kab/kota: Dukuh

  • Sidoarjo Gercep Perbaikan di 39 Titik Ruas Jalan Rusak, Ini Rinciannya

    Sidoarjo Gercep Perbaikan di 39 Titik Ruas Jalan Rusak, Ini Rinciannya

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Pekan ke-3 bulan Maret 2024, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo gerak cepat menuntaskan perbaikan jalan berlubang. Dinas PU Bina Marga dan SDA telah menginventarisir terdapat 39 titik ruas jalan rusak dan jalan berlubang yang masuk dalam prioritas perbaikan.

    Titik kerusakan jalan tersebut tersebar di 15 kecamatan. Pasalnya, jalan rusak tersebut dinilai urgent mengingat kondisi jalan yang ramai agar tidak membahayakan pengguna jalan dan dapat meningkatkan perekonomian di wilayah setempat.

    Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) mengatakan bahwa pengerjaan akan segera dikebut guna akses jalan masyarakat yang lebih baik. Proyek pemeliharaan jalan ini mencakup berbagai titik yang mengalami kerusakan, termasuk jalan utama, jalan desa, dan akses ke berbagai wilayah di Kabupaten Sidoarjo. Ia menekankan pentingnya pemeliharaan jalan untuk memastikan mobilitas masyarakat dan kelancaran arus lalu lintas.

    “39 titik jalan rusak yang ada di Kabupaten Sidoarjo akan diperbaiki semua. Saya harap masyarakat untuk bersabar dan saya juga meminta maaf jika nantinya ada gangguan akibat pemeliharaan jalan yang tengah kami lakukan,” katanya Kamis (21/3/2024).

    Gus Muhdlor juga mendorong dalam waktu 2 bulan kedepan pengerjaan proyek pemeliharaan jalan rusak akan rampung. Sehingga tidak ada lagi kendala jalan rusak di titik yang sudah dilakukan perbaikan.

    “Dua bulan kami targetkan 39 titik jalan rusak itu di aspal semua, harapannya jalan rusak semakin berkurang dan selanjutnya dipetakan untuk prioritas betonisasi di tahun depan,” ucapnya.

    Sementara itu, Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU Bina Marga SDA Kabupaten Sidoarjo, Rizal Asnan mengatakan pemeliharaan jalan ini sudah masuk pada Renja (rencana kerja) tahun 2024 dengan anggaran dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).

    “Pengerjaan tersebut kita menggunakan kontraktor, yang kesemua pengerjaan SPK (Surat Perintah Kerja) nya sudah turun semua,” ungkapnya.

    Rizal juga menambahkan untuk pengerjaan tiap titik jalan rusak bisa membutuhkan waktu hingga 2 minggu atau berbeda-beda tergantung dari tingkat kerusakan jalan.

    “Semua rata-rata kerusakannya berlubang dan lebar dan sudah kami klasifikasikan menurut tingkat pengerjaan ada yang masuk kerusakan ringan hingga berat. InsyaAllah semua selesai 2 bulan kedepan,” jelasnya.

    Berikut rincian ke-39 proyek jalan rusak di 15 Kecamatan di Sidoarjo :

    1. Jalan Sumput – Anggaswangi Kecamatan Sidoarjo
    2. Jalan Magersari – Pagerwojo Kecamatan Sidoarjo
    3. Jalan Mutiara Regency Kecamatan Sidoarjo
    4. Jalan Sekardangan – Gebang Kecamatan Sidoarjo
    5. Jalan Gelam – Kedungkendo Kecamatan Tanggulangin
    6. Jalan Ketegan – Gagang Panjang Kecamatan Tanggulangin
    7. Jalan Randegan – Lajuk Kecamatan Tanggulangin
    8. Jalan Kalisampurno – Kedensari Kecamatan Tanggulangin
    9. Jalan Durung Bedug – Modong Kecamatan Candi
    10. Jalan Sumokali – Durung Bedug Kecamatan Candi
    11. Jalan Candi – Klurak Kecamatan Candi
    12. Jalan Kebonagung – Tambakrejo Kecamatan Porong
    13. Jalan Pamotan – Candipari Kecamatan Porong
    14. Jalan Porong – Juwet Kenongo Kecamatan Porong
    15. Jalan Tambakrejo – Tanjek Wagir Kecamatan Krembung
    16. Jalan Tarik – Tarik Kecamatan Tarik
    17. Jalan Bakung pringgodani – Kedungbocok Kecamatan Tarik
    18. Jalan Mergosari – Mergobener Kecamatan Tarik
    19. Jalan Singkalan – Sebani Kecamatan Balongbendo
    20. Jalan Balongmacekan – Gampingrowo Kecamatan Balongbendo
    21. Jalan Sidomojo – Sidomulyo Kecamatan Krian
    22. Jalan Jeruk Gamping – Junwangi Kecamatan Krian
    23. Jalan Prambon – Tarik Kecamatan Prambon
    24. Jalan Klantingsari – Prambon Kecamatan Prambon
    25. Jalan Bulang – Prambon Kecamatan Prambon
    26. Jalan Wirobiting – Kedungsugo Kecamatan Prambon
    27. Jalan Punggul – Gemurung Kecamatan Gedangan
    28. Jalan Tebal – Ganting Kecamatan Gedangan
    29. Jalan Markas Komandan Pasmar 2 Kecamatan Gedangan
    30. Jalan Jumputrejo – Karangbong Kecamatan Sukodono
    31. Jalan Pelarungan – Terung Wetan Kecamatan Sukodono
    32. Jalan Kwangsan – Gemurung Kecamatan Sedati
    33. Jalan Pulungan – Kwangsan Kecamatan Sedati
    34. Jalan Prasung – Dukuh Tengah Kecamatan Buduran
    35. Jalan Pagerwojo – Sidokerto Kecamatan Buduran
    36. Jalan Kletek – Sukodono Kecamatan Taman
    37. Jalan Kureksari – Kepuh Kiriman Kecamatan Waru
    38. Jalan Waru – Pepelegi Kecamatan Waru
    39. Jalan Medaeng – Pepelegi Kecamatan Waru.

