kab/kota: Doha

  • Media Israel: IDF Sebut Kemampuan Militer Hamas Pulih, Sukses Rekrut Ribuan Petempur Baru – Halaman all

    Media Israel: IDF Sebut Kemampuan Militer Hamas Pulih, Sukses Rekrut Ribuan Petempur Baru – Halaman all

    Media Israel: IDF Sebut Kemampuan Militer Hamas Pulih, Sukses Rekrut Ribuan Petempur Baru

    TRIBUNNEWS.COM – Situs web Israel, Walla, mengutip sumber militer Israel (IDF) melaporkan kalau Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas dalam beberapa bulan terakhir berhasil merekrut ribuan petempur baru di Jalur Gaza.

    Sumber-sumber Israel mengatakan kalau para petempur baru Hamas menerima pelatihan dari para pemimpin baru yang menyesuaikan mereka dengan pola pertempuran tentara Israel.

    “Mereka (rekrutan baru Hamas) bertempur dengan para pemimpin militer (Hamas) yang tidak berhasil dibunuh oleh Israel,” kata laporan itu, dikutip Khaberni, Rabu (18/12/2024).

    Adaptasi Cara Perlawanan

    Situs Israel tersebut, mengutip sumber militer IDF, juga menambahkan kalau dalam beberapa bulan terakhir, pejuang Hamas telah menjalani pelatihan dan membangun garis pertahanan melawan tentara Israel.

    Sumber tersebut melanjutkan, para pemimpin Hamas terus beroperasi dengan cara yang tidak konvensional melawan pasukan tentara pendudukan Israel di Gaza.

    “Sumber IDF menekankan bahwa Hamas telah menyesuaikan diri di beberapa wilayah di Jalur Gaza selatan dengan kondisi pertempuran melawan pasukan pendudukan Israel,” kata laporan tersebut.

    Juni lalu, koresponden militer Radio Angkatan Darat Israel Doron Kadosh menggunggah cuitan di platform X, di mana ia membahas seputar rehabilitasi kekuatan gerakan Hamas.

    Kadosh menyebut, Hamas bisa memulihan kekuatannya di tingkat militer, dan juga pada tingkat “memulihkan kendali atas lembaga eksekutif” pemerintah di Gaza. 

    Personel Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, dalam sebuah parade militer di Jalur Gaza.

    Kemampuan Militer Hamas Pulih

    Kadosh menjelaskan – dengan mengutip sumber keamanan senior Israel – bahwa IDF mengakui upaya yang dilakukan gerakan Hamas untuk merekrut dan melatih anggota baru di sayap militernya.

    Regenerasi petempur Hamas ini untuk menggantikan mereka yang terbunuh atau terluka dalam perang.

    Koresponden militer tersebut mengutip seorang anggota terkemuka dari lembaga keamanan Israel yang mengatakan, “Semua sistem militer Hamas sedang pulih dan berusaha merehabilitasi diri mereka sendiri di seluruh Jalur Gaza.”

    Adapun pengeboman Israel terus berlanjut di berbagai wilayah Jalur Gaza, bertepatan dengan berlanjutnya pengeboman dan peledakan rumah-rumah serta lingkungan pemukiman.

    Seiring itu, perlawanan dari faksi-faksi milisi pembebasan Palestina juga meningkat di berbagai wilayah dari Gaza Utara seperti di Jabalia hingga Rafah di Gaza Selatan

    Dengan dukungan mutlak Amerika, sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melakukan genosida di Gaza yang menyebabkan lebih dari 152.000 orang Palestina menjadi martir dan terluka, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan orang. anak-anak dan orang lanjut usia, dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

    Gencatan Senjata, Hamas Minta Israel Tak Minta Syarat Baru

    Hamas menyebut perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Qatar sebagai langkah yang serius dan positif.

    Hamas pun menambahkan bahwa pertukaran tawanan dengan tahanan dapat dicapai jika Israel berhenti mengajukan persyaratan baru.

    Pernyataan itu diumumkan dalam pernyataan yang dirilis pada hari Selasa (17/12/2024), sehari setelah delegasi Israel tiba di Doha, Qatar untuk bertemu dengan para mediator, mengutip PressTV.

    Qatar, bersama dengan Amerika Serikat dan Mesir, telah terlibat dalam negosiasi di balik layar selama berbulan-bulan untuk gencatan senjata Gaza dan pembebasan tawanan Israel.

    Namun, selain jeda pertempuran selama satu minggu akhir tahun lalu, negosiasi berturut-turut masih juga gagal menghentikan perang.

    Pada hari Senin (16/12/2024), menteri urusan militer Israel, Israel Katz, mengindikasikan bahwa negosiator Israel belum pernah sedekat ini dengan kesepakatan untuk pembebasan tawanan di Gaza sejak gencatan senjata November 2023.

    Seorang pejabat senior Hamas yang berkantor di Doha juga menyatakan pada hari Senin bahwa negosiasi untuk mencapai kesepakatan “lebih dekat dari sebelumnya”.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbicara tentang operasi Israel di Suriah, menyusul pembicaraan telepon dengan Presiden terpilih AS Donald Trump, 15 Desember 2024. (Screenshot/GPO)

    Tetapi pejabat tersebut memperingatkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih bisa mengganggu kesepakatan seperti yang telah dilakukannya sebelumnya.

    Diperkirakan lebih dari seratus tawanan Israel masih berada di Gaza.

    Hamas mengatakan bahwa mereka hanya akan membebaskan tawanan tersebut jika Israel sepenuhnya menghentikan agresinya terhadap Gaza dan setuju untuk membebaskan ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara rezim tersebut.

    Netanyahu Dikabarkan Tidak Menghadiri Perundingan Gencatan Senjata di Kairo

    Sebelumnya, Reuters mengabarkan bahwa PM Israel Benjamin Netanyahu berangkat menuju Kairo untuk perundingan gencatan senjata.

