kab/kota: Duren Sawit

  • Dinas KPKP: Buruk Merak di Rumah Bamsoet Tidak Termasuk Hewan Dilindungi – Page 3

    Dinas KPKP: Buruk Merak di Rumah Bamsoet Tidak Termasuk Hewan Dilindungi – Page 3

    Sebelumnya, viral memperlihatkan burung merak yang berkeliaran di jalan dan menjadi tontonan warga di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @durensawit.info, terlihat dua orang berfoto bersama dengan burung merak yang sedang membuka ekornya.

    Burung itu tampak berdiri di depan sebuah rumah mewah sambil mengembangkan ekornya yang indah. “Sebuah penampakan burung merak sedang mengembangkan ekornya yang indah dan berwarna-warni seperti kipas raksasa ini menarik perhatian warga yang lewat di depan rumah mewah,” tulis keterangan akun instagram @durensawit.info.

    Sebanyak enam ekor burung merak dengan berbagai ukuran di dalam rumah mewah tersebut. Beberapa di antaranya terlihat berkeliaran di halaman rumah, sementara seekor merak bertengger di bawah genteng untuk berteduh.

    Merak berwarna biru dan putih itu tampak berjalan diiringi anak-anaknya, dengan kicauannya yang terdengar nyaring.

    Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengungkapkan, burung merak tersebut milik Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet).

    “Iya betul, pemiliknya beliau (Bambang Soesatyo),” kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok dilansir dari Antara, Selasa (30/9/2025).

     

  • 3
                    
                        Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Milik Bambang Soesatyo
                        Megapolitan

    3 Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Milik Bambang Soesatyo Megapolitan

    Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Milik Bambang Soesatyo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta membenarkan bahwa burung merak yang berkeliaran di Duren Sawit, Jakarta Timur, adalah milik Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet).
    “Iya pemiliknya beliau (Bambang Soesatyo),” kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok saat dikonfirmasi, Selasa (30/9/2025).
    Sementara itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta juga sudah melakukan pengecekan terhadap burung merak tersebut pada Senin (29/9/2025).
    Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA DKI Jakarta Nani Rahayu, menyebut pihaknya masih mengumpulkan data terkait perizinan burung merak itu.
    “Sejauh ini kami belum dapat menyampaikan informasi lebih lanjut karena masih dalam tahap pengumpulan data dan informasi,” jelas Nani.
    Kompas.com
    sudah berupaya menghubungi Bambang Soesatyo untuk meminta konfirmasi perihal burung merak yang berkeliaran di Duren Sawit. Namun, hingga berita ini ditayangkan belum ada jawaban dari yang bersangkutan.
    Burung merak biru atau merak India yang bebas berkeliaran di depan rumah mewah, Jalan Baladewa, Duren Sawit, Jakarta Timur, bukan kategori satwa dilindungi.
    Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta Hasudungan A Sidabalok menjelaskan, buruk merak putih, biru, dan blorok tidak termasuk satwa yang dilindungi.
    “Untuk merak putih, biru, dan blorok bukan termasuk yang dilindungi,” kata Hasudungan saat dikonfirmasi, Senin (29/9/2025).
    Namun, Hasudungan menegaskan bahwa pemeliharaan unggas kesayangan, penelitian, pendidikan, maupun konservasi wajib memiliki sertifikasi kesehatan.
    Hal itu merujuk pada Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengendalian Pemeliharaan dan Peredaran Unggas.
    “Memelihara unggas kesayangan dan unggas untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan konservasi wajib memiliki sertifikasi kesehatan unggas,” jelas Hasudungan.
    Hasudungan menyebutkan, pengajuan sertifikasi kesehatan unggas dapat dilakukan melalui petugas Suku Dinas KPKP di tingkat kecamatan atau kantor wali kota wilayah setempat.
    Sebelumnya, Seekor burung merak berkeliaran di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dan viral setelah videonya ramai diunggah di media sosial.
    Dalam tayangan yang dibagikan akun Instagram
    @
    durensawit.info, tampak dua orang berfoto bersama merak yang sedang mengembangkan ekornya di depan sebuah rumah mewah.