    [isa/aje]

  • Kades Bringin Ngawi Pastikan Saminten dan Parsi Warga Tak Mampu

    Kades Bringin Ngawi Pastikan Saminten dan Parsi Warga Tak Mampu

    Ngawi (beritajatim.com) – Kepala Desa Bringin Ngawi Puji Rahayu menyayangkan apa yang terjadi pada Saminten (sebelumnya ditulis Suminten). Diduga, wanita itu dibunuh oleh sang suami, Parsi pada Senin (18/03/2024). Pun, kasus itu masih

    Puji menerangkan pasangan Saminten (64) dan Parsi (67) yang termasuk warga kurang mampu itu sudah mendapatkan bantuan permakanan selama tiga bulan terakhir. Artinya, mereka dapat makan dua kali sehari.

    Kendati demikian, pasutri yang tinggal di Dusun Bringin 2, Desa/Kecamatan Bringin, Ngawi itu belum masuk sebagai penerima bantuan pangan non tunai (BPNT). Namun, pihaknya sebagai pemerintah desa sudah menyalurkan bantuan yang diberikan oleh beberapa lembaga non pemerintahan.

    “Meski belum masuk sebagai penerima BPNT atau BLT begitu, tapi sudah dapat bantuan permakanan sejak tiga bulan terakhir ini,” kata Puji pada beritajatim.com, Rabu (20/3/2024)

    “Beberapa bantuan dari sejumlah yayasan juga kami salurkan. Ada bantuan apa dari beberapa lembaga atau yayasan. Kami salurkan. Mayoritas bantuannya berupa sembako,” terang Puji.

    Menurut catatannya, sudah hampir dua tahun pasutri itu tinggal di wilayah Desa Bringin. Keduanya tidak bekerja dan mengandalkan sejumlah bantuan saja.

    “Ya kami dari pemdes sudah tidak kurang memberikan perhatian. Namun, karena memang tindakannya (pidana) seperti itu ya kami tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Puji.

    Diketahui, bantuan permakanan yang diberikan memastikan penerima bantuan mendapatkan makanan dua kali sehari. Makanan tersebut disiapkan oleh kelompok masyarakat yang sudah ditunjuk oleh Dinas Sosial setempat.

    Sebelumnya diberitakan, Parsi (67) warga Desa/Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi diamankan Satreskrim Polres Ngawi. Dia diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut soal kematian istrinya, Saminten (64) yang diduga meninggal dunia karena dibunuh. Lantaran, ada darah yang keluar dari telinga kanan dan kiri korban.

    Kapolsek Bringin AKP Suyitno mengatakan, pihaknya menemukan beberapa kejanggalan saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Awalnya, pihaknya menerima laporan gantung diri, namun saat dicek, pihaknya meragukan jika Suminten meninggal karena bunuh diri.

    ‘’Setelah dice bersama Inafis Polres, ditemukan beberapa kejanggalan, yakni jenazah tergeletak di ranjang. Nah, ada tali jarik yang mengikat leher korban dengan simpul di depan. Kalau gantung diri kan harusnya di belakang atau di tengkuk,’’ terang Suyitno.

