kab/kota: Dukuh

  • Pencuri Kotak Amal di Kediri Ditangkap Warga, Sempat Melawan Sebelum Dibekuk

    Pencuri Kotak Amal di Kediri Ditangkap Warga, Sempat Melawan Sebelum Dibekuk

    Kediri (beritajatim.com) – Seorang pria berusia 70 tahun tertangkap basah saat mencuri kotak amal di sebuah masjid di Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pada Kamis malam (13/2/2025). Pelaku diketahui berasal dari Dusun Baron, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.

    Ketua ABPEDNAS Kabupaten Kediri Bidang Hukum dan HAM, Alan Salahudin, yang juga Ketua BPD Desa Dukuh, mengungkapkan bahwa pelaku diduga telah berulang kali melakukan pencurian kotak amal di berbagai lokasi.

    “Pelaku itu sebetulnya pemain lama, dan dia melakukan pencurian berkali-kali serta selalu pindah tempat. Akhir-akhir ini di wilayah Kecamatan Ngadiluwih sering kehilangan kotak amal dan uang di kotak amal,” ujar Alan Salahudin.

    Kronologi Kejadian

    Kejadian bermula sekitar pukul 00.00 WIB di salah satu masjid di RT 09 RW 04 Dusun Selatan, Desa Dukuh. Pelaku datang ke lokasi dengan mengendarai sepeda pancal dan langsung mendekati kotak amal di dalam masjid. Aksi tersebut kebetulan disaksikan oleh beberapa santri dari pondok pesantren yang berada di sekitar masjid.

    Saat santri mengecek kotak amal, mereka mendapati bahwa kotak tersebut telah dicongkel. Pelaku kemudian melarikan diri menggunakan sepeda pancalnya.

    Namun, sekitar 500 meter dari lokasi pertama, tepatnya di depan balai desa Dukuh, pelaku kembali mencoba melakukan aksinya di mushola balai desa. Sayangnya, warga sekitar yang sudah waspada langsung menangkapnya.

    Saat diamankan, pelaku sempat melawan dan menolak menunjukkan identitasnya. Dari tangan pelaku, ditemukan barang bukti berupa uang sekitar Rp2-3 juta yang disimpan dalam kresek putih.

    “Biar tidak dimassa warga, akhirnya saya telepon Polsek Ngadiluwih melalui Bhabinkamtibmas Desa. Tak lama kemudian, tim Polsek Ngadiluwih datang, dan saya serahkan pelaku ke petugas bersama kepala desa dan warga lainnya,” tambah Alan Salahudin.

    Hingga berita ini diturunkan, pelaku masih dalam pemeriksaan lebih lanjut di Polsek Ngadiluwih untuk penyelidikan lebih dalam terkait kemungkinan keterlibatannya dalam aksi pencurian kotak amal lainnya di wilayah Kediri. [nm/aje]

  • Viral Jembatan Darurat Petungkriyono Pekalongan Jadi Ladang Bisnis, Tarif Motor Rp 30 Ribu

    Viral Jembatan Darurat Petungkriyono Pekalongan Jadi Ladang Bisnis, Tarif Motor Rp 30 Ribu

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN – Viral sebuah unggahan di media sosial yang mengabarkan, adanya tarif pungutan di jembatan darurat Tembelan yang berada di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan bagi warga yang akan menyeberang.

    Postingan tersebut,ndiposting oleh akun Instagram @beritapekalongan1 10 jam yang lalu.

    Dipostingan tersebut diberikan caption ‘Warga dan relawan yang sebelumnya memberikan fasilitas, serta memasang tali sling gantung di Dukuh Tembelan, Petungkriyono, kini merasa kecewa. 

    Tujuan awal pemasangan tali gantung tersebut adalah agar masyarakat dapat memanfaatkannya untuk menyeberang atau mengangkut barang tanpa harus memutar melalui jalan lain yang memakan waktu 2 hingga 3 jam.

    Seharusnya fasilitas penyebrangan tersebut dapat digunakan secara bebas oleh masyarakat umum, namun kini fasilitas tersebut justru dikenakan biaya.

