kab/kota: Dukuh

  • Menhub: Pengembangan TOD Dukuh Atas Bakal Pindahkan Patung Jenderal Sudirman

    Menhub: Pengembangan TOD Dukuh Atas Bakal Pindahkan Patung Jenderal Sudirman

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi membuka peluang untuk memindahkan patung Jenderal Sudirman dalam pengembangan kawasan berorientasi transit atau transit-oriented development (TOD) di Dukuh Atas.

    Pemindahan patung maupun pengembangan kawasan TOD Dukuh Atas ini diharapkan dapat rampung pada 2027 mendatang. 

    “Kemarin Pak Gub [Pramono Anung] menyampaikan ada kemungkinan memindahkan patung Jendral Sudirman yang semula ada di sisi Selatan, itu akan dipindahkan didekatkan ke daerah Thamrin,” jelasnya dalam Media Briefing, Selasa (30/9/2025). 

    Dudy menjelaskan proyek yang bakal dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut nantinya akan memiliki desain melingkar—serupa halte Cakra Selaras Wahana (CSW). 

    Kawasan berorientasi atau TOD Dukuh Atas nantinya akan menghubungkan empat moda transportasi berbasis kereta secara terpadu sehingga meningkatkan kenyaman masyarakat. Keempat moda tersebut adalah Moda Raya Terpadu / Mass Rapid Transit (MRT), Lintas Raya Terpadu / Light Rail Transit (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL), dan kereta bandara. 

    “Jadi sudah didesain sedemikian rupa sehingga masyarakat dalam melakukan mobilitasnya itu bisa dengan mudah berpindah dari satu moda ke moda yang lain. Sudah ada desainnya kemarin dari Pak Gub [Pramono Anung]” ujarnya. 

    Sementara terkait pembiayaan, termasuk pemindahan patung Jenderal Sudirman, akan sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemprov DKI dengan bantuan dari pihak swasta. 

    Di mana pemerintah Jepang melalui Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism (MLIT) memberikan dana hibah Grant Studi kepada Urban Renaissance (UR) Agency untuk studi kelayakan teknis pedestrian deck Dukuh Atas. 

    Penampakan desain kawasan berbasis transit atau transit-oriented development (TOD) Dukuh Atas yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam Media Briefing, Selasa (30/9/2025)/Annasa Rizki Kamalina.

    Studi tersebut mencakup analisis alur pejalan kaki, aspek struktural, dan arsitektural. Kemudian ruang lingkup kerja sama ini juga dengan menggabungkan analisis dari program Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 (JUTPI-3) terkait skema pendanaan dan pengaturan kelembagaan pelaksanaan kawasan integrasi transportasi publik. 

    JUTPI-3 merupakan hasil kerja sama Kementerian Koordinator bidang Ekonomi bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) yang berfokus pada peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan kawasan TOD. 

    Dudy pun menuturkan dari sisi pemerintah pusat siap mendukung rencana Pemprov DKI dalam mewujudkan kawasan TOD di Dukuh Atas. 

    Pasalnya dibutuhkan arahan dan koordinasi lintas sektor perihal pengembangan pedestrian deck Dukuh Atas yang melintasi jalur kereta api Manggarai—Tanah Abang. Selain itu, butuhnya koordinasi perihal integrasi moda transportasi umum melalui pedestrian deck. 

    Sebelumnya pun Dudy menjelaskan bahwa kawasan terintegrasi ini akan memberikan sejumlah manfaat besar. 

    Di antaranya, terjadinya peningkatan signifikan dalam kualitas layanan transportasi massal, mulai dari frekuensi, keandalan, keselamatan, hingga kenyamanan, serta meningkatnya konektivitas transportasi di kawasan Jakarta. 

