kab/kota: Dukuh

  • Warga Boyolali Temukan Bayi Perempuan di Bawah Pohon, Beratnya Cuma 1,7 Kilogram

    Warga Boyolali Temukan Bayi Perempuan di Bawah Pohon, Beratnya Cuma 1,7 Kilogram

    TRIBUNJATENG.COM – Bayi perempuan ditemukan warga di bawah pohon di Dukuh Legi Lor, Desa Sembungan, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah Selasa (25/2/2025).  

    Penemuan ini berawal saat dua orang saksi, S (45) dan SW (48), mendengar suara tangisan bayi dari arah rumput gajah di bawah pohon mahoni sekira pukul 13.00 WIB.

    “Ketika mereka mendekati sumber suara, mereka menemukan bayi perempuan tanpa pakaian dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas karena kondisi tanah yang miring,” kata Kapolsek Nogosari, AKP Suparmi.

    Di sekitar bayi, ditemukan satu kain sarung bermotif cokelat serta dua tas belanja berwarna biru dan hijau yang diduga digunakan sebagai pembungkus bayi tersebut.

    Berdasarkan pemeriksaan dari tim medis Puskesmas Nogosari, bayi perempuan ini memiliki berat badan 1,7 kg dan panjang 44 sentimeter.

    Kini Polres Boyolali, Jawa Tengah, tengah menyelidiki penemuan seorang bayi tersebut. 

    Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, mengungkapkan keprihatinannya atas insiden tersebut dan menegaskan komitmen pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus pembuangan bayi ini.

    “Kami sedang melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap identitas pelaku yang tega membuang bayi ini,” ujar Rosyid.

    Ia juga mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait kasus ini untuk segera menghubungi pihak kepolisian.

    Rosyid berharap kerja sama masyarakat dapat mempercepat pengungkapan kasus pembuangan bayi yang sangat memprihatinkan ini.

    “Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi pelaku dan motif di balik tindakan keji ini.

    Kami akan terus mengawal perkembangan kasus ini dan memberikan informasi lebih lanjut,” tandasnya. (*)

  • Banjir di Klaten dan Penyebabnya…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 Februari 2025

    Banjir di Klaten dan Penyebabnya… Regional 25 Februari 2025

    Banjir di Klaten dan Penyebabnya…
    Tim Redaksi
    KLATEN, KOMPAS.com
    – Banjir dan genangan air melanda beberapa wilayah di
    Klaten
    , Jawa Tengah, akibat
    hujan deras
    yang terjadi pada Senin (24/2/2025).
    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Syahruna, menjelaskan bahwa banjir disebabkan oleh luapan air Sungai Kaligawe.
    “Banjir terjadi di Desa Kaligawe Pedan, namun pukul 21.30 WIB telah surut,” ungkap Syahruna saat dikonfirmasi
    Kompas.com, 
    Selasa (25/2/2025).


    Selain itu, banjir juga melanda tiga desa di Kecamatan Karangdowo, yaitu Dukuh Sawahan, Desa Sentono, Desa Karang Wungu, dan Desa Kupang.
    “Sekitar pukul 23.00 WIB, banjir telah surut,” tambahnya.
    Di wilayah Dukuh Sawahan, Desa Sentono, Karang Wungu, dan Kupang, banjir hanya terjadi di jalan-jalan dan belum memasuki rumah warga.
    “Untuk wilayah Kecamatan Juwiring, banjir atau genangan terjadi di Desa Sawahan, Dukuh Bulurejo, Desa Jetis, Desa Ketitang, dan Desa Taji. Genangan juga terjadi di jalan kampung dan pekarangan,” imbuhnya.
    Syahruna menambahkan bahwa pihaknya telah menempatkan petugas dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD di Pedan, Karangdowo, dan Juwiring untuk memantau situasi.
    Meskipun demikian, pihaknya memastikan bahwa secara keseluruhan kondisi banjir masih dalam keadaan aman dan tidak ada korban jiwa.
    “Secara keseluruhan, kondisi masih aman dan tidak mengganggu keselamatan jiwa warga,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BSI, Visa, BTN Siap Pinang Hak Penamaan Stasiun LRT Jabodebek

    BSI, Visa, BTN Siap Pinang Hak Penamaan Stasiun LRT Jabodebek

    Bisnis.com, JAKARTA – LRT Jabodebek mengatakan hak penamaan tiga stasiun LRT Jabodebek siap dibeli oleh tiga perusahaan yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), perusahaan jasa keuangan Visa, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN). 