    ‘’Kemudian, ada darah yang keluar dari telinga kanan dan kiri. Diduga pukulan benda tumpul. Dan kami sudah pastikan, tidak ada bekas jeratan tali apapun di leher korban,’’ lanjut mantan Kasat Binmas itu.

    Saat ini pihaknya sudah mengamankan suami korban untuk dimintai keterangan lebih lanjut. ‘’Saat ini, suami korban sudah kami amankan. Penyelidikan ini mendapatkan back up penuh dari pihak Polres Ngawi,’’ pungkasnya.

    Diketahui, seorang lansia di RT 09 RW 01 Dukuh Bringin 2 Desa/Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi ditemukan meninggal dunia di rumahnya dengan cara tak wajar pada Senin (18/03/2024) pukul 10.00 WIB. Dia adalah Minten (68) warga setempat.

    Dia ditemukan meninggal dengan leher terjerat tali jarik, namun anehnya dia meninggal terbaring di tempat tidur. Diduga, dia tak meninggal karena bunuh diri.

    Kejadian berawal saat suami korban yakni Parsi meminta tolong pada warga karena kondisi korban. Kemudian, warga yang datang pun melihat kondisi korban yang sudah tewas terlentang dengan kondisi leher terjerat tali jarik.

    Harjo, salah seorang warga mengatakan, setahu dia, korban meninggal terlentang. Kemudian, ada jeratan jarik di leher korban.

    “Ya meninggal telentang gitu. Kepala di sebelah selatan gitu ya. Ada jarik gitu di lehernya. Tapi anehnya, kok itu meninggal telentang gitu. Ya sebatas itu,” kata Harjo.

    Warga pun kemudian melapor ke pihak perangkat desa dan kemudian melapor ke pihak kepolisian. Pihak kepolisian pun mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Jenazah Minten kemudian dibawa ke Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soeroto Ngawi untuk diotopsi.

    Minten diduga meninggal dibunuh. Namun, hingga saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil proses otopsi. [fiq/aje]

  • PDIP Surabaya Bakal Evaluasi Wilayah Tak Capai Target Suara

    PDIP Surabaya Bakal Evaluasi Wilayah Tak Capai Target Suara

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono menyatakan bakal mengevaluasi beberapa wilayah yang tak capai target dalam perolehan suara di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

    Awi, begitu ia kerap disapa, mengakui ada gelombang politik yang menggerus cukup deras. Meski begitu, PDIP tetap berhasil mempertahankan kemenangan di Pileg Surabaya walaupun harus kehilangan 4 kursi DPRD.

    “Kami banyak melakukan evaluasi kemarin dan satu yang membanggakan, seluruh jaringan mulai level DPC sampai level anak ranting seluruh Kota Surabaya all out, bekerja memenangkan Paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD,” ujar Awi, sapaan lekatnya, Selasa (19/3/2024).

    Fenomena saling sikut sesama kader PDIP, menurut Awi, merupakan hal biasa dalam politik. Menurut dia, dalam dunia politik pasti ada kompetisi untuk meraih kemenangan. 

    “Jadi di kompetisi pemilu pasti terjadi dinamika seperti itu. Karena itu, yang terjun di kompetisi ini harus siap mental. Artinya, siap kalah dan siap menang,” tegas mantan jurnalis ini.

    Dalam Pemilu 2024 di Kota Surabaya, PDIP meraih 336.698 suara dari total 1.539.002 suara sah. Itu dari hasil rekapitulasi suara yang ditetapkan dalam rapat pleno KPU Kota Surabaya.

    Perolehan Pemilu 2024 itu setara dengan 21,87 persen. Dari rekapitulasi di KPU Kota Surabaya, diketahui PDIP meraih 11 kursi di DPRD Kota Surabaya dari total 50 kursi.

    PDIP juga berhasil memenangkan perolehan suara di 22 dari 31 kecamatan. Yakni, Kecamatan Tambaksari, Semampir, Pabean Cantikan, Kenjeran, Rungkut, Wonokromo, Tegalsari, Sawahan, Genteng, Gubeng, Sukolilo, Simokerto, Bubutan, Krembangan, Benowo, Pakal, Jambangan, Gununganyar, Mulyorejo, Bulak, Sambikerep dan Kecamatan Sukomanunggal.

    Sedangkan PDIP kalah di 9 kecamatan, yakni: Kecamatan Karangpilang, Tandes, Lakarsantri, Wonocolo, Wiyung, Dukuh Pakis, Gayungan, Tenggilis Mejoyo dan Asemrowo. [asg/beq]

  • Wanita Bringin Ngawi Diduga Dibunuh, Polisi Amankan Suami

    Wanita Bringin Ngawi Diduga Dibunuh, Polisi Amankan Suami

    Ngawi (beritajatim.com) – Parsi (67) warga Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi diamankan Satreskrim Polres Ngawi. Dia diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut soal kematian istrinya, Suminten (64) yang diduga meninggal dunia karena dibunuh. Lantaran, ada darah yang keluar dari telinga kanan dan kiri korban.

