kab/kota: Doha

  • Taliban Tolak Upaya Trump Rebut Kembali Pangkalan Udara di Afghanistan

    Taliban Tolak Upaya Trump Rebut Kembali Pangkalan Udara di Afghanistan

    Jakarta

    Pemerintah Taliban menolak upaya Presiden AS Donald Trump untuk merebut kembali Pangkalan Udara Bagram. Terhitung sudah empat tahun, pasukan Amerika menarik diri dari Afghanistan dan meninggalkan fasilitas militer yang luas itu.

    Dilansir AP News, Senin (229/2025), Trump pada hari Sabtu kembali menyerukan untuk membangun kembali kehadiran AS di Bagram, bahkan mengatakan “kami sedang berbicara dengan Afghanistan” mengenai masalah tersebut. Ia tidak memberikan detail lebih lanjut tentang dugaan percakapan tersebut.

    Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah ia akan mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan AS untuk merebut pangkalan tersebut, Trump menolak.

    “Kami tidak akan membicarakan hal itu. Kami menginginkannya kembali, dan kami menginginkannya kembali segera. Jika mereka tidak melakukannya, kalian akan tahu apa yang akan saya lakukan,” ujar Trump.

    Pada hari Minggu, juru bicara utama Taliban Zabihullah Mujahid menolak pernyataan Trump dan mendesak AS untuk mengadopsi kebijakan “realisme dan rasionalitas.”

    Afghanistan memiliki kebijakan luar negeri yang berorientasi ekonomi dan mengupayakan hubungan yang konstruktif dengan semua negara berdasarkan kepentingan bersama, tulis Mujahid di X.

    AS telah secara konsisten dikomunikasikan dalam semua negosiasi bilateral bahwa kemerdekaan dan integritas wilayah Afghanistan merupakan hal yang paling penting, ujarnya.

    “Perlu diingat bahwa, berdasarkan Perjanjian Doha, Amerika Serikat berjanji bahwa ‘mereka tidak akan menggunakan atau mengancam kekuatan terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politik Afghanistan, atau mencampuri urusan internalnya,’” ujarnya.

    “AS perlu tetap setia pada komitmennya, tambahnya.

    Mujahid tidak menjawab pertanyaan dari The Associated Press tentang percakapan dengan pemerintahan Trump mengenai Bagram dan mengapa Trump yakin AS dapat merebutnya kembali.

    Sebelumnya, Donald Trump mengatakan bahwa ia sedang berupaya merebut kembali pangkalan udara Bagram di Afghanistan. Pangkalan udara itu diserahkan Amerika Serikat ke pemerintah Afghanistan sebelum Taliban mengambil alih negara itu pada tahun 2021.

    “Ngomong-ngomong, kami sedang berusaha mendapatkannya kembali, itu mungkin berita yang cukup mengejutkan. Kami berusaha mendapatkannya kembali karena mereka membutuhkan sesuatu dari kami,” kata Trump dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dilansir AFP, Jumat (19/9/2025).

    “Kami ingin pangkalan itu kembali,” sambung Trump.

    Lihat Video ‘Ditanya Genosida di Gaza, Trump Malah Ungkit Serangan 7 Oktober’:

    (azh/yld)

  • Bandara di Eropa Kena Serangan Siber: Penerbangan Batal-Penumpang Terlantar

    Bandara di Eropa Kena Serangan Siber: Penerbangan Batal-Penumpang Terlantar

    Jakarta

    Serangan siber menghantam bandara-bandara tersibuk di Eropa. Insiden ini terjadi pada Sabtu kemarin, serangan itu membuat sistem check-in dan boarding penumpang menjadi terganggu.

    Operasional bandara pun ikut terdampak insiden ini. Penumpang menumpuk di bandara, bahkan beberapa maskapai ada yang menunda dan membatalkan penerbangannya.

    Dikutip dari Reuters, Minggu (21/9/2025), serangan siber pada hari Sabtu terpusat pada perangkat lunak MUSE yang dibuat oleh Collins Aerospace. Perangkat lunak itu menjadi sistem yang menyediakan layanan check in dan boarding untuk beberapa maskapai di bandara-bandara di seluruh dunia.