    Executive Vice President LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi mengatakan saat tiga perusahaan ini berminat membeli hak penamaan yaitu BRIS di Stasiun Cawang, Visa di Stasiun Kuningan dan BTN di Stasiun Setiabudi. 

    “Kami sedang purpose adalah Stasiun Kuningan dengan Visa. Visa ini unik nantinya akan menjadi lead. Kami sedang berkoordinasi dengan Visa bagaimana kartu kredit nanti bisa dipergunakan untuk pembayaran seperti uang elektronik,” kata Purnomo di Depo LRT Jabodebek, Senin (24/2/2025). 

    Meski demikian, Purnomo tidak merincikan berapa kontrak yang akan disetujui oleh tiga perusahaan ini maupun jangka waktu yang disepakati. Namun, Dia mengatakan harga paling tinggi yang ditawarkan LRT Jabodebek adalah Rp12 miliar per tahun dengan jangka waktu maksimal lima tahun. 

    Lebih lanjut, Purnomo mengatakan pihaknya menargetkan setidaknya lima stasiun akan dibeli hak penamaannya sepanjang 2025. 

    “Harapan kita sih bisa lima stasiun. Target kita 5 stasiun,” jelasnya. 

    Teranyar, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) membeli hak penamaan Stasiun LRT Dukuh Atas. Stasiun tersebut sah berganti nama menjadi Stasiun LRT Dukuh Atas BNI, Rabu (20/11/2024).  

    Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan, program Naming Rights ini menjadi salah satu langkah strategi untuk memperluas visibilitas merek sekaligus mendukung peningkatan kualitas layanan transportasi publik di Jabodetabek. Program ini memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk memanfaatkan aset transportasi publik sebagai media pengenalan brand yang efektif.

    Melalui program Naming Rights, mitra perusahaan yang bekerja sama akan mendapatkan berbagai manfaat, seperti penempatan nama brand di media KAI, termasuk aplikasi Access by KAI, situs web resmi KAI, papan penunjuk arah (signage), peta jalur, pengumuman hingga media publikasi lainnya.

  • Tahun Ini, Dishub Surabaya Berencana Pasang Ribuan Lampu Jalan Baru

    Tahun Ini, Dishub Surabaya Berencana Pasang Ribuan Lampu Jalan Baru

    Surabaya (beritajatim.com) – Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkot Surabaya berencana memasang 5.884 lampu jalan (PJU) baru, di seluruh kawasan sudut kota selama tahun 2025 mulai Senin (24/2) hari ini.

    Kepala Dishub Surabaya Tundjung Iswandaru mengatakan, pemasangan lampu jalan baru di Surabaya ini akan dilakukan secara bertahap. Disesuaikan dengan kebutuhan warga yang disampaikan melalui musyawarah pembangunan dan usulan langsung.

    “Tahun ini, targetnya sekitar 3.000 hingga 5.884 unit lampu PJU akan dipasang di seluruh kawasan Kota Surabaya,” kata Tundjung, Senin (24/2/2025).

    Tundjung menjelaskan, lokasi pemasangan lampu jalan ini akan dilakukan di sejumlah wilayah Surabaya, antara lain Kelurahan Lakarsantri, Kenjeran, Rungkut, Keputran, Dupak, Kedungdoro dan Kedung Baruk.

    “Selain di disitu, pemasangan PJU juga dilakukan di wilayah Kelurahan Baratajaya, Wiyung, Peneleh, Perak, Wonorejo, Kedurus, Manukan Wetan, Kutisari, Panjang Jiwo, Kebonsari, Dukuh Setro, dan lainnya,” lanjut Tundjung.

