Opang Pukul Ojol di Stasiun Duri, Gara-gara Batas Area Jemput Penumpang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com-
Sejumlah ojek pangkalan (opang) memukul seorang driver ojek online (ojol) di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (4/12/2025) malam, gara-gara melewati batas wilayah menjemput penumpang.
Salah satu ojek pangkalan, Gilang (bukan nama sebenarnya), mengatakan, situasi seperti ini memang kerap terjadi ketika ojol dianggap melanggar area penjemputan opang. Namun, biasanya tidak sampai terjadi adu fisik.
“Biasanya (ojol) ditegur itu pasti ngerti. Diingetinnya juga baik-baik aja sebenarnya. Kayak, ‘Bang, jemput penumpang sanaan lagi,’ gitu saja,” kata Gilang saat ditemui di Jalan Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/12/2025).
Area yang dijaga opang berada dalam radius sekitar 100 meter di dekat jembatan penghubung jalan dengan halaman Stasiun Duri.
Di sisi kiri dan kanan jembatan, terdapat dua gazebo pangkalan ojek yang menjadi titik berkumpul para opang.
Jembatan itu merupakan akses utama penumpang KRL keluar masuk stasiun.
Tak jauh dari lokasi, di salah satu tiang pinggir jalan arah Duri Selatan, terpasang pelat besi dicat putih bertuliskan “Titik Ojek Online”.
Gilang mengatakan tanda itu sengaja dibuat agar sopir ojol mengetahui batas area sehingga potensi gesekan bisa diminimalkan.
Ia menyebut, kadang ada ojol yang membalas teguran dengan protes.
Dalam kondisi seperti itu, opang menjelaskan bahwa aturan tak tertulis itu dibuat untuk kenyamanan bersama.
“Lagian itu enggak jauh, kurang dari 100 meter kok,
customer-
nya enggak harus jalan jauh. Kami juga paham kalau ada lansia atau ibu hamil kan enggak mungkin jalan jauh-jauh. Makanya titiknya enggak jauh dibikinnya,” tutur dia.
Gilang mengatakan, berdasarkan cerita temannya yang berjaga hingga malam, sopir ojol yang viral dipukul opang itu diduga mengabaikan teguran terkait area operasional.
Dalam video yang beredar, sopir ojol terlihat menjemput penumpang di depan warung yang berada tepat berseberangan dengan jembatan Stasiun Duri.
Penumpang perempuan sempat meminta maaf kepada opang sebelum akhirnya tetap naik ke motor dan pergi.
Menurut Gilang, kasus seperti itu sebenarnya jarang terjadi karena mayoritas sopir ojol memahami aturan area.
Bahkan, ia mencontohkan kejadian pada Jumat siang ketika ia menegur ojol yang hendak menaikkan penumpang tepat di depan jembatan.
Pria berjaket hijau khas ojol itu langsung menyadari maksud Gilang dan meminta penumpangnya bergeser ke batas area.
“Kayak begitu biasanya. Jadi ya sama-sama saling menghargai ajalah,” kata Gilang.
Ia menjelaskan, meski tarif ojol seringkali lebih murah, kondisi kerja opang berbeda karena mereka tidak memiliki kepastian order seperti aplikasi ojol.
“Kan kami beda Rp 3.000 doang sebenarnya. Misal di ojol Rp 7.000, kami Rp 10.000. Mereka juga kan walaupun lebih murah tapi abis nganter satu, dapet satu lagi,” katanya.
Kanit Reskrim Polsek Tambora, Sudrajat, membenarkan bahwa insiden itu berawal dari salah paham.
Saat ini polisi telah menahan dua orang yang diduga terlibat pemukulan untuk dimediasi dengan pihak ojol.
Namun, hingga kini mereka belum menemukan korban karena tidak ada laporan langsung.
“Kami berusaha berkomunikasi dengan ojek online dan ojek pangkalan agar tetap menjaga kondusivitas, karena sampai sejauh ini kami belum menemukan identitas korban,” jelas dia kepada wartawan di Mapolsek Tambora, Jumat.
Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah opang memukul seorang driver ojol di depan Stasiun Duri, Jakarta Barat, saat hendak menjemput penumpang.