    Namun kantor Netanyahu membantah hal tersebut.

    Mengutip Sky News, juru bicaranya mengirim pesan kepada wartawan yang berisi:

    “Perdana menteri tidak berada di Kairo.”

    Netanyahu justru mengunjungi Gunung Hermon di sisi perbatasan Suriah, Selasa (17/12/2024).

    Selama di sana, Netanyahu mengatakan pasukan Israel akan menduduki zona penyangga di dalam wilayah Suriah tersebut untuk waktu yang tidak dapat diperkirakan.

    Sementara itu, jumlah korban tewas di Gaza dalam perang Israel-Hamas telah melampaui 45.000 orang minggu ini, menurut pejabat Palestina.

    Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa AS yakin kedua belah pihak semakin dekat dengan gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu.

    “Kami yakin – dan Israel telah mengatakan ini – bahwa kami semakin dekat, dan tidak diragukan lagi, kami yakin akan hal itu, tetapi kami juga berhati-hati dalam optimisme kami,” ujar Kirby.

     

    (oln/khbrn/*)

     

  • Pejabat Israel Tiba di Doha untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

    Pejabat Israel Tiba di Doha untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

    Doha

    Pejabat Israel tiba di Doha, Qatar, pada hari Senin (16/12) untuk melangsungkan pembicaraan tentang gencatan senjata Gaza, Palestina. Selain itu, pembahasan lain soal pertukaran sandera-tahanan antara Israel dan Hamas pun akan dibahas.

    “Tim teknis Israel berada di Doha untuk membahas gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan di Gaza,” kata salah satu sumber tersebut, dengan syarat anonim karena sensitivitas pembicaraan tersebut, seperti dilansir AFP, Selasa (17/12/2024).

    “Ini antara tim tingkat kerja Israel dan Qatar,” kata sumber tersebut, yang menunjukkan bahwa diskusi ditujukan untuk menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak.

    Pertemuan tersebut menyusul perjalanan David Barnea, yang mengepalai badan intelijen Israel Mossad, ke Doha pada hari Rabu, kata sumber tersebut, meskipun tidak ada indikasi Barnea hadir dalam pertemuan saat ini.

    Qatar, bersama dengan Amerika Serikat dan Mesir, telah terlibat dalam negosiasi di balik layar selama berbulan-bulan untuk gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera.

    Namun, selain jeda pertempuran selama satu minggu akhir tahun lalu, di mana sejumlah sandera yang ditawan Hamas dibebaskan sebagai ganti warga Palestina yang ditahan di penjara Israel, negosiasi berikutnya gagal menghentikan perang.

    (aik/aik)

  • Negosiasi dengan Hamas, Israel Klaim Pembebasan Sandera Kian Dekat

    Negosiasi dengan Hamas, Israel Klaim Pembebasan Sandera Kian Dekat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel menyatakan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza dalam perang antara Israel dan Hamas menunjukkan hasil yang baik.

    Menurut Menteri Pertahanan Israel Katz, mereka belum pernah sedekat ini mencapai kesepakatan soal pembebasan sandera.

    “Kami belum sedekat ini dengan kesepakatan mengenai sandera sejak negosiasi sebelumnya,” kata Katz dilansir AFP, Selasa (17/12).

    Seorang pejabat senior Hamas di Doha juga mengatakan ada kemajuan dalam proses negosiasi. Ia berharap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak melanggar kesepakatan.

    “Kesepakatan untuk pertukaran tahanan dan gencatan senjata antara perlawanan dan pendudukan telah lebih dekat dari sebelumnya, jika Netanyahu tidak dengan sengaja mengganggu kesepakatan seperti yang telah dilakukannya sebelumnya,” kata pejabat Hamas anonim itu.

    Ia mengatakan Hamas telah memberi tahu mediator Mesir dan Qatar tentang kesiapan mereka menghentikan perang. Ia pun menegaskan Hamas ingin perang berhenti secara total dan permanen.

    “Hamas menekankan pada saat yang sama bahwa mereka tidak akan menerima apa pun kecuali kesepakatan yang mengarah pada penghentian perang secara menyeluruh dan permanen, penarikan penuh dari seluruh Jalur Gaza, termasuk wilayah Philadelphia dan Netzarim, pemulangan para pengungsi, dan kesepakatan pertukaran tahanan yang serius,” ucapnya.

    Perang antara Hamas dan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023. Ribuan warga, mayoritas perempuan dan anak-anak, menjadi korban tewas.

    Pada November 2023, gencatan senjata selama satu minggu, bisa membebaskan 105 sandera yang ditahan di Jalur Gaza. Sebagian besar adalah warga Israel, tetapi ada juga pekerja pertanian Thailand.

    Gencatan senjata itu jadi satu-satunya sepanjang lebih dari satu tahun ini. Pembebasan itu terjadi sebagai bagian dari pertukaran kebebasan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Semua upaya mediasi yang dipimpin Mesir, Amerika Serikat, dan Qatar sejak saat itu untuk melakukan gencatan senjata baru terus gagal.

    Pada September, Qatar menghentikan upaya mereka memediasi dua negara dan menyatakan kedua pihak tak punya kemauan untuk mencapai kesepakatan.

    (tim/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Arab Saudi Disebut Pendukung Terkuat Rakyat Suriah, Beri Pesan Dukungan dan Tolak Agresi Israel – Halaman all

    Arab Saudi Disebut Pendukung Terkuat Rakyat Suriah, Beri Pesan Dukungan dan Tolak Agresi Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Arab Saudi adalah satu dari beberapa negara Arab yang menunjukkan “dukungan terkuat” bagi rakyat Suriah setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad.

