kab/kota: Flores Timur

  • Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu 9 Km

    Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu 9 Km

    Jakarta

    Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meletus siang ini. Ketinggian kolom abu saat gunung berstatus level IV Awas ini setinggi 9000 meter (9 km).

    “Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat,” kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Yohanes Kolli Sorywutun, dalam keterangan resminya, dilansir detikBali, Selasa (12/11/2024).

    Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meletus pada pukul 13.59 Wita. Masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung atau wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi, serta sektoral 9 kilometer pada arah barat daya-barat laut.

    “Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya,” terangnya.

    Yohanes berharap masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung. Banjir lahar ini berpotensi terjadi jika turun hujan dengan intensitas tinggi.

    “Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki agar memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanis pada sistem pernafasan,” tandasnya.

    Baca selengkapnya di sini.

    (yld/idh)

  • Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Kemenhub dan PU Diminta Gerak Cepat Pulihkan Saran Publik – Page 3

    Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Kemenhub dan PU Diminta Gerak Cepat Pulihkan Saran Publik – Page 3

    Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, tercatat ada 11.553 orang yang telah mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ribuan pengungsi itu tersebar di delapan titik pengungsian.

    “Per hari ini, sejak letusan awal hari Sabtu tanggal 3 November 2024, itu sudah terjadi 54 kali letusan ya. Nah, kemudian untuk pengungsian, tercatat sampai hari ini ada 11.553 orang. Sekarang ada di 8 titik pengungsian terpusat,” kata Suharyanto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (12/11/2024).

    Dia merinci, enam titik pengungsian berada di Kabupaten Flores Timur, sementara dua titik pengungsian lainnya terletak di Kabupaten Sikka. Dia mengatakan, dua tempat pengungsian di Sikka bakal dipindah ke Flores Timur.

    “Kenapa dipindahkan? Karena abu mengarahkannya ke barat dan barat daya. Sehingga tempat pengungsian di Kabupaten Sikka ini terdampak abu,” ucap Suharyanto.

    Lebih lanjut, menurut Suharyanto, pemerintah daerah setempat juga akan menambah pelayaran laut menggunakan kapal feri. Selain itu, TNI juga akan mengirimkan kapal untuk membantu pengungsi.

    “Dari TNI juga per hari ini membantu TNI Angkatan Laut akan menggeser KRI Ahmad Yani. Nah dengan langkah-langkah ini mudah-mudahan dalam masa tanggap darurat ini semua kebutuhan pengungsi ini betul-betul bisa kita penuhi,” kata Suharyanto.

    Dia menekankan, saat ini berbagai pihak baik dari kementerian lembaga maupun swasta tengah berupaya memastikan pelayanan terhadap pengungsi tetap berjalan optimal. Sehingga, 11.553 warga terdampak diharapkan betul-betul bisa terlayani dengan baik.

  • Pemerintah Berikan Dana Tunggu Hunian Rp500.000 untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

    Pemerintah Berikan Dana Tunggu Hunian Rp500.000 untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto memastikan akan ada dana tunggu hunian bagi masyarakat terdampak bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

    Dia memerinci bagi masyarakat yang mengalami kerusakan rumah dengan kategori rusak berat, pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp500.000 per Kartu Keluarga (KK) yang diberikan berkala setiap bulan untuk kurun 6 bulan.

    Hal ini disampaikannya usai mengikuti rapat terbatas (ratas) seputar penanggulangan bencana erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (12/11/2024). 

    “Itu dapat dana tunggu hunian Rp500.000 per KK kali 6 bulan. Kenapa 6 bulan? Asumsinya Pak Menteri Perumahan Rakyat kalau 6 bulan sudah jadi semua itu [relokasi perumahan baru],” katanya kepada wartawan.

    Dia melanjutkan bahwa untuk relokasi sementara terdapat 2.700 unit rumah yang telah tercatat. Apabila, berkaca terhadap pengalaman bencana Semeru yang perlu merenovasi 1.951 rumah dan membutuhkan waktu 135 hari untuk pembangunan, maka dalam upaya merelokasi perumahan warga membutuhkan waktu yang tak jauh berbeda.

    “Relokasi bencana Semeru waktu itu nggak sampai setahun, 135 hari selesai. Nah ini mungkin kalau tambah 700 kan rekan-rekan media bisa hitung,” ucapnya. 