    Kapolsek Bringin AKP Suyitno mengatakan, pihaknya menemukan beberapa kejanggalan saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Awalnya, pihaknya menerima laporan gantung diri, namun saat dicek, pihaknya meragukan jika Suminten meninggal karena bunuh diri.

    “Setelah dicek bersama Inafis Polres, ditemukan beberapa kejanggalan, yakni jenazah tergeletak di ranjang. Nah, ada tali jarik yang mengikat leher korban dengan simpul di depan. Kalau gantung diri kan harusnya di belakang atau di tengkuk,” terang Suyitno.

    “Kemudian, ada darah yang keluar dari telinga kanan dan kiri. Diduga pukulan benda tumpul. Dan kami sudah pastikan, tidak ada bekas jeratan tali apapun di leher korban,’’ lanjut mantan Kasat Binmas itu.

    Saat ini pihaknya sudah mengamankan suami korban untuk dimintai keterangan lebih lanjut. “Saat ini, suami korban sudah kami amankan. Penyelidikan ini mendapatkan back up penuh dari pihak Polres Ngawi,” pungkasnya.

    Diketahui, seorang lansia di RT 09 RW  01 Dukuh Bringin 2 Desa/Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi ditemukan meninggal dunia di rumahnya dengan cara tak wajar pada Senin (18/3/2024) pukul 10.00 WIB. Dia adalah Minten (68) warga setempat.

    Dia ditemukan meninggal dengan leher terjerat tali jarik, namun anehnya dia meninggal terbaring di tempat tidur. Diduga, dia tak meninggal karena bunuh diri.

    Kejadian berawal saat suami korban yakni Parsi meminta tolong pada warga karena kondisi korban. Kemudian, warga yang datang pun melihat kondisi korban yang sudah tewas terlentang dengan kondisi leher terjerat tali jarik.

    Harjo, salah seorang warga mengatakan, setahu dia, korban meninggal terlentang. Kemudian, ada jeratan jarik di leher korban.

    “Ya meninggal telentang gitu. Kepala di sebelah selatan gitu ya. Ada jarik gitu di lehernya. Tapi anehnya, kok itu meninggal telentang gitu. Ya sebatas itu,” kata Harjo.

    Warga pun kemudian melapor ke pihak perangkat desa dan kemudian melapor ke pihak kepolisian. Pihak kepolisian pun mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Jenazah Minten kemudian dibawa ke Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soeroto Ngawi untuk diautopsi.

    Minten diduga meninggal dibunuh. Namun, hingga saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil proses autopsi. [fiq/beq] 

  • Cerita Tetangga Soal Wanita Ngawi yang Dikabarkan Meninggal Tak Wajar

    Cerita Tetangga Soal Wanita Ngawi yang Dikabarkan Meninggal Tak Wajar

    Ngawi (beritajatim.com) – Sejumlah tetangga mendatangi rumah Suminten (64) warga Desa/Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (18/03/2024) siang. Mereka terkejut mendengar kabar bahwa Suminten meninggal dunia. 

    Kejadian itu diketahui saat suami Suminten, yakni Parsi berteriak kebingungan hingga mengundang perhatian warga. Saat didatangi warga, ternyata Suminten sudah tergeletak tak sadarkan diri di atas ranjang. Ada pula jeratan kain jarik di lehernya.

    Warga pun melaporkan kejadian itu pada perangkat desa dan kemudian diteruskan ke pihak kepolisian. Hingga akhirnya rumah tersebut pun diamankan oleh pihak kepolisian yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).  “Mereka berdua itu belum setahun tinggal di dusun ini. Dulunya sempat jadi transmigran di Kalimantan. Kemudian kembali tinggal di Ngawi,” terang Tarmi, warga setempat. 

    Setahu Tarmi, keduanya memang menderita penyakit. Sehingga, tidak bisa bekerja. Kalaupun ada ya seadanya saja. Sementara, anak mereka kadang mendatangi rumah untuk memberikan makanan. “Kami tidak tahu bagaimana meninggalnya. Tapi katanya memang ada yang aneh begitu,” pungkasnya. 

    Diketahui, Seorang lansia di RT 09 RW  01 Dukuh Bringin 2 Desa/Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi ditemukan meninggal dunia di rumahnya dengan cara tak wajar pada Senin (18/03/2024) pukul 10.00 WIB. Dia adalah Minten (68) warga setempat.

