kab/kota: Duren Sawit

  • Saat Penjarahan di Polsek Matraman, 7 Pucuk Senjata Ruger Mini Hilang – Page 3

    Saat Penjarahan di Polsek Matraman, 7 Pucuk Senjata Ruger Mini Hilang – Page 3

    Bom molotov, batu, petasan, sampai teriakan provokasi terdengar nyaring. Mobil dinas hangus, kaca jendela pecah, pagar ambruk, barang inventaris dijarah.

    Suasana itu terjadi kala polsek yang masuk wilayah hukum Polres Metro Jakarta Timur, diserang sekelompok orang tak dikenal pada Malam Sabtu, 30 Agustus 2025. Akibat ulah mereka, Polsek Duren Sawit, Polsek Jatinegara, Polsek Cipayung dan Polsek Ciracas porak-poranda.

    Polsek Duren Sawit didatangi massa tak dikenal pada pukul 03.40 WIB. Bom molotov, batu, dan petasan berterbarangan. Insiden itu bukan hanya merusak kantor Polsek Duren Sawit. Kafe di sebelah turut terkena dampak.

    “Mereka juga melakukan penjarahan. Terlihat kaca jendela pecah dan bagian gedung yang rusak,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Alfian Nurrizal kepada wartawan, Senin (8/9/2025).

    Terkait kejadian ini, tiga pelaku pun ditangkap, mereka adalah AH, Inisial AR, dan AS. Disebutkan dua di antaranya berstatus anak di bawah umur.

    Sementara itu, Polsek Jatinegara diserbu massa tak dikenal pada pukul 23.30 WIB. Gapura polsek terbakar, dua motor anggota hangus.

    Terkait penyerangan ini, empat orang pelaku diringkus. Ada yang khusus meracik bom molotov di depan SPBU, ada yang jadi menjadi provokator.

    “Ada 4 inisial AR, SE, ST, dan RR masing-masing ini memiliki peran yang berbeda,” ucap dia.

    Begitupun di Polsek Cipayung. Seorang terekam menarik motor Yamaha NMAX milik anggota polisi. Sedangkan massa lain siaran langsung di TikTok, menghasut warganet untuk ikut menyerang. Ini terjadi pada pukul 01.55 WIB. Buntutnya, dua pelaku ditangkap, termasuk provokator rusuh.

    Kejadian serupa juga terjadi di Polsek Ciracas. Sekitar 500 orang bermotor datang mendorong paksa gerbang. Mereka melempari Posek dengan batu dengan petasan atau kembang api kemudian masuk ke dalam untuk menjarah barang inventaris dan merusak fasilitas serta membakar kendaraan. Ada dua orang yakni NR dan YO yang sempat bikin siaran langsung TikTok, untuk memantik amarah massa.

    “Tentunya bisa dilihat ada keterkaitan pelaku yang di Ciracas dengan Cipayung ini ada kesamaan dan ini sudah kita lakukan pemeriksaan ada kesamaan dalam berita acara pemeriksaan,” ucap dia.

    Tak berhenti, subsektor di wilayah hukum Jaktim pun ikut dirusak. Barang inventaris raib, dari TV sampai printer.

    Terkait kejadian ini, pelaku sudah ditangkap dengan peran berbeda-beda. Misalnya AI, RRH, yang melakukan perannya adalah mencuri TV dan printer. Sedangkan WAP sebagai penadahhasil penjarahan

     

  • Polres Jaktim tangkap 14 tersangka perusakan sejumlah kantor polisi

    Polres Jaktim tangkap 14 tersangka perusakan sejumlah kantor polisi

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Timur menangkap 14 tersangka kasus penyerangan dan perusakan sejumlah kantor polisi di wilayah tersebut pada Sabtu (30/8) dini hari.

    “Sampai saat ini Polres Metro Jakarta Timur telah mengamankan 14 tersangka yang kami tangani terkait penyerangan, perusakan Mako Polres dan Polsek di wilayah Jakarta Timur,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Alfian Nurrizal saat konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin.