    Lebih lanjut, Suharyanto mengatakan ada 2 titik sebesar 50 hektare (Ha) yang disiapkan untuk relokasi. Pemilihan lokasi juga tidak jauh dari gunung, tetapi telah di luar zona bahaya.

    Menurutnya, upaya ini dilakukan agar masyarakat terdampak tak perlu melepaskan mata pencariannya, yaitu dalam menjalankan pertanian, kebun, hingga peternakan. 

    Selain itu, dia menyebut bahwa tanggap darurat direncanakan akan berjalan selama 58 hari. Adapun, saat ini proses evakuasi dan tindak lainnya telah dilakukan selama 8 hari ke belakang.

    Suharyanto menekankan bahwa lembaganya tidak akan menunggu sampai tanggap darurat selesai baru masuk tahap rehabilitasi rekonstruksi. Mengingat, dalam 8 hari evakuasi sudah ada 11.553 korban yang tercatat dengan 8 titik pengungsian terpusat. 

    “Ada 6 titik di Kabupaten Flores Timur, ada 2 titik di Kabupaten Sika. Nah yang di Kabupaten Sika 2 titik ini pun secara lambat laun nanti akan dipindah ke Flores Timur. Namun, nanti ini dalam proses permindahan. Kenapa dipindahkan? Karena abu itu mengarahnya ke barat dan barat daya, sehingga tempat pengungsian di Kabupaten Sika ini terdampak abu,” pungkas Suharyanto.

  • Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki Capai 11.553 Orang

    Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki Capai 11.553 Orang

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 11.553 orang per hari ini, Selasa (12/11/2024).

    “Untuk pengungsian, tercatat sampai hari ini ada 11.553 orang, sekarang ada di delapan titik pengungsian terpusat,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers di gedung BNPB, Jakarta Timur.

    Suharyanto memerinci, dari delapan lokasi pengungsian tersebut, ada enam lokasi di Kabupaten Flores Timur dan dua lokasi di Kabupaten Sika. Rencananya, dua lokasi yang ada di Kabupaten Sika ini akan dipindahkan ke Kabupaten Flores Timur.

    “Kenapa dipindahkan? Karena abu itu mengarahnya ke barat dan barat daya, sehingga tempat pengungsian di Kabupaten Sika ini terdampak abu,” tandas Suharyanto.

    Suharyanto menyebutkan, lokasi pengungsian ini akan dibedakan sesuai kategori. Hal ini merupakan arahan langsung dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka seusai memimpin rapat percepatan penanggulangan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di gedung BNPB, Jakarta Timur, Selasa (12/11/2024).

    “Tadi Bapak Wapres langsung memimpin rapat, memberikan arahan-arahan, bahkan beliau minta harus dibedakan di tempat pengungsian antara yang umum, antara yang lansia, antara yang hamil, antara yang menyusui dan anak-anak,” pungkasnya.

    Suharyanto menjelaskan, arahan tersebut diberikan agar pelayanan kesehatan dan kebutuhan dasar para pengungsi bisa tepat sasaran. Menurut dia, per hari ini belum ada keluhan terkait pelayanan dasar makan, minum, dan air bersih.

    “Kami pastikan per hari ini belum ada keluhan terkait dengan pelayanan dasar makan, minum, air bersih. Namun, yang akan terus dilengkapi adalah MCK. Dari MCK tadi ada beberapa keluhan untuk dilengkapi, tetapi kami pastikan ini akan terus dilengkapi,” tandasnya.

  • Sekolah Jadi Tempat Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi, Siswa SDK Lewolaga Belajar di Rumah Guru
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        12 November 2024

    Sekolah Jadi Tempat Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi, Siswa SDK Lewolaga Belajar di Rumah Guru Regional 12 November 2024