    Menurut Tundjung, Dishub Surabaya masih akan terus menambah kebutuhan pemasangan lampu PJU hingga merata ke seluruh sudut Kota Surabaya. Kata dia, sesuai dengan arahan Wali Kota Eri Cahyadi.

    “Target ini bisa bertambah seiring dengan banyaknya permintaan. Sementara untuk biaya pemasangan tergantung pada lokasi masing-masing, karena kebutuhan di setiap daerah berbeda-beda,” ucap Tundjung. [ram/ian]

  • Tiga Gangster Allstar Dibekuk Polisi, Hendak Tawuran dengan ‘Anak Mama’

    Tiga Gangster Allstar Dibekuk Polisi, Hendak Tawuran dengan ‘Anak Mama’

    Surabaya (beritajatim.com) Tiga anggota gangster All Star dibekuk polisi karena hendak tawuran dengan geng ‘Anak Mama’, Sabtu (22/02/2025).

    Kedua kelompok gangster itu hendak tawuran di Jalan Dukuh Bulak Banteng Utama.

    Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Suroto mengatakan ketiga pemuda yang diamankan adalah M Wahyudi (21) warga Dukuh Bulak Banteng Madya, Joko Sampurno (20) warga Bulak Banteng Suropati, dan DR (18) warga Bulak Banteng Perintis.

    “Ketiganya diamankan oleh anggota Sat Samapta Polres Pelabuhan Tanjung Perak karena akan melaksanakan tawuran,” kata Suroto, Senin (24/02/2025).

    Suroto menjelaskan, penangkapan ini dilakukan setelah polisi melakukan patroli siber di media sosial. Setelah ditemukan indikasi adanya kegiatan tawuran, anggota di lapangan langsung menuju lokasi.

    “Kedua kelompok sempat membatalkan aksi tawuran. Namun, anggota kami tetap melakukan penyisiran dan menemukan kelompok gangster All Star yang berkumpul,” tutur Suroto.

    Anggota yang mengetahui polisi datang lantas kabur. Aksi kejar-kejaran sempat terjadi sebelum akhirnya polisi bisa mengamankan 3 pemuda. Dalam penangkapan itu, polisi menyita 10 celurit, 2 alat hisap sabu, 5 klip sabu dan 1 botol minuman keras.

    “Kami masih menyelidiki untuk kepemilikan barang bukti sabu. Karena saat itu ditinggal oleh para remaja dan mereka kabur. Saat ini sudah ditangani Satresnarkoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak,” pungkas Suroto. (ang/ted)

  • Jakpro komit wujudkan emisi nol dukung transformasi Jakarta kota hijau

    Jakpro komit wujudkan emisi nol dukung transformasi Jakarta kota hijau

    selama periode Februari hingga Desember 2024, Jakpro menghasilkan 11,6 ton sampah yang terdiri atas sampah organik, non-organik, residu, dan campuran

    Jakarta (ANTARA) – BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) berkomitmen mewujudkan emisi nol (zero net emission) pada 2050 melalui gerakan ekonomi hijau (green economy​​​​​​​) dalam rangka mendukung transformasi Jakarta menjadi kota hijau dan berkelanjutan.

    “Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kami melaksanakan berbagai upaya untuk mendukung ekonomi hijau,” kata Plt VP Corsec Jakpro Yeni Widayanti di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan upaya yang dilakukan dengan menghadirkan pengelolaan sampah terpadu di kantor pusat PT Jakpro melalui pabrik pengolahan sampah menjadi bahan bakar (Refuse-Derived Fuel/ RDF) sebagai pengganti bahan bakar fosil.

    “Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berperan aktif mendukung Jakarta menjadi kota hijau yang berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya di tingkat global,” katanya.

    Menurut dia selama periode Februari hingga Desember 2024, Jakpro menghasilkan 11,6 ton sampah yang terdiri atas sampah organik, non-organik, residu, dan campuran.

    Tak hanya di kantor pusat, Jakpro juga melibatkan Satuan Bisnis Unit (SBU) lainnya seperti Jakarta International Stadium, Jakarta International Velodrome, Taman Ismail Marzuki, Mall Pluit Junction, Pasar Muara Karang, dan Aston Pluit Hotel & Residence dalam pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.