    RTX, perusahaan induk Collins Aerospace, membenarkan serangan siber memang terjadi pada perangkat lunak buatannya di bandara-bandara tertentu. Dalam keterangannya, RTX enggan menyebutkan nama bandara yang terkena masalah.

    Meski begitu, beberapa otoritas bandara secara resmi menyatakan mereka menjadi bagian dari serangan siber tersebut. Mulai dari Bandara Heathrow di Inggris, Bandara Brussel di Belgia, Bandara Berlin di Jerman, hingga Bandara Dublin dan Cork di Irlandia.

    “Sejauh ini dampaknya terbatas pada proses check-in pelanggan secara elektronik dan drop bagasi, dan dapat dikurangi dengan operasi check-in manual. Kami berupaya memperbaiki masalah ini secepat mungkin,” ujar RTX dalam pernyataan resmi.

    Sayangnya, RTX tidak memberikan informasi apa pun tentang siapa yang mungkin berada di balik serangan tersebut.

    Di Bandara Heathrow, Berlin, dan Brussels, ada sekitar 29 keberangkatan dan kedatangan penerbangan telah dibatalkan hingga pukul 11.30 GMT. Secara total, 651 keberangkatan dijadwalkan dari Heathrow, 228 dari Brussels, dan 226 dari Berlin pada hari Sabtu. Angka ini mengutip penyedia data penerbangan Cirium.

    Otoritas Bandara Brussels mengatakan telah terjadi empat pengalihan penerbangan, serta penundaan pada sebagian besar penerbangan yang berangkat. Bandara Brussels menyatakan telah meminta maskapai untuk membatalkan separuh jadwal keberangkatan penerbangan mereka pada hari Minggu guna menghindari antrean panjang dan pembatalan yang terlambat.

    Pada Minggu pagi, beberapa bandara besar di Eropa bergegas untuk memulihkan operasional agar kembali normal. Otoritas Bandara Berlin di Jerman menyatakan hingga Minggu pagi, sistem check in masih bermasalah, tetapi pihaknya sedang bekerja sama dengan perusahaan pembuat perangkat lunak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Perusahaan yang dimaksud adalah Collins Aerospace yang merupakan bagian dari RTX.

    Bandara Berlin kini fokus melakukan standar operasional manual untuk para penumpang. Penundaan atau pembatalan penerbangan pun tidak terjadi sebesar kemarin.

    Otoritas Bandara Heathrow di Inggris juga mengatakan pada Minggu pagi pemulihan operasional terus dilakukan usai gangguan sistem check-in. Sebagian besar penerbangan tetap beroperasi dengan penanganan penumpang secara manual.

    Penumpang Terlantar

    Para calon penumpang yang akan terbang menjadi salah satu pihak yang mendapatkan kerugian besar karena kejadian ini. Banyak penumpang terlantar menunggu kepastian penerbangannya di bandara.

    Melansir Reuters, salah satu penumpang di Bandara Berlin sudah menunggu seharian untuk kepastian jadwal penerbangannya Sabtu kemarin. Kim Reisen, telah tiba di bandara sejak pukul 10.45 waktu setempat, namun hingga malam tiba penerbangannya tak kunjung jelas

    “Saya tiba di stasiun bandara sekitar pukul 10.45, dan kami belum diberi tahu apa pun kecuali bahwa ada kesalahan teknis. Tentu saja, di internet Anda dapat membaca bahwa itu mungkin serangan siber, dan sekarang kami hanya bisa menunggu di sini untuk melihat apa yang terjadi,” ungkap Kim Reisen.

    Seorang pelancong lainnya di Bandara Berlin, Siegfried Schwarz, mengatakan serangan siber ini tidak masuk akal. Menurutnya, serangan semacam ini tidak dapat dipahami. Di tengah kemajuan teknologi yang pesat mengapa otoritas bandara tidak bisa melindungi diri.

    “Saya juga merasa tidak masuk akal bahwa, dengan teknologi saat ini, tidak ada cara untuk melindungi diri dari hal seperti itu,” kaga Schwarz.

    Kondisi yang sama terjadi di Bandara Heathrow London, yang menjadi bandara tersibuk di Inggris. Salah seorang penumpang, Lucy Spencer, mengaku sudah dua jam melakukan check in namun tak kunjung bisa melakukan penerbangan. Petugas menurutnya bagaikan saling lempar tanggung jawab soal pengurusan penumpang.