    Dia ditemukan meninggal dengan leher terjerat tali jarik, namun anehnya dia meninggal terbaring di tempat tidur. Diduga, dia tak meninggal karena bunuh diri. 

    Kejadian berawal saat suami korban yakni Parsi meminta tolong pada warga karena kondisi korban. Kemudian, warga yang datang pun melihat kondisi korban yang sudah tewas telentang dengan kondisi leher terjerat tali jarik. 

    Harjo, salah seorang warga mengatakan, setahu dia, korban meninggal terlentang. Kemudian, ada jeratan jarik di leher korban. “Ya meninggal telentang gitu. Kepala di sebelah selatan gitu ya. Ada jarik gitu di lehernya. Tapi anehnya, kok itu meninggal telentang gitu. Ya sebatas itu,” kata Harjo. 

    Warga pun kemudian melapor ke pihak perangkat desa dan kemudian melapor ke pihak kepolisian. Pihak kepolisian pun mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).  Jenazah Minten kemudian dibawa ke Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soeroto Ngawi untuk diotopsi. Minten diduga meninggal dibunuh. Namun, hingga saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil proses otopsi. [fiq/kun] 

  • Wanita di Ngawi Ditemukan Meninggal Tak Wajar di Rumahnya 

    Wanita di Ngawi Ditemukan Meninggal Tak Wajar di Rumahnya 

    Ngawi (beritajatim.com) – Wanita yang tinggal di RT 09 RW 01 Dukuh Bringin 2 Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi ditemukan meninggal dunia secara tidak wajar di rumahnya pada Senin (18/3/2024). Jasad wanita bernama Minten (68) itu ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB.

    Saat ditemukan, leher Minten terjerat tali jarik. Anehnya, dia meninggal terbaring di tempat tidur. Diduga, dia tak meninggal karena bunuh diri.

    Kejadian itu berawal saat suami korban, Parsi, meminta tolong pada warga karena melihat kondisi istrinya. Warga yang datang langsung melihat kondisi korban yang sudah tewas terlentang dengan kondisi leher terjerat tali jarik.

    Harjo, salah seorang warga mengatakan, setahu dia, korban meninggal terlentang. Kemudian, ada jeratan jarik di leher korban.

    “Ya meninggal telentang gitu. Kepala di sebelah selatan gitu ya. Ada jarik gitu di lehernya. Tapi anehnya, kok itu meninggal telentang gitu. Ya sebatas itu,” kata Harjo.

    Warga pun kemudian melapor ke pihak perangkat desa dan kemudian melapor ke pihak kepolisian. Pihak kepolisian pun mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Jenazah Minten kemudian dibawa ke Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soeroto Ngawi untuk diautopsi.

    Minten diduga meninggal dibunuh. Namun, hingga saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil proses autopsi. [fiq/beq]

  • Menang Pemilu 3 Kali di Kota Pahlawan, PDIP: Terima Kasih Kader Banteng dan Warga Surabaya!

    Menang Pemilu 3 Kali di Kota Pahlawan, PDIP: Terima Kasih Kader Banteng dan Warga Surabaya!

    Surabaya (beritajatim.com)– PDI Perjuangan (PDIP) mempertahankan pemenang Pemilu legislatif 2024 di Kota Surabaya. Partai berlambang banteng itu meraih juara dengan 11 kursi di DPRD Kota Surabaya, serta bakal menempati posisi ketua DPRD selama 3 periode berturut-turut sejak Pemilu 2014, 2019, dan kini 2024.

    “Terima kasih warga masyarakat Kota Surabaya yang telah memberi kepercayaan dan mandat kepada PDI Perjuangan pada Pemilu 14 Februari 2024. Terima kasih kepada seluruh kader banteng di akar rumput, yang telah berjuang keras untuk meraih suara di masyarakat Surabaya,” kata Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya.

    “Kami sampaikan terima kasih untuk Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Mas Eri Cahyadi dan kader banteng senior Cak Armuji, yang keduanya menjabat walikota Surabaya dan wakil walikota. Begitu pula semua legislator dari Fraksi PDI Perjuangan. Semua telah memberikan support dan daya upaya maksimal. Sehingga PDI Perjuangan di Kota Pahlawan mampu meraih kemenangan Pemilu legislatif 3 kali berturut-turut atau hattrick,” kata Adi.

    Dalam Pemilu 2024 di Kota Surabaya, PDIP meraih 336.698 suara dari total 1.539.002 suara sah. Itu dari hasil rekapitulasi suara yang ditetapkan dalam rapat pleno KPU Kota Surabaya.