    Sebuah penampakan burung merak sedang mengembangkan ekornya yang indah dan berwarna-warni seperti kipas raksasa ini menarik perhatian warga yang lewat di depan rumah mewah,
    ” tulis akun tersebut.
    Hasil pantauan
    Kompas.com
    , Minggu (28/9/2025), terlihat ada sekitar enam ekor merak di rumah mewah itu. Ukurannya beragam, ada yang besar hingga masih kecil.
    Beberapa merak terlihat berkeliaran di halaman rumah, seekor lainnya bertengger di bawah genteng, sementara merak lainnya yang berwarna biru dan putih tampak berjalan diiringi anak-anaknya dengan kicauan nyaring.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPKP DKI jelaskan aturan pemeliharaan burung merak milik Bamsoet

    KPKP DKI jelaskan aturan pemeliharaan burung merak milik Bamsoet

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta memberikan penjelasan mengenai aturan pemeliharaan burung merak milik Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

    “Jika dilihat dari upaya pengendalian penyakit flu burung, maka berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang pengendalian pemeliharaan dan peredaran unggas, memelihara unggas kesayangan, unggas untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan konservasi wajib memiliki sertifikasi kesehatan unggas,” jelas Hasudungan saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Dia membenarkan burung merak itu milik Bamsoet. Dia juga menegaskan pemeliharaan burung merak maupun unggas kesayangan lainnya wajib mengikuti aturan yang berlaku.

    Masyarakat dapat mengajukan sertifikasi kesehatan unggas melalui petugas setempat untuk memenuhi izin pemeliharaan.

    “Sertifikasi kesehatan unggas, masyarakat dapat mengajukan melalui petugas Suku Dinas KPKP di kecamatan atau di Kantor Walikota wilayah setempat,” kata Hasudungan.

    Selain aturan kesehatan hewan, dia juga menyinggung ketentuan konservasi.

    Ketentuan konservasi itu mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018, tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

    “Maka untuk Merak Hijau, termasuk satwa yang dilindungi, sedangkan untuk Merak Putih, Biru dan Blorok bukan termasuk yang dilindungi,” ucap Hasudungan.

    Lebih lanjut, terkait pemeliharaan dan penangkaran satwa yang dilindungi, kata dia masyarakat perlu berkonsultasi dan mengajukan izin.

    “Untuk ketentuan pemeliharaan dan penangkaran bagi satwa yang dilindungi, dapat melakukan konsultasi dan pengajuan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah setempat,” ujar Hasudungan.

    Seperti diketahui, video seekor burung merak yang berkeliaran di jalan dan menjadi tontonan warga di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, itu viral di media sosial.

    Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @durensawit.info, terlihat dua orang berfoto bersama dengan burung merak yang sedang membuka ekornya.

    Burung itu tampak berdiri di depan sebuah rumah mewah sambil mengembangkan ekornya yang indah.

    “Sebuah penampakan burung merak sedang mengembangkan ekornya yang indah dan berwarna-warni seperti kipas raksasa ini menarik perhatian warga yang lewat di depan rumah mewah,” tulis keterangan akun instagram @durensawit.info.

    Terdapat sekitar enam ekor burung merak dengan berbagai ukuran di dalam rumah mewah tersebut.

    Beberapa di antaranya terlihat berkeliaran di halaman rumah, sementara seekor merak bertengger di bawah genteng untuk berteduh.

    Merak berwarna biru dan putih itu tampak berjalan diiringi anak-anaknya, dengan kicauannya yang terdengar nyaring.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dinas KPKP DKI pastikan burung merak di Duren Sawit milik Bamsoet

    Dinas KPKP DKI pastikan burung merak di Duren Sawit milik Bamsoet

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta memastikan burung merak yang viral di Jalan Baladewa, Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur, merupakan milik Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet).

    “Iya betul, pemiliknya beliau (Bambang Soesatyo),” kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Terkait pemeliharaan burung merak, menurut dia, jika dilihat dari upaya pengendalian penyakit flu burung, maka mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2007.

    Perda tersebut berisi tentang pengendalian pemeliharaan dan peredaran unggas, memelihara unggas kesayangan dan unggas untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan konservasi wajib memiliki sertifikasi kesehatan unggas.

    “Untuk mengajukan sertifikasi kesehatan unggas, masyarakat dapat mengajukan melalui petugas Suku Dinas KPKP di kecamatan atau di wali kota wilayah setempat,” jelas Hasudungan.

    Sebelumnya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta melakukan pengecekan terkait viralnya seekor burung merak yang terlihat di Jalan Baladewa, Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur.

