Metro Jakarta Pusat Ipda Ruslan Basuki saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, aksi demo akan berlangsung di pintu belakang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tepatnya di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat.

    Ada sekitar 500 orang yang akan menggelar aksi demo di kawasan tersebut. Polres Metro Jakarta Pusat mengerahkan kurang lebih 366 personel untuk mengawalnya.

    Aksi yang dilakukan oleh para sopir angkutan truk itu dengan tuntutan agar pemerintah mengkaji kembali RUU ODOL.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Manggung di HUT Bhayangkara, Iwan Fals: Mudah-mudahan Hama “Bento” Berakhir 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Juli 2025

    Manggung di HUT Bhayangkara, Iwan Fals: Mudah-mudahan Hama “Bento” Berakhir Megapolitan 1 Juli 2025

    Manggung di HUT Bhayangkara, Iwan Fals: Mudah-mudahan Hama “Bento” Berakhir
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Musisi
    Iwan Fals
    turut menyampaikan harapan kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang kini menginjak usia 79 tahun.
    Hal tersebut Iwan Fals sampaikan saat tampil di panggung perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Bhayangkara di Monumen Nasional, Gambir,
    Jakarta
    Pusat.
    “Dalam rangka ke-79, mudah-mudahan hama
    Bento
    berakhir,” kata Iwan Fals di tengah-tengah dia menyanyikan lagu “Bento”, Selasa (1/7/2025).
    Dia juga merapalkan doa agar Polri lebih mengayomi dan melindungi masyarakat lagi.
    Di sisi lain, pemilik nama asli Virgiawan Liestanto itu sempat menyinggung soal lapangan pekerjaan di Indonesia sebelum menyanyikan lagu “Sarjana Muda”.
    “Soal pendidikan seram ya? Itu kenapa? Enggak tahu nih. Mungkin bapak-bapak polisi lebih tahu masalahnya kenapa,” ujar dia.
    “Setiap hari bertambah persoalannya. Apa karena enggak ada kesempatan? Atau karena krisis atau apa? Barangkali karena pendidikan kualitas gurunya?” ucap Iwan Fals lagi yang melanjutkan penampilan dengan tembang “Guru Oemar Bakrie”.
    Untuk diketahui, “Bento” merupakan lagu sindiran keras terhadap gaya hidup hedonis, korupsi, dan kesenjangan sosial, melalui sosok fiktif bernama Bento.
    Lagu ini menjadi salah satu simbol kritik sosial yang paling berani di masanya, dan hingga kini masih relevan sebagai pengingat pentingnya keadilan dan kejujuran dalam berkuasa.
    Dalam suatu kesempatan, Iwan Fals mengungkapkan, lagu ini juga merupakan pandangan terhadap sebuah strata sosial yang kala itu mengusik pikirannya.
    “Waktu itu lagi ramai tentang pembangunan real estate yang jadi impian semua keluarga muda. Sampai akhirnya mereka berani menghalalkan segala cara,” ujar Iwan Fals, mengingatkan kembali cerita Bento, saat jumpa pers virtual pada Januari 2022.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polri di HUT Bhayangkara: Maafkan Kami jika Belum Sempurna 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Juli 2025

    Polri di HUT Bhayangkara: Maafkan Kami jika Belum Sempurna Megapolitan 1 Juli 2025

    Polri di HUT Bhayangkara: Maafkan Kami jika Belum Sempurna
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyampaikan permintaan maaf kepada publik dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Bhayangkara di Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).
    Momen permintaan maaf ini disampaikan oleh Kepala Biro Manajemen Anggaran Polri Brigadir Jenderal Polisi Sambodo Purnomo Yogi saat bernyanyi lagu “Kemesraan” bersama musisi Iwan Fals.
    Sembari bersenandung lagu ciptaan Franky dan Jane Sahilatua itu, Sambodo mulanya menyampaikan terima kasih kepada warga yang hadir dalam perayaan
    HUT ke-79 Bhayangkara
    .
    Setelah itu, Sambodo mewakili Polri menyampaikan permintaan maaf. Dia mengaku akan selalu berusaha menjadi yang lebih baik lagi di kemudian hari. 
    “Terima kasih sudah tertib dari pagi sampai sekarang. Maafkan kami bila belum sempurna, tapi kami selalu berusaha,” kata Sambodo di panggung.
    Usai tembang selesai, Sambodo meminta warga agar berhati-hati di jalan dalam perjalanan pulang.
    “Terima kasih, kalian luar biasa. Hati-hati di jalan, pulang dengan tertib,” ucap dia.
    Namun, penonton tampaknya belum puas dengan penampilan Iwan Fals. Musisi jebolan Musica Studio itu lantas menyanyikan lagu tambahan “Hio”, sebagai penampilan pamungkasnya.
    Untuk diketahui, HUT ke-79 Bhayangkara diperingati pada hari ini, Selasa (1/7/2025). Perayaan tahun ini dipusatkan di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat.
    Momen ini menjadi bagian penting dari sejarah panjang institusi kepolisian di Indonesia.
    Meskipun sering dianggap sebagai hari lahir Polri, tanggal 1 Juli sesungguhnya merujuk pada turunnya Penetapan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 1946.
    Peraturan ini menyatukan kepolisian daerah yang sebelumnya berdiri sendiri-sendiri menjadi satu kesatuan nasional.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.