    Sekolah Jadi Tempat Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi, Siswa SDK Lewolaga Belajar di Rumah Guru
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com
    – Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) SD Katolik Lewolaga, Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (
    NTT
    ) terpaksa dipindahkan ke rumah para guru.
    Kebijakan tersebut diambil karena gedung sekolah mereka digunakan untuk menampung para
    pengungsi
    erupsi
    Gunung Lewotobi
    Laki-laki.
    Guru SDK Lewolaga, Elisabet Lipat Gening mengungkapkan bahwa aktivitas pembelajaran di rumah telah berlangsung sejak Senin (11/11/2024).
    Para guru sekolah itu memanfaatkan rumah mereka agar bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran.
    “Sekolah kami sudah penuh dengan para pengungsi, semua kelas sudah dipenuhi oleh para pengungsi, kami sekolah di rumah sejak kemarin,” ujarnya.
    Hanya saja, ungkap Elisabet, para siswa cukup kesulitan karena mereka harus berdesak-desakan di dalam rumah yang sempit.
    Sampai saat ini, mereka belum bisa memastikan kapan berakhir pelaksanaan KBM di rumah-rumah guru.
    Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Flores Timur, Felix Suban Hoda, mengatakan bahwa aktivitas pembelajaran siswa yang terdampak, maupun gedung sekolah yang digunakan sebagai tempat pengungsian, tetap berjalan.
    Pihaknya telah mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan yang dialami para siswa.
    “KMB tetap berjalan sambil melengkapi kebutuhan para siswa,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gibran Rapat di BNPB, Bahas Percepatan Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Lewotobi – Page 3

    Gibran Rapat di BNPB, Bahas Percepatan Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Lewotobi – Page 3

    Berdasarkan data sementara menyebutkan jumlah warga terdampak yang mengungsi terus bertambah bahkan membeludak, menyusul meningkatkan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi pada beberapa hari terakhir.

    Hingga Sabtu (9/11/2024) malam, jumlah warga terdampak yang mengungsi sudah mencapai 11.445 jiwa. Jumlah warga terdampak yang mengungsi dan menempati tiga posko tersebut yang disediakan Pemda saja mencapai 5.838 jiwa.

    Pemda Flores Timur dan Tim Penanggulangan Bencana lainnya akhirnya menambah satu posko baru di SDK Eputobi, Desa Lewoingu, Kecamatan Demon Pagong Kabupaten Flores Timur atau 15-an kilometer dari puncak erupsi.

    “Iya, sementara ada penambahan 1 posko baru di SDK Eputobi, Desa Lewoingu. Jadinya sudah 4 posko terpusat, yakni Konga, Lewolaga, Bokang dan Eputobi,” kata Heri Lamawuran, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur, kepada Liputan6.com, Selasa (12/11/2024).

    Menurutnya, penambahan posko ini dilakukan menyusul pada Kamis dan Jumat dilakukan evakuasi darurat karena ada erupsi yang berulang-ulang.

  • Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Bergejolak, Pengungsi Membeludak

    Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Bergejolak, Pengungsi Membeludak

    Liputan6.com, Flores Timur – Warga terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berdomisil di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur NTT semakin meluas.

    Mereka terpaksa harus keluar dari kampung halaman dan mengungsi ke tempat aman agar terhindari dari semburan abu vulkanik.

    Selain mengungsi di rumah penduduk, sejak Minggu (3/11/2024), warga terdampak seperti Desa Klatonlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Padang Pasir, Desa Boru, Desa Nawokote di Kecamatan Wulanggitang dan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura mengungsi di tiga posko terpusat.

    Tiga posko terpusat disediakan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur tersebut, yakni di Desa Konga, Desa Lewolaga, dan Desa Bokang Wolomatang di Kecamatan Titehena. Tiga posko ini ada di luar radius 7 kilometer (km) dan sektoral 8 km barat laut dari puncak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

    Berdasarkan data sementara menyebutkan jumlah warga terdampak yang mengungsi terus bertambah bahkan membeludak, menyusul meningkatkan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi pada beberapa hari terakhir.

    Hingga Sabtu (9/11/2024) malam, jumlah warga terdampak yang mengungsi sudah mencapai 11.445 jiwa. Jumlah warga terdampak yang mengungsi dan menempati tiga posko tersebut yang disediakan Pemda saja mencapai 5.838 jiwa.

    Pemda Flores Timur dan Tim Penanggulangan Bencana lainnya akhirnya menambah satu posko baru di SDK Eputobi, Desa Lewoingu, Kecamatan Demon Pagong Kabupaten Flores Timur atau 15-an kilometer dari puncak erupsi.