    Dia akan melakukan penerbangan dengan Malaysia Airlines. Menurutnya petugas nampak kesulitan melakukan semua pekerjaan secara manual, antrean panjang pun tak terelakkan terjadi di Terminal 4 Bandara Heathrow.

    “Mereka meminta kami menggunakan boarding pass di ponsel, tetapi ketika kami sampai di gerbang, boarding pass tersebut tidak berfungsi. Mereka sekarang mengarahkan kami kembali ke gerbang check-in, ini seperti dilempar-lempar,” ujar Spencer dilansir dari BBC.

    Penumpang lain, Monazza Aslam, mengatakan dia telah duduk di landasan selama lebih dari satu jam tanpa tahu kapan dia dan keluarganya akan terbang. Bahkan, Aslam mengatakan dirinya telah ketinggalan penerbangan transitnya di Doha karena kekacauan di Bandara Heathrow.

    “Saya sudah berada di Heathrow bersama orang tua saya yang sudah lanjut usia sejak pukul 05.00. Kami sudah lapar dan lelah,” sebut Aslam.

    Tonton juga video “Bandara Polandia Tangguhkan Penerbangan gegara Rusia” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (hal/ara)

  • Hamas Rilis ‘Foto Perpisahan’ Tampilkan Wajah 47 Tawanan Israel

    Hamas Rilis ‘Foto Perpisahan’ Tampilkan Wajah 47 Tawanan Israel

    GELORA.CO –  Kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Sabtu (20/9) merilis sebuah foto yang memperlihatkan 47 tawanan Israel, yang disebutkan diambil pada awal serangan militer Israel baru-baru ini di Kota Gaza. Foto itu disertai keterangan dalam bahasa Arab dan Ibrani yang menerangkan bahwa mereka ditawan akibat “sikap keras kepala” Benjamin Netanyahu dan kepatuhan Kepala Staf Umum Eyal Zamir kepada pemimpin Israel itu.

    “Ini adalah foto perpisahan di awal operasi di Gaza,” sebut keterangan foto itu.

    Hamas menyiarkan foto tersebut di situs resmi mereka, seraya menegaskan bahwa nasib para tawanan bergantung pada keputusan politik pimpinan Israel. Kelompok perlawanan itu berulang kali mengusulkan kesepakatan dengan Israel untuk membebaskan seluruh tawanan dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina, penghentian perang di Gaza, dan penarikan penuh pasukan Israel.

    Namun, Netanyahu menolak usulan itu dan hanya membuka ruang untuk kesepakatan parsial yang dinilai memberi celah baginya untuk memperpanjang perang. Banyak pihak, termasuk di Israel, menuding Netanyahu sengaja memperlama konflik demi kepentingan politiknya sendiri dan mengabaikan keselamatan para sandera.

    Pada 9 September, Israel menyerang kawasan permukiman di Doha, Qatar, yang menewaskan lima pemimpin Hamas yang sedang berada di sana untuk membahas usulan AS demi berakhirnya perang di Gaza. Sejak Oktober 2023, hampir 65.000 warga Palestina dilaporkan telah tewas akibat agresi militer Israel.

    Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya terhadap wilayah kantong Palestina itu.

    Pejabat senior Hamas Bassem Naim mengatakan negosiasi dengan Israel tidak akan membuahkan kesepakatan selama Tel Aviv terus melancarkan agresi ke Jalur Gaza. Naim pun mengisyaratkan bahwa perlawanan terhadap Israel tidak akan berhenti jika perundingan tak mencapai titik temu.

    “Kami menegaskan posisi Qatar bahwa agresi yang berkelanjutan membuat negosiasi menjadi sia-sia,” kata Naim seperti diberitakan laman Middle East Monitor pada Jumat (19/9/2025).

    Qatar diketahui mengambil peran sebagai mediator dalam perundingan antara Hamas dan Israel. “Apa yang gagal dicapai oleh pendudukan Israel melalui negosiasi, tidak akan tercapai melalui ancaman dan operasi militer di lapangan,” tambah Naim.