Terlihat beberapa opang memukul helm driver ojol tersebut.
“Nyolot nih!” ucap salah satu opang.
Seorang wanita yang merupakan penumpang driver ojol kemudian meminta agar opang tidak memukul driver ojol tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Duri Selatan
-
/data/photo/2025/12/05/6932b040ad155.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Opang Pukul Ojol di Stasiun Duri, Gara-gara Batas Area Jemput Penumpang Megapolitan 5 Desember 2025
-

Korban kebakaran di Tambora Jakbar peroleh bantuan logistik dari PMI
Jakarta (ANTARA) – Korban kebakaran di Duri Selatan, Tambora, memperoleh bantuan logistik dari Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Barat.
“Bantuan berupa lima kardus air mineral, dua kardus pampers, tiga kardus sabun batang, 20 lembar selimut, 10 lembar sarung, tiga kardus makanan ringan, telur gabus, satu kardus biskuit wafer dan satu kardus permen susu,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PMI Jakarta Barat, Ujang Sungkawa saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Ujang menambahkan, pihaknya juga menyediakan sebanyak 150 bungkus makanan cepat saji setiap hari bagi para korban.
“Makanan siap saji akan kami berikan selama tiga hari ke depan,” kata dia.
Selain bantuan logistik, PMI Jakbar juga menerjunkan petugas dan relawan serta satu unit ambulans untuk penanganan pertolongan pertama korban kebakaran.
Sementara itu, Lurah Duri Selatan, Tariswan memastikan bantuan kebutuhan dasar langsung didistribusikan kepada penyintas kebakaran yang mengungsi di posko pengungsian.
“Untuk sementara, kami pastikan bantuan kebutuhan dasar sudah disalurkan kepada warga terdampak. Selain PMI Jakbar, bantuan juga sudah ada dari Sudin Sosial dan BPBD DKI Jakarta,” kata dia.
Sebelumnya, puluhan rumah terbakar di Jalan Kampung Duri Dalam, RT 10 RW 05 Duri Selatan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Selasa (11/11).
Kebakaran itu mengakibatkan sebanyak 35 Kepala Keluarga (KK) dengan 140 jiwa kehilangan tempat tinggal. Mereka pun terpaksa tinggal di posko pengungsian di halaman kantor Kelurahan Duri Selatan untuk sementara.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Polisi bekuk pria yang curi ponsel saat korban sedang tidur
Jakarta (ANTARA) – Polisi membekuk pria berinisial MU (43) karena mencuri telepon seluler milik seorang korban berinisial HS yang tengah tertidur di sebuah kontrakan di wilayah Tambora, Jakarta Barat.
“Pelaku berinisial MU (43) sudah berhasil kami amankan pada Selasa (4/3) di Duri Selatan, Tambora,” ujar Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Tambora Iptu Sudrajat saat dikonfirmasi di Jakarta pada Rabu.
Kasus itu terjadi di Jalan Jembatan Besi, Gg. D, RT 007/004, Tambora, Jakarta Barat, pada Minggu (26/1) sekitar pukul 09.00 WIB.
“Aksi pelaku terekam kamera CCTV yang beredar di media sosial. Terlihat seorang pria mengenakan pakaian abu-abu dengan corak hitam di bagian tangan, topi merah dan masker mencoba mencuri telepon seluler milik seorang penghuni kontrakan,” katanya.
Pelaku melancarkan aksinya ketika korban sedang tertidur. Korban pun terkejut ketika ponselnya tiba-tiba ditarik oleh pelaku. “Sontak, korban terbangun dan berusaha mengejar pelaku, namun pelaku melarikan diri,” ujar Sudrajat.
Korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tambora. Selanjutnya tim segera melakukan penyelidikan, berhasil mengidentifikasi dan kemudian membekuk pelaku.
Menurut Sudrajat, pelaku melakukan aksinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk membeli narkoba jenis sabu.
“Jadi intinya korban motif tindakan korban itu untuk penuhi kebutuhan sehari-hari dan buat nyabu juga,” ujar Sudrajat.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku disangkakan dengan Pasal 53 KUHP jo. 362 KUHP tentang percobaan pencurian.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