    “Iya, sementara ada penambahan 1 posko baru di SDK Eputobi, Desa Lewoingu. Jadinya sudah 4 posko terpusat, yakni Konga, Lewolaga, Bokang dan Eputobi,” kata Heri Lamawuran, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur, kepada Liputan6.com, Selasa (12/11/2024).

    Menurutnya, penambahan posko ini dilakukan menyusul pada Kamis dan Jumat dilakukan evakuasi darurat karena ada erupsi yang berulang-ulang.

     

  • Kondisi Terkini Letusan Gunung Lewotobi, Abu Vulkanik Menyebar 8 Km

    Kondisi Terkini Letusan Gunung Lewotobi, Abu Vulkanik Menyebar 8 Km

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat rrupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki hingga hari ini terus terjadi dan menimbulkan kerusakan pemukiman penduduk maupun infrastruktur lainnya.

    Tidak terkecuali juga Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berlokasi di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berjarak sekitar 7 Km dari pusat kawah. Dampak dari kerusakan Pos PGA tersebut menyebabkan dilakukannya evakuasi mandiri petugas pengamatan dengan membawa serta peralatannya ke tempat yang lebih aman, yakni sebuah kapel yang berjarak 8 km dari pusat erupsi.

    “Pada tanggal 3-4 November malam, pos pengamatan merasakan getaran akibat gempa vukanik hingga merusak pintu kamar mandi, abu vulkanik juga sudah memasuki pos pengamatan bahkan 3 hari yang lalu (tanggal 8 November 2024). Abu vulkanik sudah menyebar hingga mencapai 8-10 kilometer, debu yang masuk semakin tebal bahkan pasir dan kerikil terlontar sudah mengenai pos pengamatan, itu menyebabkan teman-teman mengungsi di sebuah kapel yang berjarak 8 km atau batas radius yang direkomendasikan,” terang Kepala PVMBG Hadi Wijaya dari lokasi terdampak erupsi hari ini, dikutip Selasa (11/11/2024).

    Diungkapkan Hadi, saat meninggalkan pos teman-teman juga membawa serta laptop dan alat-alat lainnya terkait dengan pekerjaan mereka melakukan pengamatan. “Saat mengevakuasi mandiri, meninggalkan pos, teman-teman membawa serta laptop-laptop mereka yang terhubung dengan peralatan instrumental pengamatan sementara untuk pengamatan secara visual tetap dapat dilakukan karena masih dekat dalam radius 8 km,” tutur Hadi.

    Hadi berharap pemantauan aktivitas vulkanik dapat terus dilakukan mengingat pentingnya informasi yang dihasilkan untuk memitigasi bencana.

    Gunung Lewotobi Laki-laki adalah gunung berapi kembar aktif yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung Lewotobi mempunyai dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1584 m di atas muka laut dan Gunung Lewotobi Perempuan dengan ketinggian 1703m di selatan.

    Gunung ini merupakan salah satu gunungapi strato bertipe andesitik yang terletak di bagian timur Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Potensi bahaya yang mungkin timbul adalah banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir dan Nobo.

    (pgr/pgr)

  • Masyarakat Adat NTT Gelar Ritual Sakral ‘Tito Bado Odong Gahu’ Minta Perlindungan Leluhur dari Amuk Murka Gunung Lewotobi

    Masyarakat Adat NTT Gelar Ritual Sakral ‘Tito Bado Odong Gahu’ Minta Perlindungan Leluhur dari Amuk Murka Gunung Lewotobi

    Liputan6.com, Sikka – Masyarakat adat di dusun Boganatar, Desa Kringa Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka NTT, menggelar ritual adat ‘Tito Bado Odong Gahu’, sebagai upaya menolak bala dan meminta perlindungan leluhur dari amuk murka Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang sampai hari ini masih terus erupsi. Ritual itu digelar di rumah sesepuh adat, Yang Lewar, Senin siang (11/11/2024) kemarin.

    Yan Lewar merupakan salah satu sesepuh sentral di Boganatar. Ia bergelar ‘Marang’ atau pelantun mantra saat seremonial adat bersama tetuah suku Lewar lainnya.

    Di atas meja sudah disediakan sejumlah telur ayam, daun sirih, dan tembakau. Sesajen ini disimpan pada wadah yang berbahan daun lontar, kecuali telur ayam kampung diletakkan di atas potongan tempurung kelapa.