    Dia kemudian menyoroti operasi darat militer Israel di Kota Gaza. Naim memperingatkan bahwa ambisi Israel merebut kendali dan menguasai Kota Gaza akan menghadapi perlawanan sengit.

    “Apa yang terjadi pada rakyat kami selama serangan di Kota Gaza juga akan berdampak pada para tahanan Israel,” ujar Naim.

  • Eks Dirut Investree Adrian Gunadi Sudah Red Notice, Tapi Pemulangan Terkendala Aturan di Qatar – Page 3

    Eks Dirut Investree Adrian Gunadi Sudah Red Notice, Tapi Pemulangan Terkendala Aturan di Qatar – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Hubinter Polri mengungkapkan mantan Direktur Utama PT Investree Radhika Jaya, Adrian Asharyanto Gunadi, yang menjadi buronan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), telah masuk dalam daftar Red Notice Interpol.

    “Sudah lama kami ajukan Red Notice tersebut dan sudah terbit,” kata Ses NCB Interpol Indonesia Divhubinter Polri, Brigjen Untung Widyatmoko, saat dikonfirmasi, Sabtu (20/9/2025).

    Namun, Untung menjelaskan, status Red Notice tidak bisa diakses publik secara langsung melalui situs Interpol. “Ada (di situs Interpol), yang bisa lihat hanya aparat penegak hukum. Memang tidak semua IRN itu dipublish dan dapat dilihat oleh masyarakat umum,” jelasnya.

    Adrian dikabarkan masih berada di Doha, Qatar. Upaya pemulangannya terkendala lantaran otoritas Qatar lebih memilih mekanisme ekstradisi melalui Central Authority.

    “Mereka tidak mau dilakukan melalui mekanisme Interpol Channel yaitu Handling Over ataupun deportasi. Itu kendalanya,” ujar Untung.

     

    Do Kwon, pendiri Terraform Labs atau yang dikenal Luna masuk dalam daftar pencarian oleh pihak Interpol. Dilaporkan, Interpol telah mengeluarkan surat perintah penangkapan atau red notice untuk Do Kwon.

  • Menlu Sugiono Tanggapi Polemik Visa Delegasi Palestina Jelang Sidang Umum PBB

    Menlu Sugiono Tanggapi Polemik Visa Delegasi Palestina Jelang Sidang Umum PBB

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Sugiono menanggapi kabar penolakan visa oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah delegasi Palestina yang hendak menghadiri Sidang Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat.

    Menurutnya, pemberian visa merupakan domain otoritas AS, tetapi Indonesia bersama sejumlah negara lain mendorong agar kebijakan tersebut ditinjau kembali. “Kemarin juga pada saat di Doha ada beberapa suara untuk berusaha agar visa itu bisa diberikan untuk beberapa delegasi yang katanya tidak diberikan,” kata Sugiono di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jumat (19/9/2025) malam.

    Kendati begitu, Sugiono tidak merinci apakah Indonesia sudah menyampaikan nota diplomatik resmi, namun  dia menegaskan bahwa isu Palestina akan tetap menjadi fokus utama Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di Sidang Umum PBB.

    Meski ada polemik visa, Presiden Prabowo tetap melanjutkan agenda kunjungannya ke New York. Dia dijadwalkan hadir dalam sejumlah agenda penting, termasuk akan membahas soal Two State Solution pada 22 September dan pidato di Sidang Umum PBB pada 23 September, di mana Prabowo akan berbicara di urutan ketiga setelah Brasil dan Amerika Serikat.

    Sugiono menekankan, kehadiran Indonesia mencerminkan komitmen kuat dalam mendukung perjuangan Palestina. “Ini adalah rangkaian dari sidang umum, jadi itu adalah side effect,” ujarnya.

    Sebelum tiba di New York, Prabowo lebih dulu singgah di Osaka, Jepang, untuk menghadiri Osaka Expo dan meresmikan Indonesia Pavilion. Setelah dari AS, rombongan kepresidenan akan bertolak ke Kanada guna menyaksikan penandatanganan Indonesia–Canada CEPA, lalu berlanjut ke Belanda untuk kunjungan resmi. Prabowo diperkirakan kembali ke tanah air pada 26–27 September 2025.