    “Tim kami sudah cek pagi hari kemarin, Senin (29/9),” kata Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA DKI Jakarta Nani Rahayu saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Dia menyebutkan pihaknya masih mengumpulkan data dan informasi terkait keberadaan burung tersebut, termasuk kepemilikan dan perizinannya.

    Dia pun memastikan tujuan petugas BKSDA DKI Jakarta turun langsung ke lokasi tersebut, yakni untuk melakukan pendataan sekaligus menggali informasi lebih lanjut mengenai burung merak itu.

    Seperti diketahui, video seekor burung merak yang berkeliaran di jalan dan menjadi tontonan warga di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, itu viral di media sosial.

    Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @durensawit.info, terlihat dua orang berfoto bersama dengan burung merak yang sedang membuka ekornya.

    Burung itu tampak berdiri di depan sebuah rumah mewah sambil mengembangkan ekornya yang indah.

    “Sebuah penampakan burung merak sedang mengembangkan ekornya yang indah dan berwarna-warni seperti kipas raksasa ini menarik perhatian warga yang lewat di depan rumah mewah,” tulis keterangan akun instagram @durensawit.info.

    Terdapat sekitar enam ekor burung merak dengan berbagai ukuran di dalam rumah mewah tersebut.

    Beberapa di antaranya terlihat berkeliaran di halaman rumah, sementara seekor merak bertengger di bawah genteng untuk berteduh.

    Merak berwarna biru dan putih itu tampak berjalan diiringi anak-anaknya, dengan kicauannya yang terdengar nyaring.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 8
                    
                        Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Bukan Satwa Dilindungi
                        Megapolitan

    8 Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Bukan Satwa Dilindungi Megapolitan

    Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Bukan Satwa Dilindungi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Burung merak biru atau merak India yang bebas berkeliaran di depan rumah mewah, Jalan Baladewa, Duren Sawit, Jakarta Timur, bukan kategori satwa dilindungi.
    Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta Hasudungan A Sidabalok menjelaskan, buruk merak putih, biru, dan blorok tidak termasuk satwa yang dilindungi.
    “Untuk merak putih, biru, dan blorok bukan termasuk yang dilindungi,” kata Hasudungan saat dikonfirmasi, Senin (29/9/2025).
    Namun, Hasudungan menegaskan bahwa pemeliharaan unggas kesayangan, penelitian, pendidikan, maupun konservasi wajib memiliki sertifikasi kesehatan.
    Hal itu merujuk pada Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengendalian Pemeliharaan dan Peredaran Unggas.
    “Memelihara unggas kesayangan dan unggas untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan konservasi wajib memiliki sertifikasi kesehatan unggas,” jelas Hasudungan.
    Hasudungan menyebutkan, pengajuan sertifikasi kesehatan unggas dapat dilakukan melalui petugas Suku Dinas KPKP di tingkat kecamatan atau kantor wali kota wilayah setempat.
    Sementara itu, untuk merak hijau (Pavo muticus), termasuk dalam spesies satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018.
    “Untuk ketentuan pemeliharaan dan penangkaran bagi satwa yang dilindungi, masyarakat dapat melakukan konsultasi dan pengajuan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah setempat,” ujar Hasudungan.
    Diberitakan sebelumnya, seekor burung merak terlihat berkeliaran di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur, dan menjadi perbincangan setelah rekaman videonya ramai beredar di media sosial.
    Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @durensawit.info, memperlihatkan dua orang tengah berpose di depan sebuah rumah mewah bersama seekor merak yang sedang melebarkan ekornya menyerupai kipas besar berwarna-warni. 
    “Burung merak ini menampilkan ekor indahnya hingga membuat warga yang melintas di depan rumah mewah berhenti sejenak untuk melihat,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
    Saat
    Kompas.com
    meninjau lokasi pada Minggu (28/9/2025), tampak sekitar enam ekor merak berada di halaman rumah tersebut. Ukurannya beragam, mulai dari yang dewasa hingga yang masih kecil.
    Sebagian burung terlihat bebas berjalan di halaman, seekor tampak bertengger di bawah genteng, sedangkan merak lain berwarna biru dan putih tampak melangkah bersama anak-anaknya sambil mengeluarkan suara khas yang nyaring.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Sudah Biasa Dilihat Warga Setempat
                        Megapolitan