    Yan duduk berdekatan dengan Petrus Wahan Lewar, Tuan Tanah Boganatar. Mereka adalah garis turunan tulen yang mendiami kampung itu sejak turun temurun. Keduanya memakai sarung dan kain selempang yang melingkari lehernya.

    Setelah semuanya disiapkan, Petrus dan Yan berjalan kaki ke arah bukit. Jaraknya sekira 1 kilometer dari Boganatar. Mereka menggelar ritual sakral yang dikenal dengan nama ‘Tito Bado Odong Gahu’.

    Tokoh Adat Boganatar, Paulus Nong Sina, mengatakan ritual ‘Tito Bado Odong Gahu’ bertujuan mengusir segala hal negatif akibat erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki yang dampaknya semakin terasa ke masyarakat Boganatar.

    “Seremonial untuk usir semua dampak buruk dari Gunung Lewotobi Laki-laki seingga tidak menyusahkan masyarakat. Supaya material panas, gempa, dan segala bentuk penyakit tidak masuk ke sini, kami usir jauh-jauh,” ujar Paulus.

    Selain untuk warga Bogantar di Desa Kringa, ritual itu juga demi kebaikan masyarakat Desa Kringa seluruhnya, termasuk empat desa lain, Timu Tawa, Hikong, Udek Duen, dan Ojang.

    “Lima desa ini sudah terdampak. Kami gelar di Dusun Boganatar, para tetuah adat di wilayah masing-masing juga biasa buat upacara yang sama, semuanya untuk menghalau hal buruk,” ungkapnya.

    Paulus menambahkan, ritual Tito Bado Odong Gahu juga bertujuan memohonan perlindungan luluhur agar melindungi para pengungsi yang masih ada di tempat itu.

    Saat ritual berlangsung, ‘Maring’ atau pelantun mantra meminta bumi agar tetap kuat lewat kalimat ‘Nian Giit Tana Mangan’. Termasuk lanjutan mantra susulan yang teramat rumit dan panjang.

    “Sekurang-kurangnya untuk semua kita yang ada di lima desa ini, memohon perlindungan agar selalu sehat dan selamat,” tuturnya.

    Dusun Boganatar di Desa Kringa adalah salah satu dari lima desa di Kecamatan Talibura yang terdampak abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.

    Pengungsi asal Desa Nawokote dan Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur bertahan di tempat ini sejak, Minggu, 3 November 2024 atau saat letusan besar terjadi.

    Namun, sebagian besar dari mereka sudah dipindahkan Pemerintah Daerah Flores Timur ke Posko Desa Kobasoma dan Posko Gerong, Kecamatan Titehena, Minggu sore (10/11/2024).

  • Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Kemenhub dan PU Diminta Gerak Cepat Pulihkan Saran Publik – Page 3

    Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Terus Erupsi, Selasa Pagi Meletus Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Km

    Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan dalam hari kedelapan operasi terus melakukan evakuasi korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Kepala Kantor Basarnas Maumere Supriyanto Ridwan dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Senin mengatakan hingga pukul 12.00 Wita Tim SAR gabungan telah melakukan evakuasi sebanyak 66 orang warga Desa Boganatar, Kecamatan Talibura yang sebelumnya mengungsi di sekolah menuju Posko Pengungsian Kobasoma.

    “Kemarin sore juga tim mengevakuasi ratusan warga desa Hikong menuju Posko Pengungsian Kobasoma,” katanya.

    Ia menambahkan Tim SAR gabungan akan terus mengambil aksi cepat apabila menerima permintaan evakuasi karena sesuai fakta di lapangan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki masih tergolong fluktuatif.

    Supriyanto juga mengatakan, berdasarkan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, hingga 10 November 2024 pukul 20.00 Wita terdapat sebanyak 12.288 warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

    Belasan ribu pengungsi tersebut tersebar di beberapa wilayah seperti di Kecamatan Titehena sebanyak 6.375 Jiwa, Kecamatan Wulanggitang 1.236 Jiwa, Kecamatan Ile Bura 127 Jiwa, Kecamatan Demon Pagong 302 Jiwa, Kecamatan Larantuka 365 Jiwa, Kecamatan Ile Mandiri dan Lewolema 46 Jiwa, Pulau Adonara 12 Jiwa, dan di Kabupaten Sikka sebanyak 3.835 Jiwa.