    Dengan konektivitas transportasi yang lebih baik, akan berefek lanjut terhadap peningkatan nilai properti di kawasan strategis. Kawasan Integrasi Transportasi Publik Dukuh Atas ini pada akhirnya akan mendorong investasi swasta dan menciptakan nilai ekonomi seperti lapangan kerja dan penghematan waktu, sekaligus mencapai keberlanjutan finansial.

  • Stasiun Karet & Sudirman Baru Digabung, Patung Jenderal Sudirman Dipindah

    Stasiun Karet & Sudirman Baru Digabung, Patung Jenderal Sudirman Dipindah

    Jakarta

    Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Pemerintah Provinsi Jakarta akan menggabungkan Stasiun Karet dan Stasiun Sudirman Baru, Jakarta. Ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan integrasi antarmoda di kawasan Dukuh Atas.

    Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan rencana sudah dibicarakan dengan Gubernur Jakarta Pramono Anung dalam sebuah pertemuan pada Senin (29/9/2025) kemarin.

    Dalam pertemuan itu, dibahas pula konsekuensi dari proyek ini adalah pemindahan Patung Jenderal Besar Sudirman.

    “Kemarin Pak Gubernur menyampaikan bahwa ada kemungkinan memindahkan Patung Jenderal Besar Sudirman. Itu yang semula ada di sisi selatan, akan dipindahkan lebih mendekati ke arah Jalan MH Thamrin,” kata Dudy dalam media briefing di Rumah Makan Pangeran, Jakarta Pusat, Selasa (30/9/2025).

    Dudy menjelaskan kawasan berorientasi transit atau TOD Dukuh Atas nantinya akan menghubungkan empat moda transportasi berbasis kereta secara terpadu untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat, yakni Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL), dan kereta bandara.

    “Jadi sudah didesain sedemikian rupa sehingga masyarakat dalam melakukan mobilitasnya bisa dengan mudah berpindah dari satu moda ke moda lain di Stasiun Dukuh Atas, Sudirman, maupun BNI City,” terang Dudy.

    Terkait penggabungan Stasiun Karet dan Stasiun Sudirman Baru, nantinya rangkaian KRL Bekasi Line hanya akan berhenti di Stasiun Sudirman Baru BNI City. Dari sana, KAI akan membangun koridor penghubung antar kedua stasiun.

    “Karet itu tidak akan ditutup, tapi akan disambungkan dengan Stasiun BNI City. Jadi nanti dari Stasiun Karet menuju BNI City, saya kemarin minta kepada KAI untuk membangun koridor,” papar Dudy.

    “Sebenarnya koridornya sudah ada, hanya perlu kanopi, dan kanopi itu sudah dibangun di sisi selatan ya. Sisi selatan itu sudah dibangun kanopi, itu menghubungkan dari Karet ke BNI City. Nah kemarin saya minta supaya yang utara juga dibangun,” sambung Dudy.

    Ia mengatakan seluruh proses pembangunan kawasan berorientasi transit atau TOD Dukuh Atas rampung pada 2027 mendatang.

    “Beliau (Pramono Anung) mengharapkan bahwa tahun 2027 ini bisa diselesaikan oleh Pemerintah Provinsi DKI. Kami sebagai regulator mendukung apa yang menjadi rencana dari Pemerintah Provinsi DKI,” pungkasnya.

    (igo/hns)

  • Evakuasi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Terkendala Kondisi Reruntuhan yang Belum Stabil

    Evakuasi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Terkendala Kondisi Reruntuhan yang Belum Stabil

    Wagub Emil meminta keluarga korban maupun masyarakat untuk tetap sabar dan tidak memaksakan diri masuk ke area reruntuhan demi keselamatan bersama.

    “Kami memahami keluarga menunggu dengan cemas. Tapi kami mohon jangan ada yang masuk sembarangan. Bahaya sekali. Evakuasi sejak kemarin hingga sekarang tidak pernah berhenti, dan semua tim bekerja sekuat tenaga,” ujarnya.

    Sebelumnya, berdasarkan data sementara, tercatat ada tiga orang meninggal dunia akibat musibah ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Ketiga korban tersebut sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit.