    Hal ini sebagaimana disampaikan perwakilan tetap Suriah untuk PBB, Qusay Al-Dahhak.

    “Dukungan terkuat datang dari negara-negara Arab, terutama dari Arab Saudi,” ujarnya dalam wawancara dengan AlHadath pada Selasa (10/12/2024).

    “Kami menerima banyak pesan dukungan yang menegaskan kembali dukungan mereka terhadap rakyat Suriah dan penolakan terhadap segala bentuk agresi Israel terhadap tanah dan rakyatnya,” jelasnya.

    Dikutip dari Arab News, Bashar al-Assad melarikan diri dari Suriah setelah serangan kilat yang dipelopori kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) dan sekutunya, yang mengakhiri secara spektakuler lebih dari lima dekade kekuasaan klannya.

    Warga Suriah di seluruh negeri dan dunia bersorak dalam perayaan, setelah mengalami era yang menyesakkan, di mana siapa pun yang dicurigai melakukan perbedaan pendapat dapat dijebloskan ke penjara atau dibunuh.

    Dengan penggulingan Assad yang menjerumuskan Suriah ke dalam ketidakpastian, para pemimpin barunya telah berupaya meyakinkan anggota kelompok minoritas agama di negara itu bahwa mereka tidak akan menindas mereka.

    “Penggantian bendera Suriah di markas besar PBB memiliki protokol yang melibatkan pemerintah dan mengharuskan pemerintah Suriah untuk secara resmi menerapkan bendera baru tersebut agar dapat dikibarkan di gedung tersebut,” ungkap Al-Dahhak.

    “Melalui berbagai kedutaan, perwakilan Suriah bekerja keras untuk membela kepentingan Suriah dan mematuhi semua perintah pejabat yang datang dari Damaskus,” jelasnya.

    “Perdana Menteri Mohammad Al-Bashir memerintahkan kedutaan besar dan diplomat Suriah untuk melindungi kepentingan Suriah.”

    “Di PBB, kami menyebarkan pesan Suriah yang saat ini tengah mengalami perubahan historis sementara rezim baru sedang diberlakukan,” terang Qusay Al-Dahhak.

    Negara-negara Arab Sambut Baik Keputusan di Suriah

    Beberapa negara Arab menyambut baik keputusan di Suriah yang menyebabkan penggulingan rezim Bashar al-Assad dan menyerukan tindakan yang bertujuan untuk memastikan stabilitas, pembangunan, dan mencegah situasi terjerumus ke dalam kekacauan.

    Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan pihaknya “memantau perkembangan pesat di negara sahabat Suriah dan menyatakan kepuasannya dengan langkah-langkah positif yang diambil untuk memastikan keselamatan rakyat Suriah, mencegah pertumpahan darah, dan menjaga lembaga-lembaga negara serta sumber daya Suriah.”

    Dilansir Anadolu Agency, Arab Saudi mengimbau masyarakat internasional “untuk mendukung rakyat Suriah dan bekerja sama dengan mereka dalam segala hal yang melayani Suriah dan memenuhi aspirasi rakyatnya, sambil tidak mencampuri urusan dalam negerinya.”

    Di Qatar, Kementerian Luar Negeri mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Doha “memantau dengan saksama perkembangan di Suriah” dan menggarisbawahi “perlunya menjaga lembaga-lembaga nasional dan persatuan negara untuk mencegah negara terjerumus ke dalam kekacauan.”

    Qatar menegaskan kembali pendiriannya untuk mengakhiri krisis Suriah sesuai dengan legitimasi internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254, dengan cara yang “melayani kepentingan rakyat Suriah dan menjaga persatuan, kedaulatan, dan kemerdekaan negara mereka.”

    Kementerian Luar Negeri Bahrain juga mengeluarkan pernyataan, yang mencatat bahwa Manama mengikuti dengan saksama perkembangan pesat di Suriah, “menekankan komitmennya terhadap keamanan, stabilitas, kedaulatan, dan integritas teritorial Suriah.”

    Bahrain menyerukan kepada “semua pihak dan komponen penduduk Suriah untuk memprioritaskan kepentingan tertinggi bangsa dan kesejahteraan warga negaranya sambil memastikan pelestarian lembaga-lembaga publik dan perlindungan infrastruktur vital dan ekonomi.”

    Lalu, Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan bahwa Kairo “mengikuti dengan penuh minat perubahan yang terjadi di Suriah” dan menegaskan kembali dukungannya terhadap kedaulatan Suriah, integritas teritorial, dan persatuan rakyatnya.

    Mesir menyerukan “semua pihak di Suriah, apa pun orientasinya, untuk menjaga sumber daya negara dan lembaga nasional, memprioritaskan kepentingan nasional, menyatukan tujuan dan prioritas, serta memulai proses politik komprehensif untuk membangun fase baru konsensus dan perdamaian internal, memulihkan posisi regional dan internasional Suriah.”

    Di Yordania, Raja Abdullah II mengatakan negaranya “mendukung rakyat Suriah dan menghormati keinginan dan pilihan mereka,” menurut pernyataan dari Pengadilan Kerajaan.

    Raja Abdullah menekankan dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional “perlunya menjaga keamanan Suriah dan keselamatan serta pencapaian warga negaranya dan bekerja segera untuk memastikan stabilitas dan menghindari konflik yang dapat menyebabkan kekacauan.”

    Ia menambahkan bahwa “Yordania selalu mendukung saudara-saudarinya di Suriah sejak awal krisis, menyambut para pengungsi Suriah selama dekade terakhir dan menyediakan mereka pendidikan, perawatan kesehatan dan layanan lainnya, layanan yang sama yang diberikan kepada warga Yordania.”