    Untuk mengangkut barang atau kendaraan pulang-pergi, pengguna harus membayar sekitar Rp 60.000, dengan tarif Rp 30.000 sekali menyeberang, serta Rp 5.000 per karung barang.

    Selain itu, beberapa warga lokal di Petungkriyono juga mengeluh karena tarif tersebut dianggap terlalu mahal. 

    Menurut informasi sih dana ne buat KAS ya mungkin buat perbaikan kedepannya atau mgkin buat lain2 (berpikir positif), tp apakah sudah izin ke pihak2 terkait dan izin ke pihak polsek, koramil dan perangkat desa (pak lurah) setempat mengenai pemungutan tarif tsb??’

    Tentunya hal ini memicu kontra di sebagian masyarakat, karena situasi di sekitar lokasi tersebut yang baru saja dilanda bencana beberapa waktu yang lalu.

    Kades Kayupuring Cahyono mengatakan, paska viralnya postingan tersebut pemerintah Desa Kayupuring bersama babinsa dan bhabinkamtibmas Petungkriyono mendatangi lokasi.

    Cahyono juga menegaskan, penyebrangan ini tidak dipungut biaya.

    “Penyeberangan barang atau motor, melalui sling gantung tersebut tidak dipungut biaya,” kata Kades Kayupuring Cahyono, Rabu (12/2/2025).

    Cahyono menjelaskan, pihak desa telah membubarkan para relawan yang membantu menyeberangkan barang di Jembatan Tembelan yang putus tersebut.

    “Kami sediakan alat, bagi yang ingin menyeberang monggo menyeberang sendiri,” jelasnya.

    Sementara itu, Kapolsek Petungkriyono Iptu Eko Widiyanto langsung merespon dan bergerak cepat ke lokasi untuk menemui warga dan relawan yang berada di Jembatan Tembelan.

    “Dari berita tersebut, kami telah menyikapi dengan mendatangi lokasi secara langsung. Kami meminta keterangan dari warga dan relawan, dan memang benar adanya tarif tersebut,” ucapnya.

    Dari keterangan yang didapat, awal mula adanya pemasangan tarif untuk menyeberang tersebut, berdasarkan kesepakatan bersama dari tim relawan dan masyarakat.

    “Tim relawan yang menyeberangkan ini merupakan masyarakat dari Dukuh Tembelan dan Dukuh Kayupuring,” imbuh Kapolsek.

    Dari hal ini, pihaknya memberikan imbauan dan arahan kepada relawan agar tidak menarik biaya dengan tarif tertentu kepada warga yang hendak menyeberang.

    “Alhamdulillah, setelah kami berdialog dengan relawan dan warga, mereka sepakat untuk tidak akan memasang tarif dan juga menarik biaya kepada warga masyarakat yang hendak menyeberang,” tambahnya. (Dro)

     

  • Cerita Korban Teror Pembakaran Jemuran di Klaten, Warsiah: Awalnya Terdengar Suara ‘Pletek-pletek’ – Halaman all

    Cerita Korban Teror Pembakaran Jemuran di Klaten, Warsiah: Awalnya Terdengar Suara ‘Pletek-pletek’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KLATEN – Warsirah (65), warga RT 3 RW 5 Dukuh Ceper, Desa Ceper, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah benar-benar kaget.

    Saat tidur samar-samar mendengar suara aneh ‘pletek-pletek’ seperti ada yang terbakar.

    “Saya tahu sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu saya mendengar suara ‘pletek-pletek’ seperti kayu terbakar.  Begitu saya keluar rumah, api sudah membesar,” ujar Warsirah kepada Tribunjogja.com, Senin (10/2/2025).

    Tanpa pikir panjang, Warsirah langsung mengambil ember berisi air yang ada di dekat pintu rumah dan berusaha memadamkan api.

    Beruntung, upayanya berhasil sebelum api menyebar lebih luas.

    Namun 3 handuk dan tiga keset yang ia jemur di depan rumah habis terbakar.

    Juga sebuah kursi dan kursi panjang berbahan kayu yang ada di dekat jemuran ikut hangus.

    Api bahkan sempat menjilat dinding rumahnya yang sebagian besar terbuat dari kayu.