    Dua korban meninggal dunia di RSUD dr R.T. Notopuro Sidoarjo. Keduanya ialah Mochammad Mashudul Haq (14 tahun), warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya, dan Muhammad Soleh (22) asal Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Sementara satu korban meninggal ketiga dirawat di RSI Siti Hajar.

    “Sementara jenazah Muhammad Soleh langsung diterbangkan ke Bangka Belitung,” ujar Direktur Utama RSUD Sidoarjo, Atok Irawan, Selasa (30/9/2025).

    Atok menyampaikan, Muhammad Soleh adalah salah satu korban paling parah dalam peristiwa ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny.

    “Pasien Soleh sempat mengalami himpitan di bagian bawah tubuh hingga harus dirawat intensif sebelum akhirnya meninggal dunia saat dirujuk ke RSUD Sidoarjo,” ucapnya.

     

  • Puan Maharani soal Runtuhnya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Keamanan Santri yang Utama – Page 3

    Puan Maharani soal Runtuhnya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Keamanan Santri yang Utama – Page 3

    Sebelumnya, tiga orang meninggal dunia akibat bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk.

    Adapun, tiga orang itu sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

    Dua korban meninggal dunia di RSUD dr R.T. Notopuro Sidoarjo. Keduanya ialah Mochammad Mashudul Haq (14 tahun), warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya, dan Muhammad Soleh (22) asal Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Sementara satu korban meninggal di RSI Siti Hajar.

    “Sementara jenazah Muhammad Soleh langsung diterbangkan ke Bangka Belitung,” ujar Direktur Utama RSUD Sidoarjo, Atok Irawan, Selasa (30/9).

    Atok menyampaikan, Muhammad Soleh menjadi salah satu korban paling parah dalam peristiwa ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny.

    “Pasien Soleh sempat mengalami himpitan di bagian bawah tubuh hingga harus dirawat intensif sebelum akhirnya meninggal dunia saat dirujuk ke RSUD Sidoarjo,” ucapnya.

    Akibatnya, Soleh harus menjalani amputasi di lokasi kejadian karena kondisi lukanya sangat berat dan demi menyelamatkan nyawa korban.

    “Tim ortopedi dan anestesi melakukan amputasi lengan kiri karena korban terjepit reruntuhan bangunan,” ujarnya.

  • Satgas SDA Ciracas normalisasi saluran air cegah genangan saat hujan

    Satgas SDA Ciracas normalisasi saluran air cegah genangan saat hujan

    Jakarta (ANTARA) – Satuan tugas (Satgas) Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kecamatan Ciracas melakukan normalisasi saluran air untuk mencegah genangan saat hujan.

    “Satuan Petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Kecamatan Ciracas melakukan kegiatan normalisasi saluran air di Jalan Dukuh Kelapa Dua Wetan (KDW),” kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) SDA Kecamatan Ciracas Yulia Indah di Jakarta Timur, Selasa.

    Normalisasi tersebut menindaklanjuti permintaan masyarakat di sekitar Komplek Hankam, Jalan Dukuh, RT 06 RW 03, Kelurahan Kelapa Dua Wetan (KDW), Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

    Sebanyak delapan satuan petugas (satgas) Suku Dinas SDA Kecamatan Ciracas dikerahkan dalam normalisasi tersebut.

    “Normalisasi saluran air ini dalam rangka adanya aduan warga masyarakat terkait saluran air yang tidak bisa lagi menampung debit air di saat hujan, sehingga dilakukan perbaikan, diperbesar dan dipasang U-ditch,” jelas Yulia.

    Saluran air beton berbentuk huruf “U” atau U-ditch itu berfungsi sebagai sistem drainase, irigasi, dan saluran air limbah untuk mengalirkan air secara efisien di berbagai lingkungan, seperti perkotaan, pedesaan, jalan, dan kawasan industri.