    Gambar ini menunjukkan pasukan militer Israel mengemudi di zona penyangga Suriah, dekat desa Druze Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, pada 11 Desember 2024. (AFP/JALAA MAREY)

    Sementara itu, Dewan Pimpinan Presiden di Yaman mengucapkan selamat kepada rakyat Suriah atas jatuhnya Bashar al-Assad.

    Yaman menegaskan kembali posisinya, mendukung integritas wilayah Suriah, menghormati kemerdekaannya dan keinginan rakyat Suriah untuk kebebasan, perubahan, perdamaian, keamanan dan stabilitas.

    Di Irak, juru bicara pemerintah Basim al-Awadi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Irak “mengikuti perkembangan di Suriah dan terus melakukan kontak internasional dengan negara-negara persaudaraan dan sahabat untuk mendorong upaya menuju stabilitas, keamanan, ketertiban umum, dan perlindungan kehidupan dan harta benda rakyat Suriah.”

    Irak menekankan pentingnya tidak mencampuri urusan dalam negeri Suriah atau mendukung satu pihak di atas pihak lain, karena campur tangan seperti itu hanya akan menyebabkan lebih banyak konflik dan perpecahan.

    Aljazair dalam sebuah pernyataan menyatakan dukungannya terhadap rakyat Suriah, menekankan hubungan yang kuat antara rakyat Aljazair dan Suriah berdasarkan sejarah dan solidaritas bersama.

    Kemudian, Presiden Palestina mengatakan “Palestina dan rakyatnya berdiri bersama rakyat Suriah, menghormati keinginan dan pilihan politik mereka, menjamin keamanan, stabilitas, dan pelestarian pencapaian mereka,” menurut kantor berita resmi Palestina WAFA.

    Hal ini menekankan pentingnya “semua partai politik mengutamakan kepentingan rakyat Suriah, memastikan pemulihan peran penting Suriah di kawasan dan dunia, yang melayani kepentingan rakyat Palestina dan tujuan mulia mereka untuk kebebasan dan kemerdekaan.”

    Diberitakan Al Jazeera, Angkatan udara Israel terus menggempur Suriah, menyerang pelabuhan dan gudang rudal di Latakia dan Tartous, sementara pasukan darat mereka bergerak lebih dalam ke Dataran Tinggi Golan Suriah, yang secara efektif memperluas pendudukan mereka.

    Kelompok hak asasi manusia membunyikan peringatan atas memburuknya kondisi di timur laut, tempat pertempuran antara pasukan yang didukung Turki dan pasukan Kurdi telah menyebabkan lebih dari 100.000 orang mengungsi.

    Pejuang Suriah membakar makam Hafez al-Assad, ayah Presiden terguling Bashar, di kota Qardaha di Latakia utara.

    Ahmed al-Sharaa, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham, berjanji untuk menutup penjara terkenal rezim al-Assad dan mengamankan lokasi potensial senjata kimia dengan bantuan mitra internasional.

    Perdana Menteri sementara Suriah Mohammed al-Bashir mengatakan salah satu tujuan pertamanya adalah “memulangkan jutaan pengungsi Suriah yang berada di luar negeri” dan berjanji untuk memulihkan dan menjalankan lembaga-lembaga negara.

    Pemerintahan Penyelamatan Suriah yang dipimpin HTS telah menyampaikan rasa terima kasih kepada Mesir, Irak, Arab Saudi, UEA, Yordania, Bahrain, Oman dan Italia karena melanjutkan pekerjaan misi diplomatik mereka di Damaskus.

    Arus pengungsi Suriah yang pulang dari Turki terus berlanjut, dengan seorang koresponden Al Jazeera memperkirakan hingga 700 orang setiap hari menyeberang dari Cilvegozu ke Bab al-Hawa menuju Idlib.

    Puluhan ribu orang diperkirakan akan menghadiri pemakaman aktivis terkemuka Mazen al-Hamada, yang dijadwalkan akan diadakan hari ini di Damaskus.

    Pemerintahan baru Suriah telah mengundang warganya untuk mendaftar bergabung dengan akademi kepolisian yang berlokasi di Idlib atau Aleppo.

    Mohammad Bagher Ghaliba, juru bicara parlemen Iran, telah mengakui bahwa jatuhnya al-Assad di Suriah telah “mengganggu momentum” “poros perlawanan” yang didukung Iran.

    Komite Penyelamatan Internasional memperingatkan bahwa “situasi di dalam Suriah masih sangat buruk” setelah beberapa negara Eropa menangguhkan permohonan suaka ribuan warga Suriah.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Suriah

  • 37 WNI di Suriah Kembali ke Tanah Air, Berasal dari Lampung hingga NTB

    37 WNI di Suriah Kembali ke Tanah Air, Berasal dari Lampung hingga NTB

    ERA.id – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melaporkan sebanyak 37 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Suriah telah kembali ke Tanah Air dengan lancar dan selamat.

    “Mereka yang dipulangkan ini melalui jalur darat dari Damaskus menuju ke Beirut, setelah itu diterbangkan dengan pesawat komersial menuju ke Jakarta,” kata Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha, dikutip Antara, Kamis (12/12/2024).

    Judha menerangkan dalam proses evakuasi terhadap 37 WNI ini dilakukan dengan tiga tahapan. Tahapan pertama, kata dia, sebanyak 22 orang dipulangkan melalui perjalanan udara dari Damaskus dengan menggunakan maskapai Qatar Airways QR6381 Doha-Jakarta dengan ketibaan pada pukul 14.45 WIB.

    Kemudian tahapan kedua, disusul oleh 12 orang melalui penerbangan Qatar Airways QR956 rute Doha-Jakarta pada pukul 15.10 WIB melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten.

    “Dua penerbangan pertama sore hari ini sudah tiba sebanyak 32 WNI dan dua pendamping dengan melalui Bandara Internasional Soetta,” ujarnya.