    Tak jauh dari rumah Warsirah, sekitar 20 meter, rumah Haryanto (57) juga menjadi sasaran. 

    Dari 30 pakaian yang sedang dijemur, empat di antaranya hangus terbakar.

    “Saya baru tahu sekitar pukul 05.30 WIB saat mau memberi makan ayam. Saat saya keluar, di bawah jemuran sudah ada empat pakaian yang terbakar.

    Untungnya, pakaian lain masih basah, jadi tidak ikut terbakar,” kata Haryanto.

    Sekitar 50 meter dari rumah Haryanto, rumah Jumiyanto (42) juga mengalami kejadian serupa.

    Lebih dari 30 pakaian milik keluarganya, termasuk baju anak-anak, pakaian sehari-hari, sprei, seragam sekolah, dan kaus kaki, habis terbakar.

    Jemuran itu berada di dalam ruangan yang masih dalam tahap renovasi.

    Meski ruangan tersebut belum memiliki jendela, ia sudah menutupnya dengan kain.

    Warga Resah, Polisi Selidiki Pelaku

    Jumiyanto mengetahui kejadian ini setelah seorang tetangganya yang sedang ronda melihat asap mengepul dari rumahnya.

    “Dia mengetuk rumah dan bertanya, ‘Itu dibakar ya?’

    Saya langsung lari mengecek, ternyata benar, semua jemuran sudah terbakar. Saya buru-buru mengambil air dari sumur untuk memadamkan api,” ungkapnya.

    Yang membuat warga bingung, tidak ada bau bensin atau bahan bakar lain di sekitar lokasi kejadian.

    Jumiyanto juga memastikan tidak ada konflik atau peristiwa sebelumnya yang bisa memicu aksi pembakaran ini.

    “Sejauh ini kampung kami damai. Saya tidak tahu siapa pelakunya atau apa motifnya, tapi ini jelas meneror warga. Saya berharap pelakunya segera tertangkap,” tegasnya.

    Ketua RT 3 Dukuh Ceper, Taufik, menuturkan bahwa kejadian ini diperkirakan terjadi bersamaan, sekitar pukul 02.00 WIB.

    Tidak ada orang mencurigakan yang terlihat di desa sebelum kejadian.

    “Warga sudah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian karena khawatir akan terjadi lagi,” ujarnya.

    Kapolsek Ceper, AKP Nahrowi, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari tiga warga yang menjadi korban.

    “Saat ini kami masih melakukan penyelidikan.

    Kami sudah mulai mengumpulkan keterangan dari korban dan saksi, serta mencari rekaman CCTV di sekitar lokasi. Mohon doanya agar pelakunya bisa segera tertangkap,” tandasnya. (Tribun Jogja/Dewi Rukmini) 

     

     

  • Viral Honda PCX ‘Flying Fox’ Nyeberang Sungai

    Viral Honda PCX ‘Flying Fox’ Nyeberang Sungai

    Jakarta

    Viral video motor Honda PCX menyeberangi sungai dengan cara digantung bantuan tali seperti wahana ‘flying fox’. Faktanya hal ini dilakukan karena akses jalan terputus.

    Potongan video itu diunggah melalui akun instagram @pekalonganinfo. Warga berbondong-bondong memindahkan Honda PCX ke seberang jalan dengan tali yang menggantung.

    Dikutip dari detikJateng, sejak Jembatan Tambelan atau Jembatan Jimat II yang berada di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, terputus akibat luapan banjir Sungai Welo pada Senin (20/1) sore, aktivitas warga menjadi terganggu. Warga pun kesulitan untuk mengakses jalan karena jalan sudah terputus.

    Lima hari setelah kejadian itu, ada katrol gantung yang berfungsi untuk mengirimkan logistik, barang-barang bahkan termasuk memindahkan sepeda motor yang viral ini.

    Pengurus RT 09 RW 05, Dukuh Tembelan, Desa Kayupuring, Bambang Prasetyo menjelaskan keberadaan tali atau seling itu untuk mengantar barang ke seberang dan juga sebaliknya.

    “Ya, itu seling untuk ngerek, mengantar barang ke seberang dan sebaliknya,” kata Bambang kepada detikJateng, Senin (10/2/2025).