    Dengan begitu, maka saluran dapat menampung lebih banyak air dengan tekanan tinggi dan langsung disalurkan ke saluran utama atau kali.

    “Karena sudah memasuki musim penghujan, kami terus melakukan perbaikan saluran air warga untuk dilakukan normalisasi dalam rangka mencegah terjadinya genangan air di wilayah Kecamatan Ciracas,” ucap Yulia.

    Kegiatan normalisasi itu sudah dilakukan sejak 11 September dan diharapkan rampung pada 23 Oktober atau selama 30 hari kerja.

    Dia pun berharap normalisasi saluran tersebut selesai tepat waktu sehingga siap menghadapi hujan.

    “Karena cuaca buruk bisa memperlambat pengerjaan normalisasi, tapi akan kami maksimalkan selesai cepat dari apa yang sudah ditargetkan, sehingga warga masyarakat bisa merasakan dampak positifnya setelah selesai dinormalisasi,” ujar Yulia.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Detik-Detik Longsor Tambang di Magetan, Korban Sempat Teriak Peringatkan Rekan Sebelum Tewas Tertimbun
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 September 2025

    Detik-Detik Longsor Tambang di Magetan, Korban Sempat Teriak Peringatkan Rekan Sebelum Tewas Tertimbun Regional 28 September 2025

    Detik-Detik Longsor Tambang di Magetan, Korban Sempat Teriak Peringatkan Rekan Sebelum Tewas Tertimbun
    Tim Redaksi
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Suroso (55), korban tewas longsor di area tambang galian C di Dukuh Kletak, Desa Trosono, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, sempat berteriak memperingati rekan-rekannya sebelum akhirnya tertimbun material.
    “Sebelum kejadian saya ngobrol dengan korban. Dia yang pertama kali berteriak ada longsor,” ujar Rangga, rekan korban, saat menunggu upaya evakuasi Sabtu malam (27/9/2025).
    “Korban lari ke arah kiri, saya ke kanan, ternyata dia yang jadi korban tertimbun,” sambung dia.
    Dwi, salah satu pemilik kendaraan truk yang saat itu masih antre untuk memuat galian C, juga mengaku mendengar teriakan korban.
    “Korban dekat kendaraan saya. Dia sempat berteriak memperingatkan orang-orang agar segera menjauh. Dia teriak longsor-longsor gitu. Naas, justru Mbah Roso tidak selamat karena tertimbun material,” katanya.
    Sebelumnya, area tambang galian C di Dukuh Kletak mengalami longsor pada Sabtu siang (27/9/2025).
    Satu pekerja, Suroso (55), warga Dusun Betok 2, Desa Nguri, Kecamatan Lembeyan, tertimbun material tanah setinggi belasan meter.
    Kapolsek Parang, AKP Sukarno, mengatakan longsor diduga dipicu getaran dari alat berat excavator yang beroperasi di sekitar lokasi.
    “Saat kejadian, korban tengah berbincang dengan rekannya. Korban yang memberi tahu saksi akan adanya longsor. Saksi berhasil lari, sedangkan korban berlari ke arah berbeda dan tertimbun material dari atas,” ujarnya di lokasi tambang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tragis, Berburu Emas Berujung Maut

    Tragis, Berburu Emas Berujung Maut

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 30 Okt 2025, 12:30 WIB

    Diterbitkan 30 Okt 2025, 12:12 WIB

    Hujan deras yang mengguyur wilayah Kebumen, Jawa Tengah, menyebabkan sebuah tambang emas yang diduga ilegal di Dukuh Londeng, Desa Jladri, Kecamatan Buayan longsor pada Selasa sore.