    Selanjutnya, kata dia, proses evakuasi itu dilakukan terhadap tiga orang WNI yang akan tiba di Indonesia pada Kamis malam ini sekitar pukul 21.25 WIB.

    Berdasarkan data Kemlu RI, lanjut dia, tercatat sebanyak 37 WNI tersebut mayoritas adalah pekerja migran di sektor domestik atau pekerja asisten rumah tangga dengan non-prosedural (ilegal).

    “Ini adalah proses gelombang pertama yang diupayakan oleh Pemerintah Indonesia kepada WNI yang ada di Suriah,” ucapnya.

    Mereka yang berhasil dipulangkan, lanjut dia, adalah perempuan yang berasal dari berbagai daerah seperti Provinsi Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

    “Ini untuk daerah asal yaitu Lampung, kemudian Banten, Jawa Barat, dan NTB,” kata dia.

  • Kisah Izzati dan Osha, Penyandang Autisme yang Memasuki Dunia Kerja

    Kisah Izzati dan Osha, Penyandang Autisme yang Memasuki Dunia Kerja

    Jakarta

    Selasa, 10 Desember lalu menjadi salah satu momen istimewa dalam perjalanan hidup Izzati Fithri Hassan. Hari itu dia untuk pertama kalinya menjalani magang kerja di Hilton Hotel The Pearl, Doha – Qatar. Izzati terpilih bersama rekannya sesama murid HOPE Center Qatar, Kelhs Thariq.

    “Proses magang ini akan berlangsung selama dua bulan dan hanya dua kali seminggu masing-masing selama tiga jam saja,” tutur Lita Kadartin, ibunda Izzati, kepada detik.com melalui aplikasi Whatsapp, Rabu (11/12/2004) malam.

    Izzati merupakan putri kembar Lita dan Ridwan Hassan, duta besar RI untuk Qatar. Bersama kakaknya, Izzata yang lahir di Tokyo, 28 Desember 2000, dia terdiagnosis berkebutuhan khusus (Mild Autism) pada usia sekitar 3 tahun.

    Menurut Lita, Hilton di Qatar punya kesadaran dan kepedulian yang sangat bagus terkait pemberdayaan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Pihak manajemen Hilton datang ke sekolah untuk melakukan wawancara dan seleksi sebagai bagian dari proses rekrutmen. Setelah semua anak yang menjadi kandidat mengumpulkan CV dan kelengkapan lainnya, akhirnya terpilih dua orang, yakni Izzati dan Thariq.

    “Saya terharu melihat Izzati mengenakan seragam dan belajar bekerja di tempat yang baik,” katanya.

    Pada hari pertama diakui Lita putrinya itu sempat gugup, tapi di hari kedua sudah mulai terlihat enjoy. Lita bersama ibundanya Thariq diberi kesempatan untuk ikut tur supaya mengenal dengan tempat dan bidang-bidang pekerjaan yang akan dilakukan anak-anak mereka.

    Peserta magang diberi pengetahuan tentang semua hal terkait pelayanan di dunia perhotelan. Hal itu juga sekaligus untuk melihat tempat yang paling cocok untuk masing-masing anak peserta magang sesuai minatnya.

    “Mereka antara lain diajari mulai dari greetings di front desk, house keeping, food and beverages and office. Mereka semua sangat welcome terhadap Izzati dan Thariq,” tutur Lita.

    Salah satu bukti lain betapa manajemen Hilton punya kepedulian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, lanjut Lita, di sana sudah ada kakak kelas Izzati yang bekerja sejak dua tahun lalu. Si kakak kelas itu malah sudah sangat mandiri karena bisa tinggal di asrama karyawan Hilton.

    “Info dari para staf di sana mereka sangat memperhatikan dan selalu membantu. Masyaallah saya salut sekali dan memang merasakan sendiri perhatian yang penuh dari para staf. Selama magang juga ada satu guru dari sekolahnya yang ikut mendampingi,” papar Lita.

    Di Jakarta, sejak awal Oktober lalu Natrio Catra Yososha (Osha), 34 tahun, malah resmi menjadi pegawai perusahaan kosmetik, PT Victoria Care Indonesia. Ia diterima bekerja di bagian Digital Marketing atas rekomendasi House of Hope. PT Victoria Care antara lain memproduksi Herborist, Miranda, dan Nuface.

    Potret Osha penyandang autisme bekerja di kantor. Foto: SS TikTok Osha

    “Berasa kayak film Extraordinary Attorney Woo,” tulis Osha di akun Tiktoknya.

    Extraordinary merupakan drama Korea yang rilis pada 2022. Drama ini mengisahkan Woo Young-woo yang diperankan Park Eun-bin sebagai pengidap Autism Spectrum Disorder (ASD) yang sukses menjadi pengacara.

    Osha yang tinggal di Bekasi harus naik kereta menuju kantornya di kawasan Puri Kembangan, Jakarta Barat. Menempuh perjalanan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Osha. Ia harus on time sampai di stasiun untuk mendapatkan kereta dan gerbong yang sama.

    “Bila berbeda kan suasananya juga pasti beda dengan sebelumnya ya, nah itu saya biasanya akan merasa gelisah dan harus berusaha keras mengendalikan diri agar tetap tenang,” tutur Sarjana Arkeologi dari UGM, 2013 itu.

    Di lingkungan tempatnya bekerja, Osha pun mengaku happy. Selain karena penerimaan yang baik dari rekan-rekan kerjanya, lokasi toilet, musala, dan pantry pun relatif berdekatan. Kondisi tersebut memudahkan dia untuk bergerak dengan leluasa.

    Hal yang masih membuatnya kagok adalah ketika sudah selesai mengerjakan tugas tapi jam kerja masih lama dia tak bergegas pulang lazimnya dilakukan pegawai lain. Mungkin hal sebaliknya juga akan membuatnya gelisah bila jam kantor sudah usai tapi pekerjaan belum tuntas.