    Penetapan 14 tersangka tersebut setelah ada lima laporan polisi yang ditangani Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Metro Jakarta Timur, yakni Mako Polres Jaktim, Mako Polsek Duren Sawit, Mako Polsek Cipayung, Mako Polsek Ciracas dan Mako Polsek Jatinegara.

    Dari 14 tersangka tersebut sebanyak empat tersangka, yakni ISI (42), SES (31), FA (15), dan DA (15) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polres Metro Jakarta Timur. Mereka diamankan pada 5-6 September 2025.

    Lalu, tiga tersangka, yakni MHF (21), MAR (17) dan ASA (17) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polsek Duren Sawit.

    Ratusan massa menyerang Polres Metro Jakarta Timur hingga puluhan kendaraan mobil dan sepeda motor yang terparkir di depan gedung hangus terbakar, Sabtu (30/8/2025) dini hari. (ANTARA/Siti Nurhaliza)

    Tiga tersangka, yakni NR (29), YO (21), DDK (25) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polsek Cipayung. Tersangka NR (29) dan YO (21) juga terlibat dalam penyerangan di Mako Polsek Ciracas.

    Kemudian, empat tersangka, yakni AR (23), RR (27), SEP (22) dan STP (24) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polsek Jatinegara.

    Para tersangka memiliki peran beragam, mulai dari menyerang dengan bambu, melempar batu ke kantor polisi, bahkan melakukan penjarahan.

    “Hukuman para tersangka beragam, mulai dengan ancaman hukum pidana sembilan tahun, tujuh tahun, dua tahun dan satu tahun empat bulan,” katanya.

    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Alfian Nurrizal saat konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin (8/9/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza)

    Alfian berharap masyarakat bisa lebih teliti dalam menerima informasi, tidak mudah terprovokasi, dan tetap menjaga persatuan, kesatuan dan keamanan demi kenyamanan bersama.

    “Kami berharap ke depan kita saling menjaga persatuan, kesatuan dan keamanan, ketertiban masyarakat, khususnya di wilayah Jakarta Timur dengan slogan kita Jaga Jakarta,” ujar Alfian.

    Sebelumnya, ratusan massa menyerang Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim) sehingga puluhan kendaraan berupa mobil dan sepeda motor yang terparkir di lokasi tersebut hangus terbakar pada Sabtu (30/8) dini hari.

    Berdasarkan pantauan, saat itu massa datang berbondong-bondong dan langsung melempari Markas Komando (Mako) Polres dengan batu serta benda keras lainnya.

    Tindakan anarkis itu membuat situasi di sekitar Markas Polres Metro Jaktim sempat mencekam. Massa juga melemparkan molotov berkali-kali ke area dalam Polres Metro Jaktim.

    Selain Polres Metro Jaktim, ada lima Polsek di Jakarta Timur yang juga diserang massa, yakni Polsek Matraman, Makasar, Ciracas, Jatinegara dan Cipayung.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Heboh Penemuan Mayat Pria di Kalimalang Jaktim, Polisi: Belum Ditemukan Tanda Kekerasan – Page 3

    Heboh Penemuan Mayat Pria di Kalimalang Jaktim, Polisi: Belum Ditemukan Tanda Kekerasan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pihak kepolisian mengidentifikasi mayat pria yang ditemukan mengambang di aliran Kalimalang, Jakarta Timur (Jaktim), pada Sabtu (6/9) sore.

    “Mayat di Kalimalang tersebut berjenis kelamin pria, inisial AR, kelahiran 1994 (usia 31 tahun),” kata Kapolsek Jatinegara Kompol Samsono di Jakarta, Senin (8/9/2025)

    Dia memastikan jasad tersebut bukan korban tindak kekerasan, melainkan hanyut terbawa arus.

    “Tidak ditemukan ada tanda-tanda kekerasan pada mayat pria tersebut, karena hanyut,” tegas Samsono.

    Jasad AR (31) diserahkan kepada pihak keluarga yang berdomisili di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur.

    “Sudah dikembalikan ke keluarganya, karena ada keluarganya asal Pondok Bambu, Duren Sawit,” ucap Samsono.