  • 9
                    
                        Visa Delegasi Palestina ke PBB Ditolak, Menlu Sugiono: Itu Domain Amerika
                        Nasional

    9 Visa Delegasi Palestina ke PBB Ditolak, Menlu Sugiono: Itu Domain Amerika Nasional

    Visa Delegasi Palestina ke PBB Ditolak, Menlu Sugiono: Itu Domain Amerika
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyebutkan, pemberian visa terhadap delegasi yang hadir dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan domain Amerika Serikat (AS).
    Hal ini dikatakannya menyusul adanya penolakan AS terhadap visa delegasi Palestina, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas, untuk menghadiri Sidang Umum PBB.
    “Saya kira itu, satu, merupakan domainnya Amerika,” kata Sugiono di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (19/9/2025) malam.
    Ia menyebutkan, masalah ini juga sempat dibahas saat pertemuan darurat negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
    Negara anggota OKI mendorong dan berusaha agar visa dapat diberikan.
    “Kemarin juga pada saat di Doha ada beberapa suara untuk berusaha agar visa itu bisa diberikan untuk beberapa delegasi yang kemarin katanya tidak diberikan,” tutur Sugiono.
    Sebelumnya diberitakan, Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menolak pemberian visa kepada Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, untuk menghadiri Sidang Umum PBB pada bulan depan.
    Keputusan ini dianggap langkah besar dan kontroversial, terutama karena banyak negara diperkirakan akan mengakui negara Palestina pada pertemuan dunia itu.
    Departemen Luar Negeri AS pada Jumat (29/8/2025) menyatakan akan menolak dan mencabut visa bagi para anggota Otoritas Palestina (PA) dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
    Salah seorang pejabat di Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi hal tersebut, dan mengatakan bahwa Abbas termasuk yang terkena kebijakan itu, bersama dengan sekitar 80 pejabat PA lainnya.
    Namun, misi Palestina di PBB disebut tetap akan mendapat izin khusus sesuai dengan Perjanjian Markas Besar PBB.
    Meski begitu, penolakan visa untuk Abbas dianggap bertentangan dengan perjanjian tersebut karena PBB mengakui Palestina sebagai negara pengamat (
    non-member observer state
    ).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Respons Menlu soal Visa Presiden Palestina Dicabut AS Jelang Sidang PBB

    Respons Menlu soal Visa Presiden Palestina Dicabut AS Jelang Sidang PBB

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono merespons pencabutan visa Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan para delegasi oleh pemerintahan Amerika Serikat (AS) menjelang perhelatan Sidang Umum PBB di New York. Sugiono mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan ranah pemerintahan AS.

    “Saya kira itu, satu, merupakan domainnya Amerika dalam rangka pemberian visa,” kata Sugiono di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (19/9/2025) malam.

    Sugiono membeberkan masalah tersebut pun sempat dibahas dalam pertemuan darurat negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Doha, Qatar, yang diikuti Sugiono. Menurutnya, negara anggota OKI mendorong dan berusaha agar visa dapat diberikan.

    “Kemarin juga pada saat di Doha ada beberapa suara untuk berusaha agar visa itu bisa diberikan untuk beberapa delegasi yang kemarin katanya tidak diberikan,” ujar Sugiono.

    Sebagaimana diketahui, AS mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk melakukan perjalanan ke New York, untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB, di mana beberapa negara sekutu AS akan mengakui negara Palestina.

    Pemerintahan Presiden Donald Trump, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (30/8), telah menolak dan mencabut visa untuk para pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Otoritas Palestina, yang berbasis di Tepi Barat, menjelang Sidang Umum PBB karena telah “merusak prospek perdamaian”.

    Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa Abbas dan sekitar 80 warga Palestina lainnya terdampak oleh keputusan yang diumumkan pada Jumat (29/8) waktu setempat.

    Meski begitu, Majelis Umum PBB memutuskan untuk mengizinkan Mahmud Abbas berpidato melalui sambungan video.

    “Negara Palestina dapat mengirimkan pernyataan Presidennya yang telah direkam sebelumnya, yang akan diputar di Ruang Sidang Umum,” kata keterangan PBB dilansir kantor berita AFP, Jumat (19/9).