    (jat/up)

  • Pukulan Bagi Prestise Vladimir Putin, Arti Kejatuhan Rezim Assad di Suriah Bagi Rusia – Halaman all

    Pukulan Bagi Prestise Vladimir Putin, Arti Kejatuhan Rezim Assad di Suriah Bagi Rusia – Halaman all

    Pukulan Bagi Prestise Vladimir Putin, Arti Kejatuhan Rezim Assad bagi Rusia

     

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah mengawasi 13 tahun kehancuran yang menjadi ciri perang saudara Suriah, mantan presiden negara tersebut, Bashar al-Assad, telah meninggalkan Damaskus ke Moskow, Rusia.

    Moskow menjadi tempat pilihan pelarian Assad karena kemungkinan dia dan keluarganya bisa melajutkan kehidupan mewah, seperti sebelum penggulingan di negeri Beruang Merah tersebut.

    “Setelah berunding dengan sejumlah pihak yang bertikai di Republik Arab Suriah, Bashar al-Assad memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Presiden Suriah dan meninggalkan negara itu, serta memerintahkan pemerintah untuk menyerahkan kekuasaan secara damai,” ungkap Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Minggu.

    Komunikasi tersebut berlanjut, dengan mengklarifikasi bahwa, meskipun Rusia tidak mengambil bagian dalam negosiasi tersebut, Rusia tetap “berhubungan dengan semua faksi oposisi Suriah”.

    “Penggunaan kata “oposisi” secara resmi oleh Rusia untuk menggambarkan kelompok-kelompok yang kini menguasai Damaskus menandai adanya perubahan. Minggu lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dengan tegas menyebut kelompok-kelompok tersebut sebagai “teroris” dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera,” tulis jurnalis Al Jazeera, Simon Speakman Cordall, Rabu (11/12/2024) .

    Rusia terbukti menjadi sekutu penting rezim al-Assad setelah memasuki konflik pada tahun 2015.

    Dari memberikan perlindungan diplomatik di Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga mengerahkan kekuatan udaranya yang luas untuk membela rezim tersebut, para analis secara luas memuji Rusia yang telah mempertahankan kekuasaan al-Assad.

    Melalui dukungan itu, Presiden Vladimir Putin mampu memperluas pangkalan angkatan laut Rusia di Tartous, yang pertama kali didirikan selama pakta Suriah dengan Uni Soviet pada tahun 1971, serta pangkalan udara di dekatnya di Hmeimim yang telah dioperasikannya sejak tahun 2015.

    Kedua pangkalan tersebut, yang terletak di provinsi Latakia di pantai Mediterania Suriah, telah terbukti vital bagi ambisi internasional Rusia.

    Kedua pangkalan militer tersebut berfungsi sebagai landasan peluncuran untuk operasi dalam mendukung rezim Suriah serta tempat persiapan bagi Moskow untuk memproyeksikan pengaruhnya di seluruh wilayah Mediterania dan Afrika.

    “Kedua pangkalan itu penting bagi Rusia,” kata Mark Galeotti, kepala Mayak Intelligence, sebuah perusahaan riset dan konsultasi yang berpusat di Inggris yang berfokus pada Rusia, dan penulis beberapa buku tentang Putin dan Rusia.

    Meskipun Moskow berkomitmen terhadap operasi militernya di Ukraina, kekhawatirannya di Libya, Sudan, dan di seluruh Afrika Tengah sebagian besar bergantung pada pangkalannya di Latakia.

    “Turki tidak mengizinkan kapal perang untuk transit melalui Bosphorus,” lanjut Galeotti.

     “Itu berarti bahwa, tanpa pangkalan Rusia di Tartous, satu-satunya cara untuk memproyeksikan kekuatan angkatan laut ke Mediterania adalah melalui Baltik, yang tentu saja bukan cara yang ideal,” katanya.

    “Begitu pula, tanpa pangkalan udara di Hmeimim, penyediaan dukungan udara untuk operasi di Afrika juga akan bergantung pada niat baik Turki, yang mana kemungkinan besar tidak akan diterima dengan baik oleh Kremlin,” ungkapnya.

    Setidaknya untuk saat ini, integritas kedua pangkalan dan personelnya tampaknya telah terjamin, kata seorang sumber di Kremlin kepada kantor berita Rusia Interfax.

    Sumber Kremlin tidak memberikan indikasi berapa lama jaminan keamanan itu akan berlangsung.

    Beberapa blogger perang Rusia, banyak di antaranya dianggap dekat dengan militer, memperingatkan bahwa situasi di sekitar pangkalan tetap tegang.

    Dalam foto tanggal 20 November 2017 ini, Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, memeluk Presiden Suriah Bashar Assad di kediaman Bocharov Ruchei di resor Laut Hitam Sochi, Rusia.

    Suaka Assad Jadi Pesan Buat Para Sekutu Putin

    Pelarian Al-Assad ke Moskow membuat pemimpin Suriah itu bergabung dengan tokoh penting lainnya yang telah melarikan diri ke ibu kota Rusia.

    Almarhum pemimpin Yugoslavia Slobodan Milosovic pernah hidup di bawah naungan Rusia.

    Berbagai pejabat Georgia yang dicari atas tuduhan kriminal di Tbilisi atas tindakan yang dilakukan sebelum Revolusi Mawar tahun 2003 juga melarikan diri ke Rusia, begitu pula dengan whistleblower Amerika Serikat, Edward Snowden.

    Namun, Alexey Muravyev dari Universitas Curtin Australia memperingatkan bahwa meskipun al-Assad mungkin telah kehilangan nilai praktis bagi Kremlin, simbolisme masih memiliki nilai.

    “Saya pikir ini lebih tentang simbolisme, tentang bagaimana Putin secara efektif bereaksi terhadap mereka yang secara pribadi loyal kepadanya,” katanya kepada Al Jazeera.