    Warga Indramayu, Jawa Barat, digemparkan dengan temuan lima jenazah satu keluarga yang terkubur di halaman belakang rumah, Selasa (2/9) dinihari. Korban terdiri dari pasangan suami istri, seorang anak perempuan, bayi berusia delapan bulan, serta oran…

  • Layanan SIM Keliling Hanya Ada di 2 Lokasi Hari Ini Minggu 7 September 2025

    Layanan SIM Keliling Hanya Ada di 2 Lokasi Hari Ini Minggu 7 September 2025

    Bisnis.com, Jakarta — Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya membuka pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) keliling hanya di dua lokasi di wilayah Jakarta pada hari ini Minggu 7 September 2025.

    Melalui akun X resmi @TMCPoldaMetro, layanan SIM Keliling tetap buka pada hari Minggu 7 September 2025 mulai pukul 07.00-12.00 WIB.

    Berikut dua lokasi SIM Keliling di Jakarta yang bisa diakses oleh masyarakat:

    Jalan Raden Mas Intan, di samping McDonald’s Duren Sawit Jakarta Timur.

    Jalan Panjang, samping Indomart Kebon Jeruk Jakarta Barat.

    Catat, layanan SIM keliling ini khusus untuk warga yang ingin perpanjangan SIM A dan SIM C yang masih aktif. 

    Sementara jika sudah tidak aktif, pemilik SIM hanya bisa mengajukan perpanjangan SIM di layanan Satpas Polda Metro Jaya.

    Biaya resmi perpanjangan SIM A adalah Rp80.000 dan SIM C Rp75.000. 

    Sementara itu, dokumen yang perlu dibawa untuk perpanjangan SIM tersebut yaitu:

    Fotokopi KTP yang masih berlaku

    SIM asli yang masih berlaku

    Bukti pemeriksaan kesehatan

    Bukti tes psikologi

  • Tambah Lagi! 12 Orang Kini jadi Tersangka Penjarahan Rumah Uya Kuya

    Tambah Lagi! 12 Orang Kini jadi Tersangka Penjarahan Rumah Uya Kuya

    Bisnis.com, JAKARTA – Polres Metro Jakarta Timur menetapkan 12 orang sebagai tersangka dalam kasus penjarahan rumah Anggota Komisi IX DPR (nonaktif) Surya Utama alias Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (30/8) malam.

    “12 orang yang sudah kami tetapkan sebagai tersangka,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Alfian Nurrizal dilansir dari Antara, 

    Alfian menambahkan, 12 tersangka tersebut punya peran masing-masing dalam melakukan aksinya, yakni sebagai provokator, pelaku penjarahan dan penyerangan kepada petugas.

    Pihaknya akan terus melakukan pengembangan penyelidikan terhadap pelaku lainnya dalam kasus penjarahan tersebut. Sebelumnya, polisi menetapkan sebanyak enam orang sebagai tersangka dalam kasus penjarahan rumah Uya Kuya.

    Keenam tersangka tersebut sudah ditetapkan status hukumnya setelah dilakukan pemeriksaan intensif. Sedangkan satu orang baru tertangkap Rabu (3/9) sekitar pukul 11.00 WIB.

    Adapun, kasus penjarahan di rumah Uya Kuya itu menjadi sorotan publik setelah kediaman politisi itu diserbu massa. Beredar sebuah video yang menampilkan kediaman artis sekaligus anggota DPR di kawasan Jakarta Timur itu didatangi massa, Sabtu (30/8) malam.

    Massa berhasil merobohkan pagar rumah Uya Kuya dan langsung menerobos masuk hingga ke lantai dua untuk menjarah apa pun yang ada di rumah tersebut.

    Terdengar suara massa berteriak bersahut-sahutan, “Hancurkan” dan benda-benda rumah yang pecah. Uya Kuya sempat memberikan klarifikasi atas tindakan joget-joget di gedung MPR/DPR bersamaan dengan momen diumumkannya kenaikan tunjangan DPR RI, termasuk tunjangan rumah sebesar Rp50 juta setiap bulan.