    Perolehan Pemilu 2024 itu setara dengan 21,87 persen. Dari rekapitulasi di KPU Kota Surabaya, diketahui PDIP meraih 11 kursi di DPRD Kota Surabaya dari total 50 kursi.

    Dari hasil rekap KPU Kota Surabaya, PDIP juga berhasil memenangkan perolehan suara di 22 kecamatan dari 31 kecamatan. Yakni, Kecamatan Tambaksari, Semampir, Pabean Cantikan, Kenjeran, Rungkut, Wonokromo, Tegalsari, Sawahan, Genteng, Gubeng, Sukolilo, Simokerto, Bubutan, Krembangan, Benowo, Pakal, Jambangan, Gununganyar, Mulyorejo, Bulak, Sambikerep dan Kecamatan Sukomanunggal.

    Sedangkan PDIP kalah di 9 kecamatan, yakni: Kecamatan Karangpilang, Tandes, Lakarsantri, Wonocolo, Wiyung, Dukuh Pakis, Gayungan, Tenggilis Mejoyo dan Asemrowo.

    “Seluruh kekuatan PDI Perjuangan telah bekerja keras mulai anggota dan simpatisan, serta para relawan hingga calon-calon legislatif. Jajaran PDI Perjuangan mulai anak ranting di tingkat RW, ranting di level kelurahan, PAC di tingkat kecamatan, juga seluruh saksi yang telah mengawal sejak dI TPS, telah bekerja dan menunjukkan perjuangan hebat,” kata Adi Sutarwijono.

    “Semua telah bekerja all out. Kami sampaikan terima kasih atas seluruh kerja keras dan pengabdian, dengan dilandasi jiwa dan semangat gotong royong satu sama lain,” tutup Adi. [asg/aje]

  • Kronologi Bus Madu Kismo Tabrak Truk Barang di Tol Ngawi, 8 Terluka 

    Kronologi Bus Madu Kismo Tabrak Truk Barang di Tol Ngawi, 8 Terluka 

    Ngawi (beritajatim.com) – Bus Madu Kismo dengan tujuh orang penumpang menabrak sebuah truk barang di Tol Ngawi-Kertosono KM 589 jalur A masuk Desa Klampisan Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi, Kamis (7/3/2024) pukul 23.30 WIB. Muatan truk berupa kain perca itu sampai tumpah ke parit di pinggir jalan tol karena bak truk pecah.

    Akibatnya, delapan orang terluka termasuk sang sopir bus. Mereka dilarikan di dua rumah sakit berbeda, satu di RS Widodo Ngawi dan satu lagi di RS At Tin Husada. Mereka mengalami luka di kepala dan wajah karena benturan keras saat kecelakaan. 

    Adapun kronologi kejadian bermula saat truk yang dikemudikan oleh Zaenal Purnawan (43) warga Desa Sukawangun Kecamatan Karangnunggal Tasikmalaya, membawa muatan kain perca melaju  di lajur kiri dari arah Solo menuju Surabaya. 

    ‘’Saya jalan biasa gitu, tau-tau ada yang menabrak dari belakang. Truk saya hilang kendali dan hampir terguling masuk parit. Saya turun dan saya cek, ternyata yang menabrak bus ini,’’ terang Zaenal, sang sopir. 

    Bus Madu Kismo itu dikemudikan oleh Suroso (64) warga Desa Kembah Kecmaatan DUkuh Seti Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Diduga, sopir truk mengantuk. Pun, kejadian itu kemudian dilaporkan pihak kepolisian. Polisi yang datang ke lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Ngawi Ipda Yudhi Irawan menduga kecelakaan itu akibat pengemudi bus Madu Kismo mengantuk sehingga menabrak truk di depannya.

    ‘’Kronologis, bus penumpang ii menabrak bagian belakang truk. Delapan orang terluka, ini menjalani perawatan di dua rumah sakit yang berbeda. Diduga sopir bus mengantuk,’’ kata Yudhi. 

    Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan kemudian diamankan sebagai barang bukti di kantor Unit Gakkum Satlantas Polres Ngawi. Muatan truk yang tumpah sudah dievakuasi oleh petugas. [fiq/aje]

  • Jombang Dikepung Bencana: Banjir Belum Usai, Tanah Gerak Membuntuti

    Jombang Dikepung Bencana: Banjir Belum Usai, Tanah Gerak Membuntuti

    Jombang (beritajatim.com) – Bencana hadir di Jombang tanpa jeda. Belum kering banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Mojoagung, tiba-tiba tanah bergerak terjadi di Dusun Jumok Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam, Kamis (7/3/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.