    “Karena selingnya donatur maka ada upah pengerekan kasihan yang ngerek butuh tenaga, itu suka rela,” ucapnya.

    Tidak hanya logistik, motor pun bisa dipindahkan menggunakan katrol gantung untuk menyeberang jembatan sepanjang 24 meter tersebut.

    “Kalau orangnya jalan ke bawah ada jembatan bambu yang telah dibangun swadaya warga,” tambahnya.

    Bambang menyampaikan, ada donasi katrol sebagai pengantar barang ke seberang sembari menunggu jembatan darurat berupa jembatan bailey terpasang.

    Sementara itu, Sekda Pekalongan M Yulian Akbar mengatakan progres pembangunan jembatan bailey di lokasi Dukuh Tambelan, Kayupuring, Petungkriyono, masih dalam tahap pengerjaan.

    “Masih dalam proses pengerjaan,” katanya saat dimintai konfirmasi.

    Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-Taru) Kabupaten Pekalongan, Mudiarso mengatakan pengerjaan jembatan bailey akan selesai diperkirakan paling lambat akhir Februari atau sebelum Ramadan.

    “Material sebagian sudah dikirim ke sana, seperti besi perancahnya sudah kita kirim ke sana. Tahap penguatan pilarnya mungkin sudah hampir selesai, 80-an persen lah,” ungkapnya.

    (riar/dry)

  • Pengungsi Bencana Longsor dan Banjir Pekalongan Dapat Bantuan, Ini Rinciannya

    Pengungsi Bencana Longsor dan Banjir Pekalongan Dapat Bantuan, Ini Rinciannya

    Jakarta: Pengungsi bencana tanah longsor dan banjir bandang di Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, mendapat sejumlah bantuan. Yakni, sebanyak 700 paket makanan hingga peralatan terkait untuk membantu korban bencana,

    “Kami turut berduka atas musibah yang menimpa masyarakat di Petungkriyono,” kata Direktur Utama TBIG, Herman Setya Budi, dalam keterangan yang dikutip Minggu, 9 Februari 2025.

    Herman berharap pantuan tersebut dapat meringankan beban korban. Tak hanya paket makanan kering, bantuan lain seperti 250kg beras, 88 liter minyak goreng, dan 50kg gula diberikan pada warga. Herman mengatakan bantuan ini menjangkau 220 kepala keluarga dengan total 880 jiwa penerima manfaat.

    Pihaknya berkomitmen untuk hadir dan membantu meringankan beban para korban. “Khususnya dalam pemulihan lingkungan dan kebutuhan dasar mereka,” ujar Herman.
     

    Selain di Petungkriyono, pihaknya menyebar bantuan di Dukuh Kranji, Desa Kedungwuni Timur. Yakni, dengan mendistribusikan 1.000 unit peralatan sekolah dan 100 seragam SD guna membantu anak-anak kembali bersekolah. 

    Selain itu, pihaknya menyediakan pompa penyedot lumpur, cairan disinfektan, serta perlengkapan kerja untuk membantu warga membersihkan lingkungan yang terdampak.

    “Kami berharap bantuan ini dapat mendukung masyarakat dalam melewati masa sulit ini dan membantu mereka kembali bangkit,” kata Herman.

    Jakarta: Pengungsi bencana tanah longsor dan banjir bandang di Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, mendapat sejumlah bantuan. Yakni, sebanyak 700 paket makanan hingga peralatan terkait untuk membantu korban bencana,
     
    “Kami turut berduka atas musibah yang menimpa masyarakat di Petungkriyono,” kata Direktur Utama TBIG, Herman Setya Budi, dalam keterangan yang dikutip Minggu, 9 Februari 2025.
     
    Herman berharap pantuan tersebut dapat meringankan beban korban. Tak hanya paket makanan kering, bantuan lain seperti 250kg beras, 88 liter minyak goreng, dan 50kg gula diberikan pada warga. Herman mengatakan bantuan ini menjangkau 220 kepala keluarga dengan total 880 jiwa penerima manfaat.

    Pihaknya berkomitmen untuk hadir dan membantu meringankan beban para korban. “Khususnya dalam pemulihan lingkungan dan kebutuhan dasar mereka,” ujar Herman.
     