    “Dan jelas, Assad menunjukkan loyalitas pribadi kepada Putin selama bertahun-tahun, termasuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

    “Jadi ini adalah sinyal bagi klien dan teman Rusia lainnya di kawasan ini, di kawasan Teluk, di Timur Tengah yang lebih luas, serta di Afrika, di Asia,” katanya, “bahwa selama Anda tetap setia, kami tidak akan meninggalkan Anda. Kami tidak akan melakukan apa yang dilakukan orang Amerika di beberapa tempat. Kami akan menjaga Anda setelah kejadian.”

    Penggulingan Al-Assad tidak bertabur pertumpahan darah seperti yang terjadi di Suriah sejak upaya revolusi tahun 2011 yang memicu perang saudara.

    “Kami tahu bahwa Rusia tengah berunding dengan Iran dan Turki di Doha minggu lalu,” kata Galeotti, tentang pertemuan di sela-sela Forum Doha di Qatar antara dua sekutu utama rezim tersebut dan para penentangnya di Ankara.

    “Mungkin jalan keluar yang disetujui untuk Assad akan menghindari perlawanan terakhir yang brutal di Damaskus yang akan terjadi jika Assad tidak bisa melarikan diri,” katanya.

    “Bagi HTS juga, meski Iran akan selalu menjadi lawan, mungkin masuk akal untuk membuka dialog baru dengan Moskow,” katanya, merujuk pada Hayat Tahrir al-Sham, kekuatan oposisi yang kuat di Suriah yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh PBB, Rusia, Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

    Foto Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Suriah Bashar al-Assad (Tangkap layar X)

    Minus Satu Diktator dan Sekutu Putin

    Para kritikus Putin dan al-Assad dengan cepat merayakan jatuhnya pemimpin Suriah itu dan apa yang mereka lihat sebagai kemungkinan berakhirnya ambisi Rusia di Timur Tengah.

    “Minus satu diktator dan sekutu Putin,” tulis politisi oposisi terkemuka Rusia Ilya Yashin di X.

    Mantan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan: “Putin telah menjelek-jelekkan Assad untuk memperpanjang perangnya di Ukraina. Sumber dayanya terbatas, dan dia tidak sekuat yang dia pura-purakan.”

    Namun menurut beberapa pengamat, selama Rusia mampu mempertahankan pangkalannya di Latakia, tujuan kebijakan keseluruhannya, dan kedudukan regionalnya, ambisinya kemungkinan tidak akan terpengaruh.

    “Timur Tengah cukup penting bagi Rusia,” kata Paul Salem dari Institut Timur Tengah.

    Ia mengutip beberapa hubungan regional utama Rusia, seperti perdagangan energi dengan negara-negara Teluk, penjualan peralatan nuklir sipil, dan menurunnya penjualan senjata Moskow karena perang yang mahal di Ukraina, dan mengatakan semua itu tidak mungkin terpengaruh oleh hilangnya sekutu yang memecah belah.

    “Jadi kerugian [Suriah] tidak banyak berubah,” katanya.

    Bahkan pengerahan pasukan Rusia tahun 2015 untuk mendukung al-Assad dimaksudkan bukan sebagai bagian dari ambisi Timur Tengah yang lebih luas, melainkan sebagai penyeimbang ambisi regional AS dan upaya berulang kali untuk mengubah rezim, seperti di Irak dan Libya, kata Salem.

    Ia meramalkan bahwa hubungan regional utama Rusia, yakni dengan Iran, akan tetap utuh.

    “Kehilangan Assad jelas merupakan pukulan bagi prestise Putin secara umum,” kata Salem, tetapi “hal itu tidak banyak mengubah situasinya di Timur Tengah secara umum”.

     

    (oln/Al Jazeera/*)

  • Operasi Militer Suriah Tekankan Peran Penting Lindungi Para Profesional Media dan Pastikan Kebebasan – Halaman all

    Operasi Militer Suriah Tekankan Peran Penting Lindungi Para Profesional Media dan Pastikan Kebebasan – Halaman all

    Operasi Militer Suriah Tekankan Peran Penting Lindungi Para Profesional Media dan Pastikan Kebebasan

    TRIBUNNEWS.COM- Administrasi Operasi Militer Suriah menekankan peran penting dalam melindungi para profesional media dan memastikan kebebasan mereka untuk bekerja dalam pelayanan kepada negara dan masyarakat.

    Administrasi Operasi Militer di Suriah mengumumkan pada hari Senin bahwa pasukannya hampir menyelesaikan kendali atas ibu kota, Damaskus, dan menjaga properti publik.

    Administrasi Operasional mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa “pemerintah baru akan memulai pekerjaannya segera setelah pembentukannya.”

    Sementara itu, sumber media melaporkan pemilihan Mohammad al-Bashir, kepala Pemerintahan Keselamatan yang berafiliasi dengan oposisi, untuk memimpin pemerintahan Suriah baru guna mengawasi fase transisi.  

    Pemerintah menghimbau masyarakat untuk “mengabaikan laporan palsu yang mengklaim keberadaan penjara bawah tanah atau tersembunyi,” dan menekankan bahwa “semua penjara di Suriah telah dibuka sepenuhnya.”

    Ia juga mengumumkan penangkapan sejumlah orang yang menghasut sektarianisme di antara massa dan mengancam warga negara dan kaum minoritas, dan bersumpah untuk menindak tegas setiap upaya untuk menebar perpecahan atau mengeluarkan ancaman, karena tanah air adalah milik semua orang, dan kami akan menjaga persatuannya dan keamanan warga negaranya.”