  • Pria di Sragen Ditemukan Tewas di Dalam Sumur Sedalam 25 Meter
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 September 2025

    Pria di Sragen Ditemukan Tewas di Dalam Sumur Sedalam 25 Meter Regional 26 September 2025

    Pria di Sragen Ditemukan Tewas di Dalam Sumur Sedalam 25 Meter
    Tim Redaksi
    SRAGEN, KOMPAS.com
    – Seorang pria bernama Wawan Wiyono (47), warga Dukuh Geneng, Desa Karangasem, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, ditemukan meninggal dunia di dalam sumur, Jumat (26/9/2025) sekitar pukul 14.30 WIB.
    Korban pertama kali diketahui oleh ayahnya, Pupanto (73), yang curiga lantaran Wawan tak kunjung pulang sejak pagi.
    Kapolsek Tanon, Iptu Priyatno, menjelaskan kronologi kejadian. Sekitar pukul 11.30 WIB, korban keluar rumah dan tidak kembali. Keluarga pun mencari keberadaannya.
    “Menurut keterangan salah seorang warga, korban sempat terlihat mondar-mandir di sekitar lokasi sumur,” ujarnya.
    Saat mencari ke area kebun kosong milik Purwanti, saksi mendapati papan penutup sumur terbuka. Setelah dicek dengan senter, korban terlihat sudah berada di dasar sumur sedalam 25 meter dalam kondisi meninggal dunia.
    “Warga kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Tanon. Tim gabungan dari Inafis Polres Sragen, BPBD, PMI, Damkar, relawan, serta tenaga kesehatan Puskesmas Tanon 2 langsung menuju lokasi,” kata Kapolsek.
    Korban berhasil dievakuasi dari dalam sumur oleh tim relawan dan BPBD. Berdasarkan pemeriksaan luar oleh tim medis Puskesmas Tanon 2 yang dipimpin dr. Lia Nurmalasari, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
    Namun, korban mengalami luka terbuka di kepala dan kening masing-masing sepanjang 5 cm, serta luka di tungkai kaki kanan akibat benturan saat jatuh.
    “Korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan unsur penganiayaan. Keluarga juga membuat surat pernyataan menolak dilakukan autopsi,” jelas Priyatno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Imigrasi Ponorogo Amankan WNA Malaysia yang Overstay

    Kronologi Imigrasi Ponorogo Amankan WNA Malaysia yang Overstay

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kantor Imigrasi Ponorogo mengamankan seorang perempuan warga negara Malaysia berinisial RBH (59) yang terbukti melanggar aturan izin tinggal. Penindakan dilakukan, setelah petugas menemukan kejanggalan dalam proses konsultasi perpanjangan izin tinggal.

    Plt. Kepala Kantor Imigrasi Ponorogo, Anggoro Widy Utomo, menguraikan kronologi penanganan kasus ini. Awalnya, ada warga yang datang ke Kantor Imigrasi Ponorogo untuk konsultasi terkait perpanjangan izin tinggal.

    “Awalnya, seorang warga datang ke kantor kami untuk menanyakan perpanjangan izin tinggal. Dari keterangan yang disampaikan, petugas menemukan hal yang tidak sesuai, sehingga kami telusuri lebih lanjut,” jelas Anggoro, Jumat (26/9/2025).

    Tim dari Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian bergerak menuju alamat yang diberikan, yakni Dukuh Babadan, Desa Wotan, Kecamatan Pulung. Setibanya di lokasi, tim mendapati RBH tinggal di rumah anak perempuannya yang merupakan warga negara Indonesia.

    Petugas kemudian melakukan pemeriksaan terhadap paspor RBH. Hasilnya, paspor Malaysia milik RBH masih berlaku hingga 2029, tetapi izin tinggalnya sudah habis sejak 11 Desember 2024. Dengan demikian, RBH telah overstay lebih dari 60 hari.

    “Setelah memastikan dokumennya sudah tidak berlaku, yang bersangkutan kami amankan ke Kantor Imigrasi Ponorogo untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Anggoro.