    Menurut Uya Kuya dalam klarifikasinya, joget-joget itu tidak ada kaitan dengan kenaikan tunjangan DPR. Mereka berjoget hanya mengikuti irama lagu untuk tujuan menghargai musisi yang tampil.

  • 12 orang jadi tersangka kasus penjarahan rumah Uya Kuya

    12 orang jadi tersangka kasus penjarahan rumah Uya Kuya

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Timur menetapkan 12 orang sebagai tersangka dalam kasus penjarahan rumah Anggota Komisi IX DPR (nonaktif) Surya Utama atau Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (30/8) malam.

    “12 orang yang sudah kami tetapkan sebagai tersangka,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Alfian Nurrizal kepada wartawan di Jakarta, Sabtu.

    Alfian menambahkan, 12 tersangka tersebut punya peran masing-masing dalam melakukan aksinya, yakni sebagai provokator, pelaku penjarahan dan penyerangan kepada petugas.

    Pihaknya akan terus melakukan pengembangan penyelidikan terhadap pelaku lainnya dalam kasus penjarahan tersebut.

    Sebelumnya, polisi menetapkan sebanyak enam orang sebagai tersangka dalam kasus penjarahan rumah Uya Kuya.

    Keenam tersangka tersebut sudah ditetapkan status hukumnya setelah dilakukan pemeriksaan intensif. Sedangkan satu orang baru tertangkap Rabu (3/9) sekitar pukul 11.00 WIB.

    Adapun kasus penjarahan di rumah Uya Kuya itu menjadi sorotan publik setelah kediaman politisi itu diserbu massa.

    Beredar sebuah video yang menampilkan kediaman artis sekaligus anggota DPR di kawasan Jakarta Timur itu didatangi massa, Sabtu (30/8) malam.

    Massa berhasil merobohkan pagar rumah Uya Kuya dan langsung menerobos masuk hingga ke lantai dua untuk menjarah apa pun yang ada di rumah tersebut.

    Terdengar suara massa berteriak bersahut-sahutan, “Hancurkan” dan benda-benda rumah yang pecah.

    Uya Kuya sempat memberikan klarifikasi atas tindakan joget-joget di gedung MPR/DPR bersamaan dengan momen diumumkannya kenaikan tunjangan DPR RI, termasuk tunjangan rumah sebesar Rp50 juta setiap bulan.

    Menurut Uya Kuya dalam klarifikasinya, joget-joget itu tidak ada kaitan dengan kenaikan tunjangan DPR. Mereka berjoget hanya mengikuti irama lagu untuk tujuan menghargai musisi yang tampil.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 6
                    
                        Barang Hasil Penjarahan dari Rumah Sri Mulyani, Ahmad Sahroni, dan Uya Kuya Mulai Dikembalikan
                        Megapolitan