    3 Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Sudah Biasa Dilihat Warga Setempat Megapolitan

    Burung Merak yang Berkeliaran di Duren Sawit Sudah Biasa Dilihat Warga Setempat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Seorang pengemudi taksi
    online
    bernama Amos (49) mengungkapkan bahwa keberadaan burung merak yang berkeliaran di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi pemandangan yang sudah biasa bagi warga setempat.
    Amos yang sering menunggu orderan di sekitar rumah pemilik burung tersebut mengatakan, burung-burung merak itu sudah biasa ia lihat, terutama pada sore hari.
    “Karena ya sudah sering keluar jadi biasa, itu yang ke sini (nonton) mungkin orang baru. Ini (biasanya) saya lagi duduk kalau sore ya lewat saja, kayak ayam cari makan,” jelas Amos saat ditemui, Minggu (28/9/2025).
    Ia menambahkan, burung merak itu biasanya keluar halaman dengan cara terbang melewati pagar rumah yang tidak terlalu tinggi.
    “Itu biasanya keluar sendiri, masuk sendiri ya terbang gitu kan, enggak tinggi banget pagernya, tidak kayak kandang,” ungkap Amos.
    Senada dengan Amos, Sari (56, nama samaran) juga mengaku sudah terbiasa melihat burung merak itu berada di jalan.
    “Nanti keluar sendiri, kan terbang. Nanti dia jalan terus bersuara ‘woahh’ kayak gitu, teriak-teriak gitu,” ucap Sari.
    Sari mengatakan, hal tersebut sudah terjadi cukup lama meski ia tidak mengetahui sejak kapan burung merak itu dipelihara di rumah tersebut.
    “Sudah lama sih, ramai juga karena kemarin sopir taksi
    online
    videoin, tapi di sini mah biasa saja, sudah (pada) tahu,” ungkapnya.
    Seekor burung merak berkeliaran di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dan viral setelah videonya ramai diunggah di media sosial.
    Dalam tayangan yang dibagikan akun Instagram @durensawit.info, tampak dua orang berfoto bersama merak yang sedang mengembangkan ekornya di depan sebuah rumah mewah.

    Sebuah penampakan burung merak sedang mengembangkan ekornya yang indah dan berwarna-warni seperti kipas raksasa ini menarik perhatian warga yang lewat di depan rumah mewah,
    ” tulis akun tersebut.
    Hasil pantauan
    Kompas.com
    , Minggu (28/9/2025), terlihat ada sekitar enam ekor burung merak di rumah mewah itu. Ukurannya beragam, ada yang besar hingga masih kecil.
    Beberapa merak terlihat berkeliaran di halaman rumah, seekor lainnya bertengger di bawah genteng, sementara merak lainnya yang berwarna biru dan putih tampak berjalan diiringi anak-anaknya dengan kicauan nyaring.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bengkel las di Duren Sawit Jaktim terbakar, kerugian capai Rp450 juta

    Bengkel las di Duren Sawit Jaktim terbakar, kerugian capai Rp450 juta

    Jakarta (ANTARA) – Kebakaran yang melanda sebuah workshop bengkel las di Jalan Bojong Indah RT 11 RW 6, Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, mengakibatkan kerugian mencapai Rp450 juta.

    “Total kerugian akibat kebakaran workshop bengkel las seluas kurang lebih 300 meter persegi milik Pak Kayan sebesar sekitar Rp450 juta,” kata Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Sukur Sarwono di Jakarta Timur, Minggu.

    Informasi kebakaran disampaikan oleh salah satu warga sekitar melalui pusat layanan (call center) Dinas Gulkarmat Jakarta pada pukul 13.21 WIB.

    “Ketua RT 06/06 sedang melintas melihat asap tebal dari atap, kemudian melaporkan ke satuan tugas (satgas) Pondok Kelapa,” ujar Sukur.

    Lalu, Suku Dinas (Sudin) Gulkarmat Jakarta Timur langsung menuju tempat kejadian perkara bersama satu unit pemadam kebakaran untuk pengerahan awal.

    Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur mengerahkan 12 unit kendaraan pemadam kebakaran dengan 60 personel.

    “Kami terima kabar pukul 13.21 WIB, terus tiba di lokasi sekitar pukul 13.27WIB. Awal pemadaman kami lakukan pukul 13.29 WIB,” katanya.