    Dalam pemeriksaan, terungkap bahwa RBH masuk ke Indonesia pada 12 November 2024 melalui Bandara Juanda dengan fasilitas bebas visa kunjungan 30 hari. Sejak masa izin itu berakhir, yang bersangkutan tetap tinggal di Ponorogo tanpa mengurus perpanjangan izin.

    Atas pelanggaran ini, RBH dinyatakan melanggar Pasal 78 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Sesuai ketentuan, Imigrasi Ponorogo akan menjatuhkan Tindakan Administratif Keimigrasian berupa deportasi dan penangkalan.

    “Ini menjadi pengingat bahwa aturan izin tinggal harus dipatuhi. Kami akan terus menegakkan hukum keimigrasian sebagai bagian dari menjaga kedaulatan negara,” pungkas Anggoro.(end/but)

  • BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan 2025/2026 di Jawa Timur akan datang lebih awal pada Oktober 2025. Fenomena ini mencakup 49 zona musim (ZOM) dari total 74 ZOM yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

    “Musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur diprediksi datang lebih awal atau maju dibandingkan normalnya meliputi 70 ZOM. Dengan awal musim hujan di bulan Oktober sebanyak 49 ZOM,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Anung Suprayitno, Kamis (25/9/2025).

    Menurut Anung, sifat hujan pada periode ini sebagian besar diperkirakan normal, meliputi 54 ZOM atau sekitar 73 persen wilayah. Curah hujan musim hujan diprediksi berkisar antara 1001–1500 mm di 21 ZOM dan 1501–2000 mm di 25 ZOM. Adapun puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2026 dengan cakupan 40 ZOM atau 54 persen wilayah Jawa Timur.

    BMKG mengingatkan pemerintah daerah, kota, hingga institusi terkait agar menyesuaikan program sektor pertanian dengan jadwal musim hujan yang lebih maju. Selain itu, langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem di masa peralihan hingga bencana hidrometeorologi juga perlu disiapkan.

    “Antisipasi menghadapi bencana hidrometeorologi akibat dari cuaca ekstrem selama memasuki peralihan musim atau sepanjang musim hujan 2025/2026,” tegas Anung.

    Berikut rincian awal musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur dari total 74 ZOM:

    September – 8 ZOM (10,9%) Dasarian I–III

    Banyuwangi: Genteng, Glenmore, Kalibaru, Sempu
    Blitar: Binangun, Gandusari, Kesamben, Selopuro, Wates
    Kediri: Mojo, Semen
    Kota Batu: Batu, Bumiaji, Junrejo
    Lumajang: Candipuro, Pasirian, Pasrujambe, Senduro
    Malang: Bantur, Dampit, Donomulyo, Gedangan, Kalipare, Karangploso, Ngantang, Pagak, Pujon, Sumbermanjing, Tirtoyudo
    Ponorogo: Pudak, Pulung, Sooko
    Sumenep: Masalembu
    Trenggalek: Bendungan
    Tulungagung: Pagerwojo, Sendang