    6 Barang Hasil Penjarahan dari Rumah Sri Mulyani, Ahmad Sahroni, dan Uya Kuya Mulai Dikembalikan Megapolitan

    Barang Hasil Penjarahan dari Rumah Sri Mulyani, Ahmad Sahroni, dan Uya Kuya Mulai Dikembalikan
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah barang hasil penjarahan dari rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani, anggota DPR RI nonaktif Ahmad Sahroni, dan artis Uya Kuya mulai dikembalikan.
    Pengembalian dilakukan baik melalui aparat kepolisian maupun perangkat RT/RW setempat.
    Polisi meringkus dua pemuda yang terlibat dalam penjarahan rumah Sri Mulyani di Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
    Keduanya sempat menyerahkan mainan anak-anak dan peralatan makan dengan dalih menemukannya tercecer di jalan. Namun, hasil pemeriksaan menunjukkan keduanya memang ikut menjarah.
    “Hasil pemeriksaan Reskrim menunjukkan ada bukti video. Dari situ diketahui dua orang ini ikut menjarah,” ujar Panit Binmas Polsek Pondok Aren IPTU Rahmat Gunawan, Senin (1/9/2025).
    Dari rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejumlah barang berharga juga dikembalikan. Kapolres Metro Jakut Kombes Pol Erick Frendriz mengatakan, barang-barang itu diserahkan melalui Polres dan diterima pihak keluarga.
    “Kami telah memfasilitasi proses penyerahan sejumlah barang milik Ahmad Sahroni kepada pihak keluarga yang diwakili oleh Achmad Winarso,” kata Erick, Jumat (5/9/2025).
    Ketua RW 06 Kebon Bawang, Sugeng, menuturkan, sebuah jam tangan mewah Richard Mille senilai Rp 11 miliar dikembalikan secara sukarela oleh orangtua pelaku.
    “Ibunya pun mengatakan bahwa ‘ini kan memang bukan haknya, jadi saya akan kembalikan jam ini’,” ujarnya.
    Sementara itu, barang-barang yang dijarah dari rumah mertua Uya Kuya di Duren Sawit, Jakarta Timur, juga satu per satu kembali.
    Seorang perempuan mengembalikan pendingin udara, sedangkan seorang pemuda bernama Rio (22) mengembalikan kasur yang sempat dibawa dari depan gang rumah.
    “Itu tadi ngembaliin barang milik rumah itu, terus diamankan Polres,” kata Heri (56), petugas keamanan sekitar rumah, Rabu (3/9/2025).
    Uya Kuya memilih jalur
    restorative justice
    bagi pelaku yang mengembalikan barang.
    “Saya mengambil inisiatif, saya yang mengajukan
    restorative justice
    . Saya kan bilang sudah ikhlas,” ujar Uya.
    Tak hanya barang, tiga ekor kucing kesayangannya yang sempat hilang juga sudah ditemukan.
    “Alhamdulillah, Dery sudah sama kita juga, ditemukan di sekitar sini. Alhamdulillah sudah enggak stres,” ucap Uya, Kamis (4/9/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Deretan Barang di Rumah Mertua Uya Kuya yang Dikembalikan Usai Dijarah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 September 2025

    Deretan Barang di Rumah Mertua Uya Kuya yang Dikembalikan Usai Dijarah Megapolitan 5 September 2025