    Selain di Petungkriyono, pihaknya menyebar bantuan di Dukuh Kranji, Desa Kedungwuni Timur. Yakni, dengan mendistribusikan 1.000 unit peralatan sekolah dan 100 seragam SD guna membantu anak-anak kembali bersekolah. 
     
    Selain itu, pihaknya menyediakan pompa penyedot lumpur, cairan disinfektan, serta perlengkapan kerja untuk membantu warga membersihkan lingkungan yang terdampak.
     
    “Kami berharap bantuan ini dapat mendukung masyarakat dalam melewati masa sulit ini dan membantu mereka kembali bangkit,” kata Herman.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ADN)

  • 2
                    
                        OM Lorenza, Orkes Dangdut Jadul yang Viral Berkat Lagu "Tambal Ban"
                        Yogyakarta

    2 OM Lorenza, Orkes Dangdut Jadul yang Viral Berkat Lagu "Tambal Ban" Yogyakarta

    OM Lorenza, Orkes Dangdut Jadul yang Viral Berkat Lagu “Tambal Ban”
    Tim Redaksi
    SUKOHARJO, KOMPAS.com –
    Orkes Melayu (OM) Lorenza, grup musik yang dikenal dengan gaya uniknya, tampil enerjik membawakan lagu “Tambal Ban” di atas panggung.
    Dengan irama yang riang dan lirik jenaka, mereka sukses menghidupkan suasana, membuat penonton larut dalam alunan musik yang ringan namun menghibur.
    Tabuhan gendang, organ, dan tak ketinggalan seruling mulai mengiringi lagu wajib
    OM Lorenza
    berjudul Tambal Ban di atas panggung.
    “Aku iki tukang tambal ban

    Uripe Sak ndalan-ndalan

    Golek duit, duit sing halal”
    Grup musik dangdut asal Kabupaten
    Sukoharjo
    , Jawa Tengah ini tak hanya menyanyikan lagu dangdut lawas tempo dulu yang mencuri perhatian. 
    Gaya berpakaian
    Om Lorenza
    pun terasa khas dan bernuansa jadul. Para personelnya mengenakan kemeja dilengkapi dasi panjang, celana cutbray, dan sepatu pantofel klasik, mengingatkan pada era musik lawas yang penuh warna.
    Beberapa di antaranya bahkan menambahkan aksesori seperti kacamata hitam lebar dan topi fedora, semakin memperkuat kesan retro.
    Hal yang sama pun dikenakan oleh para penonton. Seakan pakaian jadul era 80-90an sudah menjadi dress code wajib saat menonton Om Lorenza.
    Murjiyanto (50), pimpinan Om Lorenza mengatakan, Om Lorenza terbentuk saat pandemi Covid-19. Wabah ini membuat para musisi tidak bisa manggung.
    Mereka kemudian kumpul bareng di sebuah rumah yang kini menjadi base camp di Dukuh Ngemul RT 002, RW 001, Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari.
    “Karena pandemi musisi-musisi tidak dapat izin untuk manggung. Akhirnya di rumah kumpul-kumpul. Waktu itu kita main-main gitar, ketipung sendiri. Memang basic-nya anak-anak pecinta lagu jadul. Kita itu memang senang,” kata Murjiyanto mengawali kisahnya kepada Kompas.com, Sabtu (8/2/2025).
    Pada saat kumpul dan membawakan lagu jadul, mereka juga mendokumentasikan dalam video. Dokumentasi video itu kemudian mereka upload ke media sosial Facebook.
    “Di media sosial responsnya bagus sekali. Akhirnya kita dengan keadaan seperti itu (pandemi) kita dipanggil ke sana (mengisi acara). Akhirnya kita saling melengkapi untuk alatnya,” tambah dia.
    Sebuah kiriman dibagikan oleh LORENZA MUSIC (@omlorenzamusic)
    Seiring berjalannya waktu, grup musik dangdut jadul beranggotakan 10 musisi, 4 vokal dan 1 MC mulai dikenal masyarakat luas. Sudah ratusan lagu jadul yang mereka nyanyikan.
    Setiap kali manggung dengan durasi 3-4 jam, Om Lorenza bisa membawakan sebanyak 20-25 lagu jadul.
    Lagu jadul yang paling populer dan sering dibawakan di panggung adalah Tambal Ban. Lagu ini bisa sampai tiga kali dinyanyikan setiap manggung.
    “Akhirnya kita komitmen menggali lagu-lagu jadul. Tapi itu ya sebuah tantangan. Kita harus menggali lagu-lagu jadul dan tidak gampang,” ungkap dia.
    Murjiyanto menyampaikan, Om Lorenza mulai aktif dan banyak mendapat tawaran manggung ke berbagai daerah sekitar Agustus 2023.
    Saking padatnya jadwal manggung ke berbagai daerah membuat Om Lorenza sampai menolak tawaran yang masuk.
    “Untuk sementara ini untuk bulan Februari tidak ada istirahatnya. Itu masih banyak yang tidak bisa (sampai menolak tawaran) karena kita sudah ada jadwal gitu,” ucap Murjiyanto.
    “Kemarin yang sampai jalani sampai Jepara. Terus sementara ini job yang sudah masuk ini Kudus, Pati. Bahkan sudah ada kontrak,” sambung dia.
    Murjiyanto mengungkapkan, jadwal rutin latihan dilaksanakan setiap Rabu malam. Latihan ini dilaksanakan ketika tidak ada jadwal manggung.
    “Untuk sementara ini latihan tiap hari Rabu malam. Dengan catatan kita free (bebas tidak ada job),” turut dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Makanan Mengandung Bakteri, Polisi Naikkan Kasus Keracunan Massal 2 Desa di Ponorogo ke Penyidikan – Halaman all