    Oktober – 49 ZOM (66,2%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Bangkalan, Blega, Burneh, Galis, Kamal, Konang, Kwanyar, Labang, Modung, Socah, Tanah Merah, Tragah
    Banyuwangi: Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldimo, Tegalsari
    Blitar: Bakung, Doko, Garum, Kademangan, Kanigoro, Kesamben, Nglegok, Panggungrejo, Ponggok, Sanankulon, Selorejo, Srengat, Sutojayan, Talun, Udanawu, Wlingi, Wonodadi, Wonotirto
    Bojonegoro: Balen, Baureno, Bojonegoro, Bubulan, Dander, Gayam, Gondang, Kalitidu, Kanor, Kapas, Kasiman, Kedewan, Kedungadem, Kepohbaru, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Purwosari, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberrejo, Tambakrejo, Temayang, Trucuk
    Bondowoso: Binakal, Bondowoso, Botolinggo, Cerme, Curahdami, Grujugan, Jambesari, Klabang, Maesan, Pakem, Prajekan, Pujer, Sukosari, Sumberwringin, Taman Krocok, Tamanan, Tapen, Tegalampel, Tenggarang, Tlogosari, Wonosari, Wringin
    Gresik: Bungah, Duduksampeyan, Dukun, Gresik, Manyar, Panceng, Sangkapura, Sidayu, Tambak, Ujungpangkah
    Jember: Ajung, Ambulu, Arjasa, Balung, Bangsalsari, Gumukmas, Jelbuk, Jenggawah, Jombang, Kalisat, Kaliwates, Kencong, Ledokombo, Mayang, Mumbulsari, Pakusari, Panti, Patrang, Puger, Rambipuji, Semboro, Silo, Sukorambi, Sukowono, Sumberbaru, Sumberjambe, Sumbersari, Tanggul, Tempurejo, Umbulsari, Wuluhan
    Jombang: Bandarkedungmulyo, Bareng, Diwek, Gudo, Jogoroto, Jombang, Kabuh, Kesamben, Kudu, Megaluh, Mojoagung, Mojowarno, Tembelang, Wonosalam, Ngoro, Ngusikan, Perak, Peterongan, Plandaan, Ploso, Sumobito
    Kediri: Badas, Banyakan, Gampengrejo, Grogol, Gurah, Kandangan, Kandat, Kayen, Kepung, Kras, Kunjang, Ngadiluwih, Ngancar, Ngasem, Pagu, Papar, Pare, Plemahan, Plosoklaten, Puncu, Purwoasri, Ringinrejo, Tarokan, Wates
    Kota Blitar: Kepanjenkidul, Sananwetan, Sukorejo
    Kota Kediri: Kota, Mojoroto, Pesantren
    Kota Madiun: Kartoharjo, Manguharjo, Taman
    Kota Malang: Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, Sukun
    Kota Mojokerto: Prajuritkulon
    Lamongan: Babat, Bluluk, Brondong, Deket, Glagah, Kalitengah, Karangbinangun, Karanggeneng, Kedungpring, Kembangbahu, Lamongan, Laren, Maduran, Mantup, Modo, Ngimbang, Paciran, Pucuk, Sambeng, Sarirejo, Sekaran, Solokuro, Sugio, Sukodadi, Sukorame, Tikung, Turi
    Lumajang: Gucialit, Jatiroto, Kedungjajang, Klakah, Kunir, Lumajang, Padang, Randuagung, Ranuyoso, Rowokangkung, Sukodono, Sumbersuko, Tekung, Tempeh, Yosowilangun
    Madiun: Balerejo, Kebonsari, Madiun, Mejayan, Pilangkenceng, Saradan, Sawahan, Wonoasri, Wungu, Dagangan, Dolopo, Geger, Gemarang, Jiwan, Kare
    Magetan: Barat, Bendo, Karangrejo, Karas, Kartoharjo, Kawedanan, Lembeyan, Magetan, Maospati, Ngariboyo, Nguntoronadi, Panekan, Parang, Plaosan, Poncol, Sidorejo, Sukomoro, Takeran
    Malang: Bululawang, Dau, Gondanglegi, Jabung, Kasembon, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Pagelaran, Poncokusumo, Pakis, Pakisaji, Singosari, Sumberpucung, Tajinan, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, Wonosari
    Mojokerto: Gedeg, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, Pacet, Sooko, Trawas, Trowulan
    Nganjuk: Bagor, Baron, Berbek, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, Wilangan
    Ngawi: Bringin, Geneng, Gerih, Jogorogo, Karanganyar, Karangjati, Kasreman, Kedunggalar, Kendal, Kwadungan, Mantingan, Ngawi, Ngrambe, Padas, Pangkur, Paron, Pitu, Sine, Widodaren
    Pacitan: Arjosari, Bandar, Donorojo, Kebonagung, Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Pringkuku, Punung, Sudimoro, Tegalombo, Tulakan
    Pamekasan: Batumarmar, Galis, Kadur, Larangan, Pademawu, Pakong, Palenggaan, Pamekasan, Pasean, Pegantenan, Proppo, Tlanakan, Waru
    Pasuruan: Gempol, Kejayan, Lumbang, Pasrepan, Prigen, Purodadi, Purwosari, Puspo, Tosari, Tutur
    Ponorogo: Babadan, Badegan, Balong, Bungkal, Jambon, Jenangan, Jetis, Kauman, Mlarak, Ngebel, Ngrayun, Ponorogo, Sambit, Sampung, Sawoo, Siman, Slahung, Sukorejo
    Probolinggo: Bantaran, Banyuanyar, Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Maron, Sukapura, Sumber, Tegalsiwalan, Tiris, Wonomerto
    Sampang: Cemplong, Jrengik, Karangpenang, Kedungdung, Omben, Pangarengan, Robatal, Sampang, Sokobanah, Sreseh, Tambelangan, Torjun
    Situbondo: Arjasa, Sumbermalang
    Sumenep: Ambunten, Batuputih, Bluto, Dasuk, Ganding, Guluk-Guluk, Lenteng, Pasongsongan, Pragaan, Rubar
    Trenggalek: Dongko, Durenan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panggul, Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu, Watulimo
    Tuban: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Tuban, Widang
    Tulungagung: Pucanglaban, Rejotangan, Sumbergempol, Tanggunggunung, Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pakel