    Deretan Barang di Rumah Mertua Uya Kuya yang Dikembalikan Usai Dijarah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah barang yang dijarah dari rumah mertua anggota nonaktif DPR RI, Surya Utama atau Uya Kuya, di Duren Sawit, Jakarta Timur, satu per satu dikembalikan.
    Mereka yang mengambil barang tersebut mengembalikannya melalui perangkat RT ataupun penjaga rumah mertua Uya Kuya.
    Kini, kondisi rumah tersebut sudah ditutup seng usai penjarahan. Meski begitu, rumah tersebut tetap menjadi perhatian.
    Beberapa orang terlihat berhenti untuk melihat bahkan memotret kondisi rumah saat melintas.
    Seorang perempuan mengembalikan pendingin udara atau AC usai penjarahan rumah mertua Uya Kuya, Rabu (3/9/2025).
    Heri (56), petugas keamanan sekitar rumah Uya, menyebut perempuan tersebut sudah diamankan Polres Jakarta Timur.
    “Itu tadi ngembaliin barang milik rumah itu (mertua Uya), terus diamankan Polres,” ucap Heri.
    Menurut Heri, barang itu pertama kali diserahkan kepada ketua RT sebelum kemudian dilaporkan kepada pihak kepolisian.
    “Bukan orang sekitar sini karena enggak pernah lihat, enggak kenal juga saya. Itu ngembaliin ke RT, terus RT lapor ke RW baru ke polisi,” kata dia.
    Uya Kuya, memilih jalur
    restorative justice
    terharap perempuan yang mengambil AC rumah mertuanya.
    Dirinya yang lebih dulu mengajukan permohonan
    restorative justice
    untuk pelaku.
    “Saya mengambil inisiatif, saya yang mengajukan
    restorative justice
    . Jadi saya tanya apakah bisa ada metode
    restorative justice
    , dia (Polisi) bilang bisa,” ujar Uya Kuya.
    Menurut Uya, keputusan itu didasari sikap ikhlas dan pertimbangan kondisi terduga pelaku.
    Pelaku diketahui bekerja sebagai tukang parkir dan memiliki cucu dengan disabilitas.
    “Saya kan bilang sudah ikhlas. Ibu itu juga bilang dia cuma datang, bilang, dengar-dengar ada yang lihat rumah saya, terus ke sana, melihat ada AC tergeletak. Dia sendiri tadi bilang enggak tahu ini barang apa,” ujar dia.
    Seorang pemuda bernama Rio (22) mengembalikan kasur milik Uya Kuya yang tergeletak saat penjarahan rumah mertuanya.
    Rio mengaku tidak mengambil kasur tersebut dari dalam rumah, melainkan menemukannya di depan gang rumah Uya Kuya.
    “Itu di depan gang, bukan dari dalam rumah, sudah disenderin ke pohon dan enggak diambil-ambil gitu. Saya enggak tahu siapa yang naruh di depan gang,” ucap Rio.
    Rio yang tinggal di kontrakan tak jauh dari lokasi mengatakan, saat kejadian, dirinya sedang berjaga agar situasi tidak semakin meluas ketika massa tak dikenal melakukan penjarahan.
    “Setelah melandai, saya bertanya ke orang-orang yang di situ,
    ‘Pak, emang itu boleh diambil ya (barang di depan gang)?’. 
    Lalu dijawab sama warga,
    ‘Kamu bayar pajak kan? Ambil saja’
    ,” ungkap Rio.
    Awalnya, Rio enggan membawa kasur tersebut, tetapi ia mengaku terdorong setelah didesak beberapa orang.
    “Tadinya saya enggak mau bawa, tetapi ada yang komporin,
    ‘Bawa saja, Pak, bawa!’.
    Akhirnya saya bawa sama teman saya ke kontrakan, digotong,” ucap dia.
    Rio akhirnya mengembalikan kasur itu karena khawatir terjerat masalah hukum, meski menegaskan tidak mengambil dari dalam rumah.
    “Ya, takut saja kalau dipidana. Saya sudah diingetin sama teman saya yang lain untuk minta dikembalikan saja, takutnya itu jadi masalah ke mana-mana. Akhirnya ya saya balikin,” ungkapnya.
    Kasur tersebut dikembalikan Rio pada Rabu malam dengan cara dipanggul bersama temannya.
    Tiga ekor kucing kesayangan yang hilang saat penjarahan juga kembali ke pelukan Uya Kuya.
    Lewat unggahan di Insta Story, Uya memperlihatkan kondisi kucing-kucingnya yang kini sudah aman.
    Uya Kuya menyebut kucing bernama Dery, yang sudah berusia lebih dari 11 tahun, ditemukan tak jauh dari rumah. 
    “Alhamdulillah, Dery sudah sama kita juga, ditemukan di sekitar sini juga. Dia ini sudah 11 tahun lebih umurnya. Alhamdulillah sudah enggak stres,” tutur Uya, dikutip Kamis (4/9/2025).
    Tak hanya Dery, dua kucing lainnya juga sudah kembali.
    “Alhamdulillah,
    Ara juga sudah bersama kita. Oreo juga sudah kembali ya,” ujar Uya Kuya.
    Uya Kuya, meminta terduga penjarahan rumah mertuanya di Duren Sawit, Jakarta Timur, untuk mengembalikan barang-barang yang sudah diambil.
    Uya menyebut, pengembalian bisa dilakukan melalui ketua Rukun Warga (RW) setempat.
    “Menghimbau bahwa seperti ada kesadaran dari pihak pelaku yang mengambil, terutama kucing, foto-foto, surat-surat berharga segera bisa dikumpulkan ke ketua RW,” ungkap Uya.
    Uya menambahkan, saat ini fokus utamanya adalah memperbaiki tempat tinggal mertuanya, selain mencari kucing dan barang-barang yang hilang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • VIDEO: Uya Kuya Hanya Bawa 4 Baju, Selamatkan Keluarga dari Penjarahan

    VIDEO: Uya Kuya Hanya Bawa 4 Baju, Selamatkan Keluarga dari Penjarahan

    Artis sekaligus anggota DPR RI non aktif, Uya Kuya, mendatangi Polres Jakarta Timur, Rabu sore, pasca rumahnya di Duren Sawit dirusak dan dijarah massa. Ia mengajukan restorative justice kepada salah satu pelaku yang mengembalikan AC miliknya.