    Makanan Mengandung Bakteri, Polisi Naikkan Kasus Keracunan Massal 2 Desa di Ponorogo ke Penyidikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi mengungkap hasil laboratorium dari sampel makanan yang diduga menyebabkan keracunan massal warga di 2 desa di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

    Benar saja, hasil menunjukkan bahwa makanan yang disantap warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo dan Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Ponorogo ternyata mengandung bakteri.

    “Dari hasil laboratorium , yang terbitkan labkesda ponorogo, membuahkan hasil. Mengandung bakteri,” kata Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, Sabtu (8/2/2025) dilansir dari TribunJatim.com.

    “Tapi perlu saya sampaikan ke rekan-rekan media, bahwa bakteri apa dan prosesnya bagaimana, masih perlu penjelasan dari dinkes (dinas kesehatan) dan laboratorium,” imbuhnya.

    Rudy mengatakan bahwa yang diuji laboratorium bukan hanya bumbu gulai saja melainkan air kran di rumah pemilik catering, kecap, sate, tongseng dan centong.

    “Dilihat dari hasil laboratorium bakteri ada pada makanan, di air juga ada kandungan bakteri,” terangnya.

    Rudy mengaku bahwa pihak labkesda akan menjelaskan kandungan bakteri itu seperti apa.

    “Tetapi yang pasti perkara ini tingkatkan penyelidikan ke penyidikan, ditemukan  adanya peristiwa pidana,” sebut Rudy.

    Naik ke Penyidikan

    Menyusul keluarnya hasil laboratorium sampel makanan tersebut, polisi pun menaikkan status kasus keracunan massal di Ponorogo ini ke tahap penyidikan.

    “Sudah menjadi penyidikan,” ujar Rudy, Jumat (7/2/2025).

    Selain melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang di dua desa tersebut, polisi juga telah memeriksa 41 saksi termasuk sang pemilik katering yang diduga sebabkan keracunan massal.

    Sebelumnya, keracunan massal  dialami oleh 46 warga Desa Bondrang serta 22 santri dan pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang.

    Warga kedua desa tersebut mengalami keluhan mual, muntah, pusing dan diare setelah menyantap sate gulai kambing pada Kamis (30/1/2025) malam.

    Untuk Desa Bondrang, warga menyantap sate gulai kambing acara acara dzikir fida’ di rumah Miswaji warga RT. 01/RW. 01 Dukuh Tengah.