    November – 14 ZOM (18,8%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Arosbaya, Geger, Klampis, Kokop, Sepulu, Tanjung
    Banyuwangi: Kalipuro, Wongsorejo
    Gresik: Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Driyorejo, Kebomas, Kedamean, Menganti, Wringinanom
    Kota Mojokerto: Kranggan, Magersari
    Kota Pasuruan: Bugul Kidul, Gadingrejo, Panggungrejo, Purworejo
    Kota Probolinggo: Kademangan, Kanigaran, Kedopok, Mayangan, Wonoasih
    Kota Surabaya: Asem Rowo, Benowo, Bubutan, Bulak, Dukuh Pakis, Gayungan, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Jambangan, Karangpilang, Kenjeran, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Pabean, Pakal, Rungkut, Sambikerep, Sawahan, Semampir, Simokerto, Sukolilo, Tegalsari, Tenggilis, Wiyung, Wonocolo, Wonokromo, Sukomanunggal, Tambaksari, Tandes
    Mojokerto: Bangsal, Dawarblandong, Dlanggu, Jetis, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pungging, Puri
    Pasuruan: Bangil, Beji, Gempol, Gondangwetan, Grati, Kraton, Lekok, Nguling, Pandaan, Pohjentrek, Rejoso, Rembang, Sukorejo, Winongan, Wonorejo
    Probolinggo: Besuk, Dringu, Gending, Kotaanyar, Kraksaan, Krejengan, Paiton, Pajarakan, Pakuniran, Sumberasih, Tongas
    Sampang: Banyuates, Ketapang
    Situbondo: Asembagus, Banyuglugur, Banyuputih, Besuki, Jangkar, Jatibanteng, Mlandingan, Subon
    Sidoarjo: Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, Prambon, Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu
    Sumenep: Kalianget, Kangayan, Kota Sumenep, Manding, Nonggunon, Ra’as, Sapeken, Saronggi, Talango, Arjasa, Batang, Batuan, Dungkek, Gapura, Gayam, Giliginting

    Desember – 1 ZOM (1,4%) Dasarian I

    Situbondo: Bungatan, Kapongan, Kendit, Mangaran, Panarukan, Panji, Situbondo
    Musim Hujan Sepanjang 2025 – 2 ZOM (2,7%)
    Banyuwangi: Licin, Songgon
    Bondowoso: Sempol
    Lumajang: Pronojiwo, Tempursari
    Malang: Ampelgading

    [rma/beq]