    Bencana itu datang tanpa permisi. Diawali dengan guyuran hujan deras pada Selasa (5/3/2024) malam. Semakin malam hujan semakin deras, warga Kecamatan Mojoagung sudah harap-harap cemas. Karena kawasan tersebut dilintasi dua sungai, yakni Catak Banteng dan Sungai Pancir.

    Utamanya, Dusun Kebundalem Desa Kademangan yang selama bertahun-tahun menjadi langganan banjir. Benar saja, memasuki dini hari, debit air sungai meningkat. Lalu tumpah. Masuk ke jalan desa, lalu menerobos permukian warga.

    Berdasarkan catatan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang, Rabu (6/3/2024), ada lima desa di Kecamatan Mojoagung yang terendam. Yakni, Desa Kademangan setinggi 50-100 cm dan berangsur surut, Desa Janti setinggi 10-20 cm berangsur surut, Desa Betek setinggi 10-20 cm berangsur surut.

    Sedangkan banjir di Desa Mancilan dan Tanggalrejo sudah surut. Sementara di Kecamatan Sumobito, banjir terjadi Desa Madyopuro setinggi 10-30 cm, berangsur surut dan di Desa Talunkidul setinggi 30-50 cm juga berangsur surut.

    Sedangkan di Kecamatan Jombang, banjir melanda Desa Pulo Lor setinggi 20-40 cm dan Desa Sambongdukuh setinggi 20-40 cm. Hingga Kamis (7/3/2024), air surut. Genangan air pergi. Namun tidak demikian dengan Desa Kademangan.

    Air mulai surut, tiba-tiba meninggi lagi. Air sungai kembali meluap. Warga harap-harap cemas, namun tetap bertahan di rumah masing-masing. Genangan air juga masih terjadi di Dusun Balongsomo Desa Talunkidul Kecamatan Sumobito.

    Ketika di dua desa tersebut air masih menggenang. Bencana yang lain membuntuti. Yakni terjadi tanah gerak di Dusun Jumok Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam. Bencana tanah gerak ini terjadi pada Rabu (8/3/2024) malam hingga Kamis dini hari.

    Lagi-lagi diawali dengan hujan deras yang mengguyur kawasan Wonosalam dan sekitarnya. Hal itu menyebabkan tanah yang ada di permukiman Dusun Jumok retak. Tanah tersebut terus tergerus air. Nah, hal itulah yang memicu sejumlah rumah temboknya rontok.

    Kalaksa BPBD Jombang Bambang Dwijo Pranowo mengungkapkan bahwa potensi bencana tanah gerak di dusun tersebut sudah terjadi sejak dua tahun lalu atau sekitar 2022. Permukiman warga di Dukuh Jumok dalam intaian bencana. Tanah di lokasi mengalami retak-retak. Demikian juga dengan permukiman warga.

    Nah, malam itu bencana soalah sudah menodong nyawa. Terdengar gemuruh suara tembok runtuh. Tanah berguncang. Warga terjaga dari tidurnya. Di tengah gelapnya malam mereka menyelematkan diri. “Tidak ada korban jiwa. Saat ini mereka mengungsi di rumah kerabat terdekat,” ujar Bambang.

    Bambang menyebut terdapat 12 rumah yang rusak, sedangkan warga yang terdampak sekitar 34 orang. Semuanya selamat. “Retakan di Dusun Jumok itu sudah lama. Makanya terus kita lakukan pemantauan,” lanjutnya.

    Mitigasi Bencana

    Tanah gerak di Dusun Jumok Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam, Kamis (7/3/2024)

    Hal serupa diungkapkan oleh Sekretaris FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) Jombang Amik Purdinata. Pihaknya bersama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang dan Jawa Timur sudah melakukan mitigasi bencana di dusun tersebut.

    Di antaranya, memberikan pelatihan tanggap bencana kepada warga. Kemudian membentuk FPRB tingkat desa yang diberi nama Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat). Warga di lokasi juga sudah diberikan pelatihan tanggap bencana.

    “Semisal apa yang harus dilakukan terjadi tanah gerak. Lalu melakukan pengemasan dokumen-dokumen penting, sehingga ketika terjadi bencana dengan mudah bisa dievakuasi. FPRB di tingkat desa juga sudah terbentuk. Ini sebagai uapaya kita untuk mengurangi risiko bencana,” kata Amik.

    Selain itu, FPRB bersama BPBD Jombang juga memasang Early Warning System (EWS) alias alat sistem peringatan dini untuk mengukur potensi gempa. Alat yang dipasang itu akan berbunyi jika terjadi getaran pada tanah.

    Kemudian sejak 24 Mei hingga 24 Juni 2023 dilakukan penelitian oleh tim ahli dari ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) Surabaya terkait munculnya retakan belasan bangunan rumah warga di Dusun Jumok.