    Api berhasil dilokalisir pukul 13.40 WIB. Pendinginan mulai pukul 13.49 WIB dan pemadaman dinyatakan selesai pukul 14.50 WIB.

    Sukur menjelaskan, dugaan kebakaran dipicu dari percikan api saat pengerjaan konstruksi las dalam proses rehabilitasi bangunan.

    “Objek terbakar bengkel las. Ada pengerjaan konstruksi, sedang rehab, mungkin ada percikan api tidak terkontrol, tidak terkendali dan membakar sehingga menimbulkan percikan api,” katanya.

    Personel Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur memadamkan kebakaran sebuah workshop bengkel las di Jalan Bojong Indah RT 11 RW 6, Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (28/9/2025) siang. (ANTARA/Siti Nurhaliza)

    Api sempat merambat ke gudang alat pesta yang berada di bagian depan bangunan karena menyimpan material mudah terbakar.

    Namun, perambatan cepat dapat diblokir sehingga api tidak menjalar ke permukiman warga.

    Sukur menyebutkan, tidak ada korban jiwa akibat kebakaran ini. Sebanyak 30 jiwa berhasil diselamatkan saat kebakaran terjadi.

    “Korban nihil. Kendala di lapangan hanya banyaknya warga yang menonton. Kami mengimbau masyarakat menjauh karena lokasi berbahaya,” kata Sukur.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kala ratusan botol plastik disulap jadi opelet “Si Doel”

    Kala ratusan botol plastik disulap jadi opelet “Si Doel”

    Jakarta (ANTARA) – Opelet (oplet), kendaraan angkutan umum yang populer di Jakarta khususnya era 1950-an hingga akhir 1990-an itu mencuri perhatian pengunjung Jakarta Eco Future Fest (JEFF) 2025 di Cibis Park, Jakarta Selatan.

    Ini salah satunya karena bak pinang dibelah dua dengan kendaraan yang menjadi salah satu ikon di sinetron tahun 1994, “Si Doel Anak Sekolahan”. Bentuk hingga komposisi warnanya yang didominasi warna hitam dan biru rasanya sama persis seperti dalam sinetron.

    Bedanya opelet ini bukan kendaraan sungguhan, melainkan proyek seni yang terbuat dari ratusan botol plastik kemasan air minum karya petugas dari Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Pasar Minggu.

    Eko Faturohim dari UPS Badan Air Pasar Minggu bersama 14 orang rekannya membutuhkan sekitar 350 kemasan botol bekas kemasan air minum untuk menciptakan karya ini. Kebanyakan botol ini berasal dari sungai dan badan air yang dikumpulkan setiap hari.

    Tak hanya botol bekas, beberapa bilah bambu ditambah terpal dan pelepah pisang pun digunakan sebagai bahan pelengkap serta penghias opelet. Terpal digunakan sebagai atap sementara pelepah pisang diubah menjadi hiasan kembang kelapa yang ditaruh di sisi kanan dan kiri opelet.

    Berbekal sebuah foto, Eko bersama rekan-rekannya berjibaku selama tujuh dalam sehari merancang dan menciptakan opelet Si Doel. Dalam waktu sebulan, opelet pun rampung dan akhirnya dipamerkan pada pengunjung JEFF 2025.

    Kesabaran selama satu bulan pun terbayar lunas. Eko dan teman-temannya banyak tersenyum Kamis siang itu karena opelet mereka menjadi objek para juru foto dan pengunjung.

    Senyum Eko dan kawan-kawan semakin lebar ketika disambangi aktor pemeran Si Doel yang tak lain Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno.

    Pujian mengalir dari mulut Rano. Dia lalu berpose di sebelah opelet dan diabadikan para awak media serta pengunjung kala itu.

    Eko tak banyak bicara di sebelah “Si Doel”. Dia semata memamerkan gigi. Rupanya dia gugup karena baru kali pertama bertemu langsung dengan Rano Karno.

    “Gua sebetulnya deg-degan. Baru ini gua ketemu Bang Doel,” katanya sembari memegang dada.

    Opelet Si Doel ini merupakan karya kedua Eko dan tim dari UPS Badan Air Pasar Minggu, setelah perahu.

    Dia sengaja memilih opelet sebagai kreasi kedua. Katanya ingin sekaligus merayakan dilantiknya Rano Karno sebagai Wagub Jakarta.