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 04 Sep 2025, 15:41 WIB

    Diterbitkan 04 Sep 2025, 15:00 WIB

  • Di Mana Uya Kuya Saat Rumah Mertuanya Dijarah?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 September 2025

    Di Mana Uya Kuya Saat Rumah Mertuanya Dijarah? Megapolitan 4 September 2025

    Di Mana Uya Kuya Saat Rumah Mertuanya Dijarah?
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Anggota DPR RI nonaktif, Surya Utama alias Uya Kuya, akhirnya buka suara terkait kabar keberadaannya saat rumah mertuanya dijarah massa di Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (30/8/2025) malam.
    Uya membantah tegas rumor yang menyebut dirinya berada di luar negeri saat insiden itu terjadi.
    “Enggak, demi Allah saya enggak ke luar negeri. Jadi please lebih cerdas melihat, jangan tergiring
    hoaks
    di media sosial,” kata Uya Kuya di Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu (3/9/2025).
    Uya menjelaskan, sejak rumah mertuanya dijarah, ia memilih tinggal di rumah aman atau
    safe house
    . Hal itu dilakukan demi keamanan dirinya dan keluarga.
    “Saya baru lihat Instagram setelah beberapa hari karena terus terang saya masih di safe house di rumah aman,” ucapnya.
    Menurut Uya, kehadirannya di Polres Jakarta Timur pada Rabu (3/9/2025) menjadi kali pertama dirinya muncul di ruang publik setelah insiden tersebut.
    “Ini baru pertama lagi saya keluar dan bertemu orang ramai. Kemarin keluar aja diam-diam, baru sekarang berani keluar. Dan saya enggak nyangka juga banyak teman-teman wartawan,” ujarnya.
    Selain itu, Uya juga menyinggung beredarnya video dirinya berjoget dengan narasi bertuliskan gaji Rp 3 juta. Ia menegaskan video tersebut bukan buatannya.
    “Ada video-video saya joget-joget ada tulisan gaji Rp 3 juta, itu bukan buatan saya. Segala macam itu yang menggiring, memanas-manasi,” kata Uya.
    Polres Metro Jakarta Timur sebelumnya telah menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam penjarahan rumah mertua Uya Kuya.
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertoffan, membenarkan adanya penangkapan tersebut.
    “Sembilan orang pelaku yang kami amankan,” kata Dicky saat dikonfirmasi, Minggu (31/8/2025).
    Menurut Dicky, massa sempat membawa sejumlah perabotan dari rumah mertua Uya pada malam kejadian.
    Polsek Duren Sawit sempat mencoba meredam aksi dengan memberikan imbauan langsung, namun tidak berhasil.
    “Polsek Duren Sawit mencoba lakukan imbauan kepada massa bahwa tindakan yang akan dilakukan dikategorikan sebagai pidana, dan himbauan tersebut gagal,” jelas Dicky.
    Karena jumlah massa yang tidak terkendali, penanganan langsung dilimpahkan ke tingkat Polres.
    “Polsek melaporkan kepada Kapolres dan langsung dilakukan penindakan oleh tim gabungan reskrim dan samapta,” lanjutnya.
    Penyidik masih mendalami peran pelaku lain yang diduga turut serta dalam peristiwa itu.
    *Disclaimer*: Pemberitaan ini untuk kepentingan informasi publik, agar hak masyarakat untuk tahu tetap terjaga.
    Redaksi menolak kekerasan/perusakan/pembakaran/penjarahan, karena bangsa ini hanya akan kuat jika kita setia melindungi sesama, merawat fasilitas umum, dan menjaga dunia usaha tetap berjalan agar ekonomi tak makin terpuruk.
    Tetap tenang, jangan terprovokasi, jadikan negeri ini rumah aman buat kita semua, dan utamakan sumber informasi yang kredibel.
    (Reporter: Febryan Kevin Candra Kurniawan | Editor: Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.