    “Semua unit ini turut melaksanakan pemilahan sampah sebagai bagian dari strategi pengelolaan lingkungan yang lebih baik,” kata dia.

    Selain itu Jakpro menggelar aksi perayaan Hari Bersih Indonesia (HBI) 2025 pada Sabtu (22/2) yang melibatkan Jakpro Group dan seluruh anak usaha, seperti PT Pulo Mas Jaya (PMJ) Land, PT Jakarta Konsultindo, PT LRT Jakarta, dan lainnya di sejumlah lokasi strategis, termasuk Dukuh Atas, Terowongan Kendal, dan Jalan Jenderal Sudirman.

    Menurut dia total sampah yang berhasil dikumpulkan mencapai 53.89 kilogram dan sampah residu tercatat sebanyak 22.445 kilogram.

    Sementara sampah dari rumah meliputi kertas sebanyak 7.080 kilogram, kardus 5.535 kilogram, plastik 13.335 kilogram, dan botol kaca 3.180 kilogram.

    Selain itu, Jakpro juga menggelar workshop bertema “Green Economy dan Carbon Trading: Langkah Strategis Menuju Jakarta Berkelanjutan” yang bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan sinergi dalam penerapan prinsip ekonomi hijau, sejalan dengan target Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC) Zero Net Emission pada tahun 2060, khususnya Jakarta dicapai tahun 2050.

    “Workshop ini sebagai bagian dari upaya Jakpro dalam memperkuat komitmen terhadap pencapaian target pengurangan emisi dan keberlanjutan di masa depan,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Nyawa Ayah dan Anak di Blora Melayang Usai Minum Air Mineral yang Tercampur Racun Rumput  – Halaman all

    Nyawa Ayah dan Anak di Blora Melayang Usai Minum Air Mineral yang Tercampur Racun Rumput  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BLORA – Tragedi memilukan mengguncang Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

    Muslikin (45) dan putrinya, S (9), harus meregang nyawa setelah meminum air yang ternyata telah tercampur racun gulma atau rumput.

    Racun mematikan itu ditemukan dalam botol air mineral yang diletakkan di atas meja rumah mereka, Jumat malam (21/2/2025), sekitar pukul 19.30 WIB.

    Kapolsek Ngawen, AKP Lilik Eko Sukaryono, menuturkan kronologi tragis tersebut.

    Semuanya berawal ketika S, sang anak, terlihat histeris melambaikan tangan ke arah jalan raya sambil berteriak minta tolong.  

    Tak lama kemudian, Maspupah, istri Muslikin juga berteriak meminta bantuan warga.

    Suasana mencekam pun langsung menyelimuti area tersebut. 

    Warga yang mendengar teriakan itu bergegas mendatangi rumah korban.  

    Sesampainya di sana, mereka dikejutkan oleh pemandangan mengerikan.

    Muslikin tergeletak tak sadarkan diri di teras rumah dengan mulut berbusa.

    Warga berusaha menolongnya dengan memijat dan menggosok tubuhnya menggunakan minyak kampak namun nyawa Muslikin tak tertolong.  

    Belum reda kepanikan, 20 menit kemudian, S, sang anak, tiba-tiba lemas.

    Maspupah pun meminta warga mengambilkan air dari botol mineral di atas meja untuk diberikan kepada S.

    Namun, alih-alih memulihkan, air itu justru memperparah kondisi S.

    Sang anak semakin lemas dan akhirnya dilarikan ke Puskesmas Rowobungkul. Sayangnya, nyawa S tak terselamatkan.  

    Berdasarkan pemeriksaan bidan desa, Muslikin juga dinyatakan meninggal dunia.

    AKP Lilik menjelaskan, dugaan sementara penyebab kematian keduanya adalah keracunan racun gulma yang tercampur dalam air di botol mineral tersebut.  

    “Hasil pemeriksaan tim kesehatan dari UPTD Puskesmas Rowobungkul menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada korban.

    Namun, ditemukan busa keluar dari mulut korban, dan pupil mata tidak lagi merespons,” papar AKP Lilik.  

    Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar.

    Masyarakat pun berharap adanya penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap bagaimana racun gulma bisa berada dalam botol air mineral tersebut.  

  • Sosok Siswa SMA yang Mencuri Pisang 4 Tundun di Pati, Ditinggal Ayah Kandung dan Tak Mau Menafkahi

    Sosok Siswa SMA yang Mencuri Pisang 4 Tundun di Pati, Ditinggal Ayah Kandung dan Tak Mau Menafkahi

    TRIBUNJATIM.COM – Kisah pilu siswa mencuri pisang di Pati.

    Ternyata kondisinya hidup kekurangan tanpa orangtua.

    Ternyata ada kisah pilu di balik viralnya video seorang remaja SMA yang diarak warga karena kepergok mencuri empat tandan pisang di Dukuh Pangonan, Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, Senin (17/2/2025) sore. 

    Pelaku berinisial AAP, warga Kecamatan Trangkil, yang masih remaja tersebut mencuri pisang di kebun milik Kamari (50) yang berlokasi di Dukuh Pangonan, Desa Gunungsari.

    Kapolsek Tlogowungu, AKP Mujahid, mengatakan bahwa pelaku ialah AAP (17), warga Kecamatan Trangkil yang masih berstatus sebagai pelajar SMA.

    Pencurian yang dilakukan AAP dipergoki oleh korban sekira pukul 15.30 WIB.

    “Korban mendapati pelaku sedang membawa hasil curian berupa pisang tanduk sebanyak 4 tundun dengan dipikul menggunakan 1 batang tongkat kayu,” ujar dia, Selasa (18/2/2025).

    Setelah itu, korban membawa pelaku ke kantor desa. AAP diarak dan dipaksa bertelanjang dada.

    Sepanjang perjalanan dari kebun ke kantor desa, pelaku menjadi tontonan warga dan videonya tersebar di media sosial.

    Menurut AKP Mujahid, pisang yang dicuri pelaku bernilai Rp 250 ribu.

    Atas alasan kemanusiaan, pihak kepolisian dan pemerintah desa melakukan mediasi untuk mendamaikan kedua belah pihak.

    Akhirnya, setelah kakek AAP sebagai wali datang, tercapailah kesepakatan damai.

    Ternyata, AAP adalah anak kurang mampu. Dia dan adiknya selama ini tinggal dengan sang kakek.

    Kepala desa di Kecamatan Trangkil tempat AAP tinggal mengatakan pada 2019, ibu AAP meninggal dunia. 

    Ada pun ayah kandungnya menikah lagi, kemudian pergi meninggalkan AAP dan adiknya tanpa mau bertanggungjawab menafkahi.

    AAP dan adiknya pun harus bertahan hidup bersama sang kakek dan nenek dalam keadaan perekonomian yang sulit.

    REMAJA CURI PISANG – AAP (17), warga Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati dimintai keterangan di Balai Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati seusai kedapatan mencuri empat tundun pisang dari kebun warga, Senin (17/2/2025). Dari identitasnya, pelaku berstatus sebagai pelajar SMA. (Dok Polresta Pati)

    Sang kakek hanya bekerja sebagai buruh serabutan dan mencari rumput pakan kambing.

    Bahkan, AAP terpaksa putus sekolah karena keterbatasan biaya. 

    “Sudah beberapa bulan tidak masuk sekolah. Menurut keterangan dari kakeknya seperti itu,” jelas sang Kades.

    Dia menyebut, berdasarkan kesepakatan dengan pihak korban dan Pemdes Gunungsari, saat ini AAP berada dalam pangawasannya untuk dibina dan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.

    Terpisah, Kapolsek Tlogowungu, AKP Mujahid, menjelaskan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan, pihaknya mengedepankan penyelesaian melalui jalur restorative justice dengan melibatkan kepala desa dan pihak keluarga.

    “Dalam kasus ini, kami melihat pentingnya penyelesaian secara kekeluargaan. Setelah dilakukan mediasi, korban sepakat untuk berdamai ” ujar AKP Mujahid, Kamis (20/2/2025).