    Salah korban dari Desa Bondrang yang bernama Misnan pun sampai meninggal dunia diduga karena keracunan makanan tersebut.

    Sedangkan untuk santri dan pengasuh, mereka menyantap makanan buka puasa dengan menu yang sama dengan yakni sate dan gulai kambing.

    Keesokan harinya pada Jumat (31/1/2025) pagi, puluhan orang mengeluh mual, muntah, pusing dan diare hingga harus dilarikan ke rumah sakit. 

    Setelah diselidiki, dua kasus keracunan massal di Ponorogo tersebut rupanya disebabkan oleh makanan yang berasal dari katering yang sama.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Hasil Laboratorium Sampel Makanan yang Sebabkan Keracunan Massal di Ponorogo, Mengandung Bakteri

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

  • Angin Kencang Terjang Wilayah Timur Magetan, Puluhan Rumah Rusak dan Pohon Tumbang

    Angin Kencang Terjang Wilayah Timur Magetan, Puluhan Rumah Rusak dan Pohon Tumbang

    Magetan (beritajatim.com) – Angin kencang melanda wilayah timur Kabupaten Magetan pada Sabtu (08/02/2025) sore sekitar pukul 16.10 WIB. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, mengonfirmasi bahwa beberapa wilayah terdampak cukup parah akibat peristiwa ini.

    “Sore ini Magetan Wilayah Timur diterjang angin kencang,” ujar Eka Wahyudi. Beberapa titik yang mengalami dampak signifikan meliputi:

    Jalan Raya Barat – Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat
    Jalan Raya Barat – Desa Ngumpul, Kecamatan Barat
    Jalan Raya Barat – Dusun Singgahan, Desa Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo
    Taman Ria Park Lanud Iswahjudi, Maospati
    Desa Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo
    Desa Klagen Gambiran, Kecamatan Maospati
    Dampak Angin Kencang di Magetan

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, beberapa infrastruktur mengalami kerusakan, termasuk:

    Pohon tumbang menutup hingga 100% badan jalan di beberapa titik, bahkan menimpa kabel listrik PLN. Warung milik Ibu Yatini (53) di Dukuh Bombong, Desa Bangunasri juga mengalami kerusakan sedang.

    Sebanyak 43 rumah dan 3 fasilitas umum di Desa Kartoharjo mengalami kerusakan ringan. Beberapa rumah di Desa Klagen Gambiran juga terdampak, dan saat ini masih dalam proses pendataan.

    Pohon tumbang juga menimpa sejumlah fasilitas di kawasan Taman Ria Iswahjudi. Tim BPBD Magetan bersama warga telah melakukan penanganan darurat. Pohon tumbang di Kelurahan Mangge dan Desa Ngumpul sudah berhasil dibersihkan, sehingga akses jalan kembali normal. “Sementara itu, penanganan pohon tumbang di Taman Ria Park Lanud Iswahjudi akan dilakukan pada Minggu pagi (09/02) pukul 06.30 WIB,” kata Eka.

    Angin kencang disertai hujan dengan intensitas sedang melanda wilayah Kecamatan Kartoharjo dan Maospati, menyebabkan pohon tumbang serta beberapa rumah mengalami kerusakan ringan. Laporan kejadian diterima BPBD Magetan melalui call center dan langsung ditindaklanjuti dengan upaya evakuasi serta pembersihan lokasi terdampak. BPBD Magetan mengimbau masyarakat agar selalu waspada dampak cuaca ekstram. [kun]

  • LRT Jabodebek Sempat Gangguan, Ini Kronologinya

    LRT Jabodebek Sempat Gangguan, Ini Kronologinya

    Jakarta

    Rangkaian LRT Jabodebek sempat mengalami gangguan operasional pada pukul 13.53 WIB. Kendala ini terjadi pada rangkaian kereta TS 17 di Stasiun Rasuna Said.

    LRT Jabodebek mengalami gangguan operasional yang terjadi pada TS 17 SN 45 relasi Dukuh Atas BNI-Harjamukti. Kereta tersebut mengalami kendala pada sistem pengereman di platform 1 Stasiun Rasuna Said pada pukul 13.53 WIB sehingga tidak dapat melanjutkan perjalanan. Akibat gangguan tersebut, platform 1 Stasiun Rasuna Said sempat tidak dapat dilalui.