    Setelah JEFF 2025 berakhir, opelet Si Doel karya Eko Cs rencananya akan dipajang di pos tempat mereka bernaung, di Pasar Minggu.

    Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno berpose di depan opelet “Si Doel” yang terbuat dari botol plastik bekas air minum yang dipamerkan dalam acara Jakarta Eco Future Fest (JEFF) 2025 di Cibis Park, Jakarta Selatan, Kamis (25/9/2025). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa/am.

    Sampah plastik bukan sekadar limbah

    Eko dan teman-temannya hanya satu dari sekian contoh para pegiat lingkungan dari jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang berupaya menjadikan sampah anorganik khususnya botol plastik bekas kemasan air minum bukan sekadar limbah.

    Pengolahan sampah plastik ini dilakukan mengingat jenis sampah ini menduduki peringkat kedua komposisi timbulan sampah DKI Jakarta tahun 2023, yakni 22,95 persen dari 3,14 juta ton total timbulan sampah, menurut data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

    Berbekal niat mengubah sampah-sampah anorganik menjadi barang seni dan bahkan bernilai ekonomi, UPS Badan Air dari berbagai kecamatan juga melakukan hal serupa.

    Hasilnya bisa dilihat salah satunya dalam Festival Cinta Lingkungan (Cilung) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta pada tahun lalu di Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur.

    Kala itu, 32 perahu aneka bentuk salah satunya kura-kura yang didominasi botol kemasan mencuri perhatian ribuan pengunjung.

    Pengawas Ciliwung Segmen 1, UPS Badan Air Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Sukatma masih ingat pengunjung terus berdatangan bahkan hingga menjelang acara berakhir yakni pukul 14.00 WIB.

    Acara serupa pun akan kembali diadakan, tepatnya 28 September 2025 di Inspeksi Ciliwung MT Haryono, Pancoran Jakarta Selatan. Masyarakat bisa kembali menyaksikan hasil kreasi petugas Badan Air dan berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya memanfaatkan sampah sungai menjadi barang bernilai seni dan ekonomi.

    Semangat pengolahan sampah anorganik menjadi karya seni dan sumber ekonomi juga disuarakan melalui Jakarta Eco Future Fest (JEFF) 2025 yang diadakan DLH DKI selama dua hari yakni 25-26 September 2025.

    Wujudnya berupa instalasi seni yang mengubah limbah menjadi produk baru yang punya nilai, sekaligus sebagai refleksi tentang krisis lingkungan dan keindahan yang lahir dari perubahan.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan festival itu juga menampilkan inovasi hijau, produk daur ulang, dan berbagai inisiatif bisnis berkelanjutan.

    Edukasi pada masyarakat pun menjadi bagian dari rangkaian acara. Bentuknya dalam bentuk talkshow hingga workshop membuat kerajinan menarik dari sampah berulang (anorganik).

    Hal menarik lainnya yakni adanya kesempatan bagi pengunjung menukar botol plastik serta limbah anorganik lainnya dengan produk ramah lingkungan atau voucer belanja.

    Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno menaruh harapan besar agar penyelenggaraan festival dapat membangun kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk mewujudkan Jakarta yang hijau, sehat, dan nyaman bagi seluruh warganya.

    Hal tersebut sejalan dengan langkah Jakarta yang sedang berjalan menuju kota yang lebih hijau dan berkelanjutan. Ini karena masa depan kota akan bertahan apabila keberlanjutan menjadi fondasi utamanya. Semoga terwujud.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Akibat ngantuk, sopir truk barang alami kecelakaan di Duren Sawit

    Akibat ngantuk, sopir truk barang alami kecelakaan di Duren Sawit

    Jakarta (ANTARA) – Seorang sopir truk pengiriman barang bernama Anang mengalami kecelakaan tunggal akibat mengantuk saat melintas di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

    “Pokoknya ini ngantuk, sudah tidur saya, karena kan kalau ini jalan sempit, tidak mungkin saya langsung berhenti di pinggir. Pikir mau nyari tempat aman, maju pelan-pelan, tidak taunya bangun-bangun udah kayak gini,” kata Anang di Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu.

    Anang menceritakan peristiwa itu terjadi ketika ia baru saja menurunkan barang kiriman dari Pasar Kemis, Tangerang, ke sebuah toko roti di kawasan Duren Sawit.