    Ia menambahkan bahwa setelah ditinggal orangtuanya, AAP merawat adiknya dalam kondisi kekurangan. Maka, penyelesaian melalui mediasi ini diharapkan juga dapat menjadi contoh dalam membangun rasa empati di tengah masyarakat.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Profil Sigit Pamungkas, Bupati Sragen yang Rumahnya Sederhana dan Masih Beralaskan Semen – Halaman all

    Profil Sigit Pamungkas, Bupati Sragen yang Rumahnya Sederhana dan Masih Beralaskan Semen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, menjadi sorotan lantaran ia memiliki rumah yang sangat sederhana.

    Rumah tersebut terletak di Dukuh Ngembat, Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

    Dikutip dari TribunSolo.com, Rumah tempat tinggal Sigit itu sama seperti rumah-rumah ala rumah pedesaan di Sragen lainnya.

    Bagian utama rumah sudah berlantai keramik, sementara area dapur masih menggunakan lantai semen.

    Dinding dapur pun masih berupa susunan batu bata tanpa pelapis tambahan.

    Secara keseluruhan, rumah tersebut tampak sederhana tanpa adanya perabotan mewah di dalamnya.

    Halaman rumah cukup luas dan tidak dikelilingi pagar, sehingga terbuka.

    Di teras, terdapat kursi panjang yang digunakan untuk menyambut tamu.

    Sedangkan area di sisi kiri dan depan rumah Sigit masih berupa tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan.

    Lingkungan di sekitar rumah masa kecil Sigit Pamungkas terasa tenang dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.

    Masyarakat di sekitarnya juga hidup dengan penuh kebersamaan dan keharmonisan.

    Hal itu terlihat saat Sigit unggul dalam hitung cepat Pilkada 2024.

    Sehari setelah pemungutan suara, beberapa warga masih berada di dapurnya untuk memasak, mengingat banyak tamu yang terus berdatangan.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, rumah sederhana tersebut kini tinggali oleh kakak-kakak Sigit.

    Pasalnya, setelah lulus SMA, Sigit merantau ke Yogyakarta untuk berkuliah, lalu diterima sebagai dosen PNS di Fisipol Universitas Gadjah Mada.

    Kemudian ia berhijrah ke Ibukota karena terpilih menjadi anggota KPU RI.

    Sebelum mencalonkan diri sebagai Bupati Sragen, Sigit juga pernah menjabat sebagai staf ahli di Kantor Staf Presiden.

    Lantas, seperti apakah Sigit Pamungkas?

    Berikut profilnya.

    Profil Sigit Pamungkas

    Sigit Pamungkas lahir di Sragen pada 4 April 1976.

    Melansir TribunJatim.com, ia mengenyam pendidikan dasar di SDN Mojorejo 1 Karangmalang, SMPN 2 Kedawung, dan SMA Negeri 1 Sragen.

    Sigit melanjutkan pendidikannya jenjang Sarjana pada bidang Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Pria berusia 48 tahun itu meraih gelar Master of Arts (MA) dari Kampus yang sama, yaitu UGM, pada tahun 2010.

    Ia mengawali karir akademiknya sebagai dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) pada tahun 2002.

    Kemudian, pada tahun 2005, Sigit bergabung sebagai dosen tetap di UGM dan mengajar berbagai mata kuliah yang berkaitan dengan politik serta demokrasi.

    Sigit kemudian melebarkan sayapnya ke bidang birokrasi.

    Ia tercatat pernah menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI termuda, memimpin penyelenggaraan Pemilu 2014 dengan anggaran 16 triliun rupiah. 

    Selain itu, ia sempat berkarier di Kantor Staf Presiden (KSP), menangani isu strategis seperti politik, hukum, dan keamanan.

    Sigit Pamungkas juga dikenal sebagai pengamat pemilu yang telah berpartisipasi dalam pemantauan pemilu di berbagai negara, termasuk Ekuador, Sri Lanka, dan Korea Selatan, serta melakukan kunjungan ke Amerika Serikat, Rusia, dan Kanada.

    Setelah itu, ia berhijrah ke dunia politik.