    “Sebagai upaya penanganan, LRT Jabodebek sempat menerapkan rekayasa perjalanan. Pengguna dari Stasiun Dukuh Atas BNI menuju Jatimulya dan Harjamukti transit di Stasiun Pancoran bank bjb, kemudian berpindah kereta sesuai tujuan perjalanan. Hal yang sama juga berlaku bagi pengguna dari arah Harjamukti dan Jatimulya menuju Dukuh Atas BNI,” ujar Manager Public Relation LRT Jabodebek, Mahendro Trang Bawono dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/2/2025).

    Mahendro menjelaskan, proses penanganan gangguan memerlukan waktu relatif lama karena adanya sistem listrik aliran bawah pada jalur LRT Jabodebek. Demi menjaga keselamatan petugas serta tetap menjaga LRT Jabodebek tetap beroperasi melayani pengguna, penanganan dilakukan dengan sangat hati-hati dan mengutamakan aspek keselamatan. Langkah-langkah pemulihan dilakukan secara bertahap untuk memastikan operasional kembali berjalan dengan aman.

    “Sejak pukul 17.57 WIB seluruh layanan LRT Jabodebek telah kembali normal dan perjalanan kembali beroperasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan,” tandasnya.

    (ara/ara)

  • Kronologi Mobil Calya Tabrak Motor dan Lapak Sayur di Surabaya, Pemotor Masuk Kolong Lalu Terseret

    Kronologi Mobil Calya Tabrak Motor dan Lapak Sayur di Surabaya, Pemotor Masuk Kolong Lalu Terseret

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Terungkap kronologi mobil Toyota Calya menabrak pemotor dan lapak sayur di Jalan Kutisari Selatan, Tenggilis Mejoyo, Surabaya, pada Jumat (7/2/2025). 

    Kecelakaan tersebut, menyebabkan motor Suzuki Satria FU bernopol L-4070-AOD milik seorang pengendara sempat masuk ke kolong mobil, lalu terseret beberapa meter. 

    Bahkan, pengendara motor tersebut juga mengalami luka-luka hingga terpaksa dibawa ke RS Ubaya Surabaya.

    Seorang penjual sayur berinisial SA menceritakan, dirinya semula duduk di sisi belakang lapak sayurnya, seraya menunggu pembeli.

    Sekitar pukul 09.10 WIB, datang mobil Toyota Calya melaju dari arah timur ke barat, lalu sekonyong-konyong menabrak lapaknya dan seorang pemotor hingga terluka. 

    “Mobil dari arah timur ke barat menabrak motor dan lapak sayur, tiba-tiba ambruk,” ujar Saksi SA saat ditemui awak media di lokasi, pada Jumat (7/2/2025). 

    KECELAKAAN – Mobil Toyota Calya menabrak pemotor dan menggilas motor Suzuki Satria FU bernopol L-4070-AOD di Jalan Kutisari Selatan, Tenggilis Mejoyo, Surabaya, pada Jumat (7/2/2025). Pemotor Suzuki Satria Fu mengalami luka hingga dirawat di RS Ubaya Surabaya (TRIBUNJATIM/istimewa)

    Saksi SA menambahkan, mobil sempat menabrak lalu menggilas motor korban dan menyeretnya hingga berhenti di depan rumah kos yang ada di sisi barat lapaknya. 

    “Pemotor laki-laki masih muda. Beset kabeh (luka lecet semua pada tubuh) badannya. Korban dibawa ambulans ke rumah sakit,” pungkasnya. 

    Sementara itu, sopir mobil Toyota Calya berinisial AF enggan berkomentar mengenai kecelakaan tersebut, dan menyerahkan kepada pihak kepolisian. 

    “(Penjelasan) Langsung ke Pak Polisinya,” ucapnya singkat. 

    Kasus kecelakaan ditangani oleh pihak Unit Laka Satlantas Polrestabes Surabaya.

    Semua kendaraan yang terlibat diamankan di Markas Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya, Jalan Dukuh Kupang Barat, Dukuh Kupang, Dukuh Pakis, Surabaya.