    Selain itu, Administrasi Operasional mengatakan pihaknya melarang keras segala bentuk pelecehan terhadap jurnalis yang bekerja untuk TV Suriah, Radio Suriah, dan halaman media sosial, serta segala bentuk ancaman terhadap mereka dalam situasi apa pun, dan berjanji akan memberikan hukuman setahun penjara bagi siapa pun yang melanggar keputusan tersebut.

    Pemerintah menekankan peran penting dalam melindungi para pekerja media dan memastikan kebebasan mereka untuk bekerja demi kepentingan bangsa dan masyarakat, dengan menyatakan, “Transparansi adalah pendekatan kami, dan kami berkomitmen untuk mengubah masa lalu demi membangun masa depan yang lebih baik.”

    Secara terpisah, Kementerian Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Suriah meminta semua pekerja di lokasi produksi untuk kembali ke tempat kerja mereka mulai Selasa.  

    Oposisi Suriah mengusulkan rencana transisi 18 bulan

    Pada hari Minggu, Hadi al-Bahra, kepala oposisi utama Suriah di luar negeri, mengatakan kepada Reuters di sela-sela Forum Doha bahwa Suriah harus menjalani masa transisi selama 18 bulan untuk menciptakan “lingkungan yang aman, netral, dan tenang” untuk pemilihan umum yang bebas.  

    Dalam perkembangan monumental di Timur Tengah , kelompok bersenjata, yang sekarang bertindak sebagai pasukan pemerintah transisi Suriah, merebut kendali Damaskus pada hari Minggu, memaksa Presiden Bashar al-Assad melarikan diri setelah lebih dari 13 tahun perang dilancarkan di negara tersebut.   

    Al-Bahra, presiden Koalisi Nasional Suriah, mengusulkan agar Suriah merancang konstitusi baru dalam waktu enam bulan, dengan referendum sebagai dasar untuk pemilihan pertama di bawah kerangka kerja baru.

    “Konstitusi akan mengatakan, apakah kita akan memiliki sistem parlementer, sistem presidensial, atau sistem campuran? Dan berdasarkan ini, kita menyelenggarakan pemilu dan rakyat memilih pemimpin mereka,” jelas al-Bahra.

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Terbitkan Mata Uang Khusus, BRICS Bantah Mau Lemahkan Dolar AS

    Terbitkan Mata Uang Khusus, BRICS Bantah Mau Lemahkan Dolar AS

    Jakarta

    Negara-negara BRICS membantah isu terkait adanya kepentingan untuk melemahkan dolar AS dengan menerbitkan mata uang baru khusus bagi anggota BRICS.

    Mengutip Reuters, Minggu (8/12/2024), Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar pada sebuah acara di ibu kota Qatar, Doha, pada hari Sabtu lalu.

    Ia mengatakan bahwa negara-negara yang tergabung dalam BRICS tidak memiliki ketertarikan dalam isu tersebut.

    “BRICS sama sekali tidak memiliki kepentingan untuk melemahkan dolar AS,” katanya.

    Adapun pernyataan tersebut diungkapkan setelah seminggu terpilihnya Presiden AS, Donald Trump yang menuntut agar negara-negara anggota BRICS, yang mencakup ekonomi berkembang besar seperti India, Rusia, dan China untuk tidak menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain yang akan menggantikan dolar.

    Jika permintaan tersebut tidak didengar, Trump mengancam akan menerapkan tarif impor hingga 100% pada masa pemerintahannya.

    “Kami memerlukan komitmen dari negara-negara BRICS bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang baru, atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar AS, atau mereka akan menghadapi tarif 100% dan harus mengucapkan selamat tinggal pada penjualan ke pasar AS,” tulis Trump di Truth Social, dikutip dari CNN, Senin (8/12/2024).

    (rrd/rrd)

  • Hamas Bertemu Utusan Rusia Bahas Gencatan Senjata Permanen di Gaza

    Hamas Bertemu Utusan Rusia Bahas Gencatan Senjata Permanen di Gaza

    ERA.id – Delegasi Hamas bertemu dengan utusan tinggi Rusia pada Jumat (6/12/2024) untuk membahas kemungkinan tercapainya gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.

    Kelompok perjuangan Palestina itu mengatakan pihaknya bertemu dengan utusan khusus Rusia untuk Timur Tengah dan Afrika Selatan, Mikhail Bogdanov, di ibu kota Qatar, Doha, untuk membahas cara mencapai gencatan senjata dan mekanisme mengatasi perkembangan regional.

    Dikutip dari Anadolu, dalam pertemuan tersebut, Bogdanov menegaskan kembali sikap teguh Rusia dalam mendukung hak-hak Palestina serta menekankan perlunya gencatan senjata segera dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    Kedua pihak juga mempelajari pembentukan “komite pendukung masyarakat Palestina”, yang diharapkan akan mengelola Gaza setelah serangan Israel.

    Hamas pada Kamis (5/12/2024) mengatakan telah menerima usulan Mesir soal pembentukan komite Palestina bersama untuk mengelola Gaza setelah perang.

    Kelompok itu menyampaikan persetujuannya atas usulan Mesir untuk membentuk komite itu, yang akan berfungsi melalui mekanisme nasional yang inklusif.

    Israel terus melancarkan perang genosida di Gaza, menyusul serangan Hamas pada Oktober 2023, hingga menewaskan lebih dari 44.600 korban.

    Genosida oleh Israel di Gaza, yang telah memasuki tahun kedua, menuai kecaman internasional yang semakin meningkat.

    Selain itu, Israel juga memblokir pengiriman bantuan sebagai upaya yang disengaja untuk memusnahkan penduduk. Tindakan Israel itu dikecam para pejabat dan lembaga internasional.

    Pada November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu serta mantan menteri pertahanan Israel, Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Di Mahkamah Internasional (ICJ), Israel juga menghadapi kasus genosida atas perang mematikan yang dilancarkannya di Gaza.