    Sigit maju dalam Pilkada Sragen 2024 untuk mengakhiri dominasi politik keluarga dalam pemerintahan Kabupaten Sragen.

    Ia pun berhasil terpilih bersama pendampingnya, Suroto sebagai Wakil Bupati, dengan perolehan 330.830 suara.

    Sigit juga diketahui aktif dalam berorganisasi.

    Ia menjadi anggota Presidium Majelis Nasional KAHMI dan Presidium Nasional Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI).

    (Tribunnews.com/Falza) (TribunJatim.com/Ignatia) (TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari)

  • Sempat Minta Tolong, S Tewas Usai Minum Air Diduga Tercampur Racun, Sang Ayah Lebih Dulu Meninggal – Halaman all

    Sempat Minta Tolong, S Tewas Usai Minum Air Diduga Tercampur Racun, Sang Ayah Lebih Dulu Meninggal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BLORA – Bocah perempuan berusia 9 tahun berinisial S tewas usai meminum air di dalam botol air mineral di rumahnya, Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Jumat (21/2/2025) malam.

    Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, S sempat meminta pertolongan kepada warga sekitar agar menolong ayahnya, Muslikin (45).

    Kronologis Kejadian

    Kapolsek Ngawen, AKP Lilik Eko Sukaryono, menceritakan detik-detik tewasnya S.

    AKP Lilik mengatakan sekira pukul 19.30 WIB, S melambaikan tangan ke jalan raya untuk meminta tolong sambil berteriak menangis histeris.

    “Kemudian tidak lama kemudian Maspupah (istri korban Muslikin) juga meminta tolong ke depan jalan raya,” kata AKP Lilis.

    KERACUNAN – Petugas Laboratorium Kesehatan(Labkes) Blora saat melakukan pengecekan air yang sudah tercampur dengan racun gulma atau rumput yang menyebabkan dua warga Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, meninggal dunia. (Dok. Polsek Ngawen)

    “Warga sekitar langsung bergegas menghampiri rumah korban,” ujarnya saat dikonfirmasi Tribunjateng.com, Sabtu (22/2/2025).

    Sesampainya di depan rumah korban, ternyata korban Muslikin sudah tergeletak  dan tidak sadarkan diri.

    Posisi tubuhnya telentang di teras depan rumah.

    Sementara mulutnya sudah berbusa.

    “Melihat hal tersebut warga kemudian berusaha untuk mengangkat korban ke dalam rumah korban dan ditidurkan di kasur ruang tamu milik korban. Warga berusaha untuk dipijat dan digosok dengan menggunakan minyak, tetapi korban Muslikin sama sekali tidak merespons,” jelasnya.

    Sekitar 20 menit kemudian, korban S (anak korban Muslikin) tiba-tiba lemas.

    Maspupah (Ibu kandung S) langsung meminta tolong warga untuk mengambilkan air yang berada di dalam botol air mineral yang terletak di meja.

    “Kemudian diminumkan ke korban S, pada saat itu kondisi tubuh dari korban S semakin lemas, dan akhirnya dilarikan ke Puskesmas Rowobungkul.”

    “Sesampainya di Puskesmas Rowobungkul nyawa korban S sudah tidak terselamatkan,” terangnya.

    Berdasarkan pemeriksaan Bidan Desa Sambonganyar, korban Muslikin juga dinyatakan sudah meninggal dunia.

    Penyebab Korban Tewas

    Dari hasil identifikasi, AKP Lilik mengatakan penyebab meninggalnya korban Muslikin dan korban S, diduga karena meminum air yang sudah tercampur dengan racun gulma atau rumput dalam kemasan botol air mineral yang diletakkan di atas meja.

    “Dari pemeriksaan luar dari korban Muslikin, dan korban S yang dilakukan oleh tim kesehatan dari UPTD Puskesmas Rowobungkul didapatkan bahwa, nadi sudah berhenti, pupil mata sudah tidak terangsang, tidak dittemukan tanda-tanda kekerasan, dan keluarnya busa dari mulut,” paparnya. (Iqs/M Iqbal Shukri)