    (fca/azh)

  • Status Red Notice, Polisi Alami Kendala Pulangkan Eks Dirut Investree Adrian

    Status Red Notice, Polisi Alami Kendala Pulangkan Eks Dirut Investree Adrian

    Bisnis.com, JAKARTA — Hubungan Internasional (Hubinter) Polri menjelaskan kendala dalam memulangkan eks Direktur Utama PT Investree Radhika Jaya, Adrian Asharyanto Gunadi, meskipun sudah berstatus red notice.

    Adrian merupakan buronan otoritas jasa keuangan (OJK). Dia dikabarkan masih wara-wiri di Doha Qatar dan menjabat sebagai CEO JTA Investree.

    Ses NCB Interpol Indonesia Divhubinter Polri, Brigjen Untung Widyatmoko mengatakan kendala pemulangan Adrian ke Indonesia karena diduga memiliki hubungan dengan otoritas setempat.

    “Adrian Gunadi itu terkendala karena [diduga] punya hubungan sama bagian pemerintahan,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (19/9/2025).

    Dia menambahkan, pemerintah Qatar lebih memilih menggunakan ekstradisi melalui Central Authority dibandingkan dengan handing over atau deportasi.

    “Mereka minta dilakukan ekstradisi, jadi tidak bisa dilakukan handing over atau deportasi. Jadi, harus melalui central authority. Dan central authority sudah berproses sudah lama,” imbuhnya.

    Dengan demikian, kata Untung, dirinya tidak bisa serta merta mendesak pemulangan Adrian Gunadi ke Indonesia meskipun sudah berstatus Interpol.

    Di samping itu, jenderal polisi bintang satu ini mengemukakan bahwa Adrian tidak berstatus tahanan, namun menjadi subjek pengawasan aparat.

    “Tidak ditahan namun sdh menjadi subjek pengawasan Aparat Penegak Hukum Qatar karena terbitnya IRN [International Red Notice] terhadap yang bersangkutan,” pungkasnya.

    Meskipun sudah terbit, tetapi nama Adrian Gunadi tidak muncul di situs Interpol pada Jumat (19/9/2025) per 18.52 WIB. Dalam situs tersebut, terlihat delapan orang Indonesia yang tercatat red notice.

    Kedelapan orang tersebut adalah Pratama Fredy (40), Pietruschka Evelina Fadil (63), Pietruschka Manfred Armin (66), Mendomba Randy (49), Kurniawan Edo (40), Daschbach Richard Jude (88), Nugroho Sofyan Iskandar (57), dan Djatmiko Febri Irwansyah (43).

    Dalam hal ini, Untung menyatakan bahwa status red notice Adrian Gunadi tidak bisa dilihat masyarakat umum dan hanya bisa dilihat aparat penegak hukum

    “Ada [di situs Interpol], yang bisa lihat hanya aparat penegak hukum. Memang tidak semua IRN itu dipublish dan dan dapat dilihat oleh masyarakat umum,” imbuhnya.

    Untung juga mengemukakan bahwa kendala terkait pemulangan Adrian terjadi lantaran otoritas Qatar lebih memilih menggunakan ekstradisi melalui Central Authority.

    “Mereka tidak mau dilakukan melalui mekanisme Interpol Channel yaitu Handling Over ataupun Deportasi. Itu kendalanya,” pungkasnya.

  • Perdana, Pimpinan Hamas Angkat Bicara Momen Serangan Israel di Doha

    Perdana, Pimpinan Hamas Angkat Bicara Momen Serangan Israel di Doha

    Jakarta

    Pejabat senior Hamas, Ghazi Hamad, bicara untuk pertama kalinya setelah serangan Israel beberapa hari lalu di Doha, Qatar. Dia menjelaskan rinci momen serangan Israel dan cara menyelamatkan diri dari serangan itu.

    “Kami sedang rapat, bersama delegasi negosiasi dan beberapa penasihat. Kurang dari satu jam setelah kami mulai meninjau proposal Amerika yang kami terima dari mediator Qatar, kami mendengar ledakan keras,” ujar Ghazi Hamad kepada Al Jazeera sebagaimana dilansir, Kamis (18/9/2025).

    Dia mengatakan setelah mendengar ledakan itu, mereka yang sedang rapat langsung meninggalkan lokasi. Setelah mendengar ledakan, dia mengaku tahu bahwa itu serangan Israel.