    Jembatan Tertimbun Longsor

    Polisi memasang polisi line di jalan menuju jembatan yang tertimbun longsor, Kamis (7/3/2024)

    Bencana yang menghantam Desa Sambirejo bukan hanya tanah bergerak. Tapi juga tanah longsor. Kejadiannya hamoir bersamaan. Namun untuk tanah longsor terjadi di Dusun Banturejo Desa sambirejo.

    Jembatan yang ada di dusun tersebut tertimbun material longsor seperti rumpun bambu dan pohon besar, Kamis (7/3/2024). Kondisi itu berdampak terputusnya akses jalan. Anak-anak sekolah dan para guru harus balik kanan. Karena jalan tidak bisa dilewati. Akses tersebut menghubungan Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam dengan Desa Gelaran Kecamatan Bareng.

    “Bencana itu bermula ketika hujan deras mengguyur Wonosalam pada Rabu (6/3/2024) malam. Nah, kawasan bukit sebelah barat yang ada di lokasi ambrol hingga menutup aliran sungai. Sehingga rumpun bambu dan pohon besar menyumbat jembatan hingga ambrol,” ujar Kepala Desa Sambirejo Sungkono.

    Kemudian rumpun bambu dan sejumlah pohon juga terseret arus hingga menutup jembatan. Kepala Desa juga memastikan bahwa longsor yang menyebabkan jembatan putus tersebut tidak menyebabkan korban jiwa. Hanya memutus askes jalan karena jembatan tertimbun material longsor.

    “Kalau yang tanah bergerak itu rumah yang terdampak sekitar 11 unit. Sedangkan warga yang terdampak jumnlahnya kisaran 30 orang. Mereka mengungsi di rumah saudaranya. Kalau curah hujan masih tinggi, sangat berbahaya. Karena rumah-rumah tersebut sudah miring,” kata Sungkono. [suf]

  • Tanah Retak di Wonosalam Jombang, 10 Rumah Rusak, Warga Berhamburan

    Tanah Retak di Wonosalam Jombang, 10 Rumah Rusak, Warga Berhamburan

    Jombang (beritajatim.com) – Tanah retak akibat guyuran hujan deras terjadi di Dukuh Jumok Dusun Semberlamong Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang, Kamis (7/3/2024). Sebanyak 10 rumah yang ada di sekitar lokasi rusak.

    Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, warga yang menghuni rumah tersebut meninggalkan lokasi. Mereka mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Sebanyak 10 rumah tersebut kondisinya cukup parah. Ada yang temboknya merekah, ada pula yang gentingnya mulai rontok.

    “Tidak ada korban jiwa. Namun sebanyak 10 rumah di Dukuh Jumok kondisinya rusak. Karena hujan deras semalam menyebabkan tanah di lokasi retak,” kata Sekretaris FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) Kabupaten Jombang Amik Purdinata.

    Amik menjelaskan, sebelumnya atau sekitar tahun 2022, pemukiman warga di Dukuh Jumok memang dalam intaian bencana. Tanah di lokasi mengalami retak-retak. Demikian juga dengan pemukiman warga setempat.

    FPRB bersama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang dan Jawa Timur kemudian melakukan mitigasi bencana di dusun tersebut. Di antaranya, memberikan pelatihan tanggap bencana kepada warga.

    Termasuk juga penelitian yang dilakukan tim ahli dari ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) Surabaya terkait munculnya retakan belasan bangunan rumah warga di Dusun Jumok. Penelitian dilakukan sejak 24 Mei hingga 24 Juni 2023.

    FPRB bersama BPBD Jombang juga memasang Early Warning System (EWS) alias alat sistem peringatan dini untuk mengukur potensi gempa. Alat yang dipasang itu akan berbunyi jika terjadi getaran pada tanah.

    “Semalam tembok rumah warga ada yang rintuh. Makanya warga langsung meninggalkan lokasi. Warga sudah tanggap akan datangnya bencana. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu,” ujar Sekretaris FPRB Jombang ini menegaskan.

    Dia mengungkapkan, pada Rabu malam, hujan deras mengguyur kawasan Wonosalam dan sekitarnya. Nah, air hujan tersebut mengisi tanah retak di Dukuh Jumok. Semakin malam semakin deras. Kemudian tanah merekah seperti teriris.

    Itu berdampak pada bangunan rumah warga yang sudah retak. Warga kemudian mengemasi barang-barang berharga. “Mulai semalam sudah mengungsi. Karena jika tetap tinggal di sana, sangat berbahaya,” ujar Amik. [suf]