    “Saya dari Lampung, ini mobil sendiri. Barangnya dari Pasar Kemis, saya mau balik ke gudang habis nganter ke toko roti di Duren Sawit, mau balik ke Pasar Kemis,” ucap Anang.

    Saat hendak kembali ke gudang, Anang tak kuasa menahan rasa kantuk sehingga mobil yang ia kendarai masuk ke selokan di pinggir jalan.

    Menurut dia, truk tersebut dalam keadaan kosong karena barang sudah diturunkan di tempat tujuan. Ia juga memastikan tidak mengalami luka apapun.

    “Saya sendiri, Alhamdulillah, tidak ada luka, aman. Mobil aja yang kena,” ujar Anang.

    Kecelakaan itu sekaligus menjadi peringatan bagi para pengemudi kendaraan besar agar lebih berhati-hati dan tidak memaksakan diri mengemudi dalam kondisi mengantuk.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Duren Sawit dan KBT berpotensi jadi lahan pertanian perkotaan

    Duren Sawit dan KBT berpotensi jadi lahan pertanian perkotaan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menyebutkan, wilayah Duren Sawit dan Kanal Banjir Timur (KBT) berpotensi besar menjadi kawasan pertanian perkotaan (urban farming).

    “Kalau di Jakarta Timur itu bagus sebenarnya, terutama di Duren Sawit. Tahun mendatang kita persiapkan untuk kategori pemanfaatan lahan tidur. Di KBT juga potensinya baik, tinggal kita monitor,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Taufik menyebut, pihaknya terus mendorong pengembangan pertanian perkotaan sebagai upaya pemanfaatan lahan terbatas di ibu kota.

    Salah satu tantangan yang masih perlu diperkuat adalah pemanfaatan lahan tidur. Meski pengembangannya baru berjalan, sejumlah penggiat di Jakarta Timur dinilai menjanjikan.

    “Lahan tidur sebenarnya kita bagus ya kemarin kalau saya lihat. Cuman memang belum terlalu lama, tapi penggiatnya sudah menjanjikan. Ke depannya kita akan terus monitor apa yang membuat kelompok di sana belum mendapat kesempatan meraih posisi,” ujarnya.

    Selain lahan tidur, hampir seluruh Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta Timur juga telah memanfaatkan lahan untuk urban farming.

    “Untuk yang di RPTRA, Alhamdulillah seluruh RPTRA di Jakarta Timur sudah memanfaatkan lahannya dengan kegiatan urban farming,” ucap Taufik.

    Pemanfaatan serupa mulai berkembang di perkantoran pemerintahan seperti kantor wali kota, kecamatan, hingga kelurahan. Diharapkan, sektor perkantoran swasta juga mulai memanfaatkan lahan-lahan mereka.

    Untuk kategori pekarangan atau gang hijau, Pemkot Jakarta Timur bersama perangkat kecamatan dan kelurahan terus membina masyarakat. Keterlibatan PKK, karang taruna, dan pemuda menjadi bagian penting dalam menggerakkan warga agar aktif mengolah lahan sekitar.

    “Kami bersama-sama dengan penggiat urban farming terus mengimbau, memanfaatkan lahan-lahan yang ada di sekitar,” kata Taufik.

    Konsep urban farming di Jakarta Timur juga dikembangkan secara kreatif, seperti di Kecamatan Ciracas yang memanfaatkan atap gedung (rooftop) lantai tiga.

    Lokasi tersebut ditanami berbagai komoditas mulai dari cabai, anggur, hingga melon, sekaligus menjadi ruang berkumpul antar unit kerja perangkat daerah (UKPD) dan memenuhi kebutuhan pangan aparatur sipil negara (ASN).

    “Dengan lahan yang sempit, mereka bisa memanfaatkan rooftop secara maksimal. Mudah-mudahan kawasan lain di Jakarta Timur bisa meniru. Ini efektif dalam pengelolaan aset dan bangunan yang ada,” ujarnya.

    Adapun urban farming sendiri merupakan bagian dari desain besar pertanian perkotaan 2018–2030 dengan lima kategori lokasi pengembangan, yakni perkantoran, sekolah, RPTRA, lahan kosong atau tidur, dan pekarangan.

    Jakarta Timur menargetkan dapat memperluas pemanfaatan lahan di seluruh sektor untuk memperkuat ketahanan pangan perkotaan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.