    “Kami segera meninggalkan lokasi kejadian, karena kami tahu sejak awal bahwa ledakan itu adalah tembakan Israel. Kami pernah tinggal di Gaza dan mengalami tembakan Israel sebelumnya,” tambah Hamad.

    Serangan itu menewaskan lima anggota Hamas dan seorang pejabat keamanan Qatar. Dia mengatakan lokasi mereka diserang belasan roket.

    “Penembakan itu begitu intens, situasinya mengerikan, dan roket-roket terus berjatuhan tanpa henti. Ada sekitar 12 roket dalam waktu kurang dari satu menit, tetapi atas ketetapan Tuhan … kami selamat dari agresi ini,” katanya.

    AS Dinilai Tak Layak Jadi Perantara

    Hamas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengubah Timur Tengah membutuhkan respons Arab.

    Dia juga mengatakan Hamas memiliki pengalaman “pahit” selama negosiasi gencatan senjata. Hamas menilai AS tidak memiliki kredibilitas sebagai perantara yang jujur.

    “Dia (Trump) tidak membuat kami takut,” kata Hamad, mengomentari ancaman Trump terkait perlakuan terhadap tawanan Israel yang ditahan di Gaza.

    Hamad menegaskan para sandera diperlakukan “sesuai nilai-nilai kami” dan hanya berada dalam bahaya akibat tindakan Israel.

    (zap/yld)

  • Tank Gelar Operasi Darat, Israel Buka Rute Tambahan Jalur Warga Gaza Mengungsi

    Tank Gelar Operasi Darat, Israel Buka Rute Tambahan Jalur Warga Gaza Mengungsi

    JAKARTA – Militer Israel membuka rute tambahan selama 48 jam yang dapat digunakan warga Palestina untuk meninggalkan Kota Gaza seiring dengan peningkatan upaya mereka untuk mengosongkan kota dari warga sipil dan menghadapi ribuan pejuang Hamas.

    Ratusan ribu orang berlindung di kota tersebut dan banyak yang enggan mengikuti perintah Israel untuk bergerak ke selatan karena bahaya di sepanjang jalan, kondisi yang buruk, kekurangan makanan di wilayah selatan, dan kekhawatiran akan pengungsian permanen.

    “Sekalipun kami ingin meninggalkan Kota Gaza, adakah jaminan kami bisa kembali? Akankah perang berakhir? Itulah mengapa saya lebih suka mati di sini, di Sabra, lingkungan saya,” ujar Ahmed, seorang guru sekolah, melalui telepon dilansir Reuters, Rabu, 17 September.

    Dilaporkan 30 orang tewas di Jalur Gaza pada Rabu dalam serangan terbaru Israel, termasuk 19 orang di Kota Gaza, kata otoritas kesehatan setempat.

    Sehari setelah Israel mengumumkan peluncuran serangan darat untuk merebut kendali pusat kota utama Gaza, tank-tank telah bergerak dalam jarak pendek menuju wilayah tengah dan barat kota dari tiga arah, tetapi tidak ada kemajuan besar yang dilaporkan.

    Seorang pejabat Israel mengatakan operasi militer difokuskan untuk mengungsikan warga sipil ke selatan dan pertempuran akan semakin intensif dalam satu atau dua bulan ke depan.

    Pejabat itu mengatakan Israel memperkirakan sekitar 100.000 warga sipil akan tetap berada di kota itu.

    Operasi tersebut dapat ditangguhkan jika gencatan senjata dicapai dengan kelompok militan Hamas.

    Prospek gencatan senjata tampak kecil setelah Israel menyerang para pemimpin politik Hamas di Doha pekan lalu, yang membuat Qatar, salah satu mediator dalam perundingan gencatan senjata, marah.

    Menentang kritik global atas serangan tersebut, termasuk kecaman dari sekutu setia Israel, Amerika Serikat, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan menyerang para pemimpin Hamas di mana pun.

    Saat berkunjung ke Doha pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan “waktu yang sangat singkat” di mana gencatan senjata dapat terjadi, yang tampaknya merujuk pada rencana Israel untuk menghancurkan Hamas dengan kekerasan di Gaza.